Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/107 |
|
e-BinaAnak edisi 107 (23-12-2002)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 107/Desember/2002 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Natal: Pengalaman Natal untuk Anak o/ ARTIKEL (2) : Pandang Bayi Yesus pada Saat Tragis o/ KESAKSIAN NATAL : Pesta Natal o/ BAHAN MENGAJAR : Setelah Hari Natal o/ STOP PRESS : Konseling Remaja (Program Intensif) o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Selamat Natal dan Tahun Baru ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam Sejahtera dalam Kristus, Edisi e-BinaAnak yang ke-107 ini terbit sebagai edisi terakhir di tahun 2003. Dalam edisi ini kami ingin mengajak Anda semua untuk sejenak merenungkan arti Natal yang sesungguhnya dalam kehidupan kita dan juga anak-anak didik kita. Dua Artikel yang kami suguhkan, kami harap dapat memberikan inspirasi bagi Anda semua menjelang Hari Natal ini. Kiranya melalui sajian kami kita bisa lebih menghayati makna Natal yang sesungguhnya. Jangan lupa untuk menyimak Bahan Mengajar yang kami sajikan agar dapat menjadi berkat dalam pelayanan Anda semua. Akhirnya segenap Tim Redaksi e-BinaAnak mengucapkan: ^ *** ***** ******* *SELAMAT* *HARI NATAL* 25 DESEMBER 2002 ****************** DAN SELAMAT TAHUN BARU *****1 JANUARI 2003***** | | _| |_ Tim Redaksi "Seorang anak telah lahir bagi kita; kita dianugerahi seorang putra. Ia akan menjadi pemimpin kita. Ia dinamakan: "Penasihat Bijaksana", "Allah Perkasa", "Bapak Kekal", "Raja Damai"." (Yesaya 9:5) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yesaya+9:5 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) NATAL: ====== PENGALAMAN NATAL UNTUK ANAK Sangatlah ironis bahwa dewasa ini Natal menjadi saat yang paling materialistis dalam sepanjang tahun, padahal kita sedang merayakan ulang tahun Dia yang berkata, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi .... Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya ...." (Baca: Matius 6:19,33). Yang menyedihkan, banyak keluarga Kristen menghabiskan sebagian besar waktu dan energi untuk aspek-aspek Natal secara duniawi daripada aspek-aspek rohaninya, sambil mengatakan bahwa "masyarakat" telah merusak makna Natal yang sebenarnya. Tanpa mengurangi sukacita Natal sebagai saat berkumpul dengan keluarga dan rasa sukacita dalam menerima dan memberi hadiah, langkah yang sangat bijaksana dapat diambil untuk meningkatkan nilai spiritual Natal bagi anak-anak. Untuk membuat Natal benar-benar bermakna secara spritual bagi anak- anak, sikap orang dewasalah yang menjadi kuncinya. Jika kelahiran dan kebangkitan Yesus tidak benar-benar bermakna bagi orangtua dan guru, usaha-usaha memaksa anak untuk menanggapinya dengan penuh hormat kepada Allah adalah sia-sia. Anak akan menerima hal-hal yang dianggap paling menarik minat orang dewasa. Perintah yang Allah berikan kepada keluarga Yahudi untuk merayakan pembebasan mereka dari Mesir memberikan model yang baik bagi perayaan keluarga Kristen. Kombinasi makanan yang enak, ungkapan sukacita, dan penjelasan yang singkat serta sederhana akan makna peristiwa itu merupakan cara yang paling baik untuk menolong anak-anak menikmati dan mulai memahami mengapa perayaan ini sungguh-sungguh penting. Palungan -------- Palungan sudah lama sekali dipakai sebagai pusat perhatian selama masa Natal. Biarkan anak-anak berperan serta dalam membuat palungan. Beri mereka kesempatan untuk memegang tokoh-tokoh Natal saat kisah Natal diceritakan. Banyak anak yang sering bermain di palungan buatan yang menjadi dekorasi toko-toko atau gereja selama liburan Natal berlangsung untuk bermain-main dengan tokoh-tokoh di sekitar palungan, untuk menceritakan kembali kisah yang telah mereka dengar. Dekorasi -------- Banyak dekorasi Natal mulanya berfungsi sebagai simbol-simbol kebenaran Alkitab. Merupakan hal yang sangat indah bagi anak untuk dikenalkan pada pohon Natal, hiasan-hiasan, dan lampu warna-warni sebagai hal-hal yang lebih dari sekedar latar belakang dari tumpukan hadiah yang beraneka warna. Sebuah buku tentang tradisi Natal dapat memperkaya setiap rumah atau kelas -- baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Buku-buku Bergambar ------------------- Satu atau lebih buku-buku bergambar kisah Natal dapat dipakai selama liburan Natal. Saat-saat menjelang tidur selama minggu Natal bisa dipakai untuk menceritakan kisah-kisah tersebut. Televisi dan Video ------------------ Televisi -- yang memborbardir rumah-rumah dengan Sinterklas, yang mengaburkan makna semangat Natal, dan iklan penjualan hadiah Natal yang tak habis-habisnya -- terkadang juga memberikan kesempatan untuk melihat penggambaran kisah Natal yang dramatis. Menonton dengan selektif (atau penyewaan kaset video), yang seharusnya menjadi pola setiap keluarga, dapat menjadikan televisi sebagai aset yang bermutu. Pesta Ulang Tahun-Nya --------------------- Menekankan aspek perayaan ulang tahun pada hari Natal menggugah respon anak-anak. Mereka mungkin agak sulit menghargai pesta ulang tahun bagi Yesus tanpa kehadiran Yesus secara fisik sebagai pribadi yang berulang tahun. Namun mereka tentu akan senang membicarakan apa saja yang Maria dan Yusuf lakukan bagi Yesus pada hari Ulang Tahun- Nya yang kedua atau kelima. Bicarakan dengan anak-anak tentang hari ulang tahun mereka untuk membantu mereka menghubungkan pertumbuhan Yesus dengan pengalaman mereka sendiri. Menyanyikan Lagu-lagu Natal --------------------------- Pada saat keluarga dan kelompok-kelompok persekutuan di gereja menikmati saat lagu-lagu Natal dinyanyikan, mereka perlu mengikutsertakan lagu-lagu yang sudah mereka pelajari di gereja. Hal yang menyenangkan bagi keluarga untuk melewatkan malam Natal adalah dengan menciptakan lagu-lagu Natal baru. Pakailah nada-nada yang akrab di telinga anak dan menggantinya dengan kata-kata baru tentang kisah Natal. Hadiah ------ Pengalaman keluarga atau kelas lainnya yang berarti adalah memberi hadiah kepada orang lain di luar kelompok itu. Beberapa minggu sebelum Natal, berundinglah dengan anak-anak untuk memutuskan siapa yang akan diberi hadiah sebagai kejutan dan apa yang akan diberikan. Seringkali hadiah itu dapat berupa sesuatu yang dibuat secara kelompok, misalnya membuat biskuit atau album foto. Jika tidak setiap orang bisa berperan dalam membuat hadiah itu, mendekorasi bungkus hadiah dapat menjadi proyek bersama. Membuat gambar cap (menekankan benda apa pun atau potongan buah atau sayur ke spon yang diberi tinta, kemudian mengecapkannya ke atas kertas untuk menciptakan sebuah bentuk) merupakan cara sederhana namun kreatif yang bisa diikuti oleh anak yang paling kecil sekalipun. Maka pada saat hadiah itu diberikan, mereka semua dapat merasakan bahwa mereka telah mengambil bagian dalam proyek tersebut. Beberapa keluarga mengubah proyek-proyek mereka dari tahun ke tahun -- mereka merencanakan sesuatu yang khusus bagi tetangga, panti jompo terdekat, panti asuhan, atau mungkin bagi guru-guru SM. Dengan melibatkan anak-anak dalam merencanakan proyek itu, dan juga melakukannya, anak-anak akan memiliki pengalaman yang berharga dalam memberi tanpa mengharapkan untuk menerima sesuatu sebagai timbal baliknya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Mengenalkan Allah kepada Anak Pengarang : Wes Haystead Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1998 Halaman : 127 - 129 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) PANDANG BAYI KRISTUS PADA SAAT TRAGIS ===================================== Pandang Bayi Kristus pada Saat Tragis Akhirnya bawalah jiwa kami yang sudah ditebus Ke tempat yang terang dan lurus, Di mana tiada awan menutupi kemuliaan-Mu. -Dix- Kalau bisa -- dan pasti kita ingin bisa -- mengebalkan diri selama enam minggu terakhir setiap tahun dari penyakit, kecelakaan, atau tragedi. Sayangnya, kita tidak bisa. Anak-anak sakit cacar air, mobil saling menabrak di atas es, pembedahan sudah dijadwalkan, dan pemakaman dilakukan pada masa Natal. Tampaknya tidak adil, tapi itulah yang terjadi. Mungkin bisa membantu kalau pada saat-saat seperti itu kita mengingat bahwa dunia memang ditelan oleh kegelapan dan keputusasaan pada malam Yesus dilahirkan dan dibuai ibu-Nya. Sebagian besar dunia hidup dalam tragedi yang tidak bisa dibayangkan, dan hanya terdapat sangat sedikit sukacita dalam ketakutan hebat, penindasan, dan kejahatan dalam berbagai bentuk. CARI MUJIZAT Kelahiran Yesus ke dalam dunia yang seperti itu merupakan langkah pasti dan mengagumkan dari Yang Mahakuasa untuk menembus semua keburukan dan kehancuran ini dengan cahaya kasih-Nya yang penuh kuasa. Kita bisa mencari mujizat yang serupa untuk terjadi dalam hidup kita saat tragedi menghantam. Walaupun memang tidak mungkin dalam sifat kemanusiaan kita atau keadaan tragedi itu. Semuanya hanya tergantung pada keberadaan-Nya sebagai Pembuat Mujizat. * Seorang anak sakit? Cari kesempatan untuk membagi buku-buku Natal dan teka-teki untuk membantu mengisi waktu. * Seorang teman masuk ke rumah sakit? Cari kesempatan untuk mengadakan percakapan yang lebih daripada sekedar basa-basi sehari-hari. * Orang yang disayangi seorang teman meninggal? Cari kesempatan untuk memeluk dan menyediakan makanan. Kasih yang diulurkan pada saat tragedi jauh lebih berharga. Jadilah orang yang penuh kasih seperti itu. Apakah tragedi itu terjadi pada kehidupan Anda pribadi? Cobalah menghadapi keadaan itu sebagai kesempatan untuk tumbuh, dengan kerelaan menerima bantuan orang lain dalam prosesnya. Mungkin tidak mudah, saya tahu, tapi carilah kemurahan Tuhan yang dicurahkan, kasih-Nya dinyatakan. Terimalah tiap doa, tiap kata hiburan, dan tiap sentuhan lembut seakan datang langsung dari Tuhan Yesus. JAGA PERSPEKTIF ANDA Tentu saja tidak semua kesulitan masa Natal adalah tragedi yang besar. Sebagian lebih mungkin sesuatu yang menjengkelkan saja. Badai dan hujan yang memutuskan aliran listrik ke daerah Anda dan membuat rumah Anda gelap gulita dan semua di dalam lemari es Anda mencair, Anda lupa menyalakan oven/kompor pada saat Anda akan membuat kue/memasak, atau CD (Compact Disc) yang Anda pesan datang sesuai pesanan, tapi ternyata CD player Anda rusak. Pada saat seperti itu, putuskan untuk tertawa. Ini juga akan menjadi kenangan indah. Kenangan ini hanya akan menjadi kenangan sedih, kalau Anda sedih. Setidaknya sekali dalam hidup Anda, Anda mungkin mengalami kejengkelan atau tragedi Natal. Cari Bayi Kristus dalam pengalaman itu. Ia mampu mengubah kandang kumuh menjadi ruangan kerajaan yang megah. Ia rindu menjadi bintang baru di langit malam Anda. Sumber: Judul Buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa Pengarang : Jan Dargatz Penerbit : Interaksara, Batam, 1999 Halaman : 111 - 113 ********************************************************************** o/ KESAKSIAN NATAL PESTA NATAL =========== Waktu itu dua minggu menjelang Natal dan saya sedang mempersiapkan undangan untuk pesta kedua anak saya, Ann dan Mark, dan teman-teman mereka. Semestinya saya berharap-harap menanti-nantikannya, tetapi saya tidak melakukannya. Beberapa kali saya telah mengadakan pesta Natal yang serupa, tetapi hampir semua orang kecewa. Tamu-tamu kecil saya tampaknya tidak merasakan daya tarik dan keajaiban yang dahulu saya rasakan waktu kecil. Waktu saya kecil, tetangga sebelah kami seorang pensiunan pendeta yang disukai semua anak di kompleks perumahan kami. Dr. Howard tidak pernah terlalu sibuk untuk mendengarkan keluhan kami, mengagumi binatang peliharaan kami, dan menasihati kami dengan rendah hati. Tetapi dari semua yang dilakukannya bagi kami, yang paling membuat ia disayangi ialah pesta Natal yang luar biasa yang disiapkannya bagi kami. Sudah lama saya memutuskan untuk mengadakan pesta seperti itu bagi anak-anak saya, tetapi entah mengapa saya tidak dapat menirunya, meskipun saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk mengikuti cara yang digunakan Dr. Howard. Hari berikutnya ada beberapa keperluan yang harus saya selesaikan dan dalam perjalanan saya melewati tempat saya dibesarkan. Bagian kota yang suram itu semua masih ada, tetapi sekarang saya sudah tidak mengenalinya dan rumah tua Dr. Howard yang dahulunya berdiri megah sekarang sudah sangat jauh berbeda. Tetapi saya terdorong untuk berhenti ke tepi jalan dan melihat rumah yang sudah rusak itu. Tiba-tiba saya kembali menjadi seorang anak berusia delapan tahun yang mendekati pintu depan yang mengagumkan itu. Saya teringat sedang memegang erat-erat tangan adik laki-laki saya dan bel tua itu masih bergema waktu Dr. Howard membuka pintu. Ia mengenakan baju pendeta berwarna hitam dengan baju berkerah dan dasi kupu-kupu. Rambutnya yang ikal berwarna putih di sekelilling kepalanya seperti sebuah lingkaran yang bercahaya, dan seperti biasanya ia tersenyum berseri-seri. "Dorothy! Bobby! Kalian baik sekali mau datang! Tunggu kejutan yang sangat istimewa yang telah saya siapkan untuk kalian nanti malam!" Waktu saya memberi salam pada anak-anak yang lain, saya perhatikan anak-anak laki-laki keluarga Perry kelihatan serius seperti biasa. Saya menduga itu disebabkan ibu mereka sudah lama sakit. Ketiga anak keluarga Donetti juga ada di sana, mereka pemalu sekali seperti biasa karena kami semua tahu ayah mereka di penjara karena penggelapan uang. Anak kembar keluarga Muller, yang kelihatan lebih dewasa karena baju yang mereka pakai, juga hadir di sana. Tentu saja kedua anak perempuan keluarga Harris tampak istimewa -- saya dapat membayangkan betapa bahagianya mereka mempunyai seorang kakek seperti Dr. Howard! Film tentang Tanah Perjanjian diputar Dr. Howard -- itu suatu acara yang istimewa. Saya selalu tertarik pada tempat-tempat yang jauh, saya sangat terpesona melihat kehidupan Yesus di dunia. Kemudian sampai pada saatnya "Pergi ke Yerusalem", awal dari serangkaian permainan di ruang ramu. Setelah menyusun kursi, tuan rumah duduk di dekat piano dan mengulangi aturan permainan, "Saya akan memainkan lagu-lagu Natal yang disukai anak-anak Perancis. Bila musik berhenti, kalian harus cepat-cepat duduk. Anak yang mendapat kursi terakhir ialah pemenangnya." Saya menyukai setiap menit dalam pesta Dr. Howard, tetapi yang paling saya sukai adalah ruang makan yang disinari cahaya lilin dan meja yang dipenuhi hidangan. Es krim yang berbentuk malaikat, pohon Natal, hiasan Natal dan bintang-bintang, juga kue, permen, dan kacang yang menyilaukan mata saya. Belum pernah saya melihat makanan sebanyak dan seenak itu. Semua itu kembali dalam ingatan saya waktu saya duduk di mobil. Lalu tiba-tiba saya tersentak dari lamunan saya waktu pintu depan terbuka dan seorang wanita keluar. Wanita itu sangat menyedihkan, pikir saya. Lalu, waktu saya memandangi penyewa rumah yang dahulu ditempati Dr. Howard, sekilas saya seperti dikejutkan karena terciprat air dingin. Bukankah semua anak yang diundang ke pesta- pesta waktu itu karena mereka juga sedih? Tetapi tentunya tidak termasuk adik laki-laki saya dan saya sendiri? Tetapi waktu saya duduk di situ memikirkan masa lalu, saya dipaksa untuk mengakui bahwa perceraian bukanlah hal yang biasa pada waktu itu. Saya masih ingat Dr. Howard berbicara dengan orang tua saya yang bercerai dan ia juga menghibur kepedihan saya waktu ayah telah meninggalkan kami. Semakin lama saya memikirkannya, semakin jelas bahwa hanya cucu-cucu Dr. Howard yang dapat dikatakan datang dari latar belakang yang "normal". Waktu saya mengendarai mobil pulang ke rumah, semua bertambah jelas. Dr. Howard tidak hanya mengadakan pesta untuk anak-anak yang sedih, tetapi ia juga mengerti bermacam- macam penyebabnya. Sebelum mobil saya sampai di halaman rumah, saya tahu pasti apa yang ingin saya lakukan. Saya langsung ke meja saya, mengambil undangan- undangan pesta yang sudah diberi alamat dan membuangnya ke keranjang sampah. Waktu makan malam, saya menceritakan kepada suami saya, Bob, dan anak-anak tentang pengalaman saya hari itu dan keputusan yang mengejutkan. Mulanya Ann dan Mark kecewa karena teman-teman tidak diundang seperti biasanya, tetapi setelah saya jelaskan bahwa anak- anak yang lain lebih memerlukan undangan itu, mereka mulai tergugah. "Mengapa tidak mengundang Pak Hughes yang sudah tua?" usul Mark. "Ia cepat sekali marah sampai tidak pernah berbicara kepada siapa pun. Mungkin sebuah pesta dapat membangkitkan semangat dalam dirinya." "Ia pasti memerlukannya," sambung Ann. "Kata anak-anak, ia orang yang 'paling jahat di kota' ini." "Tidak baik berkata begitu, Ann, "kata saya, "tetapi pesta ini untuk anak-anak." "Saya rasa tidak ada bedanya, Dorothy," kata suami saya. "Semua orang senang pesta Natal." "Baiklah," kata saya, "kalau kita mengundang orang dewasa, berarti Mary Wynn juga diundang." Wanita itu janda setengah umur yang tinggal di jalan yang sama dengan kami, kata-katanya yang tajam menjauhkannya dari tetangga-tetangganya. Bob mengusulkan untuk mengundang dua remaja yang baru-baru ini dibimbingnya di SMU tempat ia mengajar. Patty tinggal di panti asuhan dan kelihatannya ia anak yang paling tidak bahagia. Dan, anak yang tidak disiplin, ibunya sudah bercerai dan tidak mau mengurusnya. Ketiga anak Vietnam yang baru pindah di lingkungan kami merupakan tamu yang dipilih terakhir dengan suara bulat. Pada malam pesta itu, dengan gelisah saya menunggu tamu-tamu yang berlatar belakang berbeda dan tidak biasa, tetapi rupanya saya tidak perlu khawatir. Anak-anak Vietnam itu menyapa setiap orang dengan malu-malu dan sopan. Janda yang suka mengomel itu mencairkan sikap keras pria yang "paling jahat di kota" dan bersikap baik sekali pada Patty yang gelisah dan salah tingkah. Saya gembira karena ternyata semua tamu, anak-anak maupun orang dewasa, ikut bermain dan mereka tampak gembira menikmati film kartun anak-anak dan cerita tentang perjalanan di Palestina. Setelah itu, kami berkumpul mengelilingi meja makan, wajah tamu-tamu kami tampak berseri-seri. Setelah lagu-lagu Natal selesai diputar, Mark dan Ann memberikan hadiah-hadiah itu, meskipun sederhana, membuat mata saya terasa panas karena terharu. Setelah pesta selesai, tamu-tamu yang lebih tua berjalan pulang bersama-sama, mengucapkan selamat hari Natal kepada kami semua. Dan serta Patty mengajak anak-anak Vietnam itu ke mobil kami, dan saya berdiri di depan dengan suami saya yang sedang memakai sepatu bootnya. "Oh, Bob," kata saya, "Suasana Natal sungguh terasa. Saya dapat melihatnya pada mata mereka dan setiap orang." "Memberi kasih pada orang-orang yang tidak dikasihi," bisiknya. "Mungkin itu jauh lebih berharga daripada mencoba menangkap kembali kebahagiaan diri sendiri." "Kamu benar, Bob," jawab saya sambil memperhatikan bayangan mereka yang saling melambaikan tangan satu sama lain di tengah salju yang jatuh perlahan-lahan. "Saya memerlukan waktu yang lama untuk memahaminya. Tetapi Dr. Howard sudah lama mengetahuinya." - Dorothy R. Masterson - Sumber: Judul Buku: Kisah Nyata Seputar Natal Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1998 Halaman : 191 - 194 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR SETELAH HARI NATAL ================== Alat Peraga: ------------ Gambar-gambar tempel bentuk hati. Ayat Alkitab: ------------- 1Yohanes 4:7-8 Tema: ----- Simpanlah Kasih Natal dalam Hatimu Sepanjang Tahun Cerita: ------- Apakah semuanya mengalami hari Natal yang indah? Hari Natal itu menyenangkan dan menggembirakan, tetapi sedih juga pada saat kita harus melepaskan hiasan-hiasan Natal itu dan membungkus kembali pohon Natal, bukan? Minggu ini, di rumah kami, kami akan membereskan kembali semua tali dan pita, kertas kado, hiasan pohon Natal, suasana pedesaan, dan hampir semua benda yang kami pakai untuk menghias rumah pada Hari Natal. Mungkin kamu juga akan melakukan hal yang sama di rumahmu sendiri. Ada sesuatu hal di Hari Natal ini yang tidak perlu kita lepaskan, yaitu kasih yang kita rasakan pada Hari Natal. Pada Hari Natal, kita melakukan hal-hal yang baik satu sama lain dan itulah salah satu cara kita menunjukkan kasih kita. Kita dapat melihat kasih di wajah semua orang pada saat mereka menyanyikan lagu-lagu Natal dan melakukan hal-hal khusus di Hari Natal. Kita tidak perlu melepaskan kasih itu sampai Hari Natal tahun depan. Kita dapat berusaha untuk menyimpan kasih itu di dalam hati kita sepanjang tahun. Kasih adalah makna Natal. Kasih adalah Yesus. Kita harus selalu menyimpan kasih itu di dalam hati kita, selamanya. Kita dapat membereskan semua hiasan-hiasan Natal, tetapi kita dapat tetap menyimpan kasih Natal di dalam hati kita sepanjang tahun. Saya akan memberikan satu gambar tempel berbentuk hati untuk setiap kamu. Kamu dapat menempelkan gambar tempel ini pada bajumu sekarang juga, atau kamu dapat membawanya pulang ke rumah, dan menempelkannya pada sesuatu asalkan orangtuamu memberi ijin. Kiranya gambar tempel ini mengingatkan kamu untuk selalu menyimpan kasih Natal di dalam hatimu, sepanjang tahun. Bahan diambil dari sumber: Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu Pengarang : Donna McKee Rhodes Penerbit : Gospel Press, Batam Halaman : 169 - 170 ********************************************************************** o/ STOP PRESS Berikut ini adalah informasi tentang Kuliah Intensif yang dapat diikuti oleh mereka yang terlibat dalam pelayanan konseling khususnya konseling untuk remaja. Kuliah Intensif ini diselenggarakan oleh STT Reformed Injili Indonesia. PROGRAM INTENSIF 2003: ====================== Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili Indonesia (STTRII) KONSELING REMAJA (2 SKS) ------------------------ Tanggal: 21 - 22 Pebruari dan 21 - 22 Maret 2003 - Jumat pk. 10.00 - 12.00 dilanjutkan pk. 13.00 - 18.00 - Sabtu pk. 08.00 - 12.00 dilanjutkan pk. 13.00 - 16.00 Oleh: Paul Gunadi, Ph.D. Deskripsi matakuliah: Matakuliah ini disediakan untuk memperlengkapi Anda dengan pengenalan akan kehidupan remaja dengan kompleksitas permasalahannya. Pengenalan tersebut akan diperkaya dengan pengetahuan. MATAKULIAH LAINNYA ------------------ a. PSIKOLOGI ABNORMAL -- Yakub B. Susabda, Ph.D. dan Tim b. ETIKA KONSELING -- Paul Gunadi, Ph.D. c. ISLAMOLOGI -- Pdt. Dr. Bambang Ruseno U. d. PELAYANAN KAUM AWAM -- Tim Dosen STTRII e. NARRATIVE APPROACH OF THE BIBLE -- Armand Barus, Ph.D f. MASALAH KEPRIBADIAN DALAM PELAYANAN -- Dr. Dwidjo Saputro * Kuliah intensif ini dapat diikuti oleh mahasiswa/i S.Th., M.A., dan M.Div. serta dapat diikuti sebagai pendengar oleh pemimpin gereja/yayasan Kristen dan hamba Tuhan * Biaya Kuliah: Rp. 200.000,- (belum termasuk biaya akomodasi dan konsumsi) * Pendaftaran dan Informasi: Bagian Registrasi STTRII: Iyun/Ria pada hari kerja (Senin-Sabtu), Jl. Kemang Utara IX/10, Warung Buncit, Jakarta Selatan 12760. Telp. (021) 7982819, 7990357 Fax. 7987437 ===> E-mail: < reformed@idola.net.id > Sumber: Brosur dari Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili Indonesia (STTRII), Jakarta. ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: mariani maria <kmkm_001@> >Dear Tim Redaksi, >Merry X'mas and Happy New Year All of You. >May God Bless. And be Success. >Bye - Mariani Dari: Desi M. <dmulyani@> >Syalom, >Saya ucapkan "Selamat Hari Natal" kepada semua tim dalam pelayanan >ini, kiranya semakin giat dalam pelayanan. Tidak lupa saya ucapkan >pula "Selamat Tahun Baru" semoga bertambah semangat dalam pelayanan >di tahun 2003. >God Bless!! Redaksi: Segenap Tim Redaksi e-BinaAnak juga mengucapkan "Selamat Natal dan Tahun Baru". Kasih Tuhan yang sudah lahir di bumi menyertai kita selalu dalam langkah-langkah kehidupan kita semua sampai Dia datang untuk kedua kalinya. ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Oeni dan Davida Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |