Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/159 |
|
e-BinaAnak edisi 159 (8-1-2004)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 159/Januari/2004 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ RENUNGAN : Setelah Natal Berlalu o/ ARTIKEL : Selamat Tahun Baru! o/ BAHAN MENGAJAR : Janji Allah bagi Kita o/ KESAKSIAN NATAL : Hadiah Sesudah Natal o/ STOP PRESS : Seminar Domba Kecil: "Teachers On the Move" o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Edisi Natal e-BinaAnak o/ MUTIARA GURU =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih-Nya, Kesibukan perayaan Natal sudah berlalu. Perayaan tahun baru pun sudah berlalu. Bagaimana perasaan Anda meninggalkan tahun 2003? Apakah yang Anda siapkan dalam memasuki tahun 2004? Kami yakin ada banyak hal yang sudah Anda alamai dan pelajari selama tahun 2003. Jadi, kini saatnya bagi Anda untuk mengevaluasi tahun yang telah lalu untuk dijadikan pedoman dalam menghadapi tahun yang baru, 2004! Bagi Anda guru-guru SM, apakah ada komitmen baru yang Anda buat di tahun yang baru ini untuk mengembangkan pelayanan Anda? Kami berdoa kiranya Tuhan terus bekerja dalam hati dan pikiran Anda sehingga pada tahun 2004 ini Anda dapat semakin bersungguh-sungguh dalam melayani Tuhan dan anak-anak kecil yang dipercayakan Tuhan kepada Anda. Nah, untuk menyemarakkan suasana tahun baru minggu ini, maka e-BinaAnak menyajikan topik khusus yang kami beri judul "Refleksi Tahun Baru". Sebuah renungan dan artikel seputar Tahun baru dan juga bahan mengajar dapat Anda simak dalam edisi ini. Semoga menjadi berkat bagi kita semua. Tidak lupa segenap Redaksi mengucapkan: "SELAMAT TAHUN BARU 2004" Tim Redaksi "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2Korintus 5:17) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=2Korintus+5:17 > =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ RENUNGAN SETELAH NATAL BERLALU ===================== Ada yang indah ketika Natal berlalu, orang menyambut tahun baru. Ada doa: semoga tahun ini lebih baik daripada tahun yang baru saja berlalu. Ada tekad: Aku mau menjadi lebih baik daripada aku yang dahulu. Inilah saat untuk merenungkan semua pengalaman yang indah, untuk kita lanjutkan, bahkan untuk kita tingkatkan. Tetapi ini juga saat untuk dengan jujur menilai diri: Mengakui apa yang kurang dan apa yang salah, agar kita hindari dan kita perbaiki. Inilah saat yang paling tepat bagi orang untuk membuat janji pada diri sendiri. Untuk membuat sebuah resolusi yang berusaha kita tepati. Resolusi itu bisa besar, bisa kecil. Namun apa pun itu, baiklah kita pilih apa yang kita anggap paling berarti. Meskipun hidup kita tidak begitu saja atau secara tiba-tiba menjadi sempurna, kita toh secara pasti berubah menjadi semakin baik setiap kali. Sayangnya, bagi sementara orang, tahun baru bukanlah saat yang paling tepat untuk berefleksi. Untuk merenung secara intens, dan kemudian merumuskan sebuah resolusi. Bagi sementara orang, tahun baru datang setelah semua kesibukan dan keramaian pesta Natal. Saat itu yang tersisa adalah kelelahan yang sangat, dan kebutuhan untuk beristirahat. Tidak ingin mengerjakan apa-apa. Tidak ingin memikirkan apa-apa. Alangkah sayangnya bila demikian. Yaitu bila kita memulai awal perjalanan kita, justru dengan kondisi semangat seperti itu. Tanpa tekad. Tanpa akad. Oleh sebab itu, sekalipun tidak mudah, kita mesti menggandakan upaya kita, membulatkan tekad, dan mengumpulkan semangat. Sebab tahun baru bukanlah saat beristirahat. Dan yang jauh lebih penting lagi, Natal seharusnya tidak cuma menyisakan kelelahan yang sangat. Malah sebaliknya, Natal semestinya justru membuat kita semakin sadar dan semakin paham, bagaimana hidup mesti kita isi, dan ke mana hidup mesti kita arahkan. Pendek kata, Natal janganlah hanya membuat kita berhenti di Betlehem. Lalu tak ada apa-apa. Sebab Yesus pun tak berlama-lama di sana. Di dalam almanak gerejawi, awal Januari adalah perayaan Epifani. Epifani artinya adalah "manifestasi" atau "pernyataan": Allah yang memanifestasikan atau menyatakan kemuliaan-Nya di dalam Yesus Kristus. Pada perayaan Epifani itu, kisah perjumpaan orang-orang Majus dengan Yesus mendapat tempat yang khusus. Orang-orang Majus menjadi fokus setelah semua peristiwa yang menyekitari kisah kelahiran bayi Yesus. Tentang mereka, Matius menulis: "Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Raja Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya, 'Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur, dan kami datang untuk menyembah Dia'" (Matius 2:1,2). Natal adalah peristiwa ketika Allah mencari dan kemudian menemukan manusia. Setelah Natal adalah waktu untuk manusia mencari Allah dan menemukan-Nya. Apakah Anda masih bingung, resolusi apa yang paling berarti, yang mesti Anda buat sebagai janji bagi diri sendiri? Bila memang begitu masalahnya, saya ingin mengusulkan hal berikut ini. Bagaimana bila pada awal tahun yang baru ini, yang sekaligus merupakan perayaan Epifani, kita membuat sebuah resolusi agar tahun ini kita jadikan sebagai tahun untuk mencari? Mengapa mencari? Sebabnya telah saya katakan di atas. Betapa sering, setelah kesibukan-kesibukan yang luar biasa di hari Natal, kita lalu cuma berhenti di Betlehem. Lalu tidak ada apa-apa lagi. Seolah-olah Yesus terus-menerus tinggal sebagai seorang bayi. Sampai tahun depan, kita rayakan kelahiran-Nya kembali. Padahal kita tahu, Yesus tidak berlama-lama di Betlehem. Setelah Betlehem, lalu Mesir. Setelah Mesir, lalu Nazaret. Setelah Nazaret, lalu Yerusalem. Kisah kehidupan Yesus tidak berhenti dengan kisah melankolis di kandang hewan, atau cerita romantis di padang Efrata; tetapi sarat dengan perjumpaan yang intens dengan kenyataan yang pahit dan kejam dari kehidupan manusia. Kisah manisnya persahabatan, tetapi juga sakitnya pengkhianatan. Kisah indahnya kehidupan, tetapi juga seramnya kematian. "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur, dan kami datang untuk menyembah Dia." Kalimat yang terakhir itu, amat menentukan. Sebab kita tahu, bukan orang-orang Majus itu saja yang mencari Dia. Herodes pun, dengan sama intensnya, mencari dan ingin berjumpa dengan Dia. Namun, ada perbedaan besar di antara keduanya. Orang-orang Majus mencari untuk menyembah Dia. Herodes, sebaliknya, mencari untuk membunuh- Nya. Tidak cukup menjadikan perjalanan hidup kita hanya sebagai sebuah upaya untuk mencari. Sebab yang akhirnya menentukan adalah, apa yang kita cari? Dan, apa yang hendak kita lakukan dengan yang kita cari itu? Di mana-mana kita berjumpa dengan orang-orang yang mencari. Orang-orang yang tidak puas dengan apa yang ada, dan ingin memperoleh yang lebih lagi. Tetapi di mana-mana kita juga melihat bahwa apa yang dicari itu bersifat membunuh dan mematikan. Membunuh dan mematikan sesama serta sekitarnya. Dan yang pada hakikatnya, akhirnya membunuh dan mematikan dirinya sendiri. Itulah yang kita lihat pada orang-orang yang mencari serta menumpuk kekayaan dengan tak puas-puasnya. Itulah yang kita lihat pada orang- orang yang mencari dan mempertahankan kekuasaan sebesar-besarnya, tanpa mau berbagi dan berhenti. Itulah yang kita lihat pada orang- orang yang mencari dan mereguk kenikmatan tanpa mengenal batas dan tanpa memedulikan mana yang benar dan mana yang salah. Mencari Yesus sama sekali berbeda. Bila kita mencari Dia, di manakah kita dapat menjumpai-Nya? Seperti kisah orang Majus, kita tak dapat menemukan-Nya di Yerusalem, tetapi di Betlehem, di kandang binatang. Dia harus kita temukan di jalan kasih dan pengurbanan. Dia harus kita temukan dalam solidaritas dengan mereka yang lemah, miskin, hina, dan tertindas. Dia harus kita temukan dalam semangat ketaatan dan penyerahan diri yang penuh kepada Allah. Tidak di istana. Tidak pula di gereja. Tetapi di tengah kehidupan nyata. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Mencari Natal yang Hilang Pengarang : Eka Darmaputera Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta, 2003 Halaman : 67 - 72 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ ARTIKEL Artikel berikut ini berisi beberapa pokok penting dalam kehidupan guru sehubungan dengan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan para guru dapat membuat penilaian bagi perkembangan diri sendiri maupun murid-muridnya. Nah, silakan dipraktekkan, kami yakin Anda akan mendapatkan manfaatnya. SELAMAT TAHUN BARU! =================== Biasanya pada akhir tahun orang merenungkan kembali hari-hari yang telah lalu. Perbuatan ini dapat menolong sekali bagi para pengerja Sekolah Minggu. Berdasarkan penilaian ini kita dapat mengetahui banyak hal mengenai diri kita sendiri sebagai pengerja-pengerja, mengenai kebiasaan mengajar, dan mengenai murid-murid kita. BAGAIMANA DENGAN DIRI SAYA? Pertama-tama Saudara harus menilai pertumbuhan Anda sendiri sebagai seorang Kristen. Tanyailah diri Saudara sendiri: Apakah dalam tahun yang lama setiap hari saya bersekutu dengan Yesus Kristus melalui doa dan pembacaan Alkitab? Apakah kelakuan saya membawa kehormatan bagi Tuhan, bilamana saya bersama-sama dengan murid saya dan bilamana saya tidak bersama mereka? Apakah dengan tetap saya mengikuti kebaktian-kebaktian dalam gereja dan mendukung program- program serta pemimpin-pemimpinnya dalam doa dan pembicaraan serta membantu dengan pemberian? Apakah saya telah memanfaatkan kesempatan- kesempatan untuk menjadi pengerja yang lebih baik dengan menghadiri rapat-rapat pengerja dan kursus pendidikan, dan melalui satu program bacaan dan belajar sendiri? BAGAIMANA DENGAN PENGAJARAN SAYA? Apakah persiapan pelajaran disertai dengan doa dan keterbukaan terhadap pimpinan Roh Kudus? Apakah saya telah merencanakan tujuan- tujuan tertentu untuk setiap pelajaran sesuai dengan keperluan murid-murid? Apakah saya telah menggunakan barmacam-macam metode dan bantuan mengajar? Apakah saya telah merencanakan pendekatan pelajaran yang menarik guna menawan perhatian para pelajar? Apakah saya telah menolong mereka untuk mengerti bahwa dalam pelajaran itu terdapat hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan mereka pribadi dan merencanakan bersama dengan mereka cara-cara untuk bertindak sesuai dengan kebenaran pelajaran itu? Apakah saya telah mendorong pendatang-pendatang baru untuk mendaftarkan diri sebagai anggota- anggota kelas? Apakah saya dengan tetap mengunjungi murid-murid yang tidak hadir dan menjenguk pengunjung-pengunjung? Apakah saya telah menyatakan perhatian terhadap murid-murid saya melalui kegiatan- kegiatan yang tetap dan hubungan di luar kelas? Apakah setiap hari saya telah berdoa untuk setiap murid saya? BAGAIMANA DENGAN MURID-MURID SAYA? Apakah mereka sedang memperlihatkan pertumbuhan rohani? Apakah murid-murid yang belum selamat menerima Kristus di kelas saya? Apakah murid-murid saya setia menghadiri kebaktian-kebaktian dan kegiatan-kegiatan lain di gereja? Apakah murid-murid saya tertarik pada pelajaran-pelajaran dan apakah mereka ikut serta dengan aktif dalam pelajaran? Apakah murid-murid saya bertambah dalam pengetahuannya mengenai Alkitab? (Untuk menentukan hal ini Saudara dapat mengadakan tanya jawab yang singkat mengenai pelajaran dari beberapa triwulan yang baru lalu.) Bahan diringkas dari sumber: Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 1 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1997 Halaman : 162 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ BAHAN MENGAJAR JANJI ALLAH BAGI KITA ===================== Persiapan: ---------- Pada secarik kertas tulislah Yesaya 41:13; Ibrani 13:5; Mazmur 32:8; Yesaya 55:12; Roma 6,23, satu ayat pada satu carik kertas untuk dibaca oleh anak-anak pada waktu renungan disampaikan. Cerita: ------- Pernahkah kalian menghadiri kebaktian tutup tahun? Pada malam terakhir tutup tahun, orang-orang Kristen berkumpul di gereja dan mengadakan kebaktian sampai tengah malam (lewat jam malam biasanya kalian berangkat tidur). Tepat menjelang jam 12 orang-orang Kristen berkumpul di depan mimbar dan berdoa sementara tahun yang lama berlalu dan tahun yang baru tiba. Kini kalian masih terlalu kecil untuk ikut menghadiri kebaktian seperti itu, tetapi kelak kalian akan dapat mengikutinya. Dalam kebaktian seperti itu ada sesuatu yang sangat mengesankan -- atau penting. Pikirkan saja, bahwa penanggalan akan ganti tahun ke tahun berikutnya membuat seseorang betul-betul menyadari bahwa waktu telah berlalu -- bahwa setiap orang menjadi lebih tua, atau bahwa kita satu tahun lebih dekat dengan kedatangan Yesus bagi umat-Nya. Pada saat seperti itu, wajarlah untuk mengenang kembali tahun yang baru lewat dengan kesenangan dan kesedihannya serta bertanya dalam hati apa yang akan terjadi di dalam tahun mendatang. Tetapi bukan orang Kristen saja yang mengenang saat yang telah lewat dan memikirkan peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi pada tahun yang datang. Orang lain bertanya-tanya dalam hatinya: Apakah semua anggota keluarga akan sehat-sehat? Apakah akan ada cukup makanan dan pakaian untuk keluarga? Apakah akan ada perang? Ingatkah kalian dengan koor yang sering kita nyanyikan, "Tiap Perjanjian dalam Alkitab"? Apabila kita memandang ke depan, ke tahun yang baru, maka kita dapat percaya dan menagih janji-janji Allah. Pagi ini saya mengambil beberapa janji untuk kalian dengarkan. Tapi sebenarnya ada banyak janji Allah, ini hanya sebagian kecil saja. Semakin kita mempelajari Firman Allah, semakin banyak janji yang dapat kita akui sebagi milik kita, sebab Firman Allah mengatakan kepada kita bahwa dengan iman kita dapat memperoleh apa saja yang telah dijanjikan-Nya kepada kita dalam Firman-Nya. Sebutlah ayat-ayat yang akan dibacakan oleh anak-anak yang sudah dipilih. Yesaya 41:13; Ibrani 13:5; Mazmur 32:8; Yesaya 55:12; Roma 6:23. Ada banyak orang yang mungkin takut dengan tahun mendatang. Tetapi orang Kristen tak perlu takut. Dalam Alkitab ada janji bagi setiap keperluan yang kita jumpai, walaupun kita tidak tahu sekarang apa kira-kira keperluan itu. Kita tak bisa tahu apa yang bakal terjadi besok, tetapi kita tahu dalam tangan siapa hari besok itu, yaitu di dalam tangan Yesus. Doa: ---- Tutup pelajaran ini dengan doa ucapan syukur. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 2 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 7 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ KESAKSIAN NATAL Kesaksian berikut ini merupakan satu cerita indah yang dapat Anda sampaikan kepada anak-anak SM Anda. Intinya adalah hadiah Natal tidak selalu harus berbentuk barang, tetapi sedikit tindakan kasih merupakan pemberian terindah bagi seseorang. HADIAH SESUDAH NATAL ==================== Waktu itu bulan Juni. Di luar bunga-bunga berkembang, matahari bersinar, dan saya sedang menikmati sebuah hadiah Natal. Pada musim panas yang lalu, Danny, seorang anak di dekat tempat tinggal saya menanyakan apakah ia dapat memotong rumput di halaman saya dengan upah dua dolar. Kasihan anak ini, pikir saya, mungkin ia mau mengumpulkan sedikit uang. Ia tidak tahu betapa kecilnya penghasilan seorang pensiunan guru untuk masa inflasi seperti sekarang. Halaman saya kecil. Saya bisa memotong rumput sendiri. Dan dua dolar ongkosnya terlalu besar bagi saya. Saya terpaksa harus menolaknya. Lalu musim gugur tiba, disusul musim dingin yang bersalju, dan halaman rumput itu terlupakan. Pada malam Natal saya sedang menggantung sebuah hiasan Natal di pintu, waktu Danny datang lagi. "Nah," kata saya sambil tersenyum padanya, "saya rasa halaman rumput itu tidak perlu dipotong hari ini." "Saya membawakan sebuah hadiah Natal untuk Anda," katanya, sambil memberikan sebuah sampul surat. Ia tampak sedikit malu dan cepat- cepat pamit pulang. Saya membuka surat itu dan saya tidak akan pernah melupakan isinya, ditulis dengan huruf-huruf yang kekanak- kanakan. Tetangga yang baik: Saya mempunyai hadiah untuk Anda. Musim panas mendatang, saya akan memotongi rumput di halaman rumah Anda sepanjang musim. Selamat Natal. Danny Danny melakukan lebih dari sekedar memotong rumput di halaman saya pada musim panas itu. Ia telah mengajarkan saya bahwa hadiah yang pantas diberikan ialah memberikan diri sendiri. Natal tahun ini saya mempunyai hadiah untuk tetangga-tetangga saya. Sedikit kebaikan yang dapat saya lakukan bagi mereka sepanjang tahun. Saya harap, seperti saya, mereka semua akan menikmati hadiah Natal dari saya waktu bunga-bunga berkembang dan matahari bersinar. - Laura Norman Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Kisah-kisah Nyata Seputar Natal Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1998 Halaman : 241 - 242 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ STOP PRESS SEMINAR DOMBA KECIL: "TEACHERS ON THE MOVE" =========================================== Yayasan Domba Kecil mengundang para Guru Sekolah dan Sekolah Minggu, Penginjil anak dan semua yang terbeban melayani anak untuk hadir dalam pertemuan khusus, TEACHERS ON THE MOVE, yang akan diadakan pada: Hari/Tanggal: Sabtu, 17 Januari 2004 Waktu : 11.00 - 15.00 WIB Tempat : Greenville Maissonette FC-10 Lt. IV Jakarta Barat - INDONESIA TOPIK: 1. Mempertajam Visi dan Misi Pelayanan Anak 2. Membuat KKR Anak 3. Kurikulum Sekolah Minggu 4. Ide-ide Alat Peraga KHUSUS: 1. Peserta grup 5 orang akan mendapatkan 1 buku kurikulum. 2. Grup 5 orang berikutnya akan mendapatkan 1 paket alat peraga tokoh Alkitab. Jangan lewatkan kesempatan ini, daftarkan diri Anda segera!! Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, segera hubungi: Yayasan Domba Kecil Jl. Tanjung Duren Utara III E/236 Jakarta Barat 11470 - INDONESIA Tel. (021) 560-2630, 566-8962 Fax. (021) 566-8962 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Sherly <sherly04@> >Selamat Natal ya buat Tim Redaksi BinaAnak. >Saya sudah terima edisi-edisi Natal yang dikirimkan, dan dapat saya >jadikan masukan bahan untuk Sekolah Minggu saya. Saya tunggu lagi >edisi selanjutnya. Redaksi: Kami ucapkan Selamat Natal juga untuk Anda. Kami bersyukur untuk setiap edisi yang Anda terima dan yang memberi berkat bagi Anda dan pelayanan Anda. Nah, jangan lupa untuk membagikan informasi tentang Buletin e-BinaAnak ini kepada rekan- rekan guru Sekolah Minggu yang lain. Selamat membagikan berkat. =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ MUTIARA GURU Rencana pelajaran mingguan saya: Minggu ini saya akan menjadi pengaruh yang positif dan kelas saya menjadi lingkungan positif untuk murid-murid saya =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |