Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/20 |
|
Doa 40 Hari 2015 edisi 20 (27-6-2015)
|
|
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SABTU, 27 JUNI 2015 ORMA DAN WARDEI DI AFRIKA TIMUR Seorang pekerja lokal menulis: "Ketika matahari terbenam, saya senang melihat orang Orma membawa kawanan gembalaannya kembali ke dusun. Pertama-tama, anak-anak laki-laki akan lewat bersama-sama kambing dan domba, kemudian laki-laki dewasa bersama dengan sapi. Ketika mereka sampai di dusun, kami mendengar suara-suara binatang bercampur baur dengan suara anak-anak yang bernyanyi dan suara gendang saat kawanan ternak kembali pulang. Ada satu sukacita ketika binatang-binatang itu kembali ke dusun. Penggembala mengenal setiap binatang gembalaannya dan mereka mengenal penggembalanya. Binatang-binatang itu tahu jalan, tetapi kadang-kadang tersesat, dan penggembala kembali masuk ke dalam semak dan memanggil-manggil, "Oi! Oi! Oi," sampai ia menemukannya. Jika ia tidak menemukannya kembali, anggota keluarga yang lain akan bergabung pada hari berikutnya dan mencari sampai mereka mendapatkannya. Orang Wardei memiliki gaya hidup yang serupa dengan orang Orma dan hidup di wilayah Tana Delta, Kenya. Sejauh yang kami tahu, sedikit sekali agen yang menjangkau mereka. Mereka hidup terisolasi dari kelompok masyarakat lainnya, meskipun sebagian di antaranya kawin-mawin dengan orang Orma. Perempuan Wardei umumnya membangun rumah-rumah tradisional, mengumpulkan kayu api, mengambil air, dan merawat anak-anak sapi. Orang laki-laki dewasa memelihara ternak lembu dan berkeliling mencari padang rumput. Mereka memeluk agama Islam dan beberapa di antaranya beristrikan lebih dari satu, khususnya mereka yang memiliki banyak lembu dan memiliki jabatan kepemimpinan di desa. Mengunyah Khat merupakan hal yang umum di kalangan pria Wardei. Khat berasal dari sebuah tanaman yang tumbuh di kawasan itu yang berfungsi seperti obat bius. Khat dikunyah di antara orang-orang Somali, Wardei, dan orang-orang yang lainnya. Sumber tradisi mengatakan bahwa orang Wardei berasal dari suku Orma dan ditawan oleh orang Somalia selama empat generasi. Ketika Kenya merdeka, mereka kembali ke Kenya. Hal itu menjelaskan mengapa mereka memakai bahasa Somalia. Kedua suku ini memiliki latar belakang sejarah dan keterkaitan satu sama lain. Mari kita berdoa agar mereka menemukan masa depannya yang termasuk di dalamnya adalah menemukan Gembala yang Baik. POKOK DOA
Kontak: doa(at)sabda.org
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |