Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/150 |
|
e-BinaAnak edisi 150 (30-10-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 150/Oktober/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Anak Agresif o/ ARTIKEL (2) : Mengatasi Tingkah Laku Agresif pada Anak o/ BAHAN MENGAJAR : Dapatkah Kamu Mengasihi Orang Seperti Ini? o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Informasi Buku Mengenai Anak ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih Yesus Kristus, Jika anak merasa ada dalam keadaan terancam, maka kadang anak dapat melakukan tindakan yang "kasar" sebagai salah satu cara ia mempertahankan diri. Dalam hal tertentu keadaan ini masih bisa dianggap cukup wajar. Namun, jika anak melakukan tindakan "kasar" karena sebab yang tidak beralasan, bahkan bertendensi menyakiti dan merugikan orang lain, maka anak tersebut dapat digolongkan sebagai "Anak Agresif". Indikasi dari anak agresif adalah melampiaskan rasa marah yang tak terkendali dengan sikap yang kasar, suka menyerang, memukul, memaki-maki, menendang-nendang, dll. Apa yang menyebabkan anak bersikap agresif seperti itu? Bagaimana menolong mengatasinya? Jika ada guru-guru Sekolah Minggu yang memiliki murid yang cenderung agresif seperti itu, silakan simak sajian kami edisi minggu ini yang kami beri judul "Masalah Anak yang agresif". Kami telah siapkan dua Artikel yang mungkin dapat membantu Anda yang sedang mencari solusi untuk masalah anak agresif ini. Selain itu ajarkanlah mereka dengan ajaran-ajaran yang bertemakan kasih, agar dalam hatinya tertanam rasa kasih. Sebagai contoh untuk mengajarkan kasih kepada mereka, simaklah juga Bahan Mengajar yang berjudul "Dapatkah Kamu Mengasihi Orang Seperti Ini?" Selamat membimbing! Tim Redaksi "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran." (Kolose 3:12) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kolose+3:12 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) ANAK AGRESIF ============ PENGERTIAN TENTANG ANAK AGRESIF Sifat agresif (suka menyerang) ialah melakukan suatu tindakan kekerasan untuk melukai orang dalam kemarahannya. Biasa dilakukan dengan menendang atau memukul orang, mengatai atau memaki orang dengan kata-kata kasar, memfitnah, dan menggertak serta mengganggu orang lain. Pada umumnya, seorang anak tidak mungkin dengan sengaja ingin melukai orang lain, kalau bukan karena emosinya. Anak yang melakukan kekerasan seperti ini adalah anak yang mau menang sendiri, karena demi mencapai keinginannya tidak lagi memperhatikan hak orang lain. Kadang mereka bersikap tidak peduli dengan sekolahnya sehingga setiap hari ia bertengkar dan membuat masalah. Suatu penyelidikan membuktikan bahwa anak laki-laki lebih banyak melakukan tindakan agresif ketimbang anak perempuan sejak masa kecilnya. Tindakan agresif tidak sama dengan perasaan agresif. Tindakan agresif lebih bersifat mencari permusuhan, sedangkan perasaan agresif lebih menonjolkan pada sifat marah yang tidak dapat dikendalikan. Mungkin benar bahwa amarah tidak dapat dikendalikan, tetapi tetap harus diupayakan untuk dikendalikan. PENYEBAB MASALAH Sulit ditemukan masalahnya sebab banyak yang bisa menjadi penyebab anak melakukan tindakan agresif, tetapi secara umum disebabkan hal- hal berikut ini: 1. Meniru orangtua. ---------------- Misalkan seorang anak berusia 10 tahun melempar sebuah botol ke ibunya sebab ia pernah melihat ayahnya melakukan hal yang sama dan ia hanya mengulangi apa yang pernah dilakukan orangtuanya. 2. Orangtua membiarkan. -------------------- Cara hidup yang tidak beraturan atau terlalu dimanja orangtua dapat membuat anak suka menyerang, misalnya: orangtua tidak menegur anak ketika memukul orang, dan hanya berkata, "Jangan, Sayang!" Anak segera tahu bahwa orangtuanya merasa tidak apa-apa dan memberi kesempatan bagi dia mengulangi perbuatannya, bahkan lebih menjadi-jadi. Bagi anak, bila orangtua tidak menghukum, itu berarti mengizinkan dia bertindak lagi. 3. Akibat acara-acara teve. ------------------------ Orangtua perlu mendampingi anak dalam memilih acara teve, bila anak dibiarkan setiap hari berjam-jam lamanya menonton adegan- adegan keras dalam film-film silat atau perang, maka dikhawatirkan itu akan mempengaruhi anak. Memang melalui penyelidikan belum dapat dibuktikan bahwa dari acara-acara di teve dapat menyebabkan anak melakukan tindakan agresif, tetapi sedikit banyak sudah mempengaruhi perilaku anak. 4. Memendam perasaan marah. ------------------------ Mencegah atau melarang anak melampiaskan amarahnya hanya akan mengakibatkan ia memendam perasaan marah itu. Mula-mula tidak diketahui, sebab kelihatannya secara lahiriah ia baik dan sopan, tetapi karena tidak dapat melampiaskan emosi amarahnya dan juga karena sudah tertimbun lama di dalam hatinya, maka pada waktunya perasaan itu meledak dan terlampiaskan melalui tindak penyerangan. 5. Dengan kejam menghadapi kekejaman. ---------------------------------- Menghukum kekasaran anak itu dapat dibenarkan, tetapi bukan dengan memukulnya secara kasar. Hal itu akan berakibat kebalikannya, yaitu anak meniru kelakuan orang dewasa. Apabila orangtua menghukum dengan menganiaya, maka anak akan belajar untuk menganiaya orang lain sebagai balasan pelampiasannya. Hindari hukuman yang bisa mengakibatkan anak juga terdorong untuk melakukan hal yang sama terhadap orang lain. PENYELESAIAN MASALAH Dari penyebab masalah anak yang suka menyerang di atas, orangtua harus mengupayakan cara pencegahan, dengan menghindari dan menyembuhkan masalah perilaku tersebut. Langkah berikut ini diharapkan dapat menolong mengurangi perilaku anak yang agresif dan suka menyerang. 1. Membangun diri sebagai model/contoh. ------------------------------------ Apabila kelakuan anak itu disebabkan karena meniru orang dewasa yang suka memaki, orangtua yang suka memukul atau guru yang agresif, maka sebaiknya dilakukan introspeksi diri. Dengan menjaga serta membangun diri menjadi teladan yang baik, akan menolong anak mengatasi perilakunya itu. 2. Menasihati dengan benar. ------------------------ Disiplin di dalam rumah tangga harus dipertegas untuk membantu anak mengendalikan diri agar tidak bertindak sewenang-wenang. Sebenarnya anak yang suka menyerang ini mempunyai rasa takut yang amat kuat dalam dirinya. Apalagi ketika anak melempari ibunya dengan sebuah botol, ia amat ketakutan dan segera mencari pertolongan dari gurunya untuk membantu mengatasi pergumulan emosinya itu. Ia akan berkata, "Ketika saya marah dan melempar ibu dengan botol, saya amat ketakutan, apa yang terjadi bila saya benar-benar marah dan mencekik ibu, saya terlalu takut membayangkannya. Anak memerlukan bantuan orang lain dalam mengatasi ketidakmampuan mengendalikan dirinya. Ia membutuhkan nasihat dan ajaran yang benar. 3. Membatasi tontonan beradegan keras. ----------------------------------- Bila anak memiliki kecenderungan bertindak agresif dan suka menyerang, orangtua perlu dengan bijaksana mendampingi anak dalam memilih acara tontonan di teve. Sebaiknya kepada anak hanya diperbolehkan menonton acara atau film yang sesuai untuk anak. Kecenderungan sifat manusia adalah pada hal-hal yang berdosa dan jahat sehingga anak sangat mudah dipengaruhi untuk meniru apa yang dilihatnya. Larangan untuk jangan melakukan kekerasan atau melukai orang lain bukanlah suatu ajaran yang baru. Dalam Alkitab ada banyak contoh orang-orang yang berbuat seperti itu. Demikian juga melalui drama dari Shakespeare, atau dongeng yang menceritakan binatang aneh yang memakan manusia. Oleh sebab itu, tanggapilah masalah ini dengan sikap yang wajar dan tenang. Yang kita lakukan hanyalah usaha membatasi acara tontonan anak di teve. 4. Tanamkan kebenaran bahwa tidak memiliki musuh itu adalah kasih. --------------------------------------------------------------- Cara yang paling baik untuk mencegah anak melakukan kekerasan adalah dengan "kasih". Anak yang sejak kecil terampas kasih sayangnya akan merasa mempunyai banyak musuh dan ia akan melakukan banyak kekerasan. Seorang pembunuh atau yang suka melukai orang lain, jiwanya sakit dan gelisah. Mereka dapat melakukan kejahatan itu karena tidak menikmati kehangatan kasih. Menghadapi anak yang berperilaku demikian hanya ada satu cara, yaitu dengan mengasihi dan menyayanginya. Daripada membuang waktu untuk mencegah anak terpengaruh, lebih baik menyediakan waktu untuk meningkatkan hubungan dengannya. Dengan demikian kita mengalihkan perhatian mereka untuk bisa memperhatikan dan berbelas kasihan kepada orang lain. Anak yang dibesarkan dalam kasih akan memiliki jiwa yang sehat, hati yang penuh damai terhadap orang lain, dan tidak pernah memendam perasaan dendam kepada siapa pun. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Menerobos Dunia Anak Judul Artikel Asli: Masalah Emosi Penulis : DR. Mary Go Setiawan Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 2000 Halaman : 156 - 159 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) MENGATASI TINGKAH LAKU AGRESIF PADA ANAK ======================================== BAGAIMANA MENGATASINYA Sebenarnya agresi merupakan kekuatan hidup (life force) dan energi yang bisa bersifat membangun dan juga menghancurkan. Kekuatan ini adalah sesuatu yang membuat bayi bisa memiliki dan memegang kehidupan dan yang bisa membuatnya berteriak atau menangis kalau ia sedang merasa lapar. Sikap tegas keras kepala seorang anak kecil dalam usahanya mendapatkan apa yang diinginkannya, permainan mereka yang kasar, serampangan, jerit anak perempuan selagi kejar-kejaran, dan penggunaan sumpah-serapah dan kata-kata kasar pada anak-anak remaja, semua itu secara kasar dapat digolongkan dalam perilaku agresif. Namun siapa yang tidak akan mengakui bahwa tindakan seperti itu adalah normal? Memang harus diakui, bahwa ada kebutuhan anak yang hanya dapat dipenuhi dengan berperilaku keras, bersemangat dan penuh nafsu menyerang terhadap benda, situasi atau orang-orang tertentu. Semua itu demi perkembangan normal si anak. Agresi yang berlebihan banyak didapatkan pada anak yang orangtuanya bersikap terlalu memanjakan, terlalu melindungi, atau terlalu bersifat kuasa serta penolakan orangtua. Misalnya, hukuman badani seperti memukul dan kurang berhasilnya memberikan pengertian kepada anak mengenai tingkah laku yang tidak dapat dibenarkan. Selama pertumbuhannya anak-anak itu memiliki kecenderungan yang wajar untuk berusaha menekan watak agresif mereka sedikit demi sedikit, kecuali bila pihak orangtua mereka justru mendorongnya ke arah itu. Dalam hal ini jelaslah bahwa sedikit sekali hubungan antara alat mainan dengan pengaruhnya terhadap perkembangan watak yang agresif pada kepribadian seorang anak. Jika anak itu berusia sekitar satu atau dua tahun misalnya, dan mereka menjadi marah kepada yang lainnya, maka mereka akan saling gigit menggigit tanpa ragu-ragu lagi. Namun pada usia tiga atau empat tahun, mereka sudah mulai belajar bahwa sikap agresif itu tidaklah pantas. Namun meskipun demikian bisa saja mereka itu bermain-main perang-perangan sebagai jagoan yang menembak seorang Indian gadungan. Mereka juga bisa bermain-main sambil membayangkan diri mereka menembak kedua orangtuanya, akan tetapi mereka hanya meringis saja kepada ayah atau ibunya sambil menyatakan sikap bahwa apa yang mereka lakukan itu tidaklah perlu diambil perduli secara sungguh- sungguh. PELAMPIASAN EMOSI Menurut Dra. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, psikolog, suatu bentuk lain dari pelampiasan emosi anak, terlihat dalam penyaluran agresi. Anak kelihatan agresif sekali dalam menghadapi "kekangan". Tujuan utama dari pada agresi yang berlebih-lebihan adalah penguasaan situasi, mengatasi suatu rintangan atau halangan yang dihadapinya atau merusak suatu benda. Agresi tersebut dapat disalurkan melalui perbuatan, akan tetapi bila tingkah laku tersebut dihalangi, maka akan tersalur melalui perbuatan, akan tersalur melalui kata-kata dan pikiran. Seorang anak memang memiliki suatu bentuk primitif agresi seperti memukul dan menggigit. Sulitnya, ia tidak mengerti akibat tingkah laku yang kasar itu terhadap orang lain. Oleh karena itu ia membutuhkan bantuan orangtua untuk menyalurkan agresinya itu tanpa merugikan orang lain. Sedangkan membunuh sifat agresif pada anak, membuat dia "lumpuh". Barangkali ia akan menjadi bulan-bulanan dalam pergaulan. Atau akan terjadi suatu ledakan kemarahan pada si anak. Sebaliknya penyaluran agresi yang sehat merupakan keseimbangan antara menahan dan mengungkapkan diri secara wajar. Tentu saja untuk menguasai 'teknik' ini, anak harus belajar sedikit demi sedikit. Ada dua macam sebab yang mendasari tingkah laku agresif pada anak. Pertama, tingkah laku agresif yang dilakukan untuk menyerang atau melawan orang lain. Macam tingkah laku agresif ini biasanya ditandai dengan kemarahan atau keinginan untuk menyakiti orang lain. Kedua, tingkah laku agresif yang dilakukan sebagai sikap mempertahankan diri terhadap serangan dari luar. Serangan dari luar ini tidak selalu berupa serangan dari orang lain, misalnya, teman bermain yang mencoba memukulnya, akan tetapi dapat juga berupa rintangan-rintangan yang dihadapinya dalam bermain, misalnya, kegagalan yang ditemuinya ketika sedang membuat tumpukan balok kayu, Jika menghadapi keadaan seperti ini, anak biasanya akan berteriak-teriak sebagai pernyataan rasa marahnya terhadap kegagalan yang dihadapinya. HUKUMAN BADAN Biasanya cara yang paling cepat dan tepat untuk mengatasi sikap agresif anak adalah dengan hukuman. Tetapi dari hasil analisa penelitian yang tak pernah berhenti, mereka berpendapat, bahwa disiplin yang diterapkan orangtua untuk mencegah sikap agresif, yang biasanya berupa hukuman badan, justru malah mengorbankannya. Pada kenyataannya anak yang terlalu sering menerima hukuman badan, sikap agresifnya cenderung semakin menjadi-jadi. Menanggapi sikap agresif anak-anak, kita perlu melacak dua macam jalan keluarnya. Pertama, bagaimana mengurangi sikap agresifnya pada saat ini. Sedangkan jalan keluar yang lebih berjangka panjang adalah mencegah timbulnya sikap agresif dimasa yang akan datang. Apapun yang dipilih untuk menyalurkan dorongan agresifnya ini, tetap berarti bahwa dorongan agresif itu sendiri harus disalurkan dengan sebaik-baiknya. Perbuatan orangtua untuk setiap kali menyuruh diam anak-anak yang sedang bertengkar, atau menghukum anak setiap kali habis berkelahi dengan temannya adalah kurang bijaksana. Bagaimana baiknya cara penyaluran yang dilakukan melalui kegiatan bermain, berolah raga atau berdiskusi, namun tetap saja hal itu tidak dapat menghabiskan energi yang mendorong perbuatan agresif. Orangtua dianjurkan untuk tetap menerima dan memberi kesempatan pada anak untuk menyalurkan perasaan marahnya, selama penyalurannya tidak melampaui batas. Tentu saja orangtua tidak boleh mendiamkan anaknya yang memukul temannya hanya untuk melampiaskan kemarahan. Penyaluran rasa marah dengan cara verbal, misalnya dengan berteriak atau memaki-maki, tentu masih dapat diterima. Asalkan ungkapan rasa marah tersebut tidak ditujukan untuk sengaja menyakiti perasaan orang lain. Sebagai kesimpulan, jelaslah, bahwa agresi itu sebenarnya sangat perlu untuk kelangsungan hidup dan penjagaan atau penyelamatan diri sendiri. Dan juga mendorong seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Namun juga perlu diingat, agresi ini akan bersifat destruktif jika digunakan untuk kebencian, merampas harta orang lain, menyerang orang lain atau diri sendiri (Self-Punishment). Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Butir-butir Mutiara Rumah Tangga Pengarang : Alex Sobur Penerbit : Kerjasama antara BPK Gunung Mulia, Jakarta dan Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1987 Halaman : 130 - 133 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR Salah satu cara untuk mengendalikan sifat agresif dalam diri anak- anak, adalah dengan menanamkan kasih dalam diri mereka. Salah satu bahan mengajar yang dapat digunakan guru untuk tujuan itu adalah materi seperti di bawah ini. Semoga bermanfaat! DAPATKAH KAMU MENGASIHI ORANG SEPERTI INI? ========================================== "Lihat!" kata ayah. "Polisi menangkap orang yang telah membunuh anak perempuan kecil ini. Anak itu seumurmu, Sarah." Sarah melihat gambar orang itu di koran yang sedang dibaca ayah. "Saya benci kepada orang ini! Saya benci kepadanya!" jerit Sarah. Ayah meletakkan korannya dan mendudukkan Sarah di pangkuannya. "Saya juga tadinya membenci orang ini," kata ayah. "Tetapi sekarang saya pikir kita seharusnya mengasihi dia. Maukah kamu membicarakan hal ini bersama Ayah?" Renungan Singkat tentang Kasih: ------------------------------- 1. Mengapa Sarah membenci orang ini? Apakah kamu juga mempunyai perasaan yang sama dengan Sarah? Mengapa? 2. Menurut kamu, apakah yang akan dikatakan ayah kepada Sarah? "Orang ini telah melakukan perbuatan yang mengerikan," kata ayah. "Menurut kamu, apakah Allah membenci perbuatan yang dilakukan orang ini?" "Ya," jawab Sarah. "Saya tahu Allah tentu membenci perbuatan orang ini." "Allah memang membenci perbuatan orang ini, tetapi apakah Ia membenci orangnya?" tanya ayah. "Apakah Ia senang melihat orang ini masuk neraka? Sarah berpikir sejenak. Tiba-tiba ia merasa kasihan kepada orang jahat itu. "Saya tidak suka dia masuk neraka," katanya. "Saya ingin orang itu percaya kepada Tuhan Yesus sehingga ia tidak akan menyakiti orang-orang lagi." Ayah tersenyum. "Ayah senang kamu berkata begitu," katanya kepada Sarah. "Allah juga mengasihi orang ini. Ia ingin melihat orang ini percaya kepada Tuhan Yesus. Kemudian orang ini menyesali perbuatan- perbuatan jahat yang telah dilakukannya. Setelah itu ia akan melakukan hal-hal yang baik bagi Tuhan Yesus." "Mengapa kita tidak mendoakan orang itu sekarang juga?" tanya Sarah. "Marilah kita minta Allah mengirimkan seseorang untuk menceritakan Tuhan Yesus kepadanya." Sarah dan ayah pun berdoa bersama. Mereka memohon kepada Allah agar ada seseorang yang akan menceritakan kepada orang itu tentang Tuhan Yesus. Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu: ---------------------------------------------- 1. Bolehkah kita membenci suatu perbuatan jahat yang telah dilakukan oleh seseorang? Bolehkah kita membenci orang yang melakukannya? Mengapa tidak? 2. Mengapa Sarah merasa kasihan kepada orang itu? Apakah yang diminta Sarah agar dilakukan Tuhan Yesus? Mengapa? 3. Apakah kamu sedang marah kepada seseorang? Apakah kamu ingin agar orang itu menderita dalam hal tertentu? Apakah yang diinginkan Tuhan Yesus? Apakah yang seharusnya kamu minta supaya dilakukan Tuhan Yesus? Bacaan Alkitab: --------------- Kolose 3:12-14 Kebenaran Alkitab: ------------------ Tanggalkanlah dan buanglah jauh-jauh segala kemarahan dan kebencian. (Kolose 3:8) Doa: ---- Tuhan Yesus, saya merasa senang karena Engkau mengampuni orang-orang jahat bila mereka meminta ampun kepada-Mu. Saya menyesal karena saya ingin melihat orang lain menderita. Ampunilah saya, dan ampunilah orang itu atas apa yang telah dilakukannya. Amin! Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Pengarang : V. Gilbert Beers Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 40 - 41 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: "Arnol" <arnols@> >Mat pagi, >Saya sangat membutuhkan informasi ttg buku2x anak. >Soalnya saya memiliki 3 anak: Yg pertama 5Th, 1.8th, dan 2bln >Informasi ttg pergaulan dan pertumbuhan anak saya sangat butuhkan >Terimakasih Tuhan memberkati. Redaksi: Wah, memiliki tiga anak balita sekaligus pasti cukup merepotkan, ya. Mempersiapkan mereka untuk menjadi anak-anak yang sehat jasmani dan rohani memang perlu banyak kerja keras. Untuk itu orangtua harus pandai-pandai membagi waktu sehingga memiliki kesempatan menambah ilmu agar dapat menjadi orangtua yang bijaksana. Membaca buku-buku yang baik adalah salah satu cara yang tepat. Informasi tentang sumber (buku) pendidikan Kristen anak dapat Anda jumpai dengan berkunjung ke situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen) di alamat: ==> http://www.sabda.org/pepak/ Di antara sumber-sumber yang tercantum di sana adalah: 1. Judul Buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Pengarang : Paul Lewis Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 2. Judul Buku: Menerobos Dunia Anak Pengarang : Dr. Mary Go Setiawani Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000 3. Judul Buku: Tujuh Kebutuhan Anak Pengarang : John M. Drescher Penerbit : PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992 ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |