Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/20 |
|
Doa 40 Hari 2017 edisi 20 (5-6-2017)
|
|
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SENIN, 5 JUNI 2017 KELUARGA DI YAMAN: TEMPAT TRADISI BERLAKU Hanya ada beberapa negara di dunia yang memiliki bentuk keluarga yang sama tradisionalnya dengan keluarga yang masih ada di Yaman. Yaman adalah bangsa Arab termiskin dengan budaya suku yang khas dan sejarah Islam yang panjang. Budaya keluarga-keluarga di Yaman sangat konservatif/kolot. Pengaruhnya terlihat sangat jelas pada praktik adat di seputar pernikahan. Sebagian besar pernikahan sudah diatur -- pasangan pengantin tidak tahu banyak tentang satu sama lain sebelum hari pernikahan. Di daerah pedesaan, wanita sering kali menikah pada usia yang sangat muda dan seorang pria diperbolehkan untuk memiliki hingga empat istri. Peran laki-laki dan perempuan diatur dengan sangat ketat, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, bahkan pada situasi tertentu pernikahan dirayakan di dua lokasi, satu untuk laki-laki, satu lagi untuk perempuan. Meskipun budaya ini menempatkan beban dan tekanan pada laki-laki, namun budaya itu bahkan lebih membatasi pihak wanita, yang sering kali harus menjalani kehidupan yang sangat sulit. Sangat sedikit wanita menunjukkan wajah mereka di depan umum, dan mayoritas wanita mengenakan abaya hitam (baju seperti jubah) dan menutupi wajah mereka di depan umum. Banyak anak perempuan tidak bersekolah dan tidak dapat membaca atau menulis. Takdir mereka adalah untuk menikah, membesarkan anak-anak, dan mengurus rumah. Di desa-desa pegunungan Yaman yang kering, banyak tuntutan pekerjaan, termasuk membawa bejana kaleng penuh air naik ke gunung beberapa kali sehari. Yaman hampir tidak terjangkau sama sekali oleh Injil. Hanya gereja bawah tanah yang sangat kecil yang ada di sana. Bagi orang Kristen setempat, ini merupakan sesuatu yang sangat menantang untuk menjadi saksi dan terang bagi Yesus dalam kegelapan di ruang lingkup Islam yang sedemikian konservatif. Mari kita berdoa:
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |