Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/26 |
|
Doa 40 Hari 2017 edisi 26 (11-6-2017)
|
|
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- MINGGU, 11 JUNI 2017 KISAH HIDUP BAKAR Di kediamannya di Malaysia, Bakar memiliki segalanya yang diperlukan untuk berhasil dalam hidup, yaitu keluarga yang mapan dan penuh kasih sayang, tanpa ada kekhawatiran secara ekonomi. Sebagai satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga, ia mendapatkan perhatian besar dan menjadi "buah apel" di mata ayahnya. Dia merasa berada di bawah tekanan untuk menjadi kebanggaan bagi keluarganya. Bakar menjadi tak berdaya di bawah tekanan dan terjerumus dalam kecanduan narkoba. Akhirnya, dia hidup di jalanan, makan dari tong sampah dan mencari cara untuk mendapatkan narkoba berikutnya. Keluarga terpisah jauh dari pikirannya pada saat itu, hubungan dengan mereka semakin tegang hingga pada titik perpisahan, dan juga masyarakat tidak simpati memandang dirinya. Keputusasaan dan kesepian adalah sahabat yang menyertai dirinya senantiasa. Suatu hari, kedua kakinya yang penuh bekas guratan jarum tak sanggup lagi menahan tubuhnya. Bakar jatuh rebah ke dekat tong sampah. Dia ditemukan oleh sekelompok anak muda Kristen, yang membawanya ke rumah sakit untuk dirawat. Selama satu malam ia berada di rumah sakit sebelum dokter mengatakan kepada perawat untuk menyingkirkan "serpihan sampah ini". Teman-teman barunya menampung dia, membawanya ke rumah mereka, dan memperhatikannya dengan penuh kepedulian dan kasih sayang, menyiapkan baginya tempat tinggal dan tempat untuk memulihkan diri. Teladan kehidupan mereka karena Injil menyentuh hati Bakar, karena mereka senantiasa berdoa untuk dia. Tersentuh oleh besarnya kasih sayang yang telah dinyatakan, Bakar tidak bisa menahan lebih lama lagi. Dia bertanya, "Mengapa kamu menunjukkan kepada saya kasih sayang yang sedemikian ini? Apa pun yang saudara miliki jauh di dalam hati, saya menginginkannya juga!" Surga bersukacita karena Bakar memutuskan untuk mengikuti Isa Al-Masih (Yesus Kristus). Sekarang, ia bahagia telah menikah dan memiliki sebuah keluarga. Ia seorang kakek yang penyayang dan telah berdamai dengan seluruh keluarganya, terutama ayahnya, yang dulunya adalah sahabat terdekatnya. Mari kita berdoa:
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |