|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-binaanak/229 |
|
e-BinaAnak edisi 229 (18-5-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <><
==================================================
Daftar Isi: Edisi 229/Mei/2005
----------
o/ SALAM DARI REDAKSI
o/ ARTIKEL : Disiplin Berpuasa
o/ TIPS : Bagaimana Berpuasa?
o/ BAHAN MENGAJAR : Godaan di Padang Gurun
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Minta Bahan Mengenai Karakter
o/ MUTIARA GURU
o/----------------------------------------------------------------o/
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
<staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/
Salam damai dalam kasih-Nya,
Puasa yang benar adalah puasa yang berpusat kepada Tuhan. Melalui
disiplin puasa guru SM akan membangun persekutuan yang lebih intim
dengan Dia, sehingga hidupnya semakin memuliakan Tuhan. Pertanyaan
yang sering muncul adalah bagaimana berpuasa yang benar dan berkenan
kepada Tuhan itu? Artikel dan Tips dalam e-BinaAnak minggu ini kami
suguhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apakah anak-anak SM
juga perlu diajarkan tentang pentingnya puasa? Tentu saja, khususnya
untuk anak-anak besar. Untuk itu, silakan simak Kolom Bahan Mengajar
yang kami pilihkan untuk anak-anak mengerti pentingnya disiplin
puasa dalam kehidupan orang Kristen.
Selamat berpuasa! (Dav)
Tim Redaksi
"Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah
mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa,
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
(Matius 6:17,18)
< http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+6:17,18 >
______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/
-o- DISIPLIN BERPUASA -o-
=================
Dalam kebudayaan duniawi kita ini, orang cenderung berpuasa karena
dua alasan -- untuk mendramatisasikan suatu maksud dan untuk
menurunkan berat badan. Saya tidak mengatakan bahwa kedua jenis
puasa itu jelek, tetapi tak satu pun dari keduanya merupakan
disiplin rohani. Yang satu bertujuan manipulasi dan yang lain
bertujuan keangkuhan.
Sebaliknya, berpuasa sebagai disiplin rohani berpusat pada Tuhan.
Jadi, harus diprakarsai oleh Tuhan dan ditetapkan oleh Tuhan. John
Wesley menulis, "Biarlah hal itu dilakukan bagi Tuhan dengan mata
kita hanya diarahkan kepada-Nya. Biarlah tujuan kita dengan hal ini
adalah untuk, dan hanya untuk memuliakan Bapa kita yang di surga."
(Sermons on Several Occasions, Epworth Press, 1971, 301).
Begitu kita mengerti tujuan pokok berpuasa -- yaitu untuk memuliakan
Tuhan - amanlah bagi kita untuk melihat manfaatnya yang lain. Puasa
mengungkapkan hal-hal yang menguasai kita. Sombong, marah, dendam,
cemburu, takut -- kalau sifat-sifat itu ada di dalam diri kita,
semua akan muncul selama kita berpuasa. Ini merupakan suatu
pertolongan besar kalau kita ingin diubah menjadi serupa dengan
gambaran Yesus Kristus. Kita dapat bergembira ketika kelemahan-
kelemahan kita ditunjukkan, karena kita mengetahui bahwa Kristus
dapat menempatkan penguasa-penguasa yang keliru -- itu di tempat
mereka.
Ada nilai-nilai lain dari berpuasa. Puasa membantu kita
mengendalikan berbagai dambaan dan keinginan manusiawi kita. Puasa
meningkatkan konsentrasi kita dan keefektifan kita dalam berdoa
syafaat. Puasa dapat membuat fisik kita sehat dan menolong kita
ketika kita berdoa memohon bimbingan. Dalam berpuasa, seperti dalam
hal-hal yang lain, kita dapat mengharapkan Allah memberi upah
"kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (Ibrani 11:6).
Berpuasa tidak harus dilakukan sendirian. Kalau Saudara mempunyai
kelompok yang sudah cukup berdisiplin dan belajar, berpuasa bersama
sangat berharga. Sebagai masyarakat yang beriman Saudara dapat
saling menopang. Bukan berarti harus melibatkan seluruh gereja. Itu
memang bagus sekali, tetapi saya akan menganjurkan banyak orang
untuk mulai dengan cara yang lebih sederhana.
Salah satu pengalaman pertama saya berpuasa secara kelompok ialah
ketika kami lima orang terlibat dalam mempersiapkan beberapa
pertemuan istimewa di gereja kami. Seminggu sekali selama beberapa
bulan kami berpuasa, dan pada malam hari puasa itu kami berkumpul
untuk mendoakan pertemuan-pertemuan itu. Kami semua mengetahui apa
yang sedang dialami oleh masing-masing kami dan karenanya kami dapat
membagi kesulitan kami dan memecahkannya bersama-sama. Ada yang
belum pernah berpuasa sebelumnya, dan pengalaman kelompok ini
memberi mereka dorongan dan dukungan untuk melanjutkan puasa itu.
Pada saat-saat yang lain kelompok-kelompok lebih besar -- seperti
gereja, denominasi, atau bahkan seluruh negara -- dapat berpuasa
untuk maksud tertentu. Kalau Saudara dapat membuat orang-orang
Kristen bersatu untuk melakukan hal itu, hasilnya dapat sangat baik.
Gereja-gereja yang menghadapi masalah-masalah berat dapat banyak
dipulihkan melalui kelompok yang bersatu untuk berdoa dan berpuasa.
John Wesley mencatat dalam buku hariannya bahwa pada tahun 1756
semua umat Kristen di Inggris bersatu untuk berpuasa dan berdoa
memohon dibebaskan dari ancaman serbuan Perancis. "Kerendahan hati
berubah menjadi kegembiraan seluruh bangsa," tulisnya, "karena
ancaman penyerbuan itu ... terhalang."
Biasanya kita mengira bahwa berpuasa itu berpantang makan. (Tentu
saja ada orang yang tidak boleh berpantang makan. Mungkin karena
kesehatan, atau mungkin mereka hamil atau sedang menyusui.) Tetapi
puasa banyak caranya dan tidak hanya terbatas pada makanan. Dipahami
betul bahwa berpuasa adalah disiplin untuk semua umat Kristen.
Berpuasa berarti secara sukarela tidak mengerjakan suatu kebiasaan
demi kegiatan rohani yang sungguh-sungguh. Dalam kebudayaan kita,
kita memerlukan waktu untuk berpuasa terhadap media komunikasi. Kita
perlu berpuasa terhadap penggunaan barang yang berlebih-lebihan dan
kita perlu meluangkan waktu berada di antara orang-orang kesayangan
Kristus -- orang-orang yang sedih, orang-orang yang menderita, dan
orang-orang miskin -- bukan untuk berkhotbah kepada mereka,
melainkan untuk belajar dari mereka. Kita perlu waktu untuk berpuasa
terhadap penggunaan telepon yang mungkin merupakan pemberi tugas
yang mutlak. Ada orang yang perlu puasa bekerja pada batas tertentu
untuk mempelajari keseimbangan dalam hidup mereka. Ada orang yang
perlu berpuasa terhadap pertemuan dengan orang-orang, dan ada orang
yang perlu berpuasa terhadap kegemarannya berbicara begitu banyak.
Kalau kita bertanya kepada Tuhan bahwa kita memerlukan keseimbangan,
Tuhan akan mengajar kita. Sungguh mengagumkan bagaimana bimbingan-
Nya dapat berhasil kalau kita terbuka untuk menerimanya.
Alkitab banyak berbicara mengenai puasa. Tokoh-tokoh alkitabiah yang
berpuasa antara lain Musa, Daud, Elia, Ester, Daniel, Paulus, dan
Yesus Kristus. Dalam Khotbah di Bukit, Yesus mengajarkan tentang
memberi, berdoa, dan berpuasa dalam waktu yang hampir bersamaan.
Yesus mengharapkan agar orang berpuasa dan Ia memberi mereka
petunjuk bagaimana melakukannya dengan semestinya (lihat Matius
6:1-18). Orang-orang Kristen yang terkenal banyak yang melakukan
puasa, di antaranya Luther, Calvin, Knox, dan Wesley.
Berpuasa dapat menimbulkan dorongan-dorongan rohani yang tidak
pernah dapat timbul dengan cara lain. Berpuasa adalah alat kasih
karunia dan berkat Allah yang tidak boleh diabaikan.
Bahan diambil dari sumber:
Judul Buku : Pola Hidup Kristen
Penulis : Richard Foster
Penerbit : Kerjasama antara Penerbit Gandum Mas, Malang; Yayasan
Kalam Hidup, Bandung; dan YAKIN, Surabaya, 2002
Halaman : 463 - 465
______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/
-o- BAGAIMANA BERPUASA? -o-
===================
Tidak ada seorang atlet yang langsung mampu menjadi pelari maraton
sebelum lebih dahulu melewati tahap-tahap latihan yang panjang dalam
jarak yang lebih pendek. Apa yang berlaku dalam bidang olahraga ini
berlaku pula dalam disiplin rohani, termasuk puasa. Jangan bermimpi
bahwa Anda segera mampu berpuasa tujuh hari tujuh malam tanpa makan
apa pun misalnya, bila Anda belum mampu melewati penderitaan
pedihnya perut tanpa makan sesuatu pun selama sehari penuh. Berikut
ini beberapa prtunjuk prinsip dan praktis bagaimana menjalankan
puasa dengan benar.
PERTAMA, pastikan dan uji bahwa motif dan kerinduan Anda berpuasa
adalah benar. Berdoalah bahwa keinginan Anda berpuasa itu sungguh
demi Tuhan dan untuk mencari Tuhan. Bila ada keinginan lainnya,
sadari dan akui itu di hadapan Tuhan, agar Ia memampukan Anda
menempatkannya pada urutan kedua, ketiga, atau selanjutnya, bukan
pertama. Ingat, untuk tidak menempatkan keinginan mendapatkan
manfaat rohani ataupun jasmani sebagai alasan Anda berpuasa.
KEDUA, pikirkanlah saat yang paling tepat untuk berpuasa bagi
kondisi Anda. Melakukan puasa untuk kondisi saat Anda sangat
dituntut untuk bekerja atau belajar dengan tingkat konsentasi
pikiran dan kekuatan fisik yang prima adalah tidak bijaksana.
Melakukan puasa saat Anda sedang menderita penyakit yang memerlukan
diet yang baik adalah mengundang bahaya.
KETIGA, susunlah rencana bila Anda ingin agar disiplin puasa Anda
meningkat menjadi makin panjang dan makin terlatih. Bagilah masa
puasa Anda ke dalam beberapa kelompok hari-hari puasa. Misalnya,
kelompok puasa sehari penuh, disusul kelompok puasa dua hari penuh,
tiga hari penuh, empat hari penuh, sampai seminggu penuh.
1. Mulailah dengan puasa satu atau dua kali tidak makan saja.
Misalnya, beberapa kali dalam seminggu Anda melewati satu kali
makan siang, lalu dua kali makan, yaitu makan siang dan makan
malam. Buatlah demikian dalam seminggu. Kemudian lanjutkan dengan
berpuasa yang berlangsung hanya 24 jam. Misalnya dalam seminggu,
dua hari sekali Anda tidak makan mulai dari jam makan siang
sampai makan siang berikutnya. Berarti selama dua hari, berturut-
turut Anda sengaja tidak makan siang, makan malam, makan pagi.
Lakukanlah demikian beberapa kali selama empat minggu.
Pada waktu Anda mulai meningkatkan puasa Anda menjadi dua atau
tiga hari penuh. Anda mulai lebih merasakan hebatnya reaksi tubuh
Anda. Inilah saat untuk Anda mengarahkan perhatian dengan tepat.
Yang harus Anda perhatikan adalah keadaan dalam hati Anda. Di
luar Anda biasa tetap melaksanakan kegiatan Anda sehari-hari
seperti belajar, bekerja, mengurus rumah tangga, bergaul, dan
sebagainya. Namun dalam hati Anda, Anda menyembah Tuhan, berdoa,
memuji Tuhan, mengarahkan hati kepada suara-Nya.
Jika sama sekali tidak makan itu terasa terlalu berat dan drastis
bagi pencernaan Anda, jangan ragu untuk sedikit meminum juice
buah atau juice sayuran untuk sekadar menetralisir kondisi
lambung Anda.
2. Tingkatkan lama waktu Anda berpuasa hanya sesudah Anda berhasil
berpuasa dalam jangka waktu singkat untuk tenggang waktu yang
cukup. Katakanlah sesudah 3-4 minggu baru Anda meningkatkan ke
fase puasa yang lebih panjang berikutnya. Dapat dipastikan bahwa
sesudah sekian lama berdisiplin puasa, tubuh Anda akan menjadi
lebih biasa dan lebih tahan. Namun, apabila Anda meningkat ke
fase berikutnya, pasti rasa lapar dan derita karena tidak makan
apa pun itu akan meningkat lagi. Rasa lapar itu akan sangat
terasa terutama tatkala Anda sadar bahwa waktu untuk berbuka
puasa sudah singkat. Itu dapat digambarkan seperti orang ingin
buang air kecil. Ketika ia berada jauh dari WC, desakan itu agak
kurang. Semakin dekat dengan WC, semakin desakan itu seolah tak
tertahankan lagi, itulah gejala psikologis yang wajar harus kita
alami.
Anda tidak perlu kuatir terhadap rasa lapar yang hebat itu. Itu
disebabkan oleh bertahun-tahun lamanya Anda sudah membiasakan
diri makan dengan pola tertentu. Perut dan alat pencernaan Anda
sudah diperlakukan seperti seorang anak manja yang selalu
dituruti. Justru sekaranglah kesempatan Anda untuk mendisiplin
dan melatihnya. Abaikan saja tanda-tanda yang dikirimkannya.
Perintahkan dia untuk diam, maka ia pun kelak akan berangsur-
angsur diam dan tenang kembali. Jika perlu minum saja segelas air
putih atau sedikit juice. Ingat bahwa yang berhak mengatur adalah
Anda, sebab Anda adalah tuan, perut Anda harus tunduk kepada
Anda. Anda bukan budak dari perut Anda.
Selama Anda berpuasa itu, tidak perlu Anda mengiklankannya pada
orang lain. Cukup Anda dan Tuhan saja yang tahu. Pahala yang Anda
cari bukanlah pujian atau kekaguman manusia. Pahala satu-satunya
yang layak Anda persembahkan bagi Tuhan ialah kedekatan akan
hadirat Tuhan, masuk ke dalam kehendak dan rangkulan kasih-Nya.
3. Sesudah disiplin berpuasa itu Anda kenal, sekarang waktunya untuk
beranjak maju. Perpanjanglah masa puasa Anda menjadi tiga hari
penuh, lalu sesudah itu berhasil selama beberapa waktu,
perpanjang lagi masa puasa Anda menjadi empat hari, lima hari,
enam hari, kemudian tujuh hari penuh. Tiga hari pertama adalah
masa yang paling sukar, paling berat dan menderita. Bukan saja
rasa lapar akan makin hebat menyerang, tetapi timbunan `racun-
racun` dalam tubuh Anda yang disebabkan oleh cara makan yang
tidak sehat akan mulai dilepas oleh tubuh Anda. Itu yang menjadi
sebab mengapa lidah Anda berselaput, nafas Anda berbau tidak
sedap serta mulut terasa asam atau pahit. Pada saat yang sama,
Anda juga bisa menderita sakit kepala, terutama bila Anda
terbiasa minum kopi atau merokok. Pada hari keempatnya, perasaan
tadi akan berkurang dan berganti dengan perasaan lemah lemas pada
tubuh Anda. Oleh karena itu, bila Anda perlu bergerak,
bergeraklah dengan hati-hati. Banyaklah beristirahat. Jelas fase
ini sebaiknya Anda lakukan ketika sedang cuti. Sesudah itu
dilalui Anda akan mengalami tubuh Anda pulih kembali. Memang
perasaan lapar akan terus menggigit tetapi pikiran Anda menjadi
lebih tajam dan tubuh terasa lebih segar kuat dibandingkan dua
hari sebelumnya.
Bahan dirangkum dari sumber:
Nama Situs : sjc.gii-usa.org
Alamat URL : http://sjc.gii-usa.org/newtopik/aldec4.htm
Penulis Artikel: Paul Hidayat
______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/
-o- GODAAN DI PADANG GURUN -o-
======================
[*Red: Bahan mengajar berikut ini merupakan bahan mengajar yang
meminta partisipasi murid. Bentuknya adalah tes tertulis. Para murid
dibagikan kertas yang berisi cerita Tuhan Yesus dicobai di padang
gurun (naskah di bawah), lalu anak-anak diminta mengisi bagian-
bagian yang sengaja dikosongkan. Metode ini merupakan salah satu
metode belajar mengajar aktif, dimana anak tidak hanya mendengarkan,
tetapi juga terlibat dalam proses pengajaran itu sendiri. Bahan
Mengajar ini sangat cocok bagi anak-anak Kelas Besar (4-6 SD).
Setelah mereka selesai mengerjakan pelajaran tersebut. Diskusikanlah
pelajaran mengenai bagaimana Tuhan Yesus memenangkan pencobaan yang
diberikan setan kepada-Nya. Mungkin Anda bisa memulai dengan
pertanyaan, "Apa yang kalian pelajari dari cerita tersebut?"]
NASKAH PELAJARAN
================
Cerita Alkitab diambil dari Lukas 4:1-13
----------------------------------------
Setelah Yesus dibabtiskan, Dia pergi ke sebuah padang gurun dan
tinggal di sana selama 40 hari. Dia sengaja menjauhkan diri dari
orang banyak untuk sejenak berkonsentrasi mempersiapkan diri dalam
mengemban misi khusus dari Tuhan. Selama di padang gurun, Yesus
tidak makan apa pun. Dia ingin menghabiskan waktu sepenuhnya untuk
memikirkan dan mendoakan tugas-tugas-Nya.
Tugas Yesus adalah untuk membawa umat manusia menjadi keluarga
Allah. Dosa telah memberikan jurang pemisah antara manusia dan Tuhan
yang Maha Kudus. Tugas terpenting dalam misi Yesus di dunia adalah
mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia. Itulah satu-
satunya jalan agar manusia terlepas dari dosa dan bisa masuk dalam
keluarga Allah.
Selama Yesus berada di padang gurun, iblis berusaha keras untuk
menghancurkan rencana Tuhan. Dia berusaha mencobai Yesus untuk
menuruti semua keinginannya dan tidak taat kepada rencana Tuhan.
Karena Yesus sudah berpuasa selama 40 hari, iblis berkata kepada-
Nya: ___________________________________________________________
________________________________________________________________
Tetapi Yesus berkata kepada iblis, _____________________________
________________________________________________________________
(Baca Lukas 4:3-4)
Lalu iblis mencoba lagi. Dia membawa Yesus ke sebuah puncak gunung
dan berkata, ___________________________________________________
________________________________________________________________
Tetapi Yesus tahu, Tuhanlah yang menguasai dunia. Jadi Dia berkata,
________________________________________________________________
________________________________________________________________
(Baca Lukas 4:6-8)
Iblis sangat tidak suka saat Yesus menyatakan firman Tuhan
kepadanya. Iblis pun mencoba menggunakan kata-kata yang mirip dengan
firman Tuhan dan menggunakannya untuk mencobai Yesus. Iblis berkata,
________________________________________________________________
________________________________________________________________
Tetapi tipu muslihat iblis tidak berhasil. Yesus pun berkata kepada
iblis, _________________________________________________________
________________________________________________________________
Bahan diterjemahkan dari sumber:
Judul Buku: Accent Bible Curriculum: The Early Life of Jesus
(Junior Student Workbook)
Penerbit : Accent Publications, Denver-Colorado - USA, 1994
Halaman : 15
______________________________________________________________________
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/
Dari: Yulianto <yurexxx@>
>Nama saya : Yulianto
>Gereja : GKI Buaran
>Pelayanan : Komisi Anak Sekolah Minggu
>Saya juga mau dong bahan pelajaran untuk Karakter buat adik-adik?
>Terima Kasih
>Tuhan memberkati
Redaksi:
Jika Anda ingin mendapatkan kembali edisi-edisi yang memuat seputar
karakter, silakan masuk ke situs arsip e-BinaAnak di:
==> http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Atau, di Situs PEPAK dengan alamat:
==> http://www.sabda.org/pepak/e-binaanak/arsip/
Untuk mencari tulisan-tulisan tentang karakter, silakan Anda tulis
kata "karakter" di kolom CARI.
______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/
Beberapa orang telah menyanjung hal berpuasa
melebihi Alkitab dan akal; sedangkan orang lain
lagi sama sekali mengesampingkannya.
- John Wesley -
o/----------------------------------------------------------------o/
Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |