Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/219 |
|
e-BinaAnak edisi 219 (9-3-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 219/Maret/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ BAHAN MENGAJAR (1): Getsemani o/ BAHAN MENGAJAR (2): Drama: Di Taman Getsemani o/ AKTIVITAS : Aktivitas Paskah o/ KARYA ANDA : Profil SM Efrata GKJ Kismorejo o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam dalam anugerah kasih-Nya, Apakah Anda pernah mengalami penderitaan yang begitu berat tanpa ada seorang pun yang peduli? Bagaimana perasaan Anda? Pastilah terasa semakin berat karena tidak ada tempat bagi Anda untuk berbagi beban. Yesus pun pernah mengalami penderitaan spirituil yang begitu berat. Tidak ada seorang pun yang mengerti perasaan takut dan sedih yang dialami-Nya saat itu. Murid-murid yang selalu berada di sisi-Nya, tidak lagi sanggup menemani-Nya, sehingga ia bergumul sendiri di taman itu. Pada saat PASKAH kita sudah sering mengajar anak-anak mengenai penderitaan-Nya di kayu salib dan kemenangan di hari kebangkitan- Nya. Namun kita tidak boleh lupa mengajarkan kepada anak-anak SM bagaimana Ia mengalami pergumulan yang berat sebelum penyaliban-Nya. Oleh karena itu, minggu ini kami mengajak Anda dan anak-anak didik Anda untuk merenungkan kembali pergumulan Tuhan Yesus ketika ada di taman Getsemani. Cerita mengenai "Getsemani" dan sebuah drama interaktif merupakan sajian Bahan Mengajar e-BinaAnak edisi ini. Selain itu Anda juga dapat mengadakan aktivitas PASKAH dalam kelas dan keluarga Anda dengan menggunakan ide-ide yang ada di dalam Kolom Aktivitas. Kolom Karya Anda kali ini akan diisi dengan Profil SM dari GKJ Kismorejo. Kiranya sajian kami boleh menjadi berkat bagi pelayanan SM Anda. Selamat beraktivitas! (Dav) Tim Redaksi "Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." (Markus 14:32) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Markus+14:32 > ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR (1) --------------------------------------------o/ -o- GETSEMANI -o- ========= Taman Getsemani amat sepi. Gelap gulita di mana-mana. Angin yang segar berhembus dari sela-sela dahan. Sinar bulan yang bercahaya menyinari pohon-pohon menyebabkan dahan-dahannya berkilat-kilat dengan indahnya. Tanah pun berkilat karena sinar bulan itu. Bintang yang bertaburan menghiasi langit yang gelap berkedip-kedip indah kemilau. Sudah seringkali Tuhan Yesus, bersama dua belas orang murid-Nya pergi ke taman itu. Sekarang hanya sebelas orang murid saja yang nampak. Di manakah yang seorang lagi? Ah, sebentar lagi ia juga datang, karena ia tahu, bahwa Gurunya ada di situ. Di dekat pintu gerbang taman itu Tuhan berkata kepada delapan orang murid-Nya, "Tunggulah di sini sampai Aku selesai berdoa." Yang tiga lagi diajak-Nya lebih jauh masuk ke dalam taman itu, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Tiba-tiba sikap Tuhan Yesus berubah sama sekali. Tuhan Yesus, yang selalu tenang, yang tak pernah ketakutan, sekarang seperti putus asa dan tampak sangat sedih. Suara-Nya gemetar, waktu Ia berkata, "Jiwa-Ku amat sedih, sampai mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjagalah bersama-sama dengan Aku." Bukan karena Ia takut menghadapi penderitaan-Nya dan kematian-Nya, bukan. Hal-hal itu sudah seringkali dibicarakan dengan tenang, dan tadi pun masih juga dibicarakan bersama-sama. Yang datang ini lain sekali, sesuatu yang tidak jelas, yang luar biasa, yang terlalu dahsyat, lebih daripada penderitaan badani yang akan ditanggung-Nya. Ia sendiri keheranan ketika mengalami perubahan jiwa-Nya yang pedih itu. Apa yang menyebabkan Ia ketakutan dan sangat gelisah? Karena Ia harus menanggung dosa segenap manusia, sedang Ia sendiri tak pernah berdosa. Beban dosa itu sangat berat rasanya. Murka Allah atas dosa segala manusia harus dipikul-Nya. Hukuman karena dosa itu, yang seharusnya ditanggung oleh manusia, sekarang harus ditanggung oleh Yesus. Tiba-tiba nafas-Nya amat sesak, Ia gemetar ketakutan. Peluh-Nya mengalir. Tangan-Nya dikepal-Nya. Aduh, Ia sangat ketakutan. Inilah saat yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh iblis. Dulu, kala ia berjuang dengan Tuhan Yesus di gurun pasir dan ia dipukul mundur oleh-Nya. Sekarang ia kembali lagi hendak berlaga. Ia tahu betapa berat beban yang ditanggung untuk jiwa Tuhan Yesus. Ia berharap, Tuhan Yesus akan mundur mengingat hukum yang terlalu berat itu. Bila Ia berkata, "Ya, Bapa, Aku enggan memikul dosa manusia, karena beban ini terlalu berat. Aku tak sanggup," iblis pasti menang dan seorang pun tak dapat membebaskan manusia dari belenggunya. Hatinya amat senang, kalau manusia binasa untuk selama-lamanya. Nah, saat itulah yang diincar si iblis. Bila Tuhan Yesus akan menolak permintaan Allah Bapa-Nya. Selangkah lagi Yesus maju, lalu Ia jatuh rebah, Ia tak kuasa lagi berdiri. Seorang pun tak dapat menolong-Nya, selain dari Tuhan Allah. Sekarang Ia tak menengadah lagi ke atas, seperti biasanya, kalau Ia berdoa. Sekarang Ia membungkukkan muka-Nya ke bawah, ke tanah, sambil memeras-meras tangan-Nya. Waktu itu Ia tak tahan lagi, lalu menangis, sambil berseru, "Ya, Bapa-Ku, bila mungkin, jauhkanlah cawan yang pahit ini daripada-Ku." Namun Ia juga berkata, "Akan tetapi bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu jadilah." Tak pernah ada orang di dunia ini yang menderita seperti Tuhan Yesus saat itu, terlalu pedih, terlalu pahit. Dan seorang pun tak ada yang menghibur-Nya. Selesai berdoa, Ia bangkit lalu pergi mendapati ketiga murid-Nya itu. Tiba di tempat itu, nampaklah mereka sudah tidur nyenyak. Petrus juga, yang sudah bersumpah akan setia kepada Gurunya, terlengah juga. Karena sedihnya, mereka tak dapat bertahan lagi, lalu tertidur. Tuhan Yesus membangunkan ketiga murid-Nya. Dengan suara yang amat sedih Ia menegur, "Simon, mengapa kau tidur? Tak sanggupkah kau berjaga satu jam saja bersama-sama dengan-Ku? Berjagalah dan berdoalah, sebab roh memang penurut, tetapi daging itu lemah." Terkejutlah mereka mendengar kata-kata yang sedih itu. Bagaimana mereka memberikan jawaban? Mata mereka terlalu berat, hatinya terlalu pedih. Mereka berkomat-kamit saja, tak tentu apa yang diucapkannya itu. Kemauan ada, tetapi tak kuasa lagi mereka menahan rasa kantuknya. Tuhan Yesus berdoa lagi. Sunyi, terlalu sunyi di sekeliling-Nya. Tak ada yang menolong-Nya. Segala sesuatu melawan-Nya dengan amat hebatnya. Sekali lagi Ia merebahkan diri-Nya hendak berdoa. Terlalu sesak nafas-Nya, sehingga bukan keringat lagi yang mengalir dari dahi-Nya, melainkan darah. Darah yang diperas dari urat-Nya, jatuh setetes demi setetes ke tanah. Meskipun begitu, sepatah kata yang menandakan kecemasan dan kegalauan hati-Nya pun tidak keluar dari mulut-Nya. Dengan penuh hikmat Ia berkata dengan hormat-Nya, "Ya, Bapa, jika tak mungkin lagi cawan ini lalu daripada-Ku, melainkan Aku harus minum juga, kehendak-Mu jadilah." Astaga, Yesus mendapati murid-murid-Nya tertidur lagi. Sebetulnya Ia kembali kepada mereka, karena ingin dihibur hati-Nya. Supaya ada yang turut merasakan penderitaan-Nya. Tetapi, murid-murid tidak juga menghibur-Nya. Untuk ketiga kalinya Ia berlutut. Sekali lagi Ia mengulang doa-Nya itu. Seluruh diri-Nya diserahkan-Nya kepada Bapa-Nya. Sedikit pun Ia tak mengeluh. Hati-Nya sabar menanggung dosa manusia yang diletakkan di atas bahu-Nya. Hanya kehendak Bapa-Nyalah yang akan dituruti-Nya. "Kehendak-Mu jadilah," kata-Nya dengan tentram. Ketika itu ada Malaikat turun dari surga ke sisi-Nya. Malaikat yang disuruh oleh Bapa-Nya. Inilah yang dapat menghibur hati-Nya. Penghiburan yang tak dapat diberikan oleh manusia. Barulah tenang hati Tuhan Yesus. Ia tak takut lagi meskipun apa yang akan menimpa diri-Nya. Seperti seekor anak domba, Ia akan digiring ke tempat penyembelihan. Sedikit pun Ia tidak mengeluh. Ia akan menurut kehendak Allah .... Ia kembali ke tempat tadi. Sekarang tak sedih lagi hati-Nya meskipun mereka masih tidur juga. Kata-Nya, "Tidurlah senyenyak-nyenyaknya dan lepaskanlah lelahmu. Saatnya sudah hampir, Anak Manusia sebentar lagi akan diserahkan kepada orang berdosa." Ketika dilihat-Nya mereka sudah benar-benar terjaga, Ia menunjuk ke dalam taman Getsemani itu. Nampak di dalam gelap suluh bergoyang- goyang seakan-akan ada yang dicari orang yang membawa obor itu. Ia berkata kepada mereka itu, "Bangunlah, marilah. Orang yang akan mengkhianati Aku sudah dekat." Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Cerita-Cerita Alkitab Perjanjian Baru Penulis : Anne De Vries Penerbit : Balai Alkitab dan Badan Penerbit Kristen, Jakarta, 1959 Halaman : 207 - 209 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR (2) --------------------------------------------o/ Drama ini merupakan rangkaian drama dari edisi minggu yang lalu. Bisa diperagakan secara terpisah atau dijadikan satu dalam sebuah pertunjukan drama. -o- DRAMA INTERAKTIF: DI TAMAN GETSEMANI -o- ==================================== Karakter yang diperankan: ------------------------- 1. Narator 2. Yesus 3. Dua orang sebagai Tikus. Perlengkapan: ------------- Lonceng untuk memberi tanda dimulai dan berakhirnya drama. Teks Drama: ----------- Narator : "Halo, adakah di antara kalian yang mengingat pertunjukan drama yang lalu dimana kita bersama-sama Yesus ada di ruang paling atas sebuah rumah? Hari ini kita akan pergi ke sebuah tempat yang sunyi -- Taman Getsemani. Seperti minggu lalu kami akan minta kalian, anak-anak dan dua ekor tikus menolong kami dalam pertunjukan drama ini." [Dua pemeran tikus naik ke sudut panggung dan berdiri di depan mikrophone] Tikus (1): "Aku kok tidak senang ya berada di taman. Lebih hangat dan lebih nyaman saat kita berada di ruang atas rumah itu." Tikus (2): "Ohhh ... kamu ingin bilang kita seharusnya tidak berada di sini? Lho bukannya ini idemu mengikuti Yesus sampai ke taman ini?" Tikus (1): "Iya memang. Tapi aku kan hanya ingin tahu tentang rencana rahasia yang Yesus bicarakan dengan para murid- Nya di ruang atas itu." Tikus (2): "Ssssttt! Diam ... itu mereka datang!" Narator : "Selamat datang! Permainan kali ini membawa kita ke sebuah taman, dan kami membutuhkan kalian untuk membuat suasana di taman ini hidup. Saya mau kalian membentuk 4 kelompok. Setiap orang pergi ke taman, pasti kalian sering menggunakan hidung untuk menghirup berbagai aroma dalam taman tersebut. Tapi kali ini, selain aroma dalam taman, ada juga suara-suara. Sebagai contoh (tunjuk kelompok 1), mereka adalah sekelompok pohon Zaitun. Kira- kira bagaimana keadaan dan suara pohon Zaitun saat angin menggoyangkan mereka? [Peragakan dengan menggoyang- goyangkan badan Anda dan keluarkan suara yang mirip seperti suara dedaunan yang tertiup angin; peragaan ini adalah peragaan yang harus dilakukan oleh kelompok 1. Narator lalu berjalan ke kelompok 2.] Kelompok 2 akan menjadi sungai yang mengalir. Bersuaralah seperti air yang sedang mengalir dan gerakkan tangan kalian seperti aliran sungai yang melewati bebatuan. [Selagi kelompok 2 mempratikkan gerakan mereka, beralihlah ke kelompok 3.] Setiap taman membutuhkan bunga. Beberapa bunga sedang bertumbuh. Coba kalian bilang, `Bong! Bong! Bong!` Lalu rentangkan tangan dan kaki kalian pada saat kalian, bunga-bunga, sedang bertumbuh. [Biarkan kelompok itu mempraktikkannya sambil narator beralih ke kelompok 4.] Kelompok 4 akan menjadi sekelompok pohon anggur, mari kita coba peragaan kalian. Katakan `oooo` sembari secara perlahan gerakkan tanganmu ke atas seperti daun yang sedang merambat. Nah, sekarang selama permainan berlangsung, aku akan mengangkat jariku saat aku membutuhkan peragaan dan suara kalian. Satu jari untuk pohon Zaitun, dua jari untuk sungai yang sedang mengalir, tiga jari untuk untuk bunga, dan empat jari untuk pohon anggur. Teruslah bersuara sampai saya menepukkan tangan, sebagai tanda selesai. Mari kita praktikkan dulu. [Peragakan semua gerakan dengan petunjuk-petunjuk Anda sebanyak satu kali untuk setiap kelompok.] Masuklah Yesus ke taman ini. Dia terlihat sedih dan penuh rasa takut. Dia tidak akan melihat keindahan taman ini dan menghirup aroma wangi dari bunga-bungaan dan pohon di dalamnya karena Dia datang ke sini untuk berdoa. Sekarang kita siap untuk memulai cerita ini." [Lonceng berbunyi tiga kali sebagai tanda dimulainya drama. Perlahan Narator mengangkat satu jarinya sebagai tanda untuk pohon Zaitun, dua jari untuk sungai yang mengalir, dan yang lainnya sampai semua kelompok memperagakan bagiannya masing-masing. Biarkan beberapa saat sampai narator menepukkan tangannya pertanda mereka harus menghentikan peragaannya.] Yesus : "Hatiku begitu sedih. Tinggal dan berjaga-jagalah bersama dengan-Ku." Tikus (1): "Dia berbicara kepada kita?" Tikus (2): "Aku juga tidak tahu, tetapi lebih baik kita ikuti saja apa yang Dia minta walaupun aku yakin kita pasti lelah." Tikus (1): [Menguap] Sekarang saja aku sudah ngantuk. Soalnya tadi kekenyangan makan. [Para tikus memperagakan adegan tidur sambil berpura-pura mendengkur. Biarkan suara dengkuran tikus-tikus ini selama beberapa detik.] Yesus : [Berbicara dengan suara cukup keras ke arah penonton.] "Kalian tidur? [Tiba-tiba para tikus terbangun kaget dan Yesus berbicara lagi tapi kali ini lebih lembut.] Tidak dapatkah kalian tetap terjaga dan berdoa bersamaku untuk beberapa saat saja? Waktuku akan segera tiba." [Yesus menundukkan kepala, melipat tangan, dan kembali berdoa.] Tikus (1): "Dia terlihat begitu sedih." Tikus (2): "Kira-kira apa ya yang Dia doakan?" Tikus (1): "Aku juga tidak tahu apa yang Dia doakan sampai-sampai Dia terlihat begitu sedih dan tersiksa." [Para tikus mencoba untuk tetap terjaga, tetapi mereka menguap dan tertidur kembali. Biarkan adegan tikus tidur ini beberapa detik.] Yesus : [Berbicara dengan suara keras.] "Bangunlah! Bangun! Anak Manusia akan segera diserahkan ke tangan orang berdosa!" Tikus (1): "Lihat! Ada kerumunan orang datang dari sana! Wah, mereka pasti datang untuk menyakiti Dia!" Tikus (2): "Ya ... mereka pasti datang untuk menangkap-Nya!" Tikus (1): "Ayo cepat kita sembunyi di balik batu ini." Tikus (2): "Aku kira kemarin Dia berkata bahwa ada sebuah rencana." Tikus (1): "Harapanku Dia mengetahui rencana itu. Yang Dia dapatkan saat ini hanyalah kesukaran demi kesukaran saja." [Lonceng berbunyi tiga kali tanda pertunjukkan drama telah selesai.) Narator : "Yesus tetap memiliki sebuah rencana -- jauh dari situasi yang menegang ini. Sebuah jalan keluar yang bukan untuk Dia saja, tetapi untuk saya dan kalian." [Tutuplah dengan sebuah pujian yang sudah dipersiapkan sebelumnya kemudian ajak anak-anak untuk berdoa.] Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Program Resources for Lent and Easter: Take Up Your Cross Judul Artikel Asli: In the Garden of Gethsemane Penerbit : Augsburg Fortress, Minneapolis - USA, 1990 Halaman : 20 - 21 ______________________________________________________________________ o/ AKTIVITAS -----------------------------------------------------o/ Selain cerita-cerita PASKAH, beberapa aktivitas dengan tujuan merenungkan makna penderitaan-Nya dapat juga dilakukan. Aktivitas berikut ini selain dapat dilakukan di dalam keluarga Anda, dapat juga dilakukan dalam kelas SM Anda dengan sedikit penyesuaian. -o- AKTIVITAS PASKAH -o- ================ 1. Dalam keluarga Anda, adakan acara makan malam yang berbeda dari biasanya. Untuk kelas SM, Anda bisa mengajak murid mengadakan perjamuan makan bersama di kelas walaupun hanya sekadar makanan ringan. Sebelum menyantap makanan, biarlah sang ayah atau guru membasuh tangan setiap orang/murid dengan menggunakan kain basah. Apa yang Anda rasakan ketika orang lain melakukan suatu pekerjaan yang seharusnya Anda lakukan sendiri sebelum datang ke meja makan? 2. Perenungan dalam kesendirian. Kepada masing-masing keluarga/murid diberikan selembar kertas dan pensil/pena. Bacalah percakapan Yesus dengan murid-murid-Nya di taman Getsemani (Matius 26:36-46). Berilah waktu kepada setiap anggota keluarga/murid SM Anda untuk bersaat teduh. Minta mereka memusatkan perhatian kepada perasaan Yesus di Getsemani. Murid- murid-Nya tertidur. Mereka tak dapat berjaga-jaga sewaktu Ia berdoa, dan mereka membiarkan Ia sendiri dalam penderitaan spiritual yang mendalam. Yesus tahu bahwa Ia harus menanggung dan menghadapinya sendirian. Tidak ada pengalaman kita yang dapat mendekati apa yang Yesus alami di Taman itu, tetapi kita semua merasa sendiri sekarang. Pikirkanlah saat-saat dimana Anda merasa sendiri dan orang lain salah paham dengan Anda. Bagaimana Anda dapat membayangkan apa yang Yesus alami dapat menolong Anda kalau Anda merasa sendiri? Mintalah setiap anggota untuk menuliskan pikiran mereka, bagaimana kesendirian Yesus dalam menolong mereka di kala mereka merasa sendirian. Pada waktu Anda sekeluarga/kelas SM Anda berkumpul kembali, mintalah mereka untuk membagikan pikiran yang sudah dituliskan itu kepada yang lain. 3. Mintalah setiap anak menggambar sederhana tentang roti dan cawan dalam perjamuan terakhir. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Kristus dalam PASKAH: Buku Pedoman Perayaan Paskah bagi Keluarga Judul Artikel Asli: Kegiatan Keluarga Penulis : Charles Colson, Billy Graham, Max Lucado, dan Joni Eareckson Tada Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998 Halaman : 41 - 42 ______________________________________________________________________ o/ KARYA ANDA ----------------------------------------------------o/ -o- PROFIL SM EFRATA GKJ KISMOREJO -o- ============================== Kiriman: Tesalonika Krisnamurti <tesa@> Nama Gereja : GKJ Kismorejo Alamat : Perum UNS Jati-Jaten, Karanganyar Jumlah murid : 12 Koordinator : Dian Novita GSM : Komisi Pemuda GKJ Kismorejo, Kelompok II SM Efrata adalah Sekolah Minggu dari Kelompok II GKJ Kismorejo yang berlokasi di Perum UNS Karanganyar. Jumlah muridnya ada 12 anak. Tadinya, sekitar 20-an anak namun karena beberapa di antara mereka telah dewasa (kelas 1 SMP), maka mereka mulai mengikuti persekutuan remaja. Rata-rata umur anak-anak Sekolah Minggu Efrata ini adalah 4 - 12 tahun. Pada dasarnya, mereka adalah anak-anak yang aktif jika guru mengajarkan hal-hal yang mudah ditangkap oleh mereka. Mereka bisa banyak bertanya dengan cerita yang disampaikan. Namun, adakalanya mereka terlihat sangat pasif. Jika sudah demikian, maka gurulah yang harus aktif dan kreatif dalam memberikan pelajaran. Mereka sangat suka jika diajak untuk beraktivitas daripada diam saja. Aktivitas itu dapat berupa menggambar, menulis, atau yang lainnya. Anak-anak Sekolah Minggu Efrata tergolong anak yang cepat bosan. Untuk itu sebisa mungkin guru harus mencari strategi baru dalam mengajar. Kadang-kadang mereka memang nakal. Namun, kenakalan mereka masih pada batas-batas kewajaran. Mereka menyukai cerita Alkitab yang memakai ilustrasi dalam penyampaiannya karena lebih mudah dipahami. Sekolah Minggu Efrata memiliki seorang koordinator yang bertanggung jawab penuh. Namun bukan berarti guru-guru lainnya tidak ikut mengurusi. Hal ini dirasa lebih praktis dan lebih efektif daripada harus membentuk pengurus. Ada sekitar 15 guru Sekolah Minggu, pelayan Firman dan pemimpin pujian. Dengan mengajar secara bergantian, maka murid tidak bosan, dan mereka senang mengenal guru- guru mereka. Pengurus Komisi Sekolah Minggu Gereja Kismorejo juga sering mengadakan training bagi guru Sekolah Minggu. Pada training tersebut guru-guru Sekolah Minggu mendapatkan pembekalan mengenai cara mengajar anak-anak Sekolah Minggu, sehingga para guru mendapat wawasan baru dalam mengajar murid Sekolah Minggu. ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Pusat keselamatan adalah Salib Yesus dan karena itu mudah untuk memperolehnya, karena merupakan anugerah yang sudah dibayar Allah dengan sangat mahal. Salib adalah titik pertemuan Allah dan manusia berdosa dan jalan menuju kehidupan terbuka -- tetapi pertemuan itu terjadi di hati Allah. - Oswald Chambers - o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbeth Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |