|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-binaanak/200 |
|
e-BinaAnak edisi 200 (20-10-2004)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <><
Daftar Isi: Edisi 200/Oktober/2004
~~~~~~~~~~~
o/ SALAM DARI REDAKSI
o/ ARTIKEL : Mengajar Anak Mengasihi Temannya
o/ BAHAN MENGAJAR (1) : Mengasihi Satu Sama Lain
o/ BAHAN MENGAJAR (2) : Kita Semua Berhubungan
o/ STOP PRESS! : Publikasi Baru e-Penulis
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Pengalaman Kelas Batita
o/ MUTIARA GURU
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf redaksi:
<staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI
Salam kasih,
Tidak terasa waktu terus berlalu. Jika Anda cukup teliti, maka Anda
akan melihat nomor edisi e-BinaAnak minggu ini telah mencapai angka
200! Wow...!! Puji Tuhan untuk penyertaan-Nya sampai saat ini. Kami
sungguh berharap, sajian-sajian e-BinaAnak dapat membawa berkat bagi
pelayanan Anda. Di edisi 200 ini, kami membuka kesempatan yang
selebar-lebarnya bagi para pembaca yang ingin menyampaikan pesan,
kesan, saran, kritik, doa, dll., agar pelayanan e-BinaAnak dapat
lebih berkembang dan meningkat lagi. Silakan kirimkan ke:
==> <staf-BinaAnak@sabda.org>
Pada edisi minggu ini, "Mengasihi Teman" akan menjadi topik yang
akan kami angkat. Mengasihi orang lain, terutama mengasihi teman,
haruslah ditanamkan kepada anak-anak. Sifat ini tidak bisa timbul
begitu saja dalam diri sorang anak apabila kita tidak
mengajarkannya.
Untuk anak, mengasihi teman dapat diajarkan melalui hal-hal kecil
yang biasa dilakukan oleh anak-anak, misalnya dengan bermain, karena
sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan bermain. Nah, pada Edisi
e-BinaAnak minggu ini, Anda dapat menemukan berbagai trik dan cara-
cara yang efektif untuk mengajar anak bagaimana mengasihi temannya.
Dua Bahan Mengajar yang kami sajikan juga dapat guru pakai untuk
tujuan yang sama. Ok, selamat menyimak sajian kami dan selamat melayani!
Tim Redaksi
"Memang mengasihi Dia dengan segenap hati
dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan,
dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri
adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran
dan korban sembelihan." (Markus 12:33)
< http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Markus+12:33 >
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL
MENGAJAR ANAK MENGASIHI TEMANNYA
================================
Hubungan antara anak-anak diperlukan anak yang sebaya untuk
mengembangkan sikap mengasihi dan ketrampilan untuk menjalin
hubungan antarpribadi. Meskipun anak-anak kecil amat tertarik pada
anak-anak kecil lainnya, namun mereka tidak selalu dapat dengan
mudah mengembangkan persahabatan. Seringkali, anak-anak lain
dipandang sebagai ancaman yang berbahaya bagi segala sesuatu yang
menjadi kekuasaannya.
Yesus dengan jelas menyatakan bahwa sikap mengasihi orang lain
adalah batu penjuru bagi iman Kristen. "Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri" (Matius 22:39) merupakan perintah Allah
terbesar kedua. "Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya
kamu saling mengasihi" (Yohanes 13:34). Demikian ajaran Yesus kepada
murid-murid-Nya.
Seorang anak sanggup mengasihi dengan lebih dulu menerima kasih dan
belajar berinteraksi secara positif dengan orang lain. Kasih tidak
pernah dialami secara abstrak atau melalui jarak jauh. Tetapi selalu
merupakan suatu pengalaman yang bersifat pribadi dan akrab. Anak
yang sedang bertumbuh membutuhkan pondasi interaksi yang positif
dengan anak lain sebagai dasar bagi pengungkapan kasih dalam
tindakan dan sikapnya. Sekolah Minggu yang membicarakan dan
menyanyikan lagu-lagu tentang saling mengasihi dan bersikap baik
terhadap teman-teman, tetapi hanya memberikan sedikit kesempatan
untuk berbicara satu sama lain atau bahkan tidak sama sekali,
merupakan suatu kontradiksi. Dan hal ini kerap terjadi.
Ketika anak mengalami saat senang dan susah, memberi dan menerima
pada waktu bermain dengan teman-temannya, sebenarnya ia sedang
belajar hal-hal yang paling penting dalam hidupnya. Orang dewasa
yang peka akan hal ini dapat menolong anak dalam proses ini dengan
menyediakan perlengkapan yang memadai, ruangan, dan pengarahan yang
cukup agar setiap anak berada dalam keadaan aman dan dapat terlibat
di dalamnya.
Bagi anak yang merasa belum cukup aman untuk berbagi mainan,
menyediakan mainan yang sama dapat meredakan perasaan tidak pasti.
Melibatkan anak dalam suatu permainan juga dapat menolong meletakkan
dasar untuk belajar berbagi dalam suasana yang menyenangkan.
1. Berbagai variasi "cilukba," yang merupakan permainan favorit anak
usia satu tahun, dapat menolong anak kecil untuk tetap dapat
menikmati suatu mainan tertentu, meskipun mainan itu bukan
miliknya. Sembunyikan sebuah mainan kegemarannya dari
pandangannya (misalnya di bawah selembar handuk). Tunggulah
sesaat, kemudian angkat handuk itu. Permintaannya untuk mengulang
permainan ini menunjukkan ia belajar bahwa "menyerahkan"
mainannya kadang-kadang dapat lebih menyenangkan daripada
memeganginya sendiri.
2. Menggelindingkan sebuah bola bolak-balik dengan anak usia dua
tahun adalah cara lain untuk mengembangkan perasaan yang baik
dalam hal berbagi. Kesenangan yang diperoleh dengan
menggelindingkan dan mengantisipasi kembalinya bola itu lebih
menyenangkan daripada hanya memegangi bola itu. Dengan
mengikutsertakan anak lain dalam permainan, kegembiraan si anak
akan semakin bertambah. "Jon dan Bobby adalah teman-teman yang
baik. Saya mengucap syukur kepada Allah atas teman-teman baik
yang Allah berikan.", 3. Anak usia tiga tahun senang dengan permainan "petak umpet,"
sejauh tempat-tempat persembunyiaannya cukup jelas terlihat oleh
mereka. Kegembiraannya terletak pada saat ia menemukan orang yang
dicari, bukan pada proses pencarian itu sendiri. Manfaat
permainan petak umpet ini akan terasa jika dimainkan paling
sedikit oleh dua orang anak.
4. Aktivitas apa pun yang melibatkan pernainan yang saling
bergantian, menolong anak membangun perasaan positif terhadap
anak yang lain.
Bermain menyusun bangunan dan rumah dengan balok-balok kayu adalah
aktivitas yang mengasyikkan bagi anak-anak usia empat atau lima
tahun. Tentu saja konflik akan muncul, tetapi keinginan yang kuat
untuk memiliki teman bermain membuat anak-anak pada umumnya berusaha
keras untuk mengatasi masalah. Dan pengalaman belajar yang amat
berharga akan mereka peroleh. Dorongan orang dewasa atas perilaku
yang diinginkan menambah kemungkinan untuk diulanginya lagi.
Beberapa peraturan akan menolong meminimalkan masalah yang mungkin
timbul:
1. "Kamu dapat membongkar bangunanmu sendiri, tetapi hanya Angela
yang dapat membongkar menaranya.", 2. "Kamu dapat membuat bangunan yang sama tingginya dengan pundak
saya.", 3. "Susun balok ini di sisi garis ini (sebuah isolasi ditempelkan
di lantai di depan balok-balok). Ini membuat anak-anak lain bisa
mendapat cukup tempat untuk mereka pakai bermain dengan balok-
balok yang lain."
Beberapa anak memerlukan pertolongan khusus mengenai bagaimana
bermain dengan anak lain. Amat sulit untuk menyatakan kasih sayang
jika anak itu tidak mampu berkomunikasi. Terkadang di dalam kelas
atau tempat bermain yang ramai dengan banyak aktivitas, para guru
kurang memperhatikan bahwa ada beberapa anak yang selalu bermain
seorang diri, bahkan meskipun dikelilingi oleh anak-anak lain.
terkadang bermain seorang diri dapat memuaskan anak. Namun, bila hal
itu terjadi karena si anak kurang mampu berhubungan dengan orang
lain, dan bukannya karena ia sendiri memilih untuk bermain sendiri,
hal itu akan sangat menurunkan harga diri si anak.
Satu pendekatan untuk menolong anak yang bermain seorang diri adalah
mengadakan aktivitas yang membutuhkan kerja sama. Bermain papan
jungkit, membangun istana pasir, mendirikan bangunan dengan balok-
balok kayu, dan permainan air merupakan aktivitas yang lebih
menyenangkan bila dimainkan oleh dua orang atau lebih. Nyatakan
perasaan senang itu dengan kata-kata. "David, kamu dan Rosie bermain
bersama dengan baik. Kalian merupakan teman yang baik. Alkitab
berkata, Kasihilah satu sama lain." Namun, beberapa anak memilih
untuk menghindari kegiatan ini daripada menghadapi kemungkinan gagal
dalam berhubungan dengan orang lain.
Situasi ini seringkali dapat ditolong dengan memberikan aktivitas
yang menarik bagi anak yang senang menyendiri dengan harapan menarik
anak-anak lain untuk berinteraksi di dalamnya. Seorang guru
menawarkan kesempatan untuk mengecat alat bermain kepada seorang
anak yang memiliki kesukaran berhubungan dengan orang lain. Anak itu
menanggapinya dengan antusias. Saat ia mulai bekerja, guru itu
berkata, "Beberapa anak lain akan datang dan berkata mereka ingin
mengecat juga. Bagaimana menurut kamu?" Ia tidak menjawab.
Ibu guru kemudian mengajukan beberapa respon yang memungkinkan ia
memberi jawaban "Ya" (yang tadinya mau menjawab "Tidak"). Melalui
usulan yang dikemukakan ibu guru, si anak dibantu untuk mendapatkan
gambaran bagaimana anak lain akan memberi reaksi. Kemudian guru
perlahan-lahan mulai menjauh dan memperhatikan saat anak-anak lain
mulai mendekati anak itu. Keyakinan yang timbul karena menjadi pusat
perhatian, menolongnya memulai beberapa percakapan pendek. Ia juga
menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak-anak lain.
Perhatikan bahwa seorang guru tidak hanya mengatur suatu aktivitas,
sehingga anak yang kesepian itu akan menjadi pusat perhatian, tetapi
juga memberi gagasan percakapan secara khusus yang dapat membantu
anak tersebut berkomunikasi dengan anak lain. Berdiam diri atau
undur dari orang lain merupakan hal yang umum terjadi pada anak-anak
ataupun orang dewasa, hanya karena mereka tidak memiliki kata-kata
yang tepat yang dapat dipakai untuk berinteraksi dengan orang lain.
Hindari sikap atau tindakan membandingkan anak yang satu dengan anak
yang lain atau memupuk rasa kompetisi antara anak-anak kecil.
Sebaliknya, anak-anak dapat dibantu dengan belajar dari apa yang
dilakukan anak lain. Seringkali seorang anak menahan diri untuk
tidak takut dalam suatu permainan baru sampai ia mengamati anak-anak
lain melakukannya. Kemudian anak itu mungkin akan mencobanya. Memuji
anak di depan anak-anak lain sangatlah menolong. Namun harus
diperhatikan dengan cermat untuk memastikan bahwa setiap anak
memerlukan pujian yang dibutuhkannya. Biasanya anak yang paling
tidak mampu yang paling membutuhkan pengakuan atau penghargaan,
tetapi seringkali justru yang paling sedikit menerimanya.
Pernyataan-pernyataan di bawah ini memberikan pengakuan kepada anak-
anak. Semua ini membuat anak yang lain menaruh perhatian atas
perilaku yang diinginkan, tetapi tidak membuat anak-anak lain merasa
kurang berharga.
1. "Carlos sudah siap mendengarkan cerita. Ia duduk tenang di atas
karpet dengan tangan di pangkuannya. Andrea juga sudah siap,
begitu pula David.", 2. "Saya ingin kalian mengangkat lukisan jari kalian di dinding
bersama lukisan-lukisan lainnya, agar setiap orang dapat melihat
karya kalian yang berbeda-beda.", 3. "Setiap orang yang mengenakan sesuatu berwarna hijau mohon
berdiri dengan tenang dan berjingkat menuju pintu.", 4. "Jika kamu tahu jawaban pertanyaan Ibu, angkat tanganmu di atas
kepala. Bagus! Rachel tahu. Hillary tahu. Daniel juga mengangkat
tangannya. Marvin, coba katakan jawabanmu." (Hindari kebiasaan
hanya memanggil anak yang pertama kali mengangkat tangan.
Percakapan di atas membantu banyak anak merasa diteguhkan
perilakunya, dan memungkinkan guru memilih anak yang akan
menyampaikan jawaban dengan suara keras.)
5. "Jeff melakukan yang diperintahkan Alkitab. Alkitab berkata
untuk membagikan apa yang kamu miliki, dan Jeff memberikan
sebagian malamnya kepada Amy.", 6. "Saya sedang berpikir tentang seseorang di kelas kita yang pagi
ini (memakai pita di rambutnya, mengenakan kacamata seperti saya,
memakai banyak cat merah pada lukisannya, dan sebagainya)."
Kemudian mintalah anak-anak lain untuk memberi petunjuk kira-kira
siapa orang itu.
Anak-anak dapat lebih menyadari kehadiran orang lain sebagai
individu bila mendengar nama anak-anak lain disebut, seperti juga
namanya sendiri. Misalnya, doronglah anak-anak untuk membuat gambar
yang akan dikirimkan kepada teman-teman mereka yang tidak masuk pada
hari itu. "Kevin akan sangat senang memperoleh gambar ini dari
teman-temannya. Allah merencanakan agar kita mempunyai teman-
teman."
Seorang guru yang giat dalam mengajar membuat buku kecil bagi anak-
anak asuhannya. Pada halaman depan buku itu ditulisnya "Teman-
temanku." Setiap anak didorong untuk meminta teman-temannya
melakukan sesuatu pada salah satu halaman di dalam buku itu, seperti
menuliskan nama mereka, membuat sebuah gambar, membuat lukisan jari,
atau menempelkan cap ibu jarinya. Buku itu berfungsi sebagai sarana
untuk mendorong anak-anak untuk memikirkan teman-teman mereka dan
berinteraksi dengan anak-anak lain. Guru memperhatikan, bila ada
kesempatan untuk dapat menarik perhatian anak-anak pada rencana
Allah, sehingga mereka dapat saling mengasihi dan menikmati
kebersamaan dengan teman-temannya. "Betapa senangnya kita mempunyai
teman-teman di gereja! Terima kasih, Allah atas sahabat-sahabat
yang mengasihi kami."
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku : Mengenalkan Allah kepada Anak
Judul Artikel Asli: Belajar tentang Teman Sebaya
Penulis : Wes Haystead
Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999
Halaman : 69 - 74
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR (1)
MENGASIHI SATU SAMA LAIN
========================
Persiapan:
----------
Tuliskan judul "KASIH ADALAH" di papan tulis. Di bawah judul ini
tambahkan keenam definisi kasih sementara setiap definisi itu
dibicarakan.
Renungan:
---------
Pada suatu hari ketika Yesus sedang berbicara dengan murid-murid-
Nya, Dia memberitahukan kepada mereka bahwa dunia akan tahu mereka
itu pengikut-pengikut-Nya apabila mereka saling mengasihi. Dengarkan
ayat-ayat Firman Allah ini yang mengatakan bagaimana kita harus
saling mengasihi (baca 1Yohanes 3:23 dan 4:20,21).
Masih ada banyak ayat dalam Kitab Suci yang membicarakan berbagai
macam kasih yang harus kita miliki untuk orang lain, tetapi yang
paling terkenal terdapat di dalam 1Korintus 13. Pasal ini
menunjukkan macam kasih yang Allah harapkan untuk kita nyatakan
kepada orang lain. Marilah kita mulai membaca dari ayat 4 sampai
ayat 7. Dari ayat-ayat ini kita mempelajari beberapa hal yang
penting tentang kasih:
1. Kasih itu sabar dan murah hati. Mengasihi sesama kita akan
membantu kita untuk menjadi sabar dan murah hati tanpa memandang
warna kulit mereka atau apakah mereka kaya ataupun miskin.
2. Kasih itu tidak cemburu, tidak memegahkan diri, dan tidak
sombong. Bilamana kita benar-benar mengasihi sesama, kita tidak
akan merasa iri apabila sesuatu yang baik terjadi pada mereka.
Kita tidak akan bermegah tentang bagaimana baiknya kita atau
bagaimana bagusnya barang milik kita. Kasih akan menolong kita
melakukan semua hal yang mungkin kita lakukan untuk membahagiakan
orang lain dan menjaga agar mereka tidak merasa sedih.
3. Kasih itu sopan, tidak mementingkan diri, dan tidak pemarah.
Mengasihi orang lain akan membantu kita untuk memperlakukan
mereka dengan baik. Kita tidak akan marah apabila kemauan kita
tidak dituruti atau apabila kita tidak mendapat yang terbaik bagi
diri kita sendiri.
4. Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak mencoba
untuk mengingatkan hal-hal buruk yang dilakukan seseorang pada
kita. Kasih membantu kita mengampuni orang lain dan melupakan
kesalahan mereka terhadap kita.
5. Kasih tidak merasa senang apabila sesuatu yang buruk menimpa
orang lain. Kasih tidak membiarkan kita mengatakan hal-hal yang
tidak benar atau tidak baik tentang orang lain. Sebaliknya, kasih
itu senang akan kebenaran. Kasih itu senang melihat orang
mendapat penghargaan untuk pekerjaan atau perbuatan mereka.
6. Kasih itu tidak pernah menyerah kalah, tetapi tetap mempercayai
sesamanya. Apabila kita mengasihi seseorang, kita tidak akan
segera mempercayai desas-desus mengenai dirinya. Kita ingin
percaya yang paling baik tentang dia.
Doa:
----
Tutuplah dengan doa, dan mohonlah pada Allah untuk membantu kita
mengasihi sesama kita seperti yang diinginkan oleh-Nya.
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 2
Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996
Halaman : 113
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR (2)
KITA SEMUA BERHUBUNGAN
======================
Alat Peraga:
------------
Benang Rajutan
Ayat Alkitab:
-------------
Galatia 6:9-10
Tema:
-----
Kita semua saling berhubungan dalam keluarga Tuhan.
Cerita:
-------
[Anak-anak akan sangat menyukai kegiatan merajut ini. Pastikan Anda
menjelaskan caranya sebelum memulai. penjelasan di permulaan sangat
berguna untuk menjalankan kegiatan yang tenang dan damai!]
Pagi ini, kita akan mencoba sesuatu yang berbeda dalam cerita kita.
Kamu harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Saya akan memegangi
ujung benang rajutan ini. Lalu, saya akan memberikannya kepada
seseorang. Orang itu akan memegang benang rajutan itu, lalu
meneruskannya kepada yang lain. Orang itu juga akan melakukan
hal yang sama, lalu orang yang lain lagi juga akan melakukannya,
begitu seterusnya, sampai kita semua terhubung.
Ingat, kamu harus selalu memegang benang ini. Siap? Mari kita coba.
Baiklah! Kita semua sudah berpegangan pada benang ini. Dan kita
semua dihubungkan. Kita dirajut bersama melalui benang ini. Kalau
saya menggerakkan bagian benang yang ada pada saya, maka hal itu
akan menimbulkan suatu getaran pada seluruh bagian benang lainnya.
kalau saya menariknya, kamu akan merasakannya.
Dalam keluarga kita ataupun dengan teman-teman kita, kita juga
saling berhubungan dan dirajut bersama. Seperti benang rajutan yang
menyatukan kita semua, juga ada suatu ikatan dalam keluarga ataupun
antara teman kita. Kita saling menyayangi. Kadang-kadang, kita marah
kepada yang lain. Kadang-kadang, kita menangis bersama. Dan
seringkali kita tertawa dan bersenang-senang bersama.
Masing-masing kita bukan saja saling terhubung dengan anggota-
anggota keluarga yang lain, tetapi kita juga diikat dan dirajut
bersama dalam suatu keluarga istimewa -- keluarga Tuhan.
Sebagai anggota keluarga gereja ini, kita menyembah Tuhan sama,
bersenang-senang, tertawa, dan kadang menangis bersama-sama. Menjadi
anggota dalam suatu keluarga itu adalah suatu hal istimewa. Menjadi
anggota keluarga Tuhan juga adalah hal yang sangat istimewa. Terikat
dan dirajut bersama dengan Tuhan adalah hal yang teramat istimewa.
Doa:
----
Ya Tuhan, terima kasih atas keluarga dan teman-teman kami. Terima
kasih juga, kami terikat dan dirajut bersama dengan-Mu di dalam
keluarga-Mu. Amin!
Bahan diedit dari sumber:
Judul Buku: Ceritakan untuk Anak-anak Sekolah Minggu (Buku 1):
Sebuah Sumber Ibadah
Penulis : Donna McKee Rhodes
Penerbit : Gospel Press, Batam Centre, 2002
Halaman : 125 - 127
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ STOP PRESS!
PUBLIKASI BARU e-PENULIS
------------------------
Kabar gembira bagi Anda yang senang menulis dan ingin menjadi
seorang penulis Kristen! Kini telah terbit Publikasi "e-Penulis",
publikasi elektronik bertujuan untuk membuka wawasan Anda dalam
bidang pelayanan literatur Kristen. Namun bukan itu saja, karena
melalui publikasi ini Anda juga akan dibekali dengan ketrampilan
untuk menulis. Nah, sangat menarik bukan? Mari bergabung bersama
kami dalam wadah Publikasi e-Penulis ini untuk berbagi visi dan
berkarya untuk memuliakan Kristus melalui tulisan kita.
Publikasi "e-Penulis" diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
dan akan terbit secara rutin sebulan sekali. Sajian-sajian menarik
yang akan Anda temui berupa Artikel seputar tulis-menulis, hasil
karya Tulisan Anda, Pojok Bahasa, dll. Nah, bagi Anda calon penulis
atau yang sudah menjadi penulis, mari kita bergabung untuk saling
belajar dan mempertajam kemampuan kita dalam menulis. Peluncuran
edisi perdana e-Penulis dilakukan pada akhir Oktober 2004. Oleh
karena itu, cepatlah mendaftar sekarang sebelum ketinggalan.
Untuk mendaftar caranya mudah sekali, silakan mengirim email kosong
ke alamat:
==> <subscribe-i-kan-Penulis@xc.org> [Berlangganan]
==> <staf-penulis@sabda.org> [Kirim Pesan]
==> http://www.sabda.org/ylsa/ [Situs YLSA]
Mari bergabung di Milis Publikasi e-Penulis !!!
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA
Dari: "Anna S. Setiyowati" <Anna.Setiyowati@>
>Syalom,
>Situs PEPAK sangat membantu saya dalam memahami BATITA, bahkan
>ketika saya dimintai tolong teman untuk pelatihan GSM tentang
>Batita, saya mengambil materi dari PEPAK, untuk itu saya
>mengucapkan terima kasih. Pengalaman saya mengajar kelas Batita
>(kelas yg baru terbentuk 4 Juli 2004 di Gereja saya - GKJ Joglo
>Jakarta Barat), tipsnya adalah:
>,1. GSM sebaiknya berusaha akrab/dekat dengan BATITA.
>,2. Cara bercerita dengan gaya bahasa BATITA dan GSM bisa Expresive
> dalam bercerita.
>,3. Lebih banyak bernyanyi dan bermain, untuk itu siapkan alat
> peraga sebanyak mungkin dan lagu dengan "gaya gerak badan".
> sebanyak mungkin. Akan lebih OK kalo menyanyi dengan iringan
> tape recorder Batita sangat senang sekali. Untuk itu sebaiknya
> siapkan kaset sebanyak mungkin, disesuaikan tema Firman Tuhan.
> Yang gampang, beli dari Domba Kecil, karena ada satu set Kaset
> dan Alat Peraga Lagu. ==cut==
>Tuhan memberkati staf-binaanak
>Salam,
>Anna S Setiyowati
>GSM Batita
Redaksi:
Nah, banyak berkat yang bisa didapat dari berkunjung ke Situs PEPAK,
bukan? Bagi Anda yang ingin diperkaya dengan wawasan tentang
pelayanan anak, silakan menggali bahan-bahan yang disediakan di
Situs PEPAK
==> http://www.sabda.org/pepak/
Untuk Sdri. Anna, terima kasih banyak untuk surat dan sharingnya.
Kami, Redaksi Situs PEPAK ikut bersyukur dan mendapat semangat dari
sharing Anda. Apakah teman-teman pelayan Kelas Batita juga memiliki
beban dan kerinduan untuk mengembangkan kelas Anda? Kalau ya, jangan
segan-segan saling berbagi berkat dengan pengajar Kelas Batita yang
lain. Bagi yang ingin berbagi pengalaman lagi, silakan kirimkan
sharingnya ke:
==> <kesaksian-gsm@sabda.org>
Pengalaman Anda tersebut bisa kami muat dalam Kolom Kesaksian GSM di
Publikasi e-BinaAnak atau bisa juga di Situs PEPAK. Kami tunggu ya
kiriman Anda .... :))
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU
Saya mendengar dan saya lupa.
Saya melihat dan saya ingat.
Saya mengerjakan dan saya mengerti.
-- Peribahasa Tiongkok --
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Staf Redaksi: Davida, Ratri, Tesa, Kristian, dan Oeni
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(´Recip.EmailAddr´)
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ========== <><
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |