Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/5 |
|
Doa 40 Hari 2017 edisi 5 (21-5-2017)
|
|
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- MINGGU, 21 MEI 2017 SUKU YALI Dirangkum oleh: Ariel Pendahuluan/Sejarah Yali atau Yalimo berasal dari kata "Yali" yang berarti 'tempat matahari terbit' (timur) dan suku kata "mo" dari morfem "mu" yang menunjukkan tempat. Jadi, secara harfiah, Yalimu adalah nama salah satu kelompok masyarakat atau suku yang mendiami daerah yang dianggap paling timur di Pulau Papua. Nama Yali juga diambil dari bahasa yang digunakan oleh orang Yali sebagai alat komunikasi mereka. Nama Yali atau Yalimu tidak diberikan setelah masyarakat Yali mengenal Injil, tetapi sudah ada sejak nenek moyang orang Yali memilih dan menempati daerah Yali sebagai daerah mereka. Kehidupan Suku Yali membentuk kampung-kampung kecil yang tersebar di daerah pegunungan tengah di sekitar lembah raksasa Baliem. Namun, orang Yali juga terbagi-bagi menurut bahasa, dialek, dan budayanya, antara lain, Yali Mek dan Yali Moo. Masyarakat Anggruk sendiri memilih disebut Yali saja. Seni dan Budaya 1. Pernikahan Dalam pernikahan, masyarakat suku Yali menggunakan "wam" (babi) sebagai mas kawin. Namun, sangat disayangkan, budaya ini lambat laun mengalami pergeseran. 2. Kesenian Kesenian masyarakat Yali adalah Yunggul (dansa) yang dilakukan dengan berlari kecil sambil berkeliling. Senjata masyarakat suku Yali adalah busur dan panah. Masyarakat Yali mempelajari obat?obatan tradisional, seperti Yabi, yaitu sejenis daun gatal yang digunakan untuk obat sakit badan dan penyakit lainnya. Kepercayaan Sebelum Injil masuk, masyarakat suku Yali menganut kepercayaan animisme seperti masyarakat Papua pada umumnya. Mereka sangat percaya kepada benda atau makhluk hidup lain yang disebut sebagai "Kembu", yang dipercaya sebagai Tuhan mereka. Jika mereka sakit, mereka memberikan korban persembahan kepada Kembu tersebut, yaitu berupa babi (wam) yang langsung disembelih dan diserahkan kepada kepala suku (Yuwa Enap). Babi tersebut tidak boleh disentuh oleh kaum wanita (homi, hweap). Yuwa adalah rumah adat laki-laki, dikhususkan untuk kaum laki-laki dan Kembu mereka. Kembu adalah penyembahan yang sangat nyata. Jika berperang, mereka akan memakai kekuatan dari Kembu, dan Kembu dipercaya selalu menyatakan dirinya sesuai dengan kepercayaan mereka. Namun, setelah Injil masuk, 99% masyarakat suku Yali memeluk agama Kristen Protestan. Berikut ini adalah beberapa referensi yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui lebih jauh tentang suku Yali serta beberapa media untuk melakukan penginjilan kepada suku ini:
Pokok Doa
Dirangkum dari:
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |