Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/139 |
|
e-BinaAnak edisi 139 (14-8-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 139/Agustus/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Prinsip Belajar Mengajar yang Efektif: Hubungannya dengan Hukum Mengajar o/ ARTIKEL (2) : Prinsip Mengajar Yesus: Kuasa Teladan Kristus dalam Mengajar o/ TIPS MENGAJAR : Bagaimana Memiliki Prinsip Mengajar yang Alkitabiah o/ BAHAN MENGAJAR : Daud Diserang Saul Lagi o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Versi Cetak e-BinaAnak ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam jumpa dalam kasih Yesus Kristus, Setiap guru Sekolah Minggu maupun pendidik Kristen pasti memiliki cara atau gaya mengajar yang khas sesuai dengan kepribadian masing- masing. Namun, perlu disadari bahwa sebagai seorang guru Kristen yang bertanggung jawab kita harus memiliki prinsip-prinsip mengajar yang alkitabiah yang melandasi cara dan gaya kita mengajar. Jika prinsip-prinsip mengajar yang dimiliki guru-guru Kristen tersebut tidak mencerminkan pengajaran iman Kristen yang benar, maka guru- guru Kristen tidak memiliki keunikan dan kelebihan apapun dibandingkan dengan guru-guru/pendidik sekuler. Anda ingin tahu lebih banyak mengenai "Prinsip Mengajar" Kristen? Silakan simak sajian-sajian kami dalam edisi ini. Ada dua Artikel dan satu Tips yang akan kami sajikan. Masing-masing berjudul "Prinsip Belajar Mengajar yang Efektif: Hubungannya dengan Hukum Mengajar", "Prinsip Mengajar Yesus: Kuasa Teladan Kristus dalam Mengajar", dan "Bagaimana Memiliki Prinsip Mengajar yang Alkitabiah". Selain itu simak pula satu Bahan Mengajar yang dapat Anda pakai untuk mengajar anak-anak SM Anda. Jangan lupa untuk menerapkan prinsip mengajar yang sudah Anda pelajari dalam edisi ini. Selamat Mengajar! Tim Redaksi "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+22:6 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) Pada edisi e-BinaAnak minggu yang lalu, kita telah membahas tentang Hukum Mengajar. Dalam kaitannya dengan topik minggu ini, kita akan melihat seberapa jauh hukum mengajar dapat dikembangkan untuk menjadi prinsip belajar mengajar yang efektif. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF: HUBUNGANNYA DENGAN HUKUM MENGAJAR ============================================== Mempelajari tentang teori belajar tidak sama dengan bagaimana mengaplikasikan teori tersebut dalam proses belajar mengajar. Pada tahun 1884, John Milton Gregory memperkenalkan suatu hukum mengajar yang sekarang menjadi sangat terkenal dengan nama "The Seven Laws of Teaching" (Tujuh Hukum Mengajar). Karya klasik ini hingga sekarang masih tetap kontemporer, karena dalam hukum-hukum tersebut terkandung prinsip-prinsip yang akan terus penting bagi pengajaran yang efektif di kelas. Inti dari Tujuh Hukum Mengajar tersebut adalah sbb.: [Red.: Penjelasan lengkap tentang Tujuh Hukum Mengajar ini bisa Anda lihat di e-BinaAnak Edisi 138/2003.] ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/138/ Hukum Guru: ----------- Kenali dan kuasailah dengan baik pelajaran yang akan Anda ajarkan -- ajarkanlah dengan sungguh-sungguh dan dengan pengertian yang jelas. Hukum Murid: ------------ Berusahalah untuk menarik perhatian dan minat anak-anak terhadap pelajaran yang diberikan. Jangan pernah mengajar tanpa perhatian mereka. Hukum Bahasa: ------------- Gunakan bahasa yang mudah dipahami baik oleh murid-murid Anda maupun Anda sendiri -- bahasa yang jelas dan tepat bagi Anda dan murid Anda. Hukum Pelajaran: ---------------- Mulailah dengan pokok pelajaran yang sudah diketahui benar oleh murid-murid Anda dan yang telah mereka sendiri alami -- lalu lanjutkan dengan materi baru, dengan langkah satu per satu, mudah dan alami, biarkan hal-hal yang belum diketahui dijelaskan dengan menggunakan hal-hal yang sudah diketahui. Hukum Proses Mengajar: ---------------------- Doronglah agar dengan keinginan sendiri anak-anak bertindak .... Hukum Proses Belajar: --------------------- Mintalah murid-murid untuk mengungkapkan kembali dalam pikiran mereka pelajaran yang sudah ia pelajari. Hukum Review dan Penerapan: --------------------------- Jangan pernah bosan untuk terus mengulang, mengulang dan mengulang .... Howard Hendricks, dalam bukunya yang berjudul "Teaching to Change Lives", telah melakukan satu langkah maju dengan menyempurnakan "Tujuh Hukum Mengajar" karya Gregory di atas untuk memberikan panduan mengajar bagi para guru maka kini. Hendricks menekankan bahwa pertama-tama Tuhan memakai orang-orang yang dipanggil-Nya, yaitu para guru, untuk mempengaruhi hidup orang lain. Namun, ada prinsip-prinsip yang mendasar, yang jika dipraktekkan, akan memberikan suatu dinamika baru bagi pengajaran dan akan membuka pintu bagi Roh Kudus untuk bekerja dalam hidup anak-anak didik. Bagaimana Howard Hendricks menjelaskan hukum-hukumnya itu? 1. Hukum Guru: ----------- "Berhentilah bertumbuh hari ini, maka Anda akan berhenti mengajar besok." Para guru harus membiarkan Firman Allah mengubah hidup mereka dan memberi kesempatan pada murid-murid mereka untuk melihat bahwa Allah bekerja dalam diri mereka. Dengan kata lain, seorang guru harus menjadi contoh kebenaran. 2. Hukum Pendidikan: ----------------- "Bagaimana Anda belajar menentukan bagaimana Anda mengajar." Oleh karena itu, guru yang efektif akan terus menyediakan metode- metode tepat yang dikembangkan secara variatif sehingga dapat mempertahankan minat yang tinggi dan mencegah kebosanan murid. 3. Hukum Aktivitas: ---------------- "Belajar yang maksimal adalah hasil dari keterlibatan yang maksimal." Bercerita tidak sama dengan mengajar. Keanekaragaman metode-metode yang aktif harus digunakan untuk melibatkan para murid supaya mereka dapat menemukan apa yang Tuhan katakan kepada mereka melalui Firman-Nya. 4. Hukum Komunikasi: ----------------- "Untuk benar-benar mengimpartasi informasi perlu dibangun jembatan-jembatan." Jembatan-jembatan itu perlu dibangun baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan meluangkan waktu bersama para murid di luar jam pelajaran, para guru akan mengenal muridnya dan mengetahui kebutuhan mereka. Di dalam kelas, guru merangsang keingintahuan para murid, menarik perhatian mereka, dan memotivasi para murid sebelum mengimpartasi informasi. 5. Hukum Hati: ----------- "Pengajaran yang berhasil tidak hanya dari kepala ke kepala, tetapi dari hati ke hati." Hubungan merupakan suatu hal yang penting dalam proses belajar mengajar yang efektif. 6. Hukum Dorongan Semangat: ------------------------ "Pengajaran cenderung paling efektif jika orang yang belajar termotivasi dengan tepat." Tidak ada hal yang lebih memotivasi daripada kesadaran akan adanya kebutuhan dan melihat harapan bahwa kebutuhan itu akan terpenuhi. Guru yang efektif memberikan dorongan belajar dengan memfokuskan pada relevansi kebenaran dan kehidupan para muridnya. 7. Hukum Kesiapan: --------------- "Proses belajar mengajar akan paling efektif jika murid maupun guru cukup dipersiapkan." Kesiapan para murid meliputi faktor- faktor, fisik, kognitif dan perkembangan rohani, latar belakang, pengalaman, dan motivasi. Para guru harus menggunakan apa yang mereka ketahui tentang murid-muridnya untuk menyiapkan mereka menerima kebenaran yang baru. Kesiapan seorang guru tergantung pada persiapannya. Sayangnya, persiapan yang kurang adalah sumber dari beberapa kelemahan dalam pendidikan Kristen saat ini. Guru yang efektif akan membuat tugas mengajar menjadi prioritas. Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Christian Education Foundations For The Future Judul Artikel Asli: Principles For Effective Teaching and Learning Pengarang : Robert E. Clark, Lin Johnson, Allyn K. Sloat Penerbit : Moody Press, Chicago, 1991 Halaman : 117 - 118 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) Apakah beda antara guru sekuler dan guru Kristen? Mengapa prinsip mengajar sekuler hanya dapat mengubah tingkah laku sedangkan prinsip mengajar Kristus memiliki kuasa yang mengubahkan hati dan hidup seseorang? Simaklah artikel berikut ini: PRINSIP MENGAJAR YESUS: KUASA TELADAN KRISTUS DALAM MENGAJAR ==================================== TELADAN KRISTUS MEMILIKI KEKUATAN DALAM TUJUANNYA Tujuan Kristus mengajar adalah untuk menyatakan kebenaran. Ia mengetahui betul panggilan-Nya dan dalam berbagai kesempatan Ia menunjukkan bahwa pengajaran-Nya bukan berasal dari diri-Nya sendiri. Allah Bapa-Nya lah yang telah memberikan tanggung jawab itu kepada-Nya. Tidak ada rasa ragu-ragu atau takut; Dia tidak melalaikan tanggung jawab-Nya sebagai seorang guru. Kuasa yang dimiliki-Nya juga nyata dalam pengajaran-Nya yang berotoritas, sebab kebenaran-Nya itu beradal dari Allah sendiri. TELADAN KRISTUS MEMILIKI SIFAT YANG KHUSUS Kristus mengajar sebagai seorang yang diutus oleh Allah. Berikut adalah prinsip mengajar Yesus yang patut diteladani oleh para guru Kristen. 1. Kristus Mengajar dengan Jelas ----------------------------- Karena Kristus ingin agar setiap orang yang mendengar-Nya memahami Injil, maka Ia menggunakan perumpamaan dan ilustrasi dari kejadian sehari-hari sehingga pesan-Nya dapat diterima dengan jelas. 2. Kristus Mengajar dengan Kewibawaan ---------------------------------- Alkitab menceritakan bahwa Kristus mengajar "sebagai seseorang yang memiliki wibawa". Para prajurit yang disuruh oleh imam-imam kepala untuk memenjarakan Kristus kembali dengan membawa pesan, "Belum pernah ada orang yang berkata seperti orang ini." Kristus berbicara sebagai wakil Allah. 3. Kristus Mengajar dengan Keragaman --------------------------------- Salah satu ciri ajaran Kristus yang sangat mengejutkan bagi para guru-guru Yahudi adalah penolakan-Nya terhadap penggunaan sistem tradisional ceramah di sinagoge. Tuhan kita menggunakan hampir setiap teknik pengajaran untuk memudahkan proses penerimaan pesan- Nya. Dia adalah seorang guru yang sanggup menarik perhatian orang yang diajar-Nya. HASIL DARI TELADAN KRISTUS DAPAT DILIHAT Pelayanan Kristus menghasilkan perubahan hidup. Pelajarilah baik- baik bagaimana Yesus memanggil murid-murid-Nya seperti yang terdapat dalam Markus 1:16-39. Beginilah cara Yesus menjangkau orang-orang untuk dijadikan murid-Nya. 1. Dia Menemukan Mereka -------------------- Mereka adalah orang biasa, melakukan hal-hal yang umum dilakukan, tetapi Dia memberikan jalan dimana mereka dapat mengubah hidup mereka. 2. Dia Memanggil Mereka -------------------- Ajaran Kristus tidak memberikan pilihan kepada mereka untuk menolak atau mengikuti Dia, seperti yang mereka harapkan, Dia secara langsung mengarahkan perhatian mereka dengan mengatakan, "Ikutlah Aku, dan Aku akan menjadikan engkau sebagai penjala manusia.", 3. Dia Mengajar Mereka ------------------- Selama tiga tahun mereka terus-menerus mengamati bagaimana Kristus melakukan mujizat, mendengarkan ajaran-Nya, menerima pengajaran pribadi-Nya. 4. Dia Memberikan Teladan kepada Mereka ------------------------------------ Pelayanan mereka merupakan hasil meniru dari pelayanan Kristus sendiri. Dengan melihat apa yang dilakukan-Nya mereka dapat mengamati kualitas-kualitas apa yang seharusnya menjadi ciri-ciri dari pelayanan mereka sendiri. 5. Dia Mengutus Mereka ------------------- Dia tidak memanfaatkan murid-murid-Nya untuk diri-Nya sendiri, karena bahkan ketika Ia masih di dunia Ia secara terus-menerus menolong mereka untuk dapat melayani orang lain. Tidak ada Sekolah Minggu yang berakhir untuk melayani diri sendiri. Sekolah Minggu merupakan alat bagi pertumbuhan orang-orang Kristen dan pengembangan para pekerja untuk melaksanakan karya Kristus. Dalam lingkungan orang Kristen, mengajar adalah mengkomunikasikan Firman Allah yang hidup, yaitu Kristus; Firman yang tertulis, yaitu Alkitab; melalui kata-kata yang diucapkan oleh guru. Hal ini tercermin sebagai karunia sekaligus panggilan seorang guru. Hal ini secara efektif akan terwujud bila disertai dengan pelatihan dan persiapan yang baik. Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Understanding Teaching Judul Artikel Asli: The Power and Example of Christ Pengarang : Kenneth O. Gangel, Ph.D Penerbit : Evangelical Training Association, Illionis, 1968 Halaman : 11 - 13 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR Buku psikologi pendidikan yang paling lengkap yang pernah ditulis adalah Alkitab. Memang Alkitab tidak dimaksudkan oleh Tuhan untuk menjadi textbook bagi para guru atau psikolog, namun melalui Firman- Nya, Allah telah mengungkapkan beratus-ratus prinsip yang sangat berguna untuk diaplikasikan dalam proses belajar mengajar. Berikut ini beberapa tips agar kita memiliki prinsip mengajar yang alkitabiah: BAGAIMANA MEMILIKI PRINSIP MENGAJAR YANG ALKITABIAH =================================================== 1. Pengajar haruslah seorang murid Firman Tuhan dan mencintai Firman Allah (Mazmur 119). 2. Pengajar harus mengusahakan keterbukaan dan kesiapan anak didik untuk menerima pesan kebenaran (Ibrani 4:12; 2Timotius 3:16-17). 3. Dalam proses belajar mengajar, beberapa cara mempelajari Alkitab yang cukup sistematis harus diperkenalkan kepada anak didik (Kisah Para Rasul 17:11). 4. Pengajar hanya bisa mengajarkan mengenai kehidupan sebagaimana kehidupan yang telah dijalaninya (1Korintus 3:16). 5. Keteladanan adalah dasar untuk mengkomunikasikan tentang kehidupan dan hubungannya dengan Alkitab (1Tesalonika 2:1-12; Ibrani 13:7). 6. Pengajaran harus dibangun atas dasar doa (Kolose 4:2-4). 7. Pengajar harus bisa merasakan diri sebagai "murid" seperti para peserta didiknya, dan terus berusaha merasakan kebutuhan mereka (Matius 9:36; Yohanes 10:3,27). 8. Pengajar harus hafal nama peserta didik satu-persatu agar bisa lebih mengenal dan memiliki hubungan dengan mereka (Yohanes 10:3,27). 9. Pengajar harus terbuka (transparan) dan siap menerima kritikan (2Korintus 4:7-18, 5:11-13). 10. Pengajaran adalah menyeluruh (holistik) dalam pendekatannya -- meliputi pikiran, perasaan, dan intuisi (jiwa) (Kolose 1:28; Ulangan 6:5). Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Foundations of Ministry Judul Artikel Asli: Principles of Teaching Pengarang : Michael J. Anthony Et Al. Penerbit : Sp Publications Inc., Illinois, 1992 Halaman : 100 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR DAUD DISERANG SAUL LAGI ======================= Pokok Bahasan: -------------- Allah yang mahakuasa berada bersama manusia melalui Roh Kudus. Tujuan Umum: ------------ Anak mengenal dan memahami serta mengakui, bahwa Roh Kudus adalah Allah yang menuntun dan membimbing manusia pada jaman dulu, dan manusia jaman sekarang. Pelajaran: ---------- DAUD DISERANG SAUL LAGI Bahan Alkitab: -------------- 1Samuel 19 Tujuan Khusus: -------------- Anak dapat: - menceritakan kembali bahwa Roh Allah menyertai Daud terus sehingga Saul tetap gagal membunuh Daud; - menjelaskan bahwa Roh Allah juga menyertai Saul, sehingga niatnya untuk membunuh Daud sempat lenyap; - mengungkapkan keheranannya melihat Roh Allah bekerja dalam diri manusia. Ayat Hafalan: ------------- "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31b) Materi Pelajaran: ----------------- A. Untuk Guru Yonatan adalah putera mahkota. Yonatan tahu bahwa selama Daud hidup, ia tak dapat menjadi raja (1Samuel 20:31). Tetapi ia yakin akan kebenaran pilihan Tuhan atas Daud. Ia tidak menuntut hak sebagai anak raja untuk memerintah Israel. Dengan tidak mementingkan diri sendiri, Yonatan selalu berusaha untuk menyelamatkan Daud. Dua sifat utama yang kita temukan dalam diri Yonatan, yaitu bahwa ia mengasihi sahabatnya dengan setulus hatinya, dan bahwa ia menghormati kedaulatan Allah untuk memilih orang yang disukai-Nya. B. Untuk Anak 1. Pendahuluan Kalian masih ingat, bagaimana Roh Kudus bekerja pada murid-murid Yesus? (Petrus berani berkhotbah, menyembuhkan, dan sebagainya. Kemudian, Saulus yang keras hati dilembutkan hatinya, dan akhirnya menjadi rasul. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan hal yang mereka ingat.) Roh Allah dapat mengubah hati seseorang dari keras menjadi lembut; dari jahat menjadi baik. 2. Cerita Selain Mikhal, Raja Saul mempunyai anak laki-laki juga, bernama Yonatan. Yonatan berkawan baik sekali dengan Daud. Mereka bersahabat. Suatu hari Raja Saul berkata kepada anaknya, Yonatan, dan kepada pegawai-pegawainya. Katanya: "Daud, menantuku itu, harus dibunuh!" Yonatan yang begitu menyayangi Daud itu segera berlari menemui Daud. Ia lalu memberitahukan niat jahat ayahnya kepada Daud. "Daud, sahabatku," serunya. "Ayahku, Raja Saul, hendak membunuhmu. Sebab itu berhati-hatilah. Besok pagi, bersembunyilah kamu di suatu tempat di padang. Nanti aku akan keluar istana dengan ayahku, dan berdiri di dekat tempat persembunyianmu. Aku akan mencoba berbicara tentang engkau dengan ayahku; dan hasil percakapanku nanti akan kuberitahukan kepadamu." Keesokan harinya, Yonatan keluar istana bersama ayahnya. Mereka berjalan-jalan sampai ke dekat tempat persembunyian Daud. Lalu Yonatan berkata kepada ayahnya: "Ayah, janganlah Ayah berbuat dosa terhadap Daud. Bukankah Daud juga tidak berbuat dosa kepada Ayah? Apa yang dibuat Daud untuk Ayah sebagai raja adalah baik. Ia sudah korbankan dirinya untuk berperang mengalahkan semua musuh, yaitu orang-orang Filistin; dan Tuhan sendiri sudah memberkati bangsa Israel dengan memberikan kemenangan yang begitu besar. Ayah sendiri pasti senang dan bersukacita atas hal itu. Tapi kenapa Ayah sekarang hendak membunuh Daud yang tidak berdosa?" Mendengar perkataan anaknya itu, hati Raja Saul menjadi tergerak. Di depan anaknya ia lalu berjanji, katanya: "Demi Tuhan yang hidup, Daud tidak akan dibunuh!" Setelah mengantar ayahnya kembali ke istana, Yonatan lalu bergegas pergi ke tempat persembunyian Daud dan menyampaikan hasil pembicaraannya dengan ayahnya. Kemudian Yonatan membawa Daud menghadap Raja Saul. Dan atas perintah Raja Saul, Daud kemudian bekerja lagi seperti biasa di istana raja. Tuhan melindungi Daud, hamba-Nya. Ketika terjadi lagi perang melawan bangsa Filistin, kembali Daud turut berperang; dan ia pulang dengan membawa kemenangan yang gemilang. Daud senantiasa dipimpin oleh Roh Tuhan. Tapi roh jahat menguasai Raja Saul. Ketika ia sedang duduk di istananya sambil memegang tombak, tiba-tiba ... tombak itu dilemparkannya ke arah Daud yang saat itu sedang bermain kecapi menghibur raja. Allah menyertai Daud sehingga ia dapat mengelakkan diri dari tikaman tombak Raja Saul. Kemudian Daud melarikan diri dari istana raja dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Daud lalu menceritakan hal yang dialaminya itu kepada Mikhal, isterinya. Kata Mikhal: "Daud kalau begitu engkau harus segera pergi. Ayahku pasti akan menyuruh orang ke mari untuk menangkapmu." Maka Daud pun segera pergi. Dengan ditolong Mikhal, Daud keluar rumah melalui jendela. Lalu apa yang dilakukan Mikhal? Ia mengambil sebuah patung, kemudian diletakkan di tempat tidur. Di bagian kepala patung itu lalu ditaruh sehelai tenunan kambing, kemudian diselimuti. Benar juga ... tentara Raja Saul datang dan bertanya kepada Mikhal: "Di mana Daud? Raja Saul ingin bertemu dengannya." "Oh, dia sedang sakit," jawab Mikhal. Tentara-tentara itu kemudian kembali kepada Raja Saul dan melaporkan bahwa Daud sedang sakit di rumahnya. Raja Saul marah sekali: "Bawa dia ke mari dengan tempat tidurnya!" teriaknya. Para tentara itu lalu kembali ke rumah Daud, tapi mereka tertipu. Daud sudah tidak ada lagi. Wah ... bukan main marahnya Raja Saul. Namun dia tak dapat berbuat apa-apa. Daud terus melarikan diri hingga sampai ke tempat Samuel di kota Rama dan menceritakan hal yang dialaminya kepada Samuel. Kemudian bersama-sama dengan Samuel, Daud pergi ke kota Nayot, dan tinggal di sana. Ketika Raja Saul tahu tempat persembunyian Daud, ia lalu mengirim tentaranya untuk menangkap Daud. Tapi heran ... tentara-tentara Raja Saul itu tidak pernah kembali ke tempat Raja Saul. Roh Allah bekerja atas diri para tentara itu, sehingga tentara-tentara itu malah bergabung dengan Samuel dan Daud di kota Nayot. Akhirnya Raja Saul pergi sendiri ke kota Nayot untuk menangkap Daud. Tapi Roh Allah juga menguasai Raja Saul. Ia tidak jadi menangkap Daud, malah ikut tinggal di Nayot juga. Kita tahu bahwa bila Roh Allah menyertai kita, maka tidak ada suatu apa pun juga yang dapat melawan kita. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Pedoman Sekolah Minggu (Jilid 2) Penerbit : BPK Gunung Mulia, 1992 Halaman : 30 - 33 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Esther S. < esthers@ > >Syalom, >Apakah tim e-BinaAnak memiliki buletin yang diterbitkan dalam >bentuk cetak? Kalau ada, saya ingin memesan, dan apa syaratnya? >Terima kasih! Redaksi: Maaf, publikasi e-BinaAnak tidak ada yang diterbitkan dalam bentuk cetak kertas, hanya melalui media elektronik (e-mail) saja. Namun Anda diijinkan untuk mencetaknya sendiri, asal Anda tidak mengubah isinya dan tetap mencantumkan sumbernya dengan jelas. Nah, gitu aja, ya... semoga jawaban kami memuaskan. ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Yuli, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |