Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/117 |
|
e-BinaAnak edisi 117 (12-3-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 117/Maret/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Mengajarkan tentang Kematian o/ ARTIKEL (2) : Kesedihan dan Kematian o/ TIPS MENGAJAR : Perkembangan Konsep Kematian o/ AKTIVITAS : Kuis Masalah-masalah Penderitaan o/ BAHAN MENGAJAR (1) : Apakah Allah Akan Pernah Mati? o/ BAHAN MENGAJAR (2) : Dari Kematian kepada Kehidupan o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Edisi Khusus tentang Drama ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, Mengajarkan dan memberi pengertian kepada anak tentang kematian memang bukan hal yang mudah (bahkan orang dewasa pun kadang tidak mau tahu dan enggan mendiskusikannya). Sulit untuk mencari cara agar kita dapat menjelaskannya dalam "bahasa" anak-anak, tanpa membuat mereka merasa takut atau merasa dibohongi. Orang dewasa terkadang mengarang/memberikan alasan sekenanya, yang penting dapat diterima oleh anak, padahal mungkin hal itu jauh dari kebenaran sesungguhnya. Nah, supaya tidak terus-menerus "membuat-buat" cerita, apakah tidak lebih baik jika kita mengajarkan kebenaran tentang kematian kepada anak-anak didik kita? Tapi bagaimana caranya? Harapan kami, melalui Artikel dan Tips Mengajar dalam edisi ini Anda mendapatkan ide dan pengetahuan mengenai cara mengajar tentang kematian kepada anak-anak. Selain itu, kami sajikan sebuah Aktivitas tentang penderitaan yang dapat digunakan sebagai ide kreatif dalam belajar Firman Tuhan di SM, dan dua Bahan Mengajar tentang kematian yang dapat dipakai secara khusus untuk Anda yang sedang mempersiapkan acara PASKAH SM. Selamat melayani dan mengajar! Tim Redaksi "Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah." (Roma 6:10) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+6:10 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) MENGAJARKAN TENTANG KEMATIAN ============================ Bagaimana seorang guru dapat menanamkan kebaikan Tuhan kepada seorang anak yang telah kehilangan seorang teman atau anggota keluarga karena kematian? Ketika Rasul Paulus menulis untuk Gereja di Korintus, dia menjawab banyak pertanyaan mengenai kematian (1Korintus 15). Apa yang terjadi? Kemana tubuh itu pergi? Akan seperti apakah kebangkitan itu? Paulus memberikan contoh tentang sebutir biji: biji ini harus mati sebelum biji ini dapat menghasilkan hidup yang baru. Ketika kita melihat sebutir biji tomat dan membandingkannya dengan buah plum, yang menghasilkan buah yang enak rasanya, sulit bagi kita untuk percaya bahwa mereka adalah bagian dari proses yang sama. Kematian adalah bagian dari rencana Tuhan untuk Yesus. Kebangkitan- Nya merupakan peringatan yang membuktikan bahwa kematian tidak mempunyai kekuatan apapun bagi orang Kristen. Orang yang mati tidak kembali hidup kecuali diproses untuk hidup yang lebih baik dengan Tuhan. Seorang guru yang mengetahui konsep tersebut dapat menerangkan hal-hal berikut ini kepada anak-anak. Mungkin anak-anak ingat orang yang mereka sayangi dan telah meninggal. Mungkin tubuh orang itu telah terluka atau sakit. Nah, orang yang sudah meninggal itu tidak lagi membutuhkan tubuhnya. Yang lebih istimewa adalah bahwa bagian yang tak terlihat dari orang itu telah pergi ke rumah baru yang indah dengan Tuhan. Orang yang mereka cintai itu akan menerima satu tubuh yang baru yang akan membuat dia bahagia. Anak-anak juga perlu mengerti bahwa kematian adalah nyata dan akhir. Bagi kebanyakan orang, pengalaman pertama mereka tentang kematian adalah kematian binatang piaraannya. Mereka mungkin melihat seekor ikan mas yang sekarat selama berjam-jam sebelum mengakui bahwa ikan itu sudah tidak perlu diberi makan lagi. Kemudian suatu hari "peristiwa semacam itu" terjadi pada seorang teman atau keluarganya. Dalam situasi seperti ini, orang yang telah dewasa seharusnya tidak mengatakan kematian dengan istilah "tidur" atau "mereka pergi"; hal itu hanya akan mengajarkan kebohongan pada mereka. Ungkapan yang lembut dari kata "tidur" mungkin memberi pengertian pada anak tentang sebuah kematian yang damai secara alami, dengan kata lain ini bisa menyebabkan seorang anak menjadi takut untuk tidur. Hal ini membuat anak tidak menemukan jawaban ketika dihadapkan pada kematian seseorang karena sakit yang parah. Dalam perkembangan masyarakat saat ini anak-anak jarang diterangkan tentang melawan kematian seseorang secara alami. Kebanyakan dari kematian yang mereka saksikan adalah orang yang meninggal dengan tenang, yang mereka saksikan di film-film atau acara-acara televisi. Hanya sedikit anak yang disiapkan dan diberitahu mengenai hal-hal yang sesungguhnya mengenai kematian. Orangtua dan guru-guru seharusnya membahas kematian dengan anak-anak sebelum kematian itu terjadi pada orang yang disayangi dan dekat dengan mereka. Orang dewasa harus menjelaskan kenyataan tentang tubuh yang mati, berbagai kenyataan tentang apa yang terjadi dengan orang-orang percaya yang sudah meninggal, dan tentang hidup kekal. Ketika kematian terjadi pada seorang kerabat dekat, orang dewasa seharusnya memberikan kepada anak, rasa nyaman untuk menghilangkan ketakutan pada diri anak. Hal ini harus dilakukan dengan tidak memberikan kesan negatif dari rasa kehilangan yang dirasakan anak itu. Ada kesukaan yang besar di surga bagi orang yang mati dalam Kristus, tetapi tidak dapat dihindari juga timbulnya kesedihan yang ditunjukkan oleh orang-orang yang ditinggalkan. Itu adalah hal yang wajar. Kita sering melihat orang dewasa menghindarkan anak dari kesedihan karena kematian seorang anggota keluarga atau teman, dengan harapan menghilangkan kesedihan mereka. Ini adalah suatu ketidakadilan. Biarkan dia sejenak mengekspresikan kesedihan hatinya. Karena dengan cara itulah dia ingin menunjukkan rasa cintanya dan rasa kehilangannya kepada orang yang meninggal itu. Mungkin ada perbedaan antara orangtua dan guru SM dalam menerangkan kematian kepada anak-anak. Orang dewasa yang bermaksud baik dan berharap bisa melonggarkan perasaan anak, biasanya menjelaskan bahwa temannya yang meninggal itu sedang berlibur atau hanya beristirahat. Hubungan yang dekat antara orangtua dan guru SM dapat berguna. Para guru dapat membekali orangtua dengan hal-hal yang berhubungan dengan Kitab Suci. Mereka dapat juga memberitahu jawaban yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan dari anak mereka dan mengatur pertanyaan bagi orangtua yang ingin membahas topik tersebut di rumah. Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Children's Ministry: How To Reach and Teach the Next Generation Judul Artikel Asli : Grief and Death Pengarang : Dr. Robert J. Choun and Dr. Michael S. Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publishers, USA, 1993 Halaman : 156 - 157 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) KESEDIHAN DAN KEMATIAN ====================== Setelah bertahun-tahun menonton televisi tidak banyak lagi hal-hal yang akan mengejutkan anak-anak. Yang menjadi masalah ialah bahwa TV merupakan dunia khayalan. Anak-anak masih harus belajar banyak hal tentang kenyataan hidup, tentang nilai dan mutu kehidupan. Apakah dampak segala kematian dan keadaan menuju kematian yang ditayangkan di TV? Apakah anak-anak percaya bahwa tidak untuk selamanya bintang film yang terbunuh dalam film minggu ini muncul lagi minggu berikutnya di dalam film seri yang lain? Dr. Roberta Temes, seorang psikiater dan penasihat bagi orang-orang yang kematian berkata, "Orangtua zaman sekarang membahas pokok tentang seks dengan anak-anak mereka sejak usia muda sekali, dibandingkan zaman dulu. Namun kebanyakan orangtua menghindari pokok tentang kematian. Mereka berbuat demikian karena mereka sendiri merasa tidak tenang membahas pokok itu, maka mereka berbuat seakan-akan mereka akan hidup selamanya. Meskipun demikian kematian adalah hal yang tidak dapat dihindarkan. Kita boleh mengatakan bahwa kehidupan merupakan penyakit yang membawa kematian." Yani menderita kanker yang mematikan dan rambutnya habis rontok karena kemoterapi (pengobatan dengan zat kimia). Ia masih dapat pergi ke sekolah dan memakai topi setiap hari. Anak-anak lain sering mengolok-olok dia. Kemudian ibunya yang bijaksana berbicara dengan gurunya, dan mereka memutuskan untuk mengambil tindakan. Guru itu menggunakan akhir pekan untuk menyelidiki tentang penyakit kanker. Pada hari Senin sesudah itu Yani pergi ke sekolah tanpa mengenakan topi. Gurunya memanggil dia ke depan kelas dan bersama- sama mereka menjelaskan kepada teman-teman sekelasnya semua yang mereka ketahui tentang kanker (Yani berusia sepuluh tahun. Ia telah mengajukan banyak pertanyaan kepada dokter dan mengetahui banyak tentang penyakit itu). Sejak hari itu sampai Yani tidak dapat pergi ke sekolah lagi, anak-anak memperlakukan dia dengan rasa hormat. Mereka telah belajar tentang kanker; dan yang lebih penting lagi, mereka telah belajar tentang kehidupan ini. Saudara-saudara kandung dari anak yang telah meninggal tahu bagaimana perasaan sedih dan kehilangan itu. Mereka dapat mengatasinya dan menunjukkan pengertian yang mengagumkan. Namun mereka juga membutuhkan pertolongan. Seorang anak yang sakit sudah sepantasnya mendapat banyak perhatian, namun bagaimana dengan saudara-saudara kandungnya selama berbulan-bulan yang dirasakan panjang itu, menjelang kematian saudara mereka? Betapa sukarnya bila ada satu lagi anak di dalam keluarga itu. Ia akan merasa ditinggalkan dan tidak dikasihi, atau tidak diperlukan, karena seluruh usaha dan kegiatan dipusatkan bagi anak yang sedang sakit itu. Dapatkah Anda menolong anak-anak lainnya, saudara-saudara anak yang sakit itu, dengan menjadi temannya? Apakah dengan membawa mereka berjalan-jalan ke luar? Apakah dengan mengundang mereka makan, menginap, atau menonton TV selama satu jam? Buatlah mereka merasa diperlukan, dikasihi dan penting, mungkin biarkan mereka berbicara tentang masalah dan rasa frustasi mereka sendiri. Pernyataan kasih Anda dan kesaksian Anda yang tepat tentang kasih Yesus dapat menolong mereka dalam pergumulan mereka. "Segera setelah seorang anak cukup besar untuk mengasihi sesuatu yang dapat hilang, ia sudah akan menjadi seorang yang dirundung duka dan mengalami kesedihan yang dalam. (Claypool)" Mereka benar-benar membutuhkan pertolongan dan pengertian kita untuk melalui hari-hari dan minggu-minggu yang sukar sekitar kematian seorang saudara kandung. Ini juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa Anda mengasihi mereka dengan melanjutkan hubungan Anda dengan mereka, misalnya dengan mengadakan piknik, main bola, memberi hadiah kecil bila Anda berkunjung ke rumah mereka. Mereka yang telah kehilangan saudara yang sangat dikasihinya mungkin sekarang memperoleh seorang teman yang sangat dibutuhkannya. Semua kepiluan, trauma, dan kepedihan hati, yang ada di dalam dunia yang penuh dengan dosa ini tampaknya terpadu dalam penyakit yang membawa kematian dan meninggalnya seorang anak. Adakah waktu lain yang lebih tepat bagi kita masing-masing untuk membagikan kasih Allah, yang tiada habisnya dan terus mengalir ke luar itu, kepada orang-orang lain? Sumber: Judul Buku : Kebutuhan Rohani Anak Judul Artikel Asli: Pelayanan terhadap Anak yang Mendekati Ajalnya dan Keluarga Mereka Pengarang : Judith Allen Shelly Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1982 Halaman : 147 - 149 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR PERKEMBANGAN KONSEP KEMATIAN ============================ Ada beberapa hal yang perlu kita camkan ketika kita berusaha mengajarkan tentang kematian kepada anak: 1. Objek yang memiliki kehidupan berbeda dengan sesuatu yang tidak hidup. --------------------------------------------------------------- Anak perlu memahami bahwa dirinya adalah hidup, dan bahwa dirinya yang hidup itu berbeda dengan benda yang tidak hidup. Yang cukup sulit di sini adalah bagaimana memberi penjelasan sehingga anak memahami bahwa gerakan tidak identik dengan kehidupan. Benda yang dapat digerakkan tidak sama dengan mahluk hidup yang bergerak. Jadi, mainan dapat bergerak bukan karena mainan itu mempunyai kehidupan. Kita dapat membantu anak memahami bahwa mahluk hidup itu bernafas, perlu makan dan minum, dan jantungnya berdegub untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kematian berarti berhentinya nafas, terhentinya kerja jantung, serta berhentinya semua aktivitas. Orang yang mati tidak dapat melakukan apapun juga. 2. Anak perlu mengetahui bahwa setiap orang pasti mati suatu saat nanti dan bahwa kematian tidak dapat dihindari. -------------------------------------------------------------- Jadi mereka sendiri pun akan mati satu saat nanti. Bila anak telah dapat memahami poin ini, kita baru dapat menjelaskan bahwa mati bagi manusia bukanlah akhir dari segalanya. Kematian adalah suatu gerbang pintu menuju kehidupan atau kebinasaan yang kekal. Sebagai tambahan, konsep mengenai kekekalan baru mulai dapat dipahami oleh anak usia remaja. Jadi orangtua tidak perlu frustasi bila anak belum memahami semuaya sekaligus secara menyeluruh. 3. Kita tidak dapat memastikan kapan kita akan mati. ------------------------------------------------- Mungkin saja dengan mengetahui bahwa tidak ada kepastian kapan kita mati merupakan hal menakutkan. Meskipun demikian hal ini perlu anak ketahui, supaya ia lebih siap dalam menghadapi kematian orang dekatnya atau dirinya sendiri nanti. Bagian yang sulit di sini adalah mejelaskan bahwa kematian berarti perpisahan. Meskipun demikian, kita yan sudah berada dalam Kristus akan kembali bertemu suatu saat nanti di surga. 4. Kematian bersifat permanen sebagai akhir dari hidup yang sementara di dunia ini. -------------------------------------------------------- Kesulitannya adalah kematian sering merupakan hal yang sangat menyakitkan secara emosioanal bagi orang yang sedang menghadapinya maupun mereka yang ditinggal mati oleh kerabat dekatnya. Rasa sakit membuat kita berusaha meromantisir atau membuat khayalan-khayalan menyenangkan akan kematian itu, namun secara potensial usaha ini dapat mengaburkan fakat mengenai kematian. Kisah mengenai anak yang mengirimkan surat kepada papanya yang meninggal merupakan salah satu bentuk usaha meromantisir kematian. Jadi, orangtua perlu lebih dahulu menerima secara rela akan kematiannya sendiri suatu ketika kelak. Dengan begitu orangtua baru dapat membagikan pengetahuannya secara nyaman dan tenang kepada anaknya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Majalah Eunike, edisi 07/Triwulan IV Judul Artikel Asli: Membantu Anak Memahami Makna Kematian Penulis Artikel : Heman Elia, M.Psi. Penerbit : Yayasan Eunike, Jakarta, 2002 Halaman : 10 - 11 ********************************************************************** o/ AKTIVITAS Kuis berikut ini sangat bagus untuk menolong guru-guru mengajarkan tentang bagaimana orang-orang dalam Alkitab juga mengalami penderitaan dan bagaimana mereka meresponinya. Silakan disimak! KUIS MASALAH-MASALAH PENDERITAAN ================================ Hidup di dunia ini memang penuh dengan penderitaan dan rasa sakit. Anda dapat menggunakan aktivitas yang berupa kuis di bawah ini untuk mengajarkan pada anak bahwa sebagai orang Kristen kita "tidak kebal" terhadap penderitaan, penyakit, dan kematian. Namun, jelaskan pula pada anak bahwa semua penderitaan dan rasa sakit yang kita alami di dunia ini sifatnya sementara saja. Suatu hari kelak, saat kita sudah berjumpa dengan Tuhan Yesus di surga, segala penderitaan dan rasa sakit tidak akan mungkin mengganggu kita lagi, selamanya. KUIS ---- 1. Siapakah orang saleh yang ditimpa barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya? (Jawaban: Ayub -- Ayub 2:7) 2. Siapakah raja Yehuda yang menderita sakit pada kedua kakinya pada masa tuanya? (Jawaban: Asa -- 1Raja-raja 15:23) 3. Dalam kisah yang disampaikan Yesus tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin, penyakit apakah yang diderita Lazarus itu? (Jawaban: Borok -- Lukas 16:20) 4. Siapakah anak laki-laki Yonatan yang timpang dalam usia lima tahun karena jatuh ketika diangkat oleh inang pengasuhnya? (Jawaban: Mefiboset -- 2Samuel 4:4) 5. Siapakah raja Yehuda yang menderita penyakit barah? (Jawaban: Hizkia -- 2Raja-raja 20:7-8) 6. Siapakah bapa leluhur bangsa Israel yang penglihatannya menjadi kabur sehingga tidak dapat membedakan kedua anaknya? (Jawaban: Ishak -- Kejadian 27:1) 7. Siapakah imam yang berumur sembilan puluh delapan tahun dan matanya buta? (Jawaban: Eli -- 1Samuel 4:15) 8. Siapakah ayah dari 12 anak laki-laki, yang buta pada usia tuanya? (Jawaban: Yakub -- Kejadian 48:10) 9. Siapakah nabi buta yang didatangi istri Yerobeam? (Jawaban: Ahia -- 1Raja-raja 14:4) 10. Siapakah sahabat Yesus yang mati dan menyebabkan-Nya menangis? (Jawaban: Lazarus -- Yohanes 11:17,35) Bahan dirangkum dari sumber: Judul buku: Apa dan Siapa dalam Alkitab Pengarang : J. Stephen Lang Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1994 Halaman : 323-328 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (1) Banyak pertanyaan anak-anak yang sering mengejutkan kita. Contohnya seperti pertanyaan di bawah ini. Bagaimana Anda akan menjawabnya? Dan bagaimana melalui pertanyaan ini Anda mengajarkan sifat-sifat Allah? APAKAH ALLAH AKAN PERNAH MATI ============================= "Apakah Allah akan pernah mati?" tanya Doni. Ayah tersenyum. "Mengapa kamu bertanya begitu?" tanya ayah. "Ya, seandainya Allah itu telah ada sejak bumi ini diciptakan, tentu Ia sudah tua sekali," kata Doni. "Seandainya Allah bertambah tua sekarang ini, bukankah itu berarti Ia akan mati?" "Kata-katamu itu kedengarannya benar," kata ayah, "tetapi itu hanya terjadi jika kamu sedang berbicara tentang salah seorang dari antara kita. Kita memang akan bertambah tua, lalu mati. Tetapi Allah tidak pernah bertambah tua. Tahukah kamu sebabnya?" Renungan Singkat tentang Hidup sampai Selama-lamanya: ----------------------------------------------------- 1. Apakah kemarin kamu lebih muda satu hari? Apakah besok kamu akan bertambah tua satu hari? 2. Lihatlah kalender. Waktu diukur dengan beberapa cara yang berlainan. Dapatkah kamu menyebutkan beberapa diantaranya? (Misalnya: menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun). Menurut kamu, apakah kita akan memiliki ukuran waktu seperti itu di surga? Mengapa tidak? "Allah menciptakan waktu untuk menolong kita mengukur lamanya hidup kita di dunia ini," kata ayah. "Jika kita kelak tinggal di dalam rumah-Nya, kita tidak akan memerlukan kalender, jam tangan atau jam dinding lagi. Di sana waktu tidak akan diukur seperti yang kita lakukan di bumi." "Apakah itu berarti bahwa di surga kita tidak akan menjadi tua?" tanya Doni. "Dan seandainya kita tidak bertambah tua, apakah kita tidak akan pernah benar-benar mati?" "Itu benar," kata ayah. "Alkitab menyebutnya hidup yang kekal. 'Kekal' berarti 'tidak pernah berakhir'. Ini berarti bahwa Allah tidak pernah menjadi tua. Usia-Nya selalu sama." Doni tersenyum. "Saya senang karena kita dapat tinggal bersama Allah di rumah-Nya sampai selama-lamanya," katanya. Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu: ---------------------------------------- 1. Apakah Allah akan pernah mati? Bacalah 1Timotius 1:17. "Kekal" dan "abadi" berarti bahwa Allah hidup sampai selama-lamanya. Ia tidak pernah mati. 2. Apakah Allah akan memberi kita kehidupan yang tidak pernah berakhir jika kita percaya kepada Tuhan Yesus? Bacalah Yohanes 3:16. Apa yang dikatakan di dalam ayat itu? 3. Sudahkah kamu meminta agar Tuhan Yesus mengampuni dosa-dosamu dan memberimu hidup yang kekal? Kalau belum, mengapa tidak kamu lakukan sekarang juga? Bacaan Alkitab: --------------- Yohanes 14:1-4 Kebenaran Alkitab: ------------------ Allah tetap sama. Ia tidak pernah bertambah tua (Mazmur 102:27 dan Ibrani 13:8). Doa: ---- Terima kasih Allah, karena rumah-Mu yang indah tidak memerlukan jam tangan atau jam dinding atau kalender. Tolonglah siapkan tempat bagi saya supaya kelak saya dapat tinggal bersama-Mu. Dalam nama Yesus. Amin! Sumber: Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Pengarang : V. Gilbert Beers Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 206 - 207 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (2) Sebagai sajian khusus untuk PASKAH, kami berikan satu bahan mengajar yang cocok Anda sampaikan di masa-masa PASKAH ini. DARI KEMATIAN KEPADA KEHIDUPAN ============================== Persiapan: ---------- 1. Pada papan pengumuman pasanglah gambar-gambar yang menggambarkan perbedaan antara yang kelihatannya mati dengan yang hidup. Misalnya: pohon yang tidak berdaun dan sebatang pohon yang rimbun; gambar sebutir jagung dengan sebatang jagung yang penuh berisi; dan sebagainya. 2. Bawalah contoh-contoh benih dan umbi bunga untuk ditunjukkan kepada anak-anak. Renungan: --------- [Bawalah contoh-contoh benda yang kelihatannya mati untuk digunakan seperti contoh, misalnya sebutir benih, umbi bunga, satu ranting dari pohon.] Bagaimana rupa pohon-pohon selama musim panas yang berkepanjangan? Pohon-pohon itu kelihatan kering dan akan mati, bukan? Tetapi apakah pohon-pohon itu benar-benar mati? Tidak, karena bila musim hujan mulai tunas-tunas baru dan kemudian daun-daun hijau akan bermunculan pada pohon itu. [Tunjukkan benih dan umbi bunga.] Benda-benda ini kelihatannya tidak ada kehidupan, bukan? Tetapi apabila kita menanam benih dan umbi bunga ini dan menjaga agar mereka mendapat sinar matahari dan air, tidak lama kemudian mereka akan berkembang menjadi bunga-bunga yang indah, yang penuh dengan kehidupan. Inilah salah satu hukum alam -- sebutir benih harus ditanam dan kelihatan mati sebelum benih itu dapat tumbuh dan menunjukkan kehidupan yang sebenarnya ada di dalamnya. Prinsip yang sama ini sedang berlaku di dalam hidup kita, ketika kita menjadi orang Kristen. Sebelum kita minta Tuhan menjadi Juruselamat kita, kita benar-benar mati di dalam dosa kita. Agar memperoleh kehidupan baru dengan Kristus, kita harus mematikan kebiasaan lama yang buruk dan membiarkan Tuhan memberi kita hidup yang baru. Paulus menguraikan proses ini dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. "Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa- dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain." (Efesus 2:1-3) Tetapi inilah bagian yang menggembirakan -- kita tidak usah tinggal di dalam dosa. Paulus menulis selanjutnya kepada jemaat Efesus: "Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan -- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga," (Efesus 2:4-6) Karena Kristus mati bagi dosa-dosa kita, kita dapat memiliki hidup yang kekal. [Suruhlah seseorang membaca Yohanes 5:24.] Kebanyakan dari kita akan tetap mengalami mati jasmaniah, sampai Tuhan kembali ke dunia lagi. Akan tetapi, Kristus juga sudah menang atas kematian jasmaniah. Jika kita hidup bagi Kristus, ketika kita mati secara jasmaniah, kita akan pergi dan hidup kekal dengan Kristus. Walaupun kita telah memberikan hidup kita bagi Kristus, pagi ini marilah kita sekali lagi mengatakan kepada-Nya bahwa kita mau hidup bagi-Nya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2 Pengarang : Badan Pembina DSM Gereja Sidang-sidang Jemaat Allah Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 129 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Sari W. <sari@> >Syalom, >Apakah e-BinaAnak pernah memuat mengenai satu edisi khusus mengenai >drama? Maksud saya bukan naskahnya, tetapi ulasan/teori mengenai >sebuah drama khususnya drama untuk sekolah minggu. Saya baru >berlangganan e-BinaAnak sejak nomor 91 yang lalu. Apakah sebelum >nomor tsb sudah pernah ada yang memuat tentang drama? Apakah bisa >dikirimkan kepada saya? > >trima kasih, >Sari W. Redaksi: Kami pernah memuat satu artikel mengenai "Mempersiapkan Drama" dalam edisi 48/2001 (Pertunjukan Drama Natal). Anda dapat melihat isinya dalam arsip di: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/048/ atau ==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/048/ ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |