Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/207

e-BinaAnak edisi 207 (9-12-2004)

Makna Natal

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                     Edisi 207/Januari/2004
~~~~~~~~~~~
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Makna Natal yang Sebenarnya
    o/ KESAKSIAN NATAL      : Natal yang Paling Berkesan
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Cerita Natal
    o/ AKTIVITAS            : Berikan Hadiah Waktu Anda
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Pelayanan Natal untuk Anak-anak
    o/ MUTIARA GURU

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam sejahtera dalam kasih Kristus,

  Ketika makna Natal mulai pudar dari pikiran dan hati kita, maka
  tidak heran jika kita merasakan kejenuhan dalam merayakan Natal.
  Apakah hal itu terjadi dengan Anda? Kalau ya, maka inilah saat yang
  tepat untuk memperbarui lagi ingatan Anda tentang makna Natal yang
  sesungguhnya. Jika Natal hanya berarti kegiatan, kesibukan atau
  hadiah-hadiah, maka Natal tidak lagi memiliki makna dalam hidup
  kita. Tapi, jika kita memahami bahwa Natal adalah merayakan
  kelahiran kembali hidup yang dahulu hilang, yaitu dengan lahir Sang
  Juruselamat dalam hati kita, maka sesederhana apa pun kita merayakan
  Natal, Natal akan terus membawa kesan yang indah dan mendalam.

  Berkaitan dengan hal tersebut, e-BinaAnak Edisi 207/2004 akan
  menyajikan topik MAKNA NATAL. Sebuah Artikel pendek akan menolong
  Anda merenungkan kembali makna Natal yang sebenarnya dalam kehidupan
  Kristen. Selain itu, untuk Anda dapat mengajarkan makna Natal pada
  anak SM yang agak besar, kami telah mempersiapkan Kesaksian Natal
  yang menarik untuk Anda bagikan. Untuk kelas yang lebih kecil, Anda
  dapat memakai Cerita Natal yang kami sajikan di edisi ini untuk
  mengajar anak SM tentang makna Natal. Sebagai pelengkap, Kolom
  Aktivitas kami sediakan agar Anda dapat mengajak anak SM Anda untuk
  belajar memberikan hadiah Natal, yang berupa waktu. Ok, selamat
  menyimak dan mempelajari sajian kami minggu ini. Tuhan memberkati!

  Tim Redaksi

       "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
                        Tuhan, di kota Daud."
                             (Lukas 2:11)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Lukas+2:11 >


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL

                      MAKNA NATAL YANG SEBENARNYA
                      ===========================

  Kembali bulan ini, sekali lagi kita akan merayakan Natal. Apakah
  Anda telah jenuh merayakannya? Saya percaya masih belum, bukan?
  Akankah kita menemukan makna Natal yang sebenarnya dalam perayaan
  kali ini? Bagaimana agar kita dapat merayakan Natal dengan lebih
  bermakna? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu kita jawab dengan
  tegas, karena saat ini makna Natal sudah sangat dikaburkan oleh
  sekularisme. Natal tidak lagi menjadi milik umat Kristen semata-
  mata, Natal telah menjadi milik dunia! Oleh karena itu, kita perlu
  menemukan makna Natal yang sebenarnya, bagaikan menemukan kembali
  bayi Yesus di tengah tumpukan 1001 macam hadiah Natal!

  Setelah hampir 2000 tahun, maka kesyahduan malam Natal telah diganti
  dengan hiruk pikuknya "Christmas Sale" dan pesta pora sambil
  bermabuk-mabukan, hingga mengakibatkan tidak sedikit korban "drunk-
  driver". Lagu "Silent Night, Holy Night" telah dicampur dengan
  "Jingle Bells" dan "White Christmas"-nya Bing Crosby. Kandang
  sederhana di Betlehem telah dicampur dengan "Christmas Holiday Show"
  di hotel-hotel mewah Las Vegas serta "Caribbean Holiday Cruise".
  Para gembala serta malaikat telah dicampur dengan "Power Ranger"
  serta berbagai mainan plastik dan battery lainnya. Yusuf dan Maria
  telah dicampur dengan Santa Claus berikut sekarung kadonya untuk
  anak-anak yang "baik". Hingga mereka tidak tahu lagi apakah yang
  punya Natal itu si kakek gendut berjanggut dan berbaju merah atau
  Kristus Sang Penebus umat manusia dan dunia yang berdosa ini!

  Di manakah kita dapat menemukan makna Natal yang sebenarnya? Jelas
  bukan di mall-mall, di tempat-tempat pesta, atau di tempat-tempat
  liburan lainnya. Kita dapat menemukan makna Natal yang sebenarnya
  hanya dengan meneliti sumber berita Natal itu sendiri, yaitu Firman
  Allah. Dalam Injil Lukas 2:11, para malaikat memberitakan: "Hari ini
  telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud."
  Jadi jelas sekali Natal adalah hari kelahiran Juruselamat, bukan
  Santa Claus!

  Oleh karena itu, dengan cara apa pun atau bagaimanapun kita
  merayakan Natal apabila Kristus belum menjadi Juruselamat kita, maka
  Natal itu tidak bermakna sama sekali. Sebaliknya, apabila Kristus
  telah benar-benar menjadi Juruselamat kita, meskipun dengan sangat
  sederhana kita merayakan Natal, maka Natal itu sungguh-sungguh
  bermakna. Natal akan lebih bermakna lagi apabila semua dana, daya,
  akal, dan usaha yang kita miliki dapat kita salurkan untuk
  mengabarkan berita Natal yang sejati kepada orang-orang yang belum
  memahami makna Natal yang sebenarnya.

  Semoga dalam merayakan Natal kali ini, Anda akan sungguh-sungguh
  menikmati makna Natal yang sebenarnya. Amin.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buletin : Gereja Kristen Indonesia -- Newsletter
  Penulis       : Pdt. Bob Jokiman
  Penerbit      : GKI Monrovia, USA, 1984
  Halaman       : 1


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ KESAKSIAN NATAL

                      NATAL YANG PALING BERKESAN
                      ==========================
                          Catherine Marshall

  Mengapa ada hari Natal yang lebih berkesan daripada hari Natal yang
  lainnya?

  Natal seperti itu tidak ada hubungannya dengan hadiah yang berharga.
  Malahan keadaan yang serba kekurangan sering mendorong timbulnya
  gagasan yang cemerlang dalam suatu keluarga.

  Tetapi saya rasa, Natal yang paling berkesan biasanya ada
  hubungannya dengan kejadian penting dalam keluarga: reuni,
  perpisahan, kelahiran, dan bahkan kematian. Mungkin itulah sebabnya,
  Natal tahun 1960 masih tersimpan jelas dalam ingatan saya.

  Kami merayakan Natal tahun itu di rumah kedua orangtua saya di
  daerah pertanian Evergreen, Lincoln, Virginia. Saudara perempuan
  saya dan suaminya -- Emmy dan Harlow Hoskins -- datang bersama kedua
  anak perempuan mereka, Lynn dan Winifred. Natal merupakan kesempatan
  khusus untuk berkumpul dengan ketiga anak kami, Linda, Chester, dan
  Jeffrey, dan juga dengan Peter John yang waktu itu kuliah di tingkat
  akhir di Universitas Yale. Lima orang anak dapat meramaikan suasana
  di rumah pertanian yang kuno selama masa Natal.

  Lynn dan Linda sudah mempersiapkan sebuah mimbar sederhana di dekat
  tungku perapian ruang tamu untuk ibadah malam Natal. Jeffrey dan
  Winifred (cucu-cucu yang termuda) menyalakan lilin-lilin. Semua
  anggota keluarga mengelilingi ayah yang membacakan cerita yang tidak
  ada bandingannya dari Lukas, cerita Natal pertama. Chester dan
  Winifred menyanyikan lagu Natal "Dengarlah Malaikat Bernyanyi"
  dengan suara yang tinggi dan nyaring. Kemudian ibu saya yang pandai
  mendongeng mengulangi lagi cerita kesayangan kami, "Mengapa Lonceng
  Berbunyi". Ibu membuat kami dapat membayangkan anak laki-laki kecil
  yang pakaiannya compang-camping bergerak perlahan-lahan di sepanjang
  jalan di antara deretan tempat duduk di gereja yang besar dan
  menaruh hadiahnya di atas mimbar.

  Lalu ibu berkata, "Ibu mau memberi usul. Kalian lihat, di bawah
  pohon Natal di ruang baca tertumpuk begitu banyak hadiah Natal yang
  akan kita berikan satu sama lain. Padahal kita merayakan kelahiran
  Kristus - bukan kelahiran kita masing-masing. Sekarang adalah waktu
  untuk Dia. Apa yang akan kita berikan untuk Yesus?"

  Ruangan itu mulai dipenuhi dengan suara bisikan, setiap orang
  bertukar pendapat. Tetapi ibu meneruskan, "Marilah kita
  merenungkannya sebentar. Lalu kita akan duduk berkeliling membentuk
  lingkaran dan setiap orang menyebutkan hadiah untuk Kristus yang
  akan ditaruh di atas mimbar."

  Chester, yang berumur tujuh tahun, pelan-pelan mendekati ayahnya dan
  berbisik-bisik untuk berunding. Lalu ia berkata malu-malu, "Saya
  ingin supaya saya tidak marah lagi, itu yang ingin saya berikan
  untuk Yesus tahun ini."

  Jeffrey, berumur empat tahun, yang masih suka mengompol pada malam
  hari, berkata dengan riang, "Saya akan memberikan popok saya untuk -
  Nya."

  Winifred berkata pelan bahwa ia akan menghadiahkan nilai-nilai
  sekolah yang baik untuk Yesus. Hadiah Len, "Menjadi ayah yang lebih
  baik, yang lebih sabar."

  Setiap orang menyebutkan hadiahnya untuk Yesus. Peter John
  mengungkapkan hadiahnya dengan kalimat yang singkat, tetapi padat.
  "Saya ingin dapat lebih mengabdikan hidup saya bagi Kristus." Saya
  teringat perkataannya lima tahun kemudian pada waktu pentahbisannya
  di gereja Presbyterian. Waktu itu ia berdiri, kelihatan tinggi dan
  tegak dan menjawab dengan mantap, "Saya percaya ... saya berjanji
  ...." Padahal waktu Natal tahun 1960 mungkin ia tidak mengharapkan
  untuk ikut terlibat dalam pelayanan itu.

  Lalu tiba giliran ayah saya. "Ayah tidak akan menyampaikan sesuatu
  yang terlalu serius," katanya, "tetapi entah mengapa ayah tahu bahwa
  Natal tahun ini merupakan Natal terakhir dimana ayah bisa duduk di
  ruang ini, berkumpul dengan kalian seperti ini."

  Kami terkejut dan protes, tetapi ayah tidak mau berhenti. "Tidak,
  ayah begitu ingin mengatakannya. Hidup ayah sangat indah. Bertahun -
  tahun yang lalu, ayah menyerahkan hidup ayah kepada Kristus.
  Meskipun ayah sudah berusaha untuk melayani Dia, tetapi ayah sering
  mengecewakan Dia. Namun Ia memberkati ayah dengan kekayaan yang tak
  ternilai -- terutama keluarga ayah. Ayah ingin mengatakannya selagi
  kalian semua ada di sini. Mungkin ayah tidak mempunyai kesempatan
  lagi. Meskipun nanti setelah ayah memasuki kehidupan setelah
  kematian, ayah akan tetap bersama kalian. Dan, ayah pasti akan
  menantikan kedatangan kalian di sana."

  Ada sinar kasih di matanya yang kecoklatan -- dan linangan di
  pelupuk mata kami. Tidak ada seorang pun yang berbicara selama
  beberapa lama. Waktu seakan-akan tidak bergerak dalam ruangan yang
  hening itu. Pantulan cahaya api dan sinar lilin menari-nari di wajah
  anak-anak ketika mereka memandangi kakeknya dan mencoba memahami apa
  yang dikatakannya. Aroma minyak balsem dan pohon aras memenuhi
  ruangan. Kaca jendela yang sudah tua memantulkan cahaya lampu pohon
  Natal yang berwarna merah.

  Ayah meninggalkan dunia empat bulan kemudian -- tepat tanggal 1 Mei.
  Kematiannya seperti suatu ucapan syukur. Itu terjadi pada sore hari
  ketika ia sedang duduk dengan tenang di sebuah kursi di sebuah
  kantor pos di desa kecil itu, saat sedang berbicara dengan beberapa
  temannya. Jantungnya berhenti berdetak. Anehnya, pada malam Natal
  itu, ia tahu pasti bahwa waktunya sudah dekat.

  Sekarang, setiap kali saya mengingat ayah, saya dapat membayangkan
  kembali keadaan di ruang tamu waktu itu - saat yang sangat berharga
  dan berkesan bagi kami. Karena pada waktu yang singkat itu, nilai -
  nilai sejati dengan jelas menjadi pusat perhatian: ucapan syukur
  ayah untuk kehidupan; iman ibu yang teguh; kekuatan suami saya yang
  tersembunyi; kerinduan anak laki-laki saya yang memancar sekejap
  melalui ambisi kaum muda yang masih belum jelas; wajah anak-anak
  yang ingin sekali mencoba mengerti dan mencari kebenaran; kasih
  Allah yang nyata sewaktu pikiran kita tertuju kepada Dia yang
  kelahiran-Nya kita peringati.

  Saat itu merupakan hari Natal yang paling berkesan bagi saya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Kisah Nyata Seputar Natal
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989
  Halaman   : 40 - 42


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR

                             CERITA NATAL
                             ============

  Di sebuah toko banyak terdapat lilin merah yang tinggi. "Kami adalah
  lilin-lilin Natal," kata mereka dengan bangga, masing-masing berada
  di kotaknya supaya tidak patah.

  Di toko itu ada sebuah lilin berwarna putih. Lilin itu tidak tinggi.
  Warnanya tidak merah. "Aku tidak akan pernah menjadi sebatang lilin
  Natal," katanya dengan sedih.

  Tiga hari sebelum Natal, seorang wanita tua masuk ke toko itu. Ia
  melihat kepada semua lilin yang ada di situ.

  "Lilin yang merah harganya Rp. 1.000,00 kata penjaga toko itu.
  "Lilin kecil yang putih itu Rp. 500,00."

  "Aku membeli lilin yang putih," kata wanita tua itu. "Aku hanya
  mempunyai Rp. 500,00, tetapi aku memerlukan cahaya malam ini."

  Demikianlah, lilin yang kecil itu pulang ke rumah bersama dengan
  wanita yang bertubuh kecil. "Sekarang aku tidak akan pernah menjadi
  sebatang lilin Natal," keluhnya.

  "Kau harus menolong aku memperbaiki bajuku," kata wanita kecil yang
  tua itu ketika kegelapan mulai menampakkan dirinya.

  Maka berdirilah lilin kecil itu di atas sebuah tempat lilin yang
  sudah patah dan lilin itu terus bersinar, sementara wanita kecil
  yang tua itu memperbaiki bajunya. Lilin itu makin lama makin pendek.
  Dan setelah, ia selesai memperbaiki bajunya, ia memadamkan lilin itu
  dan pergi tidur. Lilin itu merasa yakin bahwa ia tidak akan menjadi
  sebatang lilin Natal.

  Dua hari sebelum hari Natal, ketika kegelapan datang, wanita itu
  berkata, "Kau harus menolong aku menemukan untaian kalungku yang
  berwarna biru. Aku memakai kalung biru ketika aku masih kecil dan
  kalung itu akan kuberikan kepada gadis kecil yang berdiam di loteng
  untuk hari Natal," katanya dengan sedih.

  Maka lilin itu berdiri di atas tempat lilin yang sudah patah dan
  terus bersinar, sementara wanita tua itu mencari-cari kalung
  birunya. Lilin itu makin lama makin pendek. Setelah ia membungkus
  kalung biru itu, ia memadamkan lilin, dan pergi tidur. Lilin itu
  semakin merasa yakin bahwa ia tidak akan pernah menjadi sebatang
  lilin Natal.

  Satu hari sebelum hari Natal.

  Kau harus menolongku membaca cerita tentang Yesus di dalam
  palungan," kata wanita tua dan kecil itu, dan ketika malam datang,
  ia mengambil Alkitabnya.

  Jadi, lilin kecil yang putih itu berdiri di atas tempat lilin yang
  patah dan terus bersinar, sementara wanita tua itu membaca, dan
  lilin itu menjadi semakin pendek.

  "Aku akan meletakkanmu di jendela," kata wanita tua yang kecil itu
  pada akhirnya. "Mungkin rombongan paduan suara akan lewat di depan
  rumah kita."

  Jadi, lilin putih yang kecil itu ditempatkan di jendela dan menjadi
  semakin pendek. Gadis kecil yang tinggal di loteng turun dari tangga
  dan matanya bersinar penuh kegembiraan ketika ia membuka bungkusan
  kecil dan menemukan kalung biru di dalamnya. Sebuah nyanyian
  terdengar di bawah jendela:
     "Malam kudus! Sunyi senyap.
     Kabar baik menggegap.
     Bala Surga menyanyi megah.
     Kaum gembala diberitakannya.
     Lahirlah Penebus ...."

  Rombongan paduan suara telah melihat lilin yang kecil itu di
  jendela. "Hari ini pasti hari Natal," kata lilin putih yang kecil
  itu. "Aku adalah sebatang lilin Natal," bisiknya sementara apinya
  menjadi padam.

  Aktivitas:
  ----------
  Berikan sebatang lilin kepada setiap anak untuk dibawa pulang.
  Tuliskan cerita Natal seperti yang terdapat dalam Lukas 2:8-16 dan
  ikatkan pada lilin-lilin kecil itu. Suruhlah setiap anak
  membacakannya pada malam Natal sementara lilin dinyalakan.
  Mungkin seorang tetangga dapat mendengar cerita Natal dengan cara
  seperti ini.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan:
                 Seri Cerita Alkitab untuk Anak-anak
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung
  Halaman   : 96 - 97


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ AKTIVITAS

                      BERIKAN HADIAH WAKTU ANDA
                      =========================

  Selama masa Natal, ketika waktu rasanya menjadi barang langka bagi
  banyak orang, hadiah waktu Anda menjadi hadiah yang indah dan jarang
  didapatkan.

  BANTUAN YANG TIDAK TERDUGA

  Ini bukan waktu untuk "sertifikat". Pokoknya datang! Tidak perlu
  mengumumkan niat Anda; tawarkan bantuan Anda dalam saat itu juga
  selama masa Natal. Tentu saja Anda boleh menelepon dulu atau
  menjadwalkan waktu Anda untuk membantu. Tapi jangan membatasi waktu
  dan pelayanan Anda dengan istilah hadiah. Jadikan ini sesuatu yang
  tanpa pamrih, dan Anda tidak mengharapkan balasan atau penghargaan
  dari orang lain.

  1. Apakah Anda mempunyai teman yang kewalahan dengan rancana pesta
     yang dibuatnya? Mungkin perhitungannya salah, ada hal-hal tidak
     terduga, atau anaknya mendadak sakit. Datanglah untuk membantu
     dengan tangan yang rela.

  2. Apakah ada tetangga yang kakinya kebetulan patah dan membuatnya
     tidak bisa menyapu daun-daun berguguran di depan rumahnya? Angkat
     sapu Anda untuknya, tawarkan untuk mengantarnya ke tempat kerja,
     atau mintalah seorang remaja di lingkungan Anda untuk melakukan
     pekerjaan itu dengan bayaran dari Anda.

  3. Hubungi penampungan tunawisma lokal. Tanyakan apakah mereka
     membutuhkan tambahan sukarelawan pada musim dingin. Ini adalah
     kegiatan yang baik bagi seluruh keluarga. Jadikan ini sebagai
     hadiah pelayanan bagi masyarakat Anda.

  4. Apakah ada rekan kerja yang akan kedatangan kerabat sekampung?
     Apakah keluarga penerima tamu membutuhkan beberapa panci besar
     atau seprai dan selimut tambahan? Apakah teman Anda perlu bantuan
     untuk membersihkan dan menghias rumah sebelum tamu-tamunya
     datang?

  5. Apakah Anda tahu salah seorang pendeta Anda sangat sibuk?
     Tawarkan untuk mengantarnya. Bebaskan dia dari menit-menit
     tambahan yang sering dibutuhkan untuk mencari tempat parkir,
     belum lagi keletihan mental dan emosional di tengah lalu lintas
     hari raya.

  6. Pertimbangkan untuk mengantar seorang teman lanjut usia pergi
     berbelanja. Sediakan kursi roda, kalau diperlukan, dan doronglah.

  Hadiah yang berupa waktu memberi dua hal dalam kehidupan kita.
  Mengalihkan prioritas kita dari diri kita sendiri ke luar, dan
  membantu seseorang yang kita kenal atau sayangi dengan cara yang
  tidak biasa dan tidak terduga, seringkali memungkinkan orang itu
  untuk mendapat perenungan rohani yang lebih dalam selama masa Natal

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa
  Penulis   : Jan Dargatz
  Penerbit  : Interaksara, Batam Centre, 1999
  Halaman   : 148 - 150


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Puspa rini <puspa_rini@>
  >Syaloom....
  >Salam dalam kasih Tuhan Yesus
  >Dalam rangka merayakan kelahiran Tuhan Yesus, kami berencana utk
  >mengadakan perayaan di kantor kami. Saya ingin mengetahui, apakah
  >di yayasan yg bpk/ibu pimpin menyediakan pelayanan untuk
  >pelaksanaan Natal anak2... (Event Organizer)
  >
  >Bilamana ada, bisakah kami mengetahui lebih lanjut ... Terima kasih
  >atas perhatiannya ... Mohon informasi secepatnya. GBU!
  >Hormat saya
  >Puspa Rini

  Redaksi:
  Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) yang menaungi pelayanan e-BinaAnak
  tidak melakukan pelayanan Natal keluar (Event Organizer). Pelayanan
  YLSA yang paling utama adalah menyediakan bahan-bahan literatur
  untuk memperlengkapi para pelayan anak. Demikian penjelasan kami,
  kiranya dimaklumi.

  Sebenarnya ada banyak ide yang bisa Anda dapatkan dalam Situs PEPAK
  (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen) yang dapat Anda dan rekan-
  rekan kantor Anda pakai untuk menyelenggarakan Natal anak-anak. Jika
  Anda tertarik, silakan berkunjung ke alamat:

  ==> http://www.sabda.org/pepak/

  Saran kami yang lain, Anda dapat menghubungi Yayasan Domba Kecil
  yang sering mengadakan acara-acara untuk kegiatan SM. Berikut ini
  informasinya:
  Yayasan Domba Kecil <info@dombakecil.org>
  Jl. Tanjung Duren Utara III E/236
  Jakarta Barat 11470 - INDONESIA
  Tel. (021) 560-2630, 566-8962
  Fax. (021) 566-8962


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU

         Kiranya aroma masa Natal melingkari hatimu saat ini;
   Semoga ditengah kesibukan kau masih memiliki waktu untuk berdoa
            Kiranya pesan dari palungan tetap memberkatimu,
                      memimpinmu, membimbingmu;
          bersama dengan paduan suara para malaikan di surga,
                   menyanyi "Damai di bumi ...."
                      - June Masters Bacher -


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
                  Staf Redaksi: Davida, Ratri, Murti
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA
                      http://www.sabda.org/ylsa/
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ========== <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org