Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/146 |
|
e-BinaAnak edisi 146 (2-10-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 146/Oktober/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Anak Pemalu o/ TIPS MENGAJAR (1) : Murid Baru yang Pemalu o/ TIPS MENGAJAR (2) : Menghadapi Anak yang Pemalu o/ AKTIVITAS : Permainan untuk Pengakraban o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Saran untuk Situs PEPAK ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam damai dalam naungan kasih-Nya, Di dalam pelayanan Sekolah Minggu, tidak jarang guru menghadapi anak- anak yang memiliki masalah-masalah. Masalah-masalah yang ada pada anak-anak tersebut bisa saja hanya masalah-masalah biasa yang tidak perlu mendapat perhatian dan penanganan yang khusus. Tapi ada juga masalah-masalah yang sangat mengganggu, baik untuk anak itu sendiri maupun untuk kelas di mana anak bergabung, sehingga perlu perhatian guru secara khusus. Masalah-masalah anak yang sangat mengganggu inilah yang akan menjadi sorotan kita bulan Oktober ini. Karena pada bulan Oktober ini kita akan menerbitkan 5 (lima) edisi e-BinaAnak, maka topik-topik dari tema "Masalah Anak" yang akan kami tampilkan adalah sebagai berikut: 1. Masalah Anak Pemalu 2. Masalah Anak yang Suka Mencuri 3. Masalah Anak yang Suka Mengganggu 4. Masalah Anak Hiperaktif 5. Masalah Anak Agresif Topik-topik yang sangat menarik, bukan? Nah, bagi orangtua, guru, hamba-hamba Tuhan, dan mereka yang peduli dengan pelayanan dan masalah yang dihadapi anak-anak, silakan menyimak dengan baik edisi-edisi kami bulan ini. Sebagai topik pertama kami akan mengulas mengenai "Masalah Anak Pemalu". Semoga sajian-sajian kami menjadi berkat bagi Anda. Selamat melayani! Tim Redaksi "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+29:17 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL ANAK PEMALU =========== PENGERTIAN MASALAH Perasaan malu adalah perasaan gelisah yang dialami seseorang terhadap pandangan orang lain atas dirinya. Ada yang mengartikannya sebagai sesuatu yang "aneh", "hati-hati", "curiga" dan sebagainya. Pada umumnya sejak lahir manusia telah memiliki sedikit perasaan malu, namun bila perasaan itu telah berubah menjadi semacam rasa takut yang berlebihan, maka hal itu akan menjadi suatu fobia, yaitu takut mengalami tekanan dari orang lain atau takut menghadapi masyarakat. Anak yang pemalu selalu menghindar dari keramaian dan tidak dapat secara aktif bergaul dengan temannya yang lain. Guru tidak mudah mengetahui apakah muridnya seorang pemalu, sebab pada umumnya mereka tidak suka berbuat kegaduhan atau masalah. Sifat pemalu dapat menjadi masalah yang cukup serius sebab akan menghambat kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan harga diri, belajar, dan penyesuaian diri. Umumnya ciri anak pemalu ialah terlalu sensitif, ragu-ragu, terisolir, murung, dan juga sulit bergaul. Jadi mereka perlu diberi bantuan. PENYEBAB MASALAH 1. Unsur Keturunan --------------- Hal ini merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu akan menjadi seorang pemalu. 2. Masa Kanak-kanak Kurang Gembira ------------------------------- Ada sebagian anak yang mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan pada masa kanak-kanaknya. Misalnya orangtua sering berpindah- pindah, orangtua bercerai, orangtua meninggal, dipaksa pindah sekolah atau dihina oleh teman dan sebagainya. Semua pengalaman itu mengakibatkan terganggunya hubungan sosial mereka dengan lingkungan, suka menghindar atau mundur, dan tidak berani bergaul dengan orang yang tidak dikenal. 3. Kurang Bermasyarakat -------------------- Sifat pemalu akan terjadi bila anak hidup dengan latar belakang di mana ia diabaikan oleh orangtuanya, atau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang sehingga mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat. 4. Perasaan Rendah Diri -------------------- Mungkin perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap kaku atau punya kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk menutupinya dengan cara menyendiri atau menghindari pergaulan dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri dan beranggapan dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka memperlihatkan diri di keramaian. 5. Pandangan Orang Lain -------------------- Banyak anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman-teman juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu. PENYELESAIAN MASALAH 1. Memerlukan Instrospeksi ----------------------- Apakah orangtua atau orang dewasa telah memberikan rasa aman yang cukup kepada anak-anak dan mengasihi mereka dengan tanpa pamrih? Apakah anak diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya? Atau selama ini yang dinyatakan hanyalah hak, kuasa, dan otoriter orangtua? Bila hanya itu yang ditonjolkan secara serius, maka akan timbul masalah dalam emosi dan kurangnya perhatian. Eleanor Maccoby berkata,"Bila anak terlalu bergantung, itu disebabkan karena dua hal, yaitu diremehkan atau diperlakukan secara kasar misalnya dihadapi dengan tanpa perasaan, diperlakukan kasar, diberi tanggung jawab atau ditolak." Sifat ketergantungan itu sangat erat hubungannya dengan sifat pemalu. 2. Memberikan Kepercayaan ---------------------- Bagaimana caranya menghilangkan ketakutan yang ada pada diri anak bila sifat pemalunya itu disebabkan oleh perasaan takut? Cara yang terbaik ialah dengan membangun rasa percaya dirinya terhadap orang lain. Orangtua harus mempercayai dia, supaya dengan semakin dipercayai, anak belajar semakin percaya kepada orang lain. Kepercayaan adalah dasar dari pendekatan. Anak menjadi pemalu karena ia tidak dapat mempercayai orangtua dan juga tidak dapat mempercayai orang lain. 3. Memperluas Hubungan Sosial -------------------------- Bila anak pemalu karena sejak kecil tidak mempunyai kesempatan bergaul, maka sebaiknya orangtua memperhatikan kebutuhan di segi ini. Dengan membawa anak ke rumah sanak saudara akan memberi kesempatan kepada anak untuk bergaul dengan orang lain atau dengan membawanya ke Sekolah Minggu, yang merupakan tempat yang baik baginya. Sebagai langkah awal sebaiknya membawa mereka ke tempat yang tenang dan terhindar dari lingkungan yang banyak menimbulkan persaingan, agar dengan banyaknya pengalaman yang diterima, anak terdorong untuk maju dalam pergaulannya. 4. Membangun Rasa Percaya Diri --------------------------- Orangtua sebaiknya memberikan perhatian ini, yaitu apabila anak sedang menghadapi masalah, janganlah terlalu cepat membelanya agar jangan sampai perkembangan percaya diri anak mengalami gangguan. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Menerobos Dunia Anak Pengarang : DR. Mary Go Setiawan Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000 Halaman : 112 - 114 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR (1) Dalam SM mungkin suatu saat ada pendatang baru atau murid yang baru pindah ke kelas yang lebih tinggi. Biasanya anak-anak yang baru saja memasuki lingkungan baru cenderung akan menjadi anak yang pemalu. Nah ... berikut ini artikel yang dapat membuka wawasan kita mengenai permasalah ini. MURID BARU YANG PEMALU ====================== Pada saat para guru menerima seorang atau beberapa murid baru di kelasnya, mereka akan melihat bahwa ada beberapa murid baru yang mendapatkan kesukaran untuk menyesuaikan diri dengan kelompok yang baru dan tidak bisa cocok seperti yang seharusnya. Pemimpin Sekolah Minggu dapat meminta para guru untuk memperhatikan gejala-gejala masalah penyesuaian diri/rasa malu di antara para murid. Setelah memperhatikan para murid baru tersebut, mungkin para guru akan menemui hal-hal seperti berikut ini: 1. Murid itu akan mengasingkan diri dari kelompok. Anak-anak yang lebih kecil akan menolak untuk ikut dengan aktivitas kelas. Anak- anak yang lebih besar dapat bersikap apatis (akan menolak untuk ikut terhadap pembahasan di kelas dan menunjukkan sikap "tidak peduli".) 2. Murid itu mungkin mudah tersinggung dengan disertai luapan kemarahan atau tangisan. 3. Dia mungkin dapat menjadi suatu masalah disiplin atau bermusuhan dengan teman-teman sekelasnya. 4. Mungkin kehadiran si murid tidak tetap atau sering kali dia datang terlambat. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk menolong murid baru agar tidak menjadi anak pemalu dan dengan mudah bergaul dengan anak-anak lain di kelasnya. 1. Guru dapat berusaha untuk lebih mengenal si murid dengan kadang- kadang mengadakan pertemuan dengannya di luar kelas. Pertemuan itu harus bersifat informal dan secara kebetulan saja. Anak-anak yang lebih kecil akan berkurang rasa takutnya terhadap guru yang mengunjunginya di rumah. 2. Murid yang baru itu mungkin merasa "minder" dan kurang penting dalam lingkungan barunya. Guru dapat mengatasi keadaan ini dengan memberi kepadanya tugas yang khusus di dalam kelas. Apabila murid itu cukup berani untuk mengemukakan pendapat selama pembahasan di kelas, guru harus memuji si murid karena memberikan jawaban yang telah dipikirkan dan jangan secara langsung menilai pendapat itu sebagai pendapat yang salah atau betul. 3. Guru mungkin harus melindungi pendatang baru itu dari beberapa murid yang mempunyai sikap bermusuhan, setidak-tidaknya sampai dia memperoleh kepercayaan pada diri sendiri. Akan tetapi, jagalah agar jangan menunjukkan pilih kasih yang berlebihan. Selain cara di atas, kadang-kadang guru dapat meminta bantuan beberapa orang anggota kelas yang tetap. Di antara murid-murid yang lebih besar, sering kali guru dapat bekerja melalui anak yang diakui sebagai pemimpin oleh murid-murid yang lain. Anak-anak yang lain akan mengikuti teladan si pemimpin tadi. Seorang murid dapat mengajak murid baru itu duduk di sampingnya atau beberapa murid dapat menyongsong dan mengantarkannya ke kelas. Guru dapat merancangkan bersama orangtua salah seorang murid untuk mengundang makan seorang murid baru seusai kebaktian. Atau seluruh anggota keluarga murid baru itu dapat diundang makan ke rumah salah seorang murid lama. Menolong seorang yang malu merupakan pendidikan yang baik bagi anggota-anggota yang lama, karena hal itu mengajar mereka menerima tanggung jawab untuk menolong orang lain yang memerlukan pertolongan. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 381 - 382 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR (2) MENGHADAPI ANAK YANG PEMALU =========================== 1. Ciptakan rasa aman dan rasa dicintai dalam diri seorang anak yang memiliki sifat pemalu, karena anak pemalu biasanya sering merasa tidak aman dan takut. 2. Jangan memanggilnya dengan sebutan "Pemalu". Anak tersebut mungkin akan menolak julukan yang Anda berikan tersebut dengan melakukan hal-hal yang tidak diharapkan. 3. Hindarilah memaksa anak yang pemalu untuk berbicara dalam suatu kelompok yang besar. Anak yang agak pendiam biasanya akan merasa lebih bebas untuk berbicara dalam kelompok yang kecil dimana setiap anak bisa bebas berpartisipasi. Anak yang seperti ini pada akhirnya akan merasa bebas untuk berbicara dalam kelompok yang besar setelah ia berhasil mendapatkan pengalaman di kelompok yang lebih kecil. 4. Jangan pernah mempermalukan anak ketika mereka sedang memberikan pendapat! Tetapi pujilah keberaniannya dalam memberikan pendapat. 5. Pastikan bahwa anak yang pemalu menerima perhatian dan dorongan Anda secara pribadi. Tentunya hal tersebut bukan hal yang sulit untuk dilakukan. 6. Doronglah anak-anak dalam kelas Anda untuk membantu satu sama lain agar anak-anak termasuk yang pemalu merasa penting dan diterima. Hal ini akan berjalan dengan baik bila guru dapat memberi contoh dan teladan yang baik. 7. Ciptakan suasana dimana anak yang pemalu mempunyai kesempatan untuk berhasil mengekspresikan diri mereka sendiri secara pribadi walaupun dalam dalam kelompok yang kecil. 8. Doronglah anak untuk mengatakan hal-hal yang mereka sukai dan inginkan. 9. Tanyailah secara langsung anak yang pemalu tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa ia jawab dengan tepat. Anak tersebut mungkin hanya dapat menjawab dengan jawaban yang singkat. Tetapi setiap ungkapan keberhasilan akan membangun rasa diterima dan aman. 10. Pastikan bahwa anak yang pemalu menerima perhatian dan dorongan Anda secara pribadi, tanpa membuat menjadi mereka merasa "diawasi". Bahan diterjemahkan dan dirangkum dari sumber: Judul Buku : Sunday School Smart Pages Pengarang : Wes & Sheryl Haysted, Editors Halaman : 65 dan 147 ********************************************************************** o/ AKTIVITAS Tiga permainan berikut ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengajak anak yang pemalu bergaul dan ikut bergembira bersama teman-temannya. Selamat bermain! PERMAINAN UNTUK PENGAKRABAN =========================== A. PERMAINAN PERGAULAN Persiapan: ---------- 1. Kertas, bolpoin, benang, gunting, dan pita. Beberapa lembar kertas digunting dan kemudian di dalamnya ditulis beberapa macam sifat, seperti: "pemarah", "pemalu", "murah hati", dll. Kertas tersebut diberi benang agar dapat dikalungkan pada leher pemain. 2. Jumlah pemain antara 5 - 50 orang. 3. Waktu yang diperlukan 10 - 30 menit. 4. Permainan ini dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan. Cara Bermain: ------------- Setiap peserta dikalungi kertas yang telah ditulisi dengan kata-kata yang telah dipersiapkan sehingga dapat dibaca oleh peserta yang lain, tetapi ia sendiri tidak boleh membacanya. Kemudian para peserta mendatangi dan memperlakukan peserta yang lain sesuai dengan sifat yang tertulis pada kertas yang tergantung di leher mereka. Pada waktu yang telah ditentukan, mereka membalikkan kalung kertas itu, dan kemudian membahasnya dan bersama-sama sesuai dengan pengalaman mereka, sehingga mereka akan mengetahui kelemahan dan kelebihan orang lain serta diri mereka sendiri dan apakah mereka mau belajar memperlakukan orang lain dengan baik atau tidak. Sebagai pengganti, kata-kata sifat itu dapat juga digunakan: - Hubungan dengan anggota keluarga: nenek, kakek, kakak, adik, ayah, ibu, dan lain-lain. - Jabatan: pimpinan, pegawai, dokter, dan lain-lain. Tujuan: ------- Melalui permainan ini para peserta belajar bagaimana menghadapi orang-orang yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda (1Korintus 9:2-23). B. PERMAINAN SALING MENGENAL Persiapan: ---------- 1. Dua lembar kertas kecil bertuliskan angka yang sama. Bila ada 10 peserta, maka yang diperlukan 5 pasang kertas kecil dalam satu kantong. 2. Jumlah peserta bisa kira-kira 10 orang atau lebih. 3. Permainan ini dapat diadakan di dalam atau di luar ruangan. Cara Bermain: ------------- Pemimpin memanggil setiap peserta untuk mengambil satu lembar kertas kecil dari kantung kertas itu. Peserta yang mendapatkan angka yang sama membentuk satu kelompok. Dalam kelompok itu, kedua peserta saling bertanya jawab. Kedua peserta paling sedikit harus mengetahui tiga hal yang jarang diketahui oleh peserta lain dari kelompok lain, misalnya tentang hobi (permainan, warna atau buku yang mereka senangi). Mereka diberi waktu 3 sampai 5 menit untuk bertanya jawab. Bila waktunya telah habis, maka setiap peserta kembali ke tampat duduknya masing-masing. Kemudian setiap peserta diberi kesempatan untuk menceritakan kembali hobi atau kegiatan sehari-hari dari teman sekelompoknya. Tujuan: ------- Agar setiap peserta saling mengenal dan saling memperhatikan (Ibrani 10:24-25). C. SAHABAT YANG BAIK Persiapan: ---------- 1. Dibutuhkah kursi-kursi yang mudah dipindahkan. 2. Permainan ini dapat dilakukan di luar atau di dalam ruangan. 3. Jumlah peserta kira-kira 3 sampai 40 orang. 4. Usia mereka 10 - 12 tahun. Cara Bermain: ------------- Semua peserta duduk dengan membentuk lingkaran, kemudian mereka diberi nama baru, yaitu nama binatang. "Setiap jenis binatang" harus sepasang, jantan betina. Pemimpin permainan diumpamakan dengan nama Nabi Nuh. Ia akan memanggil nama peserta sesuai dengan nama baru mereka. Yang dipanggil harus mengikut dia. Misalnya, Nuh memanggil "gajah", maka peserta yang bernama "gajah" (jantan dan betina) harus mengikut dia dari belakang. Demikian seterusnya sampai jumlah peserta yang dipanggil cukup banyak. Sementara nama-nama peserta dipanggil, tiba-tiba pemimpin berteriak, "Banjir!" Begitu mendengar teriakan itu, mereka harus segera duduk kembali bersama dengan pasangannya. Mereka yang tidak mendapatkan tempat duduk atau yang tidak duduk berpasangan, akan dihukum. Tujuan: ------- Mengajar peserta agar tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga orang lain (Filipi 2:4) dan agar mereka menjadi sahabat yang baik dalam suka maupun duka. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 100 Permainan dan 500 Kuis Alkitab Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani dan Rachmiati Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1994 Halaman : 142, 153, dan 189 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Berikut ini adalah tanggapan yang masuk untuk Situs PEPAK. Dari: Bintang <sbphgkkd@> Shalom, >Saya ingin memberikan masukan, situs ini adl situs ttg pelayanan >anak, yang sudah ada ini pada dasarnya sudah sangat baik dan acung >jempol untuk seluruh tim yang mengerjakan. > >Saya ingin beri masukan, bagaimana kalau isi majalah elektronik >ini lebih holistik: jd tdk hanya berbicara ttg pendidikan guru >sekolah minggu, tp juga pendidikan guru TK, guru SD, dan hal-hal >yg berkaitan dengan itu dengan visi bahwa kita sedang menginvest >sesuatu tidak hanya 1 x dlm seminggu, bahkan 6 hari dlm 1 minggu >ditambah Sekolah minggu, jadi setiap hari kita menginvest pada >generasi masa depan ini (anak2). untuk anak-anak yg adalah masa >masa depan bangsa. Can u imagine the result ...? Redaksi: Kami sangat berterima kasih atas kunjungan Anda ke Situs PEPAK. Usul yang Anda sampaikan sangat menarik dan membuat kami lebih semangat lagi untuk terus menambah bahan-bahan baru seputar pelayanan maupun pendidikan untuk anak. Apakah ada masukan lain dari pembaca e-BinaAnak yang sudah berkunjung ke Situs PEPAK ? Kami sangat menghargai saran-saran yang membangun seperti yang diberikan oleh Sdr. Bintang di atas. Nah, demi pengembangan situs PEPAK selanjutnya, layangkan surat Anda ke Redaksi secepatnya. Segala kemuliaan hanya bagi Dia!! ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |