Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/220 |
|
e-BinaAnak edisi 220 (16-3-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 220/Maret/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ BAHAN MENGAJAR (1) : Tuhan Yesus Ditangkap o/ BAHAN MENGAJAR (2) : Drama Interaktif Dua Babak o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ucapan Terima Kasih o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Kristus tidak membuka mulut-Nya ketika Ia dihina, difitnah, dan dihakimi atas kesalahan yang tidak pernah dilakukan-Nya. Ia sungguh mengetahui artinya seorang diri. Seorang murid-Nya telah mengkhianati-Nya dengan sebuah ciuman dan yang lainnya lari meninggalkan-Nya, bahkan menyangkali-Nya. Tetapi Ia tetap teguh. Ia tahu penangkapan-Nya bukan berarti kekalahan, tetapi penggenapan dari rencana indah untuk umat manusia yang dikasihi-Nya. Rangkaian rencana indah ini harus kita sampaikan kepada anak-anak Sekolah Minggu. Nah, untuk menolong Anda menyampaikannya dengan mudah, maka e-BinaAnak minggu ini menyajikan Bahan Mengajar melalui metode cerita dan drama dua babak mengenai kisah penangkapan Yesus. Tentu saja Anda boleh mengolah bahan-bahan ini dengan cara kreatif agar sesuai dengan kebutuhan anak-anak SM Anda. Harapan kami, anak- anak SM Anda akan lebih bisa menghayati penderitaan Kristus dan mengerti bahwa hanya melalui penderitaan-Nya itulah manusia dapat bebas dari hukuman kekal. Selamat mengajar! (Dav) Tim Redaksi "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1Petrus 2:24) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Petrus+2:24 > ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/ TUHAN YESUS DITANGKAP ===================== Sssst ... apa itu? Di taman Getsemani yang biasanya sunyi senyap, ada suara sayup-sayup terdengar. Suara yang berseru-seru dan keras bunyinya. Lentera serta obor yang menyala-nyala bergerak digoyang- goyangkan oleh orang yang memakainya. Sebentar-sebentar lidah api itu rebah tegak ditiup angin. Amat dasyat! Tengoklah, segerombolan manusia bersenjata lengkap datang ke taman Getsemani itu. Ada yang membawa tongkat dan ada yang membawa pedang. Mau apa orang yang bersenjata itu? Hendak menangkap siapa? Melihat senjata dan orang sebanyak itu, tentulah musuh yang akan ditangkap sangat kuat. Tuh, sampai tentara Roma ikut juga. Siapakah yang akan diserangnya? Sesudah Tuhan Yesus menyuruh Yudas melakukan kewajibannya, ia terus pergi ke tempat imam serta ahli taurat yang sedang berkumpul. Ia berkata kepada orang itu bahwa sekarang juga mereka harus bertindak. Sekarang adalah kesempatan yang amat baik. Sebenarnya, rencana mereka ialah menunggu sampai PASKAH lewat, akan tetapi mungkin, nanti tak ada lagi kesempatan yang baik, jadi mereka bertindak malam itu juga. Cepat-cepat dikerahkannya hamba-hambanya serta para penjaga Bait Suci. Sudah cukup besarkah pasukan itu? Mungkin saja murid-murid-Nya akan membela Gurunya atau meminta bantuan. Mereka tidak boleh mengabaikan orang Galilea yang mendirikan pertahanannya di dekat taman Getsemani itu. Begitu pula sahabat-sahabat-Nya yang bersama- sama dengan Dia pergi ke Yerusalem. Sebab itu, lebih baik mereka memperkuat pasukannya. Begitulah mereka meminta bantuan dari wali negari, yaitu Pilatus. Katanya kepada Pilatus, mereka akan menangkap seorang pemberontak yang amat berbahaya. Nah, sudah jelas mereka akan menangkap Tuhan Yesus. Tetapi ... bagaimana mereka dapat mengetahui yang mana Tuhan Yesus itu? Ya, benar juga pertanyaan itu. Hari amat gelap. Yudas mendapat ilham. "Aku pura-pura masih teman-Nya," katanya kepada mereka, "Aku akan berjalan paling depan, seolah-olah akan memperingatkan Dia, bahwa musuh-Nya telah datang. Aku akan memberi salam kepada-Nya dengan ciuman. Siapa yang kupeluk, itulah harus kamu tangkap dengan segera. Mengerti?" Nah, Yudas yang jahat itu berjalan paling depan. Ia sudah mengenal benar dan lebih mengetahui keadaan taman Getsemani dibanding tentara Roma. Ia sudah sering berjalan-jalan dengan Tuhan Yesus di situ. Ia bergegas dalam gelap. Tampak olehnya Tuhan Yesus berjalan di depan murid-murid-Nya. Ia pura-pura senang berjumpa dengan Tuhan Yesus itu. "Salam kepada-Mu, hai Rabbi!" ia berseru, lalu dipeluknya Yesus. Cih, pelukan jahat, yang paling jahat di seluruh dunia yang pernah diberikan seseorang kepada temannya. Peluk yang terlalu keji, yang seolah-olah menghanguskan muka Tuhan Yesus yang amat suci itu. Sudah tentu Ia gemetar, karena perbuatan yang keji itu. Tetapi Ia hanya bertanya dengan hati yang amat sedih, "Yudas, kau menjual Anak Manusia dengan memberikan ciuman kepada-Nya?" Yudas mundur. Ia terkejut. Terus didapatkannya hamba-hamba serta tentara Roma yang sudah datang lebih dekat dengan obornya yang menyala-nyala. Mereka kebingungan. Sebab Yudas terlalu cepat berjalan, sehingga mereka tidak melihat, siapa yang dipeluk Yudas. Siapakah yang akan ditangkapnya? Tiba-tiba ada seseorang tampil ke muka. Ia berdiri dengan gagahnya disinari bulan yang amat terang. Dengan suara yang tenang Ia bertanya, "Siapa yang kau cari itu?" "Yesus, orang Nazaret," rombongan itu berseru. Lalu kata Yesus, "Akulah Dia!" Kata yang tak seberapa itu mengandung kekuatan gaib. Mereka terus gempar. Seluruh pasukan yang bersenjata lengkap itu mundur ketakutan. Kaki mereka gemetar, lalu mereka jatuh rebah. Mereka berdiri lagi. Mereka amat bingung. Yesus masih berdiri di tempat yang tadi, seperti seorang Raja. Mereka ketakutan menengadah kepada-Nya. Mereka merasa bahwa mereka tak berdaya. Sekali lagi Ia bertanya, "Siapa yang kaucari?" Mereka berkata dengan gemetar, "Yesus dari Nazaret." Tuhan Yesus menyahut, "Sudah Kukatakan, Akulah Dia. Kalau hanya Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka pergi." Ia menunjuk kepada murid-murid-Nya yang dengan bimbang hati berdiri dibelakang-Nya, gemetar ketakutan, dan karena marahnya yang meluap-luap pula. Yesus hanya memikirkan keselamatan murid-murid-Nya, dan Ia tidak memikirkan diri-Nya sendiri. Dengan tenang Ia menyerahkan Diri kepada prajurit-prajurit itu. Akan tetapi, ketika mereka mengulurkan tangannya hendak menangkap Dia, murid-murid-Nya itu terus mengerumuni Dia. "Tuhan," mereka berseru dengan berangnya, "bolehkah kami menghunus pedang kami? Bolehkah kami membela-Mu?" Petrus tak sabar lagi menunggu jawaban Gurunya. Seperti orang yang kehabisan akal, ia melompat ke depan Tuhan Yesus dengan pedangnya yang berkilat-kilat itu, lalu digoyang-goyangkannya dengan dasyatnya di tengah pasukan yang berdesak-desakan itu. Akan tetapi, ia tak tangkas memakai pedang itu. Maklum, ia tidak pernah menggunakan pedang, karena ia seorang nelayan saja. Pedang itu mendesir ke arah telinga seorang dari hamba imam itu. Hamba itu menjerit kesakitan. Telinganya yang kanan sudah terpenggal oleh Petrus. Wah, sekarang pasukan itu panas hatinya. Mereka maju, sambil berteriak menyerang murid-murid-Nya. Seakan-akan usaha Sang Guru gagal dan mereka harus ditangkap juga. Akan tetapi, Tuhan Yesus masih juga dapat membela murid-murid-Nya meskipun keadaan sudah terlalu genting. Ia berdiri di depan prajurit-prajurit itu seperti Raja dan ditahan-Nya mereka dengan tangan-Nya. Ia menoleh ke belakang kepada Petrus, lalu berkata, "Sarungkan pedangmu, sebab siapa yang menghunus pedangnya, akan binasa oleh pedang juga. Janganlah kau pikir bahwa tak dapat Kuminta kepada Bapa-Ku yang ada di surga supaya mengirim lebih dari dua belas laksa malaikat untuk menolong-Ku. Masakan tak Kuminum piala yang diberikan Bapa-Ku kepada-Ku? dan jika demikian, apakah perkataan Alkitab dapat dipenuhi seperti yang sudah tertulis?" Petrus mundur dalam gelap. Tuhan Yesus mendapatkan orang yang putus telinganya itu, dipungut-Nya telinga itu dan dilekatkan-Nya di kepala orang itu. Dan seketika itu juga telinga itu pulih, ia tak lagi merasa kesakitan sedikit pun. Hamba itu adalah hamba Imam Besar, namanya Malchus. Dialah manusia yang terakhir ditolong Tuhan Yesus di dunia. Malchus datang untuk berbuat jahat kepada-Nya, padahal ia telah menerima kemurahan hati-Nya. Meskipun temannya sudah disembuhkan, tentara itu tak mau mundur juga. Mereka terus menangkap Tuhan Yesus, lalu diikatnya. Para Imam yang berdiri di dekat Yesus dan menyaksikan kejadian itu menyeringai. Tuhan Yesus menyindir orang Farisi itu, kata-Nya, "Kamu datang ke sini dengan senjata lengkap seakan-akan hendak menangkap seorang penyamun? Padahal tiap hari Aku bersama kamu, mengajar di Bait Suci dan kamu tak menangkap Aku. Tetapi ini semua harus terjadi, supaya genaplah kitab para nabi. Sekarang kegelapan akan berkuasa." Mereka tak menyahut. Pasukan itu menyeret Dia dari taman itu. Beberapa prajurit masih mencari murid-murid-Nya di sekeliling taman itu, tetapi sia-sia saja. Mereka sudah melarikan diri dalam kegelapan. Masih ada seorang berbaju putih yang tinggal. Orang itu ditangkapnya, tetapi orang ini dapat meloloskan diri dari tangan para prajurit. Bajunya tanggal, dan ia sendiri menghilang dalam gelap. Orang itu bukan seorang dari murid-murid-Nya, melainkan seorang anak muda. Mungkin Yohanes Markus, dari Yerusalem. Anak muda ini sudah menduga, apa yang akan terjadi. Ia mengikuti tentara itu masuk ke taman Getsemani dengan baju tidurnya, karena tidak sempat bertukar pakaian. Benarlah seperti semuanya dulu dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri, mereka meninggalkan Dia di tangan musuh. Sedang mereka selamat, Gurunya dibawa sebagai tawanan ke kota Yerusalem. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Cerita-Cerita Alkitab Perjanjian Baru Penulis : Anne De Vries Penerbit : Balai Alkitab dan Badan Penerbit Kristen, Jakarta, 1959 Halaman : 209 - 212 ______________________________________________________________________ o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/ -o- DRAMA INTERAKTIF DUA BABAK -o- ========================== BABAK I: TANGKAP DIA! Karakter yang diperankan: ------------------------- 1. Narator 2. Yesus 3. Yudas 4. Dua orang sebagai tikus Perlengkapan: ------------- Alat musik (piano, organ, dan alat musik lainnya) Teks Drama: ----------- Narator : "Selamat datang anak-anak yang hadir untuk ikut berpartisipasi dalam permainan ini. Dua minggu yang lalu kita telah mengikuti Yesus dari ruang atas, tempat Ia dan murid-murid-Nya merayakan PASKAH lalu ke taman Getsemani tempat Ia berdoa. Malam ini kita kembali ke taman itu dengan teman-teman kita yang berbulu lembut [tikus masuk] yang selalu mengikuti Yesus dan perintah-perintah-Nya melalui cerita pra PASKAH ini. [Ajak anak-anak berkumpul di tengah-tengah ruangan per kelompok.) Pada waktu musik dimulai, barisan kalian berjalan maju sedikit demi sedikit sambil berakting seperti sekumpulan orang marah yang akan menangkap Yesus. Kalian akan mengambil bagian dalam efek suara. Kalian harus berbaris per kelompok, melangkah dengan ketukan kaki secara perlahan. Kalian juga dapat membuat bermacam-macam suara keributan, seperti ini ... [berikan contoh macam-macam suara keributan.] Ketika musik berhenti, hentikan juga barisan. Dalam drama ini, kalian juga akan punya bagian untuk berbicara. Setiap saat, saya melakukan hal ini (mengacungkan kepalan tangan dengan sudut 45 derajat), teriakkan "Tangkap Dia! Tangkap Dia!" Mari kita coba melakukan hal tersebut. [Beri isyarat pada anak-anak.) Waktu musik berhenti, kalian boleh duduk." [Musik dimulai, anak-anak maju ke depan, tikus memulai percakapan) Tikus (1): "Lihat! Apakah kau melihat apa yang aku lihat? Seperti parade atau sesuatu!" Tikus (2): "Di mana?" Tikus (1): "Di sana [sambil menunjuk] arahnya datang dari jalan! Jumlah pasti ada seratus!" Tikus (2): "Dua ratus! Dan lihatlah laki-laki yang berada di depan itu. Bukankah ia ada bersama dengan Yesus di ruang atas?" Tikus (1): "Ya, benar! Yudas! Tampaknya mereka marah. Menurutmu, apa yang mereka inginkan?" [Anak-anak maju ke depan gereja. Musik menghilang. Anak-anak duduk di depan altar.] Narator : "Kerumunan orang banyak yang sedang marah datang ke taman untuk menangkap Yesus. Yudas akan menghianatinya!" Yudas : [Berjalan di depan] "Guru!" [Narator mengangkat kepalan tangan.] Anak-anak: "Tangkap Dia! Tangkap Dia!" [Sambil menunjuk kepada pemeran Yesus.] Yesus : "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku." Tikus (1): "Mereka pergi lagi. Membicarakan beberapa rencana." Tikus (2): "Lihat, semua teman-teman Yesus sudah lari. Sebaiknya, Ia cepat memikirkan sesuatu." Tikus (1): "Aku benci, bila pada saat ini aku ada di sana bersama- sama dengan Dia." Tikus (2): "Aku juga. Satu orang menghadapi banyak orang." Tikus (1): "Dengarlah bagaimana ributnya mereka." [Narator mengangkat kepalan tangan.] Anak-anak: "Tangkap Dia! Tangkap Dia!" [Musik dimatikan, anak-anak berbaris kembali menuju ke tempat duduk masing-masing. Pemeran Yesus pun turun dari atas panggung.] Narator : "Sekarang, kira-kira apa yang akan terjadi dengan Yesus, apakah Ia akan tertangkap? Apakah Ia punya suatu rencana? Cerita belum berakhir." [*Catatan Redaksi: Anda bisa langsung masuk dalam babak II setelah babak I dimainkan atau babak II ini bisa Anda lanjutkan minggu berikutnya.] BABAK II: DI PENGADILAN Karakter yang diperankan: ------------------------- 1. Narator 2. Yesus 3. Empat orang sebagai tikus 4. Dua orang pembicara Teks drama: ----------- [Ajak anak-anak ke depan; berikan petunjuk kepada mereka, bahwa pada saat ia mengangkat tangannya, mereka harus meneriakkan, "huuuuu" sebagi tanda hinaan dan ejekan.] Narator : "Pernahkah kalian melihat seseorang tertawa di depan kalian? Pernahkah ada orang yang berbicara tidak benar tentang Anda kepada orang lain? Bukankah itu tidak lucu? Sangat berat menjadi orang yang dibenci oleh orang banyak. Itu akan menjadi cerita tentang Yesus dalam babak ini. Hanya satu orang sahabatnya yang mengikuti-Nya sampai di pengadilan Kayafas ... oh ya ... dan tentu saja kedua tikus yang selalu berada dipojok selama cerita ini berlangsung." [Pemeran Yesus masuk dari tempat yang berbeda, tikus dari tempat lainnya.] Narator : [Berbicara kepada tikus.]" Saya melihatmu membawa beberapa orang sahabat." Tikus (1) : "Apakah ia berbicara kepada kita?" Narator : "Ya, saya berbicara kepada kalian. Kalian telah memainkan bagian yang penting dalam drama-drama kami. Tidak seperti murid-murid Yesus yang tidak tinggal bersama-Nya. Kalian tidak lari saat keadaan yang buruk terjadi di taman. Dan sekarang, kalian ada di sini, siap menghadapi segala macam kemarahan dari banyak orang." Tikus (3) : "Kemarahan banyak orang! Aku kira, kau memiliki seorang teman yang membutuhkan bantuan. Kau sama sekali tidak mengatakan tentang kemarahan banyak orang!" Tikus (4) : "Saya pulang saja! Bagaimana mungkin tikus dapat menghadapi orang banyak?" Tikus (1) : "Dengar! Beberapa diantara mereka sudah ada yang bicara." Pembicara (1): [Berjalan menuju pemeran Yesus.] "Kami sudah mendengar orang ini berkata bahwa Dia akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari Dia akan mendirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia." Narator : (Isyarat kepada anak-anak untuk memperolok dan mengejek). Engkau mengatakan akan membangun Bait Suci dalam tiga hari, tetapi orang-orang di luar sana (menunjuk pada keramaian orang-orang) mengatakan lima hari, dan orang lain mengatakan Ia akan menghancurkan kota, bukan Bait Suci. Tikus (1) : "Lihat! Bahkan mereka tidak tahu kebenaran ucapan mereka. Tikus (2) : "Mengapa Yesus tidak mengatakan sesuatu untuk membela diri?" Tikus (3) : "Ya, Kerumunan itu akan membawa-Nya." Tikus (4) : "Saya pulang saja!" Tikus (1,2,3): "Sssssttt!" Pembicara (2): [Menunjuk kepada pemeran Yesus.] "Apakah Engkau sungguh-sungguh Tuhan seperti yang dikatakan orang- orang?" Yesus : "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah- tengah awan-awan di langit." [Narator memberi isyarat kepada anak-anak untuk mengejek dan memperolok.] Tikus (1) : "Oh, lihat! Kerumunan itu meludahi dan dan memukul Dia!" Tikus (2) : "Mengapa Dia tidak menghentikan perbuatan mereka?" Narator : "Mengapa Yesus tidak menghentikan mereka? Yesus tahu, bagaimana rasanya ditertawakan oleh orang lain, bahkan rasanya diludahi. Mengenaskan sekali. Aku kuatir, hal yang lebih buruk akan terjadi. Beberapa diantara kalian tahu apa yang akan terjadi dan sudah tahu rencana untuk kematian Yesus, itu adalah akhir kehidupan-Nya. [Tutup babak ini sampai di sini dengan mengajak anak-anak menyanyikan lagu yang sudah Anda siapkan. Setelah itu ajak mereka untuk berdoa.] Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Program Resources for Lent and Easter: Take Up Your Cross Judul Artikel Asli: Seize Him! and At the Courts of the High Priest Penerbit : Augsburg Fortress, Minneapolis - USA, 1990 Halaman : 22 - 24 ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/ Dari: <damara@> >Terima kasih untuk artikelnya yang bagus sekali. Saya Ibu dari dua >orang anak , yang pertama berumur 2 tahun dan yang kedua berumur 6 >bulan. Tampaknya anak saya yang pertama agak keras kepala. Dari >Kesaksian diedisi ini bisa membantu saya untuk mendidik anak saya >nantinya dengan baik. Sekali lagi terima kasih, Tuhan memberkati >pelayanan ini. Redaksi: Terima kasih untuk e-mail Anda :) Kami sungguh mengucap syukur untuk berkat yang sudah Tuhan berikan kepada Anda melalui e-BinaAnak ini. Kami terus berharap, semua sajian e-BinaAnak dapat meningkatkan wawasan para pembaca agar dapat mendidik anak-anak dengan lebih baik lagi sesuai dengan prinsip- prinsip Firman Tuhan. Bagi Anda yang memiliki pengalaman menarik dalam mendidik anak atau melayani anak-anak, silakan jangan segan-segan membagikannya kepada para pembaca e-BinaAnak. Kami yakin sharing Anda ini akan menjadi berkat bagi banyak pembaca e-BinaAnak. Kami tunggu kiriman Anda di alamat: ==> staf-binaanak@sabda.org ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Saya tidak akan pernah dapat menambah pada apa yang telah Engkau lakukan bagi saya. Keselamatan saya telah Engkau kerjakan dengan sempurna. Tolonglah saya untuk mengenal sukacita anugerah-Mu ketika melayani Engkau. o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbeth Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |