Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/114 |
|
e-BinaAnak edisi 114 (19-2-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 114/Februari/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Harga Diri Suatu Karunia yang Istimewa o/ TIPS MENGAJAR (1) : Menghargai Anak-anak o/ TIPS MENGAJAR (2) : Petunjuk dalam Memberikan Pujian o/ BAHAN MENGAJAR : Siapa Peduli? o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Terima Kasih untuk e-BinaAnak ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, "Kebutuhan untuk Dihargai" merupakan kebutuhan setiap individu, termasuk juga kebutuhan seorang anak. Jika seorang anak tidak merasa dihargai maka ia akan merasa ditolak. Tapi akibat yang lebih buruk lagi adalah jika anak tersebut kemudian bertingkah aneh dan tidak wajar untuk mendapatkan "penghargaan" dan "pengakuan" dari orang- orang di sekelilingnya. Minggu ini e-BinaAnak akan berbicara seputar kebutuhan anak untuk dihargai. Sebuah artikel menarik akan kami diulas tentang harga diri. Senada dengan topik ini kami juga sajikan dua Tips yang sangat berguna untuk Anda simak dan praktek dalam kegiatan belajar mengajar Anda di kelas. Tips pertama adalah bagaimana kita dapat "Menghargai Anak-anak" dan yang kedua adalah "Petunjuk dalam Memberikan Pujian". Tidak ketinggalan kami sajikan juga satu Bahan Mengajar yang menarik, berjudul "Siapa Peduli?" Selamat melayani! Tim Redaksi "Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia." (Amsal 3:3-4) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+3:3-4 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL Sesorang yang dihargai dan diterima apa adanya, pasti memiliki harga diri yang tinggi. Berikut ini artikel mengenai harga diri yang merupakan suatu karunia istimewa. HARGA DIRI SUATU KARUNIA YANG ISTIMEWA ====================================== Kita sering melihat dan membaca istilah "harga diri". Tingkah laku yang suka mengganggu di kalangan anak-anak, bahkan tingkah laku karena gangguan emosi yang terdapat di kalangan orang dewasa, menurut para ahli, berakar dari kurangnya rasa harga diri. Tetapi apakah sebenarnya harga diri itu? Apakah yang dapat dicapai oleh harga diri itu? Dan dari manakah asal mulanya perasaan-perasaan itu, terutama perasaan yang terdapat pada anak-anak? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa rasa harga diri itu merupakan pikiran dan keyakinan yang ada di dalam batin seseorang. Pikiran dan keyakinan itu mengatakan kepada Anda bahwa Anda adalah seorang yang berharga, dan bahwa Anda cukup mempunyai kemampuan dan cukup disukai. Jika Anda memilih untuk mempercayai pendapat semacam ini tentang diri Anda, Anda kemudian mengharapkan agar orang lain juga mempunyai pandangan yang sama terhadap diri Anda dan menyukai Anda. Dan karena Anda yakin bahwa Anda cukup berarti atau berharga, cukup mampu, dan cukup disukai, maka Anda akan cenderung untuk bersikap terbuka, ramah, optimis, rajin, rapi, dan berani. Sebaliknya, jika Anda atau anak Anda kurang mempunyai rasa harga diri, lalu merasa diri tidak mampu, tidak disukai, atau merasa diri tidak berharga atau tidak layak, Anda cenderung untuk berharap bahwa segala usaha Anda akan gagal. Anda menyangka bahwa orang-orang lain akan menolak dan meninggalkan Anda, dan memandang kehidupan Anda sebagai suatu kegagalan. Akibatnya, energi Anda akan dipusatkan untuk menjaga agar orang lain tidak mengetahui bagaimana Anda itu sebenarnya. Karena Anda menantikan penolakan dan kecaman, Anda cenderung untuk bersikap memusuhi, tertutup, dan tidak ramah. Karena menyangka akan gagal, maka Anda cenderung untuk menjadi malas, membatasi diri dan menyimpang atau melantur ke mana-mana. Dan karena Anda merasa diri tidak berharga, Anda akan mengabaikan kesehatan dan penampilan Anda. Atau Anda akan memakai waktu berjam-jam untuk mengatur agar penampilan Anda secara lahiriah terlihat cantik untuk mengelabui setiap orang agar semua percaya bahwa Anda mempunyai kepribadian yang baik. Jika Anda mengerti hubungan sebab-akibat ini, tidak akan sukar bagi Anda untuk dapat melihat apakah respons Anda terhadap anak Anda itu merupakan sumber utama dari perasaan harga dirinya. Dan bahwa harga diri itu pada dasarnya dibentuk melalui pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pola-pola pemikiran yang berawal di situ akan sangat sukar untuk diubah lagi di kemudian hari. Harga diri dibangun atas tiga unsur yang fundamental: 1. Rasa aman karena merasa dimiliki. --------------------------------- Hal ini timbul karena ia merasa menduduki posisi yang berarti dan kuat di dalam keluarga. 2. Rasa puas karena ia merasa berhasil. ------------------------------------ Setiap anak perlu mendapat suatu kesempatan untuk merasa berhasil dalam melakukan sesuatu, dalam bidang apa saja. 3. Sukacita karena merasa dihargai. -------------------------------- Seorang anak akan senantiasa merasa bersukacita jika ia menyadari bahwa ia berharga dan hal itu dapat dicapai jika ia senantiasa dipelihara dengan ucapan-ucapan pujian yang tulus dan yang diberikan secara konsisten. Nah, berikut ini terdapat beberapa macam respon orangtua yang dapat membangkitkan perasaan harga diri yang sehat dan positif di dalam diri anak Anda. Bandingkanlah hal-hal di bawah ini dengan pendekatan yang Anda lakukan sekarang. 1. Pertama-tama periksalah apa yang menjadi sumber harga diri Anda sendiri. Para orangtua perlu mempunyai gambaran yang positif tentang pribadinya sendiri agar dapat membangun hal yang serupa di dalam diri anak-anak mereka. 2. Berilah anak Anda yang masih kecil berbagai kesempatan agar ia dapat mengembangkan kemampuan dan kepercayaannya akan dirinya sendiri. Sisihkanlah uang untuk membeli mainan, sarana untuk dapat bermain bersama, dan alat-alat yang memungkinkan anak itu untuk berkreasi dan untuk dapat dengan berhasil menguasai dirinya sendiri atau lingkungannya. 3. Berilah kesempatan kepada anak Anda untuk memilih bidangnya sendiri supaya ia dapat berkreasi dan berhasil dalam bidang itu. Janganlah mencoba memaksakan pada anak Anda ambisi-ambisi yang ada pada Anda ketika Anda masih muda, atau memaksa dia untuk mencapai apa yang tidak berhasil Anda capai dalam bidang olahraga, bidang pendidikan tinggi, atau dalam bidang kesenian. 4. Dengan penuh perhatian dengarkanlah apa yang dikatakan atau diceritakan oleh anak Anda. Hal demikian akan menanamkan di dalam dirinya bahwa ia adalah seorang pribadi yang menarik. 5. Tanyakan pendapat anak Anda tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah di dalam berbagai-bagai bidang. Hal demikian dapat membuat anak itu sadar bahwa ia juga dapat membuat penilaian yang baik dan benar. 6. Jika Anda mengajukan pertanyaan (dan sama sekali tidak mengejek) tentang rencana-rencana anak Anda, Anda akan menolong anak itu mengetahui bahwa ia dapat bersifat luwes dan dapat menilai kembali rencananya apabila ada informasi baru yang diberikan kepadanya. 7. Pandanglah setiap anak sebagai satu individu. Jangan sekali-kali Anda membandingkan salah seorang anak Anda dengan anak yang lainnya. Cobalah untuk menonjolkan kebaikan yang khas yang ada pada setiap diri anak Anda dan perhatikanlah juga kelemahannya. 8. Diskusikan tentang anak Anda -- terutama tentang masalah- masalahnya -- hanya apabila anak itu tidak hadir. 9. Waspadalah terhadap julukan atau nama panggilan yang diberikan pada anak Anda, terutama julukan yang Anda sendiri berikan. Jagalah diri Anda agar Anda tidak memanggilnya dengan nama-nama yang bersifat menghina, atau dengan sebutan yang nampaknya tulus dan jujur tapi di balik itu ada arti yang menghina seperti "si Gembul" karena mungkin hal itu dapat menimbulkan kesan yang tidak disukainya. Ciptakan nama-nama yang positif seperti "Kapten" atau "Putri Kecil". 10. Jika anak itu bersikap manis, tidak mementingkan diri sendiri, rapi, suka menolong, berdisiplin, kreatif, cekatan, rajin, atau sikap lainnya yang patut dipuji, nyatakanlah pujian Anda itu! Dengan demikian anak Anda akan mengetahui bahwa ia dapat berhasil dalam hal-hal itu. Pujian yang tulus tidak akan merugikan seseorang! 11. Tunjukkan dan berilah tepukan tangan terhadap berbagai kemajuan yang berhasil dicapai oleh anak Anda, betapa pun kecilnya kemajuan itu. Dengan demikian ia akan belajar untuk bersikap optimis. 12. Janganlah melontarkan kecaman yang bersifat mempersalahkan dan mempermalukan atau mengejek. Hal demikian itu mengajarkan kepada anak itu bahwa mereka pada dasarnya tidak beres. 13. Janganlah selalu membuat keputusan untuk anak Anda. Jika Anda berlaku demikian, maka anak itu akan menarik kesimpulan bahwa penilaiannya selalu tidak baik. 14. Janganlah menonjol-nonjolkan kesalahan dan ketidaksempurnaan anak itu, walaupun memang banyak. Hal ini hanya akan menyebabkan anak itu kehilangan kepercayaan akan dirinya sendiri dan akan merasa tidak yakin akan kemampuannya. Segera anak itu tidak lagi menyukai dirinya sendiri, dan juga tidak berharap bahwa orang lain akan menyukai mereka. Anak-anak yang demikian akan cenderung mengatakan, "Karena bukanlah Ayah dan Ibu itu lebih besar, lebih kuat, dan lebih pandai daripada saya, jadi pasti keputusan dan penilaian mereka itu benar. Pasti ada yang tidak beres pada diri saya!" Cara pendekatan yang sebaliknya jelas akan menghancurkan rasa harga diri anak itu. Jika kita mengikuti kecenderungan kita untuk bersikap negatif dan mengutuk atau bersikap mempersalahkan, maka hal itu merupakan cara yang paling efektif untuk merusak harga diri seorang anak. Jika anak Anda menilai dirinya sendiri berdasarkan cara penilaian diri yang dikemukakan di atas, bagaimana kira-kira kesimpulan anak Anda tentang dirinya sendiri? Kesimpulan yang diambil oleh anak Anda amatlah penting. Dan hanya Anda saja yang dapat memberikan hadiah yang sangat istimewa itu, yaitu hadiah dalam bentuk harga diri yang sejati. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : 40 Cara Mengarahkan Anak Pengarang : Paul Lewis Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1997 Halaman : 99-103 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR (1) MENGHARGAI ANAK-ANAK ==================== Saya percaya Allah menginginkan kita untuk melihat anak-anak dengan penghormatan yang lembut dan pengharapan yang penting. Semua orang, termasuk anak-anak, akan bertumbuh sampai pada tingkatan perilaku dan pencapaian yang kita harapkan dari mereka. Anak-anak yang senantiasa diabaikan, diremehkan dan dikritik oleh orang-orang dewasa akan memiliki kesulitan yang amat besar mengharapkan sesuatu yang berbeda dari Allah. Banyak dari kita telah membuat kesalahan dengan kebiasaan menilai rendah anak-anak dalam satu dan lain hal. Berapa banyak anak yang telah merasakan sakitnya diabaikan saat mereka mencoba untuk berkomunikasi dengan orangtua atau pemimpin- pemimpin? Berapa banyak anak-anak yang mengalami pengolok-olokan terhadap pertanyaan-pertanyaan atau komentar-komentar mereka? Kita harus bangun dari kecenderungan kita sebagai orang dewasa untuk mengirimkan pesan kepada anak-anak yang mengecilkan nilai mereka. Tentu saja, ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengirimkan pesan yang tepat pada "mesin video berjalan" kecil yang ada di sekitar kita. Di bawah ini beberapa saran sederhana untuk membantu Anda menghargai anak-anak: 1. Lihat kedua mata anak itu saat dia sedang berbicara dengan Anda. ---------------------------------------------------------------- Bila Anda sembarangan menganggukkan kepala Anda dan pikiran Anda melayang pada suatu proyek yang jauh, anak tersebut akan merasakan keacuhan Anda. Anak-anak hanya sedikit tidak mendengar atau melihat. 2. Akui kesalahan-kesalahan Anda kepada anak-anak di sekitar Anda. --------------------------------------------------------------- Jangan mencoba untuk menyembunyikan ketidaksempurnaan dan kesalahan-kesalahan Anda. Pimpinlah anak-anak dengan teladan Anda akan kerendahan hati. Belajarlah untuk mampu mengatakan, "Saya minta maaf. Saya telah bersalah." Saat anak-anak melihat orang dewasa dengan rendah hati mengakui kekurangan mereka, mereka akan melihat bahwa adalah hal yang tidak berbahaya untuk mengakui dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka sendiri. Hal itu sebaliknya, membangun sebuah pola untuk memiliki hati yang lembut kepada Allah. Hal ini akan membantu mereka untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang baik sekarang atau di masa depan. 3. Belajar untuk terbuka dan membuka diri bagaimana Allah berurusan dengan Anda. ---------------------------------------------------------------- Sering kali saya berbagi dengan anak-anak pada hari Minggu pagi tentang bagaimana saya telah bertobat minggu itu. Allah selalu menantang saya dalam setiap hal yang akan saya bicarakan kepada anak-anak. Bagaimana mungkin saya dapat menyatakan suatu kebenaran alkitabiah dengan pengurapan dan otoritas bila kebenaran itu tidak berfungsi dalam kehidupan saya sendiri? Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Anak-anak Kebangunan Rohani Pengarang : Vann Lane Penerbit : Harvest Publication House, Jakarta, 2000 Halaman : 30 - 31 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR (2) Salah satu cara menghargai anak adalah dengan memberikan pujian akan apa yang sudah dilakukannya. Saat anak dalam keadaan senang karena dihargai dan dipuji, anak pasti ingin melakukan banyak hal lagi untuk menyenangkan orang lain. Kita tahu jika kita mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, maka kita ingin berbuat lebih baik lagi. Memuji anak tidak akan membuatnya manja. Hanya anak yang tidak dihargai dan tidak mendapatkan pujian -- padahal sewajarnya dia memperolehnya -- yang akan bertingkah laku aneh. Meskipun demikian janganlah asal memberikan pujian. Berikut ini petunjuk-petunjuk dalam memberikan pujian. PETUNJUK DALAM MEMBERIKAN PUJIAN ================================ 1. Pujilah prestasi anak, bukan kepribadiannya. -------------------------------------------- Setelah memuji sifat anak seperti, "Kamu sudah menjadi anak yang baik," anak malah bereaksi dengan tingkah laku yang buruk. Mengapa? Anak mungkin takut kalau-kalau ia tidak dapat berperilaku sebaik yang diharapkan. Ia merasa bahwa ia harus, dengan cara tertentu, menolak anggapan yang ia rasakan salah. Satu keluarga menceritakan piknik mereka. Sepanjang setengah hari perjalanan anak mereka yang masih kecil dan duduk di belakang bertingkah baik sekali dan tenang sampai akhirnya ibunya menengok ke belakang dan berkata, "Bill, Kamu anak manis sekali pagi ini". Setelah pujian ini masalah tidak kunjung berhenti. Ia mengosongkan asbak di kursi mobil. Ia berteriak dan melempar- lempar barang. Alasannya? Ketika duduk tenang ia sedang merasa marah pada semua orang di dalam mobil, marah karena ia harus meninggalkan rumah saat ia dan kawan-kawannya merencanakan sesuatu yang menarik untuk minggu itu. Waktu ibu berkata ia "baik" ia tahu betul apa yang sedang ia rasakan dan karena itu menyangkal apa yang ibunya katakan. Daripada berkomentar tentang sifat, pujian seharusnya adalah tentang tugas yang dikerjakan dengan baik, tentang pemikiran bagi orang lain, tanggung jawab, dan kejujuran. Orangtua harus berkomentar bila anak berusaha keras untuk menjadi baik, meskipun tidak seluruh usahanya membawa hasil yang diharapkan. Orangtua harus menunjuk pada kemajuan. 2. Pujilah apa yang anak-anak itu bisa kerjakan daripada apa yang mereka tidak bisa. -------------------------------------------------------------- Misalnya, anak-anak tidak dapat berbuat apa-apa bila mereka memiliki rambut yang indah atau mata yang biru. Memuji anak untuk hal-hal semacam ini akan membentuk kesombongan. Tetapi memuji anak karena tindakannya dan kemurahannya tidak akan memanjakan dia atau membuatnya sombong. Anak membutuhkan persetujuan untuk perasaan berharga. Anak yang mendapatkan persetujuan dari orang- orang lain akan mampu bersikap rendah hati. Anak yang sombong atau membanggakan diri sebenarnya kekurangan penghargaan. 3. Akui bahwa pujian terutama diperlukan dari orang-orang yang penting dalam kehidupan anak. ----------------------------------------------------------- Orangtua adalah orang terpenting di dunia bagi anak. Dunia anak kecil, orangtualah pusat dari dunia itu. Dan bila orangtua memuji anak, ia akan merasa dicintai dan aman. Seperti pengakuan seorang anak, "Tidak peduli orang lain mengatakan apa. Hanya sedikit pengaruhnya. Tapi bila ayah saya berkata, 'Itu adalah hasil kerja yang bagus', dunia saya berubah". Memuji seorang anak akan membantunya mengatasi rasa malu dan mengembangkan kemandirian. Pujian membentuk sifat murah hati, inisiatif, dan kemampuan bekerja sama. Kurangnya penghargaan akan membuat si anak merasa ia tidak diperlukan, tidak diinginkan, dan bahwa ia adalah gangguan. Ini berlaku tidak hanya antara orangtua dan anak, tapi juga pada hubungan-hubungan lainnya di sekolah, pekerjaan, atau waktu bermain. 4. Pujilah dengan tulus. --------------------- Anak-anak tahu bila Anda tulus. Mereka tidak dapat dikelabui. Pujian tidak perlu dibuat-buat. Melebih-lebihkan tidak ada artinya. Ketulusan mengajar anak untuk menerima ucapan selamat dengan mudah dan menerima penghargaan dengan penuh kerendahan hati. 5. Pujilah anak atas apa yang ia kerjakan dengan inisiatif sendiri. ---------------------------------------------------------------- Mengerjakan hal yang berharga tanpa disuruh perlu dihargai khusus. Pujian semacam ini akan mengarah pada tumbuhnya kepercayaan diri. Ini berarti bahwa orangtua harus tanggap dalam memuji seorang anak yang kalah. Dalam pertandingan semuanya kalah kecuali satu. Sikap maupun keberhasilan perlu dihargai. Memuji anak yang sudah mencoba, walaupun gagal, berarti memberikan semangat padanya untuk terus mencoba dan memiliki motivasi untuk masa-masa sulit yang pasti dihadapi setiap orang. Alta Mae Erb, dalam 'Mendidik Anak secara Kristiani' menuliskan: "Seorang anak mungkin menjadi patah semangat dan hilang kepercayaan diri bila ia diberi tugas yang melampaui batas kemampuannya dan dituntut untuk mencapai standar keberhasilan yang tinggi. Komentar atas kue pertama yang dibuat lebih penting dari rasa kue itu sendiri". 6. Perhatikan bahwa semakin cepat pujian diberikan semakin baik. ------------------------------------------------------------- Sangat baik bila orangtua ada pada saat keberhasilan dicapai. Bila orangtua hadir ketika anak telah mencoba namun tidak berhasil dan lalu memberi semangat pada anak, ini lebih baik lagi. 7. Ingatlah bahwa sikap orangtua sama pentingnya seperti kata-kata mereka yang memberi semangat. --------------------------------------------------------------- Cara orangtua berhenti untuk mendengarkan, cara orangtua membagi keberhasilan atau kegagalan, dan nada bicara orangtua dapat menghasilkan suasana yang memberi semangat atau menghancurkan semangat anak. Bila anak hidup dengan pujian, ia akan belajar untuk menghargai. Seorang dewasa bisa bertahan tanpa pujian tiap hari, tapi anak tidak. Anak harus memiliki itu supaya dapat berkembang. Anak akan menciut tanpa pujian. Berbahagialah anak yang mendapatkan pujian yang tulus. Barangkali tidak ada hal lain yang mendorong anak untuk mencintai kehidupan, mencari keberhasilan dan memperoleh kepercayaan diri, selain dari pujian yang tulus, tepat, dan tidak berlebih-lebihan dan penghargaan yang jujur bila anak mengerjakan sesuatu dengan baik. Bahan diringkas dari sumber: Judul Buku: Tujuh Kebutuhan Anak Pengarang : John M. Drescher Penerbit : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992 Halaman : 93 - 96 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR SIAPA PEDULI? ============= Alat Peraga: ------------ Gambar orang naik sepeda. Ayat Alkitab: ------------- 1Petrus 5:7 Tema: ----- Tuhan peduli kepada kita. Penyampaian: ------------ Berapa orang yang tahu cara mengenderai sepeda yang beroda dua? Naik sepeda itu menyenangkan sekali, tatapi belajar mengendarainya itu akan menuntut kesabaran dan banyak latihan. Pertama-tama kamu perlu belajar keseimbangan ketika sedang bersepeda. Lalu, setelah kamu belajar keseimbangan, kamu harus belajar cara bersepeda yang lancar dan cara berbelok di tikungan jalan dengan mudah. Belajar naik sepeda adalah hal istimewa, tetapi tidak mudah. Setiap orang yang telah belajar naik sepeda pasti banyak mengalami luka- luka di siku dan lutut. Kita dapat mengatakan, memang kadang-kadang kita perlu menderita pada saat kita belajar bersepeda. Menderita itu rasanya sakit, tetapi kita tahu bahwa Tuhan telah menderita bagi kita. Ada suatu ayat di dalam Alkitab yang mengatakan, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Dia mengasihimu." Bahkan Dia juga peduli ketika melihat kamu jatuh dari sepeda. Tuhan memberikan kasih yang besar kepada kita. Dia telah memberikan dunia yang indah, makanan, sinar matahari, hujan, orangtua yang menyayangi dan melindungi kita. Dia juga selalu menghibur, menolong, dan memperhatikan di setiap masalah dan pergumulan yang kita hadapi. Masih banyak lagi masalah hal yang harus kita hadapi, tetapi ketahuilah bahwa Tuhan akan menyelesaikan masalah itu bersama kita. Doa: ---- Ya Tuhan, terima kasih atas kasih setia-Mu bagi kami. Tolong kami untuk mengingat bahwa tangan-Mu yang penuh kasih itu akan selalu menghibur dan menuntun kami. Amin! Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu: Sebuah Sumber Ibadah Pengarang : Donna McKee Rhodes Penerbit : Gospel Press, Batam Centre, 2002 Halaman : 153 - 154 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Desy A. <Desiary@> >Saat-saat mengajar SM merupakan saat yang menyenangkan bagi saya. >Banyak suka dan dukanya, tetapi tetap saja kelucuan anak-anak itu >membuat saya bersukacita dalam mengajar mereka. Terima kasih saya >ucapkan kepada BINA ANAK yang merupakan salah satu sumber inspirasi >bagi saya dalam mengajar anak-anak sekolah minggu saya. Maju terus >dalam pelayanan. Redaksi: Wahhh ... anak-anak Sekolah Minggu di tempat Anda pasti juga merasa senang mempunyai guru seperti Anda. Dalam suka dan duka Anda tetap bersemangat melayani Sekolah Minggu Anda. Kami juga sangat bersyukur karena e-BinaAnak telah ikut ambil bagian menjadi salah satu sumber inspirasi bagi Anda. Terpujilah nama-Nya! Sebagai pelayan anak, kita memang harus "Maju Terus!" dalam pelayanan. Tetapi tidak dapat dihindari bahwa suka dan duka dalam pelayanan akan terus kita alami. Oleh karena itu dalam setiap suka atau duka yang Anda alami, jangan lupa bahwa Anda tidak sendiri. Ada rekan-rekan sesama pelayan anak dalam e-BinaGuru yang siap berbagi suka duka, berdoa, dan maju bersama Anda. Ada juga e-BinaAnak sebagai sumber ide dalam pelayanan Anda, dan ada Tuhan/Roh Kudus yang memimpin dan memberi hikmat. Puji Tuhan! ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Aris Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |