Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/163 |
|
e-BinaAnak edisi 163 (5-2-2004)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 163/Februari/2004 ~~~~~~~~~~~ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Mengajar dengan Alkitab o/ TIPS MENGAJAR : Kreasi Membaca Alkitab o/ BAHAN MENGAJAR : Terang Bagi Jalanku o/ AKTIVITAS : Kegiatan dengan Memakai Alkitab o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Rencana Acara Paskah o/ MUTIARA GURU =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ SALAM DARI REDAKSI Salam dalam kasih Kristus, Banyak cara mengajar yang dapat kita gunakan dalam Sekolah Minggu. Mulai dari cara yang paling monoton sampai dengan cara yang paling kreatif. Kami sangat yakin bahwa para guru dimana pun pasti setuju jikalau mengajar dengan menggunakan berbagai kreasi akan lebih menarik perhatian murid daripada menggunakan cara yang monoton. Sehubungan dengan kreasi dalam mengajar, bulan ini kami mengusung tema "Kreasi dalam Mengajar" dengan topik-topik mingguan sebagai berikut: * Mengajar dengan Alkitab * Mengajar dengan Musik * Mengajar dengan Kata * Mengajar dengan Gambar Nah, untuk Minggu ini kami membahas beberapa kreasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan Alkitab. Banyak dari guru SM yang terjebak menggunakan metode ceramah ketika mereka diminta untuk mengajar dengan Alkitab. Sebenarnya mengajar dengan menggunakan Alkitab dapat sangat menarik. Bagaimana caranya? Nah, penasaran 'kan? Simaklah sajian kami ini dan silakan pilih kreasi yang paling Anda sukai. Kami yakin anak-anak SM Anda akan semakin mencintai Alkitab mereka. Selamat berkreasi! Tim Redaksi "Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan." (Lukas 12:12) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Lukas+12:12 > =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ ARTIKEL MENGAJAR DENGAN ALKITAB ======================= MENGENAL DAN MEMPERKENALKAN ALKITAB Alat dan pedoman yang paling penting bagi guru yang mengajarkan agama Kristen adalah Alkitab. Dalam Alkitab terdapat baik bahan untuk pelajaran, maupun penunjuk jalan bagi guru sendiri. Alkitab adalah firman Allah yang dikaruniakan kepada kita secara tertulis. Isi Alkitab adalah dasar dan pegangan iman kita dan petunjuk jalan yang benar untuk hidup kita. Sikap anak didik terhadap firman Allah ditentukan oleh sikap orangtua dan guru. Sebab itu besarlah tanggung jawab guru untuk menegaskan isi Alkitab dan menghayati ajarannya dalam hidupnya. Cara guru menyampaikan cerita Alkitab akan menyatakan sampai dimana ia menghargai isinya. Cara guru memegang, membuka, menutup dan menyimpan Alkitab dan cara bagaimana Alkitabnya dipelihara sangat mempengaruhi sikap anak didik. Alkitab yang dipakai oleh guru seharusnya kelihatan terpelihara -- kulitnya bersih, sampul berwarna dan menarik. Tapi guru harus pula mencegah kesan bahwa Alkitab adalah benda yang keramat. Kita menyembah Allah dan hanya Allah saja. Tidak patut sebuah buku -- bahkan Alkitab pun -- dihormati secara berlebih-lebihan. Bila guru menyampaikan cerita Alkitab dalam kelas, sebaiknya Alkitab yang terbuka dipegang oleh guru supaya jelas bahwa cerita itu dari Alkitab. Sekali-kali guru dapat juga membaca beberapa kata dari Alkitab untuk menekankan bagian penting dari cerita dan membuat anak didik lebih merasakan resminya kata-kata yang penting itu. Cara guru membaca Alkitab juga akan menyatakan apakah isinya dihargai atau tidak. Guru perlu melatih diri untuk membaca dengan lancar, tetapi tidak terlalu cepat, dan dengan tekanan suara yang meyakinkan. Anak didik perlu diberi kesempatan memegang Alkitab dan diajar cara memegang, membuka dan menutupnya serta cara mencari ayat-ayat tertentu. Bila para anak didik tidak mempunyai Alkitab, guru masih dapat membuat mereka mengenal bagian-bagian dalam Alkitab dengan cara sekali-kali menunjukkan tempat di mana cerita yang disampaikan itu tercantum dalam Alkitab serta menyebut nama kitab di mana cerita itu terdapat. Umpamanya sambil menunjukkan tempatnya, terangkan dengan singkat: "Cerita kita hari ini terdapat pada bagian paling depan dalam Alkitab, dalam bagian yang disebut Kitab Kejadian," atau ... "di pertengahan Alkitab, dalam kitab yang disebut Kitab Nabi Yesaya," dan sebagainya. Anak-anak kecil jangan diajak menghafalkan nama kitab-kitab itu, tetapi dengan sering menyebutnya dan mengajak mereka turut mengucapkannya, maka nama-nama itu akan menjadi biasa bagi mereka. Dengan demikian takkan begitu sukar lagi apabila mereka sudah lebih besar, mereka menghafalkan nama kitab-kitab dari Alkitab menurut urutannya. Perhatikanlah: Keterangan-keterangan seperti ini lebih baik jangan diberikan pada permulaan jam pelajaran melainkan sesudah cerita disampaikan. Bagi anak didik yang lebih besar (8 tahun ke atas) sebaiknya disediakan Alkitab yang dapat mereka pegang sendiri dalam kelas. Ada yang menyangka bahwa Alkitab belum pantas dipegang sendiri oleh anak-anak, sebab bahasanya sering sukar dimengerti. Itu keliru: Alasan bahasa yang sukar tidak berlaku lagi sekarang, sebab Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) sudah ada! Anak-anak perlu diberi kesempatan untuk melihat dan mengerti bahwa cerita-cerita Alkitab yang mereka dengar memang merupakan sebagian dari firman Allah yang diperuntukkan bagi tiap manusia, baik orang dewasa maupun anak-anak. Dengan kebiasaan memegang sendiri sebuah Alkitab dan mencari serta membaca ayat-ayat langsung dari Alkitab, mereka akan lebih jelas mengerti bahwa Alkitab berisi bahan yang cocok dan baik bagi mereka walaupun mereka belum dewasa. Dan mereka akan merasa bangga dapat memegang dan membaca Alkitab dan dapat mengerti beberapa bagian darinya. Yang paling penting: Berikanlah kepada anak didik pengertian dan keyakinan bahwa isi Alkitab adalah Firman Allah yang sangat penting sebagai pelita dan pembimbing bagi hidup mereka sehari-hari. MEMBACA ALKITAB DENGAN NADA YANG TEPAT Banyak cerita Alkitab bersifat sangat dramatik sehingga orang yang membacanya dengan sungguh-sungguh untuk membuat artinya jelas dapat membuat cerita itu hidup bagi para pendengar. Pertama-tama yang perlu diketahui oleh para guru ialah belajar membaca dengan lancar dan mengucapkan tiap kata dengan jelas. Bila kita membaca dengan suara nyaring. Kita perlu selalu melihat kata- kata berikutnya sehingga mengetahui apa yang akan dibaca sebelum mengucapkannya. Bila Anda merasa belum begitu lancar membaca dengan suara nyaring, sebaiknya melatih diri dengan membaca sedikit setiap hari. Usahakanlah supaya membaca tidak terputus-putus dan semua kata diucapkan dengan tepat dan jelas. Setelah berhasil membaca dengan lancar, ada beberapa. hal lagi yang perlu diperhatikan supaya bacaan Anda lebih mempunyai arti lagi: 1. Cepat-lambatnya membaca perlu disesuaikan dengan arti kalimat yang dibaca, umpamanya: a. Cerita tentang perjalanan Abraham ke tanah Moria untuk mempersembahkan Ishak (Kej. 22:3-8) sebaiknya dibacakan agak perlahan-lahan dan ucapan yang jelas sehingga arti ceritanya dapat lebih meresap. b. Cerita mengenai jatuhnya Yerikho (Yos. 6:12-21), bila dibaca cukup lambat pada mulanya dan kemudian dipercepat sehingga ayat 20-21 dibaca dengan kecepatan seperti orang yang terengah-engah, ini akan menolong pendengar membayangkan keadaan pada waktu itu. 2. Keras-lembut suara juga menolong pendengar masuk ke dalam suasana cerita, umpamanya: Markus 1:21-28 -- Tuhan Yesus dalam rumah ibadah di Kapernaum. Coba baca cerita ini dengan memakai: Suara biasa untuk ayat 21-23 : Tuhan Yesus mengajar di rumah ibadah. Suara keras sekali untuk ayat 24 : Perkataan orang yang kerasukan roh jahat. Suara tenang sekali untuk ayat 25: Kata-kata Tuhan Yesus kepadanya. Suara biasa untuk ayat 26 : Roh jahat itu keluar. Suara pelan-pelan ayat 27 : Orang yang menyaksikan takjub. Suara biasa untuk ayat 28 : Kabar tentang peristiwa itu disebarluaskan. Dengan demikian bagian-bagian yang penting dibaca dengan tekanan suara yang berlainan. 3. Di samping itu arti cerita dapat lebih ditekankan dengan memakai intonasi dan tekanan suara yang sesuai dengan isi dan arti kata- kata tertentu. Umpamanya cerita tentang "Perkelahian Daud dengan Goliat" (I Samuel 17:40-51). - Perkataan Goliat (ay. 43-44) diucapkan dengan bunyi marah dan mencemoohkan. - Jawaban Daud (ay. 45-47) diucapkan dengan tegas dan bersungguh-sungguh. - Orang Filistin lari (ay. 51) diucapkan dengan cara yang menunjukkan ketakutan mereka. Banyak kata mempunyai arti yang dapat ditekankan dengan menyesuaikan bunyi suara dengan rasa atau emosi yang terkandung dalam kata itu sendiri. Coba sebutkan kata-kata berikut dengan cara yang menyatakan artinya: jengkel gembira deras penuh kosong berseru takut bosan lambat berlari-lari 4. Air muka perlu dilatih juga agar turut menambah arti dari kata- kata yang diucapkan. Berlatihlah di muka kaca untuk menunjukkan rasa bingung, marah, takut, sedih, kurang sabar, dan sebagainya, melalui air muka. 5. Gerak-gerik juga boleh dipakai untuk menekankan arti, tetapi secara sederhana saja, jangan seperti deklamasi. Untuk ini juga diadakan latihan di depan kaca untuk menentukan gerak-gerik yang serasi. Membaca Alkitab dengan memakai cara yang menekankan artinya perlu dijaga supaya jangan berlebih-lebihan. Tujuan pemakaian cara-cara ini adalah untuk menambah arti amanat yang disampaikan oleh Alkitab, bukan untuk menonjolkan si pembaca. Sekali lagi, jangan membuatnya menjadi deklamasi. Bahan diringkas dan diedit dari sumber: Judul Buku: Penuntun Guru PAK Sekolah Minggu dan Sekolah Dasar 1 dan 2 Pengarang : Dr. Leatha Humes dan Ny. A. Lieke Simanjuntak Penerbit : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998 Halaman : 56 - 57 dan 81 - 85 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ TIPS MENGAJAR KREASI MEMBACA ALKITAB ====================== Ketika seorang guru mengajar dengan menggunakan Alkitab, dia tidak boleh memonopoli jalannya proses belajar mengajar. Keterlibatan murid-murid dalam proses tersebut akan membuat tujuan mengajar dan pelajaran lebih mengena dalam hati anak-anak. Salah satu cara melibatkan murid-murid di kala kita menggunakan Alkitab untuk mengajar adalah dengan meminta mereka membaca bersama-sama bagian yang akan Anda ajarkan pada mereka. Nah, agar dalam membaca Alkitab anak-anak tidak cepat merasa bosan dan jenuh, ciptakanlah kreasi-kreasi yang menarik. Jadikan waktu membaca Alkitab menjadi sebuah aktivitas yang menarik dalam kelas Sekolah Minggu Anda. Kreasi kreatif membaca Alkitab dapat dilakukan secara perorangan atau pun kelompok. Beberapa kresi yang dapat diterapkan dari yang paling sederhana sampai kreasi permainan, sebagai berikut: 1. Membaca diiringi gerakan. ------------------------- Setiap anak di kelas diminta berpasangan. Ayat-ayat di Alkitab akan dibaca oleh pasangan-pasangan itu secara bergiliran, dengan cara: salah seorang dari setiap pasangan akan membaca Alkitab sambil duduk. Sedangkan pasangannya akan membuat gerakan berdiri seolah-olah sedang membacakan sebuah pengumuman (dengan kedua tangan ke depan seolah-olah membaca sebuah pengumuman). Setelah pasangannya berdiri dan seolah-olah telah siap membaca pengumuman, maka pasangan yang bertugas membaca Alkitab mulai membaca ayat yang menjadi bagian pasangan tersebut. Demikian seterusnya, setiap pasangan melakukan tugas membaca ayat demi ayat sampai selesai. 2. Mutiara yang tersembunyi. ------------------------- Setiap anak diminta membaca satu ayat demi satu ayat secara bergiliran. Namun ada peraturan, bahwa setiap kali bertemu dengan nama orang dan nama tempat, termasuk kata Tuhan dan Allah, semua anak harus membacanya secara serempak. Dengan demikian, jika anak tidak menemukan kriteria di atas, maka ia membaca ayat tersebut sendirian. Oleh karena itu, semua anak harus konsentrasi agar tidak salah membaca. Contoh aplikasi: Matius 8:14-17 Pembaca ke-1: Setibanya di rumah (semua anak membaca: PETRUS), (semua anak membaca: YESUS pun) melihat ibu mertua (semua anak membaca: PETRUS) terbaring karena demam. Pembaca ke-2: Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangun dan melayani Dia. Pembaca ke-3: Menjelang malam dibawalah kepada (semua anak membaca: Yesus) banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata (semua anak membaca: Yesus) mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit (dst. ....) 3. Membaca estafet setiap bertemu tanda baca. ------------------------------------------ Sesuai dengan judulnya, kreasi ini menuntut anak-anak memperhatikan tanda-tanda baca. Setiap anak akan secara urut bergiliran membaca Alkitab. Namun pergantian dari pembaca satu ke pembaca lain bukan pada saat pergantian ayat. Pergantian pembaca dilakukan setiap kali anak-anak menemukan tanda baca apa saja (seperti tanda baca , . ! : ; ?). Bila bertemu salah satu tanda baca tersebut, pembacaan Alkitab dilanjutkan oleh pembaca berikutnya. Contoh aplikasi: Yohanes 11:1-44 Pembaca ke-1: "Ada seorang yang sedang sakit", (karena bertemu tanda baca " ", ia berhenti membaca sampai tanda baca itu, dan dilanjutkan pembaca berikutnya. Pembaca ke-2: namanya Lazarus. (karena bertemu tanda titik ia berhenti selamanya. 4. Variasi kata: "amin setiap satu ayat". -------------------------------------- Alkitab adalah firman Tuhan yang dinyatakan Allah kepada manusia. Pemahaman akan hal ini harus ditanamkan guru kepada anak-anak. Karena Alkitab adalah firman Tuhan, maka kita harus mengamininya. Kita mengakui kebenarannya. Dengan latar belakang tersebut, kata amin dapat menjadi kreasi yang mengasyikkan. Pada kreasi ini, kata AMIN diucapkan secara bersama-sama oleh seorang anak. Contoh aplikasi: Yohanes 13:34 "Aku memberikan perintah baru kepda kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (seluruh anak secara bersama-sama mengucapkan AMIN!) Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid- murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (seluruh anak secara bersama-sama mengucapkan AMIN!) Bahan diringkas dan diedit dari sumber: Judul Buku: Metode Anak Aktif dalam Bercerita dan Membaca Alkitab Pengarang : Paulus Lie Penerbit : Yayasan ANDI, Yogyakarta, 2002 Halaman : 69 - 77 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ BAHAN MENGAJAR Gunakan bahan pelajaran di bawah ini untuk menolong anak-anak mengetahui dengan jelas peranan Alkitab (Firman Tuhan) dalam hidup orang percaya. TERANG BAGI JALANKU =================== "Oh, gelap sekali tempat ini!" kata Toni. "Saya senang karena Ayah membawa lampu senter." Bagaimana seandainya kita tidak membawa lampu senter?" tanya ayah kepada Toni. "Mari kita matikan lampu senter ini dan melihat apa yang akan terjadi." Ketika ayah mematikan lampu senter, Toni tidak dapat melihat jalan setapak yang harus dilalui mereka untuk kembali ke perkemahan mereka. Ia juga tidak dapat melihat apapun di sekelilingnya. Toni merasa lega ketika menyalakan kembali lampu senternya. Sekarang ia dapat melihat jalan setapak itu dengan jelas. "Tanpa Tuhan Yesus, dunia ini juga akan seperti tempat ini pada waktu tidak diterangi lampu senter," kata ayah. "Tahukah kamu arti kalimat itu?" Renungan Singkat tentang Terang: -------------------------------- 1. Pernahkah kamu berada di sebuah jalan setapak pada malam yang gelap? Apakah kamu senang karena memiliki lampu senter? Mengapa? 2. Apakah yang dapat dilakukan oleh lampu senter? Bagaimana cara kamu menyusuri jalan setapak yang gelap tanpa membawa lampu senter? "Tuhan Yesus berkata bahwa Ia adalah terang dunia," kata ayah. "Dapatkah kamu menyebutkan beberapa cara Tuhan Yesus membawa terang- Nya ke dalam dunia ini?" "Ia menunjukkan kepada kita jalan menuju ke surga," kata Toni. "Ia juga menunjukkan kepada kita jalan hidup yang benar di dunia ini," kata ayah. "Bagaimana seandainya semua gereja lenyap besok pagi, demikian juga dengan semua pendeta, semua guru Sekolah Minggu, semua Alkitab dan semua buku Kristen? Bagaimana seandainya semua orang Kristen tidak lagi menjadi orang Kristen? Akan menjadi dunia macam apakah dunia kita ini?" "Wah, dunia ini akan menjadi dunia yang bobrok dan gelap!" kata Toni. "Saya senang karena Tuhan Yesus memberi kita terang-Nya!" Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu: ---------------------------------------------- 1. Apakah yang akan terjadi jika di dunia ini tidak ada Alkitab? Tidak ada gereja atau pendeta atau guru Sekolah Minggu? Menurut kamu, perubahan apakah yang akan terjadi atas banyak hal? 2. Apakah yang akan terjadi di dalam keluargamu jika tidak ada seorang pun yang pernah mendengar tentang Tuhan Yesus? Apakah yang terjadi denganmu? Bacaan Alkitab: --------------- Yohanes 1:1-19 Kebenaran Alkitab: ------------------ Tuhan Yesus berkata, "Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan" (Yohanes 8:12). Doa: ---- Terima kasih, ya Tuhan Yesus, karena Engkau menerangi dunia kami yang gelap ini. Dan terima kasih atas terang-Mu yang menyinari jalan saya untuk menuntun saya setiap hari. Amin! Sumber: ------- Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Pengarang : V. Gilbert Beers Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 72 - 73 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ AKTIVITAS Anda ingin mengadakan aktivitas menarik dengan menggunakan Alkitab? Ada banyak caranya. Ikuti petunjuk di bawah ini. Selain akan membuat anak-anak semakin mengenal Alkitabnya, mereka juga dapat merasakan kegairahan yang tinggi melalui perlombaan yang sehat. KEGIATAN DENGAN MEMAKAI ALKITAB =============================== 1. Mencari Benda dalam Alkitab --------------------------- Buatlah daftar yang memuat benda-benda seperti sumur, pedang, gandum, air, anggur, kendi, roti, benih dan lain-lain yang terdapat dalam Alkitab. Ketika aba-aba tertentu diberikan, maka para peserta disuruh mencari sebuah ayat Alkitab yang berisi nama benda yang Anda sebutkan. Peserta pertama yang menemukannya harus berdiri membaca ayat tersebut, lalu menyebutkan nama kitab, pasal, dan nomor ayatnya. Nilai atau angka diberikan kepada peserta yang berhasil paling dahulu menemukannya. 2. Hewan-hewan dalam Alkitab ------------------------- Ketika aba-aba diberikan, setiap peserta mencari sebanyak mungkin nama hewan di dalam Alkitab. Ia harus mendaftarkan nama hewan dan ayat yang menyebutkannya. Ketika waktu yang ditentukan habis, peserta yang paling banyak menuliskannya, dinyatakan menang. 3. Lomba Pelajaran Alkitab ----------------------- Peserta memegang Alkitabnya masing-masing. Ketika aba-aba diberi, pemimpin meminta semua peserta lomba membaca pasal tertentu, misalnya: Roma 12. Sesudah waktunya dianggap cukup untuk membaca dan mempelajarinya, maka pemimpin mengajukan pertanyaan- pertanyaan berdasarkan isi pasal itu. Nilai yang diberikan tergantung pada jumlah jawaban yang benar. 4. Mengenali Isi Buku ------------------ Mintalah seorang berdiri di depan para peserta sambil memegang Alkitabnya. Orang itu membaca dari sebuah buku dengan suara yang jelas, tetapi tak disebutkannya dari buku mana. Ia membaca beberapa ayat Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru. Kemudian para peserta diminta untuk menebak buku mana yang dibaca. Orang tadi terus membaca sampai muncul tebakan yang benar. Para penebak boleh sendiri-sendiri atau berkelompok. Angka diberikan pada penebak yang tepat. 5. Perjanjian Lama -- Perjanjian Baru ---------------------------------- Pilihlah beberapa buah benda yang dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ketika pemimpin menyebut benda itu, peserta menjawab bilamana benda tersebut digunakan dalam Perjanjian Lama, dan kapan dalam Perjanjian Baru. Misalnya, pedang. Petrus memakai pedang untuk memotong telinga prajurit, dan Goliat menghadapi Daud dengan pedang. Benda-benda lain yang dapat dipakai misalnya mata uang, emas, sumur, penjara, mimpi, bintang, banjir, Mesir, malaikat, raja, budak, sungai Yordan, Betlehem, pohon anggur, domba, gandum, bayi, kereta, keledai, perahu, ikan, nyanyian, Bait Allah, batu dan benda-benda lainnya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Belajar Alkitab Melalui Permainan Pengarang : Ronald F. Keeler Penulis : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1997 Halaman : 9 - 12 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: "susan" <susan@> >Shallom, >Untuk acara paskah sebentar lagi Sekolah Minggu tempat kami >mengajar merencanakan membuat acara paskah sbb: > >Anak-anak SM diminta mengisi acara dipanggung dengan lagu dan >puisi,.. nah puisi yang diminta adalah puisi pendek mengenai : Tema >: Yang Tuhan Mau 1. suaraku (mau memuji Tuhan), 2.temanku >(kesaksian), 3.hidupku (tingkah lakuku) dan 4. persembahanku(uang) > >Rencananya nanti ada 4 orang yang akan membaca 4 puisi dengan tema >seperti diatas dan diselingi dengan lagu2 dengan tema senada. Untuk >lagunya kami sudah menemukan beberapa lagu yang cocok, namun u/ >puisi yang akan dibacakan, kami masih kebingungan mengambil sumber >dari mana sedangkan tidak seorang dari kami yang biasa/bisa membuat >puisi > >Adakah dari rekan-rekan yang bisa menolong kami >membuatkan/mencarikan sumber dari bacaan tertentu misalnya?? Atas >bantuan rekan-rekan kami ucapkan banyak terima kasih. Redaksi: Surat di atas kami ambil dari milis diskusi e-BinaGuru. Dengan dimuatnya surat ini di e-BinaAnak, harapan kami ada rekan-rekan yang bisa membantu Sdri. Susan. Nah, jika Anda memiliki puisi PASKAH seperti tema di atas, silakan kirim ke Redaksi supaya kami bisa menyalurkannya kepada Sdri. Susan. Alamat surat Redaksi: ==> staf-binaanak@sabda.org =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ MUTIARA GURU Rencana pelajaran mingguan saya: Hari ini saya akan membaca dan berbicara dengan penuh semangat dengan ekspresi yang akan membuat mereka merasakan getaran dari kehidupan itu sendiri =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |