Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/224 |
|
e-BinaAnak edisi 224 (14-4-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 224/April/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Keadilan o/ ARTIKEL (2) : Bagaimanakah Kamu bisa Adil? o/ BAHAN MENGAJAR : Keadilan: Sungguh Tidak Adil o/ DARI MEJA REDAKSI : Permohonan Maaf atas Keterlambatan Penerbitan Publikasi YLSA o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Artikel dalam Bentuk PDF o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Bersikap dan bertindak adil memang tidak mudah, apalagi jika kita harus mengajarkannya kepada anak-anak. Namun demikian, mau tidak mau, suka tidak suka, tugas yang satu ini harus tetap dilakukan oleh para orangtua, guru sekolah, ataupun guru Sekolah Minggu kepada anak-anak. Bagaimana caranya? Silakan simak seluruh sajian kami minggu ini. Kami yakin, bahan-bahan sajian ini akan dapat membantu Anda untuk mengajarkan tentang keadilan kepada anak-anak didik Anda. Selamat mengajar! (Ra) Tim Redaksi "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, ...." (Ulangan 16:19,20) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Ulangan+16:19,20 > ____________________________________________________________________ o/ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------o/ -o- KEADILAN -o- ======== Adil adalah sikap tidak memihak dalam hubungannya dengan orang dan keadaan. Seseorang yang adil mampu melihat sesuatu secara objektif, tanpa menghiraukan perasaan atau prasangka pribadi; ia tidak berprasangka. Dia apa adanya, karena dia menerapkan suatu standar terhadap situasi-situasi yang berada di atas pilihan-pilihan pribadinya. Kitab Injil menerangkan bahwa Allah tidak pilih kasih terhadap umat- Nya. Ia tidak menghakimi berdasarkan apa yang tampak dari luar saja. Tingkat seseorang, popularitas, atau keadaan tidak mempengaruhi penghakiman Allah namun sifat dari hati-Nyalah yang mempengaruhi penghakiman-Nya. Allah adalah hakim dunia. Penghakiman-Nya apa adanya dan tidak memihak. Masing-masing kita dipanggil untuk menjadi hakim dalam dunia yang kita kuasai. Kita serupa dengan Kristus apa adanya dan tidak memihak dalam penghakiman kita. SEBUAH CONTOH POSITIF DARI ALKITAB Hukum Musa merupakan suatu wahyu dari sifat Allah. Ia memerintahkan anak-anak-Nya untuk menjadi serupa dengan Allah (seperti Allah) "Kuduslah kamu, sebab Aku ini kudus". Hukum tersebut memberi kita poin referensi yang absolut tentang hidup serupa dengan Allah. Keadilan Allah diekspresikan melalui cara kita memperlakukan orang lain. Tuhan menjelaskan melalui Musa bahwa Dia bersikap adil terhadap semua orang dan kita pun diharapkan bersikap demikian, "Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran." (Imamat 19:15) Tuhan melarang kita untuk menghakimi berdasarkan kedudukan sosial. Tuhan secara khusus memperhatikan bahwa pemimpin-pemimpin umat-Nya melaksanakan penghakiman yang tidak memihak. Ia bersabda melalui Musa, "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang- orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, ...." (Ulangan 16:19,20) Tuhan tidak menghendaki anak-anak-Nya menderita secara tidak adil di tangan para pemimpin yang mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri. Hukum ini sekarang sering dilanggar. Di tahun-tahun terakhir ini, apa yang telah dilakukan secara tersembunyi oleh para politikus di beberapa negara (menerima bayaran untuk tujuan-tujuan tertentu) telah menjadi berita utama. Menurut Alkitab, seorang pemimpin mendiskualifikasi diri mereka sendiri jika ia memerintah untuk melawan dan bukan untuk melayani. Allah harus sering mematahkan pagar prasangka kita untuk mewujudkan rencana-Nya. Apa yang kita anggap sebagai keyakinan kadang-kadang hanyalah prasangka yang dirumuskan dengan baik. Petrus, sama seperti orang-orang Yahudi yang baik lainnya, merasa bahwa orang-orang non- Yahudi berada satu tingkat di bawah anjing. Ia tidak dapat membayangkan Tuhan mengirimnya untuk mengabarkan Kabar Baik kepada para penyembah berhala tersebut. Tuhan merancang suatu situasi yang tidak biasa yang menyebabkan Petrus berkesimpulan, "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya." (Kisah Para Rasul 10:34-35) Amanat Agung kepada Jemaat di Yerusalem merupakan keinginan Tuhan agar para penyembah berhala menjadi sama seperti orang Yahudi. Mereka bukanlah penghuni kerajaan Allah tingkat dua. Mereka memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan sama seperti orang-orang Yahudi yang merupakan saudara-saudara mereka. Mudah bagi kita untuk memahami, tetapi Amanat Agung ini hampir saja meretakkan komunitas Perjanjian Baru! Prasangka tidak bisa dihilangkan dengan mudah, khususnya prasangka tentang agama! Petrus mengetahui bahwa Tuhan lebih tertarik sifat yang baik daripada kebudayaan suatu bangsa. Paulus mengatakan kepada jemaat di Roma bahwa Tuhan menghakimi dengan objektif dan adil (Roma 2:9-11). Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus bahwa tingkat sosial seseorang tidak menentukan penghargaan-Nya, "Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan." (Efesus 6:8) Secara negatif, hukuman juga akan ditentukan dengan dasar yang adil (Kolose 3:25). SEBUAH CONTOH NEGATIF DARI ALKITAB Tidak ada ketidakadilan yang ditunjukkan sejelas penyaliban Yesus. Kerumunan orang-orang yang berteriak, "Salibkan Dia!" seharusnyalah yang mati, bukan Dia. Dia menderita dalam melalui lima ejekan dalam pengadilan yang memalukan. Kematian Anak Allah bukanlah apa-apa namun itu adil. Para nabi mengabarkan Firman Allah kepada umat-Nya. Seringkali firman itu adalah panggilan untuk kembali kepada kebenaran dan keadilan. Amos marah kepada orang-orang Israel karena mereka tidak apa adanya dalam menghadapi orang miskin dan derita mereka akan kebenaran. Mereka yang tidak bisa apa adanya seringkali sulit mengenali keadilan. Salah satu penjahat yang ada bersama Yesus ketika disalib, mengejek dan mencaci maki Yesus karena Yesus tidak menyelamatkan mereka. Namun penjahat yang lainnya menyadari bahwa Yesus mendapatkan perlakuan yang tidak adil meskipun mereka menerima hak dari perbuatan mereka. Pada zaman Alkitab dahulu, sangatlah umum untuk menunjukkan sikap memihak kepada orang-orang kaya. Yakobus marah kepada orang-orang Kristen yang melakukan hal seperti ini karena mereka "telah membuat pembedaan (di dalam hatimu) dan (bertindak sebagai) hakim dengan pikiran yang jahat" (Yakobus 2:4). Sekarang ini kita telah membalikkannya. Masyarakat kita sering menghukum orang kaya dan memberikan bantuan kepada orang-orang miskin. Contoh ekstrim ini juga tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. MEMIKIRKAN KEADILAN DALAM KEHIDUPAN KITA SENDIRI Ini tidaklah mudah. Kebanyakan dari kita jauh lebih berprasangka dari yang kita sadari. Kita berpikir bahwa pendapat-pendapat kita didasarkan pada logika yang dingin. Sebenarnya, emosi kita telah memainkan peran besar dalam berbagai opini itu. Yesus membuat suatu kebiasaan yang menantang, yaitu manusia membuat tradisi dan cara berpikir. Ketika Ia duduk beristirahat di sebuah sumur dan berbicara dengan seorang wanita Samaria, Dia menentang dua tradisi bahwa sedikit orang yang religius yang siap berubah: berbicara sendiri dengan wanita (khususnya dengan orang yang tidak bermoral) dan berbicara dengan orang Samaria. Kita menggunakan prasangka kita untuk membenarkan perlakuan yang tidak baik terhadap orang lain. Kita tidak harus berhubungan secara pribadi dengan orang lain jika kita dapat meremehkan mereka dengan risalat yang disusun dengan benar yang mendukung dosa-dosa kita. Sejarah singkat tersebut seharusnya menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak sedang dihadapkan dengan masalah ras, pernyataan kepercayaan, dan prasangka sosial yang terlalu dalam untuk ditelusuri tanpa melalui darah Yesus. Kita harus memeriksa prasangka kita dalam terang kasih Allah. Masyarakat kita tidak mengajarkan keadilan. Polisi pun semakin tidak didukung karena pengadilan akan mendukung mereka untuk melatih keadilan. Banyak pemimpin pemerintahan yang rakus terhadap peningkatan. Kristus memerintah kita untuk memikirkan orang lain sebelum orang lain memikirkan kita. Hanya mereka yang telah mati terhadap kepentingan sendiri saja yang dapat melakukannya. Kita harus menerima keadilan dari Allah pada diri kita sendiri. Untuk mengadili seperti yang Yesus lakukan -- bukan dengan apa yang terlihat di luar tetapi "dengan pengadilan yang benar" -- tentu saja merupakan kebebasan. Tak seorang pun lebih bebas dari orang yang emosi, situasi dan pengetahuannya tidak bisa menjaganya untuk hidup seperti yang Tuhan kehendaki. Kita dipimpin oleh Roh Kudus, bukan oleh ide-ide pertimbangan kita atau respon emosional kita. Biarkan Tuhan bergumul dengan ide-ide kita yang tidak dilahirkan di surga itu. Dia dapat membebaskan kita untuk berhubungan dengan orang lain dalam kelemahlembutan yang merefleksikan keadilan dan keagungan-Nya. Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber: Judul Buku : Building Christian Character Judul Artikel Asli: Fairness Penulis : Paul Anderson Penerbit : Bethany House Publishers, Minnesota - USA, 1980 Halaman : 37 - 38 ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------o/ Artikel berikut ini merupakan artikel yang ditulis khusus untuk anak-anak. Anda dapat memberikan artikel ini sebagai bahan bacaan untuk murid atau anak Anda. Anda juga dapat membacakannya bagi mereka yang belum dapat membaca. -o- BAGAIMANAKAH KAMU BISA ADIL? -o- ============================ Ada banyak cara agar kamu bisa bersikap adil. Kamu bisa berbagi dan bergantian. Kamu bisa memutuskan untuk tidak cemburu kepada seseorang. Kamu bisa menunjukkan sikap hormat terhadap orang seandainya pun mereka lain dari dirimu. Kamu bisa menemukan cara yang baik untuk bersikap ketika seseorang tidak adil terhadapmu. 1. Berbagi dan bergantian. ----------------------- Kamu bisa bergantian main ayunan, main perosotan, atau main peralatan olahraga ketika istirahat. Kamu bisa bergantian main komputer. Kamu bisa berbagi kentang atau sekotak spidol. Kamu bisa antri naik bus atau ke kamar kecil. Orang lain pun antri, dan ada yang sudah datang duluan. Adillah kalau mereka masuk lebih dulu. 2. Putuskan untuk tidak cemburu. ----------------------------- Terkadang orang mempunyai hal-hal yang tidak kamu punyai. Kamu mungkin merasa cemburu dan menyesal tidak mempunyai apa yang mereka punyai atau tidak seperti mereka. Sulit memang untuk tidak cemburu. Tetapi cemburu membuatmu tidak bahagia. Dan itu bisa membuat orang lain susah juga. Dalam permainan kasti, mungkin pukulan temanmu lebih tepat daripada pukulanmu. Bagaimanakah seandainya kamu berkata kepadanya, "Tidak adil sekali bahwa pukulanku lebih sering meleset daripada pukulanmu!" Bisa-bisa ia merasa tidak enak dengan ketrampilan istimewanya itu. Sebagai gantinya, kamu bisa saja mengatakan, "Hebat betul pukulanmu! Bagaimana sih caranya?" Maka temanmu akan bangga dan kamu pun akan senang. Mungkin temanmu bahkan akan menawarkan diri untuk membantumu melatih ayunan pukulanmu. Ingatlah, bakat orang lain mungkin berbeda dengan bakatmu, tetapi kamu pun mempunyai bakat serta ketrampilan. Bagian dari tugasmu antara lain menemukan kemampuan-kemampuan istimewa dan minat- minatmu sendiri lalu mengembangkannya. Kalau kamu berbuat semampumu untuk tidak cemburu, mungkin saja kamu menemukan seseorang yang bisa membantumu "menumbuhkan" bakatmu. Mungkin juga kamu temukan bahwa kamu pun bisa membantu yang lain. 3. Hormatilah semua orang. ----------------------- Orang itu berbeda satu sama lain dalam banyak hal. Ada orang yang gelap warna kulitnya, ada juga yang terang. Ada orang yang berbicara bahasa Inggris, ada yang berbicara bahasa Spanyol, ada yang berbicara bahasa Vietnam, dan ada yang berbicara bahasa Perancis. Ada orang yang menjadi umat Kristiani, atau Hindu, atau Muslim, atau Budha. Ada orang yang pandai membaca atau pandai matematika. Ada juga yang tidak. Ada yang dapat melompat dan berlari dengan mudah. Ada juga yang tidak. Adalah tidak adil mengabaikan atau kejam terhadap seseorang yang berbeda darimu. Mengapa tidak ramah terhadap orang yang tidak sama sepertimu? Maka, kamu bisa menemukan cara-cara untuk saling mempelajari dan menikmati satu sama lain. KETIKA ORANG LAIN TIDAK ADIL Ketika seseorang tidak adil terhadapmu, kamu mungkin ingin menangis, marah, membentak, atau membalas dengan kejam. Tidak satu pun dari semuanya itu akan membantumu ataupun orang tersebut untuk belajar lebih adil satu sama lain. Berikut adalah beberapa ide yang dapat kamu terapkan ketika seseorang tidak adil terhadapmu: 1. Bicarakanlah masalahnya dengan orang itu. Kamu bisa mengatakan, "Kurasa semua orang seharusnya mendapatkan giliran. Bagaimana menurutmu?" Atau, "Kurasa kita masing-masing seharusnya mendapatkan bagian yang sama". 2. Mintalah tolong kepada orang dewasa, entah guru atau orangtuamu. 3. Abaikanlah apa yang telah terjadi. Kalau toh tidak terlalu mengganggu, lupakanlah. 4. Tertawakanlah. Ini bisa mengejutkan bermain orang dan membantu mereka keluar dari suasana yang tegang. 5. Ubahlah kegiatannya. Carilah sesuatu yang lain untuk dilakukan bersama-sama. 6. Pergilah ke tempat lain untuk bekerja atau bermain. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Character Building untuk Anak-anak Penulis : Barbara A. Lewis Penerbit : Karisma, Batam, 2004 Halaman : 73 - 76 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/ -o- KEADILAN: SUNGGUH TIDAK ADIL -o- ============================ Renungan untuk Orangtua dan Guru: --------------------------------- "Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri? Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:6-8) Hidup dengan memperhatikan sesama baik yang dekat maupun yang jauh adalah hal yang seharusnya kita lakukan. Seperti biasa, Yesus mengajak kita untuk memahami sebuah pengertian yang baru dan radikal tentang tanggung jawab kita terhadap keluarga secara global. Lebih dari sekadar saling memperhatikan; kita dipanggil untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Kita tidak hanya diminta untuk sekadar membagikan sup; tetapi juga untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dengan demikian, kita akan lebih diperhitungkan dalam menyuarakan persamaan hak dan keadilan. Yesus mengatakan bahwa perintah kedua, yaitu mengasihi sesama, sebenarnya sama dengan yang pertama. Saling mengasihi adalah salah satu cara untuk mengasihi Allah. Dalam sudut pandang Allah, kasih bukanlah sesuatu yang gampang. Kasih Allah terwujud dalam setiap usaha, keringat, komitmen, penghargaan, kesetiaan, dan juga penyerahan. Penyerahan yang paling murni berarti meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingan kita. Bersikap adil dan jujur satu sama lain, secara sederhana, dapat dimengerti sebagai tindakan untuk meneruskan kepada orang lain mengenai apa yang telah diberikan kepada kita masing-masing dengan limpah. Refleksi untuk Seluruh Anggota Keluarga/Kelas SM: ------------------------------------------------- Setiap kali kamu menunggu giliran untuk memukul bola, mengambil makanan, atau mandi, ketika kamu harus sabar mengantri, bukankah waktu rasanya tak kunjung berakhir? Bagaimana rasanya jika tiba-tiba seseorang yang bertubuh lebih besar darimu menyerobot antrian di depanmu? Yang segera muncul dalam pikiranmu kemungkinan adalah "Ini tidak adil!" Memang tidak adil. Dan seperti itulah keadilan. Keadilan dapat terwujud jika setiap orang sepakat berlaku adil. Semua orang yang dengan sabar mengantri di belakangmu mengerti bahwa keadilan berarti menunggu giliran dengan sabar. Jika setiap orang bertindak adil, maka semua akan puas. Tetapi keadilan bukan hanya berarti menunggu gilranmu saja. Keadilan juga memberi kepastian bahwa setiap orang memperoleh gilirannya. Sebagian orang bertubuh lebih kecil darimu. Sementara yang lain mengira bahwa karena lebih besar dan lebih kuat, mereka dapat menyingkirkan orang lain di sekitarnya. Kamu tahu bahwa itu tidak benar, tetapi untuk menentang hal itu tampaknya cukup berbahaya. Tetapi bagaimana jika yang lain juga merasakan hal yang sama? Hanya perlu ada seseorang yang mengatakan, "Hei, mari kita sama-sama berbicara agar mereka berlaku adil." Masalahnya mungkin belum tentu teratasi, tetapi pasti lebih mudah diatasi. Allah senantiasa bersikap adil terhadap kita. Mungkin inilah saatnya bagi kita untuk meneruskan sikap itu kepada orang lain. HARI 1: APA YANG TUHAN TUNTUT (Ulangan 10:12-22) Orang asing adalah mereka yang tinggal dalam sebuah komunitas tanpa memiliki status suku. Secara hukum, mereka tidak berdaya dan terus- menerus menghadapi bahaya eksploitasi. 1. Dalam kisah di atas, bagaimana Allah menunjukkan keadilan-Nya? 2. Adakah seseorang yang tinggal di antara kita atau di sekitar kita yang dapat disebut sebagai "orang asing?" HARI 2: YOSUA BERSIKAP ADIL TERHADAP RAHAB (Yosua 2:1-24, 6:20-25) Umat Israel tiba di akhir perjalanan panjangnya menuju ke Tanah Kanaan, Tanah Perjanjian. Kota Yerikho berada di antara mereka dan lembah yang menuju ke Kanaan. 1. Apakah janji yang diberikan utusan Yosua kepada Rahab? 2. Apakah janji-janji yang kamu buat dan kamu usahakan sekeras mungkin agar ditepati? HARI 3: KEADILAN BAGI ORANG-ORANG YANG DIKASIHI ALLAH (Matius 5:1-12) 1. Menurut ayat-ayat ini, siapakah yang memiliki Kerajaan Surga? (Lihat Yesaya 66:2 tentang "orang yang patah semangat".) 2. Pilihlah ucapan bahagia yang paling sesuai untuk dirimu dan jelaskan mengapa itu paling sesuai untuk dirimu! Hari 4: KEADILAN ALLAH ADALAH BAGIAN KITA (Matius 7:7-12) 1. Bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang lain? 2. Ceritakanlah bagaimana kamu ingin diperlakukan. Apakah sukar bagimu untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kamu inginkan agar orang lain perbuat padamu? HARI 5: PEKERJA-PEKERJA DI KEBUN ANGGUR (Matius 20:1-16) 1. Bagaimana sang pemilik kebun anggur membenarkan tindakannya memberi upah yang sama kepada semua pekerja? 2. Terkadang keadilan sukar diterima ketika kita seolah merasa dirugikan. Pikirkanlah tentang suatu kejadian ketika sesuatu yang "adil" justru membuatmu tidak bahagia. Mengapa? HARI 6: MELIHAT KETIDAKADILAN (Lukas 23:33-39) Setelah dituduh secara keji oleh para pemimpin agama Yahudi, Yesus dihukum mati dengan cara disalib. 1. Mengapa salah seorang dari kedua penjahat yang disalib bersama- Nya itu merasa bahwa Yesus telah diperlakukan secara tidak adil? 2. Diperlakukan secara tidak adil memang amat menyakitkan. Pernahkah kamu diperlakukan secara tidak adil? Pernahkah kamu memperlakukan seseorang secara tidak adil? Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Belajar Bersama Penulis : Janice Y. Cook Penerjemah : Indawati Marsudi Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999 Halaman : 150 - 152 ______________________________________________________________________ o/ DARI MEJA REDAKSI ---------------------------------------------o/ -o- PERMOHONAN MAAF ATAS KETERLAMBATAN PENERBITAN PUBLIKASI YLSA -o- Melalui pemberitahuan ini kami, segenap Redaksi Publikasi YLSA (Yayasan Lembaga SABDA), mohon maaf kepada para pelanggan atas keterlambatan penerbitan beberapa publikasi I-KAN (yaitu: e-Konsel Edisi 085/2005; e-BinaAnak Edisi 224/2005; e-JEMMi Edisi 15/2005; dan e-Penulis 006/2005), yang seharusnya terbit pada minggu lalu (antara tanggal 12 - 15 April 2005). Masalah keterlambatan ini bukan berasal dari meja Redaksi tapi karena MAIL SERVER SABDA yang ada di luar DOWN selama lebih dari satu minggu. Namun kami bersyukur, awal minggu ini mail server tersebut sudah bisa hidup kembali. Untuk semua ketidaknyamanan ini kami mohon maaf sebesar-besarnya. Atas perhatian dan dukungan doanya, segenap Redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pelanggan publikasi I-KAN. Selamat melayani, Koordinator Publikasi YLSA (Tesa) ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/ From: Eko K. Sitepu <eko@> >Syalom, >Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan banyak manfaat dari membaca >bina anak ini, saya mau usul bagaimana kalau setiap terbitan juga >dibuat dalam bentuk PDF supaya lebih mudah dicetak, karena saya >biasanya membaca dalam bentuk cetak dan lagi lebih gampang >disebarluaskan kepada teman-teman supaya banyak yang mendapatkan >manfaatnya. >Salam, >Eko K. Sitepu Redaksi: Kami mengucap syukur untuk setiap berkat yang Sdr. Eko dan teman- teman lain dapatkan melalui e-BinaAnak ini. Terima kasih juga untuk usulan yang disampaikan kepada kami. Tapi, untuk saat ini kami belum bisa menampilkan e-BinaAnak dalam bentuk PDF. Jika Anda ingin bisa mencetak dengan tampilan yang lebih rapi, silakan Anda berkunjung ke arsip situs e-BinaAnak di: ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ atau Situs PEPAK di: ==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/ Oh iya, jika teman-teman Anda memiliki alamat email, silakan kirimkan alamat email mereka kepada kami supaya bisa kami daftarkan sebagai pelanggan e-BinaAnak. Oke? Selamat melayani. ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Setiap keadilan menjadikan dunia lebih baik. o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbeth Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |