Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/16 |
|
Doa 40 Hari 2016 edisi 16 (11-6-2016)
|
|
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SABTU, 11 JUNI 2016 AFRIKA TIMUR: MENJADI HEYNA Sembilan belas bangsa yang mendiami Ruang Afrika Timur membentang mulai dari Sudan hingga Afrika Selatan. Saudagar-saudagar Arab menguasai perdagangan budak dan galling di kawasan ini hingga datangnya orang Eropa di abad ke-16 dengan membawa para utusan Injil Kristen. Semenjak itu, Islam dan Kristen sama-sama berlomba menghadapi agama-agama suku Afrika untuk memenangkan 357 juta penghuni kawasan ini. Pada hari Natal 2011, saya sedang duduk di lantai dikelilingi 20 pemimpin Muslim yang telah berkumpul untuk menerima penataran tentang iman Kristen mereka yang masih baru. Guru mereka adalah seorang pengusaha Afrika paruh baya, bernama Yusuf. Yusuf telah mengadopsi umat Muslim di daerah itu sebagai ladang misinya, dan ia telah membawa banyak pemimpin di sana kepada iman dalam Kristus. Ketika saya menanyakan kepadanya apa yang membuat pelayanannya bisa berhasil, Yusuf menjawab, "Dulunya, saya berusaha membuat mereka menjadi Kristen. Akan tetapi, sekarang, saya menolong mereka datang kepada Kristus tanpa memakai jubah keagamaan." Lalu, saya bertanya kepada kelompok itu, "Bagaimana saudara bisa melakukan hal ini tanpa mengalami penganiayaan?" Abu Salam, seorang laki-laki berusia 30-an tahun, yang sudah dibekali Perjanjian Baru berbahasa Arab, menjawab, "Ada penganiayaan. Semenjak saya mulai mengajar tentang Isa, saya dikejar-kejar/diusir dari masjid. Sekarang, saya sedang memperjuangkan kasus saya di pengadilan. Saya membela diri sebagai seorang Muslim -- pengikut Isa Al Masih (Yesus). Saya katakan di pengadilan, "Ini masjid saya. Mengapa saya harus meninggalkannya? Saya punya hak untuk beribadah di sini." Abu Salam memperlihatkan keberaniannya. Dalam kelompok masyarakat yang diperintah dengan hukum Syariat, tekad untuk memilih tetap berada di masjid, seperti dilakukan Abu Salam, berarti mengambil risiko hukuman mati atas tuduhan kemurtadan. "Mengapa saudara tidak meninggalkan masjid saja?" demikian saya bertanya, "Apa untungnya tetap berada di masjid?" Beberapa suara menjawab dengan cepat, "Untuk menjangkau yang lain! Jika kita menciptakan komunitas iman yang lain, di luar masjid, akan tercipta jurang pemisah antara kami dan mereka yang terhilang. Sebagai gantinya, kami memasukkan Yesus ke dalam seluruh kehidupan Muslim kami. Seorang wanita Muslim berbicara, "Yesus datang sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia meskipun Dia adalah Tuhan. Seandainya Tuhan ingin menyelamatkan Heyna, tentulah Dia bersedia menjadi seperti Heyna. Kami ingin menyelamatkan umat Muslim, maka kami harus masuk ke dalam masjid. Inilah sebabnya, mengapa saudara-saudara kami berani mengambil risiko demi untuk memenangkan orang lain." Mari kita berdoa:
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |