ARTIKEL
Membicarakan tentang Ras kepada Anak-Anak
Beberapa topik pembicaraan yang secara khusus dipertentangkan adalah agama, politik, dan terutama ras dan etnis. Sebagian besar orang merasa harus sangat berhati-hati dan tidak menyinggung saat membicarakan tentang ras dan etnis. Dan, tentu saja, orang lain merasa bahwa percakapan tentang ras dan etnis tidak benar-benar berlaku bagi mereka, jadi mereka dengan apatis menghindarinya sama sekali.
1. Anak-anak tidak akan mengerti.
Saya tidak akan lupa hari ketika putra saya menyadari bahwa ibu dan ayahnya berbeda. Matanya yang kecil menatap bolak-balik. “Ibu cokelat; ayah kemerahan,” katanya. Dia tahu sejak berusia dua tahun bahwa orang-orang berbeda satu dengan yang lain. Dan, meskipun kita tahu dia tidak akan mengerti sepenuhnya semua misteri penciptaan Allah, dia bisa mengerti beberapa hal mendasar, bahkan kemudian: ibu dan ayah diciptakan oleh Allah.
Anak-anak mulai menyadari hal-hal lebih cepat daripada yang kita perkirakan. Dan, sekali anak-anak terbuka terhadap budaya, sekolah, atau bahkan gereja, mereka pun akan mulai dipenuhi dengan semua yang mereka amati. Mereka akan belajar dari kita, atau mereka akan belajar dari orang lain.
Kita ingin menjadi yang terdepan di masyarakat kita dalam mengajarkan anak-anak kita. Itulah satu alasan mengapa adalah penting bahwa kita memberi anak-anak kita dasar dari Alkitab mengenai penciptaan, kejatuhan dalam dosa, penebusan, dan apa yang sudah dituntaskan oleh Yesus melalui salib untuk semua suku, bahasa, dan bangsa. Sebagai orang Kristen -- dan sebagai orang tua -- kita bertanggung jawab untuk menanam benih yang kita harapkan akan bertumbuh dalam kasih yang dalam untuk sesamanya.
Jangan menunggu. Anak-anak mungkin tidak akan siap untuk mempelajari seluruh teologi tentang gambar dan rupa Allah, tetapi mereka bisa mengerti bahwa semua manusia diciptakan oleh Allah. Mungkin, mereka tidak akan bisa mengerti konsep tentang semua suku, bahasa, dan bangsa, tetapi mereka bisa melihat gambar tentang orang-orang yang bermacam-macam dan belajar untuk menghargai perbedaannya. Mungkin, mereka belum memahami pembenaran, tetapi mereka akan mengerti bahwa Yesus mati bagi semua orang yang mau percaya. Mungkin, mereka tidak bisa benar-benar mengerti tentang adopsi, tetapi mereka bisa mengerti bahwa teman-teman gereja mereka adalah saudara-saudari mereka -- dan mereka memiliki keluarga yang beragam warna kulitnya.
2. Ras adalah isu politik.
Amerika Serikat memerangi pembedaan dan perselisihan ras semenjak kelahirannya. Dari perbudakan hingga Jim Crow sampai Pergerakan Hak Asasi Manusia hingga kebrutalan polisi, kita tidak pernah berada pada sebuah era di mana kita sebagai sebuah bangsa menikmati kedamaian dan kesatuan ras sepenuhnya. Tidaklah mengherankan bahwa begitu sering topik ini dikaitkan dengan politik dan sejarah. Akan tetapi, gereja seharusnya berbicara dengan kata-kata yang lebih baik (dan berbeda).
Allah menciptakan bangsa-bangsa. Allah menciptakan etnis. Allah menciptakan berbagai bahasa. Allah menciptakan masing-masing orang di bumi ini sesuai dengan gambar dan rupa-Nya; setiap hidup manusia adalah berharga bagi-Nya. Apakah politik penting untuk percakapan ini? Tentu saja! Saya bersyukur kepada Allah untuk semua politikus dan aktivis yang memungkinkan anak-anak berkulit gelap dan putih sekarang bermain bersama-sama, berenang bersama, dan bersekolah bersama. Akan tetapi, Alkitab memberikan kepada para orang tua dan anak-anak sebuah dasar mengenai mengapa kesetaraan itu penting menurut Allah dan bagaimana Injil berdampak pada pembicaraan ini dan pemahaman kita tentang ras dan etnis.
Jika kita bisa membangun sebuah dasar berlandaskan kebenaran dari Alkitab, saya kira akan lebih mudah untuk menangani bidang-bidang yang bersentuhan dengan topik tentang ras dan etnis. Pada akhirnya, ini adalah tentang manusia yang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Jadi, jika kita bisa mendapatkan pemahaman tentang bagaimana kita semua diciptakan setara oleh Allah dan kita semua membutuhkan anugerah keselamatan yang sama, mungkin kita bisa mulai sungguh-sungguh saling mengasihi. Dan, saya berharap saat kita saling mengasihi, kita menghargai perbedaan kita!
Ras dan etnis bukan sekadar isu politik. Jauh lebih penting, ini adalah isu Injil. Proklamasi Paulus, yang diinspirasi oleh Roh Kudus, dalam Efesus 2 memberi kita sebuah pesan Injil dan harapan untuk percakapan ini:
"Namun sekarang, dalam Yesus Kristus, kamu yang dahulu sangat jauh telah dibawa menjadi dekat oleh darah Kristus. Sebab, Ia sendiri adalah damai sejahtera kita yang telah membuat kedua belah pihak menjadi satu dan yang telah menghancurkan tembok permusuhan yang memisahkan, dengan menghapus permusuhan dalam daging-Nya, yaitu Hukum Taurat yang berisi perintah-perintah dan ketetapan-ketetapan sehingga di dalam diri-Nya, Ia membuat keduanya menjadi satu manusia baru, sehingga terjadi perdamaian, dan mendamaikan keduanya dengan Allah dalam satu tubuh melalui salib, sehingga mematikan permusuhan." (Efesus 2:13-16)
Inilah proklamasi kita kepada anak-anak kita. Marilah kita menyelamatkan topik itu dari budaya dan politik, dan tidak membiarkannya menjadi tempat di mana pembicaraan ini paling sering kita temui. Orang Kristen seharusnya menjadi pemimpin yang menyuarakan kesatuan ras dan segala sesuatu lainnya yang telah dicapai oleh Injil.
3. Kita ingin anak-anak kita tidak membeda-bedakan warna kulit.
Para orang tua yang bermaksud baik sering kali berusaha untuk mengajar anak-anak mereka agar tidak membeda-bedakan warna kulit. Ini merupakan istilah yang sering saya dengar dan salah satu yang banyak digunakan untuk mengungkapkan bahwa mereka bukan rasialis: “Saya tidak membeda-bedakan warna kulit,” mungkin mereka berkata begitu. “Saya tidak melihat warna kulitnya.” Selain bahwa pada kenyataannya ini tidaklah tepat, ini juga tidak seharusnya.
Salah satu alasan terpenting untuk mengenali warna yang berharga dari ciptaan Allah dalam diri manusia adalah bahwa Allah tidak menghilangkan perbedaan ini dalam Kitab Suci. Ayat-ayat yang sering dikutip dari Wahyu menyatakan kepada kita bahwa tidak hanya akan ada banyak warna kulit bangsa-bangsa di dunia ketika Yesus datang kembali, tetapi suku-suku dan bahasa-bahasa dan bangsa-bangsa ini akan menyembah bersama-sama (Wahyu 5:9, 7:9). Ini adalah gambaran yang indah tentang karya pendamaian Tuhan kita -- pertama mendamaikan kita dengan diri-Nya sendiri, lalu mendamaikan kita dengan sesama kita manusia. Surga akan dipenuhi -- dengan mulia! -- dengan orang-orang dari semua warna kulit.
Injil untuk Semua Bangsa
Mungkin berita terbaik bagi kita hari ini, yaitu Injil, adalah untuk semua bangsa. Allah menghargai ciptaan-Nya dan penebusan semua orang. Alkitab memberi tahu kita bahwa kita sangat berdosa, mengacaukan segalanya (Kejadian 3). Karena itu, di seluruh Kitab Suci, Allah mengerjakan penebusan bagi semua orang melalui Kristus (Galatia 3:8; Efesus 2). Dan, Dia akan dimuliakan pada akhir zaman ketika semua bangsa menyembah bersama-sama, karena hal itu akan menjadi penggenapan atas janji-Nya untuk menebus semua suku, bahasa, dan bangsa.
Bukankah kebenaran Injil ini membuat hati Anda meluap-luap dengan sukacita? Mari hargai ciptaan Allah! Seperti penglihatan tentang akhir zaman yang penuh kemuliaan, marilah kita melihat keindahan uniknya manusia yang diciptakan oleh Allah.
Mengenai mengajar anak-anak kita, daripada mengabaikan atau menghindari topik tentang keragaman, perbedaan, dan keharmonisan ras, marilah kita mengajar mereka untuk menerima perbedaan itu. Dan, mari tunjukkan kepada mereka alasan dari Kitab Suci mengapa kita semua harus melakukannya. (t/Jing-Jing)
Download Audio
|