Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/135 |
|
e-BinaAnak edisi 135 (16-7-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 135/Juli/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Pengetahuan Kebenaran o/ ARTIKEL (2) : Merencanakan Program Pelatihan bagi Guru o/ TIPS MENGAJAR : Petunjuk Mengadakan Kursus Pendidikan Guru SM o/ BAHAN MENGAJAR (1) : Bertumbuh o/ BAHAN MENGAJAR (2) : Pertumbuhan dalam Pengetahuan o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Edisi yang Memuat Sejarah SM ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam damai, "Bertumbuh dalam Pengetahuan" merupakan pokok bahasan minggu ini. Pokok bahasan ini sangat penting bagi guru-suru SM yang ingin terus bertumbuh. Jika seorang guru SM sudah merasa cukup puas dengan kemampuan mengajarnya dan tidak terpikir lagi untuk menambah pengetahuannya dan mengembangkan wawasan serta ketrampilannya, maka guru itu tidak lagi akan maju dalam pelayanannya. SM yang 'status quo' membutuhkan guru-guru yang tidak perlu bertumbuh, tapi SM yang ingin berhasil membutuhkan guru-guru yang terus mau bertumbuh dan meningkatkan pengetahuannya. Bagaimana caranya seorang guru dapat menjadi guru yang senantiasa "Bertumbuh dalam Pengetahuan"? Selain perlunya dorongan dari dalam, yaitu motivasi yang besar dan ketekunan; guru juga perlu bantuan dari luar, yaitu dengan mengikuti pendidikan atau kursus yang dapat menolongnya menambah pengetahuan. Untuk mengetahui lebih banyak lagi ide-ide tentang bagaimana merencanakan dan mengadakan kursus bagi guru SM, simaklah 2 Artikel dan 1 Tips Mengajar pada edisi minggu ini. Selain itu simak juga Bahan Mengajar yang berjudul "Bertumbuh" dan "Pertumbuhan dalam Pengetahuan". Selamat belajar! Tim Redaksi "Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." (Efesus 4:15) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Efesus+4:15 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) PENGETAHUAN KEBENARAN ===================== Seorang guru harus mempunyai pengetahuan tentang kebenaran dan segala sesuatu yang diperlukan untuk menjadi bahan pendidikan yang cukup dan tepat. Guru Sekolah Minggu dalam kasus ini haruslah sangat menghafal Kitab Suci. Ia harus sangat mengerti isi Kitab Suci. Jika seorang guru hanya mempelajari bagian yang akan diajarkan saja, tetapi tidak mau mempunyai pengetahuan yang bersangkut paut dengan bahan pelajaran dari seluruh Kitab Suci, ia tidak mungkin dapat memaparkan kebenaran itu dengan limpah dan tepat sehingga yang mendengarkannya bisa mendapatkan prinsip yang penting. Seorang guru harus mempunyai pengetahuan sebanyak mungkin. Itu sebabnya, jika mungkin, pilihlah guru-guru Sekolah Minggu yang paling sedikit sudah dua kali membaca seluruh ayat-ayat dalam Alkitab. Saya sudah berpuluh kali membaca Alkitab, tetapi saya tidak menuntut Saudara untuk membaca berpuluh kali seperti saya. Saya hanya meminta Saudara untuk membaca dua kali seluruh Alkitab dari awal sampai akhir. Apalagi yang ingin masuk Sekolah Teologia. Jika tidak, Saudara menjadi orang yang hanya menerima dan membagikan informasi saja dan tidak mengolahnya sehingga pelajaran yang Saudara berikan tidak dalam. Tahap membagikan informasi adalah tahap yang paling rendah di dalam sistem pendidikan. Setelah tahap informatif, kita perlu meningkat ke tahap komparatif, yaitu mulai bisa membedakan informasi-informasi yang kita terima. Banyak orang Kristen di Indonesia yang melayani pemberitaan Injil tapi baru berada dalam tahap informatif. Apa yang ia berikan hanya merupakan pemindahan informasi dari apa yang ia dapat. Setelah membaca satu buku, ia langsung mengkhotbahkan buku itu, tanpa bisa mengolah, sehingga dalam berkhotbah ia tidak peduli apakah kotbahnya pada minggu lalu berlawanan dengan khotbahnya pada minggu ini. Setelah itu kemampuan seorang guru harus naik ke tahap yang lebih tinggi, yaitu tahap analitik. Pada saat membandingkan, baru kita mengetahui bahwa ada hal-hal yang perlu dipertanggungjawabkan. Ini tugas analisa. Tahap berikutnya adalah tahap sinkretik dan kritik, dimana guru harus mampu mengintegrasikan hal-hal yang penting dan akhirnya bisa melakukan kritik yang akurat dan tajam. Jika tahap-tahap ini Saudara tidak mengerti, maka Saudara akan secara sembarangan menerima pelayanan, dan hanya akan mengajar dengan cerita yang lucu-lucu, yang jika pendengarnya banyak tertawa dianggap sebagai guru yang baik. Gereja akan menuju kepada kekacauan yang luar biasa kalau guru-gurunya tidak dapat mencapai tahap komparatif, analitik dan sinkretik ketika menerima suatu informasi. Seorang guru bukan sekedar memberikan informasi, bukan hanya memberikan isyarat-isyarat dan tumpukan pengetahuan secara kepingan- kepingan (fragmentaris). Saudara harus mempunyai pengetahuan yang bersifat integratif, yang bersifat analitik dan kritis, sehingga Saudara dapat membedakan dan dapat memberikan kepada murid-murid Saudara jauh melebihi apa yang mereka dengar dari ajaran itu sendiri. Sumber diedit dari bahan: Judul Buku: Arsitek Jiwa II Pengarang : Dr. Stephen Tong Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1993 Halaman : 22 - 23 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) MERENCANAKAN PROGRAM PELATIHAN BAGI GURU ======================================== Berikut ini beberapa petunjuk tentang latihan guru Sekolah Minggu. Latihan-latihan tersebut diharapkan dapat semakin menambah pengetahuan seorang guru dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya di Sekolah Minggu mereka masing-masing. 1. Adakanlah program khusus "Kursus" untuk para guru SM. Alangkah bergunanya jikalau pendeta sendiri memimpin suatu kursus bagi guru-guru Sekolah Minggu dalam gerejanya. Misalnya seminggu sekali mereka dididik dalam pendidikan Alkitab, khususnya mengenai Alkitab atau pokok lain yang harus diajarkannya Minggu depan, dan lagi bagaimana materi atau pokok seperti itu harus diuraikan dan dibawa kepada murid-murid mereka. 2. Pertolongan guru-guru lama yang sudah berpengalaman tentu saja penting sekali supaya guru-guru baru dapat belajar dengan cepat seluk beluk seputar pelayanan SM sehingga dapat segera diperbantukan dalam mengajar SM. Bila guru lama dapat mengajarkan pengetahuan mengenai SM dengan baik dan sungguh-sungguh, maka dengan cepat dan lancar pula guru-guru baru tersebut akan mencontoh pengajaran yang baik, yang diberikan oleh senior-senior mereka. 3. Adakanlah pertemuan sebulan sekali antara pendeta dan semua guru SM. Hal ini sangat bermanfaat, bukan selaku pertemuan resmi, melainkan selaku perundingan bersama tentang kesukaran-kesukaran yang ditemui, pengalaman-pengalaman yang baik diberitahukan kepada teman-teman, soal-soal tentang isi Alkitab atau tentang metode, dan sebagainya. Perundingan semacam itu mempererat hubungan antara para pekerja dan menambah semangat untuk berjuang terus dalam pelayanan SM. 4. Kemungkinan yang lain ialah memakai sebuah Sekolah Minggu sebagai sekolah demonstrasi/praktek. Di sana haruslah ditempatkan ahli- ahli pengajaran Sekolah Minggu yang handal. Mereka dapat mempertunjukan metode-metode dan alat-alat yang baru. Biasanya guru-guru SM yang ingin bertumbuh pengetahuannya senang sekali menghadiri dan mempelajari demonstrasi sedemikian. 5. Dalam hubungan yang lebih luas dapatlah kita mengadakan pertemuan yang berupa kursus latihan bagi guru-guru Sekolah Minggu dalam Gereja kita, atau bekerja sama dengan beberapa gereja lainnya. Pertemuan seperti itu biasanya sangat menarik perhatian dan besar manfaatnya bagi pekerjaan ini. 6. Suatu jalan lain pula, yang juga tak sukar diatur, ialah membuka perpustakaan jemaat, terutama untuk guru-guru atau mereka yang terbeban dalam pelayanan anak. Makin lama makin banyak diterbitkan kitab-kitab dan buletin untuk mempelajari Alkitab, iman dan kesusilaan Kristen, Gereja dan Pekabaran Injil, pengajaran agama dan bermacam-macam pokok lain, yang semuanya besar gunanya bagi guru-guru kita. Pengetahuan dapat terus bertambah dengan banyak membaca. Walaupun tidak ada pendeta atau guru ahli yang dapat membimbing kita para guru, asalkan kita rajin membaca banyak bahan yang dapat kita gunakan dalam tugas kita, pastilah pengetahuan kita akan terus bertumbuh. 7. Jika memungkinkan, gunakanlah film-film atau gambar-gambar sorot (filmstrip) yang dapat memberikan penerangan bagi para guru-guru SM. Di Amerika sudah banyak di buat film dan gambar sorot untuk maksud ini. Di Indonesia pun, sekurang-kurangnya di kota-kota besar, metode ini dapat dipakai. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Pendidikan Agama Kristen Judul Artikel Asli: Latihan Guru Pengarang : Dr. E. G. Homrighausen dan Dr. I.H. Enklaar Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993 Halaman : 185 - 186 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR PETUNJUK MENGADAKAN KURSUS PENDIDIKAN GURU SM ============================================= 1. Menentukan lamanya kursus. -------------------------- Kursus diadakan sekurang-kurangnya setiap satu tahun satu kali atau lebih baik lagi dua kali dalam satu tahun. Ada berbagai macam bentuk kursus yang dapat dilakukan. Yang paling lazim adalah rencana untuk menyiapkan satu minggu kursus yang intensif. Untuk itu perlu disediakan waktu 2 jam pelajaran selama 5 malam dalam minggu itu, sehingga dapat diadakan 10 jam pelajaran dalam satu minggu. Selain itu ada juga kursus yang satu kali selama satu minggu dengan lama kursus 13 minggu (13 kali pertemuan). Menurut buku pedoman SM, kursus pendidikan untuk guru SM harus berlangsung sekurang-kurangnya 10 jam. Akan tetapi ini hanya merupakan waktu minimum saja. Pengurus gereja atau pengurus SM dapat merencanakan sendiri waktu yang diperlukan sesuai dengan banyaknya materi yang akan diberikan. 2. Memilih pokok pelajaran dalam kursus. ------------------------------------- Pemilihan pokok pelajaran -- buku yang akan dipelajari -- harus dilakukan oleh gembala bersama-sama dengan badan pengurus SM setempat. Tentu saja harus dipilih materi-materi yang akan memberi banyak sekali manfaat kepada para guru SM dan dapat memenuhi kebutuhan terbesar dalam SM. Sebaiknya setiap tahun dipilih buku atau materi yang berbeda, agar tiap guru SM dan peserta kursus mendapat pendidikan yang lebih menyeluruh. Kita dapat memulai pokok pelajaran dengan suatu kursus orientasi seperti melihat sejarah/cerita dalam Alkitab atau penyelidikan anak-anak. Bagi gereja yang kesulitan membuat sendiri materi yang akan dikursuskan, saat ini sudah sangat banyak buku mengenai materi pendidikan guru SM yang dijual di toko-toko buku Kristen. 3. Menyiapkan bahan-bahan atau keperluan kursus. --------------------------------------------- Setelah memilih materi pelajaran, dapat segera diatur pembelian buku-buku yang menunjang materi tersebut. Siapkan juga soal-soal ujian yang akan diujikan supaya segala sesuatunya siap sejak awal. Jika memungkinkan siapkan pula alat-alat peraga yang dapat membantu materi-materi pelajaran tertentu. Jangan lupa untuk menyediakan pula kertas, buku tulis, alat tulis, dll. Siapkan pula ruangan yang sudah ditentukan sebagai tempat pelaksanaan kursus. Cek ulang apakah kursi-kursi sudah cukup untuk semua peserta kursus. 4. Memilih pengajar/pembicara dalam kursus. ---------------------------------------- Menurut ketetapan pedoman SM, yang dapat dipilih sebagai pengajar kursus adalah seorang pendeta, gembala dari gereja setempat, atau orang yang dipilih oleh gembala gereja atau pengurus SM. Bisa juga pengajar kursus didatangkan dari luar. Mendatangkan pengajar dari luar merupakan cara yang baik untuk menumbuhkan minat. Apabila beberapa gereja bergabung dalam penyelenggaraan kursus pendidikan guru SM, maka gembala dari masing-masing gereja itu dapat bertugas sebagai pengajar. Satu hal yang harus diperhatikan, sepiawai apapun pengajar yang dipilih, dia harus tetap mempelajari materi kursus dengan seksama dan harus betul-betul menguasai bahan yang akan diajarkannya. Selain itu pengajar juga harus menguasai soal ujian yang akan diujikan dalam kursus pendidikan tersebut. 5. Menyiapkan tatacara dalam penyelenggaraan kursus. ------------------------------------------------- Berminggu-minggu sebelum kursus dimulai, umumkanlah hal tersebut kepada para guru SM atau jemaat. Biasanya pendeta yang mengumumkannya dari mimbar gereja atau ditempelkan di dinding pengumumuan gereja. Umumkanlah pula materi-materi yang akan dipelajari dalam kursus tersebut. Sebaiknya peserta jangan terbatas pada guru SM saja, tapi terbuka juga bagi mereka yang terbeban terjun dalam pelayanan anak. Bagikanlah buku-buku materi kursus kepada para peserta, kalau bisa dibagikan pada saat mereka mendaftar. Tujuannya agar para peserta dapat segera mengetahui materi apa saja yang akan disampaikan, supaya mereka siap untuk pelajaran pertama. Para pengikut kursus yang sudah mendaftar diwajibkan untuk membaca buku-buku tersebut dan menempuh ujian dengan mencapai nilai 70%, untuk dapat menerima sertifikat. Pembicaraan yang bebas dan adanya kebebasan untuk bertanya adalah suasana kursus yang sangat membangkitkan minat. Usahakan agar perhatian peserta tetap terfokus dengan mengadakan pembahasan yang bersemangat, aktivitas yang beraneka ragam, dan uraian yang tidak menyimpang dari materi. Sediakan sedikit waktu untuk membahas masalah/kasus dalam sebuah SM dan berikan "pekerjaan rumah" kepada para peserta untuk menemukan jalan keluar bagi permasalahan tersebut. Hal ini dapat menguji sejauh mana pengetahuan mereka dapat diaplikasikan selama menerima materi yang diajarkan. Bisa juga diberikan tes kecil setiap akhir pertemuan kursus. Sertifikat diberikan kepada setiap peserta yang sudah menyelesaikan satu buku dengan syarat-syarat sebagai berikut: hadir tiap jam pelajaran, sudah membaca seluruh buku/materi, lulus ujian, dan berusia lebih dari 13 tahun. Siapkanlah satu acara khusus ketika tiba saat penyerahan sertifikat. Acara seperti itu selalu memberikan perasaan puas dan meninggalkan kesan yang baik. Setelah selesai menyelenggarakan suatu kursus, pengurus SM wajib melaporkan pelaksanaannya kepada majelis gereja. Dalam laporan tersebut wajib tercantum keterangan mengenai kursus yang diadakan, jumlah pengikut yang terdaftar, nama pengajar, dan materi yang diajarkan. Bahan dirangkum dari sumber: Judul Buku: Sekolah Minggu yang Berhasil Pengarang : Ralph M. Riggs Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1978 Halaman : 43 - 48 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (1) BERTUMBUH ========= "Lihat, betapa cepatnya pertumbuhanmu sejak tahun yang lalu!" kata dokter itu kepada Johan. Johan dan ibunya tersenyum ketika mereka melihat pada alat pengukur tinggi badan yang biasa digunakan dokter untuk mengukur tinggi anak-anak. Johan masih tersenyum ketika ia dan ibunya tiba di rumah. "Saya akan bertumbuh terus hingga setinggi ambang pintu itu," kata Johan. "Mungkin lebih tinggi daripada itu. Dengan demikian saya dapat bermain sepak bola atau bola basket, atau saya dapat bertanding melawan petinju-petinju yang saya lihat di televisi." "Kamu bahkan dapat bertumbuh lebih besar daripada itu," kata ibu. "Tetapi kamu juga dapat bertumbuh tanpa tinggi dan berat badanmu bertambah." Johan kelihatan heran. "Bagaimanakah caranya saya dapat bertumbuh seperti itu, Bu?" tanyanya. Renungan Singkat tentang Hal Bertumbuh: --------------------------------------- 1. Bagaimanakah pertumbuhan badan Johan? Bagaimanakah kamu mengukur cara pertumbuhan Johan? 2. Menurut kamu, apakah yang akan dikatakan ibu kepada Johan? Dapatkah kamu menyebutkan beberapa hal di mana pertumbuhannya tidak dapat diukur dan ditimbang? "Alkitab memberitahu kita bagaimana pertumbuhan Tuhan Yesus pada waktu Ia berusia 12 tahun," kata ibu. "Berapa tinggi-Nya? Berapa berat badan-Nya?" tanya Johan "Alkitab tidak memberitahu kita tentang kedua hal itu", kata ibu. "Tetapi Alkitab memberitahu kita sesuatu yang lebih penting, yaitu cara Tuhan Yesus bertumbuh." Ibu membuka Alkitabnya dan membacakan Lukas 2:52. Tahukah kamu apa yang dikatakan dalam ayat itu? Maukah kamu membacanya sekarang juga? Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu: ---------------------------------------------- 1. Setelah kamu membaca Lukas 2:52, sebutkan empat hal yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan Tuhan Yesus pada waktu Ia berumur 12 tahun! 2. Sesuaikan daftarmu dengan yang tertulis berikut ini: - Ia makin berhikmat, mengetahui lebih baik dan menggunakan apa yang diketahui-Nya dengan lebih baik; - Ia bertambah besar, bertambah tinggi, dan bertambah kuat; - setiap hari Ia semakin sering melakukan hal-hal yang menyukakan hati Allah; - setiap hari Ia makin banyak melakukan hal-hal yang menolong orang lain. Gantungkanlah daftar ini pada dinding kamarmu. Lihatlah daftar tersebut setiap malam untuk mengetahui apakah kamu juga bertumbuh dalam hal yang sama seperti Tuhan Yesus. Bacaan Alkitab: --------------- Lukas 2:51-52 Kebenaran Alkitab: ------------------ Tuhan Yesus makin berhikmat, makin besar, makin menyukakan hati Allah dan menolong orang lain setiap hari. Allah juga ingin supaya kita bertumbuh seperti itu (Lukas 2:52). Doa: ---- Tuhan Yesus, tolonglah saya bertumbuh sama seperti Engkau bertumbuh. Saya ingin makin menyerupai Engkau. Terima kasih Tuhan, karena Engkau tinggal di dalam hati saya. Amin. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Pengarang : V. Gilbert Beers Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 106 - 107 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR (2) Silakan kembangkan bahan berikut ini untuk memotivasi anak-anak didik Anda supaya terus bertumbuh dalam pengetahuan, sebagaimana yang Anda sendiri juga alami. PERTUMBUHAN DALAM PENGETAHUAN ============================= Cerita: ------- Di sekolah ada mata pelajaran yang dapat kalian mengerti dengan mudah sekali, tetapi ada juga pelajaran lain yang menuntut kalian harus belajar sungguh-sungguh sebelum kalian dapat mengerti. Pelajaran-pelajaran apa sajakah yang kalian terima di sekolah? Coba, sebutkan beberapa mata pelajaran itu [tulislah di papan tulis pada waktu mereka menyebutkannya]. Tetapi ada juga pelajaran yang harus dipelajari sepanjang tahun, tidak hanya semasa di sekolah. Mudah- mudahan kalian juga mendapat pelajaran agama. Sayang sekali kalau pikiran kalian berkembang dalam segala segi kecuali segi rohani. Banyak anak tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan pikiran mereka dalam kekristenan. Tetapi kalian semua yang ikut Sekolah Minggu ini dapat menjadi orang yang serba bisa jika kalian mau memanfaatkan kesempatan kalian. Coba, sebutkan beberapa hal yang dapat menggagalkan kita untuk bertambah dalam pengetahuan rohani, misalnya: 1. Bermain-main dalam kelas. 2. Berbisik-bisik sementara guru menerangkan. 3. Melamun. [Tulis di papan tulis pada waktu anak-anak menyebutkannya.] Alkitab mengatakan, "Yesus ... bertambah hikmat-Nya." Itu berarti bahwa Ia belajar pada waktu di sekolah dan Ia mendengar serta belajar pada waktu pergi ke Bait Allah. Kalian juga bisa belajar dari orang lain yang mempunyai pengalaman lain daripada yang kalian miliki. Kalian dapat belajar dengan mendengarkan orang-orang dewasa di sekeliling kalian. Apa yang harus kalian lakukan jika kalian bertemu dengan orang yang selalu mengucapkan kata-kata buruk dan bersumpah atau menceritakan cerita kotor? Kalian boleh tinggal dan belajar dari orang itu, akan tetapi hal itu tidak pantas bagi orang Kristen. Kalian harus meninggalkan orang-orang yang berbicara seperti itu. Sama halnya terhadap acara TV atau majalah yang hanya berisi kisah pembunuhan, kelakar kotor, dan hal-hal lain yang mencemarkan pikiran. Jika kalian ingin bertambah dalam hikmat, kalian harus mengisi pikiran kalian dengan perkara-perkara yang baik. Kalian mungkin berpikir bahwa hal itu tidak begitu penting, tetapi apa yang kalian pelajari saat ini akan tinggal terus di dalam pikiran kalian. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 1 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1997 Halaman : 89 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Oktaviana <okta@> >Apakah e-BinaAnak pernah memuat edisi khusus mengenai sejarah atau >asal mula SM. Jika ada, dapatkah Anda mengirimkannya kepada saya? >Terima kasih atas perhatiannya! Redaksi: Kami pernah memuat artikel mengenai "Sejarah Sekolah Minggu" dalam edisi perdana e-BinaAnak. Silakan Anda berkunjung ke Situs PEPAK untuk mendapatkan bahan tersebut. Dalam Situs PEPAK ini, Anda dapat menggunakan fasilitas yang tersedia untuk mengirimkan edisi tersebut ke alamat e-mail Anda. ==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/001/ Melalui kesempatan ini, kami juga ingin mengajak para pembaca e-BinaAnak untuk memberikan masukan untuk Situs PEPAK. Kami ingin lebih mengembangkan lagi situs ini agar dapat digunakan lebih maksimal lagi untuk mendukung dunia pelayanan anak di Indonesia. Kirimkan saran, kritik, dan pendapat Anda kepada kami di ==> <tim-pepak@sabda.org> ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Yuli, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |