Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/151 |
|
e-BinaAnak edisi 151 (6-11-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 151/November/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Perlunya Evaluasi o/ ARTIKEL (2) : Alasan Evaluasi Belajar o/ BAHAN MENGAJAR : Kain dan Habel o/ SHARING GSM : Evaluasi Pengajaran Mengenai Natal o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ucapan Terima Kasih ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih Kristus, Apakah pelayanan kita sudah maksimal? Apakah pelajaran yang kita sampaikan dapat menjadi berkat bagi murid-murid SM kita? Mungkin kita tidak dapat menjawab pertanyaan itu sendiri. Adakah cara yang dapat kita gunakan untuk menilai kemajuan dan kualitas pelayanan kita? Evaluasi! Itulah jawaban permasalahan di atas yang akan kami bahas selama bulan November ini. Ya, evaluasi merupakan salah satu cara yang dapat kita pakai untuk menilai kemajuan dan kualitas pelayanan/ pengajaran kita. Evaluasi mungkin sering dilakukan di sekolah- sekolah umum, namun masih sangat jarang dilakukan dalam pelayanan SM, padahal hal tersebut sangat penting karena dapat dipakai sebagai salah satu pendorong untuk lebih meningkatkan semangat dan mutu pelayanan. Beberapa ulasan mengenai evaluasi yang akan kami bahas dalam e-BinaAnak bulan ini adalah sbb.: 1. Perlunya Evaluasi 2. Cara Mengevaluasi 3. Hal yang Perlu Dievaluasi 4. Kuisioner Evaluasi Untuk minggu ini kami sajikan dua Artikel yang kami harapkan dapat membuka hati dan pikiran kita mengenai pentingnya evaluasi. Jangan ketinggalan pula untuk menyimak Bahan Mengajar minggu ini yang membahas mengenai Kain dan Habel. Sebagai latihan, kami sarankan pula untuk mengadakan evaluasi seusai Anda menyampaikan cerita tersebut kepada murid-murid Anda. Satu kesaksian dari Saudara Ardianto dapat menjadi penambah semangat untuk mengadakan evaluasi, khususnya dalam rangka menyambut Natal. Selamat mengajar! Tim Redaksi "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik." (1Tesalonika 5:21) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Tesalonika+5:21 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) PERLUNYA EVALUASI ================= Seseorang dengan hati-hati mempelajari semua cek yang dibatalkan dan membandingkannya dengan potongan-potongan ceknya. Dia sedang melakukan evaluasi. Sebuah perusahaan bisnis tutup selama dua hari untuk melakukan inventarisasi. Perusahaan ini juga sedang melakukan evaluasi. Seorang guru membuat rata-rata nilai dalam buku nilainya dan akhirnya menetapkan nilai untuk setiap muridnya. Dia sedang melakukan evaluasi. Seorang pelatih mengawasi para pemainnya berlatih ketika dia membuat daftar para pemain. Dia pun sedang mengevaluasi. Proses evaluasi berlangsung hampir secara terus- menerus dan bentuknya beraneka macam. Kita tidak hanya mengevaluasi hal-hal fisik yang bisa dihitung, ditimbang atau diukur tetapi kita juga sering mengevaluasi kegiatan mental. Setiap kuis atau ujian akhir adalah suatu bentuk evaluasi untuk murid dan juga guru. Sebagai orang Kristen kita juga harus terlibat dalam berbagai jenis evaluasi rohani. Rasul Paulus menuliskan "Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu." (1Korintus 11:38) Yohanes telah memikirkan bentuk evaluasi lain ketika dia menulis, "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia." (1Yohanes 4:1) MENGAPA PERLU EVALUASI? 1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan telah tercapai. ----------------------------------------------------- Suatu program pendidikan Kristen yang efektif harus mempunyai tujuan atau sasaran. Tujuannya mungkin terlalu umum atau cukup terperinci, atau mungkin untuk jangka panjang atau untuk jangka pendek. Tujuan yang mungkin berhubungan dengan hal-hal yang dapat diukur seperti jumlah kehadiran atau jumlah persembahan, atau yang berhubungan dengan pertumbuhan rohani para murid -- suatu hal yang lebih sulit untuk diukur. Namun, tujuan-tujuan ini hanya sedikit manfaatnya jika tidak ada ketetapan-ketetapan yang dibuat sebagai patokan untuk melihat apakah tujuan-tujuan yang dibuat sesuai dengan ketetapan tersebut. Jika tujuan-tujuan yang jelas belum terbentuk, kita tidak mempunyai dasar untuk mengevaluasi kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Karena itu, tujuan sebaiknya dibuat dengan lebih spesifik sehingga dapat siap diukur kapan pun juga. 2. Untuk membantu dalam membuat tujuan-tujuan baru. ------------------------------------------------ Tujuan adalah seperti penunjuk-penunjuk jarak yang ada di sepanjang jalan. Jarak-jarak itu harus dicapai dan kemudian dilalui karena telah ada penunjuk-penunjuk jarak baru di depannya. Misalnya tujuan yang ditetapkan adalah jumlah anak yang hadir di Sekolah Minggu. Jika tujuan tersebut telah dicapai maka tujuan yang baru harus di buat. Namun jika tujuan tersebut tidak tercapai dan jumlah anak yang hadir berada jauh di bawah tujuan, maka hal ini kemungkinan menunjukkan bahwa tujuan itu terlalu tinggi untuk direalisasikan. Tujuan tersebut perlu di kaji ulang. Karena alasan ini, tujuan-tujuan harus dibuat dengan lebih spesifik dan dapat diukur kapan pun juga. 3. Untuk membantu mengetahui tingkat efisiensi setiap pribadi. -------------------------------------------------------------- Sekolah Minggu atau pun program pendidikan gereja lainnya tidaklah lebih kuat dari para pemimpinnya. Para pemimpin terbaik yang ada harus terlibat dalam setiap kegiatan. Untuk memastikan bahwa pemimpin yang terbaiklah yang terlibat, kita harus mengevaluasi mereka dan sekaligus pemimpin alternatif penggantinya. Orang yang paling trampil yang kita miliki biasanya sibuk dan terlibat secara aktif dalam program pendidikan Kristen. Itulah sebabnya kita mengevaluasi kemampuan seseorang sebelum kita memberikan suatu tugas kepadanya. Proses evaluasi ini terus berlangsung sejak dia menerima dan melaksanakan tugas tersebut. 4. Untuk menemukan kelemahan-kelemahan. ------------------------------------ Kegunaan yang paling jelas dari evaluasi adalah untuk melihat kelemahan-kelemahan yang terjadi. Kegagalan untuk mencapai tujuan merupakan hal yang biasa dialami setiap orang, tetapi juga penting untuk mengetahui mengapa kegagalan itu bisa terjadi. Misalnya kita telah menentukan tujuan yang ingin dicapai untuk hari Minggu, tetapi kita gagal mencapai tujuan tersebut. Jika ada hujan lebat di malam sebelumnya dan terjadi banjir, kita dapat cepat menerima bila tujuan tersebut tidak tercapai. Namun berbeda halnya jika saat itu cuaca bagus dan tidak ada konflik lain yang mungkin bisa menghambat tercapainya tujuan tersebut. Jika demikian, kita perlu meneliti lebih dalam untuk menemukan alasan- alasan sehingga kita gagal mencapai tujuan tersebut. Pada saat kita bisa menemukan alasan yang menyebabkan kegagalan tersebut, maka kita akan dapat mengambil tindakan yang tepat agar tidak melakukan kegagalan-kegagalan yang sama di masa mendatang. 5. Untuk menemukan kelebihan. -------------------------- Walaupun kita pada umumnya cenderung memikirkan aspek-aspek negatif dari evaluasi, namun aspek-aspek positif dari evaluasi juga sama penting untuk dipikirkan. Ketika suatu program berhasil dilaksanakan, kita perlu memperhatikan fakta dari kedua aspek tersebut. Kita perlu tahu mengapa program itu bisa berhasil sehingga kita bisa menggunakan ide-idenya untuk membantu dalam menyukseskan program-program di masa mendatang. Alasan-alasan berhasilnya suatu program biasanya tidak selalu tampak jelas, jadi kita harus berusaha untuk untuk menemukannya. 6. Untuk menstimulasi pertumbuhan dan pembelajaran. --------------------------------------------------- Kebanyakan dari kita bekerja lebih baik jika kita mengetahui untuk apa kita bekerja. Kita juga akan bekerja lebih baik ketika mengetahui seberapa baiknya kita bekerja untuk mencapai tujuan- tujuan yang telah kita tetapkan. Contohnya, murid yang lamban mungkin perlu dimotivasi untuk belajar lebih keras lagi melalui nilai rendah yang diterimanya dalam ujian. Evaluasi ini memberikan dasar baginya untuk mengetahui apa yang diharapkan oleh guru darinya dan seberapa baik ia mengukur besarnya harapan- harapan itu. Namun dalam cara yang sama, nilai tinggi dapat membuat seorang anak belajar lebih keras lagi untuk mempertahankan nilainya. Demikian pula ketika seseorang mengevaluasi kehidupan doanya atau pelayanannya, dia mungkin terstimulasi untuk berusaha meningkatkannya. Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Introduction to Christian Education Judul Artikel Asli: Evaluating Christian Education Pengarang : Eleanor Daniel, John W. Wade, Charles Gresham Penerbit : Standard Publishing, Cincinnati - Ohio, 1980 Halaman : 238 - 245 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) Pada saat kita membaca artikel berikut ini mungkin kita berpikir kalau materi di dalamnya lebih cocok untuk guru sekolah umum. Tetapi perlu diingat, dalam pelayanan SM tugas kita sama dengan guru di mana pun, yaitu mengajar, hanya materi dan bahannya yang berbeda. Jadi, artikel di bawah ini merupakan satu bacaan wajib pula bagi para guru SM. ALASAN EVALUASI BELAJAR ======================= Sebagai guru kita harus mengadakan evaluasi, baik dalam bentuk formatif maupun sumatif. Evaluasi formatif berlangsung di tengah- tengah berjalannya program pengajaran. Evaluasi sumatif dilaksanakan pada akhir keseluruhan program. Apapun bentuknya, guru perlu tahu bahwa evaluasi belajar mendatangkan beberapa manfaat yang sangat mendasar, yaitu: 1. Guru dapat menilai sejauh mana tujuan umum dan tujuan operasional yang dirumuskan itu relevan dan telah tercapai dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Guru dapat memberitahu kemajuan prestasi belajar peserta didiknya dan apabila ada kelemahan ditemukan, ia dapat menjelaskan serta membantunya mencari jalan ke luar (disebut sebagai keperluan diagnostik dan prognostik). 3. Guru dapat mengetahui ketrampilan mengajarnya, apakah metodenya relevan, apakah hubungan antar pribadi dengan peserta didik sangat membangun dan mendorong, serta apakah bahan yang diajarkan itu dapat diterima dengan baik oleh peserta didiknya? Jika kebanyakan peserta didik (lebih dari 50%) memperoleh nilai (angka) yang kurang memuaskan di tengah program pengajaran (hasil evaluasi formatif), guru harus sadar akan kelemahannya. Kegagalan mayoritas peserta didik mendapat angka baik dalam hal ini, dapat saja disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan guru dan ketrampilannya. 4. Guru dapat "mengadakan perubahan" di tengah-tengah keseluruhan program, berdasarkan hasil evaluasi formatif. Dengan demikian bahan pengajaran menjadi selalu relevan dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman peserta didik. Kemudian hasil evaluasi sumatif akan berguna bagi pengajar dalam rangka perencanaan program pengajarannya (perumusan bahan dan kegiatan) di kemudian hari. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Menjadi Guru Profesional Judul Artikel Asli: Evaluasi Belajar Pengarang : B.S. Sidjabat, Ed.D. Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 116 - 117 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR KAIN DAN HABEL ============== Untuk Pembina: -------------- 1. Bacalah Kejadian 4:1-26 2. Pelajari ayat-ayat itu. 3. Bersiaplah untuk bercerita. Katakan kepada Murid-murid: --------------------------- Dengarkan baik-baik cerita ini. Carilah sifat-sifat yang dinyatakan dalam cerita ini. Cerita: ------- Sekarang kita akan mendengar sebuah cerita tentang anak-anak Adam dan Hawa. Sesudah Allah menyuruh Adam dan Hawa keluar dari Taman Eden, Hawa melahirkan seorang anak laki-laki, yang dinamai Kain. Kemudian Hawa melahirkan lagi seorang anak laki-laki dan mereka menamai bayi itu Habel. Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa, mereka sempurna dan murni; mereka belum berbuat kesalahan. Mereka suci dan tidak berdosa. Lalu Adam dan Hawa berdosa; mereka memberontak terhadap Allah. Ketika Kain dan Habel dilahirkan mereka sudah mempunyai sifat perseteruan dengan Allah oleh sebab Adam dan Hawa tidak lagi mempunyai persatuan dengan Allah. Kain dan Habel dilahirkan di luar Taman Eden. Ketika anak-anak itu dewasa, Kain menjadi seorang petani dan Habel menjadi seorang gembala. Adam dan Hawa mengajar Kain dan Habel berbakti kepada Tuhan. Habel mempersembahkan seekor domba kepada Allah dan Kain mempersembahkan hasil dari cocok tanamnya. Allah menerima persembahan Habel sebab Habel beriman kepada Allah. Tetapi Allah tidak menerima persembahan dari Kain sebab Kain tidak beriman kepada Allah. Lalu Kain marah sekali. Lalu Allah berfirman kepada Kain, "Mengapa engkau marah? Mengapa mukamu geram? Jika engkau berbuat baik, pasti engkau tersenyum." Allah bertanya kepada Kain, dan Kain menjawab bahwa ia tidak tahu mengenai adiknya. Allah sudah tahu bahwa Kain telah membunuh adiknya dan Allah menghukum Kain. Allah mengutuk Kain. Allah menentukan bahwa tanah yang ditanami Kain tidak akan menghasilkan apa-apa. Lagi pula, Kain akan menjadi seorang pelarian dan pengembara. Hukuman untuk Kain ialah pergi ke tempat yang lain. Lama setelah itu Kain menikah dan mempunyai banyak anak. Kain juga membangun kota yang pertama. Tanyakan kepada Murid-murid: ---------------------------- Sifat-sifat Allah yang mana dijelaskan dalam cerita ini? Bagaimana sifat-sifat Allah itu diketahui menurut cerita ini? Sifat-sifat Allah dalam Cerita Ini: ----------------------------------- 1. Allah itu Mahabenar -- Allah menerima Habel dan persembahannya oleh sebab Habel beriman kepada Allah. 2. Allah itu Mahatahu -- Sebelum Allah bertanya kepada Kain, Allah sudah mengetahui bahwa Kain telah membunuh Habel. 3. Allah Mahasuci -- Allah membenci dosa. Allah menghukum Kain sebab dia sudah berdosa. 4. Allah itu Maharahmat -- Set dilahirkan supaya Allah dapat memenuhi janji-Nya melalui keturunan Adam. 5. Allah itu Sumber Rahmat -- Allah menasihati Kain supaya dia berbuat benar dan beriman kepada-Nya seperti Habel. Allah tidak mengizinkan seorang pun membunuh Kain. Pertanyaan: ----------- 1. Jika Anda menanam pohon pepaya, apakah akan berbuah nanas pada pohon itu? (Tidak, hanya pepaya.) Demikian pula dengan manusia. Semua manusia berdosa, semua orang yang dilahirkan juga orang yang berdosa. Keadaan itu sama dengan Adam dan Hawa. Adam dan Hawa kehilangan persekutuan dengan Allah. Itu sebabnya Kain tidak menikmati persekutuan dengan Allah dan Kain juga berbuat dosa. Kita tidak menikmati persekutuan dengan Allah sebab kita juga orang berdosa. Kemudian, Kain membunuh adiknya. Kain marah kepada Habel sebab Kain iri hati; Kain juga marah kepada Allah. Allah sudah menegur Kain atas kemarahannya. Allah mengharap Kain akan berubah. Kain tidak memperhatikan kata-kata Allah. 2. Mengapa Kain marah? (Pikiran Kain tentang Allah tidak betul. Kain marah ketika Allah senang dengan persembahan Habel. Kain tidak menerima pertolongan dari Allah. Kain tidak mengakui dosanya. Kain tidak mendengar nasihat Allah.) 3. Siapakah yang menyebabkan kita berdosa? (Kita sendiri, sebab sifat jahat yang ada di dalam diri kita.) 4. Kepada siapakah kita berdosa? (Kita berdosa terhadap Allah, sebab Dialah pencipta kita.) Jika kita mencuri seekor binatang kepunyaan orang lain, kita memang berdosa terhadap orang itu. Kita harus ingat bahwa ketika kita berbuat dosa, kita juga berdosa terhadap Allah, sama seperti Adam dan Hawa waktu mereka melanggar peraturan Allah. Ketika kita berdosa dan tidak melakukan yang benar, kita bersalah terhadap Allah. Alat Peraga: ------------ Pada kertas poster atau kertas bekas kalender besar, buatlah silsilah Adam dan Hawa. Minta seorang murid melingkari nama yang menyenangkan Allah. Minta yang lain menjelaskan mengapa anak itu menyenangkan Allah. [Red.: Untuk mengevaluasi apakah pelajaran yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh para murid, adakanlah ulangan atau tanya jawab yang dapat dilakukan setelah Anda bercerita atau pada minggu depannya. Contoh pertanyaan evaluasi sehubungan dengan cerita minggu ini adalah sebagai berikut: 1. Sifat-sifat Allah yang mana yang dijelaskan dalam cerita Kain dan Habel? 2. Mengapa persembahan Kain tidak diterima oleh Allah? Mengapa Allah senang dengan persembahan Habel? 3. Apakah Kain dan Habel dan keturunan mereka menikmati persekutuan dengan Allah? 4. Siapakah orangtua Kain dan Habel? 5. Ketika Kain dan Habel dilahirkan apakah mereka mempunyai persekutuan dengan Allah? 6. Apakah Kain dan Habel lahir di Taman Eden? 7. Mengapa Kain membunuh Habel? 8. Apakah Allah benar dan adil untuk menghukum Kain ketika dia membunuh Habel? 9. Apakah Allah adil ketika Dia menghukum kita oleh sebab kejahatan kita? 10. Dan lain-lain. ] Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Sampaikan Cerita Keselamatan: Menyatakan Sifat-sifat Allah dan Kebenaran-Nya Pengarang : Dell dan Rachel Schultz Penerbit : Lembaga Literatur Baptis, Bandung, 1994 Halaman : 33 - 36 ********************************************************************** o/ SHARING GSM [Red. Berikut ini sharing yang kami ambil dari e-BinaGuru. Sharing ini ditulis oleh Saudara Ardianto yang membahas evaluasi mengajar sehubungan dengan perayaan Natal. Kami harap melalui sharing ini, rekan-rekan semua dapat semakin memahami pentingnya evaluasi dalam pelayanan kita.] Dari: Ardianto <ardianto.lampung@> >Setiap Desember kita bertukar ide tentang bagaimana merayakan >Natal, ada banyak ide serta juga ada perdebatan mengenai tokoh >Sinterklas. Ada terpikir tdk oleh rekan-rekan, untuk mengevaluasi >pemahaman anak tentang Peristiwa Natal. . >Beberapa th yg lalu saya pernah diminta oleh remaja dan pemuda >gereja saya untuk membuat acara pada perayaan Natal mereka >(sebagian dari mereka adalah murid-murid sekolah minggu saya - dan >saya tahu sebagian besar mrk dahulu bersekolah minggu, serta ada >GSM). . >Quist natal saya buat sederhana sekali, yaitu sebutkan sebanyak- >banyaknya tokoh-tokoh (baik nama maupun identitas atau kelompok >orang) yang ada hubungannya dengan Natal ? Sebutkan sebanyak- >banyaknya benda yang ada hubungannya dengan Natal ? . >Ketika sama-sama dikoreksi, jawabannya membuat peserta tertawa, >saya juga tertawa krn menjumpai hal yg lucu dan prihatin. Sebagian >besar melupakan Hana dan Simeon, ada juga yang mencantumkan bahwa >ada 3 orang majus, peristiwa pembunuhan anak dibawah usia 2 th >dilupakan. Kandang domba sebagai tempat lahir Yesus (maaf kalau apa >yg saya kemukakan ini bertentangan dengan Anda - setahu saya >Alkitab tdk menuliskan adanya kandang domba - yang dituliskan adl >Yesus dibaringkan di "palungan"). . >Juga beberapa th yg lalu sebelum Natal saya juga pernah meminta ASM >kelas tengah (Kelas 3 - 4 SD) untuk menggambarkan suasana Natal apa >yg berkesan bagi mereka. Setelah itu kami saling bercerita apa yang >ada digambar dan pikiran mrk. Sebagin besar hanya mengingat rumah >dan gereja yang dihiasi, pohon Natal yang cantik, peran mrk yg >penting dlm acara natal (talent show) serta hadiah Natal. . >Bisa jadi saya salah dlm cara menyampaikan pertanyaan utk evaluasi >saya, tapi dr apa yg saya tangkap, saya menyadari melakukan >beberapa kekeliruan yang mendasar, saya kurang menyelidiki dengan >teliti kebenaran Firman Tuhan mengenai Natal dan berpresepsi bhw >ASM tahu tentang peristiwa Natal, jadi tdk perlu lagi utk digali >dan diceritakan scr mendalam. Belum lagi - sbg tradisi saya >seringkali lebih berkonsentrasi utk melatih anak-anak utk tampil, >jadi konsentrasi ke pemberitaan Firman Tuhan mungkin sedikit >terlupakan. . >Bagaimana dengan Rekan-rekan, saya harap kesalahan saya selama ini >tidak terulang! Apakah ASM memiliki pemahaman tentang kebenaran >makna dan sejarah Natal dengan memadai ?? . >salam, >didi Sumber: Milis diskusi e-BinaGuru < subscribe-i-kan-binaguru@xc.org > Arsip : http://purcell.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-BinaGuru ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Hana R. <ridwan-hana@> >Syalom, >Beberapa artikel yang saya terima dari binaanak sangat membantu >dalam pengembangan pelayanan saya. Terima kasih atas kirimannya >selama ini, walaupun sebenarnya saya belum pernah mendaftarkan diri >untuk menjadi pelanggan binaanak. Oh iya boleh tahu siapa yang >sudah mendaftarkan saya? >Terima kasih! >Hana Ridwan Redaksi: Kami mengucap syukur jika e-BinaAnak dapat menjadi berkat bagi pelayanan Anda. Dan jangan segan untuk membagikan juga berkat-berkat itu kepada rekan-rekan Anda yang lain. Mengenai keanggotaan Anda, jika sebenarnya Anda tidak pernah mendaftarkan diri, mungkin saja ada rekan Anda yang dengan penuh sukacita mendaftarkan alamat e-mail Anda ... :) So ... apakah Anda juga terbeban mendaftarkan alamat e-mail rekan-rekan Anda yang lain? Kami tunggu .... :) Selamat melayani! ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |