Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/207 |
|
e-BinaAnak edisi 207 (9-12-2004)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 207/Januari/2004 ~~~~~~~~~~~ o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Makna Natal yang Sebenarnya o/ KESAKSIAN NATAL : Natal yang Paling Berkesan o/ BAHAN MENGAJAR : Cerita Natal o/ AKTIVITAS : Berikan Hadiah Waktu Anda o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Pelayanan Natal untuk Anak-anak o/ MUTIARA GURU =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ SALAM DARI REDAKSI Salam sejahtera dalam kasih Kristus, Ketika makna Natal mulai pudar dari pikiran dan hati kita, maka tidak heran jika kita merasakan kejenuhan dalam merayakan Natal. Apakah hal itu terjadi dengan Anda? Kalau ya, maka inilah saat yang tepat untuk memperbarui lagi ingatan Anda tentang makna Natal yang sesungguhnya. Jika Natal hanya berarti kegiatan, kesibukan atau hadiah-hadiah, maka Natal tidak lagi memiliki makna dalam hidup kita. Tapi, jika kita memahami bahwa Natal adalah merayakan kelahiran kembali hidup yang dahulu hilang, yaitu dengan lahir Sang Juruselamat dalam hati kita, maka sesederhana apa pun kita merayakan Natal, Natal akan terus membawa kesan yang indah dan mendalam. Berkaitan dengan hal tersebut, e-BinaAnak Edisi 207/2004 akan menyajikan topik MAKNA NATAL. Sebuah Artikel pendek akan menolong Anda merenungkan kembali makna Natal yang sebenarnya dalam kehidupan Kristen. Selain itu, untuk Anda dapat mengajarkan makna Natal pada anak SM yang agak besar, kami telah mempersiapkan Kesaksian Natal yang menarik untuk Anda bagikan. Untuk kelas yang lebih kecil, Anda dapat memakai Cerita Natal yang kami sajikan di edisi ini untuk mengajar anak SM tentang makna Natal. Sebagai pelengkap, Kolom Aktivitas kami sediakan agar Anda dapat mengajak anak SM Anda untuk belajar memberikan hadiah Natal, yang berupa waktu. Ok, selamat menyimak dan mempelajari sajian kami minggu ini. Tuhan memberkati! Tim Redaksi "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." (Lukas 2:11) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Lukas+2:11 > =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ ARTIKEL MAKNA NATAL YANG SEBENARNYA =========================== Kembali bulan ini, sekali lagi kita akan merayakan Natal. Apakah Anda telah jenuh merayakannya? Saya percaya masih belum, bukan? Akankah kita menemukan makna Natal yang sebenarnya dalam perayaan kali ini? Bagaimana agar kita dapat merayakan Natal dengan lebih bermakna? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu kita jawab dengan tegas, karena saat ini makna Natal sudah sangat dikaburkan oleh sekularisme. Natal tidak lagi menjadi milik umat Kristen semata- mata, Natal telah menjadi milik dunia! Oleh karena itu, kita perlu menemukan makna Natal yang sebenarnya, bagaikan menemukan kembali bayi Yesus di tengah tumpukan 1001 macam hadiah Natal! Setelah hampir 2000 tahun, maka kesyahduan malam Natal telah diganti dengan hiruk pikuknya "Christmas Sale" dan pesta pora sambil bermabuk-mabukan, hingga mengakibatkan tidak sedikit korban "drunk- driver". Lagu "Silent Night, Holy Night" telah dicampur dengan "Jingle Bells" dan "White Christmas"-nya Bing Crosby. Kandang sederhana di Betlehem telah dicampur dengan "Christmas Holiday Show" di hotel-hotel mewah Las Vegas serta "Caribbean Holiday Cruise". Para gembala serta malaikat telah dicampur dengan "Power Ranger" serta berbagai mainan plastik dan battery lainnya. Yusuf dan Maria telah dicampur dengan Santa Claus berikut sekarung kadonya untuk anak-anak yang "baik". Hingga mereka tidak tahu lagi apakah yang punya Natal itu si kakek gendut berjanggut dan berbaju merah atau Kristus Sang Penebus umat manusia dan dunia yang berdosa ini! Di manakah kita dapat menemukan makna Natal yang sebenarnya? Jelas bukan di mall-mall, di tempat-tempat pesta, atau di tempat-tempat liburan lainnya. Kita dapat menemukan makna Natal yang sebenarnya hanya dengan meneliti sumber berita Natal itu sendiri, yaitu Firman Allah. Dalam Injil Lukas 2:11, para malaikat memberitakan: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." Jadi jelas sekali Natal adalah hari kelahiran Juruselamat, bukan Santa Claus! Oleh karena itu, dengan cara apa pun atau bagaimanapun kita merayakan Natal apabila Kristus belum menjadi Juruselamat kita, maka Natal itu tidak bermakna sama sekali. Sebaliknya, apabila Kristus telah benar-benar menjadi Juruselamat kita, meskipun dengan sangat sederhana kita merayakan Natal, maka Natal itu sungguh-sungguh bermakna. Natal akan lebih bermakna lagi apabila semua dana, daya, akal, dan usaha yang kita miliki dapat kita salurkan untuk mengabarkan berita Natal yang sejati kepada orang-orang yang belum memahami makna Natal yang sebenarnya. Semoga dalam merayakan Natal kali ini, Anda akan sungguh-sungguh menikmati makna Natal yang sebenarnya. Amin. Bahan diedit dari sumber: Judul Buletin : Gereja Kristen Indonesia -- Newsletter Penulis : Pdt. Bob Jokiman Penerbit : GKI Monrovia, USA, 1984 Halaman : 1 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ KESAKSIAN NATAL NATAL YANG PALING BERKESAN ========================== Catherine Marshall Mengapa ada hari Natal yang lebih berkesan daripada hari Natal yang lainnya? Natal seperti itu tidak ada hubungannya dengan hadiah yang berharga. Malahan keadaan yang serba kekurangan sering mendorong timbulnya gagasan yang cemerlang dalam suatu keluarga. Tetapi saya rasa, Natal yang paling berkesan biasanya ada hubungannya dengan kejadian penting dalam keluarga: reuni, perpisahan, kelahiran, dan bahkan kematian. Mungkin itulah sebabnya, Natal tahun 1960 masih tersimpan jelas dalam ingatan saya. Kami merayakan Natal tahun itu di rumah kedua orangtua saya di daerah pertanian Evergreen, Lincoln, Virginia. Saudara perempuan saya dan suaminya -- Emmy dan Harlow Hoskins -- datang bersama kedua anak perempuan mereka, Lynn dan Winifred. Natal merupakan kesempatan khusus untuk berkumpul dengan ketiga anak kami, Linda, Chester, dan Jeffrey, dan juga dengan Peter John yang waktu itu kuliah di tingkat akhir di Universitas Yale. Lima orang anak dapat meramaikan suasana di rumah pertanian yang kuno selama masa Natal. Lynn dan Linda sudah mempersiapkan sebuah mimbar sederhana di dekat tungku perapian ruang tamu untuk ibadah malam Natal. Jeffrey dan Winifred (cucu-cucu yang termuda) menyalakan lilin-lilin. Semua anggota keluarga mengelilingi ayah yang membacakan cerita yang tidak ada bandingannya dari Lukas, cerita Natal pertama. Chester dan Winifred menyanyikan lagu Natal "Dengarlah Malaikat Bernyanyi" dengan suara yang tinggi dan nyaring. Kemudian ibu saya yang pandai mendongeng mengulangi lagi cerita kesayangan kami, "Mengapa Lonceng Berbunyi". Ibu membuat kami dapat membayangkan anak laki-laki kecil yang pakaiannya compang-camping bergerak perlahan-lahan di sepanjang jalan di antara deretan tempat duduk di gereja yang besar dan menaruh hadiahnya di atas mimbar. Lalu ibu berkata, "Ibu mau memberi usul. Kalian lihat, di bawah pohon Natal di ruang baca tertumpuk begitu banyak hadiah Natal yang akan kita berikan satu sama lain. Padahal kita merayakan kelahiran Kristus - bukan kelahiran kita masing-masing. Sekarang adalah waktu untuk Dia. Apa yang akan kita berikan untuk Yesus?" Ruangan itu mulai dipenuhi dengan suara bisikan, setiap orang bertukar pendapat. Tetapi ibu meneruskan, "Marilah kita merenungkannya sebentar. Lalu kita akan duduk berkeliling membentuk lingkaran dan setiap orang menyebutkan hadiah untuk Kristus yang akan ditaruh di atas mimbar." Chester, yang berumur tujuh tahun, pelan-pelan mendekati ayahnya dan berbisik-bisik untuk berunding. Lalu ia berkata malu-malu, "Saya ingin supaya saya tidak marah lagi, itu yang ingin saya berikan untuk Yesus tahun ini." Jeffrey, berumur empat tahun, yang masih suka mengompol pada malam hari, berkata dengan riang, "Saya akan memberikan popok saya untuk - Nya." Winifred berkata pelan bahwa ia akan menghadiahkan nilai-nilai sekolah yang baik untuk Yesus. Hadiah Len, "Menjadi ayah yang lebih baik, yang lebih sabar." Setiap orang menyebutkan hadiahnya untuk Yesus. Peter John mengungkapkan hadiahnya dengan kalimat yang singkat, tetapi padat. "Saya ingin dapat lebih mengabdikan hidup saya bagi Kristus." Saya teringat perkataannya lima tahun kemudian pada waktu pentahbisannya di gereja Presbyterian. Waktu itu ia berdiri, kelihatan tinggi dan tegak dan menjawab dengan mantap, "Saya percaya ... saya berjanji ...." Padahal waktu Natal tahun 1960 mungkin ia tidak mengharapkan untuk ikut terlibat dalam pelayanan itu. Lalu tiba giliran ayah saya. "Ayah tidak akan menyampaikan sesuatu yang terlalu serius," katanya, "tetapi entah mengapa ayah tahu bahwa Natal tahun ini merupakan Natal terakhir dimana ayah bisa duduk di ruang ini, berkumpul dengan kalian seperti ini." Kami terkejut dan protes, tetapi ayah tidak mau berhenti. "Tidak, ayah begitu ingin mengatakannya. Hidup ayah sangat indah. Bertahun - tahun yang lalu, ayah menyerahkan hidup ayah kepada Kristus. Meskipun ayah sudah berusaha untuk melayani Dia, tetapi ayah sering mengecewakan Dia. Namun Ia memberkati ayah dengan kekayaan yang tak ternilai -- terutama keluarga ayah. Ayah ingin mengatakannya selagi kalian semua ada di sini. Mungkin ayah tidak mempunyai kesempatan lagi. Meskipun nanti setelah ayah memasuki kehidupan setelah kematian, ayah akan tetap bersama kalian. Dan, ayah pasti akan menantikan kedatangan kalian di sana." Ada sinar kasih di matanya yang kecoklatan -- dan linangan di pelupuk mata kami. Tidak ada seorang pun yang berbicara selama beberapa lama. Waktu seakan-akan tidak bergerak dalam ruangan yang hening itu. Pantulan cahaya api dan sinar lilin menari-nari di wajah anak-anak ketika mereka memandangi kakeknya dan mencoba memahami apa yang dikatakannya. Aroma minyak balsem dan pohon aras memenuhi ruangan. Kaca jendela yang sudah tua memantulkan cahaya lampu pohon Natal yang berwarna merah. Ayah meninggalkan dunia empat bulan kemudian -- tepat tanggal 1 Mei. Kematiannya seperti suatu ucapan syukur. Itu terjadi pada sore hari ketika ia sedang duduk dengan tenang di sebuah kursi di sebuah kantor pos di desa kecil itu, saat sedang berbicara dengan beberapa temannya. Jantungnya berhenti berdetak. Anehnya, pada malam Natal itu, ia tahu pasti bahwa waktunya sudah dekat. Sekarang, setiap kali saya mengingat ayah, saya dapat membayangkan kembali keadaan di ruang tamu waktu itu - saat yang sangat berharga dan berkesan bagi kami. Karena pada waktu yang singkat itu, nilai - nilai sejati dengan jelas menjadi pusat perhatian: ucapan syukur ayah untuk kehidupan; iman ibu yang teguh; kekuatan suami saya yang tersembunyi; kerinduan anak laki-laki saya yang memancar sekejap melalui ambisi kaum muda yang masih belum jelas; wajah anak-anak yang ingin sekali mencoba mengerti dan mencari kebenaran; kasih Allah yang nyata sewaktu pikiran kita tertuju kepada Dia yang kelahiran-Nya kita peringati. Saat itu merupakan hari Natal yang paling berkesan bagi saya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Kisah Nyata Seputar Natal Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989 Halaman : 40 - 42 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ BAHAN MENGAJAR CERITA NATAL ============ Di sebuah toko banyak terdapat lilin merah yang tinggi. "Kami adalah lilin-lilin Natal," kata mereka dengan bangga, masing-masing berada di kotaknya supaya tidak patah. Di toko itu ada sebuah lilin berwarna putih. Lilin itu tidak tinggi. Warnanya tidak merah. "Aku tidak akan pernah menjadi sebatang lilin Natal," katanya dengan sedih. Tiga hari sebelum Natal, seorang wanita tua masuk ke toko itu. Ia melihat kepada semua lilin yang ada di situ. "Lilin yang merah harganya Rp. 1.000,00 kata penjaga toko itu. "Lilin kecil yang putih itu Rp. 500,00." "Aku membeli lilin yang putih," kata wanita tua itu. "Aku hanya mempunyai Rp. 500,00, tetapi aku memerlukan cahaya malam ini." Demikianlah, lilin yang kecil itu pulang ke rumah bersama dengan wanita yang bertubuh kecil. "Sekarang aku tidak akan pernah menjadi sebatang lilin Natal," keluhnya. "Kau harus menolong aku memperbaiki bajuku," kata wanita kecil yang tua itu ketika kegelapan mulai menampakkan dirinya. Maka berdirilah lilin kecil itu di atas sebuah tempat lilin yang sudah patah dan lilin itu terus bersinar, sementara wanita kecil yang tua itu memperbaiki bajunya. Lilin itu makin lama makin pendek. Dan setelah, ia selesai memperbaiki bajunya, ia memadamkan lilin itu dan pergi tidur. Lilin itu merasa yakin bahwa ia tidak akan menjadi sebatang lilin Natal. Dua hari sebelum hari Natal, ketika kegelapan datang, wanita itu berkata, "Kau harus menolong aku menemukan untaian kalungku yang berwarna biru. Aku memakai kalung biru ketika aku masih kecil dan kalung itu akan kuberikan kepada gadis kecil yang berdiam di loteng untuk hari Natal," katanya dengan sedih. Maka lilin itu berdiri di atas tempat lilin yang sudah patah dan terus bersinar, sementara wanita tua itu mencari-cari kalung birunya. Lilin itu makin lama makin pendek. Setelah ia membungkus kalung biru itu, ia memadamkan lilin, dan pergi tidur. Lilin itu semakin merasa yakin bahwa ia tidak akan pernah menjadi sebatang lilin Natal. Satu hari sebelum hari Natal. Kau harus menolongku membaca cerita tentang Yesus di dalam palungan," kata wanita tua dan kecil itu, dan ketika malam datang, ia mengambil Alkitabnya. Jadi, lilin kecil yang putih itu berdiri di atas tempat lilin yang patah dan terus bersinar, sementara wanita tua itu membaca, dan lilin itu menjadi semakin pendek. "Aku akan meletakkanmu di jendela," kata wanita tua yang kecil itu pada akhirnya. "Mungkin rombongan paduan suara akan lewat di depan rumah kita." Jadi, lilin putih yang kecil itu ditempatkan di jendela dan menjadi semakin pendek. Gadis kecil yang tinggal di loteng turun dari tangga dan matanya bersinar penuh kegembiraan ketika ia membuka bungkusan kecil dan menemukan kalung biru di dalamnya. Sebuah nyanyian terdengar di bawah jendela: "Malam kudus! Sunyi senyap. Kabar baik menggegap. Bala Surga menyanyi megah. Kaum gembala diberitakannya. Lahirlah Penebus ...." Rombongan paduan suara telah melihat lilin yang kecil itu di jendela. "Hari ini pasti hari Natal," kata lilin putih yang kecil itu. "Aku adalah sebatang lilin Natal," bisiknya sementara apinya menjadi padam. Aktivitas: ---------- Berikan sebatang lilin kepada setiap anak untuk dibawa pulang. Tuliskan cerita Natal seperti yang terdapat dalam Lukas 2:8-16 dan ikatkan pada lilin-lilin kecil itu. Suruhlah setiap anak membacakannya pada malam Natal sementara lilin dinyalakan. Mungkin seorang tetangga dapat mendengar cerita Natal dengan cara seperti ini. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan: Seri Cerita Alkitab untuk Anak-anak Penerbit : Kalam Hidup, Bandung Halaman : 96 - 97 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ AKTIVITAS BERIKAN HADIAH WAKTU ANDA ========================= Selama masa Natal, ketika waktu rasanya menjadi barang langka bagi banyak orang, hadiah waktu Anda menjadi hadiah yang indah dan jarang didapatkan. BANTUAN YANG TIDAK TERDUGA Ini bukan waktu untuk "sertifikat". Pokoknya datang! Tidak perlu mengumumkan niat Anda; tawarkan bantuan Anda dalam saat itu juga selama masa Natal. Tentu saja Anda boleh menelepon dulu atau menjadwalkan waktu Anda untuk membantu. Tapi jangan membatasi waktu dan pelayanan Anda dengan istilah hadiah. Jadikan ini sesuatu yang tanpa pamrih, dan Anda tidak mengharapkan balasan atau penghargaan dari orang lain. 1. Apakah Anda mempunyai teman yang kewalahan dengan rancana pesta yang dibuatnya? Mungkin perhitungannya salah, ada hal-hal tidak terduga, atau anaknya mendadak sakit. Datanglah untuk membantu dengan tangan yang rela. 2. Apakah ada tetangga yang kakinya kebetulan patah dan membuatnya tidak bisa menyapu daun-daun berguguran di depan rumahnya? Angkat sapu Anda untuknya, tawarkan untuk mengantarnya ke tempat kerja, atau mintalah seorang remaja di lingkungan Anda untuk melakukan pekerjaan itu dengan bayaran dari Anda. 3. Hubungi penampungan tunawisma lokal. Tanyakan apakah mereka membutuhkan tambahan sukarelawan pada musim dingin. Ini adalah kegiatan yang baik bagi seluruh keluarga. Jadikan ini sebagai hadiah pelayanan bagi masyarakat Anda. 4. Apakah ada rekan kerja yang akan kedatangan kerabat sekampung? Apakah keluarga penerima tamu membutuhkan beberapa panci besar atau seprai dan selimut tambahan? Apakah teman Anda perlu bantuan untuk membersihkan dan menghias rumah sebelum tamu-tamunya datang? 5. Apakah Anda tahu salah seorang pendeta Anda sangat sibuk? Tawarkan untuk mengantarnya. Bebaskan dia dari menit-menit tambahan yang sering dibutuhkan untuk mencari tempat parkir, belum lagi keletihan mental dan emosional di tengah lalu lintas hari raya. 6. Pertimbangkan untuk mengantar seorang teman lanjut usia pergi berbelanja. Sediakan kursi roda, kalau diperlukan, dan doronglah. Hadiah yang berupa waktu memberi dua hal dalam kehidupan kita. Mengalihkan prioritas kita dari diri kita sendiri ke luar, dan membantu seseorang yang kita kenal atau sayangi dengan cara yang tidak biasa dan tidak terduga, seringkali memungkinkan orang itu untuk mendapat perenungan rohani yang lebih dalam selama masa Natal Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 52 Cara Sederhana Membuat Natal Menjadi Istimewa Penulis : Jan Dargatz Penerbit : Interaksara, Batam Centre, 1999 Halaman : 148 - 150 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Puspa rini <puspa_rini@> >Syaloom.... >Salam dalam kasih Tuhan Yesus >Dalam rangka merayakan kelahiran Tuhan Yesus, kami berencana utk >mengadakan perayaan di kantor kami. Saya ingin mengetahui, apakah >di yayasan yg bpk/ibu pimpin menyediakan pelayanan untuk >pelaksanaan Natal anak2... (Event Organizer) > >Bilamana ada, bisakah kami mengetahui lebih lanjut ... Terima kasih >atas perhatiannya ... Mohon informasi secepatnya. GBU! >Hormat saya >Puspa Rini Redaksi: Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) yang menaungi pelayanan e-BinaAnak tidak melakukan pelayanan Natal keluar (Event Organizer). Pelayanan YLSA yang paling utama adalah menyediakan bahan-bahan literatur untuk memperlengkapi para pelayan anak. Demikian penjelasan kami, kiranya dimaklumi. Sebenarnya ada banyak ide yang bisa Anda dapatkan dalam Situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen) yang dapat Anda dan rekan- rekan kantor Anda pakai untuk menyelenggarakan Natal anak-anak. Jika Anda tertarik, silakan berkunjung ke alamat: ==> http://www.sabda.org/pepak/ Saran kami yang lain, Anda dapat menghubungi Yayasan Domba Kecil yang sering mengadakan acara-acara untuk kegiatan SM. Berikut ini informasinya: Yayasan Domba Kecil <info@dombakecil.org> Jl. Tanjung Duren Utara III E/236 Jakarta Barat 11470 - INDONESIA Tel. (021) 560-2630, 566-8962 Fax. (021) 566-8962 =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ o/ MUTIARA GURU Kiranya aroma masa Natal melingkari hatimu saat ini; Semoga ditengah kesibukan kau masih memiliki waktu untuk berdoa Kiranya pesan dari palungan tetap memberkatimu, memimpinmu, membimbingmu; bersama dengan paduan suara para malaikan di surga, menyanyi "Damai di bumi ...." - June Masters Bacher - =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, Murti Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ =^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^ Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> ========= PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK ========== <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |