Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/4 |
|
Doa 40 Hari 2016 edisi 4 (30-5-2016)
|
|
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SENIN, 30 MEI 2016 SUKU KERINCI (JAMBI) Dirangkum oleh: Ayub Populasi: Kurang lebih 300.000 jiwa Nama Kerinci berasal dari bahasa Tamil, yaitu nama bunga Kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India Selatan pada ketinggian di atas 1800 m, yang mekarnya satu kali selama dua belas tahun. Karena itu, Kurinji juga merujuk pada kawasan pegunungan. Dapat dipastikan bahwa hubungan Kerinci dengan India telah terjalin sejak lama dan nama Kerinci sendiri diberikan oleh pedagang India Tamil Suku Kerinci memiliki aksara yang disebut aksara Incung, yang merupakan salah satu variasi surat ulu. Bahasa mereka adalah bahasa Kerinci, yang termasuk rumpun bahasa Melayu. Setiap desa di Kerinci memiliki dialek yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah bertani di ladang dan di sawah. Kehidupan Masyarakat Pola perkampungan orang Kerinci mengelompok padat. Suatu kampung, yang disebut dusun, biasanya dihuni oleh sekelompok kerabat yang berasal dari satu keturunan nenek moyang. Dalam dusun terdapat beberapa larik (rumah panjang) yang letaknya berderet dan mengelompok di sekitar jalan desa. Masyarakat Kerinci memiliki garis keturunan secara matrilineal, artinya seorang yang dilahirkan menurut garis ibu menurut suku ibu. Suami tidak memiliki kedudukan yang begitu penting dan di bawah kedudukan wanita. Dalam masyarakat Kerinci, perkawinan dilaksanakan menurut adat istiadat yang disesuaikan dengan ajaran agama Islam. Bentuk kesatuan kekerabatan terkecil yang terdiri atas suami, istri, dan anak mereka yang belum kawin, disebut tumbi. Dengan adanya adat menetap sesudah menikah matrilokal, para suami menetap di kediaman kerabat istrinya. Biasanya, bila ada anak wanita yang menikah, untuknya dibuatkan ruangan baru yang menempel pada larik orangtuanya. Tumbi-tumbi lainnya akan menggabungkan diri pada larik asal ini dan membentuk suatu peraut. Para anggota peraut yang berasal dari keturunan dari keturunan ibu disebut Kelbu, yang merupakan kelompok kekerabatan yang terpenting di Kerinci. Walaupun sistem kekeluargaan suku Kerinci menganut garis ibu (matrineal), keluarga inti dipimpin oleh suami, bukan saudara laki-laki ibu (mamak). Kepercayaan Islam merupakan agama mayoritas, walaupun mereka masih mempertahankan kepercayaan animisme, khususnya dalam hal penyembuhan dan upacara-upacara yang berhubungan dengan bidang pertanian tetapi secara status agama mereka adalah muslim. Suku ini tergolong cukup makmur karena daerahnya yang subur, yaitu di sekitar pegunungan. Saat ini mereka membutuhkan peningkatan dalam teknologi pertanian dan pengolahan hasil hutan. Selain itu, daerah Danau Kerinci dengan pemandangannya yang indah sangat potensial untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Pokok Doa:
Dirangkum dari:
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |