Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/161

e-BinaAnak edisi 161 (23-1-2004)

Mengajarkan Berdoa untuk Kelas Kecil

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                     Edisi 161/Januari/2004
~~~~~~~~~~~
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Mengajarkan Berdoa untuk Kelas Kecil
    o/ TIPS MENGAJAR        : Membuat Proses Belajar Berdoa
                                  Menjadi Menyenangkan
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Pertanyaan Doa Anak: Mengapa Menutup
                                  Mata Pada Saat Berdoa?
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Terima Kasih
    o/ MUTIARA GURU

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,

  Sulitkah mengajarkan anak umur 2 sampai 7 berdoa? Mungkin ada di
  antara pembaca yang menjawab mudah, tetapi ada juga yang mungkin
  menjawab sangat sulit. Artikel dan tips yang kita baca dalam edisi
  e-BinaAnak minggu ini akan membuktikan bahwa mengajarkan doa untuk
  anak-anak kelas kecil bukanlah hal yang sulit. Sebaliknya jika Anda
  berhasil menolong anak-anak kecil itu mengerti pentingnya doa maka
  saat-saat berdoa bisa menjadi saat-saat yang sangat menyenangkan.

  Nah, seperti yang sudah diuraikan di atas, artikel utama minggu ini
  akan membahas secara khusus hal-hal praktis dalam mengajarkan doa
  kepada anak-anak kelas kecil. Selain itu ada sebuah Tips Mengajar
  yang membawa kita kepada cara-cara "Membuat Proses Belajar Berdoa
  Menjadi Menyenangkan". Sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan
  anak, adalah tentang sikap doa. Bagaimana menjawab pertanyaan anak
  ini? Silakan simak jawabannya di bagian terakhir dari sajian kami
  minggu ini.

  Dalam kesempatan ini kami juga ingin memperkenalkan satu kolom baru
  dalam e-BinaAnak. Ya, sejak awal bulan Januari, kolom e-BinaAnak
  bertambah satu yaitu kolom "MUTIARA GURU". Kolom ini berisi kata-
  kata bijak yang dapat memberikan motivasi dan semangat bagi para
  guru dalam mengemban tugas pelayanannya. Semoga kehadiran kolom baru
  dapat memberi semangat baru bagi Anda setiap minggunya dan menjadi
  berkat dalam kehidupan dan pelayanan Anda.

  Selamat mengajar dan berdoalah senantiasa!

  Tim Redaksi

         "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
              tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu
        yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat
        yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Matius 6:6)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+6:6 >


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL

                 MENGAJARKAN BERDOA UNTUK KELAS KECIL
                 ====================================

  Tujuan pengajaran tentang doa pada kelas kecil adalah untuk
  membentuk pengertian dasar pada setiap anak sehingga mereka dapat
  memahami:
  1. Berdoa adalah saat di mana anak memohon "Bapanya yang di Surga"
     melindungi dia, menjaga dia dan memelihara dia, sehingga ia dapat
     hidup sehat, dalam keluarga yang sehat, dan ia dapat bertumbuh
     dengan baik.
  2. Berdoa itu mudah dan menyenangkan, sehingga anak tidak perlu
     takut berdoa.
  3. Bagaimana cara berdoa.

  Jadi, guru mengajarkan hal-hal yang sifatnya sangat mendasar dan
  melatih keberanian anak dalam berdoa, sehingga anak suka berdoa.
  Untuk itu guru perlu melakukan beberapa hal berikut secara bertahap,
  dengan masing-masing tahap kurang lebih 3 - 6 bulan (sesuaikan
  dengan keadaan anak di kelas SM masing-masing). Tentu saja tahap-
  tahap yang diusulkan berikut ini boleh diubah (disesuaikan dengan
  kondisi masing-masing kelas/anak), tetapi tahap-tahap berikut sudah
  diuji oleh penulis dalam praktek, dan telah membawa hasil yang
  memuaskan.

  TAHAP I:

  1. Mengulangi/menirukan doa guru:
     ------------------------------
     Anak mengulangi setiap kalimat doa yang diucapkan oleh guru.
     Dalam tahap pertama ini kita melatih keberanian anak untuk berdoa
     dan untuk memberi kesan dasar pada anak bahwa berdoa itu adalah
     sesuatu yang mudah dan menyenangkan. Setiap kali hendak berdoa
     (pada acara SM, misalnya: doa pembukaan, doa persembahan, doa
     sebelum cerita, doa penutup, dan lainnya), mintalah semua anak
     untuk mengulangi setiap kalimat doa yang diucapkan oleh guru.
     Ketika meminta anak menirukan doa guru, yang harus diperhatikan
     adalah:
        a. Guru harus mengucapkan dengan sepotong-potong atau 1 - 2
           kata (yang mudah diikuti anak) dan dengan agak lambat,
           sehingga mudah didengar dan ditirukan anak. Pilihlah kata-
           kata yang sangat sederhana yang dimengerti oleh anak.
        b. Keseluruhan doa hendaknya jangan terlalu panjang, cukup
           1 - 2 kalimat saja, sehingga anak dapat memahami maksudnya.
    Jangan lupa, "ringkasan isi" doa yang akan diucapkan guru harus
    dikatakan dulu kepada anak sebelumnya, sehingga anak-anak tahu
    mereka akan berdoa tentang apa. Dan akan lebih baik jika sesudah
    berdoa anak diminta mengulang lagi (seperti mengucapkan ayat
    hafalan) apa isi doa tadi. Karena hanya 1 - 2 kalimat saja, maka
    anak dapat mengulangnya dengan baik, tidak harus sama persis
    (tidak perlu dihafalkan), cukup anak memahami apa isi doa
    tersebut. Dengan cara ini guru dapat sedikit menjelaskan mengapa
    sebagai anak Tuhan kita harus berdoa.
    Perhatikan contoh berikut:
       a. Guru menjelaskan apa yang akan didoakan dan "ringkasan isi"
          doa tersebut.
          Misalnya guru mengatakan:
             "Adik-adik kita akan memulai Sekolah Minggu kita dengan
             berdoa. Kita akan memohon kepada Tuhan Yesus agar Ia
             menemani kita dalam acara Sekolah Minggu hari ini. Adik-
             adik silakan menirukan kata-kata yang akan kakak
             ucapkan."
       b. Guru mengucapkan 1 - 2 kalimat doa sepotong-potong dan
          ditirukan anak. Misalnya guru mengatakan:
             "Tuhan Yesus ..., kami anak-anak-Mu ..., ingin ber-
             Sekolah Minggu ..., temanilah kami Tuhan ..., agar kami
             bergembira hari ini ..., Amin."
          Selesai doa, guru bertanya, "Siapa yang masih ingat, apa isi
          doa kita tadi?", 2. Mengajarkan sikap doa: melipat tangan - menutup mata
     ----------------------------------------------------
     Berilah contoh sikap yang baik dalam berdoa, yaitu dengan melipat
     tangan sambil menutup mata. Saya pribadi termasuk yang setuju,
     untuk membiarkan anak batita (1 - 3 tahun) berdoa dengan membuka
     mata saja, karena anak seusia itu biasanya masih takut pada
     kegelapan.

     Guru dapat membimbing agar anak-anak berani berdoa dengan menutup
     mata secara pelan-pelan. Anak yang berani berdoa dengan menutup
     mata, perlu dipuji sebagai anak "pemberani", karena ini akan
     membuat anak suka berdoa dengan menutup mata. Pada awal doa Anda
     bisa mengajak anak-anak berdoa dengan mata terbuka. Kemudian
     ulanglah doa sekali lagi dengan mengatakan "Siapa yang berani
     berdoa dengar menutup mata?" (Tantangan ini akan disambut anak
     dengan antusias, karena anak suka dengan tantangan). Lalu
     katakan, "Ayo, bagi anak-anak yang berani berdoa dengan menutup
     mata, coba berdoa sekali lagi dengan menutup mata. Kakak mau
     lihat siapa anak yang berani?" Saat itulah guru memeriksa apakah
     semua anak sudah menutup mata atau belum, kemudian baru mulai
     berdoa. Jangan lupa berikan pujian kepada para anak "pemberani"
     tersebut. Hal ini akan membuat anak-anak suka berdoa dengan
     menutup mata.

  3. Teknik simulasi suara dan gerakan:
     ----------------------------------
     Cara lain untuk mengajar anak-anak berdoa adalah melalui simulasi
     permainan suara yang dilakukan sebelum berdoa. Misalnya, dengan
     cara demikian:
     a. Semua anak diminta mengulangi satu kalimat doa yang diucapkan
        guru, misalnya: "Tuhan Yesus terima kasih karena Tuhan telah
        memberikan kepada kami makanan dan minuman setiap hari. Amin"
        (ulangilah kalimat itu beberapa kali, sampai anak-anak hafal).
     b. Semua anak diminta melipat tangannya dengan kedua tangan
        diangkat tinggi (di atas kepala), sambil mintalah semua anak
        bersuara seperti suara pesawat terbang "nnggenggg" yang sedang
        terbang, sambil menarik turun tangan mereka ke bawah (di depan
        dada mereka), dan kemudian dengan tetap bersuara seperti
        pesawat terbang mereka diajak menutupkan mata dan menundukkan
        kepala mereka
     c. Anak-anak kemudian mengucapkan bersama-sama kalimat yang sudah
        dihafal tersebut.
     Penulis sering menggunakan teknik di atas untuk mengajak anak-
     anak kecil (mulai 1 tahun) berdoa, dan ternyata sangat disukai
     anak-anak, bahkan dalam satu KKR anak, lebih dari 500 anak kecil
     dapat berdoa dengan tertib.

  TAHAP II

  1. Mengajarkan berbagai macam doa yang dibutuhkan anak:
     ----------------------------------------------------
     Guru perlu mengajarkan juga berbagai macam pokok-pokok doa yang
     dibutuhkan anak dalam keseharian hidup mereka. Saat yang tepat
     untuk memberitahukan pokok-pokok doa apa saja yang harus didoakan
     adalah pada bagian penerapan cerita/sesudah cerita. Dapat juga
     diajarkan di sela-sela acara puji-pujian. Cara mengajarkannya
     masih seperti contoh tahap 1, guru mengatakan potongan-potongan
     kalimat doa dan anak  menirukannya bagian demi bagian dari doa
     yang diucapkan guru.

     Anak-anak dapat diajarkan doa-doa seperti berikut:
     a. Doa saat anak takut karena di rumah sepi, atau suasana gelap:
           "Tuhan Yesus sahabat kami, temani dan jagailah kami saat
           ini. Amin."

     b. Doa memohon ampun karena sudah berbuat salah (misalnya anak
        berbuat nakal), mungkin bersalah kepada orangtua, saudara atau
        temannya:
           "Tuhan Yesus, ampunilah kenakalan saya, karena saya telah
           berbuat nakal kepada ayah. Saya berjanji tidak akan
           mengulanginya lagi. Amin."

     c. Doa meminta sesuatu yang diperlukan:
           "Tuhan Yesus, yang Baik Hati, Jika Tuhan memperbolehkan,
           saya hendak meminta ... (sebutkan yang diminta)... Amin."

     d. Doa sebelum makan:
           "Tuhan Yesus, terima kasih atas makanan dan minuman
           pemberian-Mu, Amin" atau "Tuhan Yesus, terima kasih atas
           makanan hari ini. Ajarlah kami untuk tidak pelit dalam
           memberi orang lain apa yang kami miliki. Amin."

     e. Doa sebelum tidur:
           "Bapa pelindung kami, jagailah malam ini, agar kami
           sekeluarga dapat tidur nyenyak dan boleh bangun besok pagi
           dengan sehat. Amin."

     f. Doa untuk keluarga:
           "Tuhan yang Maha Kasih, jagailah: papa - mama, kakek-nenek,
           adik dan kakak, agar selalu sehat, dan dapat bergembira.
           Amin.", 2. Alat peraga pengingat doa:
     --------------------------
     Gunakan kreasi dalam mengajarkan doa dengan menuliskan doa-doa
     tersebut pada alat peraga, misalnya: sebuah gambar, sebuah benda
     (simbol) berbentuk salib, hati atau berbentuk yang lainnya, slip
     Alkitab dan sebagainya. Misalnya, pengajaran doa makan dapat
     ditulis dalam bentuk gambar makanan-minuman dengan kalimat doa di
     bawahnya, pengajaran doa malam sebelum tidur dapat dibuat berupa
     kalung hati dengan tulisan doanya, pengajaran doa bangun pagi
     dapat dibuat gambar sebuah jam dan kalimat doanya, dan
     sebagainya. Tujuannya agar anak selalu ingat, suka/senang dan
     selalu berdoa.

  TAHAP III

  Guru membisikkan doa pada satu anak:
  ------------------------------------
  Tahap ini melatih anak bukan saja lebih berani berdoa, tetapi mulai
  berani "memimpin doa" diantara teman-temannya. Pada saat berdoa,
  guru meminta 1 (satu) anak maju ke depan (untuk memimpin doa), guru
  membisikkan setiap bagian doa kepada anak tersebut, dan anak
  tersebut mengatakan bagian doa (yang dibisikkan oleh gurunya
  tersebut) dengan suara keras (sehingga dapat di dengar oleh semua
  anak lainnya). Dan semua anak yang mendengar suara anak tersebut,
  menirukan dengan mengucapkan setiap bagian doa tersebut dengan suara
  keras sampai doa selesai.

  Jangan lupa sebelum berdoa katakan "ringkasan doa tersebut" dan
  sesudah doa, ajaklah semua anak mengingat kembali apa yang telah
  dikatakan mereka?

  Variasikan juga tema-tema isi doa. Latihlah hal ini selama 3-6 bulan
  sampai semua anak selalu "siap" bersedia untuk maju memimpin doa.
  Ini berarti anak sudah berani berdoa. Sesekali guru dapat menawarkan
  kepada anak yang maju di depan, beranikah berdoa sendiri (cukup
  1 - 2 kalimat)?

  TAHAP IV

  Kreasi sikap berdoa:
  --------------------
  Lakukan cara doa seperti tahap 2, namun dengan variasi sikap berdoa
  yang berbeda. Tujuannya adalah agar, anak memahami cara berdoa,
  tidaklah selalu harus melipat tangan dengan mata tertutup (sikap
  "resmi"), karena berdoa yang penting adalah kesungguhan hati anak
  tersebut untuk doa. Sehingga setiap saat di mana pun anak dapat juga
  berdoa, walaupun mungkin tidak berdoa dengan melipat tangan dan mata
  tertutup.

  Beberapa sikap doa yang dapat diajarkan kepada anak kecil, yaitu:
  1. Berdoa dengan berlutut. Supaya menarik ambillah gambar anak yang
     sedang berdoa dengan cara demikian. Ada banyak gambar (di toko-
     toko buku Kristen) yang dapat dipakai, anak diminta menirukan
     sikap anak tersebut

  2. Variasi yang lain adalah, dengan mengajak semua anak bergandengan
     tangan dalam satu lingkaran sambil berdoa bersama, terutama untuk
     doa pembukaan atau penutup Sekolah Minggu, sehingga rasa
     kebersamaan semakin kuat.

  Jelaskan juga:
  1. Bagaimana sikap berdoa saat anak mau tidur atau pada saat bangun
     pagi? Bolehkah ia berdoa di kasurnya (sikap sebaiknya bagaimana)?
     Bolehkah ia berlutut berdoa di sisi pembaringannya (sikapnya
     sebaiknya bagaimana)?

  2. Kapan ia boleh berdoa? Di mana saja ia boleh berdoa? Bagaimana
     sebaiknya sikap ia berdoa, jika sedang berada di jalan atau di
     pasar, atau di rumah saat ia kesepian? Jelaskan kepada anak, yang
     penting adalah isi hatinya yang sungguh-sungguh berdoa, jadi
     boleh berdoa saat sedang berjalan, naik sepeda, atau pada saat
     bermain.

  Bahan diringkas dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar
                         Sekolah Minggu
  Judul Artikel Asli: Kurikulum Mengajarkan Berdoa:
                      Teknik Mengajar Berdoa Secara Bertahap dan
                      Menarik
  Pengarang         : Paulus Lie
  Penerbit          : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999
  Halaman           : 84 - 91


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ TIPS MENGAJAR

  Berikut ini adalah beberapa tips untuk membuat proses belajar berdoa
  jadi menyenangkan. Tips ini dapat diterapkan oleh orangtua, guru
  maupun mereka yang sering melayani anak-anak.

          MEMBUAT PROSES BELAJAR BERDOA MENJADI MENYENANGKAN
          ==================================================

  1. Jadikan doa sebagai sesuatu yang menggembirakan.
     ------------------------------------------------
     Lakukan pendekatan seolah-olah doa dan waktu berdoa menjadi waktu
     yang menyenangkan. Saat berdoa dengan anak-anak, usahakan agar
     nada suara Anda enak didengar. Doa adalah hal istimewa, bukan
     kewajiban yang tidak menyenangkan. Berbicara kepada Allah adalah
     sesuatu yang nyata dan mengagumkan.

     Jika anak-anak mulai menolak atau menggerutu, tetaplah tenang.
     Jangan terlalu serius atau memaksakan hal tersebut. Sebaliknya,
     tekankan bahwa doa itu menyenangkan karena Allah mengasihi mereka
     dan rindu untuk berbicara kepada mereka. Jangan paksa mereka
     berdoa. Sebaliknya, wakililah mereka berdoa. Berdoalah dengan
     singkat dan sederhana, lalu peluklah mereka, atau apapun yang
     sesuai dengan kebiasaan Anda.

  2. Selingan.
     ---------
     Rutinitas itu pasti ada, akan tetapi tidak selamanya rutinitas
     itu membosankan. Setiap rutinitas jadi membosankan apabila doa
     itu diulang-ulang tanpa menghayati maknanya. Jangan coba-coba
     mengusir kebosanan itu dengan menghilangkannya, karena sebenarnya
     rutinitas mengajarkan disiplin dan memberikan rasa aman pada
     anak-anak kita.

     Ada beberapa saran. Sesekali, jangan berdoa dengan anak-anak Anda
     satu per satu, malahan kumpulkanlah mereka agar mereka berdoa
     bersama-sama sebagai satu keluarga. Berdoalah di tempat-tempat
     yang berbeda-beda dan dengan posisi yang berbeda-beda. Anda dapat
     berdoa bersama sambil berjalan bersama sebelum anak-anak Anda
     bersiap-siap untuk tidur. Dalam keluarga ataupun dalam SM, Anda
     dapat juga menggunakan nyanyian sebagai variasi dalam berdoa.
     Nyanyikanlah berberapa lagu pujian bagi Allah untuk mengisi waktu
     doa.

  3. Ingatkan mereka akan kasih Allah.
     ---------------------------------
     Ingatkan mereka betapa Allah sangat mengasihi mereka dan ingin
     memelihara mereka. Biasakanlah mengatakan kepada anak-anak bahwa
     saat berdoa adalah saat Allah ingin mendengarkan mereka, menolong
     mereka, dan memelihara mereka. Buatlah agar mereka senantiasa
     mengingat bahwa Allah sangat mengasihi mereka. Sama pentingnya
     apabila kita menyamakan kasih Allah seperti kasih Allah. Apabila
     mereka menyadari kasih Allah yang tidak berkesudahan bagi mereka,
     hal itu akan membukakan mata mereka untuk lebih mengenal Allah.

  4. Berikan dorongan kepada mereka.
     -------------------------------
     Tanpa mempedulikan sampai mana tahap mereka belajar, berikan
     semangat dan pujian kepada mereka. Setelah selesai berdoa,
     berikan pujian kepada mereka. Apabila mereka belajar sesuatu yang
     baru, pujilah mereka. Apabila mereka melenceng dan berdoa untuk
     kepentingan mereka sendiri, komentarilah mereka. Sebagai contoh,
     jika mereka mendoakan sahabat mereka, beritahukan bahwa tindakan
     mereka itu baik dan sangat menyentuh hati. Beritahu juga bahwa
     Allah senang apabila kita mendoakan sesama. Jika Anda perlu
     mengoreksi/mengkritik mereka, tekankanlah kebaikan-kebaikan yang
     telah mereka perbuat dan koreksilah mereka dengan lembut. Biarkan
     mereka tahu bahwa mereka melakukan hal yang benar. Apabila kita
     terfokus untuk memberikan koreksi, bukannya kritik, maka hasilnya
     akan menjadi lebih baik.

  5. Buatlah saat-saat doa menjadi sumber penghiburan.
     -------------------------------------------------
     Gunakan doa sebagai sumber sukacita, berkat, dan penghiburan.
     Allah itu mahatahu. Tidak sepantasnya Dia diperlakukan seperti
     polisi yang memaksa mereka untuk berkelakuan baik. Allah tidak
     ingin agar kita atau anak-anak kita bersikap baik hanya karena
     Dia mengawasi. Allah ingin kita melakukan kehendak-Nya karena
     kita mengasihi dan mengimani Dia serta karena kita sadar bahwa
     Dia mengasihi kita dan menginginkan yang terbaik bagi kita.
     Apabila anak-anak merasa gembira karena suatu hal, kita dapat
     meluangkan waktu untuk bersyukur kepada-Nya. Hal ini juga
     mengingatkan anak-anak bahwa kita dapat berdoa di mana saja dan
     kapan pun, bukan hanya sebelum makan dan sebelum tidur. Pada saat
     kita dan anak-anak berdoa untuk suatu hal yang menggembirakan,
     artinya kita menunjukkan kepada mereka bahwa kekhawatiran Allah
     sama seperti yang mereka khawatirkan. Begitu pula, jika mereka
     terluka atau merasa sedih karena suatu hal, kita memeluk mereka
     dan berdoa, memohon Allah menghibur mereka dan mencarikan jalan
     keluar untuk mereka.

  6. Ingatkan mereka bahwa doa adalah hak istimewa.
     ----------------------------------------------
     Kita perlu mengingatkan anak setiap ada kesempatan tentang kuasa
     doa. Mereka harus tahu bahwa doa adalah suatu hak istimewa,
     mengapa kita melakukannya, menekankan alasan, dan motivasi
     mengapa kita berdoa. Allah mengasihi anak-anak dan ingin agar
     mereka mengenal Dia. Ajarkanlah bahwa doa merupakan tanggung
     jawab, hak istimewa dan sukacita kita sebagai orang Kristen. Pada
     saat anak-anak bertumbuh di dalam doa, mereka akan mulai
     merasakan hadirat Allah, doa-doa yang dijawab, menikmati hubungan
     dan apa yang didapat dari hubungan tersebut. Buat mereka
     tergantung pada doa. Persiapkanlah hal itu dengan kasih dan
     kreativitas, mendemonstrasikan dan memperkenalkan Allah melalui
     doa.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Cara Mengajar Anak Anda Berdoa
  Judul Artikel Asli: Biasakanlah Agar Doa Menjadi
                         Suatu Kegiatan yang Menyenangkan
  Pengarang         : Rick Osborne
  Penerbit          : Gospel Press, Batam Centre, 2002
  Halaman           : 83 - 86


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR

  Sehubungan dengan mengajarkan sikap doa kepada anak kelas kecil,
  minggu ini kami tampilkan pertanyaan anak tentang sikap yang benar
  saat berdoa.

                MENGAPA MENUTUP MATA PADA SAAT BERDOA?
                ======================================

  Pertanyaan:
  -----------
  Mengapa kita menutup kedua mata kita pada saat kita berdoa?

  Jawaban:
  --------
  Kita menutup kedua mata kita terutama untuk tujuan membantu kita
  melakukan konsentrasi dalam doa kita. Setiap saat kedua mata kita
  terbuka, kita dapat melihat setiap kejadian di sekeliling kita dan
  kemudian kita memikirkannya. Kita tidak akan memikirkan sedemikian
  banyak tentang Allah atau pembicaraan kita dengan Dia. Karena itu,
  orang-orang menutup kedua mata mereka pada saat mereka berdoa karena
  dengan demikian, sikap tersebut akan dapat membantu mereka melakukan
  konsentrasi atas apa yang mereka katakan.

  Kita dapat berdoa dengan tetap membuka kedua mata kita. Tertutup
  atau terbuka tidak menjadi masalah bagi Allah. Hai ini
  dipermasalahkan hanya karena masalah konsentrasi dan menutup kedua
  mata kita dapat membantu masalah ini.

  Ayat Kunci:
  -----------
  Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani
  menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya
  Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (Lukas 18:13)

  Ayat Terkait:
  -------------
  Mazmur 123:1-2; Yohanes 17:1.

  Catatan untuk Para Orangtua dan Guru:
  -------------------------------------
  Beberapa anak kecil memiliki kesulitan dalam menutup kedua mata
  mereka. Janganlah hal itu dipermasalahkan. Berusahalah agar mereka
  menutup kedua matanya dengan tangan-tangan mereka atau anjurkanlah
  agar kepala dan tangan-tangan mereka diusahakan diam tidak bergerak.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: 107 Pertanyaan Anak-anak tentang Doa
  Penerbit  : Betlehem Publishers, Jakarta, 1999
  Halaman   : 23


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Widya H. <widyahaninta@>
  >Terima kasih atas kiriman e-binaanak kepada saya.
  >Walaupun baru berlangganan, tapi sudah banyak bahan yang menjadi
  >berkat buat saya. Maju terus dalam pelayanannya dan saya dukung
  >dalam doa.

  Redaksi:
  Terima kasih untuk dukungan doanya dan selamat bergabung sebagai
  anggota e-BinaAnak. Semoga semakin banyak berkat yang Anda terima
  khususnya untuk kemajuan pelayanan SM Anda.


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU

                       Guru Kelas Kecil adalah:
                   Orang yang tahu bagaimana membuat
                     hal-hal kecil menjadi berarti

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
             Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org