Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/112 |
|
e-BinaAnak edisi 112 (5-2-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 112/Februari/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Kebutuhan Kasih o/ ARTIKEL (2) : Kasih yang Tepat o/ BAHAN MENGAJAR (1) : Kasih Sayang o/ BAHAN MENGAJAR (2) : Allah Memelihara Yusuf o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Artikel Kelas Kecil dan Anak Hiperaktif? ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam jumpa, Di bulan Februari ini tema yang kami angkat adalah tentang "Kebutuhan Anak". Suatu tema yang sangat penting dibahas, khususnya bagi pengajaran guru-guru di Sekolah Minggu. Kebutuhan Anak meliputi berbagai segi. Khusus pada edisi Februari ini kita hanya akan membahas empat segi kebutuhan anak saja, yang akan kami bagi menjadi seri topik-topik sebagai berikut: 1. Kebutuhan untuk Dikasihi (Love) 2. Kebutuhan akan Rasa Aman (Security) 3. Kebutuhan untuk Dihargai (Respect) 4. Kebutuhan untuk Dibimbing (Guidance) Sebagai seri pertama dari tema "Kebutuhan Anak" yang akan kami bahas dalam edisi ini, adalah mengenai kebutuhan anak akan kasih. Kasih Allah memang harus terpancar dalam kehidupan guru-guru SM agar dapat dirasakan oleh anak-anak didiknya. Seringkali kita merasa bahwa kita sudah cukup mengasihi anak-anak kita, tetapi tanpa kita sadari kasih yang kita berikan ternyata kasih yang tidak tepat. Lalu seperti apa kasih yang tepat itu? Silakan simak dua Artikel kami pada edisi ini. Sebagai pelengkap, dua Bahan Mengajar kami suguhkan untuk guru-guru dapat mengajar anak-anak kita tentang kasih Tuhan yang tanpa batas dan luar biasa! Selamat melayani! Tim Redaksi "Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan." (Kolose 3:14) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kolose+3:14 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) KEBUTUHAN KASIH =============== Para ahli psikologi beranggapan bahwa kebutuhan yang paling penting dari seorang anak adalah kasih, dalam segala waktu ia perlu dikasihi. Kasih adalah hal yang paling mudah dirasakan, anak-anak biasanya tahu apakah orangtua mereka benar-benar mengasihi mereka atau tidak. Kasih orangtua tidak bisa digantikan dengan materi. Kasih yang berdasar pada materi hanya memberikan kesenangan sementara dan tidak dapat memuaskan kebutuhan jiwanya. Kasih datang dari Allah, tetapi kasih itu dapat disalurkan kepada anak-anak melalui orangtua atau orang lain. Oleh sebab itu, seandainya orangtua dan guru mengatakan, "Kalau kamu melakukan ini, maka Allah tidak mengasihi kamu," maka hal itu sulit untuk diterima oleh anak karena mereka membutuhkan kasih tanpa syarat. Adakalanya kita harus menggunakan cara yang khusus agar mereka merasa dikasihi. Dalam kebudayaan orang timur, para orangtua tidak biasa untuk menyatakan kasih secara terus terang, karena kebudayaan telah membuat orangtua tidak begitu terang-terangan menyatakan kasihnya sehingga anak sulit merasakan kasih sayang orangtua. Kasih seharusnya dinyatakan melalui sentuhan, perkataan, sikap, dan perilaku. Bila anak-anak sejak kecil dapat merasakan dirinya dikasihi, maka ia pun belajar mengasihi orang lain. Oleh sebab itu, orangtua harus selalu memperhatikan kebutuhan dasar anaknya, yaitu kebutuhan kasihnya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Menerobos Dunia Anak Pengarang : DR. Mary Go Setiawani Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2002 Halaman : 29 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) KASIH YANG TEPAT ================ Oleh: DR. Mary Go Setiawani Saya kurang mampu menguraikan tentang kasih, tetapi kasih yang sejati dapat dirasakan. Seringkali seorang guru mengatakan kepada anaknya: "Saya melakukan semua hal ini karena saya mengasihi engkau." Tetapi anak itu tidak merasakan kasih tersebut, malah mungkin ia merasa bahwa ia bukan anak kandung dari orangtuanya, karena ia justru merasa dibenci oleh ibunya. Sebenarnya, setiap orangtua yang normal pasti mengasihi anaknya. Tetapi mengapa komunikasi itu tidak sampai ke diri anaknya? Anaknya tidak merasakan kasih itu. Hal ini disebabkan karena adanya kasih yang kurang tepat, atau bukan kasih sejati. KASIH YANG KURANG TEPAT ----------------------- Kasih yang kurang tepat ada beberapa macam, seperti: 1. Kasih yang bersifat memiliki. ----------------------------- Keinginan untuk memiliki, menjadikan orangtua atau guru mendorong anak untuk bersandar kepada mereka secara berlebihan. Ketika anak masih muda, wajar jika ia bergantung kepada orangtuanya. Tingkat ketergantungan ini bisa mencapai 100%. Anak itu sangat bergantung dan memerlukan orangtuanya. Tetapi semakin meningkat usia anak itu, tingkat ketergantungan itu seharusnya semakin berkurang. Kalau tidak demikian, maka perkembangan emosi anak tersebut akan terganggu atau terpengaruh. Banyak orangtua atau guru yang menginginkan anak-anak itu terus- menerus bergantung kepada mereka. Anak-anak asuhan mereka dianggap sebagai milik mereka. orangtua atau guru-guru demikian menganggap anak-anak atau murid-muridnya tidak lebih dari sekedar benda berharga saja, yang pada akhirnya akan menghalangi mereka menjadi anak-anak yang mandiri. Kasih seperti ini adalah kasih yang kurang tepat. 2. Kasih yang bersifat menggantikan. --------------------------------- Kasih yang tidak tepat ini adalah kasih yang menghendaki agar anak-anak atau murid-murid itu dapat menggenapi cita-cita yang diidamkan oleh orangtua atau gurunya, dimana pada masa lalu, orangtua atau guru itu gagal mencapai cita-cita tersebut. Misalnya seorang ayah olahragawan menginginkan anaknya menjadi olahragawan dan dapat sukses seperti yang diinginkan orangtua itu. Akibatnya, anak itu dilatih, digembleng, dipaksa sedemikian rupa agar dapat berhasil. Kasih seperti ini merupakan kasih yang salah. Juga ada seorang ibu yang terjun ke dunia musik, menginginkan anak gadisnya juga terjun ke dunia musik dan mencapai kesuksesan seperti yang diidamkan oleh sang ibu, padahal anak tersebut tidak berbakat di bidang musik. Juga ada guru-guru yang melakukan hal seperti itu pada muridnya. Hubungan kasih seperti ini adalah hubungan kasih yang bersyarat, dimana anak itu dituntut melakukan sesuatu yang sesuai dengan cita-cita sang guru, jikalau tidak, maka kasihnya tidak diberikan. Kasih seperti ini adalah kasih yang berbahaya, karena kasih seperti ini adalah kasih yang mempunyai batasan tingkah laku, membatasi bakat anak atau murid, dan merupakan kasih yang memuaskan orangtua atau gurunya. Kasih ini adalah kasih yang tidak adil dan tidak tepat. 3. Kasih yang bersifat memutarbalikkan peranan. -------------------------------------------- Di sini orangtua atau guru bertukar peran dengan anak atau muridnya demi kepuasan dirinya sendiri. Sebagai contoh, kita dapat melihat orangtua yang kesepian, maka ia akan berperan seperti anak yang menuntut untuk dimengerti oleh anak atau murid. Mungkin ia berkata bahwa ia kesepian sehingga menuntut agar anak memperhatikannya, tidak hanya bermain dengan teman-temannya saja. Ibu itu lalu meminta anaknya mendampingi dia. Juga ada ayah yang selalu mengajak anaknya ke kantor, karena ia merasa aman jika anaknya menemani dia ke kantor. Kasih seperti ini merupakan kasih yang memutarbalikkan peranan. Orangtua yang berperan seperti anak yang memerlukan pertolongan, pendamping di dalam hidupnya, seringkali adalah orangtua yang memiliki emosi kurang stabil, yang kekurangan kasih dan menuntut kasih seperti ini dari anaknya. Kasih seperti ini adalah kasih yang kurang tepat. 4. Kasih yang bersifat pilih kasih. -------------------------------- Entah bagaimana, tetapi sangat sering terjadi kasus di antara kita, di bawah sadar, memilih kasih terhadap murid-murid kita. Mungkin termasuk Saudara dan saya. Kita bisa memilih kasih, karena kasih itu bersyarat. Umumnya, anak yang pandai, cerdas, cantik, menarik dsb. mendapatkan kasih yang lebih dari pada anak- anak yang lain. Sebenarnya anak-anak yang pandai, cantik, menarik sudah dipuaskan kasihnya oleh orangtuanya atau banyak orang lain, maka mereka bisa berkembang dengan normal. Justru mereka yang seringkali kurang menarik, mereka membutuhkan kasih itu. Mungkin mereka berasal dari keluarga yang tidak bisa merasakan kasih itu dari orangtua mereka. Tetapi seringkali kita memilih justru mereka yang sudah dipuaskan di dalam kebutuhan kasih mereka. Seolah-olah seperti apa yang sering dikatakan di dalam peribahasa Tiongkok: sudah cantik masih bertambah cantik. Sebenarnya kasih seperti itu tidak dibutuhkan. Seringkali mereka yang tidak menarik, yang sering dikategorikan sebagai slow-learner (anak yang kurang mampu menangkap pelajaran dengan cepat) tidak diperhatikan dan tidak mendapatkan kasih yang cukup dari orangtua atau guru-guru mereka. Seringkali mereka justru menampilkan diri dengan cara berbuat nakal dan menimbulkan kekacauan, sehingga menjadikan guru-guru mereka jengkel terhadap mereka. Anak-anak seperti itu sangat sulit untuk dikasihi, padahal justru mereka sangat membutuhkan kasih. Kalau bukan guru Sekolah Minggu atau guru-guru Kristen yang memiliki cinta kasih kepada mereka, siapakah yang bisa memberikannya? Biasanya mereka tidak mendapatkannya di dalam keluarga atau pergaulan mereka. Kalau memberikan kasih kepada mereka yang sudah berlimpah kasih, itu merupakan pelimpahan kasih yang kurang tepat. Kasih seperti ini seringkali menimbulkan masalah. Contoh konkrit di dalam Alkitab terlihat dalam kasus Isak memilih lebih mengasihi Esau dibandingkan dengan Yakub, yang akhirnya menimbulkan masalah di dalam keluarganya. Juga kasus Yakub yang memilih untuk lebih mengasihi Yusuf, yang akhirnya menimbulkan masalah dalam keluarganya. Muncul kecemburuan, sampai-sampai hampir terjadi pembunuhan. Kasih seperti ini sering menyebabkan kesulitan di dalam pendidikan dan pembentukan karakter anak. Hal ini adalah kasih yang kurang tepat. KASIH YANG TEPAT: KASIH KRISTUS ------------------------------- Lalu bagaimanakah KASIH YANG TEPAT? Kasih yang tepat adalah kasih yang agung. Sebenarnya kita tidak mengerti dan tidak mengetahui metode kasih Allah seperti itu. Tetapi ketika kita menerima kasih Kristus, maka seluruh cara pandang kita berubah. Kita akan melihat wajah-wajah yang ada di hadapan kita sebagai orang-orang yang dikasihi oleh Tuhan. Saya menjadi ingin sekali berkobar-kobar mengabarkan Injil kepada mereka. Allah telah mengasihi kita dan menyatakan kasih itu secara jelas kepada kita di dalam Yohanes 3:16. Saya sangat senang dengan ungkapan: "Sedemikian Allah mencintai dunia ini ....[sic]" Allah begitu mencintai dunia ini sehingga rela menyerahkan diri-Nya untuk berkorban di atas kayu salib demi menyelamatkan umat manusia. Tanpa karya Kristus di kayu salib, kita tidak mungkin mengerti apa itu kasih yang sejati. Kasih itu adalah kasih yang tanpa syarat. Allah telah mengasihi kita, Kristus telah mati untuk kita, bahkan ketika kita masih berdosa (Roma 5:8). Bukan karena adanya syarat- syarat atau tingkah laku tertentu di dalam diri kita yang menjadikan Allah mengasihi kita. Kasih ini adalah kasih yang tanpa syarat. Kasih yang menjadikan kita rela memberi, memberi diri kita untuk mereka; kasih yang menjadikan kita rela berkorban nyawa seperti Yesus Kristus. Mungkin di zaman seperti ini, Tuhan tidak sampai menuntut Saudara untuk berkorban nyawa, tetapi istilah ini dapat juga dimengerti sebagai penyangkalan diri sendiri. Mungkin bisa mengorbankan waktu, mengorbankan uang, sampai mengorbankan perasaan bila perlu. Kasih juga menjadikan kita bisa melihat anak tidak secara lahiriah, tetapi melihat anak sebagai jiwa yang berharga. Maka kita menerobos hal lahiriah dari anak itu, lalu melihat jiwa yang bernilai kekal di dalam diri anak itu. Pada saat saya bertobat, saya begitu mencintai jiwa anak-anak dan ingin memberitakan Injil kepada mereka. Saya menjadi anak muda pertama di gereja saya yang dipercayakan untuk turut serta mengajar Sekolah Minggu. Bagi saya mereka adalah jiwa-jiwa yang sangat berharga di mata Tuhan. Kasih seperti ini memang tidak sesempurna kasih Allah, tetapi biarlah kita memiliki sebagian dari kasih Allah ini untuk bisa kita bagikan kepada anak-anak dan murid-murid kita. Kalau kita tidak pernah mengalami kasih Allah dan menghayatinya, maka tidak ada metode apapun yang bisa memberikan kasih yang tepat seperti demikian. Sumber: Judul Buku: Seni Membentuk Karakter Kristen Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani dan Pdt. Dr. Stephen Tong Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1995 Halaman : 12 - 17 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (1) KASIH SAYANG ============ Alat Peraga: ------------ Gambar seekor induk ayam dengan anak-anaknya. Ayat Alkitab: ------------- Lukas 13:34 Tema: ----- Tuhan memberi kita kasih sayang yang sama seperti induk ayam yang mengasihi anak-anaknya. Penyampaian: ------------ Saya yakin setiap orang tahu binatang apa yang ada dalam gambar ini. Kamu benar -- ayam. Inilah gambar induk ayam bersama anak- anaknya. Seekor induk ayam memberikan kasih sayang yang istimewa kepada anak- anaknya. Anak-anak ayam itu masih berada di dalam telur selama tiga minggu. Induk ayam duduk di atas telur-telur itu dengan sangat hati- hati, untuk mengeraminya, melindungi, dan menghangatkan, sehingga anak-anak ayam dapat tumbuh di dalam telur itu. Bahkan setelah anak ayam itu menetas, induk ayam terus memeliharanya agar tetap terlindung dan hangat. Anak-anak ayam itu akan meringkuk dekat induknya dan sang induk akan melindungi dan menghangatkan anak-anaknya dengan sayapnya. Anak-anak ayam itu mengikuti induknya dan sang induk akan selalu memimpin mereka sepanjang jalannya. Percayakah kamu bahwa Yesus juga pernah berbicara tentang anak-anak ayam? Benar, di dalam salah satu ayat Alkitab yang mengatakan, "Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya ...." Itu berarti bahwa kasih Tuhan itu seperti kasih sayang yang diberikan oleh induk ayam kepada anak-anaknya. Tuhan menyayangi kita dan ingin melindungi dan menghangatkan kita, seperti seekor induk ayam yang ingin selalu melindungi dan menghangatkan anak-anaknya. Alkitab mengajar kita untuk mendekat kepada Tuhan agar dapat memperoleh penghiburan dan pimpinan. Kita bangga mengikuti Tuhan, karena Tuhan sangat menyayangi dan mengasihi kita, dan ini adalah hal yang sangat istimewa! Doa: ---- Ya Tuhan, kami tahu induk ayam sangat mengasihi anak-anaknya. Terima kasih Engkau juga memberikan kasih yang sama seperti itu. Amin! Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu: Sebuah Sumber Ibadah Pengarang : Donna McKee Rhodes Penerbit : Gospel Press, Batam Center, 2002 Halaman : 93 - 94 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (2) ALLAH MEMELIHARA YUSUF ====================== Untuk Pembina: -------------- 1. Bacalah Kejadian 35-50. 2. Pelajarilah pasal-pasal itu. 3. Siapkanlah diri anda untuk bercerita. 4. Potifar seorang perwira raja di Mesir. Potifar sama seperti seorang presiden atau raja, tetapi dipanggil Potifar. Katakan kepada Murid-murid: --------------------------- Carilah sifat-sifat Allah yang dinyatakan dalam cerita ini. Bacakan: -------- Kejadian 39:1-6 Cerita: ------- Yakub mempunyai banyak anak laki-laki; tetapi Yakub lebih mengasihi Yusuf daripada anak-anaknya yang lain, karena Yusuf lahir pada waktu Yakub sudah tua. Pada suatu hari, Yakub memberi Yusuf sebuah jubah yang bagus sekali. Jubah itu dibuat dari kain yang berwarna bagus. Allah menyatakan kepada Yusuf, kelak Yusuf akan menjadi pemimpin orang tuanya dan kakak-kakaknya. Kakak-kakak Yusuf menjadi sangat iri hati dan mereka membenci Yusuf. Pada suatu hari, Yusuf disuruh pergi mencari kakak-kakaknya yang sedang menggembalakan domba- dombanya. Ketika kakak-kakaknya melihat Yusuf, mereka memutuskan akan membunuhnya. Tetapi Ruben salah seorang kakak Yusuf, berkata, "Jangan membunuh dia, lemparkan saja ke dalam sumur ini." Ruben bermaksud menyelamatkan Yusuf dan menyuruh dia pulang ke rumah. Lalu mereka menyeret dia dan menanggalkan jubah Yusuf lalu melemparkan Yusuf ke dalam sumur kering. Tiba-tiba mereka melihat beberapa pedagang yang sedang menuju ke Mesir. Saudara-saudara Yusuf berunding bersama dan menyetujui untuk menjual Yusuf kepada pedagang-pedagang itu. Yusuf dijual dengan harga 20 keping perak. Lalu mereka menyembelih seekor kambing dan mencelupkan jubah Yusuf ke dalam darah kambing itu. Kemudian jubah itu mereka bawa kepada Yakub. Yakub menangis dan memakai baju berkabung karena dia sedih sekali memikirkan Yusuf yang mati dikoyak binatang. Sementara itu Yusuf telah dibawa ke Mesir dan dijual kepada seorang perwira raja sebagai budaknya. Waktu Yusuf di Mesir, terjadilah suatu salah paham sehingga dia dipenjarakan. Waktu Yusuf dalam penjara, raja bermimpi. Raja itu diberitahu bahwa Yusuf dapat menjelaskan arti mimpinya. Maka raja menyuruh pelayannya memanggil Yusuf. Dengan pertolongan Allah, Yusuf dapat menjelaskan arti mimpi raja. Yusuf berkata, "Nanti akan ada masa penuh kemakmuran di seluruh negeri Mesir. Setelah itu akan ada masa kelaparan selama tujuh tahun. Masa yang penuh kemakmuran itu akan dilupakan sama sekali, karena masa kelaparan itu begitu hebat sehingga negeri itu menjadi tandus." Raja merasa senang sekali karena Yusuf dapat menjelaskan mimpinya. Lalu Yusuf diangkat menjadi gubernur seluruh Mesir. Yusuf diberi kuasa untuk mengatur semua hasil panen di Mesir supaya ada cukup makanan untuk tujuh tahun. Sesudah tujuh tahun, ada masa kelaparan di Mesir. Juga, ada masa kelaparan di Kanaan, tempat tinggal Yakub dan anak-anaknya. tetapi masih ada gandum di Mesir, itulah hasil pekerjaan Yusuf dalam mengelola hasil panen. Yakub mendengar bahwa masih ada gandum di Mesir. Lalu dia mengutus anaknya untuk membeli gandum. Maka pergilah kesepuluh kakak Yusuf itu ke Mesir. Ketika Yusuf melihat kakak-kakaknya ia mengenali mereka, tetapi kakak-kakaknya tidak mengenali Yusuf. Kemudian Yusuf menyatakan dirinya kepada mereka. Mereka takut sekali kalau-kalau Yusuf akan menghukum mereka. Tetapi Yusuf telah mengampuni mereka. Bahkan Yusuf menyuruh mereka membawa ayahnya ke Mesir untuk tinggal di situ bersama-sama. Waktu kakak-kakak Yusuf kembali ke Kanaan, mereka bercerita kepada ayahnya, Yakub, mengenai semua yang sudah terjadi. Yakub dan semua saudaranya pergi ke Mesir. Mereka terdiri dari 75 orang. Tepat seperti janji Allah, mereka sudah menjadi banyak. Allah telah berkata bahwa cucu-cucu Abraham akan pergi ke negeri lain dan menjadi budak di situ selama 400 tahun. Allah berkata, bahwa Yakub tidak usah takut pergi ke Mesir sebab pada suatu saat, Allah akan mengembalikan keturunannya di Kanaan. Waktu Yakub dan keluarganya tiba di Mesir, raja itu sangat baik hati terhadap Yakub. Raja memberi tanah yang paling baik kepada Yakub dan keluarganya, orang Israel itu. Sesudah lama kemudian, Yakub meninggal di Mesir. Tanyakan kepada Murid-murid: ---------------------------- Sifat-sifat Allah yang mana yang dijelaskan dalam cerita ini? Bagaimana sifat-sifat Allah itu dinyatakan? Sifat-sifat Allah dalam Cerita Ini: ----------------------------------- 1. Allah itu Mahakuasa -- Allah menguasai pikiran kakak-kakak Yusuf. Allah tidak mengizinkan mereka itu membunuh Yusuf. Allah memberkati Yusuf di Mesir. Allah menghendaki Yakub dan semua keluarganya pergi ke Mesir. 2. Allah itu Mahabenar -- Allah tidak pernah melupakan orang Israel waktu mereka ada di negeri Mesir. Kasih-Nya terus menerus dilimpahkan untuk bangsa Israel. 3. Allah itu Mahakasih -- Allah menyertai Yusuf selama dia di negeri Mesir. Walaupun Yusuf mengalami banyak kesukaran, karena kasih dan penyertaan Allah akhirnya Yusuf dapat melalui semua itu. Pertanyaan: ----------- 1. Mengapa Yusuf dibawa ke Mesir? (Karena Allah menghendaki begitu). 2. Apa rencana Allah bagi Yusuf selama di Mesir? (Menjadi gubernur). 3. Walaupun kakak-kakak Yusuf menjual Yusuf sebagai seorang budak, Allah masih berkuasa. Mengapa? (Sebab Allah mempunyai suatu rencana khusus bagi Yusuf selama di Mesir). 4. Bagaimana Yusuf dapat dibebaskan dari penjara? (Allah menyatakan arti mimpi raja kepada Yusuf). Alat Peraga: ------------ Carilah gambar tentang kehidupan Yusuf dan pengalamannya. Pakailah gambar-gambar itu sambil Anda bercerita. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Sampaikan Cerita Keselamatan: Menyatakan Sifat-Sifat Allah dan Kebenaran-Nya Pengarang : Dell dan Rachel Schultz Penerbit : Lembaga Literatur Baptis, Bandung, 1994 Halaman : 59 - 62 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Sri Rahayu <srihayu@> >Saat ini saya diberi tugas baru sebagai guru SM untuk menjadi >koordinator kelas kecil (umur 2-6 tahun). Sebelumnya saya adalah >koordinator kelas remaja. >Ternyata saya merasa lebih sulit mengajar kelas kecil daripada >kelas remaja. Tapi saya senang karena kepolosan mereka terkadang >membuat hal-hal yang lucu. Yang membuat sulit adalah anak-anak yang >terlalu aktiv dan sangat kritis. Apakah ada artikel khusus mengenai >kelas kecil ini atau artikel khusus tentang anak yang hiperaktive? >Kalau ada, saya sangat mohon bantuan dari tim binaanak untuk >mengirimkan kepada saya via e-mail. Saya baru berlangganan binaanak >sejak no 68. >Terima kasih atas bantuannya, >GBU, >Sri Rahayu Redaksi: Selamat mengemban tugas baru Anda :) Tentunya akan banyak cerita dan pengalaman baru yang akan Anda dapatkan. e-BinaAnak pernah memuat edisi yang memuat tentang kelas kecil. Anda dapat akses arsipnya di: 1. e-BA no. 19/2001 (Mengenal Anak Batita -- 2-3 tahun) ==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/019/ 2. e-BA no. 20/2001 (Mengenal Anak Balita -- 4-5 tahun) ==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/020/ 3. e-BA no. 21/2001 (Mengenal Anak Pratama -- 6-8 tahun) ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/021/ Khusus untuk anak hiperaktif, kami akan membahasnya dalam edisi bulan Oktober mendatang. ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Oeni dan Davida Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |