Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/39 |
|
e-BinaSiswa edisi 39 (1-9-2014)
|
|
e-BinaSiswa -- Dunia Remaja (1) Edisi 39/September 2014 DAFTAR ISI: ARTIKEL: MENOLONG REMAJA MENEMUKAN IDENTITASNYA KIAT PEMBINA: MENGAPA PARA REMAJA MENCARI PERGAULAN YANG SALAH? Shalom, Identitas diri menjadi isu penting yang sering kali ditanyakan oleh remaja. Mereka akan mulai menanyakan tentang siapa dirinya, mengapa ia ada di dunia ini, dan lain sebagainya. Komunitas dan pergaulan yang dimiliki remaja juga memengaruhi bagaimana mereka mengenal identitas diri mereka. Pasalnya, tidak sedikit remaja membangun pergaulan yang salah dan tidak sehat sehingga akhirnya mengikis iman mereka dan membuat mereka mengikuti gaya hidup dunia. Kami berharap, kolom Artikel dan Kiat Pembina pada edisi e-BinaSiswa kali ini dapat semakin memperlengkapi Anda dalam membimbing dan membina generasi muda. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaSiswa, Amidya < http://remaja.sabda.org > ARTIKEL: IDENTITAS REMAJA DAN DUNIANYA Ditulis oleh: Bayu Masa remaja adalah masa persiapan menuju arah kematangan, baik dalam segi fisik maupun karakter. Masa ini juga sering disebut sebagai "masa penuh gejolak dan masalah". Remaja mulai mengidentifikasi dirinya, seperti menanyakan tentang siapa dirinya, mengapa ia ada di dunia ini, dan sebagainya. Hal-hal semacam ini, sadar atau tidak, membuat remaja mencoba mencari jawaban dari lingkungan sekitar mereka, yang sebenarnya justru dapat membuat mereka memperoleh pengertian yang salah tentang identitas diri mereka di hadapan Tuhan. Selain itu, perkembangan teknologi dan informasi (IT) saat ini juga sangat memengaruhi pola pikir dan hidup remaja. Semakin berkembangnya IT membuat remaja yang sedang mencari jati dirinya biasanya sangat senang mencoba hal-hal baru dengan mengarungi dunia cyber, akan tetapi, apa yang sedang mereka cari belum tentu benar. Jika hal ini terus dibiarkan, berarti kita sedang membiarkan remaja dan generasi seterusnya terjerumus dan menjadi "korban teknologi". Oleh karena itu, sebagai pembina remaja dan kaum muda, kita harus menjadi contoh bagi remaja dengan memiliki prinsip kebenaran Alkitab yang kokoh dalam menyikapi kemajuan IT tersebut. Namun, bukan hanya kemajuan IT atau zaman yang dapat membuat remaja kehilangan identitas diri. Hal tersebut juga bisa datang dari keluarganya, misalnya ketidakharmonisan atau keterbatasan ekonomi di dalam keluarga. Tingkat konsumerisme yang semakin meningkat membuat remaja seolah dituntut untuk mempunyai segala sesuatu supaya mereka dapat diterima oleh teman-teman sebayanya. Dalam hal ini, kondisi keluarga yang tidak harmonis juga membuat mereka tidak mendapat dukungan. Pada masa remaja, seseorang memerlukan pengakuan dari lingkungannya supaya mereka dianggap "ada" dan mampu. Jadi, tidak heran jika banyak remaja mencoba mengaktualisasikan dirinya secara positif dengan bergabung ke dalam komunitas-komunitas seperti: olahraga (basket, sepak bola, dll.), grup band/musik, atau pecinta alam/lingkungan. Sayangnya, tidak sedikit remaja yang terjebak ke dalam hal-hal negatif sekadar demi diterima di suatu komunitas. Bergabung dengan geng motor, miras, narkoba, dan seks bebas misalnya. Tidaklah mengherankan jika remaja yang tidak dibimbing dengan baik oleh orang tua, akan mencoba hal-hal baru yang ingin mereka ketahui meskipun itu sangat membahayakan ataupun bertentangan dengan hukum, seperti melakukan seks bebas atau aborsi. Oleh karena itu, sebenarnya, remaja membutuhkan seorang pembina yang berkomitmen menjaga hidup mereka, terutama pertumbuhan rohaninya, untuk menolong mereka menyadari apa sebenarnya identitas kita yang benar menurut kebenaran Alkitab dan sebagai anak-anak Allah yang dikasihi-Nya. Apa yang Alkitab katakan tentang identitas diri kita? Kita harus berkaca pada kebenaran firman Tuhan sehingga kita mampu mengetahui identitas diri kita dengan benar. Dengan begitu, kita mampu memuliakan Allah dalam setiap masa kehidupan kita. 1. Kejadian 1:26. Kita diciptakan sesuai dengan gambar Allah. Dari situ, kita menyadari bahwa Allah telah menganugerahkan pikiran, kasih, dan moral kepada kita. Keberadaan kita di tengah-tengah orang yang berada di sekitar kita seharusnya dapat membuat mereka untuk turut merasakah kehadiran, kasih, dan sukacita Allah, karena kita membawa dan memiliki karakter Allah yang kita pancarkan setiap hari. Di samping itu, kita juga harus membenci dosa karena Allah itu kudus dan juga membenci dosa. 2. Kejadian 2:18, 23. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang harus berinteraksi dengan yang lain. Pada saat Adam masih seorang diri di Taman Eden, firman Allah sendiri mengatakan bahwa tidak baik jika manusia itu seorang diri saja. Allah berinisiatif untuk memberikan manusia lain yang sepadan dengan dia. Begitu juga dalam kehidupan kita, kita tidak bisa hidup seorang diri. Kita memerlukan orang lain untuk berelasi dengan kita. Di dunia remaja, teman atau sahabat menjadi hal yang sangat penting. Pada masa remaja, solidaritas adalah hal yang utama. Hal inilah yang membuat mereka mampu melakukan hal apa pun untuk teman-teman dan sahabat di komunitas mereka. Solidaritas adalah hal yang baik selama itu sesuai dengan firman Tuhan. Sayangnya, ada banyak hal yang membuat remaja terjatuh karena alasan solidaritas ini, contohnya, seperti yang telah disampaikan sebelumnya, adalah geng motor. Kumpulan remaja itu menggunakan alasan kesetiaan dan solidaritas untuk mengganggu ketertiban masyarakat, padahal yang mereka lakukan banyak merugikan orang lain. Memahami identitas kita sebagai makhluk sosial yang merupakan gambar Allah adalah hal mendasar yang harus diketahui oleh setiap orang Kristen, termasuk remaja. 3. Kejadian 1:28. Manusia adalah wakil Allah di dunia. Manusia adalah satu-satunya ciptaan Allah yang mempunyai keistimewaan. Apakah keistimewaan manusia itu? Keistimewaan itu adalah mandat untuk memelihara, mengelola, dan menguasai segala ciptaan Allah di bumi ini. Sesuai dengan mandat yang telah Tuhan berikan itu, manusia mempunyai tanggung jawab yang besar untuk melaksanakannya. Segala ciptaan yang telah diciptakan Allah telah Ia taruh di bawah pengelolaan manusia dan Tuhan memberikan wewenang kepada manusia untuk menguasai dan memeliharanya, bukan sebaliknya. Nah, jika hidup kita atau remaja kita mulai dikendalikan oleh ciptaan yang ada di dalam dunia ini, termasuk teknologi, bagaimana pendapat Anda? Bagaimana kita akan mempertahankan, mendidik, serta membimbing remaja dan kaum muda untuk mengenal Tuhan dengan benar? Mari kita tanamkan tiga poin penting tersebut sehingga remaja kita mampu mengerti jati diri mereka di hadapan Allah. Doronglah mereka untuk merenungkan hidup dengan benar sehingga mereka dapat menemukan jati diri mereka sebagai anak Tuhan. Sebenarnya, keluarga adalah pintu gerbang utama agar para remaja mengerti jati diri mereka. Sebab, anggota keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dengan remaja, yang berdampak besar bagi pertumbuhan iman mereka. Namun, gereja juga bertanggung jawab untuk memberikan pengajaran yang benar dan menolong jemaatnya bertumbuh, termasuk para remaja dan kaum muda. Sumber bacaan: 1. __________. "Siapakah Aku?". Dalam http://remaja.sabda.org/siapakah-aku-0. 2. __________. "Identitas Remaja Kristen". Dalam http://gustinvictoria.blogspot.com/2012/04/identitas-remaja-kristen.html. 3. __________. "Pola Hidup Remaja Kristen". Dalam https://www.facebook.com/permalink.php?id=376061525824389&story_fbid=378658942231314. KIAT PEMBINA: MENGAPA REMAJA MENCARI PERGAULAN YANG SALAH? Apakah anak remaja Anda merasa berharga dan penting di rumah Anda? Jika tidak, mereka akan mencari perasaan berharga dan penerimaan di tempat lain. Ada banyak orang yang dapat membuat mereka merasa berharga, tetapi kebanyakan berasal dari pergaulan yang salah dan motivasi-motivasi yang salah. Ada empat hal yang dapat Anda tawarkan kepada anak remaja Anda untuk membuat mereka merasa berharga: cinta Anda yang tidak bersyarat, pengalaman Anda, waktu Anda, dan kebijaksanaan Anda. Masing-masing dari empat hal tersebut membangun nilai. Menjadi berharga membuat seorang remaja merasa bahwa mereka dimiliki; mereka diterima dan karena itu mereka berdamai dengan dunia. Merasa berharga membangun harga diri remaja dan membantu mereka memiliki kepercayaan diri untuk mengatakan "Tidak" kepada rekan-rekan sebayanya. Merasa berharga membantu remaja mau mempertahankan rasa dari nilai-nilai mereka sendiri dan tidak mau menerima sesuatu yang kurang dari itu. Ketika saya berbicara tentang langkah-langkah untuk menanamkan nilai, Anda akan menyadari bahwa saya tidak pernah menyebut tentang menggunakan "uang Anda" atau "iman Anda" untuk menanamkan nilai-nilai. Hal-hal yang bersifat materi dan spiritual memang diperlukan dan jelas bernilai, tetapi hal-hal tersebut tidak membangun jenis nilai yang hanya dapat ditawarkan oleh perhatian dan kasih sayang orang tua. Hal- hal tersebut, pada kenyataannya, sering digunakan sebagai penyangga oleh orang tua yang tidak tertarik dalam menanamkan nilai yang sesungguhnya pada anak-anak mereka. Hampir setiap remaja yang telah datang melalui program konseling "Heartlight" kami, telah diberi materi secara berlimpah atau bimbingan rohani, atau keduanya. Akan tetapi, untuk beberapa alasan, mereka tidak merasa dihargai oleh kedua orang tua kandung mereka sehingga mereka terjatuh dalam tahun-tahun remaja mereka. Empat Cara untuk Membuat Anak Remaja Anda Merasa Berharga 1. Pastikan terdapat disiplin dan aturan-aturan. Aturan berkata, "Kamu adalah orang yang saya perhatikan, dan saya cukup menghargai kamu untuk bekerja sama denganmu dan mengasihimu setiap kali kamu melangkah di luar garis." Disiplin adalah untuk kepentingan mereka, dan meskipun tidak ada remaja yang menyukainya secara lahiriah, aturan menegaskan bahwa Anda cukup menghargai mereka untuk membantu mereka. Ketika anak-anak datang ke Heartlight dan bertemu dengan saya, pada awalnya mereka benar-benar tidak menyukai saya. Akan tetapi, akhirnya mereka sering datang kepada saya untuk menghormati saya karena saya tidak berbasa-basi atau memberi mereka ruang untuk bermain-main dengan aturan. Akan tetapi, saya juga berusaha untuk mengembangkan hubungan dengan mereka dan berusaha untuk tidak membuat mereka merasa seperti diinjak ketika membuat kesalahan. Mereka memahami bahwa tujuan saya adalah untuk membantu mereka, tidak untuk mendesak atau merendahkan mereka. Akibatnya, saya tidak bisa memberi tahu Anda berapa banyak undangan yang saya terima dari anak-anak yang telah lulus program kami: acara wisuda perguruan tinggi, pernikahan, dan pemakaman yang telah saya hadiri atau pimpin, karena anak-anak ini ingin saya tetap berada di dalam kehidupan mereka, bahkan setelah bertahun-tahun kemudian. 2. Ajukan pertanyaan dan bekerja sama dengan mereka. Ketika orang tua menyampaikan bahwa apa yang harus anak remaja mereka katakan adalah penting, hal itu juga menyampaikan nilai. Kita, para orang tua, terlalu sering memberi pendapat kepada anak-anak di masa remaja mereka karena kita tidak ingin mereka membuat kesalahan yang sama seperti yang kita lakukan. Akan tetapi, kita perlu mundur dan menawarkan kebijaksanaan kita hanya pada saat mereka bertanya. Dan, meskipun kita mungkin akan terkejut atau mereka tidak mengatakan dengan jujur, kita juga perlu mendengarkan apa yang mereka katakan. Mereka mungkin hanya mengemukakan dengan terlalu keras, dan melakukannya dengan cara yang belum matang. Mereka mungkin hanya mengulangi apa yang teman-teman mereka katakan -- tidak benar-benar melakukannya ke diri sendiri. Jika Anda bereaksi terlalu keras, kadang-kadang itu justru menegaskan gagasan ke dalam pikiran mereka, dan menyebabkan mereka untuk pergi ke arah tersebut. Jadi, pastikan untuk berbicara dengan anak remaja Anda dan melakukannya dengan banyak menggunakan mata dan telinga, bukan mulut Anda. 3. Berikan kemurahan. Kemurahan adalah sebuah tindakan kebaikan. Hal itu menawarkan mereka sesuatu yang sesungguhnya tidak layak. Itu akan meneguhkan mereka dengan pesan yang menyatakan, "Aku mengasihimu ketika kamu melakukan hal dengan baik, tetapi aku akan tetap mengasihimu ketika kamu tidak melakukannya." Saya menganjurkan agar setiap orang tua mengingat pernyataan berikut ini: "Tidak ada yang dapat kamu lakukan untuk membuat saya lebih mencintaimu. Dan, tidak ada hal yang dapat kamu lakukan untuk membuat saya kurang mencintaimu." Nyatakan hal ini kepada anak-anak Anda secara teratur. Cantumkan kata-kata tersebut pada pintu "freezer" Anda, sertakan itu pada kaca di kamar mandi Anda, tuliskan itu pada busa pembersih dari kaca mobil mereka. Anda tidak mungkin menyampaikan pesan ini terlalu sering kepada anak-anak remaja Anda. Mereka perlu mendengarnya setiap hari. 4. Berikan waktu Anda. Jika Anda memberikan waktu Anda yang berharga kepada anak-anak remaja Anda, mereka akan merasa penting dan berharga. Dalam konseling saya, keinginan yang paling sering diutarakan oleh para gadis remaja adalah, "Saya ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan ayah saya." Mereka ingin waktu bersama dengan orang tua mereka, bahkan jika mereka tidak memperlihatkannya. Baik Anda seorang ayah maupun ibu, ajaklah anak remaja Anda makan siang, menikmati kudapan setelah sekolah, menghadiri semua pertandingan, atau acara-acara sekolah, lakukanlah hal-hal yang dapat Anda lakukan bersama mereka, dan lakukan percakapan online dengan mereka. Kirimkan pesan harian untuk berkata, "Hai" atau "Aku mengasihimu." Usahakan agar anak remaja Anda mengetahui keinginan Anda untuk terlibat dengan kehidupannya. Lakukanlah, atau mereka akan mencari penghargaan dari orang lain, dan mereka akan memberikan masalah yang lebih besar daripada yang Anda harapkan kepada anak remaja Anda. Berikut adalah penekanannya, yaitu penting bagi anak remaja Anda untuk mengetahui bahwa mereka tidak perlu memandang atau bertindak dengan cara tertentu, atau berlaku dalam tingkat tertentu untuk mempertahankan cinta Anda. Hubungan Anda dengan mereka tidak akan berhenti jika mereka berbuat salah, dan cinta Anda akan bertahan melalui masa-masa sulit. Milikilah hubungan yang menawarkan makna dan nilai berarti yang selalu ada dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan terimalah kebutuhan kedewasaan mereka untuk menjadi mandiri. Bagi kita semua, harga dan perasaan aman timbul dari pengetahuan bahwa kita berharga bagi Tuhan dan keluarga kita. Anak-anak remaja Anda perlu merasakan bahwa mereka "dimiliki" dan berharga, terlepas dari apa yang mereka butuhkan. Memberi perasaan berharga adalah hadiah paling berharga yang dapat Anda berikan kepada anak-anak Anda, dan itu gratis! (t/N. Risanti) Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari: Nama situs: CBN Alamat URL: http://www.cbn.com/family/youth/why-teens-seek-wrong-crowd-gregston.aspx Judul asli artikel: Why Teens Seek the Wrong Crowd Nama penulis: Mark Gregston Tanggal akses: 15 Mei 2014 Kontak: binasiswa(at)sabda.org Redaksi: Adiana, Bayu, dan Amidya Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |