Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/138 |
|
e-BinaAnak edisi 138 (6-8-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 138/Agustus/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Hukum-hukum Mengajar o/ ARTIKEL (2) : Hukum Mengajar Yesus o/ AKTIVITAS : Permainan dalam Mengajar o/ STOP PRESS! : Pengiriman ICW Edisi PEPAK o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Respon untuk Situs PEPAK ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Syalom, Seorang guru, baik itu guru sekolah formal maupun Sekolah Minggu, harus tahu tentang "Hukum Mengajar". Hal ini sangat penting, karena jika tidak maka guru akan cenderung mengabaikan faktor-faktor utama yang mempengaruhi keberhasilannya dalam mencapai tujuan pengajaran. Untuk mengetahui hukum-hukum penting apakah yang tercakup dalam mengajar, maka sajian edisi minggu ini akan kami khususkan untuk membahasnya dengan tuntas. Sajian topik "Hukum Mengajar" ini, sebenarnya merupakan rangkaian dari satu seri pembahasan dari tema "Mengajar" yang akan Redaksi sajikan dalam bulan Agustus ini. Untuk mengetahui secara lengkap topik-topik apa yang akan dibahas dalam tema "Mengajar", maka berikut ini adalah topik sajian kami untuk bulan Agustus: 1. Hukum Mengajar 2. Prinsip Mengajar 3. Tujuan Mengajar 4. Komunikasi dalam Mengajar Kiranya sajian kami ini akan menolong guru-guru SM untuk memiliki fondasi yang kuat dalam tugasnya sebagai pengajar. Sekaligus biarlah panggilan kita sebagai guru semakin dikuatkan oleh Tuhan. Selamat Mengajar! Tim Redaksi Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." (Kolose 3:16) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kolose+3:16 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) HUKUM-HUKUM MENGAJAR ==================== Hukum mengajar dicetuskan pertama kali oleh John Milton Gregory. Dalam Artikel ini akan dikemukakan hukum-hukum mengajar, berdasarkan prinsip-prinsip dan teori-teori dalam bukunya. HUKUM GURU Beberapa kursus pendidikan kepemimpinan memberi perhatian lebih banyak kepada cara-cara guru daripada kepada berita Firman Allah. Hal ini bisa sangat berbahaya apabila guru tidak mengetahui dengan betul apa yang harus diajarkan. Baik berita maupun cara sangat penting. Karena alasan inilah, setengah dari kursus-kursus berijazah dan kursus/pendidikan untuk guru SM diperuntukkan guna penelaahan Alkitab dan pokok-pokok yang berhubungan dengan Firman Allah. Dalam pendidikan umum, pengetahuan akan mata pelajaran sangat penting. Dalam pendidikan Kristen sangatlah penting bagi si guru untuk mengetahui Firman Tuhan. Pengetahuan itulah bahan yang dipakai oleh guru. Pengetahuan yang kurang sempurna akan menghasilkan pengajaran yang kurang sempurna. Apa yang tidak diketahui oleh seseorang, tak bisa diajarkannya. Guru harus mengetahui lebih banyak daripada yang dapat diajarkannya dalam waktu mengajar yang telah ditetapkan, jangan hanya cukup untuk mengisi waktu saja. Hal ini meminta pelajaran dan penyelidikan yang sungguh-sungguh dari seorang guru untuk bisa memahami seluruh pengajarannya. Seorang guru yang menguasai bahan pelajarannya bisa merasa tenteram ketika ia mengarahkan pemikiran murid-muridnya serta mengikutsertakan mereka secara aktif dalam proses mengajar. Dia harus juga mengenal setiap murid cukup baik sehingga dia bisa menerapkan pengetahuannya sendiri dalam kehidupan murid itu. HUKUM PELAJAR Perhatian --------- Sampai pada usia tujuh tahun anak-anak mempunyai jangka perhatian yang singkat, mungkin satu menit saja untuk tiap tahun usia. Biasanya tidak bisa diharapkan lebih banyak dari mereka. Jangka perhatian anak-anak usia 7 tahun sampai dengan 9 tahun sudah bertambah lama. Mereka mulai menghargai kemampuan mereka sendiri dan menyukai pemikiran atau diskusi yang memakan waktu lebih lama. Pertengahan tahun pertama SD atau selama kelas dua, anak-anak sekolah yang terlatih baik mulai beralih dari menyukai banyak aktivitas jasmaniah menjadi menyukai aktivitas mental. Nyata sekali jangka perhatian mereka menjadi lebih panjang. Pada tingkatan mana saja seorang guru yang bijaksana mula-mula akan berusaha untuk memperoleh perhatian, kemudian meningkatkannya, baru akhirnya mengubah perhatian tersebut menjadi minat. Minat ----- Perhatian bergantung pada minat. Lebih mudah untuk memperoleh dan memikat perhatian seorang murid yang berminat. Suatu perintah atau suatu permainan yang menarik perhatian dapat membangkitkan perhatian untuk sementara, tetapi hanya minat yang sungguh dapat membuat perhatian itu bertahan. Kemampuan untuk membangkitkan dan memelihara minat bergantung pada: - Menemukan bidang pemikiran murid; - Menjaga terhadap gangguan-gangguan dari luar; - Memberikan pelajaran yang cocok dengan kecakapan murid; - Mendapat kerja sama murid dalam pelajaran. HUKUM BAHASA Guru mungkin mempunyai perbendaharaan kata yang lebih banyak, tetapi ia harus membatasi dirinya dan hanya mennggunakan bahasa muridnya. Jika guru menolak atau gagal menyesuaikan diri dengan bahasa murid, pelajaran itu tidak bisa dipahami. "Pakailah kata-kata yang bisa dimengerti oleh murid dan saudara sendiri, bahasa yang jelas dan terang bagi keduanya." Bahasa yang dipakai akan berbeda untuk tiap tingkatan usia dalam gereja. Untuk menjalankan hukum bahasa, Gregory menyarankan hal berikut ini bagi guru: - Pelajari selalu dengan seksama bahasa murid-murid. - Ungkapkan pendapat saudara sendiri sedapat-dapatnya dalam bahasa murid. - Pakailah bahasa yang paling sederhana dan kata-kata yang paling sedikit untuk menyatakan maksud. - Pakailah kalimat-kalimat pendek dengan bentuk yang paling sederhana. - Terangkan arti kata-kata baru dengan lukisan-lukisan. - Seringkali ujilah pengertian murid akan kata-kata yang dipakainya. HUKUM PELAJARAN Untuk hukum pelajaran, guru harus mengetahui beberapa prosedur yang berkaitan. Hubungkan dengan pelajaran-pelajaran yang lalu. ----------------------------------------------- Apa yang telah dipelajari boleh dianggap seperti sebagian dari hal- hal yang sudah diketahui. Jika guru telah mengajarkan pelajaran- pelajaran yang lalu itu, dia sudah mengenal keadaan muridnya. Setiap ulangan mendemonstrasikan hukum ini, dan cara yang paling baik untuk menjalankan prinsip ini ialah dengan mengutamakan ulangan (test). Lanjutkan pelajaran dengan langkah-langkah yang bertahap. --------------------------------------------------------- Seorang atlit tidak akan menetapkan sasarannya pada ketinggian yang belum terjangkau, baru kemudian mencoba untuk melompatinya. Dia akan mulai dengan ketinggian yang bisa dilompatinya dan kemudian menaikkannya seinci demi seinci sehingga dia menetapkan rekor barunya. Demikianlah seorang murid harus bisa memahami sepenuhnya setiap kebenaran yang diajarkan sebelum dia bisa menyelidiki dan mengerti kebenaran berikutnya. Ide-ide baru menjadi sebagian pengetahuan murid dan menjadi titik tolak bagi tiap kemajuan yang baru. Jika guru menuruti prinsip ini, ia dapat memperoleh kemajuan yang lebih cepat serta mencapai prestasi yang lebih tinggi. Terangkan dengan lukisan. ------------------------- Jika kemajuan dalam pelajaran itu terlalu cepat sehingga tak dapat diikuti oleh pikiran murid, maka menyebutkan dan menunjukkan hal-hal yang sudah diketahui murid itu akan membantu pengertiannya. Kata- kata kiasan seperti tamsil, metafora, dan ibarat telah muncul karena perlunya menghubungkan kebenaran-kebenaran sebelumnya dan situasi- situasi serta pengalaman-pengalaman yang sudah diketahui dengan pelajaran yang baru. HUKUM PROSES MENGAJAR Menyediakan bahan pemikiran. ---------------------------- Proses-proses pemikiran terbatas pada pengetahuan yang telah diperoleh. Pelajar yang tidak mengetahui apa-apa tidak dapat berpikir, karena ia tidak mempunyai apa-apa untuk dipikirkannya. Agar seorang bisa membandingkan, mengkritik, mempertimbangkan, dan memperbincangkan, pikirannya harus mengolah bahan-bahan yang telah diperolehnya. Oleh karena itu pelajar memerlukan keterangan yang berdasarkan fakta-fakta, yang dapat dipakai sebagai dasar pemikiran. Pendidikan juga mencakup proses mendesak pelajar dalam mengungkapkan pikirannya, tetapi guru itu tak bisa meminta pelajar mengungkapkan pengetahuan yang sebelumnya tidak ditanamkan dalam pikiran pelajar itu. Merangsang penyelidikan. ------------------------ Penting juga untuk membangkitkan semangat menyelidik. Proses-proses pendidikan yang padat dimulai ketika pelajar menanyakan siapa, apa, bilamana, mengapa, dimana, dan bagaimana terjadi sesuatu. Pikiran yang matang menggumuli masalah-masalah alam semesta. Buah apel yang jatuh menyebabkan pikiran Newton bertanya-tanya mengenai gaya berat. Cerek air yang mendidih mengajukan masalah mesin uap kepada Watt. Pertanyaannya menimbulkan kesadaran diri dan pemikiran sendiri. Guru harus menggairahkan pencarian akan pengetahuan ini, demikian juga keinginan untuk mengungkapkan. Memberi kepuasan. ----------------- Jika seorang murid mendapatkan kesenangan dari apa yang dilakukannya, dia mungkin sekali akan melanjutkan aktivitas itu. Ini dikenal sebagai imbalan atau penguatan kembali. Kecenderungannya ialah mengulangi pengalaman yang memuaskan dan menghindari pengalaman yang tidak memuaskan. Kepuasan akan diperoleh apabila hal belajar itu berguna bagi pelajar dalam kehidupannya sehari-hari, dan memenuhi kebutuhannya. Guru itulah yang mempunyai kesempatan untuk menjadikan pengalaman belajar itu bermanfaat bagi setiap murid. HUKUM PROSES BELAJAR Ada tiga tahap belajar yang berbeda, dan tiap tahap itu membawa murid untuk menguasai hal belajar. Reproduksi ---------- "Mintalah kepada murid untuk mengulang dalam pikirannya pelajaran yang sedang dipelajarinya serta pikirkanlah berbagai bagian dan penerapan dari pelajaran itu sehingga dia bisa mengungkapkan dengan kata-kata sendiri." Memang mungkin untuk mengulang kata-kata yang tepat dari pelajaran apapun dengan menghafalnya. Akan tetapi pelajar yang tidak mengerti apa yang dihafalkannya tidak bisa menghayati pelajaran itu. Dia seperti seorang yang membeli buku dan meletakkannya dalam perpustakaan, tetapi tidak mempergunakannya. Tafsiran -------- Dalam proses belajar itu sudah terjadi kemajuan yang nyata, ketika pelajar itu diajar untuk memberikan lebih banyak dari kata-kata atau fakta-fakta yang dipelajarinya. Jika dia mengungkapkan pendapatnya sendiri mengenai fakta-fakta itu, maka dia mengerti apa yang diajarkan kepadanya. Dia telah belajar untuk mengolah pikirannya sendiri, demikian juga pikiran orang lain. Kegagalan untuk mendesak agar pelajar mengungkapkan pemikirannya sendiri adalah kesalahan yang sering terdapat pada guru-guru yang tidak terlatih. Seorang guru yang baik jarang menanyakan pertanyaan yang memakai kata tanya "apa". Pertanyaan seperti itu dijawab dengan memberikan fakta-fakta saja. Seorang guru yang terlatih menanyakan "mengapa", sehingga murid-muridnya belajar untuk berpikir sendiri. Penerapan --------- Pendidikan bukan sekedar memperoleh atau mengerti pengetahuan. Tidak ada pelajaran yang dipelajari secara sempurna sebelum pelajaran itu diterapkan dalam kehidupan. Menyatakan pendapat dapat melatih pikiran, tetapi menerapkan pengetahuan dapat mempengaruhi kemauan dan mengubahkan kehidupan pelajar. Jika penerapan pribadi yang praktis diabaikan, pelajar-pelajar akan "selalu belajar, tetapi tidak akan pernah mengetahui kebenaran" (2Timotius 4:7). HUKUM ULANGAN DAN PENERAPAN Mengokohkan dan menyempurnakan pengetahuan. ------------------------------------------- Pengulangan bukanlah sekedar mengingat kembali apa yang diajarkan. Itulah suatu usaha untuk memusatkan perhatian kembali kepada fakta- fakta dan prinsip-prinsip yang telah diajarkan sebelumnya. Juga pengulangan memberi kesempatan untuk memperoleh pengertian yang lebih dalam serta mengaitkan pengetahuan yang dahulu dengan situasi- situasi yang baru. Pandangan pertama pada sebuah lukisan tidak akan menyatakan setiap detilnya. Pembacaan ulang sebuah buku seringkali menunjukkan fakta-fakta yang tidak diperhatikan pada pembacaan yang mula-mula. Demikianlah halnya dengan penelaahan Alkitab. Tak ada buku lain yang memerlukan pembacaan dan penyelidikan yang saksama seperti Alkitab. Tak ada buku lain yang begitu penuh dengan berkat dan harta seperti buku ini. Mengulang ayat-ayat yang lazim dan digemari akan memberi pengertian baru dan memperlihatkan pelajaran- pelajaran baru. Mengingat dan meneguhkan pengetahuan. ------------------------------------- Pengulangan membiasakan dan menguatkan pengetahuan itu dengan jalan menghubungkan ide-ide. Seseorang yang diperkenalkan pada sekelompok orang tidak mungkin bisa mengingat semua nama yang telah disebut itu. Beberapa saat kemudian kalau orang lain dikenalkan, dia akan mengulang nama-nama itu dan ingatannya dikuatkan. Pelajaran yang dipelajari hanya sekali, akan segera terlupa. Apa yang sering diulangi akan menjadi sebagian dari perlengkapan pengetahuan dan dapat diingat dan dipakai secara tetap. Inilah patokan sebenarnya dari prestasi belajar. Menerapkan dan mempraktekkan pengetahuan. ----------------------------------------- Pengulangan yang saksama, yang seringkali dilakukan, menyebabkan pengetahuan itu dapat digunakan dengan cepat. Nats-nats Alkitab yang paling banyak menolong kita ialah nats-nats yang telah diterapkan dan dipakai. Nats-nats ini diingat apabila keadaan memerlukan. Kebenaran-kebenaran menjadi lazim karena pengulangan membentuk sikap dan membina watak. Jika kita ingin ditopang dan dikuasai oleh kebenaran-kebenaran yang mulia, kita harus mempraktekkannya sehingga kebenaran-kebenaran tersebut menjadi kebiasaan dalam hidup kita. Pengulangan merupakan aktivitas yang perlu dan penting; itulah syarat yang perlu sekali bagi semua pengajar yang benar. Tidak mengulang berarti bahwa pengajaran itu tidak sempurna. Bahan dirangkum dari sumber: Judul Buku : Teknik Mengajar Judul Artikel Asli: Bagaimana Mengajar Pengarang : Clarence H. Benson Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1974 Halaman : 33 - 42 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) Tuhan Yesus adalah seorang Guru Agung. Ingin meneladani cara Tuhan Yesus mengajar? Perhatikan hukum-hukum mengajar yang Ia terapkan ketika mengajar di dunia ini. HUKUM MENGAJAR YESUS ==================== 1. Tuhan Yesus mengajar melalui hidup dan perbuatan-Nya. ----------------------------------------------------- Segala kelakuan-Nya sesuai dengan kehendak Allah dengan menyatakan kasih dan kebenaran Allah kepada murid-murid-Nya. Tiap orang yang datang kepada-Nya mendapat perhatian-Nya. Dengan penuh kasih Ia menolong yang memerlukan pertolongan-Nya. Ia tidak segan melawan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Contoh yang konkrit dalam hidup seorang guru selalu lebih mengesankan daripada segala kata yang diucapkannya. 2. Tuhan Yesus memakai pengalaman pendengar-pendengar-Nya untuk mengajar mereka. ------------------------------------------------------------- Sebagai dasar untuk ajaran yang baru, Ia menyebut hal-hal yang lazim dialami tiap orang, peristiwa-peristiwa dari hidup sehari- hari yang pasti akan dimengerti oleh setiap pendengar-Nya. Umpamanya, menanam benih (Matius 13:1-9), memasang lampu (Matius 5:15-16), mencari sesuatu yang hilang (Lukas 15:1-10). Hal-hal seperti itu dapat dimengerti, dan juga akan mengingatkan mereka kepada ajaran itu tiap kali mereka melakukannya lagi. 3. Tuhan Yesus terkadang menunjukkan obyek-obyek yang konkrit untuk dilihat. ---------------------------------------------------------------- Ia memakai mata uang (Matius 12:13-17), burung di udara, dan bunga-bunga di padang (Matius 6:25-34) yang kelihatan di mana- mana. Hal ini mengingatkan pendengar-Nya akan ajaran-Nya tiap kali mereka melihat barang itu kelak. 4. Tuhan Yesus memakai cerita yang tepat dan sederhana untuk mengajar. --------------------------------------------------------- Cerita-cerita berupa perumpamaan dan perbandingan yang sangat mengesankan dipakai-Nya untuk memikat perhatian orang dan menekankan kebenaran. Cerita-cerita itu sering dipakai-Nya untuk menjawab pertanyaan dan pendengar-Nya diajak berpikir sendiri mengenai maksud dan arti cerita itu (misalnya Lukas 10:25-37 dan 12:13-21). Cerita yang mengesankan takkan terlupakan, sehingga ajaran yang terdapat di dalamnya makin mendalam bagi pendengarnya. 5. Tuhan Yesus menyatakan motif-motif yang kuat untuk menerima ajaran-Nya. ----------------------------------------------------------- Tiap manusia menaruh perhatian pada kepentingan dirinya sendiri. Apa saja yang akan menolongnya untuk mencapai tujuannya, akan menarik perhatiannya. Tuhan Yesus selalu menunjukkan hubungan antara ajaran yang diberikan-Nya dengan kebutuhan yang sedang digumuli oleh para pendengar-Nya (lihat Matius 11:28-29 dan Yohanes 11:25-26). Tetapi perhatikanlah: Persaingan atau harapan untuk memperoleh sesuatu yang berharga dalam dunia materi tak pernah dipakai-Nya sebagai motif untuk menerima ajaran-Nya. 6. Tuhan Yesus selalu mengaktifkan pendengar-pendengar-Nya. -------------------------------------------------------- Ia mengajar mereka bersoal-jawab; Ia mengajukan kepada mereka pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mereka untuk berpikir dan menemukan jawaban yang tepat. Ia memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu; murid-murid diajak memberi makan orang banyak (Matius 14:16-19). Mereka ditugaskan pergi meneruskan ajaran yang telah disampaikan-Nya kepada mereka (Lukas 10:1-9). Kita belajar jauh lebih banyak dari apa yang kita lakukan daripada yang hanya kita dengarkan. 7. Tuhan Yesus selalu memberikan kepada pendengar-Nya tanggung jawab untuk mengambil keputusan secara pribadi. ----------------------------------------------------------------- Dengan jelas Ia menunjukkan akibat dari pilihan yang tepat dan yang tidak tepat. Tanggung jawab untuk memilih terletak sepenuhnya pada tiap pendengar-Nya. Ia tidak menyuruh mereka menghafalkan apa yang dikatakan-Nya dan taat secara mutlak tanpa pikir. Tidak! Ia mendorong mereka untuk berpikir sendiri dan mengambil keputusan dengan penuh kesadaran mengenai akibat pilihannya, yakni untuk mengikuti-Nya -- atau tidak. Ketaatan yang dipaksakan atau dilakukan tanpa berpikir bukanlah ketaatan sejati. Keputusan yang sah ialah keputusan yang diambil dengan penuh pengertian dan kerelaan. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Penuntun 1 dan 2: Guru PAK Sekolah Minggu dan Sekolah Minggu Judul Artikel Asli: Metode-metode yang Dipakai oleh Tuhan Yesus Pengarang : Dr. Leatha Humes dan Ny.A. Lieke Simanjutak Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998 Halaman : 23 - 24 ********************************************************************** o/ AKTIVITAS Salah satu hukum mengajar yang harus dipenuhi adalah menyampaikan bahan pelajaran dengan menarik. Hal ini akan meningkatkan minat anak terhadap pelajaran tersebut. Bagaimana jika pelajaran yang kita berikan dikemas dalam bentuk permainan? Wah ... anak-anak pasti tertarik. Ingin coba? Simaklah dua permainan di bawah ini: PERMAINAN DALAM MENGAJAR ======================== A. BUAH-BUAH ROH Persiapan: ---------- 1. Beberapa macam buah-buahan. 2. Beberapa piring dan sendok sayur sesuai dengan jumlah kelompok. 3. Sebatang kapur tulis. Cara bermain: ------------- Guru/pemimpin permainan dan seluruh peserta/murid-murid menghafalkan lebih dahulu nama-nama buah Roh yang tercantum dalam Galatia 5:22. Kamudian para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 9 orang. Dalam kelompok setiap orang saling memperkenalkan diri, kemudian mengulang kembali nama-nama buah Roh yang tertulis dalam Gal. 5:22. Setiap peserta mengingat nama satu buah Roh. Susunan buah Roh itu adalah sebagai berikut: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Pemimpin memberi sebuah garis start di lantai, kemudian setiap peserta kelompok berbaris. Pada garis tersebut diletakkan sebuah piring dan dalam piring itu ditaruh beberapa buah-buahan. Kira-kira 20 meter dari piring pertama, diletakkan sebuah piring kosong. Ketika permainan dimulai peserta pertama mengatakan, "Saya berbuah kasih" dengan suara keras, lalu ia mengambil satu buah yang terdapat di dalam piring dengan menggunakan sendok sayur. Setelah itu ia berlari menuju piring kosong dan meletakkannya di piring itu. Ketika ia kembali ke tempat semula, ia memberikan sendok sayur itu kepada orang kedua, dan ia mengatakan, "Saya berbuah sukacita". Orang kedua berlari menuju ke piring yang berisi satu buah tadi dan membawanya kembali ke tempat semula, lalu meletakkan buah itu di piring yang pertama. Demikianlah seterusnya sampai semua nama buah Roh itu disebutkan sebanyak dua kali. Kelompok yang paling cepat menyelesaikan permainan ini menjadi pemenangnya. Buah-buah yang terjatuh ke lantai tidak boleh diambil dengan bantuan tangan atau kaki, tetapi harus diambil dengan sendok sayur tadi. Sewaktu berlari, salah satu tangan harus diletakkan di belakang punggung dengan menyebutkan sebelumnya, "Saya berbuah ... " Bila ia salah atau lupa menyebutkan nama "buah" itu, ia harus mengulangnya sekali lagi. Tujuan: ------- Sebagai orang Kristen, kita harus selalu menghasilkan buah Roh, dan buah Roh itu harus nyata dalam kehidupan kita setiap hari. (Galatia 5:22) B. MUSIK DAN ALKITAB Persiapan: ---------- 1. Sebuah tape recorder, kaset, dan bola (berukuran kecil). 2. Permainan ini diadakan di dalam ruangan dan ditujukan untuk anak- anak, remaja, dan pemuda. Cara bermain: ------------- Para peserta duduk berkeliling membentuk lingkaran. Kemudian kaset diputar sambil bola dijalankan (dari tangan ke tangan). Tiba-tiba musik dihentikan dan peserta yang mendapat giliran memegang bola harus menjelaskan tokoh Alkitab yang disebutkan oleh pemimpin. Misalnya pemimpin menyebut "Adam", maka ia berkata "Adam adalah orang pertama di dunia. Karena ia telah jatuh ke dalam dosa, saya menjadi berdosa." Peserta yang tidak dapat menjelaskan pelajaran rohani yang diperolehnya dari tokoh itu, akan dikenakan hukuman. Tujuan: ------- Mengingatkan kita akan peranan tokoh-tokoh Alkitab yang diceritakan dalam Alkitab dan mengambil pelajaran rohani dari mereka bagi pertumbuhan rohani kita. (2Timotius 3:16) Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani dan Rachmiati Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1994 Halaman : 18 dan 121 ********************************************************************** o/ STOP PRESS! PENGIRIMAN PUBLIKASI ICW -- EDISI PEPAK ======================================= Dalam kesempatan ini kami mengumumkan bahwa pada akhir minggu ini kami akan mengirimkan, kepada semua anggota milis e-BinaAnak, ulasan khusus tentang situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen) yang dimuat oleh publikasi elektronik ICW (Indonesian Christian WebWatch) -- dalam rangka menyambut Hari Anak, tgl. 23 Juli yang lalu. Jadi, mohon jangan terkejut ketika nanti Anda menerimanya. Dengan mempelajari terlebih dahulu struktur Situs PEPAK, seperti yang diulas di publikasi ICW, Anda akan mendapatkan kemudahan ketika browsing/online. Dan jika Anda sudah berkunjung ke Situs PEPAK jangan lupa memberi umpan-balik (feedback) supaya situs ini bisa semakin dikembangkan. Terima kasih banyak sebelumnya ... :) Untuk berlangganan ICW: < subscribe-i-kan-icw@xc.org > /Redaksi ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Wisnu <totoch@> >Saya sudah mengunjungi situs PEPAK dan sangat bersyukur atas >kehadirannya. Banyak materi yang saya download untuk saya gunakan >dalam pelayanan saya di SM. Semoga situs ini terus up-date dan >semakin maju dalam pelayanan. Redaksi: Terima kasih banyak atas kunjungan Anda ke Situs PEPAK ... :) Kiranya harapan Anda untuk Situs PEPAK ini dapat terus terwujud, karena itu doakan terus ya .... ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Yuli, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |