Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/143 |
|
e-BinaAnak edisi 143 (10-9-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 143/September/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Tanggung Jawab Guru SM Terhadap Gereja o/ ARTIKEL (2) : Guru SM Sebagai Penentu Pertumbuhan Gereja o/ ARTIKEL (3) : Guru Sebagai Jembatan Antara Gereja dan ASM o/ BAHAN MENGAJAR : Kita Membutuhkan Gereja o/ AKTIVITAS : Permainan: Gembala dan Domba-dombanya o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ucapan Terima Kasih ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam damai dalam kasih Yesus Kristus, Sebagai seorang guru SM kita adalah pelayan Tuhan yang bertanggung jawab langsung kepada Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Komisi SM yang adalah tempat dimana generasi penerus gereja digarap harus memiliki guru yang setia pada gereja dan dapat mendekatkan anak didik mereka pada gereja. Oleh karena itu dalam merencanakan pelayanan SM, guru harus ingat bahwa aktivitas mereka harus tertuju kepada gereja. Berkaitan dengan pelayanan guru SM dalam gereja, maka e-BinaAnak minggu ini akan hadir dengan bahasan khusus, yaitu "Hubungan Antara Gereja dan Guru SM". Dari tiga Artikel yang tersaji Redaksi berharap para guru SM dapat menyadari tanggung jawabnya terhadap gereja, mengetahui peranannya dalam pertumbuhan gereja, dan dapat menjadi jembatan antara gereja dan anak SM. Selain itu Bahan Mengajar tersedia untuk dapat Anda pakai mengajarkan tentang pentingnya gereja bagi kehidupan anak SM. Untuk melengkapi sajian kami, maka sebuah bahan Aktivitas berupa permainan akan menolong Anda memberikan variasi yang menarik dalam ibadah di SM Anda. Selamat melayani! Tim Redaksi "Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (Mazmur 23:6) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+23:6 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) TANGGUNG JAWAB GURU SEKOLAH MINGGU TERHADAP GEREJA ================================================== Sekolah Minggu hanya dapat bertahan kalau pengajar-pengajarnya adalah orang-orang yang berkepribadian kuat. Kalau guru-guru suka mementingkan diri sendiri atau kurang memiliki penglihatan (vision), maka ada kecenderungan bahwa ia hanya mau memajukan kelasnya sendiri dan lupa akan sumbangsih kelas itu dalam membantu gereja. Setiap guru wajib memajukan gereja secara keseluruhan. Gereja dan Sekolah Minggu milik kita bersama. Kesetiaan kepada kelas memang baik, tetapi lakukanlah hal itu dengan maksud untuk memajukan Sekolah Minggu dan gereja secara keseluruhan. "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya," (1Timotius 4:12) adalah nasihat yang paling tepat untuk para guru. Hal ini berarti bahwa guru memiliki tanggung jawab untuk menghadiri semua kebaktian lain yang diadakan di gereja. Hal itu bukan saja menjadi satu contoh bagi para murid, tetapi juga menjadi satu bagian yang penting dari makanan rohani guru itu sendiri. Dengan berpikir bahwa ia telah memenuhi kewajibannya hanya dengan mengajar Sekolah Minggu dan kemudian mengabaikan kebaktian-kebaktian lain, ia telah merusak pelayanan para guru yang lain. "Guru lebih diingat dari perbuatannya daripada perkataannya", merupakan suatu pernyataan yang benar. Suatu kesetiaan untuk mengunjungi kebaktian-kebaktian gereja membuktikan nilai yang sejati dari seorang guru. Jangan mengabaikan rumah Allah! Bila guru setia mengunjungi gereja, para murid juga akan mengikuti jejaknya dan menghadiri kebaktian. Para murid yang tidak dapat dimenangkan kepada Tuhan melalui Sekolah Minggu, mungkin dapat dimenangkan melalui kebaktian dalam gereja. Seorang guru yang cakap akan mengetahui hubungan yang erat antara Sekolah Minggu dan program keseluruhan dari gereja dan ia dapat melihat sumbangan yang diberikan oleh setiap kebaktian bagi kesejahteraan rohani setiap orang. Dengan teladan Anda, doronglah setiap murid yang sudah diselamatkan untuk menjadi anggota gereja. Tidak ada persaingan antara bagian-bagian yang ada di dalam gereja. Anda tidak dapat memajukan Sekolah Minggu, mengesampingkan gereja, tanpa menghambat seluruh pelayanan. Bahan didit dari sumber: Judul Buku: Pola Mengajar Sekolah Minggu Pengarang : Mavis L. Anderson Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 82 - 86 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) GURU SM SEBAGAI PENENTU PERTUMBUHAN GEREJA ========================================== Guru SM yang betul-betul terpanggil dalam pelayanan SM biasanya merasa sangat puas jika bisa melayani dengan sepenuh hati dan semaksimal mungkin mengerahkan tenaga juga pikiran demi kemajuan SM. Kesibukan guru SM dalam pelayanan mereka membuat mereka tidak sadar bahwa dengan mendidik anak-anak SM yang adalah generasi penerus gereja mereka sudah ikut berperan dalam pertumbuhan gereja. Berikut ini akan kita lihat peranan apa saja yang dapat diberikan guru SM dalam meningkatkan pertumbuhan gereja. 1. Mendidik anak-anak SM. ---------------------- Mendidik anak-anak SM yang adalah generasi penerus merupakan cara pertumbuhan gereja yang terbaik. Ada tiga macam pertumbuhan gereja: a. Pertumbuhan gereja secara transmigrasi, yaitu anggota gereja yang mutasi. b. Pertumbuhan melalui penginjilan, yaitu pertambahan anggota gereja yang baru percaya dan bertobat. c. Pertumbuhan secara alamiah, yaitu anak-anak anggota gereja yang sudah dididik sejak kecil dan kemudian menjadi umat percaya. Dengan mendidik anak-anak SM yang adalah generasi penerus akan dapat menjamin pertumbuhan gereja secara alamiah, dan ini adalah salah satu tugas dari guru SM. Tetapi jangan lupa orangtua pun hendaknya memberikan kesempatan bagi generasi penerus untuk dapat bertumbuh dalam keluarga Kristen yang baik. 2. Menginjili dan memenangkan anak SM. ----------------------------------- Dengan menginjili dan memanangkan anak SM, berarti ada juga kesempatan besar untuk memenangkan orangtuanya. Banyak kesaksian membuktikan bagaimana anak-anak mempengaruhi orangtuanya untuk percaya kepada Tuhan. Ron Boldman adalah seorang pendeta dari "Calvary Chapel", salah satu gereja yang berkembang pesat di Amerika. Setelah menyelesaikan pendidikan teologi, Ron pergi memberitakan Injil dan mendirikan gereja; dari tahun ke tahun jumlah orang yang menghadiri kebaktian meningkat dengan pesat. Menurut catatan statistik, pada tahun 1973 jumlah orang yang menghadiri kebaktian rata-rata adalah 135 orang, sampai pada tahun 1977 jumlahnya telah meningkat mencapai rata-rata 1.325 orang. Pendeta yang dipakai secara besar-besaran oleh Tuhan itu, adalah hasil usaha dari Erick Boldman, yaitu anaknya yang berusia empat tahun, yang telah mengajak dan membawa Ron mengikuti "Sekolah Minggu untuk orang dewasa". Selain itu, masih banyak contoh serupa. Berawal dari penginjilan guru SM mereka, banyak anak yang berhasil mempengaruhi orangtua mereka yang mundur dan tawar hati untuk kembali mengasihi Tuhan dan masuk ke gereja. 3. Membina dan membimbing anak SM. ------------------------------- Membina dan membimbing anak-anak SM berarti juga membina pemimpin-pemimpin gereja di masa yang akan datang. Jikalau guru SM berhasil membina kerohanian para generasi penerus itu dengan baik, berarti para guru telah melatih dan mempersiapkan mereka untuk gereja di masa yang akan datang; jadi hal itu merupakan suatu pekerjaan yang amat besar dan bernilai! Kualitas pemimpin gereja di masa mendatang tergantung bagaimana para guru SM membina dan membimbing mereka sekarang. 4. Pendidikan terhadap anak-anak SM. --------------------------------- Pertumbuhan gereja dalam kualitas dan kuantitas tergantung pada pendidikan terhadap generasi penerus gereja, yaitu anak-anak SM. Bila pendidikan terhadap generasi penerus diutamakan, gereja dapat mendirikan dasar yang baik bagi hakekat kerohanian jemaat. Mereka tidak mudah terbawa arus, selain itu juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dalam kuantitas. Bukankah kita harus menanggung pekerjaan yang sedemikian berharga dengan segala kerelaan hati? Ya! Kita harus mencurahkan seluruh tenaga dan kemampuan, berani berkorban dan membayar harga demi mendidik generasi penerus yang setia. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Pembaruan Mengajar Judul Artikel Asli: Nilai Pendidikan Bagi Generasi Penerus Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani Halaman : 15 - 16 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (3) GURU SEBAGAI JEMBATAN ANTARA GEREJA DAN ANAK SM =============================================== Sebagai seorang guru SM salah satu tugas yang diberikan gereja kepada Anda adalah menjadi jembatan antara anak-anak SM dan gereja. Tugas ini merupakan tugas yang mutlak. Setiap anak yang ada dalam SM Anda tentunya tidak akan terus menerus berada dalam kelas SM. Sejak menjadi anggota SM, seorang anak otomatis adalah anggota gereja. Pada usia yang sudah cukup, mereka harus keluar dari SM dan mengikuti ibadah dalam gereja. Agar mereka tidak merasa asing dengan kebaktian dalam gereja, dan agar mereka merasa menjadi bagian dari gereja kenalkanlah mereka pada liturgi/kebaktian di gereja (kebaktian orang dewasa). Tidak sulit untuk mengenalkan anak-anak kepada gereja. Anak-anak biasanya tertarik pada apa saja yang menarik minat orang dewasa. Karena itu, ajaklah ia untuk sekali-sekali hadir dalam kebaktian orang dewasa. Ini akan menolong memperluas pemahaman anak. Lebih baik lagi jika guru terlebih dulu mempersiapkan anak dengan penjelasan mengenai apa yang akan dilihat dan didengar. Guru perlu berkonsultasi dengan pendeta mengenai saat yang cocok bagi anak-anak untuk berkunjung -- seperti pada awal kebaktian, atau saat tak ada kebaktian. Mungkin pendeta dapat berbincang-bincang secara singkat dengan anak-anak sebelum atau sesudah kunjungan berlangsung. Sebelum anak menghadiri kebaktian orang dewasa, sangatlah menolong untuk mengunjungi ruangan yang akan dipakai terlebih dahulu, melihat-lihat dari dekat benda-benda khusus yang cenderung menarik perhatian anak (mimbar, Alkitab besar, organ atau alat musik lainnya, jendela warna-warni, pembatas mimbar, kantong persembahan, dan sebagainya). Ketika saat kebaktian tiba, pastikan bahwa anak dilibatkan dalam percakapan dengan penerima tamu dan orang lain yang ikut dalam kebaktian. Jika ada liturgi kebaktian yang tertulis, tunjukkan beberapa bagian kebaktian yang mungkin paling menarik bagi anak itu. Duduklah di tempat anak dapat melihat dengan jelas ke arah mimbar. Pada banyak kasus, semakin dekat ke depan, semakin baik, karena anak yang duduk di belakang cenderung kurang mendengarkan apa yang dikatakan di mimbar. Saat orang-orang tertentu berperan serta dalam berbagai macam bagian kebaktian, bisikkan kepada anak siapa orang itu, dan hal-hal yang menarik dari orang itu. ("Penerima tamu yang jangkung dengan jas biru itu adalah Pak Mendez. Ia adalah manajer toko yang sering kita kunjungi.") Jika anak itu mulai tidak betah, bersiaplah untuk ke luar diam-diam dan bicarakan apa yang terjadi selama kebaktian. Jika Anda mengadakan kunjungan pada saat tak ada kebaktian, arahkan perhatian anak pada ciri-ciri unik yang menarik perhatiannya. Duduklah berdiam diri dengan anak itu selama beberapa saat untuk merasakan keindahan dan ketenangan gereja. Ajaklah anak itu melihat- lihat lembar atau buku puji-pujian, Alkitab atau bacaan yang dipakai selama kebaktian. Ajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana untuk menolong anak memperhatikan warna atau rancangan apa pun di jendela atau spanduk. Bimbinglah anak untuk mengeja huruf-huruf yang tertera di papan nama gereja. Mintalah ia membantu Anda "membacanya." Anda dapat memotret si anak atau sekelompok anak di luar gedung gereja. Juga, arahkan perhatian pada ciri-ciri khusus seperti salib atau menara, yang menandai gedung gereja Anda. Jelaskan, "Salib ini menolong orang tahu bahwa gedung ini adalah gereja -- sebuah tempat khusus untuk orang datang dan belajar tentang Allah dan Tuhan Yesus." Anda mungkin ingin merencanakan lebih dari satu kali kunjungan: satu kali untuk melihat-lihat bagian dalam gedung dan sekali lagi untuk melihat-lihat di luar gedung gereja. Juga, guru-guru dapat membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok kecil. Tiap kelompok masuk secara bergiliran. Bila anak-anak sudah kembali ke kelas masing- masing, ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk membantu anak- anak mengingat kembali pengalaman mereka. Kunjungan-kunjungan semacam ini akan sangat baik bila dilakukan secara singkat dan dijadikan sebagai peristiwa khusus. Kunjungan ke gereja paling tepat dilakukan jika kelas itu sedang membahas tentang gereja. Namun, bagian yang terpenting dari sebuah gereja bagi anak kecil adalah kelasnya sendiri dan guru-guru yang ada di sana. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Mengenalkan Allah kepada Anak Judul Artikel Asli: Mengunjungi Kebaktian Orang Dewasa Pengarang : Wes Haystead Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1998 Halaman : 84 - 86 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR KITA MEMBUTUHKAN GEREJA ======================= Persiapan: ---------- 1. Gambar garis berbentuk 5 buah gereja pada kertas manila, kemudian digunting. (Contoh gambar seperti berikut ini, tetapi buatlah lebih besar lagi agar muat untuk menulis kalimat- kalimat yang akan dibaca.) | ___|___ | | | / / / / /| | | | | | | | | | |_________| 2. Mintalah 5 orang murid yang lebih besar membantu dengan membacakan kalimat yang tertulis di bagian belakang dari tiap gereja itu. (Isi kalimat ada dalam bagian cerita di bawah ini.) Cerita: ------- Banyak orang pergi ke gereja setiap minggu untuk beribadat. Mengapa mereka pergi? Apakah karena mereka harus pergi? Saya harap tidaklah demikian. Apakah mereka pergi hanya karena orang lain melakukan hal itu? Menurut saya, itu bukan jawaban yang tepat. Allah telah menjadikan kita dengan suatu kerinduan untuk berbakti. Dia menjadikan Adam dan Hawa agar mereka bersekutu dengan-Nya. Bertahun-tahun kemudian. Daud menulis Mazmur 95:6,7. Dengarkanlah sementara dibacakan. Allah mengetahui bahwa perlu bagi kita berkumpul bersama-sama untuk beribadat kepada-Nya. Dengarkanlah apa yang telah ditulis di dalam Mazmur 107:32. Lima orang pembicara akan menceritakan apa yang kita peroleh dengan pergi ke sekolah Minggu dan ke gereja. [Minta lima orang anak yang sudah ditunjuk membaca kalimat yang ada di belakang gambar masing-masing gereja.] 1. Pembicara Pertama (Menunjukkan gereja yang pertama): ---------------------------------------------------- "Di gereja kita belajar tentang Allah dan Anak-Nya, Yesus. Kita belajar tentang keselamatan dan kesembuhan, tentang surga dan neraka. Kita perlu mengetahui apa yang dikatakan Alkitab. Sekolah Minggu dan gereja membantu kita untuk belajar dari Firman Allah.", 2. Pembicara Kedua (Menunjukkan gereja yang kedua): ------------------------------------------------ "Ketika kita menghadiri gereja, kita menemukan pertolongan bagi semua keperluan kita. Mendengarkan khotbah-khotbah dan pelajaran sekolah Minggu, berbicara kepada pendeta dan orang Kristen lainnya, dapat membantu kita pada waktu kita tidak mengetahui apa yang harus kita lakukan.", 3. Pembicara Ketiga (Menunjukkan gereja yang ketiga): -------------------------------------------------- "Kita menerima berkat melalui doa di rumah Allah. Memang, kita dapat berdoa di mana saja, namun pada waktu kita berdoa bersama- sama orang Kristen yang lain, kita beroleh berkat istimewa. Kita perlu berhimpun bersama-sama untuk berdoa bagi diri kita sendiri dan bagi keperluan-keperluan orang lain.", 4. Pembicara Keempat (Menunjukkan gereja keempat): ----------------------------------------------- "Kita mendapatkan kegembiraan di gereja. Kita menikmati puji- pujian, khotbah, kesaksian, dan pelajaran sekolah Minggu. Yang paling menyenangkan ialah bahwa kita tahu Tuhan adalah Sahabat Kita. Ada kedamaian dan kebahagiaan dalam beribadat kepada-Nya.", 5. Pembicara Kelima (Menunjukkan gereja kelima): --------------------------------------------- "Kita bersekutu dengan orang-orang Kristen yang lain. Kita hidup di dunia, di mana ada lebih banyak orang yang belum diselamatkan daripada yang telah diselamatkan. Pada waktu kita pergi ke sekolah, kadang-kadang kita merasa seolah-olah kita sendiri saja yang belum Kristen. Tetapi, ketika kita pergi ke gereja kita berkumpul dengan orang-orang Kristen yang lain yang tertarik kepada hal-hal yang sama, yang kita senangi.", 6. Guru Sekolah Minggu: -------------------- Ya, kita perlu ke gereja! Marilah kita setia dalam pertemuan ibadat untuk berbakti kepada Tuhan. (Bacalah Ibrani 10:25) Doa: ---- Tutup cerita ini dengan doa. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 1 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1997 Halaman : 130 ********************************************************************** o/ AKTIVITAS PERMAINAN: GEMBALA DAN DOMBA-DOMBANYA ===================================== Persiapan: ---------- 1. Sebuah sapu tangan. 2. Jumlah peserta tidak terbatas. 3. Permainan dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan. 4. Seorang dari peserta ditunjuk sebagai pemimpin permainan. Cara bermain: ------------- Seorang dari antara para peserta dipilih (atau siapa saja yang rela) untuk menjadi "gembala" dan kemudian diminta maju ke depan. Lalu matanya ditutup dengan sapu tangan. Semua peserta yang lain diumpamakan dengan "domba" dan mereka berjongkok di tempat yang berbeda-beda, tetapi jangan terlalu berjauhan. Pada waktu pemimpin permainan memberi aba-aba kepada gembala untuk mecari "domba-dombanya", ia harus meraba-raba setiap domba. Domba yang tersentuh harus mengembik, tetapi suaranya boleh dibuat-buat sehingga gembala tidak dapat menebak suara siapa itu. Tugas seorang gembala ialah berusaha mengenali suara itu. Bila ia tidak dapat menyebutkan nama "domba" tersebut, ia harus mencari lagi "domba-domba" yang lain sampai ia dapat menyebutkan dengan benar nama "domba" yang disentuhnya. Orang yang disebutkan namanya harus menjadi gembala untuk menggantikannya. Tujuan: ------- Mengingatkan kita bahwa gembala yang baik mengenal domba-dombanya, seperti halnya Tuhan Yesus, gembala kita yang baik, mengenal kita, domba-domba-Nya (Yohanes 10:14). Sumber: Judul Buku: 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani dan Rachmiati Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1994 Halaman : 31 - 32 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Kurnia S. <setiawankurnia@> >Terima kasih sudah terdaftar dan dikirimkan Bina Anak setiap >minggu. Sangat banyak membantu dalam pelayanan dan pengembangan >diri dalam SM. Saya berharap kirimannya tidak dihentikan ... :) >Salam, >Kurnia Redaksi: Terima kasih juga atas e-mail yang Anda kirimkan ... :) Kami bersukacita sekali karena Anda mendapatkan berkat dari e-BinaAnak. Kiranya berkat tersebut dapat Anda bagikan pula kepada rekan-rekan yang lain. Selamat melayani. ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |