Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/31 |
|
e-BinaSiswa edisi 31 (6-1-2014)
|
|
e-BinaSiswa -- Remaja dan Ketuhanan Kristus (I) Edisi 31/Januari 2014 DAFTAR ISI: ARTIKEL: SIAPAKAH YESUS KRISTUS? TOKOH: BLAISE PASCAL Shalom, Tidak terasa kita sudah memasuki awal tahun 2014 dan mulai menapaki tahun baru ini. Tentu banyak kenangan, kisah, dan peristiwa yang sudah terlewati di tahun 2013. Tahun ini, saatnya kita memulai sesuatu yang baru dengan harapan yang baru. Lebih dari itu, kita pun dipanggil untuk semakin bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus. Oleh karena itu, e-BinaSiswa mengajak Pelanggan untuk memulai tahun ini dengan tema mengenal siapakah Yesus Kristus serta mengenal salah satu tokoh dunia yang menyerahkan hidupnya bagi Kristus. Kami, segenap staf redaksi e-BinaSiswa, mengucapkan Selamat Tahun Baru 2014. Limpahan kasih, sukacita, dan hikmat dari Tuhan bagi kita semuanya. Selamat membaca dan Tuhan Yesus memberkati. Redaksi e-BinaSiswa, Amidya < http://remaja.sabda.org > ARTIKEL: SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Diringkas oleh: Adiana Siapakah Yesus Kristus? Berbeda dengan pertanyaan, "Apakah ada Allah?" Jarang orang mempertanyakan apakah Yesus Kristus ada atau tidak. Pada umumnya, Yesus dikenal sebagai orang yang hidup 2000 tahun yang lalu, dan perdebatan baru dimulai ketika topik mengenai identitas Yesus dibahas. Hampir setiap agama besar mengajarkan bahwa Yesus adalah seorang nabi, atau guru yang baik, atau seorang manusia yang saleh. Masalahnya, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Yesus lebih dari sekadar seorang nabi, guru yang baik, atau orang yang saleh. C.S. Lewis dalam bukunya "Mere Christianity" menulis bahwa ia berusaha mencegah orang-orang yang berkata, "Saya siap menerima Dia (Yesus Kristus) sebagai seorang pengajar moral yang agung, tetapi saya tidak menerima klaim bahwa Dia adalah Allah." Untuk mengetahui siapa Tuhan Yesus, mari kita lihat perkataan-Nya dalam Yohanes 10:30, "Aku dan Bapa adalah satu." Orang-orang Yahudi hendak melempari Yesus dengan batu karena telah menyamakan diri-Nya dengan Allah (Yohanes 10:33). Namun, Yesus tidak pernah mengoreksi perkataan-Nya dengan berkata, "Saya tidak mengaku diri sebagai Allah." Ketika Thomas, sang murid, mengungkapkan kepada Yesus, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yohanes 20:28), Yesus juga tidak mengoreksi dia. Yohanes 1:1 berkata, "Firman itu adalah Allah." Yohanes 1:14 berkata, "Firman itu telah menjadi manusia." Ini jelas mengindikasikan bahwa Yesus adalah Allah dalam wujud manusia. Rasul Paulus menggambarkan Dia sebagai, "... Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus" (Titus 2:13). Rasul Petrus mengatakan hal yang sama, "... Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2 Petrus 1:1). Nubuat- nubuat mengenai Kristus dalam Perjanjian Lama menyatakan keilahian-Nya. Allah Bapa adalah Saksi dari identitas Yesus yang sepenuhnya, "Tetapi tentang Anak Ia berkata: `Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran`" (Ibrani 1:8). Nabi Yesaya juga telah menubuatkan, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:6). Yesus dengan jelas dan tak dapat disangkal mengakui diri-Nya sebagai Allah. Kalau Dia bukan Allah, Dia adalah pendusta dan bukanlah nabi, guru yang baik, atau manusia yang saleh. Yesus haruslah Allah karena jikalau Dia bukan Allah, kematian-Nya tidaklah cukup untuk membayar utang dosa seluruh dunia (1 Yohanes 2:2). Hanya Allah yang dapat membayar utang sebesar itu (Roma 5:8; 2 Korintus 5:21). Yesus haruslah Allah sehingga Dia dapat membayar utang kita. Yesus haruslah manusia supaya Dia bisa mati. Keselamatan hanya tersedia melalui iman di dalam Yesus Kristus! Keilahian Yesus adalah alasan mengapa Dia adalah satu- satunya jalan keselamatan. Keilahian Yesus adalah penyebab mengapa Dia mengumumkan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6). Diringkas dari: Nama situs: gotquestion.com Alamat URL: http://www.gotquestions.org/Indonesia/Yesus-Kristus.html#ixzz2mYamTwaf Penulis artikel: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 5 Desember 2013 TOKOH: BLAISE PASCAL Diringkas oleh: Adiana Hidupnya singkat saja, 39 tahun. Namun, masa hidup itu dipenuhinya dengan berbagai pencapaian mencengangkan. Orang mengenang dia sebagai seorang genius dalam bidang matematika, fisika, dan sastra. Ia dinobatkan sebagai bapak kalkulus integral. Namanya pun melekat pada salah satu bahasa pemrograman komputer. Tidak hanya pencapaian olah pikirnya, melalui karyanya, "Pensees" -- kumpulan catatan berkenaan dengan apologetika kristiani -- kita dapat menilik kerinduan hatinya dan perkara yang bermakna baginya: pengenalan akan Allah. Nama genius saleh itu adalah Blaise Pascal. ANAK AJAIB Pascal lahir pada 19 Juni 1623 di Clermont, Prancis. Pada 1931, Etienne, ayahnya, memutuskan untuk membawa anak-anaknya pindah ke Paris dan bertekad akan mendidik sendiri putranya, yang sejak dini telah memperlihatkan kecemerlangan kemampuan mental dan intelektualnya itu. Etienne, yang bergaul dengan ilmuwan Paris tersohor saat itu, turut mendukung kemajuan Pascal muda. Pada usia tiga belas tahun, ia telah menguasai dasar-dasar geometri Euclidian secara autodidak. Pada usia enam belas tahun, ia menerbitkan esai tentang kerucut yang mendapatkan pujian dari para ilmuwan. Ia juga mengembangkan mesin hitung yang merupakan cikal bakal komputer yang kita kenal sekarang ini. Kelak, penyelidikannya mulai dari ruang hampa, sifat udara dan cairan, hukum probabilitas, sampai seluk-beluk segitiga (ingat segitiga Pascal) mengundang ketakjuban cendekiawan Eropa pada zamannya. Ia dibesarkan dalam iman Katolik, namun setelah ayahnya meninggal dan adiknya menjadi biarawati, Pascal malah memasuki masa yang sangat duniawi dalam hidupnya. Bukannya ia melepaskan imannya, tetapi persekutuannya dengan Tuhan tampaknya menguap di tengah hasratnya yang membara dalam pengejaran intelektualnya. PERTOBATAN DAHSYAT Semua pencapaiannya mestinya membuat hidupnya menyenangkan, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Karena kondisi tubuhnya juga kurang mendukung, dokter menyarankannya untuk bersenang-senang, mengesampingkan dulu kesuntukannya atas berbagai penelitian. Namun, semua kesenangan itu justru membuatnya menyatakan, "Aku merasa muak dengan dunia ini," katanya kepada Jacqueline, adiknya, yang menjadi biarawati. Pascal menyelidiki tulisan para filsuf besar untuk mendapatkan penghiburan, tetapi tidak menemukan apa-apa. Ia berpaling kepada Alkitab, tetapi firman Tuhan hanya membuatnya kian meratapi kemalangan dan ketandusan rohaninya. Namun, segalanya berubah pada malam 23 November 1654. Pada waktu itu, Tuhan benar-benar mengubah jalan hidupnya. Hatinya menggenggam apa yang selama ini tak terjangkau oleh daya pikirnya. Jiwanya diliputi oleh kepastian, sukacita, dan damai sejahtera. Aib akibat merasa terpisah dari Allah digantikan oleh keyakinan penuh akan kasih karunia. Telaahnya akan tabiat manusia membawanya pada deduksi logis bahwa anugerah sajalah yang dapat membuahkan keselamatan. Pascal menulis catatan-catatan apologetika yang akan disusun menjadi buku. Dalam catatannya berjudul "Pensees" (bahasa Prancis, yang berarti gagasan) yang baru diterbitkan setelah kematiannya, dimaksudkan sebagai kajian dan pembelaan yang koheren terhadap iman kristiani. Sayangnya, Pascal tidak sempat menuntaskan karya itu. Pada 19 Agustus 1662, di usia 39 tahun, ia meninggal dunia karena kesehatannya yang terus memburuk. Perkataan terakhirnya adalah "Kiranya Allah tak pernah meninggalkan aku!" LUHUR DAN BOBROK Kekuatan apologetika Pascal dilandasi oleh motivasi untuk meyakinkan orang supaya percaya kepada Yesus. Dalam analisisnya, Pascal berfokus pada dua sisi tabiat manusia berdosa yang sangat bertentangan: manusia itu luhur dan sekaligus bobrok. Luhur, karena ia diciptakan di dalam rupa Allah; bobrok, karena ia jatuh ke dalam dosa dan terpisah dari Allah. Menurut Pascal, adalah penting bagi kita untuk memiliki pengertian yang benar akan diri sendiri. Katanya, "Sama-sama berbahaya bagi manusia kalau ia mengenal Allah tanpa menyadari kebobrokannya, dan kalau ia menyadari kebobrokannya tanpa mengenal Sang Penebus yang dapat membebaskannya dari kebobrokan itu." Jauh di lubuk hatinya, manusia tahu tentang adanya dosa yang membelenggunya, tetapi mereka cenderung enggan memikirkannya. Kita lebih senang menepisnya: entah melalui pengalihan dengan melakukan berbagai aktivitas yang sia-sia, ataupun melalui ketidakpedulian dengan hidup tanpa memperhitungkan aspek kekekalan. Dalam memberitakan Injil, kita perlu menegaskan bahwa "ada Allah yang dapat dikenal oleh manusia, dan ada kebobrokan di dalam tabiat manusia yang membuatnya tidak layak untuk mengenal Dia". Hal itu akan mempersiapkan orang-orang yang belum percaya untuk mendengar tentang Penebus yang mendamaikan orang berdosa dengan Sang Pencipta. Diringkas dari: Judul buku: The Impact Judul bab: Blaise Pascal -- Anak Ajaib yang Kembali Mengejar Tuhan Penulis: Arie Saptaji Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2008 Halaman: 21 -- 27 Kontak: binasiswa(at)sabda.org Redaksi: Adiana, Bayu, dan Amidya Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |