Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/139

e-BinaAnak edisi 139 (14-8-2003)

Prinsip Mengajar

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                     Edisi 139/Agustus/2003
-----------
   o/ SALAM DARI REDAKSI
   o/ ARTIKEL (1)          : Prinsip Belajar Mengajar yang Efektif:
                                  Hubungannya dengan Hukum Mengajar
   o/ ARTIKEL (2)          : Prinsip Mengajar Yesus:
                                  Kuasa Teladan Kristus dalam Mengajar
   o/ TIPS MENGAJAR        : Bagaimana Memiliki Prinsip Mengajar
                                  yang Alkitabiah
   o/ BAHAN MENGAJAR       : Daud Diserang Saul Lagi
   o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Versi Cetak e-BinaAnak

**********************************************************************
  Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam jumpa dalam kasih Yesus Kristus,

  Setiap guru Sekolah Minggu maupun pendidik Kristen pasti memiliki
  cara atau gaya mengajar yang khas sesuai dengan kepribadian masing-
  masing. Namun, perlu disadari bahwa sebagai seorang guru Kristen
  yang bertanggung jawab kita harus memiliki prinsip-prinsip mengajar
  yang alkitabiah yang melandasi cara dan gaya kita mengajar. Jika
  prinsip-prinsip mengajar yang dimiliki guru-guru Kristen tersebut
  tidak mencerminkan pengajaran iman Kristen yang benar, maka guru-
  guru Kristen tidak memiliki keunikan dan kelebihan apapun
  dibandingkan dengan guru-guru/pendidik sekuler.

  Anda ingin tahu lebih banyak mengenai "Prinsip Mengajar" Kristen?
  Silakan simak sajian-sajian kami dalam edisi ini. Ada dua Artikel
  dan satu Tips yang akan kami sajikan. Masing-masing berjudul
  "Prinsip Belajar Mengajar yang Efektif: Hubungannya dengan Hukum
  Mengajar", "Prinsip Mengajar Yesus: Kuasa Teladan Kristus dalam
  Mengajar", dan "Bagaimana Memiliki Prinsip Mengajar yang
  Alkitabiah". Selain itu simak pula satu Bahan Mengajar yang dapat
  Anda pakai untuk mengajar anak-anak SM Anda. Jangan lupa untuk
  menerapkan prinsip mengajar yang sudah Anda pelajari dalam edisi
  ini.

  Selamat Mengajar!

  Tim Redaksi

        "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
          maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang
                 dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)
        < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+22:6 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

  Pada edisi e-BinaAnak minggu yang lalu, kita telah membahas tentang
  Hukum Mengajar. Dalam kaitannya dengan topik minggu ini, kita akan
  melihat seberapa jauh hukum mengajar dapat dikembangkan untuk
  menjadi prinsip belajar mengajar yang efektif.

            PRINSIP-PRINSIP BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF:
                  HUBUNGANNYA DENGAN HUKUM MENGAJAR
            ==============================================

  Mempelajari tentang teori belajar tidak sama dengan bagaimana
  mengaplikasikan teori tersebut dalam proses belajar mengajar. Pada
  tahun 1884, John Milton Gregory memperkenalkan suatu hukum mengajar
  yang sekarang menjadi sangat terkenal dengan nama "The Seven Laws of
  Teaching" (Tujuh Hukum Mengajar). Karya klasik ini hingga sekarang
  masih tetap kontemporer, karena dalam hukum-hukum tersebut
  terkandung prinsip-prinsip yang akan terus penting bagi pengajaran
  yang efektif di kelas. Inti dari Tujuh Hukum Mengajar tersebut
  adalah sbb.: [Red.: Penjelasan lengkap tentang Tujuh Hukum Mengajar
  ini bisa Anda lihat di e-BinaAnak Edisi 138/2003.]
  ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/138/

  Hukum Guru:
  -----------
  Kenali dan kuasailah dengan baik pelajaran yang akan Anda ajarkan
  -- ajarkanlah dengan sungguh-sungguh dan dengan pengertian yang
  jelas.

  Hukum Murid:
  ------------
  Berusahalah untuk menarik perhatian dan minat anak-anak terhadap
  pelajaran yang diberikan. Jangan pernah mengajar tanpa perhatian
  mereka.

  Hukum Bahasa:
  -------------
  Gunakan bahasa yang mudah dipahami baik oleh murid-murid Anda maupun
  Anda sendiri -- bahasa yang jelas dan tepat bagi Anda dan murid
  Anda.

  Hukum Pelajaran:
  ----------------
  Mulailah dengan pokok pelajaran yang sudah diketahui benar oleh
  murid-murid Anda dan yang telah mereka sendiri alami -- lalu
  lanjutkan dengan materi baru, dengan langkah satu per satu, mudah
  dan alami, biarkan hal-hal yang belum diketahui dijelaskan dengan
  menggunakan hal-hal yang sudah diketahui.

  Hukum Proses Mengajar:
  ----------------------
  Doronglah agar dengan keinginan sendiri anak-anak bertindak ....

  Hukum Proses Belajar:
  ---------------------
  Mintalah murid-murid untuk mengungkapkan kembali dalam pikiran
  mereka pelajaran yang sudah ia pelajari.

  Hukum Review dan Penerapan:
  ---------------------------
  Jangan pernah bosan untuk terus mengulang, mengulang dan
  mengulang ....

  Howard Hendricks, dalam bukunya yang berjudul "Teaching to Change
  Lives", telah melakukan satu langkah maju dengan menyempurnakan
  "Tujuh Hukum Mengajar" karya Gregory di atas untuk memberikan
  panduan mengajar bagi para guru maka kini. Hendricks menekankan
  bahwa pertama-tama Tuhan memakai orang-orang yang dipanggil-Nya,
  yaitu para guru, untuk mempengaruhi hidup orang lain. Namun, ada
  prinsip-prinsip yang mendasar, yang jika dipraktekkan, akan
  memberikan suatu dinamika baru bagi pengajaran dan akan membuka
  pintu bagi Roh Kudus untuk bekerja dalam hidup anak-anak didik.
  Bagaimana Howard Hendricks menjelaskan hukum-hukumnya itu?

  1. Hukum Guru:
     -----------
     "Berhentilah bertumbuh hari ini, maka Anda akan berhenti mengajar
     besok." Para guru harus membiarkan Firman Allah mengubah hidup
     mereka dan memberi kesempatan pada murid-murid mereka untuk
     melihat bahwa Allah bekerja dalam diri mereka. Dengan kata lain,
     seorang guru harus menjadi contoh kebenaran.

  2. Hukum Pendidikan:
     -----------------
     "Bagaimana Anda belajar menentukan bagaimana Anda mengajar."
     Oleh karena itu, guru yang efektif akan terus menyediakan metode-
     metode tepat yang dikembangkan secara variatif sehingga dapat
     mempertahankan minat yang tinggi dan mencegah kebosanan murid.

  3. Hukum Aktivitas:
     ----------------
     "Belajar yang maksimal adalah hasil dari keterlibatan yang
     maksimal." Bercerita tidak sama dengan mengajar. Keanekaragaman
     metode-metode yang aktif harus digunakan untuk melibatkan para
     murid supaya mereka dapat menemukan apa yang Tuhan katakan
     kepada mereka melalui Firman-Nya.

  4. Hukum Komunikasi:
     -----------------
     "Untuk benar-benar mengimpartasi informasi perlu dibangun
     jembatan-jembatan." Jembatan-jembatan itu perlu dibangun baik
     di dalam maupun di luar kelas. Dengan meluangkan waktu bersama
     para murid di luar jam pelajaran, para guru akan mengenal
     muridnya dan mengetahui kebutuhan mereka. Di dalam kelas, guru
     merangsang keingintahuan para murid, menarik perhatian mereka,
     dan memotivasi para murid sebelum mengimpartasi informasi.

  5. Hukum Hati:
     -----------
     "Pengajaran yang berhasil tidak hanya dari kepala ke kepala,
     tetapi dari hati ke hati." Hubungan merupakan suatu hal yang
     penting dalam proses belajar mengajar yang efektif.

  6. Hukum Dorongan Semangat:
     ------------------------
     "Pengajaran cenderung paling efektif jika orang yang belajar
     termotivasi dengan tepat." Tidak ada hal yang lebih memotivasi
     daripada kesadaran akan adanya kebutuhan dan melihat harapan
     bahwa kebutuhan itu akan terpenuhi. Guru yang efektif memberikan
     dorongan belajar dengan memfokuskan pada relevansi kebenaran dan
     kehidupan para muridnya.

  7. Hukum Kesiapan:
     ---------------
     "Proses belajar mengajar akan paling efektif jika murid maupun
     guru cukup dipersiapkan." Kesiapan para murid meliputi faktor-
     faktor, fisik, kognitif dan perkembangan rohani, latar belakang,
     pengalaman, dan motivasi. Para guru harus menggunakan apa yang
     mereka ketahui tentang murid-muridnya untuk menyiapkan mereka
     menerima kebenaran yang baru.

     Kesiapan seorang guru tergantung pada persiapannya. Sayangnya,
     persiapan yang kurang adalah sumber dari beberapa kelemahan dalam
     pendidikan Kristen saat ini. Guru yang efektif akan membuat tugas
     mengajar menjadi prioritas.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Christian Education Foundations For The Future
  Judul Artikel Asli: Principles For Effective Teaching and Learning
  Pengarang         : Robert E. Clark, Lin Johnson, Allyn K. Sloat
  Penerbit          : Moody Press, Chicago, 1991
  Halaman           : 117 - 118


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

  Apakah beda antara guru sekuler dan guru Kristen? Mengapa prinsip
  mengajar sekuler hanya dapat mengubah tingkah laku sedangkan prinsip
  mengajar Kristus memiliki kuasa yang mengubahkan hati dan hidup
  seseorang? Simaklah artikel berikut ini:

                       PRINSIP MENGAJAR YESUS:
                 KUASA TELADAN KRISTUS DALAM MENGAJAR
                 ====================================

  TELADAN KRISTUS MEMILIKI KEKUATAN DALAM TUJUANNYA

  Tujuan Kristus mengajar adalah untuk menyatakan kebenaran. Ia
  mengetahui betul panggilan-Nya dan dalam berbagai kesempatan Ia
  menunjukkan bahwa pengajaran-Nya bukan berasal dari diri-Nya
  sendiri. Allah Bapa-Nya lah yang telah memberikan tanggung jawab
  itu kepada-Nya. Tidak ada rasa ragu-ragu atau takut; Dia tidak
  melalaikan tanggung jawab-Nya sebagai seorang guru. Kuasa yang
  dimiliki-Nya juga nyata dalam pengajaran-Nya yang berotoritas,
  sebab kebenaran-Nya itu beradal dari Allah sendiri.

  TELADAN KRISTUS MEMILIKI SIFAT YANG KHUSUS

  Kristus mengajar sebagai seorang yang diutus oleh Allah. Berikut
  adalah prinsip mengajar Yesus yang patut diteladani oleh para guru
  Kristen.

  1. Kristus Mengajar dengan Jelas
     -----------------------------
     Karena Kristus ingin agar setiap orang yang mendengar-Nya
     memahami Injil, maka Ia menggunakan perumpamaan dan ilustrasi
     dari kejadian sehari-hari sehingga pesan-Nya dapat diterima
     dengan jelas.

  2. Kristus Mengajar dengan Kewibawaan
     ----------------------------------
     Alkitab menceritakan bahwa Kristus mengajar "sebagai seseorang
     yang memiliki wibawa". Para prajurit yang disuruh oleh imam-imam
     kepala untuk memenjarakan Kristus kembali dengan membawa pesan,
     "Belum pernah ada orang yang berkata seperti orang ini." Kristus
     berbicara sebagai wakil Allah.

  3. Kristus Mengajar dengan Keragaman
     ---------------------------------
     Salah satu ciri ajaran Kristus yang sangat mengejutkan bagi para
     guru-guru Yahudi adalah penolakan-Nya terhadap penggunaan sistem
     tradisional ceramah di sinagoge. Tuhan kita menggunakan hampir
     setiap teknik pengajaran untuk memudahkan proses penerimaan pesan-
     Nya. Dia adalah seorang guru yang sanggup menarik perhatian orang
     yang diajar-Nya.

  HASIL DARI TELADAN KRISTUS DAPAT DILIHAT

  Pelayanan Kristus menghasilkan perubahan hidup. Pelajarilah baik-
  baik bagaimana Yesus memanggil murid-murid-Nya seperti yang terdapat
  dalam Markus 1:16-39. Beginilah cara Yesus menjangkau orang-orang
  untuk dijadikan murid-Nya.

  1. Dia Menemukan Mereka
     --------------------
     Mereka adalah orang biasa, melakukan hal-hal yang umum dilakukan,
     tetapi Dia memberikan jalan dimana mereka dapat mengubah hidup
     mereka.

  2. Dia Memanggil Mereka
     --------------------
     Ajaran Kristus tidak memberikan pilihan kepada mereka untuk
     menolak atau mengikuti Dia, seperti yang mereka harapkan, Dia
     secara langsung mengarahkan perhatian mereka dengan mengatakan,
     "Ikutlah Aku, dan Aku akan menjadikan engkau sebagai penjala
     manusia.", 3. Dia Mengajar Mereka
     -------------------
     Selama tiga tahun mereka terus-menerus mengamati bagaimana
     Kristus melakukan mujizat, mendengarkan ajaran-Nya, menerima
     pengajaran pribadi-Nya.

  4. Dia Memberikan Teladan kepada Mereka
     ------------------------------------
     Pelayanan mereka merupakan hasil meniru dari pelayanan Kristus
     sendiri. Dengan melihat apa yang dilakukan-Nya mereka dapat
     mengamati kualitas-kualitas apa yang seharusnya menjadi ciri-ciri
     dari pelayanan mereka sendiri.

  5. Dia Mengutus Mereka
     -------------------
     Dia tidak memanfaatkan murid-murid-Nya untuk diri-Nya sendiri,
     karena bahkan ketika Ia masih di dunia Ia secara terus-menerus
     menolong mereka untuk dapat melayani orang lain. Tidak ada
     Sekolah Minggu yang berakhir untuk melayani diri sendiri. Sekolah
     Minggu merupakan alat bagi pertumbuhan orang-orang Kristen dan
     pengembangan para pekerja untuk melaksanakan karya Kristus.

  Dalam lingkungan orang Kristen, mengajar adalah mengkomunikasikan
  Firman Allah yang hidup, yaitu Kristus; Firman yang tertulis,
  yaitu Alkitab; melalui kata-kata yang diucapkan oleh guru. Hal ini
  tercermin sebagai karunia sekaligus panggilan seorang guru. Hal ini
  secara efektif akan terwujud bila disertai dengan pelatihan dan
  persiapan yang baik.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Understanding Teaching
  Judul Artikel Asli: The Power and Example of Christ
  Pengarang         : Kenneth O. Gangel, Ph.D
  Penerbit          : Evangelical Training Association, Illionis, 1968
  Halaman           : 11 - 13


**********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR

  Buku psikologi pendidikan yang paling lengkap yang pernah ditulis
  adalah Alkitab. Memang Alkitab tidak dimaksudkan oleh Tuhan untuk
  menjadi textbook bagi para guru atau psikolog, namun melalui Firman-
  Nya, Allah telah mengungkapkan beratus-ratus prinsip yang sangat
  berguna untuk diaplikasikan dalam proses belajar mengajar. Berikut
  ini beberapa tips agar kita memiliki prinsip mengajar yang
  alkitabiah:

         BAGAIMANA MEMILIKI PRINSIP MENGAJAR YANG ALKITABIAH
         ===================================================

   1. Pengajar haruslah seorang murid Firman Tuhan dan mencintai
      Firman Allah (Mazmur 119).

   2. Pengajar harus mengusahakan keterbukaan dan kesiapan anak didik
      untuk menerima pesan kebenaran (Ibrani 4:12; 2Timotius 3:16-17).

   3. Dalam proses belajar mengajar, beberapa cara mempelajari Alkitab
      yang cukup sistematis harus diperkenalkan kepada anak didik
      (Kisah Para Rasul 17:11).

   4. Pengajar hanya bisa mengajarkan mengenai kehidupan sebagaimana
      kehidupan yang telah dijalaninya (1Korintus 3:16).

   5. Keteladanan adalah dasar untuk mengkomunikasikan tentang
      kehidupan dan hubungannya dengan Alkitab (1Tesalonika 2:1-12;
      Ibrani 13:7).

   6. Pengajaran harus dibangun atas dasar doa (Kolose 4:2-4).

   7. Pengajar harus bisa merasakan diri sebagai "murid" seperti para
      peserta didiknya, dan terus berusaha merasakan kebutuhan mereka
      (Matius 9:36; Yohanes 10:3,27).

   8. Pengajar harus hafal nama peserta didik satu-persatu agar bisa
      lebih mengenal dan memiliki hubungan dengan mereka
      (Yohanes 10:3,27).

   9. Pengajar harus terbuka (transparan) dan siap menerima kritikan
      (2Korintus 4:7-18, 5:11-13).

  10. Pengajaran adalah menyeluruh (holistik) dalam pendekatannya --
      meliputi pikiran, perasaan, dan intuisi (jiwa) (Kolose 1:28;
      Ulangan 6:5).

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Foundations of Ministry
  Judul Artikel Asli: Principles of Teaching
  Pengarang         : Michael J. Anthony Et Al.
  Penerbit          : Sp Publications Inc., Illinois, 1992
  Halaman           : 100


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

                       DAUD DISERANG SAUL LAGI
                       =======================

  Pokok Bahasan:
  --------------
  Allah yang mahakuasa berada bersama manusia melalui Roh Kudus.

  Tujuan Umum:
  ------------
  Anak mengenal dan memahami serta mengakui, bahwa Roh Kudus adalah
  Allah yang menuntun dan membimbing manusia pada jaman dulu, dan
  manusia jaman sekarang.

  Pelajaran:
  ----------
  DAUD DISERANG SAUL LAGI

  Bahan Alkitab:
  --------------
  1Samuel 19

  Tujuan Khusus:
  --------------
  Anak dapat: - menceritakan kembali bahwa Roh Allah menyertai Daud
                terus sehingga Saul tetap gagal membunuh Daud;
              - menjelaskan bahwa Roh Allah juga menyertai Saul,
                sehingga niatnya untuk membunuh Daud sempat lenyap;
              - mengungkapkan keheranannya melihat Roh Allah bekerja
                dalam diri manusia.

  Ayat Hafalan:
  -------------
  "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?"
  (Roma 8:31b)

  Materi Pelajaran:
  -----------------

  A. Untuk Guru

     Yonatan adalah putera mahkota. Yonatan tahu bahwa selama Daud
     hidup, ia tak dapat menjadi raja (1Samuel 20:31). Tetapi ia yakin
     akan kebenaran pilihan Tuhan atas Daud. Ia tidak menuntut hak
     sebagai anak raja untuk memerintah Israel. Dengan tidak
     mementingkan diri sendiri, Yonatan selalu berusaha untuk
     menyelamatkan Daud. Dua sifat utama yang kita temukan dalam diri
     Yonatan, yaitu bahwa ia mengasihi sahabatnya dengan setulus
     hatinya, dan bahwa ia menghormati kedaulatan Allah untuk memilih
     orang yang disukai-Nya.

  B. Untuk Anak

  1. Pendahuluan

     Kalian masih ingat, bagaimana Roh Kudus bekerja pada murid-murid
     Yesus? (Petrus berani berkhotbah, menyembuhkan, dan sebagainya.
     Kemudian, Saulus yang keras hati dilembutkan hatinya, dan
     akhirnya menjadi rasul. Beri kesempatan pada anak untuk
     mengungkapkan hal yang mereka ingat.)

     Roh Allah dapat mengubah hati seseorang dari keras menjadi
     lembut; dari jahat menjadi baik.

  2. Cerita

     Selain Mikhal, Raja Saul mempunyai anak laki-laki juga, bernama
     Yonatan. Yonatan berkawan baik sekali dengan Daud. Mereka
     bersahabat.

     Suatu hari Raja Saul berkata kepada anaknya, Yonatan, dan kepada
     pegawai-pegawainya. Katanya: "Daud, menantuku itu, harus
     dibunuh!"

     Yonatan yang begitu menyayangi Daud itu segera berlari menemui
     Daud. Ia lalu memberitahukan niat jahat ayahnya kepada Daud.
     "Daud, sahabatku," serunya. "Ayahku, Raja Saul, hendak
     membunuhmu. Sebab itu berhati-hatilah. Besok pagi, bersembunyilah
     kamu di suatu tempat di padang. Nanti aku akan keluar istana
     dengan ayahku, dan berdiri di dekat tempat persembunyianmu. Aku
     akan mencoba berbicara tentang engkau dengan ayahku; dan hasil
     percakapanku nanti akan kuberitahukan kepadamu."

     Keesokan harinya, Yonatan keluar istana bersama ayahnya. Mereka
     berjalan-jalan sampai ke dekat tempat persembunyian Daud. Lalu
     Yonatan berkata kepada ayahnya: "Ayah, janganlah Ayah berbuat
     dosa terhadap Daud. Bukankah Daud juga tidak berbuat dosa kepada
     Ayah? Apa yang dibuat Daud untuk Ayah sebagai raja adalah baik.
     Ia sudah korbankan dirinya untuk berperang mengalahkan semua
     musuh, yaitu orang-orang Filistin; dan Tuhan sendiri sudah
     memberkati bangsa Israel dengan memberikan kemenangan yang begitu
     besar. Ayah sendiri pasti senang dan bersukacita atas hal itu.
     Tapi kenapa Ayah sekarang hendak membunuh Daud yang tidak
     berdosa?"

     Mendengar perkataan anaknya itu, hati Raja Saul menjadi tergerak.
     Di depan anaknya ia lalu berjanji, katanya: "Demi Tuhan yang
     hidup, Daud tidak akan dibunuh!"

     Setelah mengantar ayahnya kembali ke istana, Yonatan lalu
     bergegas pergi ke tempat persembunyian Daud dan menyampaikan
     hasil pembicaraannya dengan ayahnya. Kemudian Yonatan membawa
     Daud menghadap Raja Saul. Dan atas perintah Raja Saul, Daud
     kemudian bekerja lagi seperti biasa di istana raja. Tuhan
     melindungi Daud, hamba-Nya.

     Ketika terjadi lagi perang melawan bangsa Filistin, kembali Daud
     turut berperang; dan ia pulang dengan membawa kemenangan yang
     gemilang. Daud senantiasa dipimpin oleh Roh Tuhan.

     Tapi roh jahat menguasai Raja Saul. Ketika ia sedang duduk di
     istananya sambil memegang tombak, tiba-tiba ... tombak itu
     dilemparkannya ke arah Daud yang saat itu sedang bermain kecapi
     menghibur raja. Allah menyertai Daud sehingga ia dapat
     mengelakkan diri dari tikaman tombak Raja Saul. Kemudian Daud
     melarikan diri dari istana raja dan pulang ke rumah.

     Sesampainya di rumah, Daud lalu menceritakan hal yang dialaminya
     itu kepada Mikhal, isterinya. Kata Mikhal: "Daud kalau begitu
     engkau harus segera pergi. Ayahku pasti akan menyuruh orang ke
     mari untuk menangkapmu." Maka Daud pun segera pergi. Dengan
     ditolong Mikhal, Daud keluar rumah melalui jendela.

     Lalu apa yang dilakukan Mikhal? Ia mengambil sebuah patung,
     kemudian diletakkan di tempat tidur. Di bagian kepala patung itu
     lalu ditaruh sehelai tenunan kambing, kemudian diselimuti.

     Benar juga ... tentara Raja Saul datang dan bertanya kepada
     Mikhal: "Di mana Daud? Raja Saul ingin bertemu dengannya."

     "Oh, dia sedang sakit," jawab Mikhal.

     Tentara-tentara itu kemudian kembali kepada Raja Saul dan
     melaporkan bahwa Daud sedang sakit di rumahnya. Raja Saul marah
     sekali: "Bawa dia ke mari dengan tempat tidurnya!" teriaknya.

     Para tentara itu lalu kembali ke rumah Daud, tapi mereka tertipu.
     Daud sudah tidak ada lagi. Wah ... bukan main marahnya Raja Saul.
     Namun dia tak dapat berbuat apa-apa.

     Daud terus melarikan diri hingga sampai ke tempat Samuel di kota
     Rama dan menceritakan hal yang dialaminya kepada Samuel. Kemudian
     bersama-sama dengan Samuel, Daud pergi ke kota Nayot, dan tinggal
     di sana.

     Ketika Raja Saul tahu tempat persembunyian Daud, ia lalu mengirim
     tentaranya untuk menangkap Daud. Tapi heran ... tentara-tentara
     Raja Saul itu tidak pernah kembali ke tempat Raja Saul. Roh Allah
     bekerja atas diri para tentara itu, sehingga tentara-tentara itu
     malah bergabung dengan Samuel dan Daud di kota Nayot. Akhirnya
     Raja Saul pergi sendiri ke kota Nayot untuk menangkap Daud. Tapi
     Roh Allah juga menguasai Raja Saul. Ia tidak jadi menangkap Daud,
     malah ikut tinggal di Nayot juga.

     Kita tahu bahwa bila Roh Allah menyertai kita, maka tidak ada
     suatu apa pun juga yang dapat melawan kita.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku : Pedoman Sekolah Minggu (Jilid 2)
  Penerbit   : BPK Gunung Mulia, 1992
  Halaman    : 30 - 33


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Esther S. < esthers@ >
  >Syalom,
  >Apakah tim e-BinaAnak memiliki buletin yang diterbitkan dalam
  >bentuk cetak? Kalau ada, saya ingin memesan, dan apa syaratnya?
  >Terima kasih!

  Redaksi:
  Maaf, publikasi e-BinaAnak tidak ada yang diterbitkan dalam bentuk
  cetak kertas, hanya melalui media elektronik (e-mail) saja. Namun
  Anda diijinkan untuk mencetaknya sendiri, asal Anda tidak mengubah
  isinya dan tetap mencantumkan sumbernya dengan jelas. Nah, gitu aja,
  ya... semoga jawaban kami memuaskan.


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
               Staf Redaksi: Davida, Oeni, Yuli, dan Poer
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org