Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/181

e-BinaAnak edisi 181 (10-6-2004)

Mengajar

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                        Edisi 181/Juni/2004
~~~~~~~~~~~
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Talenta Mengajar
    o/ ARTIKEL (2)          : Mengajar Sekolah Minggu adalah
                                  Menyenangkan
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Mengajar: Melakukan Apa yang Dikatakan
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ide Program Perkunjungan SM
    o/ MUTIARA GURU

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam damai dalam kasih Kristus,

  Untuk menjadi guru yang baik, jangan pernah berhenti untuk
  mengembangkan potensi dalam diri Anda. Kami harap setelah menyimak
  sajian edisi yang lalu, yang membahas tentang talenta "MEMIMPIN",
  Anda mendapat banyak berkat dan bertekad untuk terus mengembangkan
  talenta-talenta Anda yang lain. Sebagai kelanjutannya, maka untuk
  edisi minggu ini Anda akan diajak untuk memikirkan tentang talenta
  Anda yang lain yaitu talenta "MENGAJAR".

  Ada dua artikel yang akan kami sajikan. "TALENTA MENGAJAR" adalah
  judul artikel pertama, yang di dalamnya akan membahas tentang
  pentingnya mengembangkan talenta mengajar dengan melakukan banyak
  latihan. Sedangkan artikel yang kedua akan menolong Anda menyadari
  bahwa mengajar memiliki tujuan agar murid-murid kita belajar. Karena
  melihat kemajuan yang dicapai murid-murid kita itulah maka mengajar
  Sekolah Minggu bisa menjadi hal yang menyenangkan dan lebih
  mendorong kreativitas kita.

  Simak juga sajian Bahan Mengajar minggu ini, dan selamat belajar!

  Tim Redaksi

         "Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani;
   jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar." (Roma 12:7)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+12:7 >


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL (1)

                           TALENTA MENGAJAR
                           ================

  Guru yang menyenangkan menyadari betapa pentingnya latihan mengajar
  demi kelancaran proses belajar mengajar. Guru yang menyenangkan
  mencoba untuk mendapatkan semangat agar bisa mengajar dengan baik.
     "Setiap orang yang berhenti belajar berarti dia sudah tua,
     berapapun umurnya, dua puluh atau delapan puluh?"

  Latihan yang terbaik berasal dari contoh. Dalam bukunya yang
  berjudul "Master Teacher", Edward Kuhlman menulis:
     "Berbeda dengan suasana di sekolah, dimana murid-murid mencari
     seorang guru tetapi tidak menemukannya, Yesus justru mencari
     orang-orang yang akan Dia ajar. Karena mereka yang Dia panggil,
     Yesus menjadi Gurunya, Guru diatas semua guru. Pada prinsipnya
     guru ingin mempengaruhi orang lain; dia ingin memberikan pengaruh
     yang kuat pada lingkungan sekitarnya yang dipercayakan kepadanya.
     Dia ingin membentuk karakter, membentuk pola perilaku, memberi
     kesan seorang yang tegas, kuat dan teguh, sama seperti yang
     dilakukan oleh Tuhan Yesus terhadap murid-murid-Nya. Yesus
     memanggil kedua belas murid-Nya ´untuk menyertai-Nya´
     (Markus 3:14). Kemudian dalam kedekatan-Nya itu, Dia mengasuh dan
     mengembangkan kemampuan mereka dan memperluas pengetahuan
     mereka."

  Latihan yang paling efektif yang bisa Anda berikan kepada diri Anda
  sendiri, selain meneladani cara mengajar Yesus, adalah dengan
  mencari seorang guru yang profesional yang akan menjadi contoh bagi
  diri Anda. Ciri-ciri orang tersebut adalah:
  1. Lahir baru.
  2. Mengasihi orang lain, khususnya anak-anak.
  3. Dipersiapkan untuk mengajar.
  4. Selalu siap untuk belajar.
  5. Bertumpu pada Firman Tuhan.
  6. Bergantung pada kuasa doa.
  7. Dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus.

  Latihan-latihan yang dilakukan secara formal juga sangat penting.
  Setiap orang memiliki cara sendiri untuk bisa belajar dengan sebaik-
  baiknya. Temukan cara yang terbaik dan gunakan untuk belajar
  mengajar. Cara tersebut bisa dengan:

  1. Membaca buku tentang mengajar.

  2. Mengikuti pelatihan Guru yang diadakan di gereja Anda.
     Jika gereja Anda tidak mengadakan kegiatan semacam ini, mintalah
     kepada pengurus gereja bidang pendidikan Kristen atau pimpinan
     Sekolah Minggu untuk mengadakannya.

  3. Mengikuti konvensi-konvensi Sekolah Minggu di daerah Anda.
     Konvensi ini menyediakan berbagai seminar dengan biaya yang
     murah. Konvensi ini biasanya mengundang pakar-pakar nasional di
     bidang Sekolah Minggu dan juga pakar-pakar lokal untuk melatih
     dan memperlengkapi para pekerja tentang beragam aspek dalam
     pelayanan Sekolah Minggu.

  4. Jika di kota Anda ada seminari atau sekolah teologia, cari tahu
     apakah mereka mengadakan kursus-kursus bagi guru awam.

  5. Teruskan saat teduh pribadi Anda yang nantinya akan memperdalam
     kehidupan spiritual Anda.

  6. Sediakan waktu dalam mempersiapkan materi yang akan Anda berikan
     untuk membaca bagian tambahan dalam buku panduan Anda. Buku
     panduan ini berisi berbagai tips mengajar yang akan membantu
     dalam mengembangkan kemampuan mengajar Anda.

  7. Berdoalah minta kepada Tuhan agar melatih Anda menjadi seorang
     guru yang sesuai dengan kehendak-Nya. Setiap kali saya mendoakan
     hal ini, Dia telah memberikan pada saya orang-orang dan
     pengalaman-pengalaman hidup yang terbukti sebagai kesempatan-
     kesempatan pelatihan yang tidak ternilai harganya.

  KETAHUI KARUNIA ANDA

  Setiap orang diberi kelebihan dan kekurangan. Kita berikan kembali
  kelebihan kita untuk kebesaran dan kemuliaan Tuhan. Kita datang dan
  berlutut kepada Tuhan dengan membawa kekurangan kita kepada-Nya
  sehingga kesucian-Nya dapat dipancarkan dalam kehidupan kita.

  Saat kita lahir dalam Kerajaan Allah, kita diberi karunia oleh Roh
  Kudus. Paulus mengatakan bahwa setiap orang Kristen diberi karunia
  oleh Roh Kudus (1Korintus 12:7). Tujuan dari karunia itu bukan
  untuk membuat seseorang menjadi egois, tetapi untuk membentuk Tubuh
  Kristus. Kita menggunakan karunia rohani kita untuk melaksanakan
  pekerjaan Allah (ayat 8-9).

  Dalam bukunya yang berjudul "Your Spiritual Gifts", C. Peter Wagner
  mendefinisikan karunia mengajar sebagai
     "Kemampuan khusus yang Tuhan berikan kepada anggota-anggota
     tertentu dari Tubuh Kristus untuk menyampaikan berita yang
     berhubungan dengan kesehatan dan pelayanan Tubuh tersebut dan
     anggota-anggotanya dengan cara sedemikian rupa sehingga orang
     lain akan belajar."
  Dr. Leslie B. Flynn menjelaskan dalam bukunya yang berjudul
  "Nineteen Gifts of the Spirit" bahwa,
     "Karunia mengajar adalah kemampuan supernatural untuk menjelaskan
     dan menerapkan kebenaran Firman Allah secara efektif."
  Kemudian Dr. Flynn menjawab pertanyaan, "Jika seseorang memiliki
  kemampuan untuk mengajar, akankah ia secara otomatis memiliki
  karunia mengajar seperti yang dimiliki oleh orang Kristen?"
  Jawabannya adalah tidak secara otomatis; hanya jika Roh Kudus
  memilih untuk memberikan karunia ini.

  Dia melanjutkan, "Tetapi ini tidak berarti bahwa Roh Kudus akan
  melimpahkan karunia mengajar pada seseorang yang telah memiliki
  talenta itu. Roh Allah yang melakukan dan memberikan karunia itu
  akan membentuk karunia-Nya dengan kekuatan supernatural didasarkan
  pada talenta yang telah dimiliki oleh orang tersebut, tetapi tidak
  selalu." Dr. Flynn kemudian membedakan antara talenta mengajar dan
  karunia mengajar.

  Baik talenta maupun karunia mengajar berkaitan dengan memberitakan
  kebenaran. Guru yang memiliki talenta mengajar dapat memberitakan
  kebenaran dan memberikan pengetahuan. Tetapi hanya guru yang
  memiliki karunia mengajar saja yang dapat memberikan pengetahuan
  selangkah lebih maju dan membantu pertumbuhan rohani murid-muridnya
  dengan informasi yang diberikan. Orang yang memiliki karunia
  mengajar bisa benar-benar mentransformasikan kehidupan Yesus
  Kristus.

  Bagaimana Anda bisa tahu bahwa Anda memiliki karunia mengajar?
  Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Apakah Anda suka mengajar? Tuhan ingin kita menikmati saat
     melayani dalam Kerajaan-Nya. Jika Anda benar-benar mengajar
     dengan penuh sukacita, Anda mungkin memiliki karunia mengajar.

  2. Apakah Anda melihat buah dari pengajaran Anda?
     Apakah Tuhan memberkati pelayanan pengajaran Anda?

  3. Apakah ada orang lain yang mendorong Anda dalam mengajar?

  Ketika merefleksi hidup, saya mengetahui betapa Tuhan telah memimpin
  saya. Sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara, saya sering menjadi
  pengasuh bagi adik-adik saya. Pengalaman ini menjadikan saya untuk
  tetap menjadi pengasuh di luar rumah. Di sekolah saya bermain selama
  berjam-jam setelah sekolah usai. Saya membantu guru-guru Sekolah
  Minggu dan guru sekolah. Ide yang membuat saya senang adalah
  berjalan kaki ke sekolah dan mengamati setiap kelas melalui jendela.
  Tuhan memberi saya kerinduan tetapi karena saya saat itu belum
  menjadi orang percaya, saya tidak memiliki karunia mengajar. Ketika
  saya menjadi orang Kristen, Roh Kudus melimpahi saya dengan karunia
  mengajar. Hati saya tertambat pada mengajar.

  Lihatlah pada kehidupan Anda sendiri. Kegiatan-kegiatan apa yang
  bisa menarik perhatian Anda dengan spontan? Dimanakah Tuhan
  memberkati Anda? Dimanakah Anda merasa senang dan merasa semuanya
  tercukupi? Jawaban Anda akan membantu untuk menemukan karunia rohani
  Anda. Bukalah Alkitab dan bacalah tentang karunia-karunia rohani
  dalam Roma 12; 1Korintus 12, dan Efesus 4.

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Judul Buku        : Becoming a Treasured Teacher
  Judul Artikel Asli: Seek to Be Teachable
  Penulis           : Jody Capehart
  Penerbit          : Victor Books, USA, 1992
  Halaman           : 12 - 18


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL

             MENGAJAR SEKOLAH MINGGU ADALAH MENYENANGKAN
             ===========================================

  Mengajar Sekolah Minggu seharusnya menyenangkan; itulah yang
  dimaksudkan Allah. "Tidak begitu dalam situasi saya!" terdengar
  tanggapan dari orang-orang yang berpendapat bahwa mengajar Sekolah
  Minggu menjemukan.

  Para mahasiswa dalam sebuah kelas pendidikan Kristen diberi waktu 5
  menit untuk menyempurnakan pernyataan berikut, "Saya rasa mengajar
  Sekolah Minggu merupakan sesuatu yang menyenangkan karena ...."

  Seorang anggota kelas itu menulis, "Saya belum pernah mengalami
  bahwa hal mengajar Sekolah Minggu merupakan sesuatu yang
  menyenangkan. Saya belum pernah hadir dalam suatu kelas Sekolah
  Minggu yang diajar oleh seorang guru yang berpendapat bahwa mengajar
  adalah menyenangkan. Akan tetapi saya berpendapat bahwa mengajar
  Sekolah Minggu seharusnya sesuatu yang menyenangkan."

  Bagaimana kita dapat menjadikannya demikian?

  Mengajar atau Belajar
  ---------------------
  Kesukaan yang sejati dalam hal mempelajari Alkitab harus dipelihara
  dalam kelas-kelas kita. Ini terlaksana dengan baik bila para guru
  menyadari bahwa mengajar Sekolah Minggu bukan sekedar mengembangkan
  pengetahuan seorang murid tentang Alkitab. Pengetahuan Alkitab, yang
  dalam sekali pun, bukanlah tujuan satu-satunya dari pengajaran kita.
  Pengetahuan semacam itu hanya merupakan sarana bagi pelajar untuk
  mendapatkan kebenaran Alkitab. Melalui kebenaran itu Allah dapat
  mengubah sikap, keadaan, dan cara hidupnya.

  Itulah saat kesadaran, saat penemuan, ketika Alkitab menjadi
  kebenaran bagi kehidupan; satu saat dalam kehidupan pelajar bila dia
  mengizinkan Alkitab mengadakan perubahan dalam apa yang diucapkan
  dan yang dilakukannya. Suatu penemuan pribadi selalu menjadikan hal
  belajar itu menyenangkan bagi pelajar maupun guru.

  Mengajar Sekolah Minggu adalah pengalaman yang menggembirakan;
  ketika kehidupan seorang murid berubah karena sesuatu yang
  dipelajarinya dari Alkitab. Kesenangan itu terbit bila kehidupan
  seorang diubahkan, pada waktu dia menerapkan Injil dalam
  kehidupannya melalui usaha-usaha Saudara.

  Sebagaimana semua pelajaran, demikian pula pelajaran Kristen
  membangun di atas pengalaman-pengalaman yang lampau. Pelajaran
  diberikan secara bertahap, bersifat dinamis, berurutan, dan sering
  kali tanpa henti-hentinya. "Saat kebenaran" mendatangi pelajar oleh
  karena usaha-usahanya sendiri yang lalu dan pengaruh banyak guru
  yang setia pada masa yang lampau.

  Dengarkan percakapan antar anggota keluarga di rumah kami:
  ----------------------------------------------------------
  "Din, apa yang kau pelajari di sekolah tadi?" merupakan pertanyaan
  pertama yang sering saya ajukan kepada anak saya yang berumur 11
  tahun sepulangnya dari sekolah.

  "Tidak banyak," itulah jawabannya yang biasa.

  "Bagaimana kau dapat naik ke kelas enam jika sering kali kau tidak
  belajar banyak?"

  "Ah, tidakkah Ayah mengerti? Saya belajar sedikit setiap hari, lalu
  tiba-tiba semuanya merupakan pengetahuan yang sungguh banyak."

  Anak saya benar. Semuanya itu merupakan sesuatu yang sungguh
  berarti. Sebaliknya guru Kristen juga menikmati kesukaan dalam hal
  memberitakan Injil kepada para pelajar dengan keyakinan teguh bahwa
  pada akhirnya hal itu akan memberikan pengaruh yang berfaedah dalam
  kehidupan masing-masing pelajar.

  Metode-metode yang Kreatif
  --------------------------
  Dewasa ini, sebagaimana setiap periode dalam sejarah manusia,
  bukanlah waktu untuk metode-metode yang usang dan pendekatan-
  pendekatan yang tidak menarik. Meskipun berita kita itu suci, tak
  berubah, dan diberikan oleh Allah kepada kita, namun metode-metode
  kita dengan tetap harus dinilai oleh patokan ini: Apakah metode ini
  pernah menghasilkan suatu perubahan dalam seseorang?

  Pada keyakinan-keyakinan kita mengenai kuasa Injil haruslah
  ditambahkan metode-metode yang meyakinkan dan menarik untuk
  mengajarkan Alkitab. Pekerjaan kita yakni membuat berita pengajaran
  kita itu segar, mendorong, merangsang dan mengubahkan kehidupan;
  itulah yang membuat pengajaran Alkitab itu menyenangkan.

  Tetapi Bagaimana Kita Memperbaiki Metode-metode Mengajar Kita?
  --------------------------------------------------------------
  Metode-metode mengajar yang bermakna selalu mulai dengan tujuan
  pelajaran, kerinduan guru untuk membagi-bagikan kebenaran Alkitab,
  dan kegiatan-kegiatan belajar yang bermakna untuk pelajar.

  Kelas-kelas Sekolah Minggu, sebagaimana orang-orang yang ada di
  dalamnya, adalah unik. Dengan demikian pendekatan-pendekatan
  mengajar kita akan berubah sesuai dengan umur kelas itu. Juga dalam
  kelas yang sama kita dapat menggunakan bermacam-macam pendekatan.
  Berusahalah memakai bermacam-macam pendekatan dalam pengajaran,
  tetapi pastikanlah bahwa pengajaran yang diberikan dalam kelas
  Saudara berhasil mengubah kehidupan pelajar. Jadi, jika tidak ada
  seseorang yang belajar sesuatu, maka tidak terjadi pengajaran
  Kristen. Para guru mengetahui bahwa kebenaran Alkitab berkenaan
  dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam diri anggota-anggota
  kelas. Tetapi metode-metode kita harus cukup efektif untuk menawan
  perhatian mereka, dan berita kita dianggap sedemikian penting karena
  berhubungan dengan keperluan anggota-anggota kelas sehingga akan
  disambut oleh mereka dan akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
  diri mereka sehingga murid-murid itu ingin menjadi seperti Kristus.

  Cara Yesus
  ----------
  Pengajaran Alkitab abad ke-20 yang efektif bukanlah satu jiplakan
  dari tehnik-tehnik mengajar yang dipakai Yesus. Andaikata Yesus
  melaksanakan pelayanan-Nya di dunia dewasa ini, barangkali Dia akan
  menggunakan setiap metode mengajar yang mungkin: alat peraga modern
  (proyektor, film, dan sebagainya); kelompok diskusi, drama, panel
  diskusi, dan bermacam-macam pendekatan mengajar-belajar lainnya.

  Cara mengajar-Nya bukan sekedar suatu tehnik mengajar melainkan
  penyataan kasih. Cara Yesus adalah lebih daripada satu daftar
  kegiatan untuk diterima atau ditolak. Akan tetapi, sesungguhnya Dia
  memanggil kita kepada satu jalan kehidupan, satu kehidupan yang
  tidak takut untuk mengatakan kepada pelajar, "Mari, ikutlah
  menikmati penemuan-penemuan yang saya temukan mengenai anugerah
  Allah." Kehidupan itu ternyata dalam kegiatan-kegiatan yang bermakna
  untuk orang-orang lain -- mengasihi, membagi, dan melayani.

  Kita harus belajar mengasihi seseorang dalam kenyataan, bukan hanya
  dalam kata-kata yang muluk. Dan hal itu menuntut usaha dari kita.
  Kita harus belajar mengasihi Ali dan Rusmi yang ada di sekeliling
  kita, yang kaya dan yang miskin, yang berpendidikan dan yang kurang
  berpendidikan, yang penurut dan yang nakal, yang menerima pelajaran
  kita dan yang acuh tak acuh.

  Karena manusialah Kristus telah datang ke dalam dunia. Kecakapan dan
  kemauan kita untuk berhubungan dengan orang lain membuat perbedaan
  di antara pengajaran yang rutin dan pengajaran yang membawa orang
  kepada keselamatan. Mengajar Sekolah Minggu adalah sesuatu yang
  menyenangkan karena kita bekerja dengan manusia.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 1
  Penerbit   : Gandum Mas, Malang, 1987
  Halaman    : 170 - 172


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR

                  MENGAJAR: MELAKUKAN APA YANG DIKATAKAN
                  ======================================

  Refleksi untuk Orangtua dan Guru:
  ---------------------------------
  Teman saya, Yerta, yang berumur delapan puluh tiga tahun, melayani
  para pasien dari Pusat Alzheimer dan kadang-kadang membantu gereja
  kami dalam pelayanan anak-anak balita. Suatu hari di kantor saya,
  saya menceritakan kepadanya keprihatinan saya mengenai anak saya
  yang terbesar, Sarah. Sarah adalah seorang yang perfeksionis
  sehingga ia kadang-kadang membuat tuntutan yang tidak mungkin bagi
  dirinya sendiri. Nilai yang bagus, murid teladan, ketua organisasi
  siswa, segala sesuatu yang menyenangkan, tetapi saya kuatir bahwa
  Sarah akan kehilangan hal-hal sederhana seperti bermimpi, berkhayal,
  berpetualang, dan menunggu. Setelah saya selesai berbicara, Yerta
  melihat ke sekeliling ruangan, memandang ijazah-ijazah saya di
  dinding dan meja kerja saya yang penuh dengan tumpukan berkas
  berbagai proyek, lalu mengatakan "apel jatuh tidak jauh dari
  pohonnya."

  Mengajar anak-anak bukan berarti menuang informasi ke dalam kepala
  mereka. Mengajar berarti berpartisipasi aktif dalam proses perubahan
  diri mereka dan juga perubahan kita sendiri. Kita tidak cukup hanya
  berdiri dari jauh dan berkata, "Sekarang dengarkan saya dan lakukan
  seperti yang saya katakan." Kita juga tidak cukup hanya mengerti apa
  yang harus dilakukan dan dikatakan; kita juga harus memiliki
  keberanian dan keinginan untuk menjalankan apa yang kita yakini.

  Mengajar bisa berarti melengkapi anak-anak kita dengan pengetahuan
  dan keterampilan yang mereka perlukan untuk berkembang sebagai warga
  negara dunia ini dan sebagai anak-anak Kerajaan Allah. Namun lebih
  jauh mengajar juga berarti bahwa melalui teladan dan pengalaman,
  anak-anak kita dapat menemukan keinginan yang timbul dari dalam diri
  mereka untuk hidup dalam kedamaian dan potensi yang merupakan hak
  mereka sebagai anak-anak Allah.

  Refleksi untuk Seluruh Anggota Keluarga:
  ----------------------------------------
  Jika kamu ingin belajar meniup permen karet atau mengemudikan mobil,
  siapa orang terbaik yang dapat mengajarkannya padamu? Bukankah
  sangat membantu bila orang itu menunjukkan kepadamu bagaimana
  caranya melakukan hal-hal itu? Ini hanyalah contoh tentang hal-hal
  yang kita lakukan, tetapi kita juga belajar tentang siapa diri kita
  melalui bagaimana kita diperlakukan dan bagaimana kita melihat orang
  lain diperlakukan. Bila kamu mempunyai seorang adik kecil, sepupu
  atau tetangga yang masih kecil, kamu akan melihat betapa cepatnya
  mereka meniru apa saja yang kamu lakukan. Mereka akan mencoba
  berdandan, berjalan, berbicara dan bertingkah laku persis seperti
  kamu. Ini membuatmu lebih bertanggung jawab akan setiap perilakumu
  setiap kali kamu berada di dekat mereka. Dan ini menjadikan kamu
  seorang guru!

  HARI 1: AJARKAN FIRMAN ALLAH KEPADA MEREKA
  (Ulangan 11:1,18-21)

  1. Kapan saat yang tepat untuk mengajarkan tentang jalan-jalan
     Tuhan?

  2. Siapa yang mengajarimu tentang iman?

  HARI 2: AJARKAN TENTANG KEAJAIBAN-KEAJAIBAN ALLAH
  (Mazmur 78:1-8)

  1. Apakah hukum yang Allah berlakukan di Israel?

  2. Jika hanya ada satu hal saja yang dapat kamu katakan tentang
     Allah kepada seseorang, apakah yang akan kamu katakan?
     Pilihlah seorang yang dapat kamu ajak berbicara mengenai hal itu,
     mungkin melalui surat, telepon, atau berhadapan langsung.
     Katakanlah kepada seluruh keluarga mengenai rencanamu itu.

  HARI 3: YESUS MEMBERI MAKAN LIMA RIBU ORANG
  (Matius 14:13-21)

  Yesus baru saja mendengar kabar bahwa saudara sepupu-Nya, Yohanes
  Pembaptis, dipenggal kepalanya karena keberaniannya berbicara secara
  terang-terangan agar Herodes, raja wilayah setempat, bertobat.

  1. Mengapa Yesus ingin memberi makan orang-orang yang mengikuti Dia?

  2. Sebutkan seseorang yang bergantung dan berharap banyak darimu.
     Bagaimana kamu menyatakan perhatianmu padanya?

  HARI 4: PERINTAH YESUS YANG TERAKHIR
  (Matius 28:1-20)

  1. Apa yang Yesus minta agar dilakukan oleh para murid setelah Dia
     pergi? Janji apa yang Dia berikan bersamaan dengan perintah itu?

  2. Mengajar bukan sekadar mengatakan sesuatu, melainkan hidup
     berdasarkan apa yang dikatakan itu. Renungkan bagaimana kamu
     bertindak atau memperlakukan orang lain. Apa yang dapat orang
     lain pelajari tentang Kristus melalui cara hidupmu?

  HARI 5: YESUS MENGAJARKAN FIRMAN ALLAH
  (Yohanes 7:1,11-18)

  1. Menurut Yesus, berasal dari manakah hal-hal yang Dia ajarkan?

  2. Menurutmu, siapakah Yesus?

  HARI 6: PARA RASUL DIPENJARA KARENA MENGAJAR
  (Kisah Para Rasul 5:17-42)

  Para rasul telah dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus dan melakukan banyak
  tanda ajaib dan mujizat. Orang-orang di seluruh Yerusalem datang
  kepada mereka untuk mendengar apa yang mereka ajarkan dan beritakan,
  serta untuk mengalami kesembuhan.

  1. Apa alasan Petrus untuk terus mengajar?

  2. Apakah tekanan yang sedang kamu hadapi sehingga kamu tidak berani
     bersaksi tentang hidupmu di dalam Kristus kepada orang lain?

  Diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Belajar Bersama
  Judul Artikel: Mengajar: Melakukan Apa yang Dikatakan
  Penulis      : Janice Y. Cook
  Penerbit     : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999
  Halaman      : 81-85


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: "Retno" <retno@>
  >Rekan-rekan pemerhati anak SM
  >Rekan-rekan pengajar Sekolah Minggu
  >Saya minta masukan/ide untuk program perkunjungan (visitasi) yang
  >dilakukan pada anak-anak SM. Kira-kira ada gak guidance-nya. Mohon
  >sumbang saran/sharing-nya.
  >Terima kasih. GBU
  >Salam,
  >Retno

  Redaksi:
  Nah, bagi para pembaca yang ingin memberi masukan kepada Sdri.
  Retno, silakan kirimkan masukan Anda ke Redaksi untuk dapat menjadi
  berkat bagi Sdri. Retno.
==>  <staf-binaanak@sabda.org>

  Untuk Sdri. Retno, informasi berikut ini bisa juga menjadi referensi
  bagi Anda, silakan dicatat:
  e-BinaAnak pernah menerbitkan satu edisi khusus dengan topik "Tugas
  Berkunjung" (e-BA No. 094/2002). Mungkin Anda bisa mendapat masukan
  dengan beberapa ulasan dan tips yang disajikan dalam edisi tersebut.
  Silakan lihat arsipnya di:
==>  http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/094/
  Selamat belajar.


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU

                   Rencana pelajaran mingguan saya:
                     Hari ini saya akan mengajar
                     dengan vitalitas yang unik
                   "SAYA," mengenali hak yang sama
                      dari masing-masing murid

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
            Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Kristian
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^

Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ========== <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org