Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/214 |
|
e-BinaAnak edisi 214 (30-1-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 214/Pebruari/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Mendisiplin Anak dengan Rotan o/ TIPS MENGAJAR : Mendisiplin Anak Anda o/ BAHAN MENGAJAR : Apakah Tuhan Yesus akan Memukul Saya? o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Saran untuk Situs PEPAK o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih, Bulan Pebruari kadang diidentikkan dengan bulan kasih sayang. Anggapan ini tentu saja tidak salah karena hari Valentine memang jatuh pada bulan Pebruari, tepatnya pada tanggal 14 Prebuari. Menyinggung tentang kasih sayang, bagi orangtua atau guru, ungkapan kasih sayang kepada anak memang tidak harus selalu diwujudkan dalam bentuk memberi hadiah dan menuruti semua keinginan anak. Terkadang, ungkapan kasih sayang dapat diwujudkan dalam sikap yang tegas dan berani untuk menghukum jika anak berbuat salah, atau istilah pendidikan yang dipakai adalah berani mendisiplin anak. Mendisiplin anak penting karena melalui hal ini anak akan belajar membedakan mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak baik. Namun satu hal yang tidak boleh lupa ketika orangtua atau guru mendisiplin anak, yaitu bahwa mereka tetap mengasihi anak tersebut, meskipun anak melakukan perbuatan yang salah. Ada bermacam-macam cara untuk mendisiplin anak. Untuk itu, bulan ini e-BinaAnak mengambil tema utama "MENDISIPLIN ANAK" dan akan mengupasnya dalam topik-topik berikut ini: * Mendisiplin dengan Rotan * Mendisiplin dengan Hukuman * Mendisiplin dengan Teguran * Mendisiplin dengan Kasih Jadi, jangan sampai ada edisi yang terlewatkan di bulan ini. Simak dan ungkapkan kasih sayang Anda kepada anak Anda dengan cara yang lebih baik lagi! Tim Redaksi "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya." (Amsal 29:15) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+29:15 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/ -o- MENDISIPLIN ANAK DENGAN ROTAN -o- ============================= FUNGSI DARI ROTAN ATAU TONGKAT TEGURAN Apakah manfaat dari tongkat teguran (pemakaian rotan untuk mendisiplin) bagi anak tersebut? Bagaimanakah cara kerjanya? Dalam Amsal 29:15a, Allah berfirman, "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat ...." Di mana pun, Kitab Amsal mengkaitkan hikmat dengan takut kepada Tuhan. Takut kepada Allah dan hal memperoleh hikmat datang melalui tindakan pendisiplinan dengan menggunakan rotan. Kaitan antara pendisiplinan menggunakan rotan dengan hikmat adalah sangat penting. Anak yang tidak mau tunduk pada kekuasaan orangtua sedang bertindak bodoh. Itu berarti, dia sedang menolak kekuasaan untuk menghakimi yang berasal dari Allah. Dia sedang menjalani kehidupan untuk kesenangan sementara dari berbagai keinginan dan hasratnya. Akhirnya, dengan menolak peraturan Allah berarti memilih melakukan peraturannya sendiri yang membawanya kepada maut. Itu adalah puncak dari kebebalan. Tongkat teguran mendatangkan hikmat bagi anak tersebut. Disiplin mendemonstrasikan secara langsung rasa sakit akibat kebodohan dari tindakan pendurhakaan. Tindakan pendisiplinan yang dilakukan secara tepat merendahkan hati seorang anak, membuat dia tunduk pada ajaran orangtua. Disiplin yang berupa hukuman menciptakan suasana dimana nasihat dapat diberikan. Hukuman berupa pukulan di pantat mengubah anak tersebut menjadi patuh dan siap untuk menerima perkataan- perkataan yang menghidupkan. Ibrani 12:11 menyatakannya seperti ini, "Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Kendati pun pendisiplinan berupa pukulan yang menyakitkan, namun juga menghasilkan kebenaran dan damai sejahtera. Anak yang orangtuanya menggunakan rotan sebagai hukuman pada saat yang tepat serta dengan cara yang benar, mengerti apa artinya tunduk kepada kekuasaan atau otoritas. Tidakkah semua anak akhirnya belajar untuk patuh? Menurut Amsal tidak demikian. "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya ... Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu, mendatangkan sukacita kepadamu" (Amsal 29:15,17). Allah telah memerintahkan kita untuk menggunakan rotan dalam mendisiplin serta menegur anak-anak. Itu bukan satu-satunya hal yang Saudara lakukan, melainkan sesuatu yang harus digunakan. Allah telah memberitahu Saudara, bahwa ada kebutuhan dalam diri anak-anak Saudara yang menuntut penggunaan rotan. Jika Saudara mau menyelamatkan anak-anak Saudara dari maut, jika Saudara mau mencabut kebebalan yang melekat dalam hati mereka, jika Saudara mau menanamkan hikmat kepada mereka, maka Saudara harus menggunakan rotan sebagai hukuman. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ROTAN? Rotan tersebut adalah orangtua, yang dengan iman kepada Allah serta mengasihi anak-anaknya, mengambil tanggung jawab untuk menggunakan hukuman fisik secara hati-hati, tepat waktu, dengan benar, dan pengendalian diri dengan tujuan menanamkan betapa pentingnya taat kepada Allah, sehingga menyelamatkan anak tersebut dari kebebalannya yang berkepanjangan yang bisa membawa maut. Tugas Orangtua -------------- Marilah kita melihat unsur-unsur dari definisi ini. Menurut definisi, rotan tersebut adalah tugas orangtua. Semua ayat yang menekankan penggunaan rotan menempatkan ayat tersebut dalam konteks hubungan orangtua dan anak yang bersifat melindungi. Perintahnya ialah "didiklah anakmu". Alkitab tidak memberikan izin kepada semua orang untuk terlibat dalam memberikan hukuman badani kepada semua anak. Hak itu hanya diberikan kepada setiap orang yang memiliki tanggung jawab mengasuh -- yaitu orangtua. Jadi ada kaitannya. Ini adalah salah satu masalah yang berkaitan dengan memberikan hukuman kepada anak-anak di sekolah yang berupa pukulan. Ketika seorang guru memberikan hukuman dengan pukulan, maka proses pemberian hukuman dengan pukulan tersebut berubah dari konteksnya berdasarkan hubungan orangtua dan anak. Ayah dan ibu yang sama, yang menghibur anak tersebut ketika sakit, yang membawa dia ke taman hiburan, yang mengingat hari ulang tahunnya, patut memberikan hukuman berupa pukulan. Memberikan hukuman dengan pukulan adalah sangat berbeda jika dilakukan oleh seseorang yang bukan orangtua. Suatu Tindakan Iman -------------------- Hukuman dengan menggunakan rotan adalah suatu tindakan iman. Allah telah memberikan amanat untuk menggunakannya. Orangtua menaati bukan karena dia memahami secara sempurna bagaimana dia bekerja, tetapi karena Allah telah memerintahkannya. Penggunaan rotan adalah ekspresi yang sangat mendalam tentang keyakinan pada hikmat Allah dan kesempurnaan nasihat-Nya. Perbuatan yang Setia -------------------- Penggunaan rotan merupakan suatu perbuatan yang setia kepada anak- anak. Karena orangtua mengakui bahwa dalam tindakan mendisiplin, ada harapan dan tidak mau anaknya mengalami maut, maka dia melakukan tugas tersebut. Ia merupakan ekspresi dari kasih dan komitmen orangtua. Dalam banyak kejadian, anak-anak menyaksikan saya mencucurkan air mata ketika menghukum mereka dengan pukulan. Hati saya tidak ingin melakukannya. Hanya karena rasa kasih saya kepada anak-anak membawa saya untuk melakukan tugas itu. Saya mengetahui bahwa kegagalan memberi hukuman dengan pukulan tentu merupakan ketidaksetiaan terhadap jiwa mereka. Sebuah Tanggung Jawab --------------------- Menghukum dengan menggunakan rotan adalah sebuah tanggung jawab. Bukan orangtua yang menentukan untuk memberikan hukuman. Tetapi orangtua yang menentukan untuk menaati. Orangtua, sebagai wakil Allah, melaksanakan bagi Allah apa yang Dia perintahkan untuk dia lakukan. Orangtua tidak bertindak atas kemauannya sendiri, tetapi memenuhi kemauan Allah. Hukuman Fisik ------------- Penggunaan rotan adalah hukuman fisik yang dilakukan secara hati-hati, tepat waktu, dengan benar, dan terkendali. Menghukum dengan menggunakan rotan tidak pernah merupakan pelampiasan kemarahan orangtua. Itu bukan yang dilakukan orangtua ketika dia kecewa. Itu bukan respon terhadap perasaan yang telah ditimbulkan anaknya yang menyulitkan dia. Tetapi selalu dilakukan dengan benar dan terkendali. Orangtua mengetahui ukuran yang pantas mengenai kekerasan hukuman untuk anak tertentu pada waktu tertentu. Anak-anak tahu berapa pukulan yang mampu mereka tanggung. Misi Penyelamatan ----------------- Menghukum dengan menggunakan rotan adalah sebuah misi penyelamatan. Anak yang perlu dihukum dengan rotan merupakan sikap disiplin yang diberikan oleh orangtua karena ketidaktaatan. Hukuman dengan rotan itu direncanakan untuk menyelamatkan anak tersebut dari berlanjutnya kebebalannya sendiri. Jika dia terus dalam kebebalannya, maka kebinasaannya sudah pasti. Sebab itu, bila orangtua terdorong oleh kasih kepada anaknya, maka ia harus menggunakan rotan sebagai hukuman. Penggunaan rotan sebagai hukuman menegaskan pentingnya ketaatan kepada Allah. Ingat, persoalannya tidak pernah, "Kamu telah gagal menaati Saya." Satu-satunya alasan bagi seorang anak untuk menaati ibu dan ayah ialah sebab Allah memerintahkannya. Karena itu, kegagalan menaati ibu dan ayah berarti gagal menaati Allah. Inilah persoalannya. Anak tersebut telah gagal untuk taat kepada Allah. Anak tersebut telah gagal melakukan apa yang telah diamanatkan Allah. Untuk tetap bertahan (dalam ketidaktaatan) berarti menempatkan anak tersebut ke dalam bahaya besar. HASIL DARI PENDISIPLIN DENGAN MENGGUNAKAN ROTAN Pendisiplinan dengan menggunakan rotan mengajarkan bahwa perilaku mempunyai akibat-akibat. Pendisiplinan yang konsisten dengan menggunakan rotan akan mengajar anak-anak Saudara menyadari bahwa perilaku mendatangkan akibat-akibat yang tidak dapat dihindarkan. Anak-anak yang masih belia harus belajar untuk taat. Pada saat ketidaktaatan diperhadapkan dengan akibat-akibat yang menyakitkan, maka mereka mengerti bahwa Allah telah meletakkan prinsip tentang akan menabur dan menuai dalam dunia mereka. Pendisiplinan dengan menggunakan rotan menyatakan kekuasaan Allah atas ibu dan ayah. Orangtua yang taat akan melakukan pendisiplinan dengan menggunakan rotan sedang menjadi contoh ketundukan kepada otoritas atau kekuasaan tersebut. Salah satu alasan mengapa anak- anak mengalami kesulitan dengan kekuasaan tersebut ialah bahwa mereka tidak melihat contohnya dalam budaya kita. Pendisiplinan dengan menggunakan rotan melatih anak untuk tunduk pada kekuasaan atau otoritas. Bukan hal yang mengherankan bila ketidaktaatan akan mempunyai akibat-akibat, sehingga perlu mengajarkan tentang pentingnya ketaatan. Selagi anak masih belia, dia balajar bahwa Allah telah menempatkan setiap orang di bawah suatu otoritas atau kekuasaan, dan otoritas tersebut adalah suatu berkat. Pendisiplinan dengan rotan mendemonstrasikan kasih dan komitmen dari orangtua. Ibrani 12 menjelaskan bahwa pendisiplinan dengan rotan merupakan ekspresi dari kasih. Dalam ayat 5 ditulis bahwa didikan merupakan tanda seseorang mempunyai status sebagai anak. Orangtua yang mendisiplin anaknya membuktikan bahwa dia mengasihi anaknya. Ini menandakan bahwa orangtua sangat peduli. Juga berarti bahwa orangtua tidak plin-plan. Orangtua aktif terlibat. Komitmennya hidup dan cukup dalam, sehingga dia melibatkan dirinya sendiri dalam tindakan pendisiplinan yang hati-hati. Pendisiplinan dengan rotan menghasilkan panen ketentraman dan kebenaran. Kita membaca dalam Ibrani 12:11, "Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Tindakan pendisiplinan yang tepat waktu dan hati-hati, kendatipun tidak menyenangkan dan menyakitkan pada waktu diberikan, akan menghasilkan anak-anak yang berbahagia dan sukses. Tindakan pendisiplinan dengan rotan menghasilkan buah yang mengagumkan. Sebagai seorang ayah dari anak-anak yang sudah dewasa, saya selalu bersyukur atas kemurahan Allah kepada keluarga kami. Kami menemukan ide yang dikemukakan dalam bab ini ketika kami baru mempunyai seorang anak. Dia berumur 18 bulan tetapi sukar dikendalikan, dia tengah menuju usia dua tahun yang merepotkan! Prinsip-prinsip ini memberi kami satu cara untuk menghadapi anak kami. Prinsip-prinsip tersebut membuat dia dapat mengendalikan diri. Mereka membantu dia untuk menghormati dan mengasihi ibu dan ayah. Pendisiplinan dengan rotan, mengembalikan anak-anak pada tempat berkat. Jika anak dibiarkan berbuat sesukanya, dia pasti akan hidup terus dikendalikan oleh nafsunya. Dia pasti terus mencari kesenangan dan tanpa sadar menjadi budak nafsu dan perasaan takutnya. Tongkat teguran membuat dia kembali tunduk kepada orangtua dalam hal dimana Allah telah menjanjikan berkat. Pendisiplinan dengan rotan meningkatkan suasana keakraban dan keterbukaan antara orangtua dan anak. Orangtua yang mau melibatkan anak, namun tidak mengabaikan hal-hal yang menyangkut integritas hubungan mereka akan mengalami keintiman dengan anaknya. Jika anak dibiarkan cemberut dan tidak patuh, maka itu akan membuat jarak antara orangtua dengan anak. Orangtua yang tidak mau membiarkan kerenggangan hubungan tersebut akan menikmati hubungan yang akrab dan terbuka. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Menggembalakan Anak Anda Judul Artikel Asli: Mengambil Metode-metode yang Alkitabiah: Pengunaan Rotan untuk Mendisiplinkan Anak Penulis : Tedd Tripp Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2002 Halaman : 164 - 168 dan 174 - 176 ______________________________________________________________________ o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/ -o- MENDISIPLIN ANAK ANDA -o- ===================== Sebelum Anda mendisiplin anak, beberapa pertimbangan perlu Anda pikirkan terlebih dahulu. 1. Waktu yang tepat. ----------------- Disiplin (hukuman) harus dilakukan pada saat itu juga untuk memperkuat efeknya. Tetapi hal itu jangan dilakukan dengan kemarahan. 2. Tunjukkan secara spesifik kelakuan-kelakuan yang tidak dapat diterima. ------------------------------------------------------------ Hal ini akan membantu anak Anda untuk mengetahui kelakuan- kelakuan apa saja yang tidak dapat diterima dan apa konsekuensinya. 3. Yang Anda hadapi adalah kelakuan anak bukan anak Anda. ------------------------------------------------------ Hindari komentar yang meremehkan, seperti, "Kamu bodoh". Hadapi dengan sikap yang tidak meremehkan anak. 4. Hadapi masa sekarang. --------------------- Jangan terus-menerus mengungkit kesalahan yang dulu pernah dibuat anak Anda karena hal itu bisa menimbulkan omelan dan menambah kesalahan kepadanya. 5. Berusaha menerima anak. ----------------------- Setelah mendisiplin anak, ambil waktu untuk berbicara dengannya dan katakan agar ia tahu bahwa ia tetap dicintai walaupun telah melakukan kesalahan. Beberapa pendekatan dan panduan dalam mendisiplin anak: 1. Bicarakan --------- Ketika anak Anda melakukan suatu kesalahan, bicarakanlah dengan tenang kepadanya mengenai peraturan yang ia langgar. Mintalah kepadanya untuk mengatakan kepada Anda tentang kelakuan yang benar yang diharapkan. Biarkan ia tahu yang Anda harapkan. Kemudian, katakan kepadanya konsekuensi dari kesalahannya tersebut. 2. Berikan Penghargaan ------------------- Hadiah dapat berupa pujian, mencatat sikap positif, dan traktiran atau hadiah yang sekali-kali diberikan. Dengan cara ini, sikap baik menguat. Namun, jangan biarkan anak Anda berasumsi bahwa ia harus mendapat penghargaan berupa materi atas sikap baiknya. 3. Mengucilkan ----------- Mengucilkan adalah menjauhkan sebentar anak Anda sampai ia mau mengambil sikap, tetapi hal ini tidak boleh berlangsung terlalu lama. Hal itu juga dapat memberi kesempatan kepada Anda waktu untuk dapat mengendalikan situasi kembali. Beberapa cara pengucilan adalah dengan berdiri di pojok ruangan dan menguncinya sendiri dalam sebuah ruangan. Perdamaian harus diikuti dengan menentramkan hati anak. 4. Hukuman ------- Ada dua bentuk utama hukuman: a. Pencabutan hak, artinya sama dengan penarikan hak, misalnya tidak boleh menonton TV. b. Menentukan tanggung jawab, khususnya untuk anak yang lebih tua. Mereka dapat membersihkan rumah atau diberi tugas tambahan. 5. Pukulan ------- Pukulan, jika dirasa perlu dilakukan, harus dilakukan secukupnya dan terbatas di daerah pantat. Sebagai orangtua, Anda harus menyadari bahwa kadang-kadang, anak Anda akan berlaku tidak baik dan Anda akan kehilangan kendali dalam situasi tertentu. Apa pun yang dilakukan, anak Anda harus merasa bahwa Anda tetap mencintainya dan menginginkannya walaupun ia tidak disiplin. Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Essential Parenting Tips Judul Artikel Asli: Considerations in Disciplining Penerbit : MCDS and Fammily Matters, Singapore Halaman : 43 - 44 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/ -o- APAKAH TUHAN YESUS AKAN MEMUKUL SAYA? -o- ===================================== Chandra tahu bahwa ia tidak boleh mengganggu adik perempuannya yang kecil, tetapi bagaimanapun ia tetap melakukannya. Sudah berkali-kali ibu menegur Chandra supaya menghentikan perbuatannya itu. "Kalau kamu mengganggu adikmu lagi, Ibu akan pukul kamu," kata ibu kepada Chandra. Chandra berpikir beberapa saat. "Tuhan Yesus tidak akan memukul saya, bukan?" tanyanya. Renungan Singkat tentang Disiplin: ---------------------------------- 1. Maukah kamu menolong ibu supaya tahu apa yang harus dikatakannya kepada Chandra? Apakah Tuhan Yesus akan memukul kita? 2. Coba sebutkan beberapa bentuk disiplin selain dari memukul! Apakah Tuhan Yesus akan melakukan salah satu bentuk-bentuk dari disiplin itu? "Saya tidak ingat ayat di dalam Alkitab yang menceritakan tentang Tuhan Yesus memukul seseorang," kata ibu, "tetapi ada beberapa ayat yang menceritakan tentang Tuhan Yesus mendisiplin seseorang." "Apakah artinya mendisiplin, Bu?" tanya Chandra. "Mendisiplin berarti menolong seseorang berhenti melakukan hal-hal yang salah dan mulai melakukan hal-hal yang benar," kata ibu. "Memukul adalah cara menghukum seseorang atas perbuatan-perbuatannya yang salah. Tuhan Yesus pernah membawa cambuk dan melarang orang- orang berjualan di Bait Allah. Itulah artinya mendisiplin. Tetapi Ia tidak sungguh-sungguh memukul mereka." "Bu, saya pikir Tuhan Yesus ingin menjaga kita supaya tidak melakukan perbuatan yang salah," kata Chandra. "Itulah sebabnya mengapa Ia ingin agar para ayah dan ibu membantu Dia melakukannya." Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu: ---------------------------------------------- 1. Apakah kamu ingin Tuhan Yesus menjagamu supaya kamu tidak berbuat salah? Ia tentu akan menolongmu. Maukah kamu meminta Dia untuk menolongmu? 2. Apakah kamu ingin Tuhan Yesus menolongmu untuk melakukan hal-hal yang benar? Maukah kamu meminta Dia melakukannya? Bacaan Alkitab: --------------- Yohanes 2:13-16 Kebenaran Alkitab: ------------------ Tuhan Yesus berkuasa menjagamu supaya tidak melakukan hal-hal yang tidak boleh kamu lakukan (Yudas 1:24). Doa: ---- Ya Tuhan Yesus, jagalah saya supaya tidak melakukan hal-hal yang tidak boleh saya lakukan. Dan ajarlah saya melakukan hal-hal yang seharusnya saya lakukan. Terima kasih atas ayah dan ibu, yang membantu-Mu memelihara saya. Amin! Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Penulis : V. Gilbert Beers Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 50 - 51 ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/ Dari: Riana Welasih <welasihfamily@> >Saya bersyukur bisa menemukan situs Pepak ini walaupun secara tidak >sengaja. Ternyata di dalamnya banyak artikel apik yang bisa membuat >saya lebih mengerti lagi mengenai sekolah minggu. Saran saya >diperbanyak lagi bahan-bahan pedoman sm-nya. Redaksi: Terima kasih banyak untuk saran Anda. Kami akan mencoba memperbanyak bahan-bahan pedoman SM. Bagi pembaca lain yang belum mengunjungi Situs PEPAK, kami undang Anda untuk mengunjunginya. Saran dan kritik Anda pasti akan berguna bagi kemajuan pelayanan PEPAK terutama bagi kemuliaan nama Tuhan. ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Memukul anak dengan tepat akan memperoleh perhatian anak dan anak akan mengkaitkan kesalahan dengan kepedihan bukan dengan kesenangan. o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbeth Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |