Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/230 |
|
e-BinaAnak edisi 230 (27-5-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 230/Mei/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Mengapa Bergereja? o/ TIPS : Memelihara Kehidupan Bergereja o/ BAHAN MENGAJAR : Ketika Yesus Pergi ke Bait Allah - Gereja o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Milis Selain e-BinaAnak o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Gereja A di sebuah kota di Jawa Tengah memiliki belasan pos Sekolah Minggu dengan ratusan anak yang dilayani oleh sekian puluh guru SM. Namun, dari hasil observasi terlihat bahwa setiap kali anak-anak tersebut beranjak menjadi remaja, pemuda, dan dewasa, hanya sedikit dari mereka yang akhirnya menetap menjadi anggota di gereja tersebut. Sebagian pindah ke gereja lain, sebagian lagi bahkan tidak bergereja sama sekali. Setelah diselidiki, ternyata sebagian besar dari guru SM yang mengajar itu nyaris tidak memiliki kehidupan bergereja. Ada berbagai alasan yang muncul, mulai dari sibuk pelayanan, jam ibadah yang bebarengan dengan jam mengajar, hingga sekadar tidak tertarik pada suasana ibadah yang monoton. Rupanya "mood" para guru SM ini tanpa disadari telah menular pada anak-anak didik mereka. Sebagai seorang pelayan anak yang setiap minggunya harus membagikan Firman Tuhan kepada anak-anak didiknya, maka ia sendiri harus secara disiplin mengisi "baterai" dan bersekutu dengan saudara seiman di gereja agar dia bisa terus "bersinar" di antara anak-anak didiknya. Namun, bukan hanya itu fungsi gereja. Artikel "Mengapa Bergereja?" yang kami sajikan minggu ini, akan sangat menolong Anda karena menguraikan dengan jelas tujuh alasan melakukan disiplin rohani ini. Lalu, bagaimana caranya menjaga "mood" supaya tetap rajin bergereja? Dalam salah satu bab bukunya yang fenomenal "The Purpose Driven Life", Rick Warren memberikan beberapa saran praktis yang kami muat dalam Kolom Tips. Dan akhirnya, di Kolom Bahan Mengajar Anda akan menemukan bahan yang bisa Anda bagikan kepada anak-anak untuk mendorong mereka semakin rajin bergereja. Selamat bergereja! (Dan) Tim Redaksi "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Ibrani+10:25 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/ -o- MENGAPA BERGEREJA? -o- ================== Bergereja bukan hanya berarti pergi kebaktian di sebuah gedung. Bergereja adalah tentang apa artinya menjadi umat Allah, menjadi tubuh Kristus, kumpulan umat Allah. Kalau saya adalah seorang Kristen, kenyataan yang paling penting di dalam hidup saya ialah hubungan saya dengan Yesus Kristus. Alkitab mengajarkan bahwa jika saya menyatu dengan kepalanya, yaitu Yesus Kristus, berarti saya juga menyatu dengan tubuhnya, yaitu Gereja. Saya perlu memandang pengunjung gereja dengan mengingat apa artinya menjadi anggota tubuh Kristus. Itu bukan hanya soal ikut kebaktian pada hari Minggu pagi, tetapi itu soal menjadi seseorang tertentu. Dengan mengingat hal itu, ada tujuh alasan mengapa kita seharusnya terlibat dan mendisiplin rohani untuk bergereja: 1. Dengan perantaraan Yesus Kristus, Allah telah membuat kita menjadi bagian dari suatu umat. Dengan menyelamatkan kita, Allah menjadikan kita bagian dari suatu realitas sosial baru -- Gereja di dunia. Sebagai orang Kristen, kita adalah anggota yang seorang terhadap yang lain (Roma 12:5). Artinya, kita perlu berada bersama dengan saudara-saudara kita dalam Kristus. Bergereja adalah satu cara kita untuk membentuk kesatuan umat Allah yang baru. 2. Gereja menempatkan kita pada jalan yang benar. Bergereja/ibadah menentukan arah kita. Saat kita beribadah bersama saudara- saudara kita dalam Kristus, kita menangkap suatu pandangan yang nyata dari sudut pandang Allah. Waktu kita menjalani minggu itu dunia cenderung mengaburkan indera kita, menutupi kita seperti dengan tirai tebal. Kita digoda untuk melihat berbagai hal hanya dari sudut pandang manusiawi yang bersifat jasmani dan terikat oleh ruang dan waktu. Waktu bergereja tirai itu disingkapkan dan kita melihat gambar yang sebenarnya. Kita melihat berbagai hal dari sudut pandangan Allah, dan hidup kita diarahkan kembali. Kita berkata, "Oh ya, inilah yang penting. Inilah prioritas yang harus memimpin hidupku.", 3. Keikutsertaan dalam tubuh Kristus merupakan sarana untuk bertumbuh dan melayani. Kita tak akan menjadi orang beriman yang bertumbuh dan hidup, kecuali apabila kita berhubungan erat dengan saudara-saudara kita dalam Kristus. Kita juga tidak akan mempunyai pelayanan yang berhasil karena Allah memakai keterlibatan kita dengan sesama orang Kristen untuk mengajar kita bagaimana melayani. Perjanjian Baru melukiskan gereja sebagai suatu masyarakat dimana segala karunia rohani dipergunakan untuk mendatangkan kepujian bagi Allah dan untuk kebaikan semua orang (Roma 12:4-8; 1Korintus 12-14). Gereja adalah tempat untuk menggunakan berbagai karunia rohani kita, dengan demikian belajar untuk memberi dan menerima. Orang-orang tertarik untuk bergereja bila mereka melihat bukti pekerjaan Roh dalam keseluruhan kumpulan orang beriman. 4. Allah sudah memerintahkan kita untuk menjadi bagian dari masyarakat Kristen. Saya teringat pada berbagai perayaan dan peringatan serta peristiwa-peristiwa perjanjian khusus dalam Perjanjian Lama, ada yang setiap hari, ada yang setiap minggu atau pada saat-saat tertentu dalam setahun. Sebetulnya Allah berfirman, "Kalian adalah umat-Ku dan kalian harus datang ke hadapan-Ku mempersembahkan diri kalian dan beribadah kepada-Ku" (lihat Imamat 23). Seluruh hidup kita ada di bawah kekuasaan Allah, dan kita menaati-Nya karena menyadari siapa Dia itu dan siapa kita ini. Kita tahu bahwa dengan mentaati Dia, kita akan memperoleh kepuasan dalam hidup. 5. Bergereja adalah persembahan kita kepada Tuhan dan kepada satu sama lain. Mungkin ada yang mengatakan, "Kukira aku tak akan pergi ke gereja lagi karena tidak banyak yang kudapat dari sana." Kata-kata itu sendiri sudah menyingkapkan suatu masalah. Kalau kita adalah orang-orang Kristen yang bertumbuh, kita beribadah bukan hanya karena apa yang dapat kita peroleh, melainkan juga karena apa yang dapat kita berikan. Banyak orang Kristen memerlukan pengarahan kembali secara radikal dalam cara berpikir mereka tentang soal ini. Hendaknya kita bergereja untuk menaikkan pujian kepada Allah, suatu persembahan korban syukur (Imamat 7:12). Persembahan terpenting dari kita kepada Tuhan adalah persembahan hidup kita dengan pujian, ibadah, dan penyembahan. Kita hendaknya ikut beribadah dengan sikap memberikan diri kita sendiri -- karunia yang kita miliki dan hidup kita -- kepada Tuhan. 6. Melibatkan diri dalam kehidupan gereja akan menghilangkan sifat individualisme kita yang mementingkan diri sendiri. Dalam zaman individualistis ini, semua berpusat pada "aku". Di gereja, sikap demikian sering lebih hebat dari yang kita duga. Sangat mudah bagi saya untuk mengartikan seluruh iman Kristen dari sudut diri saya sendiri -- kebutuhan saya, pertumbuhan saya, dan sebagainya. Ibadah yang sejati dan hidup akan meniadakan kecenderungan kita untuk melihat segala sesuatu hanya dengan mengingat pengaruh apa yang dapat diberikannya untuk hidup kita sendiri. Oleh karena itu, tak ada alasan bagi seseorang untuk berkata, "Aku tidak suka berada bersama orang-orang itu; aku dapat beribadah kepada Tuhan, sama saja baiknya bila hanya sendirian saja." Itu salah. Kita tidak dapat berkata bahwa beribadah kepada Tuhan sendirian sama baiknya dengan bersama-sama. Itu adalah situasi yang berlainan; jelas ibadah umum dan ibadah pribadi itu saling menunjang. Membuat diri sendiri disiplin secara rohani akan banyak memperkaya kehidupan bersama kita, demikian pula sebaliknya. Kita membutuhkan kedua bentuk ibadah itu. Tetapi, hanya dengan bersama-samalah kita akan benar-benar memahami arti praktis dari bagian-bagian Alkitab yang berbicara tentang merendahkan diri seorang kepada yang lain dan bertanggung jawab seorang kepada yang lain. 7. Dengan terlibat di dalam kehidupan masyarakat Kristen, kita ikut serta dalam tiga fungsi pokok ibadah: pengucapan syukur, pengajaran, dan pertobatan. Kita mengucap syukur bersama saudara- saudara kita di dalam perkumpulan ibadah. Kita diajar, saat Allah berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Kita menyadari kebutuhan kita dan kita bertobat. Ibadah berarti pengucapan syukur. Allah telah bertindak dalam sejarah -- sepanjang abad sejarah alkitabiah, selama abad-abad gereja, dan dalam masyarakat kita sendiri yang percaya. Dalam ibadah kita mengucap syukur karena siapa Allah itu dan bagaimana Ia membawa penebusan kepada dunia dengan perantaraan Yesus Kristus. Kita mengucap syukur atas pekerjaan Roh yang menjadikan kita umat-Nya di dunia ini. Melalui gereja Allah berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Allah mengajarkan kepada kita jalan yang harus kita tempuh. Kita mendengar Firman Allah yang dibacakan, dikhotbahkan, dinyatakan melalui nyanyian, kesaksian, dan mungkin juga melalui drama. Roh berbicara melalui Firman itu. Melalui ibadah kita mendengar Firman Allah dan kita menanggapi sesuai dengan apa yang Allah katakan kepada kita. Seringkali tanggapan kita adalah pujian dan pengucapan syukur. Tetapi saat lain, tanggapan yang tepat adalah pertobatan. Seperti Yesaya, yang melihat Tuhan (Yesaya 6), kita melihat bahwa diri kita ini kotor dan menyesalinya, menyerahkan diri kita kepada Tuhan untuk Ia bersihkan dan Ia beri tugas. Dengan demikian, bagi kita ibadah itu meliputi unsur-unsur pengucapan syukur, pengajaran, dan pertobatan. Bergereja adalah salah satu cara yang terpenting bagi kita untuk bertumbuh dalam Yesus Kristus. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Pola Hidup Kristen Judul Artikel: Mengapa Pergi ke Gereja? Penulis : Howard Synder Penerbit : Kerjasama antara Penerbit Gandum Mas, Malang; Yayasan Kalam Hidup, Bandung; dan YAKIN, Surabaya, 2002 Halaman : 517 - 521 ______________________________________________________________________ o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/ Seorang guru SM yang terus-menerus memelihara kehidupan bergereja dapat menjadi teladan bagi anak-anak SM-nya dalam rangka mempersiapkan mereka menjadi tiang-tiang gereja yang kokoh di masa yang akan datang. Namun demikian, memelihara disiplin bergereja memang tidaklah selalu mudah. Ada kalanya terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan yang merusak kesatuan, keharmonisan dalam persekutuan dengan keluarga gereja Anda, sehingga membuat kita segan untuk mendengungkan pentingnya hidup bergereja. Apa yang harus kita lakukan jika terjadi hal seperti itu? Simaklah tips di bawah ini. -o- MEMELIHARA KEHIDUPAN BERGEREJA -o- ============================== 1. Pusatkan perhatian pada persamaan-persamaan yang kita miliki, bukan perbedaan-perbedaan kita. Kita harus ingat bahwa Allahlah yang memilih untuk memberi kita kepribadian, latar belakang, bangsa, dan preferensi yang berbeda, jadi kita seharusnya menghargai dan menikmati perbedaan-perbedaan tersebut, bukan hanya menerimanya. Allah menginginkan kesatuan, bukan keseragaman. Namun, demi kesatuan, kita tidak pernah boleh membiarkan perbedaan memecah belah gereja-Nya. Kita harus tetap mengutamakan apa yang paling penting, belajar untuk saling mengasihi sebagaimana Kristus telah mengasihi kita. 2. Bersikaplah realistis dengan harapan-harapan Anda. Begitu Anda menemukan apa yang dimaksud Allah dengan persekutuan yang sejati, mudah untuk menjadi patah semangat karena adanya jurang antara yang ideal dan yang nyata di dalam kehidupan bergereja Anda. Namun, kita harus bersungguh-sunggh mengasihi gereja sekalipun ada ketidaksempurnaannya. Merindukan yang ideal sementara mengkritik yang nyata adalah bukti dari ketidakdewasaan. Sebaliknya, tinggal dalam kenyataan tanpa memperjuangkan yang ideal merupakan sikap puas dengan diri sendiri. Orang-orang percaya lainnya akan mengecewakan Anda, tetapi itu bukanlah alasan untuk berhenti bersekutu dengan mereka. 3. Pilihlah untuk membangkitkan semangat dan bukan mengkritik. Selalu lebih mudah untuk berdiri di tepi dan menembak orang-orang yang sedang melayani daripada terlibat dan memberikan sumbangsih. Allah memperingatkan kita berulang-ulang untuk tidak mengkritik, membanding-bandingkan, atau menghakimi satu sama lain. Bila Anda mengkritik apa yang sedang dikerjakan oleh orang percaya lainnya dengan iman dan karena keyakinan yang tulus, berarti Anda mencampuri urusan Allah. 4. Menolak mendengarkan gosip. Gosip adalah menceritakan informasi ketika Anda bukan bagian dari masalahnya dan juga bukan bagian dari pemecahannya. Pada saat seseorang mulai bergosip kepada Anda, milikilah keberanian untuk berkata, "Tolong hentikan! Saya tidak perlu mengetahui hal ini. Sudahkah Anda bicara langsung kepada orang tersebut?" Jika Anda mendengarkan gosip, Allah berkata bahwa Anda adalah seorang pembuat onar (Yudas 1:19). 5. Dukunglah gembala sidang dan para pemimpin Anda. Tidak ada pempimpin yang sempurna, tatapi Allah memberi mereka tanggung jawab dan otoritas untuk memelihara kesatuan gereja. Kita memelihara kehidupan gereja kita bila kita menghargai orang-orang yang melayani kita dengan memimpin. Para gembala sidang dan penatua membutuhkan doa, dukungan, penghargaan, dan kasih kita. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : The Purpose Driven Life: Kehidupan yang Digerakkan oleh Tujuan Judul Artikel Asli: Melindungi Gereja Anda Penulis : Rick Warren Penerbit : Gandum Mas, Malang, 2004 Halaman : 179 - 186 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/ -o- KETIKA YESUS PERGI KE BAIT ALLAH - GEREJA -o- ========================================= Pembacaan Alkitab: ------------------ Lukas 2:41-52 Cerita Alkitab: --------------- Yesus bertumbuh semakin besar dan Ia hidup dengan bahagia. Ia tinggal dalam sebuah rumah kecil di sisi sebuah bukit bersama ibu- Nya, Maria, dan Yusuf. Rumah mereka terletak di sebuah kota bernama Nazaret. Yesus senang berlari-lari dan bermain-main dengan anak laki-laki dan perempuan. Ia senang membantu ibu-Nya memikul air dari sumur. Ia senang menolong ayah-Nya di tempat kerjanya. Namun, ada satu hal yang diinginkan Yesus lebih dari apa pun juga. Yesus ingin pergi ke Bait Allah -- gereja yang indah di Yerusalem. Maria dan Yusuf telah bercerita kepada Yesus tentang saat mereka membawa Dia ke gereja ketika Ia masih bayi. Yesus tahu bahwa Bait Allah -- gereja itu adalah rumah Allah. Setiap tahun bila Yusuf dan Maria pergi ke sana, Yesus akan bertanya, "Bolehkah saya juga ikut?" "Engkau boleh pergi bila Engkau sudah cukup besar," kata mereka. Akhirnya, pada suatu hari Yusuf berkata kepada Yesus, "Engkau sekarang sudah berusia dua belas tahun. Oleh sebab itu, Engkau boleh pergi bersama kami ke Bait Allah -- gereja." Betapa senangnya Yesus ketika Ia berjalan bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabat-Nya! Ia sering berlari mendahului mereka untuk melihat apakah Ia sudah dapat melihat Kota Yerusalam dan Bait Allah -- gereja. Perjalanan menuju ke Yerusalem itu amat jauh. Setiap hari Yesus semakin mejadi gembira. Akhirnya Ia dapat melihat kota itu. "Lihat," teriak-Nya, "Itulah Bait Allah -- gereja!" Tak lama kemudian Yesus berdiri di depan gereja. Gereja itu terbuat dari batu marmer yang indah dan atapnya dari emas yang berkilauan. Sungguh lebih indah daripada apa yang dibayangkan sebelumnya. Yesus berdiam diri di dalam Bait Allah -- gereja ketika orang-orang berdoa. Ketika ia mendenar mereka menyanyikan sebuah lagu dari Alktiab. Ia mendengarkan pembicaraan beberapa pendeta, yang disebut ahli Taurat, yang berbicara tentang Allah. Di dalam bait Allah -- gereja Yesus merasa sangat dekat dengan Allah sehingga Ia lupa untuk pulang ke rumah. Setelah Maria dan Yusuf serta sahabat-sahabat mereka pulang kembali ke Nazaret, Maria bertanya kepada Yusuf, "Apakah Yesus ada bersamamu?" "Tidak," kata Yusuf. "Ia pasti bersama anak-anak lainnya." Maria dan Yusuf memanggil-manggil dan mencari Yesus ke mana-mana, tetapi mereka tak dapat menemukan Yesus. "Kita harus kembali ke Yerusalem dan mencari Dia," kata Maria. Sepanjang perjalanan kembali ke Yerusalem, mereka berdua bertanya kepada setiap orang yang mereka temui di jalan," Apakah Anda melihat Yesus?" Mereka mencari-cari, tetapi tak dapat menemukan Yesus. Akhirnya, mereka pergi ke Bait Allah -- gereja. Yesus ada di sana! Ia sedang duduk dengan beberapa pendeta sambil mendengarkan pembicaraan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. "Kami telah mencari Engaku ke mana-mana," kata Maria. "Aku selama ini ada di rumah Allah," jawab Yesus. Setiba di rumah kembali, Yesus sering memikirkan Bait Allah -- gereja yang indah itu dan masa yang menyenangkan ketika Ia berada di sana. Saran-saran untuk Kegiatan: --------------------------- Suruhlah anak-anak mengumpulkan batu-batu kecil untuk membuat bagan sebuah gereja. Atau bila waktu dan fasilitas tak mengizinkan, suruhlah mereka membawa batu-batu kecil untuk membuat bagan sebuah gereja kecil minggu depan. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan: Seri Cerita Alkitab untuk Anak-anak Penerbit : Kalam Hidup, Bandung Halaman : 46 - 48 ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/ Dari: Meri <meri.indarto@> >Syalom, >Saya baru saja bergabung menjadi anggota e-BinaAnak. >Bersyukur krn saya memang menghabiskan sebagian besar waktu di >depan komputer sehingga dengan duduk di depan komputer pun saya >masih bisa belajar dan menambah wawasan tentang pelayanan anak yg >memang menjadi bidang pelayanan saya di gereja. >Apakah masih ada milis-milis lain seputar pelayanan anak berbahasa >indonesia selain e-BinaAnak? >Terima kasih. Redaksi: Keluarga besar e-BinaAnak mengucapkan selamat bergabung ya ... :) Kiranya, harapan Anda untuk menambah wawasan tentang pelayanan anak dapat terwujud melalui e-BinaAnak ini. Untuk milis publikasi seputar pelayanan anak, yang kami tahu hanya ada e-BinaAnak. Sedangkan untuk milis diskusi ada e-BinaGuru. Jika ingin bergabung, silakan kirim e-mail ke: ==> <subscribe-i-kan-binaguru@xc.org> Jika ada rekan-rekan e-BinaAnak yang mengetahui milis publikasi atau milis diskusi lain yang membahas seputar pelayanan anak selain e-BinaAnak dan e-BinaGuru, silakan menginformasikannya kepada kami dengan menulis ke: ==> staf-binaanak@sabda.org Terima kasih! ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Kita harus sungguh-sungguh mengasihi gereja sekalipun ada ketidaksempurnaannya. -Rick Warren- o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |