Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/131

e-BinaAnak edisi 131 (18-6-2003)

Bermain

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                        Edisi 131/Juni/2003
-----------
 o/ SALAM DARI REDAKSI
 o/ ARTIKEL (1)          : Bermain
 o/ ARTIKEL (2)          : Seputar Hal Bermain
 o/ TIPS MENGAJAR (1)    : 10 Prinsip Kegiatan Bermain
 o/ TIPS MENGAJAR (2)    : Bermain di Luar Ruangan
 o/ BAHAN MENGAJAR       : Bermain "Ikutilah Pemimpin"
 o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Pengumuman Seputar Kegiatan Pelayanan Anak

**********************************************************************
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam kasih dalam Kristus Yesus,

  Liburan adalah waktu yang sangat baik bagi para guru Sekolah Minggu
  untuk mengadakan acara-acara bermain yang menarik bagi anak-anak,
  sebab pada saat-saat liburan biasanya orang tua memberi lebih banyak
  kelonggaran bagi anak-anak mereka untuk bermain. Namun sebagai
  pendidik kita menyadari bahwa jika permainan hanya bertujuan untuk
  sekedar bermain, maka maknanya tidaklah banyak. Tapi jika kita
  menjadikan waktu bermain menjadi waktu untuk belajar maka banyaklah
  manfaat yang bisa didapatkan.

  Nah, untuk mengetahui lebih banyak manfaat bermain bagi anak-anak,
  dan apa-apa saja yang bisa dipelajari anak pada waktu bermain, maka
  pada edisi ini Redaksi akan khusus menyajikan artikel-artikel, tips,
  dan bahan mengajar tentang "Bermain". Manfaatkan sajian ini untuk
  mengadakan program bermain di SM Anda. Daripada anak-anak hanya
  tinggal di rumah menonton TV/VCD atau bermain PS (play station),
  lebih baik undang mereka untuk bergabung dalam program bermain di SM
  Anda. Selain lebih aman, anak-anak juga dapat menikmati permainan
  sambil belajar prinsip-prinsip Firman Tuhan. Dan jika Anda berhasil
  mengadakan acara liburan dan program bermain yang menarik bagi anak-
  anak di Sekolah Minggu Anda, jangan lupa sharingkan kepada rekan-
  rekan pembaca e-BinaAnak yang lain .... Kami tunggu kiriman sharing
  Anda, ya!

  Selamat Bermain!

  Tim Redaksi

    "Dan jalan-jalan kota itu akan penuh dengan anak laki-laki dan
       anak perempuan yang bermain-main di situ." (Zakaria 8:5)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Zakaria+8:5 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

                               BERMAIN
                               =======

  "Berhenti bermain dan kerjakan tugasmu!" Itu adalah perintah yang
  sangat tidak baik untuk diberikan pada anak-anak. Bermain-main
  adalah tugas di masa kanak-kanak. Bermain-main adalah ekspresi dan
  hiburan, mencakup kesenangan dan tujuan, baik tubuh dan pikiran
  khususnya di masa-masa liburan. Bermain adalah suatu cara bagi anak-
  anak untuk belajar tentang benda-benda dan berhubungan dengan orang
  lain. Seorang psikologis dari Swiss, Piaget, mengatakan bahwa
  bermain adalah suatu cara bagi anak-anak dalam mengubah dunia untuk
  mendapatkan keinginannya.

  Dalam masa liburan, para guru bisa memberikan dukungan untuk bermain
  dengan menyediakan kesempatan, peralatan, dan ruangan bagi anak-
  anak. Mengapa guru harus memberikan dukungan dalam bermain? Bermain
  secara aktif melibatkan seluruh anak dan itulah yang harus
  dipelajari. Dengan merancang kesempatan untuk bermain dengan suatu
  tujuan -- biasanya dipadukan dengan satu atau dua kata penuntun --
  guru dapat langsung memulai permainan dengan tujuan yang spesifik.

  Kesempatan untuk bermain dapat diterapkan dalam pelayanan anak.
  Dengan bermain "cilukba" bersama ibunya, seorang bayi belajar bahwa
  orang dewasa dapat dipercaya bahwa mereka akan muncul lagi meskipun
  untuk beberapa saat mereka menghilang. Seorang anak bisa belajar
  tentang kuasa Tuhan dengan kegiatan yang menggunakan pancaindera
  mereka, misalnya bermain dengan benda-benda yang mempunyai berbagai
  tekstur, warna, bentuk, dan suara. Meniru seekor bebek dan mendengar
  kotekannya/suaranya membuat anak merasa percaya diri terhadap
  kemampuannya.

  Untuk anak yang sudah besar, mereka dapat belajar dengan bermain
  drama berpura-pura menjadi orang dewasa.

  Untuk memberikan kesempatan bermain yang lebih menyenangkan lagi,
  suatu ruang kelas dapat disulap menjadi sebuah aula yang dilengkapi
  dengan perabot rumahtangga yang berukuran mini, sebuah boneka dan
  tempat tidur boneka, pakaian untuk "berdandan", dan sebuah meja
  kecil dengan beberapa kursi. Dengan beberapa tuntunan, para guru
  bisa membantu anak-anak untuk menerapkan ajaran Alkitab ke dalam
  kehidupan sehari-hari melalui permainan ini. Misalnya, selama dalam
  kegiatan berlangsung, berilah komentar: "Markus, dari caramu
  menggendong bayi, aku tahu bahwa kamu sudah tahu bagaimana cara
  menjaga bayi." Hal ini bisa dihubungkan dengan cerita dalam Alkitab:
  "Yusuf membantu Maria merawat Yesus. Markus, bisakah kamu tunjukkan
  pada kita bagaimana Yusuf akan menggendong bayi Yesus?"

  Jika ruangan kelas sempit, guru harus menyingkirkan meja guru, alat
  musik, atau lemari yang tidak digunakan dari dalam kelas. Ruangan
  ini harus dirancang agar bisa menjadi suatu aula atau diubah menjadi
  ruangan untuk kegiatan seni, bermain musik, bermain puzzle atau
  menyusun balok. Jika terdapat tempat di luar ruangan, hal itu tentu
  akan sangat menguntungkan.

  Program bermain membuat kemampuan untuk bersosialisasi akan lebih
  cepat terbentuk. Para guru bisa membantu anak yang minder untuk
  belajar bermain bersama-sama dengan anak yang lainnya. Di tahun-
  tahun berikutnya anak tersebut dapat dituntun untuk bermain dengan
  bekerjasama dalam suatu kelompok kecil. Anak yang sudah cukup dewasa
  untuk berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya bisa mulai belajar
  kemampuan yang biasa dimiliki oleh orang yang lebih dewasa, misalnya
  "Tunggu giliranmu!"; "Bermainlah dengan jujur!"; "Patuhi aturan!";
  atau "Mengalahlah!"

  Guru-guru bisa menggunakan pilihan yang lebih luas lagi dalam
  memberi permainan ketika anak-anak yang berada dalam pengawasannya
  mempunyai perhatian yang lebih panjang, kemampuan untuk membaca, dan
  bersosialisasi. Permainan lain yang melibatkan anak secara individu
  bisa digunakan untuk mengajarkan tentang ayat hafalan, tetapi arti
  dari ayat tsb. akan lebih mudah untuk dimengerti jika diterapkan
  dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya selama kegiatan berlangsung,
  guru dapat memberikan dorongan seperti: "Maria, apa kau bisa
  menggunakan balok-balok alphabet ini untuk mengeja kata-kata yang
  ada di ayat kita: 'Berbuatlah baik.'" Pada waktu bercerita, katakan:
  "Dorkas itu baik hati -- dan kamu juga baik hati, Maria, jika kamu
  bermain balok bersama Jean."

  Hiasan-hiasan yang menunjukkan gambar Yesus yang sedang dikelilingi
  oleh anak-anak biasanya menggambarkan anak-anak yang sedang duduk
  atau berdiri di dekat kaki-Nya dengan penuh perhatian. Gambaran ini
  akan lebih dekat lagi dengan kenyataan jika ditunjukkan dengan
  beberapa anak yang sedang bermain kejar-kejaran di sekeliling Yesus,
  atau anak lainnya sedang meminta kembali celengannya dan seorang
  gadis kecil merayu Yesus agar berpura-pura menjadi ayah dalam
  keluarganya. Begitulah yang dilakukan oleh anak-anak karena
  demikianlah Tuhan membentuk anak-anak untuk belajar!

  Isilah masa liburan ini dengan kegiatan bermain yang menyenangkan
  bagi anak, dan tentu saja yang dapat membawa mereka semakin dekat
  dengan Tuhan.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : The Complete Handbook for Children's Ministry
  Judul Artikel Asli: Play
  Pengarang         : Dr. Robert J. Choun and Dr. Michael S. Lawson
  Penerbit          : Thomas Nelson Publisher, USA, 1993
  Halaman           : 251 - 253


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

                          SEPUTAR HAL BERMAIN
                          ===================

  Bermain sangat penting bagi anak sebab bermain adalah bekerja bagi
  anak. Bermain juga merupakan cara belajar yang bersifat alami. Dunia
  anak adalah dunia bermain. Dengan melihat ibunya yang sedang memasak
  di dapur, anak dapat bermain dan belajar memasak dengan kompor
  kecilnya atau bermain meniru seperti dokter memeriksa pasien atau
  bermain membuka toko-toko dagangan, bahkan naik ke planet bulan pun
  bisa dijadikan permainan. Demikianlah anak belajar dalam bermain.
  Dengan bermain peran sebagai seorang dokter, mereka sebenarnya
  sedang belajar mengatasi ketegangan dan ketakutan terhadap dokter.

  FUNGSI DAN NILAI BERMAIN

  1. Melatih fisik.
     --------------
     Bermain merupakan latihan olahraga yang terbaik bagi tubuh.
     Karena bermain dapat membina kemampuan anak dalam berolahraga,
     kecerdasan, dan ketangkasan otak.

  2. Belajar hidup bersama/berkelompok.
     ----------------------------------
     Bermain adalah kesempatan yang baik bagi anak untuk terjun ke
     dalam kelompok dan belajar menyesuaikan diri dalam kehidupan
     yang harmonis di masyarakat.

  3. Menggali potensi diri sendiri.
     ------------------------------
     Dengan bermain, anak diberi kesempatan untuk menyelesaikan
     kesulitan dengan kemampuan dirinya sendiri.

  4. Menaati peraturan.
     ------------------
     Orang dewasa harus membantu anak bersikap sportif dalam bermain
     dan membimbing mereka untuk menaati peraturan.

  PRINSIP MEMILIH PERMAINAN

  1. Beri permainan yang dapat mengembangkan fisik.
  2. Perlu ada keseimbangan antara permainan yang bersifat tenang dan
     yang banyak bergerak dalam ruangan atau di luar ruangan.
  3. Berikan macam-macam permainan untuk memusatkan perhatian mereka.
  4. Sediakan permainan atau kegiatan yang bertujuan memberikan
     pengalaman belajar bagi mereka.
  5. Pilihlah permainan yang sesuai dengan usia mereka.
  6. Persiapkan seorang atau orang dewasa untuk memimpin mereka dalam
     bermain atau berekreasi.
  7. Berikan kesempatan untuk menggunakan daya imaginasi dan
     kreativitas mereka.

  RENCANA BERMAIN DAN KEGIATAN

  Dalam merencanakan permainan atau kegiatan ada enam hal dasar yang
  harus dipertanyakan:

  1. Siapa?     -- Bagaimana sifat, kebutuhan, hobi, dan kemampuan
                   peserta?
  2. Mengapa?   -- Apa tujuan permainan itu?
  3. Apa?       -- Apa inti dari permainan itu? Bagaimana jenis
                   permainan itu?
  4. Di mana?   -- Apakah tempatnya sesuai dengan sifat permainan itu?
                   Di dalam atau di luar ruangan?
  5. Kapan?     -- Setiap minggu atau setiap bulan? Berapa lama?
  6. Bagaimana? -- Bagaimana merencanakannya? Bagaimana aturan
                   permainannya, caranya, dan materinya?

  PERMAINAN YANG BERMAKNA PENDIDIKAN

  1. Permainan kekeluargaan.
     -----------------------
     Permainan ini membuat anak belajar tentang keadaan di rumah.
     Bagaimana hidup saling mengasihi dengan saudara yang lain dan
     belajar melakukan pekerjaan rumah tangga.

  2. Permainan berjualan.
     --------------------
     Permainan ini dapat membantu anak mengenal mata uang dan sopan
     santun sikap dalam berjualan, dapat mengenal perbedaan benda-
     benda dan bahan-bahan, serta belajar menghitung uang.

  3. Permainan pesta/mengundang tamu.
     --------------------------------
     Permainan ini dapat membantu anak mengenal sopan santun dalam
     pergaulan, menyiapkan makanan yang ringan, menata meja, piring
     dan lain-lain. Bagaimana menjadi tuan rumah yang menyambut tamu.

  4. Permainan lalu-lintas.
     ----------------------
     Melalui permainan ini anak dapat belajar tentang banyak peraturan
     dan tanda lalu-lintas atau tanggung jawab seorang polisi. Ia
     dapat pula mengenal fungsi setiap kendaraan: mobil pemadam
     kebakaran, ambulans, mobil polisi, mobil/truk barang.

  Memang permainan yang cocok mendatangkan manfaat yang baik dalam
  segi fisik maupun dalam segi psikis. John Dewey berkata,
     "Di luar sekolah anak selalu bermain dan bekerja, dan hasil
     didikan yang diperoleh tidak lebih adalah hasil dari bermain dan
     bekerja."
  Jean-Jacques Rousseau berkata bahwa pelajaran yang diperoleh anak
  di lapangan bermain jauh lebih besar 100 kali lipat dibandingkan
  dengan pelajaran yang dipelajari di kelas. Seorang ahli pendidikan,
  Karl Gross, juga mengatakan bahwa bermain merupakan suatu persiapan
  peranan dalam proses pertumbuhan. Sedangkan Martinus Jan Langeveld
  berpendapat bahwa dasar etika agama dapat bertumbuh melalui
  permainan.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Menerobos Dunia Anak
  Judul Artikel Asli: Cara Belajar -- Dengan Bermain
  Pengarang         : Dr. Mary Go Setiawani
  Penerbit          : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000
  Halaman           : 41 - 44


**********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR (1)

                     10 PRINSIP KEGIATAN BERMAIN
                     ===========================

  Banyak kebutuhan anak-anak yang dapat dipenuhi dalam kegiatan
  bermain jika kita mengadakan kegiatan bermain berdasarkan pada
  10 prinsip berikut ini:

  1. Dalam bermain berikan kesempatan kepada anak-anak untuk
     mengembangkan kehidupan fisiknya secara normal dan alami.

  2. Tegaskan keseimbangan antara permainan yang memerlukan keaktivan
     dan ketenangan serta bermain di dalam dan di luar ruangan.

  3. Gunakan permainan yang bervariasi dengan durasi waktu yang
     singkat berdasarkan lamanya minat mereka.

  4. Berikan kegiatan bermain yang bermanfaat dan ajarkan mereka
     untuk belajar serta mengambil manfaat dari pengalaman bermain
     mereka.

  5. Pilihlah permainan yang sesuai dengan tingkat umur mereka.

  6. Berikan pengawasan yang secukupnya dari orang dewasa dalam
     semua kegiatan bermain mereka.

  7. Berikan contoh yang baik untuk ditiru.

  8. Berikan petunjuk yang jelas dalam sebuah permainan, hati-hati;
     jika perlu peragaan apa yang harus dilakukan.

  9. Sediakan kesempatan untuk mengekspresikan imaginasi dan
     kreativitas mereka.

 10. Pilihlah guru-guru yang berjiwa muda dan menyenangkan untuk
     mendampingi, membimbing, dan menghadapi anak-anak selama
     kegiatan bermain diadakan.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Childhood Education in The Church
  Judul Artikel Asli: Meeting Age Group Needs
  Pengarang         : Robert E. Clark, Joanne Brubaker, Roy B. Zuck
  Penerbit          : The Moody Bible Institute of Chicago, USA, 1986
  Halaman           : 310


**********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR (2)

                       BERMAIN DI LUAR RUANGAN
                       =======================

  Bermain di luar ruangan, khususnya untuk anak-anak prasekolah,
  biasanya lebih banyak menimbulkan suara dan lebih banyak membutuhkan
  kekuatan serta lebih bersemangat, dalam arti fisik. Dalam mengadakan
  acara bermain yang diselenggarakan di luar ruangan, simaklah
  beberapa tips berikut ini:

  1. Tatalah sedemikian rupa alat-alat atau sarana bermain untuk
     kegiatan yang mengutamakan perkembangan gerakan kasar, sehingga
     tidak membahayakan anak-anak. Misalnya tempat bermain sepeda,
     sebaiknya disediakan jalan yang dapat dilewati bila anak sedang
     mengendarai sepeda. Perlu disediakan daerah yang aman untuk
     bermain pasir atau bila anak ingin menggali tanah.

  2. Monitorlah keamanan anak. Guru harus menjadi penjaga untuk
     mengawasi masing-masing anak, jangan sampai ada yang terluka.

  3. Alat-alat yang akan dipergunakan di luar ruangan harus dicek
     setiap kali sehingga yakin bahwa keadaan alat-alat dalam kondisi
     yang baik. Singkirkan peralatan yang sudah rusak dan berbahaya
     bagi anak.

  4. Usahakan agar permukaan tanah tempat anak-anak bermain ditata
     sedemikian rupa, sehingga bila ada anak yang jatuh tidak akan
     mengalami luka yang berbahaya. Biasanya dicari permukaan tanah
     yang berumput.

  5. Jika anak-anak boleh bermain pasir atau air sepuas mereka,
     buatlah peraturan. Misalnya anak tidak diperbolehkan melempari
     anak lain dengan pasir atau mengguyur air. Sepatu dan kaos kaki
     harus dilepaskan, dan setelah selesai bermain, anak perlu dibantu
     untuk membersihkan diri.

  Bahan dirangkum dari sumber:
  Judul Buku: Pendidikan Anak Prasekolah
  Pengarang : DR. Soemiarti Patmonodewo
  Penerbit  : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan
              PT Rineka Cipta, Jakarta, 2000
  Halaman   : 112 - 114


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

  Sesudah guru menceritakan bahan cerita di bawah ini, kembangkanlah
  permainan sesuai dengan situasi murid-murid Anda. Selamat bermain!

                      BERMAIN "IKUTILAH PEMIMPIN"
                      ===========================

  Di suatu hari libur di pantai, Wahyu dan Rani sedang bermain-main.
  "Mari kita main, 'Ikutilah Pemimpin,'" kata Wahyu. "Saya akan
  berjalan di pasir, dan kamu mengikuti jejak-jejak kaki saya. Setelah
  itu giliran kamu yang berjalan di pasir dan saya mengikuti jejak-
  jejak kakimu."

  "Kedengarannya menyenangkan," kata Rani. "Mari kita mulai dan saya
  akan mengikutimu begitu saya selesai menghitung sampai seratus."

  Ketika Rani selesai menghitung sampai seratus, ia pun mulai
  mengikuti jejak-jejak kaki Wahyu. Jejak-jejak itu tampak di
  sekeliling penginapan mereka di tepi pantai menuju ke sebuah gudang
  tua. Jejak-jejak kaki Wahyu juga tampak menuju ke sebuah tangga yang
  disandarkan pada dinding gudang tua itu. Ketika Rani memandang ke
  atas, ia dapat melihat jejak-jejak kaki Wahyu di atas atap gudang
  tua itu.

  "Wahyu! Bukankah Ayah melarang kita naik ke atap gudang ini!" teriak
  Rani.

  Rani ingin bermain 'Ikutilah Pemimpin', tetapi ia juga ingin menaati
  kata-kata ayahnya. Apa yang harus dilakukannya?

  Renungan Singkat tentang Ketaatan:
  ----------------------------------
  1. Mengapa Rani tidak mau menaiki atap gudang tua itu?
     Apakah yang akan kamu katakan kepada Rani seandainya kamu berada
     di tempat itu?

  2. Mengapa tindakan Wahyu menaiki atap gudang tua itu salah?
     Apakah yang akan kamu katakan kepada Wahyu seandainya kamu adalah
     Rani?

  "Saya tidak mau naik!" kata Rani. "Bukankah Ayah melarang kita
  menaikinya."

  "Ah, ayolah naik," kata Wahyu. "Mungkin Ayah tidak akan marah kalau
  kita ke sini untuk bermain-main."

  "Saya mau main 'Ikutilah Pemimpin', asalkan kita tidak melanggar
  kata-kata Ayah atau Ibu," kata Rani. "Pokoknya kita harus taat."

  Wahyu menggerutu sebentar, tetapi ia masih ingin main "Ikutilah
  Pemimpin". Itulah sebabnya tidak lama kemudian ada banyak jejak kaki
  yang harus diikuti Wahyu dan Rani, tapi mereka berjalan hanya di
  tempat-tempat yang diizinkan ayah mereka saja.

  Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:
  ----------------------------------------------
  1. Orang-orang yang bagaimanakah yang diinginkan Tuhan Yesus agar
     diikuti umat-Nya?

  2. Menurut kamu, apakah yang dimaksud Tuhan Yesus ketika Ia berkata
     bahwa kita harus mengikut Dia?
     Bagaimanakah kita dapat mengikut Tuhan Yesus?

  Bacaan Alkitab:
  --------------
  Matius 4:18-20

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Tuhan Yesus berkata, "Ikutilah Aku." (Matius 4:19)

  Doa:
  ---
  Ya, Tuhan Yesus, saya ingin pergi ke tempat yang Engkau kehendaki
  dan melakukan hal-hal yang Engkau kehendaki. Tunjukkan kepada saya
  yang harus saya lakukan. Amin.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul buku    : 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Pengarang     : V. Gilbert Beers
  Penerbit      : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986
  Halaman       : 156 - 157


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Verawati V. <vera-vinanto@>
  >Apakah e-BinaAnak bersedia untuk memuat pengumuman mengenai
  >kegiatan-kegiatan untuk pelayanan sekolah minggu. Apa saja
  >syaratnya? Terima kasih atas perhatiannya.
  >Regards,
  >Vera

  Redaksi:
  Tentu saja! Kami dengan senang hati akan memuat informasi kegiatan-
  kegiatan seputar pelayanan Sekolah Minggu, seperti misalnya seminar
  untuk guru atau KKR untuk anak, atau kegiatan-kegiatan serupa yang
  dapat memberi manfaat kepada para pembaca e-BinaAnak. Untuk itu
  silakan kirim informasinya kepada kami melalui alamat:
==>   < staf-BinaAnak@sabda.org >


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
             Staf Redaksi: Davida, Oeni, Yuli, dan Poer
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org