Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/109 |
|
e-BinaAnak edisi 109 (15-1-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 109/Januari/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Anak Anda dapat Menjinakkan Si Monster Televisi o/ TIPS MENGAJAR : Mengurangi Pengaruh Televisi bagi Anak o/ SHARING GSM : Tayangan-tayangan Televisi o/ BAHAN MENGAJAR : Kamera Televisi Allah o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ijin Menggunakan Bahan dari e-BinaAnak ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam kasih dalam Yesus Kristus, Media elektronik kedua yang kami bahas dalam edisi kedua bulan Januari ini adalah "Media Televisi". Seperti yang kita ketahui, televisi telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak. Banyak anak yang mulai kecanduan menonton televisi, mereka bahkan bisa rewel jika dalam sehari tidak melihatnya. Acara-acara yang ditampilkan televisi saat ini sangat beragam dan banyak orangtua dan guru yang mengkhawatirkan pengaruhnya terhadap anak dan murid mereka. Untuk itu dalam edisi ini kami akan menyediakan artikel dan tips yang bagus untuk menambah wawasan bukan hanya bagi orangtua tapi juga bagi guru-guru. Setelah melihat dampak positif dan negatif dari TV dalam kehidupan anak-anak, kami berharap guru-guru dapat menolong memberi pengertian kepada anak-anak (dan orangtuanya) supaya dapat mempertajam pengaruh positif dan mengurangi pengaruh negatif dari TV. Dengan demikian media TV dapat menjadi "pembantu" Anda untuk mendidik anak-anak kita. Selain itu kami sajikan juga sharing dari salah seorang anggota e-BinaGuru yang memberikan opini mengenai tayangan-tayangan televisi dewasa ini. Sebagai tambahan, dalam kolom Bahan Mengajar edisi ini, kamera televisi jadi ilustrasi yang dapat Anda gunakan untuk memperkaya koleksi maupun ide bahan mengajar Anda. Selamat membaca! Tim Redaksi "Rahmat Allah itu mendidik kita supaya tidak lagi hidup berlawanan dengan kehendak Allah dan tidak menuruti keinginan duniawi. Kita dididik untuk hidup dalam dunia ini dengan tahu menahan diri, tulus dan setia kepada Allah." (Titus 2:12) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Titus+2:12 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL ANAK ANDA DAPAT MENJINAKKAN SI MONSTER TELEVISI =============================================== Menarik sekali memperhatikan angka-angka statistik. Di Amerika Serikat jika seorang anak telah menamatkan SMA, ia telah menghabiskan waktu sekitar 15.000 jam untuk menonton televisi. Jumlah waktu ini lebih banyak daripada yang dipakainya untuk kegiatan apa pun lainnya kecuali tidur. Selama 15.000 jam itu ia telah diperhadapkan dengan 350.000 iklan dan telah menyaksikan 18.000 pembunuhan. Bagaimana dengan di Indonesia? Kalau setiap anak rata-rata menonton televisi selama 3 jam sehari maka dalam setahun ia sudah menghabiskan waktu sekitar 1.095 jam. Dan kalau ia sudah mulai menonton sejak umur 4 atau 5 tahun, maka pada waktu ia lulus SMA, sama seperti di Amerika, ia juga sudah menghabiskan sekitar 15.000 jam untuk nonton televisi. Tetapi kita patut bersyukur bahwa ditinjau dari segi moral dan sadisme, televisi Indonesia masih relatif jauh lebih baik daripada siaran di Amerika atau di negeri- negeri lain yang sudah "maju". [Red.: Pengamatan sampai tahun 1993, tetapi sekarang hampir sama.] Mungkin televisi merupakan kekuatan yang dapat dengan mudah merembes masuk ke dalam masyarakat kita. Anda dan anak Anda perlu terampil dalam menyaring hal-hal mana yang dapat Anda terima dan mana yang tidak, selama menghadapi tabung ajaib ini. Di dalam hal ini keterampilan untuk menyaring itu lebih diperlukan dibandingkan di dalam hal-hal lainnya. Tergantung dari kebiasaan-kebiasaan menonton dan waktu yang dihabiskan untuk itu, televisi dapat mempunyai pengaruh yang positif atau negatif terhadap anak Anda. Dilihat dari segi negatifnya, terlalu banyak menonton televisi, atau menonton televisi tanpa pengarahan dan didikan tertentu dari orangtua dapat memberi pengaruh yang MERUGIKAN: 1. Iklan di televisi itu mempengaruhi anak untuk menginginkan dan membeli barang-barang yang belum tentu baik untuk dia, atau yang tidak betul-betul diperlukannya. 2. Televisi dapat dijadikan tempat pelarian dari kenyataan hidup yang sebenarnya. 3. Benda ini dapat menggantikan persahabatan dan suasana bermain yang aktif, menghalang-halangi kreativitas dan perkembangan pribadinya. 4. Televisi dapat menyebabkan beberapa anak tertentu menjadi agresif dan bahkan kejam. 5. Televisi dapat menyebabkan seorang anak mempunyai pandangan yang tidak realistis tentang dunia ini. Akan tetapi jika digunakan dengan benar, televisi dapat BERMANFAAT: 1. Televisi dapat mengumpulkan dan mendekatkan keluarga. 2. Televisi dapat merangsang percakapan di antara para anggota keluarga. 3. Televisi itu dapat melegakan perasaan tertekan dan memberi perasaan santai kepada seorang anak. 4. Televisi dapat merupakan hiburan yang sehat. 5. Televisi dapat merupakan sarana bagi seorang anak untuk memperoleh informasi, gagasan, dan pandangan yang lebih luas. 6. Televisi dapat memperluas persepsi seorang anak tentang dunia ini. Tiga pertanyaan di bawah ini merupakan pertanyaan yang paling penting: 1. Berapa lama sebaiknya menonton televisi itu? 2. Acara-acara yang bagaimana yang sepatutnya dihindari? 3. Bagaimana cara Anda meningkatkan daya saring anak Anda dalam memilih apa yang akan ditontonnya pada layar televisi? Ada banyak pendapat yang berbeda-beda, tetapi beberapa prinsip yang berikut ini pada umumnya dapat diterima: 1. Tidak menjadi soal berapa jam sehari atau seminggu anak Anda diperkenankan menonton televisi (sebagian mengatakan satu jam sehari itu batasnya; yang lainnya mengatakan boleh sampai empat jam), tetapi demi kesehatan mentalnya tidaklah baik bagi seorang anak untuk menonton televisi lebih dari dua jam terus- menerus (atau lebih tepat, maksimal dua jam per hari). Menonton adalah suatu kegiatan yang pasif, sedangkan dalam kehidupan ini orang yang aktif melakukan sesuatu jauh lebih produktif daripada orang yang hanya sekadar menjadi pengamat. 2. Pengaturan waktu atau menonton pada saat yang tepat itu sama pentingnya dengan jumlah waktu yang dipergunakan untuk menonton. Apakah waktu yang dipergunakan untuk Anda sekeluarga menonton televisi itu mengganggu waktu Anda sekeluarga makan bersama atau menjadi pengganti saat Anda sekeluarga bercakap- cakap dengan santai? Apakah menonton televisi itu telah merampas waktu bercerita sebelum tidur atau waktu Anda sekeluarga berdoa bersama? Apakah menonton televisi itu telah menyisihkan kesempatan untuk Anda sekeluarga berjalan-jalan pada waktu sore, bermain, atau membaca bersama-sama sebagai satu keluarga? Berikut ini, ada langkah/tips praktis yang dapat Anda terapkan: 1. Buatlah suatu survai tentang waktu yang Anda sekeluarga pergunakan untuk menonton televisi. Sediakan suatu tabel di dekat televisi, dan buatlah kolom-kolom untuk mencatat jam, hari, dan judul acara yang ditonton oleh setiap anggota keluarga. Anda akan heran melihat betapa banyaknya waktu yang dipergunakan keluarga Anda untuk menonton televisi, dan acara apa yang paling banyak Anda tonton. 2. Cobalah membuat eksperimen dengan keluarga Anda. Sepakatilah untuk menyimpan pesawat televisi Anda di gudang selama satu minggu (atau bahkan satu bulan). Lalu rencanakan banyak kegiatan keluarga untuk setiap sore dan malam. Pilihlah buku-buku dari perpustakaan dan bacalah bersama. Belikan beberapa papan permainan. Buatlah acara jalan-jalan bersama untuk "menjelajahi" daerah di sekeliling tempat tinggal Anda. Tanamilah kebun; catlah bersama salah satu ruangan dalam rumah Anda; lakukan apa saja yang produktif dan menyenangkan sebagai satu keluarga. Hari-hari pertama memang akan terasa sangat berat, tetapi segera Anda sekalian akan merasa heran berapa banyak waktu yang Anda miliki! Pada akhir jangka waktu percobaan itu Anda akan sanggup membuat taksiran yang lebih objektif, yang tidak terlalu emosional, tentang berapa banyak waktu yang pantas disediakan oleh keluarga Anda untuk menonton televisi. 3. Penderitaan mental yang dialami seorang anak sebagai akibat menonton televisi pada umumnya disebabkan oleh iklan yang ditayangkan, tindak kekerasan yang disajikan, dan kehidupan yang tidak realistis yang sering diperlihatkan dalam acara-acaranya. Untuk mengimbangi hal ini dan untuk mengoreksi perkembangan cara berpikir anak Anda, Anda perlu menontonnya bersama-sama sehingga kemudian Anda dapat membahas segala yang keliru dan yang tidak konsisten yang Anda lihat. Sesudah menonton suatu acara, bicarakanlah tentang apa yang Anda lihat selagi hal itu masih segar dalam ingatan. a. Beberkan asumsi dan cara penilaian yang menjadi latar belakang acara iklan yang ditayangkan. b. Tunjukkan yang mana yang disebut kekerasan itu dan bicarakan betapa seriusnya suatu tindakan yang kejam itu di dalam kehidupan yang nyata. c. Lawanlah gambaran yang keliru yang merupakan gambaran yang standar gaya televisi mengenai apa yang ideal sehubungan dengan wanita, pria, keluarga, bangsa, dan kelompok-kelompok agama. d. Perhatikan dengan cermat bagaimana penyampaian berita di televisi yang sering berat sebelah mengenai soal politik dan sosial. Bicarakan tentang bagaimana ratusan pokok pemberitaan yang dapat dilaporkan setiap harinya, tetapi hanya sedikit saja yang dipilih; tunjukkan perbedaan yang halus antara mana yang "penting" dan mana yang tidak. Pikirkanlah tentang pemilihan kata-kata yang dipergunakan para penyiar yang sering terlalu emosional. 4. Jadikanlah waktu untuk menonton televisi itu bermanfaat dengan menyediakan waktu untuk berunding lebih dahulu. Setiap minggu tentukanlah bersama-sama acara-acara mana yang patut ditonton. Tetapkanlah batas-batasnya bersama-sama. Pakailah pertanyaan- pertanyaan berikut ini sebagai pedoman untuk tontonan yang bermanfaat: a. Apakah acara itu menarik ataupun menghibur? b. Dapatkah anak Anda mengerti acara itu? c. Apakah acara itu menunjukkan perbedaan yang tegas antara yang benar dan yang salah, dan apakah acara itu mengajarkan cara penilaian yang baik? d. Apakah acara itu akan menakut-nakuti? e. Apakah acara itu memisahkan dengan jelas antara dunia khayal dan kenyataan hidup ini? 5. Bagi anak kecil, coretlah acara-acara yang tema utamanya ialah kekerasan, yang membiarkan stres tanpa ada penyelesaian, yang fokusnya pada soal ketakutan, atau yang tidak dengan jelas membedakan antara apa yang khayalan dan apa yang merupakan kehidupan yang nyata. 6. Ingatlah bahwa "acara-acara orang dewasa" yang standar yang ditayangkan sesudah pukul 8 malam tidak disediakan untuk anak- anak. 7. Orangtua yang pecandu televisi tidak dapat mengharapkan bahwa anak-anak mereka akan dapat mengendalikan diri dalam soal menonton televisi. Jika Anda ingin anak Anda mempunyai sikap tertentu terhadap televisi maka Anda sendiri harus memberi teladan. Anak Anda dapat dengan bijaksana memilih acara yang mana yang akan ditontonnya. Percayalah bahwa Allah dapat memberi hikmat dan bersiapsedialah untuk mulai terjun ke dalam pertempuran khusus ini. Televisi tidak perlu menjadi monster di dalam keluarga Anda. Sumber: Judul Buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Pengarang : Paul Lewis Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 158 - 163 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR MENGURANGI PENGARUH TELEVISI BAGI ANAK ====================================== 1. Berikan teladan. ---------------- Sikap orangtua akan ditiru anak. Sebaiknya orangtua lebih dulu menentukan batasan bagi dirinya sendiri dulu sebelum membuat batasan bagi anaknya. Misalnya, orangtua hanya menonton TV pada saat merasa lelah atau bosan pada kegiatan lain. Dengan begitu, Anda tidak menjadikan menonton TV sebagai menu utama setiap hari. Jangan hidupkan TV sepanjang waktu. Matikan TV ketika sedang makan, berdoa bersama, bercengkerama, atau belajar. 2. Hindari memanfaatkan TV sebagai babysitter. --------------------------------------------- Di tengah kesibukan kerja, para orangtua lebih merasa aman dan tenang jika anak duduk manis di depan pesawat TV ketimbang main di luar. Tingginya angka kejahatan dan semrawutnya lalu lintas sudah membuat orangtua mengkhawatirkan keselamatan putra- putrinya. Untuk mengalihkan menonton TV, berikanlah aktivitas positif bagi anak seperti ikut kursus, olahraga, berkebun, mewarnai, memancing, membantu memasak, dan sebagainya. 3. Buat jadwal. ------------ Ajak anak bersama-sama membuat jadwal kegiatan anak pulang sekolah. Yang penting beri porsi tidak lebih dari dua jam untuk menonton TV. 4. Letakkan pesawat TV di tempat terbuka. -------------------------------------- Dengan begitu Anda bisa memantau acara apa yang sedang ditonton anak. Namun begitu, usahakan juga letak pesawat TV tidak menjadikannya sebagai pusat aktivitas keluarga. Jangan menempatkan TV di kamar anak (kalau radio boleh). 5. Pakailah TV untuk mendidik. --------------------------- Ada beberapa acara TV yang bagus ditonton bersama seperti program dokumentasi, edutainment (tayangan edukatif yang menghibur seperti discovery), kuis, olahraga, konser musik klasik, talk show, (lihat dahulu "Acara TV" yang layak ditonton -- biasanya terdapat di koran). 6. Diskusikan adegan anti sosial di TV. ------------------------------------ Ajaklah anak membahas: Apakah kata-kata kasar yang diucapkan patut ditiru? Apakah perilaku kekerasan itu layak dicontoh? Apakah setiap masalah harus diselesaikan dengan berkelahi? Diskusikan dan bandingkan nilai-nilai yang ada dalam TV dengan nilai kristiani. 7. Terangkan antara fakta dan fiksi. --------------------------------- Anak masih kesulitan membedakan antara fiksi dan fakta. Tokoh drakula yang Anda anggap biasa saja, bisa membuat anak ketakutan dan susah tidur. Terangkan proses pembuatan film/sinetron laga dan misteri, termasuk trik-trik pembuatannya. Apakah darah yang muncrat itu sungguhan? Mengapa jagoannya bisa terbang? Jelaskan bahwa untuk adegan yang berbahaya dilakukan pemeran pengganti yang terlatih. Ada teknik tertentu untuk memuat pemainnya bisa mengecil, menghilang dan menembus tembok. Jelaskan juga tali (sling) yang dipakai untuk membuat pemainnya bisa melayang. 8. Diskusikan tayangan iklan. -------------------------- Mengapa ada iklan di TV? Apa tujuan iklan? Mengapa iklan selalu tampak menarik? Apakah iklan pernah menunjukkan kekurangan barang yang diiklankan? Apakah iklan yang bagus berarti barang yang diiklankan pasti bagus? Tunjukkan barang-barang yang paling sering diiklankan di TV. Ajak anak membandingkan: lebih bagus mana penampilan sebenarnya dengan yang di TV? 9. Rumuskan bersama aturan menonton TV. ------------------------------------ Aturan ini berlaku untuk semua anggota keluarga, juga pembantu, babysitter, famili, teman, tamu atau tetangga yang nebeng menonton. 10. Tolaklah semua media yang mengandung kekerasan. ----------------------------------------------- Bukan hanya TV, PlayStation pun mengandung banyak adegan kekerasan. Buatlah kesepakatan bahwa tidak ada tempat dalam keluarga bagi media yang mengandung kekerasan. Entah itu berupa TV, VCD/CD, PlayStation, Video Games, radio, kaset atau bacaan. Sumber: Milis Diskusi e-BinaGuru < subscribe-i-kan-binaguru@xc.org > Info : Staf e-BinaGuru < owner-i-kan-binaguru@xc.org > Arsip : http://purcell.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-BinaGuru ********************************************************************** o/ SHARING GSM [Red.: Milis Diskusi e-BinaGuru pernah membahas dan mendiskusikan mengenai tayangan televisi dan dampaknya bagi anak-anak. Berikut ini satu sharing dari Sdri. Catharina Toisuta yang mengemukakan pendapatnya mengenai permasalahan tersebut.] Dari: "Toisuta, Catharina" <qual.jkt@> >Sedikit masukan dari saya ... >Menurut saya, tayangan-tayangan TV pada saat ini memang sudah >banyak berubah mengikuti perkembangan jaman dan perkembangan dari >media informasi itu sendiri. Tetapi tema/isi dari tayangan masih >sama yaitu antara benar/salah -- baik/buruk. Tetapi dlm hal >penyajiannya yg dirasa agak tdk konsisten/sejalan dgn dunia anak >-- kebenaran ditampilkan dgn tokoh yg perkasa dan 'salah' disajikan >dlm bentuk kekerasan-kekerasan. Kebenaran/kebaikan selalu >menjadi si Hero dan salah selalu yg kalah. Misinya memang baik tp >kalau kita perhatikan dlm penayangan penegakkan kebenaran tsb >selalu diambil jalan pintas dgn kekerasan yaitu berkelahi/bertarung >atau tanding ilmu kesaktian/kekuatan bukan jalan damai. Sementara >anak-anak hanya bisa menerima tiap tayangan tanpa bisa memilahnya >secara khusus dan kecenderungan anak spt-nya suka sekali dgn tokoh >yg perkasa krn menang terus walaupun cara penyelesaiannya dgn >berkelahi/bertarung/berantem. . > >Tayangan yg aman walaupun ada tetapi memang agak sukar dicari. >Bahkan di salah satu station televisi telah dibuatkan filter dgn >memberikan rambu/simbol utk tiap tayangan spt. SU (semua umur), >BO (Bimbingan Orangtua), 17+. Hal ini juga sebenarnya ingin >menyadarkan ortu bahwa tdk semua tanyangan itu layak dikonsumsi >oleh anak. Jadi dampingan orangtua utk memberikan arahan dan >membimbing pd anak dlm menerjemahkan mutlak tetap diperlukan. . > >Dan menurut saya, tayangan TVRI masih bisa dikategorikan aman >utk saat ini (bukan promosi lho)... >GBU, >Catharina Toisuta Sumber: Milis diskusi e-BinaGuru < subscribe-i-kan-binaguru@xc.org > Info : Staf e-BinaGuru < owner-i-kan-binaguru@xc.org > Arsip : http://purcell.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-BinaGuru ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR KAMERA TELEVISI ALLAH ===================== Ani duduk dengan tenang ketika ia menonton warta berita di televisi. "Mereka pasti mempunyai kamera yang luar biasa bagusnya," kata Ani tiba-tiba. "Mengapa kamu berkata begitu?" tanya ayah. "Sebab mereka baru saja mengambil gambar-gambar mengenai peristiwa di Timur Tengah, di Jepang, di Amerika, dan kemudian di Jakarta," kata Ani. "Hanya kamera yang bagus sekali yang dapat mengambil peristiwa di mana-mana pada waktu yang sama." "Mereka mempunyai lebih dari satu kamera," kata ayah. "Masing-masing tempat mempunyai satu kamera. Tetapi ada sebuah kamera televisi yang dapat mengambil gambar-gambar mengenai peristiwa di mana-mana dalam waktu yang sama." Renungan singkat tentang berada di mana-mana pada waktu yang sama: ------------------------------------------------------------------ 1. Pernahkah kamu bertanya-tanya dalam hati bagaimana caranya kamera televisi dapat berada di begitu banyak tempat dalam waktu yang demikian singkat? 2. Kamera televisi apakah yang sedang dibicarakan ayah? Menurut kamu, apakah yang akan dikatakan ayah kepada Ani mengenai hal ini? "Allah dapat melihat ke segala tempat pada waktu yang sama," kata ayah. "Jika kamu berbuat sesuatu yang baik di sekolah, Ia juga melihatnya." "Bagaimana seandainya saya tidak ingin Allah melihat apa yang saya kerjakan?" kata Ani. "Ia tetap melihatnya," kata ayah. "Bilamana kamu berpikir untuk melakukan perbuatan yang jahat, ingatlah bahwa Allah sedang mengawasimu." Renungan singkat tentang Allah dan kamu: ---------------------------------------- 1. Apakah kamu merasa senang karena Allah dapat melihat semua hal baik yang kamu lakukan? 2. Mengapa kamu tidak meminta Allah menolongmu untuk melakukan lebih banyak hal yang menyenangkan hati-Nya? Maka bantulah Allah menolongmu! Bacaan Alkitab: --------------- Amsal 15:3 Kebenaran Alkitab: ------------------ Tuhan melihat ke segala tempat, mengawasi orang baik dan orang jahat (lihat Amsal 15:3). Doa: ---- Ya Tuhan, saya tahu bahwa Engkau melihat apa saja yang saya lakukan. Oleh karena itu, ingatkanlah saya untuk melakukan hal-hal yang Engkau kehendaki. Amin. Sumber: Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Pengarang : V. Gilbert Beers Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 42 - 43 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Petrus S. <sitanggang.p@> >Banyak ide-ide yang saya dapatkan dari Bina Anak. >Semoga tambah maju dalam pelayanan. Melalui surat ini sekalian saya >mau minta ijin untuk menggunakan bahan-bahannya untuk saya pakai >dalam mengajar sekolah minggu maupun untuk bahan diskusi dengan >para rekan-rekan sepelayan. Terima kasih! Redaksi: Silakan Anda menggunakan bahan-bahan yang kami muat dalam e-BinaAnak sebagai tambahan ide Anda dalam mengajar dan diskusi dengan rekan- rekan Anda. Dan jangan sampai lupa untuk memberitahukan kepada mereka mengenai e-BinaAnak ini. Bagikanlah berkat yang sudah Anda terima. Jika ingin berdiskusi secara lebih luas lagi seputar pelayanan anak, khususnya melalui internet/e-mail, Anda dapat bergabung dengan rekan-rekan lainnya di Milis Diskusi e-BinaGuru. Milis tersebut mendiskusikan berbagai topik seputar pembinaan/pelayanan anak. Contoh dari diskusi tersebut dapat Anda lihat dalam kolom Tips Mengajar dan Sharing GSM di atas. Juga jangan lupa ajak teman/rekan Anda untuk bergabung dalam e-BinaGuru ke: ==> subscribe-i-kan-BinaGuru@xc.org ********************************************************************** Anda terdaftar dengan alamat email: danielb@solonet.co.id Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Oeni dan Davida Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |