Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/224

e-BinaAnak edisi 224 (14-4-2005)

Keadilan

   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                       Edisi 224/April/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Keadilan
    o/ ARTIKEL (2)          : Bagaimanakah Kamu bisa Adil?
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Keadilan: Sungguh Tidak Adil
    o/ DARI MEJA REDAKSI    : Permohonan Maaf atas Keterlambatan
                               Penerbitan Publikasi YLSA
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Artikel dalam Bentuk PDF
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Bersikap dan bertindak adil memang tidak mudah, apalagi jika kita
  harus mengajarkannya kepada anak-anak. Namun demikian, mau tidak
  mau, suka tidak suka, tugas yang satu ini harus tetap dilakukan oleh
  para orangtua, guru sekolah, ataupun guru Sekolah Minggu kepada
  anak-anak. Bagaimana caranya? Silakan simak seluruh sajian kami
  minggu ini. Kami yakin, bahan-bahan sajian ini akan dapat membantu
  Anda untuk mengajarkan tentang keadilan kepada anak-anak didik Anda.

  Selamat mengajar! (Ra)

  Tim Redaksi

  "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan
  janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang
   bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.
       Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, ...."
                          (Ulangan 16:19,20)
        < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Ulangan+16:19,20 >

____________________________________________________________________
o/ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------o/

                           -o- KEADILAN -o-
                               ========

  Adil adalah sikap tidak memihak dalam hubungannya dengan orang dan
  keadaan. Seseorang yang adil mampu melihat sesuatu secara objektif,
  tanpa menghiraukan perasaan atau prasangka pribadi; ia tidak
  berprasangka. Dia apa adanya, karena dia menerapkan suatu standar
  terhadap situasi-situasi yang berada di atas pilihan-pilihan
  pribadinya.

  Kitab Injil menerangkan bahwa Allah tidak pilih kasih terhadap umat-
  Nya. Ia tidak menghakimi berdasarkan apa yang tampak dari luar saja.
  Tingkat seseorang, popularitas, atau keadaan tidak mempengaruhi
  penghakiman Allah namun sifat dari hati-Nyalah yang mempengaruhi
  penghakiman-Nya. Allah adalah hakim dunia. Penghakiman-Nya apa
  adanya dan tidak memihak. Masing-masing kita dipanggil untuk menjadi
  hakim dalam dunia yang kita kuasai. Kita serupa dengan Kristus apa
  adanya dan tidak memihak dalam penghakiman kita.

  SEBUAH CONTOH POSITIF DARI ALKITAB

  Hukum Musa merupakan suatu wahyu dari sifat Allah. Ia memerintahkan
  anak-anak-Nya untuk menjadi serupa dengan Allah (seperti Allah)
  "Kuduslah kamu, sebab Aku ini kudus". Hukum tersebut memberi kita
  poin referensi yang absolut tentang hidup serupa dengan Allah.
  Keadilan Allah diekspresikan melalui cara kita memperlakukan orang
  lain. Tuhan menjelaskan melalui Musa bahwa Dia bersikap adil
  terhadap semua orang dan kita pun diharapkan bersikap demikian,
  "Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau
  membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau
  terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili
  orang sesamamu dengan kebenaran." (Imamat 19:15) Tuhan melarang kita
  untuk menghakimi berdasarkan kedudukan sosial.

  Tuhan secara khusus memperhatikan bahwa pemimpin-pemimpin umat-Nya
  melaksanakan penghakiman yang tidak memihak. Ia bersabda melalui
  Musa, "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu
  dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-
  orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang
  benar. Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, ...."
  (Ulangan 16:19,20) Tuhan tidak menghendaki anak-anak-Nya menderita
  secara tidak adil di tangan para pemimpin yang mencari keuntungan
  untuk diri mereka sendiri. Hukum ini sekarang sering dilanggar. Di
  tahun-tahun terakhir ini, apa yang telah dilakukan secara
  tersembunyi oleh para politikus di beberapa negara (menerima bayaran
  untuk tujuan-tujuan tertentu) telah menjadi berita utama. Menurut
  Alkitab, seorang pemimpin mendiskualifikasi diri mereka sendiri jika
  ia memerintah untuk melawan dan bukan untuk melayani.

  Allah harus sering mematahkan pagar prasangka kita untuk mewujudkan
  rencana-Nya. Apa yang kita anggap sebagai keyakinan kadang-kadang
  hanyalah prasangka yang dirumuskan dengan baik. Petrus, sama seperti
  orang-orang Yahudi yang baik lainnya, merasa bahwa orang-orang non-
  Yahudi berada satu tingkat di bawah anjing. Ia tidak dapat
  membayangkan Tuhan mengirimnya untuk mengabarkan Kabar Baik kepada
  para penyembah berhala tersebut. Tuhan merancang suatu situasi yang
  tidak biasa yang menyebabkan Petrus berkesimpulan, "Sesungguhnya
  aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang
  dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan
  kebenaran berkenan kepada-Nya." (Kisah Para Rasul 10:34-35)

  Amanat Agung kepada Jemaat di Yerusalem merupakan keinginan Tuhan
  agar para penyembah berhala menjadi sama seperti orang Yahudi.
  Mereka bukanlah penghuni kerajaan Allah tingkat dua. Mereka memiliki
  kedudukan yang sama di hadapan Tuhan sama seperti orang-orang Yahudi
  yang merupakan saudara-saudara mereka. Mudah bagi kita untuk
  memahami, tetapi Amanat Agung ini hampir saja meretakkan komunitas
  Perjanjian Baru! Prasangka tidak bisa dihilangkan dengan mudah,
  khususnya prasangka tentang agama!

  Petrus mengetahui bahwa Tuhan lebih tertarik sifat yang baik
  daripada kebudayaan suatu bangsa. Paulus mengatakan kepada jemaat di
  Roma bahwa Tuhan menghakimi dengan objektif dan adil (Roma 2:9-11).
  Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus bahwa tingkat sosial
  seseorang tidak menentukan penghargaan-Nya, "Kamu tahu, bahwa setiap
  orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat
  sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan." (Efesus
  6:8) Secara negatif, hukuman juga akan ditentukan dengan dasar yang
  adil (Kolose 3:25).

  SEBUAH CONTOH NEGATIF DARI ALKITAB

  Tidak ada ketidakadilan yang ditunjukkan sejelas penyaliban Yesus.
  Kerumunan orang-orang yang berteriak, "Salibkan Dia!" seharusnyalah
  yang mati, bukan Dia. Dia menderita dalam melalui lima ejekan dalam
  pengadilan yang memalukan. Kematian Anak Allah bukanlah apa-apa
  namun itu adil.

  Para nabi mengabarkan Firman Allah kepada umat-Nya. Seringkali
  firman itu adalah panggilan untuk kembali kepada kebenaran dan
  keadilan. Amos marah kepada orang-orang Israel karena mereka tidak
  apa adanya dalam menghadapi orang miskin dan derita mereka akan
  kebenaran.

  Mereka yang tidak bisa apa adanya seringkali sulit mengenali
  keadilan. Salah satu penjahat yang ada bersama Yesus ketika disalib,
  mengejek dan mencaci maki Yesus karena Yesus tidak menyelamatkan
  mereka. Namun penjahat yang lainnya menyadari bahwa Yesus
  mendapatkan perlakuan yang tidak adil meskipun mereka menerima hak
  dari perbuatan mereka.

  Pada zaman Alkitab dahulu, sangatlah umum untuk menunjukkan sikap
  memihak kepada orang-orang kaya. Yakobus marah kepada orang-orang
  Kristen yang melakukan hal seperti ini karena mereka "telah membuat
  pembedaan (di dalam hatimu) dan (bertindak sebagai) hakim dengan
  pikiran yang jahat" (Yakobus 2:4). Sekarang ini kita telah
  membalikkannya. Masyarakat kita sering menghukum orang kaya dan
  memberikan bantuan kepada orang-orang miskin. Contoh ekstrim ini
  juga tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

  MEMIKIRKAN KEADILAN DALAM KEHIDUPAN KITA SENDIRI

  Ini tidaklah mudah. Kebanyakan dari kita jauh lebih berprasangka
  dari yang kita sadari. Kita berpikir bahwa pendapat-pendapat kita
  didasarkan pada logika yang dingin. Sebenarnya, emosi kita telah
  memainkan peran besar dalam berbagai opini itu. Yesus membuat suatu
  kebiasaan yang menantang, yaitu manusia membuat tradisi dan cara
  berpikir. Ketika Ia duduk beristirahat di sebuah sumur dan berbicara
  dengan seorang wanita Samaria, Dia menentang dua tradisi bahwa
  sedikit orang yang religius yang siap berubah: berbicara sendiri
  dengan wanita (khususnya dengan orang yang tidak bermoral) dan
  berbicara dengan orang Samaria.

  Kita menggunakan prasangka kita untuk membenarkan perlakuan yang
  tidak baik terhadap orang lain. Kita tidak harus berhubungan secara
  pribadi dengan orang lain jika kita dapat meremehkan mereka dengan
  risalat yang disusun dengan benar yang mendukung dosa-dosa kita.
  Sejarah singkat tersebut seharusnya menunjukkan kepada kita bahwa
  kita tidak sedang dihadapkan dengan masalah ras, pernyataan
  kepercayaan, dan prasangka sosial yang terlalu dalam untuk
  ditelusuri tanpa melalui darah Yesus. Kita harus memeriksa prasangka
  kita dalam terang kasih Allah.

  Masyarakat kita tidak mengajarkan keadilan. Polisi pun semakin tidak
  didukung karena pengadilan akan mendukung mereka untuk melatih
  keadilan. Banyak pemimpin pemerintahan yang rakus terhadap
  peningkatan.

  Kristus memerintah kita untuk memikirkan orang lain sebelum orang
  lain memikirkan kita. Hanya mereka yang telah mati terhadap
  kepentingan sendiri saja yang dapat melakukannya. Kita harus
  menerima keadilan dari Allah pada diri kita sendiri. Untuk mengadili
  seperti yang Yesus lakukan -- bukan dengan apa yang terlihat di luar
  tetapi "dengan pengadilan yang benar" -- tentu saja merupakan
  kebebasan.

  Tak seorang pun lebih bebas dari orang yang emosi, situasi dan
  pengetahuannya tidak bisa menjaganya untuk hidup seperti yang Tuhan
  kehendaki. Kita dipimpin oleh Roh Kudus, bukan oleh ide-ide
  pertimbangan kita atau respon emosional kita. Biarkan Tuhan bergumul
  dengan ide-ide kita yang tidak dilahirkan di surga itu. Dia dapat
  membebaskan kita untuk berhubungan dengan orang lain dalam
  kelemahlembutan yang merefleksikan keadilan dan keagungan-Nya.

  Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Building Christian Character
  Judul Artikel Asli: Fairness
  Penulis           : Paul Anderson
  Penerbit          : Bethany House Publishers, Minnesota - USA, 1980
  Halaman           : 37 - 38

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------o/

  Artikel berikut ini merupakan artikel yang ditulis khusus untuk
  anak-anak. Anda dapat memberikan artikel ini sebagai bahan bacaan
  untuk murid atau anak Anda. Anda juga dapat membacakannya bagi
  mereka yang belum dapat membaca.

                 -o- BAGAIMANAKAH KAMU BISA ADIL? -o-
                     ============================

  Ada banyak cara agar kamu bisa bersikap adil. Kamu bisa berbagi dan
  bergantian. Kamu bisa memutuskan untuk tidak cemburu kepada
  seseorang. Kamu bisa menunjukkan sikap hormat terhadap orang
  seandainya pun mereka lain dari dirimu. Kamu bisa menemukan cara
  yang baik untuk bersikap ketika seseorang tidak adil terhadapmu.

  1. Berbagi dan bergantian.
     -----------------------
     Kamu bisa bergantian main ayunan, main perosotan, atau main
     peralatan olahraga ketika istirahat. Kamu bisa bergantian main
     komputer. Kamu bisa berbagi kentang atau sekotak spidol. Kamu
     bisa antri naik bus atau ke kamar kecil. Orang lain pun antri,
     dan ada yang sudah datang duluan. Adillah kalau mereka masuk
     lebih dulu.

  2. Putuskan untuk tidak cemburu.
     -----------------------------
     Terkadang orang mempunyai hal-hal yang tidak kamu punyai. Kamu
     mungkin merasa cemburu dan menyesal tidak mempunyai apa yang
     mereka punyai atau tidak seperti mereka. Sulit memang untuk tidak
     cemburu. Tetapi cemburu membuatmu tidak bahagia. Dan itu bisa
     membuat orang lain susah juga. Dalam permainan kasti, mungkin
     pukulan temanmu lebih tepat daripada pukulanmu. Bagaimanakah
     seandainya kamu berkata kepadanya, "Tidak adil sekali bahwa
     pukulanku lebih sering meleset daripada pukulanmu!" Bisa-bisa ia
     merasa tidak enak dengan ketrampilan istimewanya itu. Sebagai
     gantinya, kamu bisa saja mengatakan, "Hebat betul pukulanmu!
     Bagaimana sih caranya?" Maka temanmu akan bangga dan kamu pun
     akan senang. Mungkin temanmu bahkan akan menawarkan diri untuk
     membantumu melatih ayunan pukulanmu.

     Ingatlah, bakat orang lain mungkin berbeda dengan bakatmu, tetapi
     kamu pun mempunyai bakat serta ketrampilan. Bagian dari tugasmu
     antara lain menemukan kemampuan-kemampuan istimewa dan minat-
     minatmu sendiri lalu mengembangkannya. Kalau kamu berbuat
     semampumu untuk tidak cemburu, mungkin saja kamu menemukan
     seseorang yang bisa membantumu "menumbuhkan" bakatmu. Mungkin
     juga kamu temukan bahwa kamu pun bisa membantu yang lain.

  3. Hormatilah semua orang.
     -----------------------
     Orang itu berbeda satu sama lain dalam banyak hal. Ada orang yang
     gelap warna kulitnya, ada juga yang terang. Ada orang yang
     berbicara bahasa Inggris, ada yang berbicara bahasa Spanyol, ada
     yang berbicara bahasa Vietnam, dan ada yang berbicara bahasa
     Perancis. Ada orang yang menjadi umat Kristiani, atau Hindu, atau
     Muslim, atau Budha. Ada orang yang pandai membaca atau pandai
     matematika. Ada juga yang tidak. Ada yang dapat melompat dan
     berlari dengan mudah. Ada juga yang tidak.

     Adalah tidak adil mengabaikan atau kejam terhadap seseorang yang
     berbeda darimu. Mengapa tidak ramah terhadap orang yang tidak
     sama sepertimu? Maka, kamu bisa menemukan cara-cara untuk saling
     mempelajari dan menikmati satu sama lain.

  KETIKA ORANG LAIN TIDAK ADIL

  Ketika seseorang tidak adil terhadapmu, kamu mungkin ingin menangis,
  marah, membentak, atau membalas dengan kejam. Tidak satu pun dari
  semuanya itu akan membantumu ataupun orang tersebut untuk belajar
  lebih adil satu sama lain. Berikut adalah beberapa ide yang dapat
  kamu terapkan ketika seseorang tidak adil terhadapmu:

  1. Bicarakanlah masalahnya dengan orang itu. Kamu bisa mengatakan,
     "Kurasa semua orang seharusnya mendapatkan giliran. Bagaimana
     menurutmu?" Atau, "Kurasa kita masing-masing seharusnya
     mendapatkan bagian yang sama".

  2. Mintalah tolong kepada orang dewasa, entah guru atau orangtuamu.

  3. Abaikanlah apa yang telah terjadi. Kalau toh tidak terlalu
     mengganggu, lupakanlah.

  4. Tertawakanlah. Ini bisa mengejutkan bermain orang dan membantu
     mereka keluar dari suasana yang tegang.

  5. Ubahlah kegiatannya. Carilah sesuatu yang lain untuk dilakukan
     bersama-sama.

  6. Pergilah ke tempat lain untuk bekerja atau bermain.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Character Building untuk Anak-anak
  Penulis      : Barbara A. Lewis
  Penerbit     : Karisma, Batam, 2004
  Halaman      : 73 - 76

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

                 -o- KEADILAN: SUNGGUH TIDAK ADIL -o-
                     ============================

  Renungan untuk Orangtua dan Guru:
  ---------------------------------

     "Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN
     dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi?
     Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran,
     dengan anak lembu berumur setahun?
     Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan,
     kepada puluhan ribu curahan minyak?
     Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku
     dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?
     Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik
     Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu:
     selain berlaku adil, mencintai kesetiaan,
     dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:6-8)

  Hidup dengan memperhatikan sesama baik yang dekat maupun yang jauh
  adalah hal yang seharusnya kita lakukan. Seperti biasa, Yesus
  mengajak kita untuk memahami sebuah pengertian yang baru dan radikal
  tentang tanggung jawab kita terhadap keluarga secara global. Lebih
  dari sekadar saling memperhatikan; kita dipanggil untuk mengasihi
  sesama seperti diri kita sendiri. Kita tidak hanya diminta untuk
  sekadar membagikan sup; tetapi juga untuk ikut merasakan apa yang
  dirasakan orang lain. Dengan demikian, kita akan lebih
  diperhitungkan dalam menyuarakan persamaan hak dan keadilan.

  Yesus mengatakan bahwa perintah kedua, yaitu mengasihi sesama,
  sebenarnya sama dengan yang pertama. Saling mengasihi adalah salah
  satu cara untuk mengasihi Allah. Dalam sudut pandang Allah, kasih
  bukanlah sesuatu yang gampang. Kasih Allah terwujud dalam setiap
  usaha, keringat, komitmen, penghargaan, kesetiaan, dan juga
  penyerahan. Penyerahan yang paling murni berarti meletakkan
  kepentingan orang lain di atas kepentingan kita. Bersikap adil dan
  jujur satu sama lain, secara sederhana, dapat dimengerti sebagai
  tindakan untuk meneruskan kepada orang lain mengenai apa yang telah
  diberikan kepada kita masing-masing dengan limpah.

  Refleksi untuk Seluruh Anggota Keluarga/Kelas SM:
  -------------------------------------------------

  Setiap kali kamu menunggu giliran untuk memukul bola, mengambil
  makanan, atau mandi, ketika kamu harus sabar mengantri, bukankah
  waktu rasanya tak kunjung berakhir? Bagaimana rasanya jika tiba-tiba
  seseorang yang bertubuh lebih besar darimu menyerobot antrian di
  depanmu? Yang segera muncul dalam pikiranmu kemungkinan adalah "Ini
  tidak adil!" Memang tidak adil. Dan seperti itulah keadilan.
  Keadilan dapat terwujud jika setiap orang sepakat berlaku adil.
  Semua orang yang dengan sabar mengantri di belakangmu mengerti bahwa
  keadilan berarti menunggu giliran dengan sabar. Jika setiap orang
  bertindak adil, maka semua akan puas.

  Tetapi keadilan bukan hanya berarti menunggu gilranmu saja. Keadilan
  juga memberi kepastian bahwa setiap orang memperoleh gilirannya.
  Sebagian orang bertubuh lebih kecil darimu. Sementara yang lain
  mengira bahwa karena lebih besar dan lebih kuat, mereka dapat
  menyingkirkan orang lain di sekitarnya. Kamu tahu bahwa itu tidak
  benar, tetapi untuk menentang hal itu tampaknya cukup berbahaya.
  Tetapi bagaimana jika yang lain juga merasakan hal yang sama? Hanya
  perlu ada seseorang yang mengatakan, "Hei, mari kita sama-sama
  berbicara agar mereka berlaku adil." Masalahnya mungkin belum tentu
  teratasi, tetapi pasti lebih mudah diatasi. Allah senantiasa
  bersikap adil terhadap kita. Mungkin inilah saatnya bagi kita untuk
  meneruskan sikap itu kepada orang lain.

  HARI 1: APA YANG TUHAN TUNTUT
  (Ulangan 10:12-22)

  Orang asing adalah mereka yang tinggal dalam sebuah komunitas tanpa
  memiliki status suku. Secara hukum, mereka tidak berdaya dan terus-
  menerus menghadapi bahaya eksploitasi.

  1. Dalam kisah di atas, bagaimana Allah menunjukkan keadilan-Nya?

  2. Adakah seseorang yang tinggal di antara kita atau di sekitar kita
     yang dapat disebut sebagai "orang asing?"

  HARI 2: YOSUA BERSIKAP ADIL TERHADAP RAHAB
  (Yosua 2:1-24, 6:20-25)

  Umat Israel tiba di akhir perjalanan panjangnya menuju ke Tanah
  Kanaan, Tanah Perjanjian. Kota Yerikho berada di antara mereka dan
  lembah yang menuju ke Kanaan.

  1. Apakah janji yang diberikan utusan Yosua kepada Rahab?

  2. Apakah janji-janji yang kamu buat dan kamu usahakan sekeras
     mungkin agar ditepati?

  HARI 3: KEADILAN BAGI ORANG-ORANG YANG DIKASIHI ALLAH
  (Matius 5:1-12)

  1. Menurut ayat-ayat ini, siapakah yang memiliki Kerajaan Surga?
     (Lihat Yesaya 66:2 tentang "orang yang patah semangat".)

  2. Pilihlah ucapan bahagia yang paling sesuai untuk dirimu dan
     jelaskan mengapa itu paling sesuai untuk dirimu!

  Hari 4: KEADILAN ALLAH ADALAH BAGIAN KITA
  (Matius 7:7-12)

  1. Bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang lain?

  2. Ceritakanlah bagaimana kamu ingin diperlakukan. Apakah sukar
     bagimu untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kamu inginkan
     agar orang lain perbuat padamu?

  HARI 5: PEKERJA-PEKERJA DI KEBUN ANGGUR
  (Matius 20:1-16)

  1. Bagaimana sang pemilik kebun anggur membenarkan tindakannya
     memberi upah yang sama kepada semua pekerja?

  2. Terkadang keadilan sukar diterima ketika kita seolah merasa
     dirugikan. Pikirkanlah tentang suatu kejadian ketika sesuatu
     yang "adil" justru membuatmu tidak bahagia. Mengapa?

  HARI 6: MELIHAT KETIDAKADILAN
  (Lukas 23:33-39)

  Setelah dituduh secara keji oleh para pemimpin agama Yahudi, Yesus
  dihukum mati dengan cara disalib.

  1. Mengapa salah seorang dari kedua penjahat yang disalib bersama-
     Nya itu merasa bahwa Yesus telah diperlakukan secara tidak adil?

  2. Diperlakukan secara tidak adil memang amat menyakitkan. Pernahkah
     kamu diperlakukan secara tidak adil? Pernahkah kamu memperlakukan
     seseorang secara tidak adil?

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Belajar Bersama
  Penulis      : Janice Y. Cook
  Penerjemah   : Indawati Marsudi
  Penerbit     : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999
  Halaman      : 150 - 152

______________________________________________________________________
o/ DARI MEJA REDAKSI ---------------------------------------------o/

 -o- PERMOHONAN MAAF ATAS KETERLAMBATAN PENERBITAN PUBLIKASI YLSA -o-

  Melalui pemberitahuan ini kami, segenap Redaksi Publikasi YLSA
  (Yayasan Lembaga SABDA), mohon maaf kepada para pelanggan atas
  keterlambatan penerbitan beberapa publikasi I-KAN (yaitu: e-Konsel
  Edisi 085/2005; e-BinaAnak Edisi 224/2005; e-JEMMi Edisi 15/2005;
  dan e-Penulis 006/2005), yang seharusnya terbit pada minggu lalu
  (antara tanggal 12 - 15 April 2005).

  Masalah keterlambatan ini bukan berasal dari meja Redaksi tapi
  karena MAIL SERVER SABDA yang ada di luar DOWN selama lebih dari
  satu minggu. Namun kami bersyukur, awal minggu ini mail server
  tersebut sudah bisa hidup kembali. Untuk semua ketidaknyamanan ini
  kami mohon maaf sebesar-besarnya. Atas perhatian dan dukungan
  doanya, segenap Redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua
  pelanggan publikasi I-KAN.

  Selamat melayani,
  Koordinator Publikasi YLSA
  (Tesa)

______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/

  From: Eko K. Sitepu <eko@>
  >Syalom,
  >Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan banyak manfaat dari membaca
  >bina anak ini, saya mau usul bagaimana kalau setiap terbitan juga
  >dibuat dalam bentuk PDF supaya lebih mudah dicetak, karena saya
  >biasanya membaca dalam bentuk cetak dan lagi lebih gampang
  >disebarluaskan kepada teman-teman supaya banyak yang mendapatkan
  >manfaatnya.
  >Salam,
  >Eko K. Sitepu

  Redaksi:
  Kami mengucap syukur untuk setiap berkat yang Sdr. Eko dan teman-
  teman lain dapatkan melalui e-BinaAnak ini. Terima kasih juga untuk
  usulan yang disampaikan kepada kami. Tapi, untuk saat ini kami belum
  bisa menampilkan e-BinaAnak dalam bentuk PDF. Jika Anda ingin bisa
  mencetak dengan tampilan yang lebih rapi, silakan Anda berkunjung ke
  arsip situs e-BinaAnak di:
  ==>  http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
  atau Situs PEPAK di:
  ==>  http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/

  Oh iya, jika teman-teman Anda memiliki alamat email, silakan
  kirimkan alamat email mereka kepada kami supaya bisa kami daftarkan
  sebagai pelanggan e-BinaAnak. Oke? Selamat melayani.

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

             Setiap keadilan menjadikan dunia lebih baik.

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbeth
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
                       http://www.sabda.org/ylsa/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org