Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/148 |
|
e-BinaAnak edisi 148 (16-10-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 148/Oktober/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Anak yang Penakut o/ TIPS MENGAJAR : Anda Dapat Menanamkan Keberanian di dalam Diri Anak Anda o/ BAHAN MENGAJAR : Allah Meneduhkan Angin Ribut o/ STOP PRESS! : Paket Natal 2003 - Terpana Kehadiran-Nya o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Bagaimana Menanamkan Disiplin pada Anak ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam sejahtera dalam kasih Kristus, Rasa takut pasti dimiliki oleh semua orang, seberani apapun dia. Setiap individu menyikapi rasa takut yang ada dalam diri mereka dengan cara yang berbeda-beda. Seseorang yang miliki sifat penakut merupakan orang yang tidak dapat menyikapi rasa takut dalam dirinya dengan positif. Mungkin anak atau murid kita cenderung memiliki sifat penakut. Untuk itulah minggu ini kami sajikan bahasan khusus dengan topik "Masalah Anak yang Penakut". Bagi para guru SM dan para pendidik lainnya kami harap ulasan-ulasan kami dalam edisi ini dapat membantu Anda untuk menolong anak-anak menghadapi rasa takutnya. Secara khusus sajian ini kami tujukan bagi para orangtua, karena pada dasarnya anak lebih banyak menghabiskan banyak waktunya di rumah, sehingga orangtualah yang tahu persis apa yang menjadi ketakutan anak-anak mereka. Bila ada kerjasama antara guru dan orangtua, maka hal itu akan sangat menolong anak untuk menemukan solusi bagi rasa takutnya. Selain Artikel dan Tips Mengajar, kami juga sajikan Bahan Mengajar yang sangat bagus untuk Anda jadikan bahan cerita atau diskusi tentang rasa takut dengan murid maupun anak Anda. Selamat Melayani! Tim Redaksi "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Mazmur+23:4 > [Catatan dari Redaksi: Kami mohon maaf karena topik minggu ini tentang tema Masalah Anak kami ganti; yang seharusnya adalah "Masalah Anak yang Suka Mengganggu" tapi kami ganti menjadi "Masalah Anak yang Penakut". Untuk itu mohon perhatiannya.] ********************************************************************** o/ ARTIKEL ANAK YANG PENAKUT ================= PENGERTIAN MASALAH Ketakutan adalah suatu reaksi emosi yang timbul karena adanya ancaman yang ada di benaknya. Ungkapan perasaan ini dapat menyatakan adanya ketidakseimbangan dalam jiwanya, misalnya menjadi cemas dan gugup, atau juga menyatakan reaksi fisiknya seperti jantung yang berdebar cepat. Kadang-kadang dengan hati yang penuh ketakutan dapat menghindarkan diri dari bahaya dan menolong diri untuk tetap berusaha memiliki semangat hidup. HAL-HAL YANG MEMBUAT ANAK TAKUT 1. Takut terhadap orang asing. --------------------------- Sebagian pakar ilmu jiwa beranggapan bahwa takut terhadap orang asing merupakan pengalaman yang harus ditempuh oleh seorang anak pada masa pertumbuhannya, khususnya seorang bayi. Untuk mencegah takut ini menjadi hal yang berkepanjangan, sebaiknya orangtua mengusahakan agar anak lebih banyak bertemu dan bergaul dengan orang lain, misalnya membawanya ke rumah kerabat atau sahabat dan bermain dengan anak sebaya. Usaha ini harus dilakukan dengan sabar dan jangan terburu-buru atau sedikit dipaksa. Seorang guru Sekolah Minggu pun harus dapat dengan sabar mendorong anak untuk bergaul dengan orang yang dianggap asing sampai akhirnya berkenalan dan terjalin hubungan yang baik dengannya. 2. Takut berpisah dengan orangtua. ------------------------------- Anak usia satu tahun sering mengalami ketakutan. Baru setelah semakin besar, anak bisa mengerti bahwa perpisahan itu hanya sementara. Namun bila sampai berkelanjutan dapat menimbulkan masalah. Jadi orangtua perlu membina kepercayaan anak terhadap dirinya. Berlakulah jujur dan terus terang mengatakan ke mana, apa tujuan orangtua pergi dan kapan mereka kembali. Kepercayaan anak terhadap orangtua dapat memberikan rasa aman kepadanya dan menghilangkan ketakutannya sewaktu harus berpisah dengan orangtua. 3. Takut terhadap benda aneh. -------------------------- Anak yang masih kecil penuh dengan daya imajinasi dan masalah akan timbul bila daya imajinasinya dikuasai oleh ketakutan. Mereka sering takut kepada benda/binatang aneh karena ia membandingkan apa yang ada dalam pikirannya tentang cerita hantu, nenek sihir, dan yang lainnya. Mereka belum mampu membedakan antara yang khayal dan yang nyata. Cara menolong mereka ialah dengan memperhatikan acara teve yang ditonton, buku cerita/ dongeng yang dibaca, dan kemudian memberikan pengertian bahwa kebanyakan cerita hantu, nenek sihir, dan sebagainya itu hanyalah cerita khayalan belaka, dan membimbing mereka untuk percaya bahwa dengan penyertaan Tuhan Yesus, mereka tidak perlu takut. 4. Takut terhadap binatang atau serangga. -------------------------------------- Ini merupakan gejala lain yang menimbulkan ketakutan bagi seorang anak, bahkan bisa berlanjut hingga masa remaja. Binatang yang ditakuti umumnya adalah anjing, tikus, kecoa, laba-laba, dll. Untuk mengurangi ketakutan terhadap binatang bersikaplah ramah terhadap binatang yang tidak dapat melukai. Buanglah konsep ajaran yang salah yang ditimbulkan dari gambar/kartun, buku cerita atau dari acara teve mengenai binatang-binatang. Beritahukan bahwa ada kebaikan dari setiap binatang, misalnya anjing untuk menjaga rumah dan bila tidak diganggu, anjing tidak akan menggigit. Beberapa binatang ada yang mengeluarkan suara yang menakutkan, itu sebenarnya hanyalah ciri dari binatang itu sendiri, seperti manusia juga ada yang bicara dengan suara keras. Allah menciptakan beraneka macam binatang dan semuanya baik adanya serta Allah berpesan agar kita memelihara dan melindungi mereka (Kejadian 1:26). 5. Takut akan kegelapan. --------------------- Bukan saja anak yang takut pada kegelapan, tetapi ada juga orang dewasa yang takut pada kegelapan; ini merupakan gejala yang umum. Ketakutan ini biasanya dinyatakan bila anak tidak mau tidur bila tidak ditemani ibu, lampu tidak boleh dipadamkan, takut pada suara-suara atau bayang-bayang. Pencegahan mudah dilakukan, yaitu dengan mengajak mereka bermain "petak-umpet", di mana anak ditutup matanya dan disuruh mencari, atau dengan menyalakan lampu kecil/lampu tidur, menemaninya sampai tidur dan menyalakan lampu di luar agar ada sinar yang masuk ke ruang tidur. Atau pintu kamar dibuka dan lampu dipadamkan. Cara terbaik adalah dengan meyakinkan pada mereka Allah beserta mereka, ajak mereka sebelum tidur berdoa untuk menolong meyakinkan bahwa Allah beserta mereka sehingga tidak perlu takut. 6. Takut pada petir/kilat. ----------------------- Bencana alam mengakibatkan banyak orang kehilangan rumah atau meninggal. Peristiwa mengerikan itu sering ditayangkan di layar teve dan sangat mempengaruhi baik anak maupun orang dewasa yang menyaksikannya. Petir/kilat yang keras juga merupakan fenomena alam yang menakutkan. Bagaimana membantu anak yang takut pada petir? Bila ada tanda akan ada petir/kilat, pangkulah si anak dan mengajaknya bersama untuk melihat sinar petir/kilat itu dari jendela rumah sambil menjelaskan dari mana asal petir. Sikap demikian dapat menenangkan anak dari ketakutannya, ditambah pula dengan penjelasan bahwa Allah adalah pencipta alam semesta, bencana alam tidak akan terjadi bila tidak dikehendaki Allah. 7. Takut pergi ke dokter. ---------------------- Banyak anak takut pergi ke dokter umum atau dokter gigi. Oleh sebab itu, banyak dokter yang dengan bermacam upaya mengusahakan supaya anak dapat merasa tenang dan nyaman sewaktu diperiksa, misalnya dengan mainan untuk menghilangkan ketakutan anak. Dapat juga melalui permainan dokter-dokteran untuk mempersiapkan hati anak ketika mau pergi ke dokter. Usahakan jujur ketika anak bertanya apakah sakit bila gigi ditambal, misalnya dengan jawaban seperti, "Kalau lubang gigi itu besar akan sakit bila ditambal, tetapi kalau tidak ditambal, akan lebih sakit lagi." Mendampingi mereka atau mengajak mereka berdoa di depan dokter gigi ketika gigi mereka akan dicabut, dapat mengurangi ketegangan, ketakutan, serta rasa sakit mereka. 8. Takut pergi ke sekolah. ----------------------- Akan menjadi masalah bila sampai usia sekolah, anak masih takut untuk pergi ke sekolah. Perasaan takut ini disimpan bertahun- tahun di bawah sadarnya, dan akibatnya anak menjadi rendah diri, sering gagal, gelisah dalam belajar, dan sulit berkonsentrasi ketika belajar. Selain masalah pelajaran, juga ada masalah keluarga sehingga anak mengalami dua tekanan yang membuat mereka takut untuk terus maju. Sewaktu menghadapi ujian, karena terlalu tegang, mereka lupa apa yang sudah dipelajari. Lambat laun mereka takut bertemu dengan guru, teman, dan juga takut pergi ke sekolah. Tidaklah bijak bila membantu anak ini dengan gertakan, sebaiknya dengan sabar orangtua memberi dorongan untuk menjalin hubungan yang baik dengan teman-teman; jangan membiarkan ia menyendiri di sekolah, jangan mengkritiknya bila gagal. PENYELESAIAN MASALAH 1. Menguasai lingkungan. --------------------- Mengatur suatu lingkungan pengalaman yang menyenangkan supaya perasaan ketakutan secara perlahan-lahan menjadi hilang. Misalnya anak yang takut gelap, biarkan dia perlahan-lahan mendekati sendiri kegelapan itu, bermain tutup mata untuk mencari sesuatu, atau dengan memasang lampu yang bersinar lembut untuk mendampingi mereka tidur malam. Bantu mereka bertumbuh dalam lingkungan yang nyaman. 2. Meredakan ketegangan. --------------------- Untuk menenangkan emosi yang sedang mencekam, suruhlah anak menarik napas panjang, kemudian tangan diulur ke depan sambil dikepalkan dan diam sejenak, selanjutnya angkat kaki kiri dengan kedua tangan dieratkan dan diamkan sejenak, lalu ganti kaki kanan dan lakukan gerakan tadi. Ulangi terus gerakan-gerakan tersebut sampai anak merasa tenang dan tidak tegang lagi. 3. Menggunakan daya imajinasinya. ------------------------------ Menolong anak menghilangkan rasa takutnya dapat juga dengan menggunakan daya imajinasinya. Anak dibimbing untuk berimajinasi bagaimana Yesus menemani mereka di dokter atau pada waktu duduk di kursi dokter gigi. 4. Mempelajari sesuatu melalui observasi. -------------------------------------- Bila orang dewasa gugup, anak pun akan ikut gugup, namun mereka dapat dibimbing melalui observasi belajar untuk mengurangi rasa takut dan gugup itu. Caranya adalah dengan menyuruh mereka belajar dari teman sebaya sewaktu menghadapi situasi yang sama, tetapi tidak takut, atau dengan menyaksikan film di acara teve di mana anak dapat menghadapi situasi yang tegang tetapi tetap dapat tenang. 5. Menjelaskan konsep dengan tepat. -------------------------------- Salah dalam menggunakan daya imajinasi atau kurangnya pengetahuan umum dapat membuat anak takut pada sesuatu yang belum diketahuinya. Memberikan penjelasan tentang asal mula gejala- gejala yang membuat mereka takut akan sangat menolong mereka. 6. Memberikan pujian. ------------------ Mungkinkah memberi pujian dapat mengurangi rasa takut seseorang? Pujian bukan hanya memberikan sesuatu benda, tetapi bisa juga dalam bentuk seperti: ucapan semangat yang mendorong atau memberikan hak/wewenang. Misalnya, bila ia berani melakukan apa yang tadinya ditakuti, ia boleh menonton teve dengan waktu yang lebih panjang, atau bermain lebih lama. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Menerobos Dunia Anak Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 2000 Halaman : 123 - 127 ********************************************************************** o/ TIPS MENGAJAR ANDA DAPAT MENANAMKAN KEBERANIAN DI DALAM DIRI ANAK ANDA ======================================================== Bagaimanakah caranya sehingga anak Anda dapat mempunyai keberanian? Apakah hal ini dapat diajarkan di ruang kelas, atau ditelan seperti pil vitamin? Jelas tidak. Sama seperti nilai-nilai lainnya, hal ini harus diajarkan dengan cara memberi teladan. Berikut ini ada beberapa cara untuk membuat agar anak menjadi berani: 1. Pertama-tama, anak-anak (dan orang dewasa) perlu menginsafi bahwa ketakutan itu bukanlah sesuatu yang memalukan; bahwa seseorang sewaktu-waktu merasa takut itu merupakan sesuatu yang normal. Berani bukan berarti tidak pernah merasa takut -- melainkan berarti bertindak walaupun takut. Perbedaan antara pemberani dan pengecut ialah pemberani bersedia menghadapi masalah dan pengecut melarikan diri dari masalah. 2. Mulailah mengajarkan agar anak Anda menjadi berani pertama-tama, dengan menanggulangi ketakutan-ketakutan tertentu yang ada pada anak Anda. Seorang anak kecil mungkin akan takut terhadap kegelapan, takut suara, takut ditinggalkan sendiri atau takut terhadap orang-orang yang belum dikenalnya. Anak yang sudah agak besar akan mempunyai perasaan takut untuk ditolak oleh teman- teman sebaya, takut gagal, takut kehilangan orang yang dikasihi, atau (menurut hasil survai terakhir) takut terhadap kemungkinan bencana nuklir. 3. Apapun yang ditakuti anak itu, langkah pertama untuk dapat menghadapi hal itu dengan berani ialah dengan menyebutkan hal itu. Tolonglah anak Anda mengindentifikasikan apa yang ditakutinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menyelidiki alasan-alasan di balik tingkah laku yang penuh ketakutan yang dapat Anda lihat seperti misalnya, tidak mau memasuki ruangan gelap sendirian; kegelisahan yang berlebihan tentang "apa yang akan dikatakan oleh teman-teman tentang diri saya", sering menyebut-nyebut soal perceraian orang tua kawannya. 4. Jika ketakutannya itu merupakan ketakutan yang bersifat lahiriah (seperti takut terhadap anjing atau kegelapan) cobalah dengan mengadakan pendekatan bersama-sama -- tetapi jangan paksakan hal ini pada anak yang tidak mau. Tentu saja memberikan julukan seperti "pengecut" atau "penakut" justru akan membuat masalahnya menjadi lebih parah lagi. Biarkan anak itu selama beberapa waktu, setelah beberapa hari atau kalau perlu, beberapa minggu, untuk mengatasi masalah ketakutan itu secara berangsur-angsur. Setiap kali Anda melihat bahwa ia menjadi bertambah berani, berilah pujian atas keberaniannya itu. 5. Jika ketakutannya itu mengenai sesuatu yang tidak dapat diraba (misalnya takut seseorang yang dikasihi itu akan meninggal dunia), Anda perlu berbicara secara realistik tentang kasus itu, tanpa menyangkali bahwa kejadian atau keadaan yang ditakuti memang dapat terjadi. (Anak itu biasanya mengetahui bahwa hal menyedihkan memang mungkin terjadi, walaupun Anda mengatakan secara tersamar.) Anda dapat membicarakan tentang kecilnya kemungkinan kejadian semacam itu, tetapi Anda juga perlu membahas bagaimana anak dan keluarga Anda seharusnya menanggulangi hal itu. 6. Pada tahap ini kepercayaan pribadi Anda pada kasih Allah sangatlah menentukan. Anak Anda perlu melihat bahwa keyakinan Anda dalam menghadapi masa depan, apapun yang akan terjadi, dilandaskan pada keyakinan bahwa Allah mengendalikan segala sesuatu. Memang dunia kita ini sangat menakutkan, dengan masa depannya yang tak menentu -- tetapi kita dapat hidup dengan penuh keberanian karena Allah berjanji akan menjadikan kita "lebih daripada orang-orang yang memang" (Roma 8:37) dalam setiap keadaan. 7. Lebih daripada sekadar menolong seorang anak untuk menghadapi ketakutan-ketakutannya yang spesifik, kita perlu mengajar anak itu untuk menjadi berani dengan menempatkan dia dalam keadaan yang penuh tantangan. Anak kadang akan menjadi berani jika ia harus menghadapi sesuatu yang mempunyai risiko dan yang mempunyai kemungkinan untuk gagal. 8. Salah satu cara yang terbaik untuk memupuk keberanian ialah dengan menempatkannya di dalam suatu situasi yang secara fisik berbahaya tetapi yang masih dapat dikendalikan, karena kita dapat dengan lebih cepat menambahkan kesanggupan fisik kita. (Lihat saja, bagi para pemula, berapa kali "push-up" dapat Anda lakukan?). Lain halnya dengan kesanggupan emosi dan kesanggupan rohani kita, kita memerlukan lebih banyak waktu untuk dapat mencapai batas kesanggupan yang maksimal. 9. Coba kenakan sepasang sarung tinju pada anak Anda. Dalam waktu hanya beberapa detik saja suatu "pukulan" yang tepat pada hidung anak itu akan memberikan kesempatan yang baik untuk membahas apa artinya keberanian. Atau cobalah menawarkan suatu hadiah yang sangat disukai oleh anak itu kalau ia berhasil menyelesaikan suatu maraton yang disesuaikan dengan batas-batas kemampuan fisiknya. Bicarakan tentang apa yang harus dibayar untuk dapat berhasil, atau apa sebabnya terjadi kegagalan. 10. Pada suatu hari libur mintalah suami atau istri Anda meninggalkan Anda berdua dengan anak anak Anda yang agak besar di suatu jalan untuk naik kendaraan umum. Anda dapat belajar sesuatu. Tugas yang Anda harus lakukan ialah: Pulang ke rumah sebelum gelap. Keadaan tegang yang masih dapat dikendalikan ini akan memberikan cukup waktu untuk membicarakan soal keberanian yang praktis. 11. Lanjutkan pembahasan tentang pengalaman seperti ini dengan pembicaraan di sekeliling meja waktu makan. Bahaslah tentang kejadian-kejadian dalam surat kabar yang mengungkapkan keberanian dalam kehidupan yang nyata. Ajukan pertanyaan- pertanyaan seperti: Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu yang menghadapi keadaan yang seperti itu? Bagaimana perasaanmu kalau kamu sudah mengambil risiko dan gagal? Perkara apa yang paling sulit yang pernah kamu lakukan? Apa yang paling menantang yang pernah saya minta kamu lakukan? Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Pengarang : Paul Lewis Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1997 Halaman : 195 - 197 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR Cerita di bawah ini cocok Anda ceritakan kepada anak-anak yang takut terhadap gejala-gejala alam, seperti angin besar, petir, kilat, hujan, dll. ALLAH MENEDUHKAN ANGIN RIBUT ============================ Untuk Guru: ----------- 1. Baca dan pelajarilah Lukas 8:22-25. 2. Dalam cerita ini Anda dapat mengajarkan kepada murid Anda bahwa Allah, melalui Yesus, berkuasa atas semua ciptaan-Nya sehingga mereka tidak perlu merasa takut lagi. Bacakan: -------- Lukas 8:22-25 di depan murid-murid Anda. Cerita: ------- Pada suatu hari Yesus dengan para pengikut-Nya naik perahu di Danau Galilea. Tiba-tiba angin sakal melanda danau itu. Air mulai masuk ke dalam perahu, sehingga membahayakan mereka semua. Para pengikut Yesus takut kalau-kalau perahu itu akan tenggelam. Mereka membangunkan Yesus dan berkata, "Pak Guru, Pak Guru, kita celaka!" (Lukas 8:24 -- BIS) Yesus bertanya kepada mereka, "Mengapa kalian takut? Dimanakah kepercayaanmu?" Yesus memerintahkan angin dan air yang mengamuk itu menjadi teduh. Murid-murid Yesus saling bertanya, "Siapakah sebenarnya Orang ini sampai memberi perintah kepada angin dan ombak, dan Ia pun ditaati!" (Lukas 8:25 -- BIS) Sifat-sifat Allah dalam Cerita Ini: ----------------------------------- 1. Mengapa angin dan ombak menaati Yesus? (Jawaban: Yesuslah yang menciptakan angin dan ombak sehingga angin dan ombak tunduk kepada Yesus.) 2. Bagaimana cerita itu menyatakan bahwa Yesus adalah Allah? (Jawaban: Angin dan ombak menaati Dia.) 3. Apakah angin dan ombak menaati orang lain? (Jawaban: Tidak. Angin dan ombak hanya menaati Allah karena Dia lah yang menciptakan mereka.) Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Sampaikan Cerita Keselamatan: Menyatakan Sifat-sifat Allah dan Kebenaran-Nya Pengarang : Dell dan Rachel Schultz Penerbit : Lembaga Literatur Baptis, Bandung, 1994 Halaman : 139 - 140 ********************************************************************** o/ STOP PRESS! PAKET NATAL 2003 - TERPANA KEHADIRANNYA ======================================= Rasakan KehadiranNya dalam Natal tahun ini. Semua ciptaan TERPANA akan KEHADIRANNYA dan bersukacita. Ide-ide telah kami siapkan untuk Anda. Jangan lewatkan kesempatan ini!! Kami mengundang guru-guru Sekolah dan Sekolah Minggu serta para Pelayan Anak untuk mengikuti Presentasi dan Seminar sehari yang akan diadakan pada: Hari/Tgl.: Sabtu, 18 Oktober 2003 Waktu: 12:00-16:00 WIB Tempat: Aula SMUK I Lt. 8 Jl. Tanjung Duren Raya 4 Jakarta Barat - INDONESIA TOPIK . Peraga Cerita Natal . Peraga Lagu Natal . Peraga Ayat Hafalan Natal . Aktivitas Natal . Panggung Boneka Natal . Musikal Drama Natal . Ide-ide Hadiah Natal KHUSUS Peserta grup 5 orang dari 1 gereja akan mendapatkan 1 Paket Natal lengkap berisi makalah dan kaset pentas Musikal Drama Natal Anak, Panggung Boneka Natal dan Lagu Natal. CATATAN . Paket Natal lengkap beserta kaset pentas dapat diperoleh pada saat presentasi dengan harga khusus. . Alat-alat peraga Natal dan pola-pola dapat diperoleh dengan harga khusus. Jangan lewatkan kesempatan ini, daftarkan diri Anda segera!! Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, segera hubungi: . Yayasan Domba Kecil Tel. (021) 560-2630, 566-8962 Jl. Tanjung Duren Utara III E/236 Fax. (021) 566-8962 Jakarta Barat 11470 - INDONESIA BCA 198-3-10236-4 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: chen <chandra.tanzil@> >bagaimana menanamkan disiplin dan tanggung jawab pada anak? >sejak usia berapa? thanks a lot. >GBU, >chen Redaksi: e-BinaAnak sudah pernah menyajikan edisi mengenai disiplin dalam yaitu edisi no. 44/2001. Anda dapat melihat lagi edisinya dalam arsip kami di: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/044/ ==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/044/ ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |