Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/237 |
|
e-BinaAnak edisi 237 (13-7-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 237/Juli/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Saling Menasihati o/ ARTIKEL (2) : Nasihat dalam Hidup Orang Kristen o/ KARYA ANDA : Profil SM GBI Cinere -- Jakarta Selatan o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Saling memberi nasihat adalah salah satu kewajiban orang Kristen terhadap sesamanya. Salah satu tokoh yang patut kita teladani dalam memberikan nasihat adalah Rasul Paulus. Dalam Perjanjian Baru banyak sekali dituliskan nasihat-nasihat Rasul Paulus yang diberikan, baik kepada jemaat-jemaat yang didirikannya maupun kepada rekan pelayanannya. Demikian pula dengan kita, sebagai pelayan Tuhan kita memiliki tugas dan tanggung jawab untuk saling menasihati, baik kepada murid-murid kita maupun kepada rekan-rekan sepelayanan kita. Untuk itulah, di edisi kedua bulan Juli ini e-BinaAnak akan mengupas tuntas tentang saling menasihati. Selain itu, simak pula profil SM GBI Cinere, siapa tahu Anda bisa mendapat atau menjadi berkat. Jangan lupa untuk memberikan nasihat kepada rekan Anda! (Ra) "Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati." (Roma 15:14) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+15:14 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------o/ -o- SALING MENASIHATI -o- ================= Beberapa dari hubungan yang paling penting yang saya jalin selama bertahun-tahun adalah yang berasal dari pengalaman-pengalaman ketika saya harus memperhadapkan seorang Kristen dengan dosanya. Tugas ini tidaklah ringan (setiap kali saya merasa takut). Tetapi, pada akhirnya biasanya (tidak selalu) merupakan suatu tugas yang sangat memuaskan, baik secara emosional maupun secara rohani. Lagipula, tugas ini memberi saya kesempatan untuk memperoleh pertumbuhan pribadi, psikologis, dan rohani. Pada setiap kesempatan saya mau tidak mau menilai bentuk kehidupan Kristen saya dan sering mendapati bahwa saya sendiri juga perlu mengadakan beberapa perubahan. Tidak ada bukti kasih yang lebih besar daripada kerelaan mengambil risiko untuk ditolak dan putus hubungan dengan orang lain. Dan, jika peringatan dilakukan dengan sikap dan motif yang benar, dan dengan memakai metode yang tepat, maka orang yang hidupnya tidak sesuai dengan Injil Kristus biasanya merasakan risiko yang Anda ambil. Meskipun orang itu mungkin mengalami kesulitan untuk mengakuinya pada saat itu, jauh di dalam hatinya ia mengerti benar-benar hal itu. Pada suatu hari mungkin ia akan berterima kasih kepada Anda atas kasih Anda. PROSES YANG SEMESTINYA Teladan-teladan dan ajaran-ajaran lain dari Kitab Suci mengenai konsep nasihat memberi kita beberapa petunjuk yang bisa menolong untuk menjalankan proses ini dengan sungguh-sungguh. 1. Nasihat harus dilakukan dengan penuh perhatian dan kasih yang mendalam. Paulus sendiri tampil dalam Kitab Suci sebagai teladan yang luar biasa. Pada waktu ia bertemu dengan para penatua gereja di Efesus dalam perjalanannya ke Yerusalem, ia menasihati mereka agar mereka berhati-hati terhadap guru-guru palsu. Lalu ia mengingatkan mereka akan hubungan mereka sebelumnya. "Ingatlah," katanya, "bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada henti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata" (Kisah Para Rasul 20:31). Tidak ada keragu-raguan di dalam pikiran orang-orang ini bahwa Paulus mencintai mereka. Air mata Paulus merupakan pencerminan dari perhatiannya yang dalam untuk saudara-saudara di dalam Kristus ini. Tidak ada alasan bagi mereka untuk menafsirkan proses ini sebagai menghakimi. 2. Supaya efektif, nasihat sering harus bersifat pribadi. Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh memberikan nasihat secara umum. Hal ini dilakukan sendiri oleh Paulus pada waktu ia menulis surat-suratnya kepada pelbagai jemaat. Tetapi, perhatikanlah bahwa ia mengingatkan penatua-penatua di Efesus bahwa ia telah menasihati mereka masing-masing (lihat juga 1Tesalonika 2:11). Apabila seorang Kristen mempunyai suatu masalah tertentu, beberapa pendeta menasihati seluruh jemaat dengan harapan bahwa orang yang memerlukan nasihat itu mendengar. Ini bisa berarti melepaskan tanggung jawab, yaitu suatu cara untuk menghindari tatap muka secara pribadi. Selanjutnya, orang yang dimaksud untuk mendengar itu mengetahui apa yang terjadi dan merasa gusar. Lebih baik nasihat seperti itu dijadikan masalah pribadi. Hasilnya akan lebih menguntungkan. Catatan: -------- Alkitab berbicara tentang "teguran di depan umum", tetapi setelah diadakan pertemuan empat mata dan ditemukan bukti-bukti cukup oleh dua atau tiga orang saksi tentang dosa yang dilakukan terus- menerus (Matius 18:15-17; 1Timotius 5:19). 3. Nasihat harus diberikan dengan tekun supaya efektif. Perhatikan lagi bahwa nasihat Paulus kepada orang-orang Efesus adalah "siang malam" dan dalam jangka waktu "tiga tahun". Saling menasihati harus terus-menerus. Nasihat tidak boleh dihentikan setelah pertemuan yang singkat. Firman Allah penuh nasihat, peringatan, dan petunjuk. Diperlukan waktu yang lama untuk menyampaikan itu semua -- dan diperlukan waktu seumur hidup untuk menerapkannya. 4. Nasihat harus dilakukan dengan motif-motif yang murni. Sekali lagi Paulus muncul sebagai teladan yang istimewa. Kepada orang- orang Korintus ia menulis: "Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi" (1Korintus 4:14). Kita harus berusaha sedapat- dapatnya agar tidak memalukan orang -- bahkan orang-orang yang bersalah sekalipun. Inilah sebabnya harus dilakukan teguran secara pribadi dahulu sebelum dilakukan teguran secara umum. Jika saudara atau saudari yang bersalah diperingatkan secara pribadi dan di dalam kasih Kristus, maka sering ia tidak perlu lagi ditegur secara umum. 5. Nasihat harus dilakukan dengan sasaran yang semestinya. Seharusnya hanya ada satu tujuan dasar kalau kita menasihati orang lain: untuk menolong mereka menjadi lebih dewasa di dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu, Paulus menulis kepada orang-orang Kolose: "Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku." (Kolose 1:28-29) 6. Nasihat seharusnya menjadi pertumbuhan yang wajar dari fungsi tubuh sebagaimana seharusnya. Ada dua macam nasihat -- pencegahan dan perbaikan. Kitab Suci mengajar kita agar saling memperingatkan "untuk menjauhkan diri dari dosa" (nasihat yang bersifat mencegah). Sampai sejauh ini kita, terutama, menekankan tipe yang sifatnya memperbaiki. Tetapi nasihat yang sifatnya mencegah harus terus-menerus diberikan di dalam gereja sementara tubuh Kristus berfungsi sebagai satu kelompok. Inilah yang dimaksud oleh Paulus pada waktu ia menulis kepada orang-orang Kolose: "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur (menasihati) seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." (Kolose 3:16) Berikut ini langkah-langkah praktis yang dapat dipakai untuk menolong orang-orang Kristen agar dapat saling menasihati dengan semestinya: LANGKAH 1 Setiap orang Kristen harus menilai hidupnya sendiri sebelum mencoba untuk memberi nasihat kepada orang lain. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat dipakai sebagai kriteria pribadi: 1. Dapatkah saya berkata bahwa hidup saya "penuh dengan kebaikan"? Artinya, apakah saya hidup kudus dan benar di hadapan Allah? Jika saya secara sengaja melanggar Kitab Suci, maka saya tidak layak menasihati orang lain. Saya harus membereskan dosa-dosa dalam hidup saya sebelum saya mencoba untuk membereskan dosa dalam hidup orang lain. 2. Apakah saya sungguh-sungguh tahu apa yang diajarkan Alkitab tentang kehidupan yang saleh dan benar? Jika saya tidak tahu, saya belum mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang Alkitab. Sekali lagi, saya belum pantas untuk menasihati orang lain. Catatan: -------- Ini tidak berarti bahwa saya harus tahu semua yang harus diketahui mengenai Kitab Suci sebelum saya bisa memberi nasihat kepada orang lain. Tetapi saya harus yakin bahwa saya sungguh- sungguh tahu apa yang diajarkan di dalam Alkitab dalam salah satu bidang, sebelum saya menasihati orang lain. 3. Apabila saya menasihati atau memperingatkan orang (atau orang- orang) Kristen lain, apakah saya berbuat demikian sambil menyatakan kasih dan perhatian saya? Atau, pernahkah saya melakukannya dengan sikap yang kasar dan dilihat oleh orang lain seolah-olah saya marah? Ingatlah, orang Kristen yang "dapat mengajar" orang lain adalah orang yang "ramah", "tidak boleh bertengkar", dan yang "dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan" (2Timotius 2:24,25). 4. Apabila seorang Kristen memerlukan suatu nasihat mengenai suatu dosa khusus, apakah saya menemui dia secara pribadi, atau apakah saya "berbicara melalui mimbar" sehingga kelihatan seolah-olah saya berbicara kepada semua orang? Apakah saya memakai orang banyak untuk menghindari pembicaraan kepada hanya satu orang? 5. Apakah saya bertekun dalam menasihati tanpa menjengkelkan orang lain dan tanpa ingin menguasai? 6. Apakah saya menasihati orang lain -- bukan untuk menjatuhkan atau memalukan mereka, melainkan untuk membangun mereka? 7. Apakah saya menasihati orang lain dengan tujuan dasar satu- satunya -- menolong mereka agar menjadi lengkap dan dewasa di dalam Kristus? 8. Apakah struktur gereja kita memungkinkan dan memudahkan semua anggota tubuh Kristus terlibat dalam sikap "saling menasihati"? Atau, apakah struktur gereja itu begitu rupa sehingga hanya "pendeta" saja yang terlibat? Catatan: -------- Banyak pertemuan di gereja diadakan bukan untuk fungsi tubuh yang seharusnya. Tidak ada kesempatan untuk sama-sama membagikan dan sama-sama "hidup sebagai satu tubuh". Segala sesuatu direncanakan secara ketat dan terorganisasi sehingga anggota-anggota gereja tidak dapat memberikan ajaran dan nasihat diberikan secara spontan. Apabila hal ini juga terjadi di dalam gereja Anda, Anda perlu dengan saksama menilai struktur gereja Anda dan mengadakan perubahan seperlunya. LANGKAH 2 Pertanyaan-pertanyaan ini secara khusus ditujukan kepada para orangtua Kristen yang bertanggung jawab untuk menasihati anak-anak mereka mengenai cara hidup Kristen yang pantas. Jika Anda orangtua (atau merencanakan untuk berumah tangga), bacalah pertanyaan- pertanyaan di atas sekali lagi dari sudut pandangan orangtua. Bagaimana keadaan Anda sendiri? Apakah Anda betul-betul memenuhi syarat untuk menasihati anak-anak Anda? Jika tidak, ingatlah bahwa Anda tidak bisa tiba-tiba "berhenti menjadi orangtua". Satu-satunya pilihan Anda ialah bagaimana supaya Anda memenuhi syarat. Hal yang sama juga berlaku bagi setiap anggota tubuh Kristus. Karena kita tidak memenuhi syarat untuk menasihati orang lain tidak berarti bahwa kita terlepas dari tanggung jawab. Sebaliknya, kita bertanggung jawab di hadapan Allah untuk menjadi dewasa di dalam Kristus sehingga dengan demikian kita dapat menolong orang lain menjadi dewasa di dalam Kristus. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Saling Membangun Penulis : Gene A. Getz Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1976. Halaman : 60 dan 64 - 68 ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------o/ -o- NASIHAT DALAM HIDUP ORANG KRISTEN -o- ================================= Jika kita mencari kata "nasihat" atau "saling menasihati" di dalam Alkitab yang biasa kita gunakan, mungkin kita tidak akan banyak menemukan kata tersebut. Meskipun tidak secara langsung menggunakan kata nasihat, Alkitab menggunakan kata-kata seperti hikmat, didikan dan pengajaran yang memiliki arti yang kurang lebih sama dengan arti kata nasihat. Jika demikian, kita tentu setuju bahwa di banyak tempat dalam Alkitab, pengajaran mengenai nasihat dan saling menasihati menjadi salah satu hal yang penting dan ditekankan. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan nasihat? Nasihat kurang lebih dapat diartikan sebagai segala kata-kata bijak yang diucapkan atau ditulis dengan tujuan untuk membangun dan menunjukan suatu kebenaran yang akan dapat mendatangkan kebaikan bagi siapa saja yang menerimanya. Dari definisi di atas kita bisa melihat beberapa unsur penting yang terkandung dalam nasihat, yaitu: - Kebijakan - Mengandung kebenaran - Tujuannya untuk membangun dan mendatangkan kebaikan SEBERAPA PENTINGKAH PERANAN NASIHAT DALAM KEHIDUPAN KITA? Dalam Amsalnya Salomo berkali-kali mengingatkan kita untuk mau mendengarkan didikan dan mencari hikmat. Setidaknya, ada beberapa hal yang bisa menjelaskan mengapa kita perlu untuk saling menasihati. 1. Keterbatasan manusia baik dalam hal pengetahuan, pengalaman hidup, dan hikmat. Setiap manusia pasti memiliki pengalaman hidup dan kapasitas pengetahuan serta karunia yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tuhan menghendaki agar kita bisa saling menolong, saling membantu, dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. "Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan." (1Korintus 12:8) 2. Berilah karena kita sudah diberi. Setiap pengalaman hidup, setiap pengetahuan dan hikmat yang kita miliki dan alami, diizinkan Tuhan terjadi agar kita juga mampu menolong dan menuntun orang lain yang mengalami masalah serupa. 3. Nasihat adalah bukti kepedulian kita terhadap sesama berdasarkan kasih. Ketika kecil, tentu kita banyak mendapatkan nasihat dari orangtua kita. Terkadang kita jengkel, marah, dan merasa tertekan. Tidak boleh melakukan ini dan itu. Namun, setelah kita semakin dewasa dan bahkan setelah kita sendiri menjadi orangtua, kita mulai menyadari bahwa itu semua dilakukan bukan untuk membuat kita tertekan. Tapi karena mereka sangat mengasihi kita dan tidak ingin kita celaka. Orangtua yang baik, sahabat yang baik, dan teman yang benar akan selalu memberikan kita nasihat dan memberi teguran, baik diminta maupun tidak. Itu semua mereka lakukan karena mereka peduli. Hal yang sama pasti juga akan kita lakukan terhadap mereka yang kita kasihi, bukan? "Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah." (Amsal 27:6) BAGAIMANA AGAR KITA BISA SALING MENASIHATI? 1. Jujur Terhadap Diri Sendiri --------------------------- Jujur terhadap diri sendiri berarti kita harus mau dan tidak malu untuk bertanya, meminta nasihat dari orang lain. "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit -- maka hal itu akan diberikan kepadanya". (Yakobus 1:5) Jujur pada diri sendiri berarti kita harus tahu kemampuan kita. Kita harus betul-betul yakin dan sadar dengan apa yang akan kita katakan/nasihatkan. Dalam hal ini pengalaman biasanya bisa menjadi guru yang baik. 2. Nasihat Memerlukan Hikmat ------------------------- Tanpa hikmat yang benar nasihat justru akan menjerumuskan. Karena itu kita dituntut untuk terus-menerus mencari hikmat Tuhan. "Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:6) "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." (Kolose 3:16) 3. Memiliki Kepekaan ----------------- Saling menasihati bukanlah sesuatu yang pasif dan bersifat menunggu. Saling menasihati membutuhkan inisiatif, empati, dan kepekaan dalam menilai setiap keadaan dan kondisi. Kita harus terus melatih kepekaan dan hati kita supaya kita bisa memiliki hati yang lembut dan tergerak untuk menyatakan kebenaran, meluruskan jalan dan menuntun siapa saja yang membutuhkan pertolongan. 4. Memiliki Ketulusan ------------------ Kita harus terus-menerus menguji setiap nasihat, baik nasihat yang kita berikan maupun setiap nasihat yang kita terima. Sudahkah di dalamnya terkandung ketulusan? Apakah ada maksud dan motivasi tersembunyi? Apakah nasihat itu betul-betul objektif dan tidak merugikan? Pertanyaan-pertanyaan itu harus terus-menerus kita tanyakan dalam diri kita sebelum kita yakin akan sebuah nasihat. Firman Tuhan adalah satu-satunya sumber yang memiliki otoritas kebenaran sejati yang harus dijadikan pedoman ketika kita menguji setiap nasihat dan setiap hikmat. "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik". (Yakobus 3:17) 5. Rasional -------- Kita harus bisa memberikan nasihat-nasihat yang rasional, tidak mengada-ada tapi sesuai dengan kondisi yang ada, serta mempertimbangkan setiap risiko yang mungkin akan muncul. Jika kita menerima nasihat atau teguran, maka kita harus bisa menerimanya secara rasional. Melihat esensinya dan bukan cara penyampainnya. Terkadang, kita tidak bisa menerima nasihat atau teguran yang disampaikan dengan keras ketika kita menanggapinya dengan perasaan kita. 6. Ketepatan --------- Nasihat harus diberikan pada orang yang tepat di saat yang tepat pada situasi yang tepat dan dengan cara yang tepat agar hasilnya bisa efektif. Ada saatnya nasihat perlu diberikan secara empat mata, ada yang harus disampaikan didepan orang banyak. Kita harus bisa menimbangnya dengan bijaksana. 7. Untuk Kemuliaan Allah --------------------- Kita harus sadar bahwa segala yang dilakukan bersumber dari Allah dan dilakukan semata-mata untuk kemuliaan Allah. /Kristian Novianto ______________________________________________________________________ o/ KARYA ANDA ----------------------------------------------------o/ -o- PROFIL SM GBI CINERE -- JAKARTA SELATAN -o- ====================================== Tempat : Gedung Puslitbang TNI - UPN, Pondok Labu, Jak-Sel Gembala : Bp. Handy David Koordinator: Kak Khristianto IBADAH MINGGU 08.00 - 09.30 : Ibadah Sekolah Minggu Pertama 10.00 - 11.30 : Ibadah Sekolah Minggu Kedua 10.00 - 11.30 : Ibadah Gereja Anak (Junior Church = JC): Anak kls. 4 SD - SMP, tempatnya di Sekretariat Gereja kami, Jl.Cinere Raya Blok A46, Cinere, Jakarta Selatan 17.30 - 19.00 : Ibadah Sore Sekolah Minggu, tempatnya di Sekretariat Gereja kami juga KONDISI DAN PROGRAM 1. Jumlah Guru Sekolah Minggu (GSM): 11 GSM 2. Pemusik: a. 4 Pemusik untuk SM (dijadwal) b. 4 Pemusik JC 3. Jumlah anak Sekolah Minggu: 80 - 85 anak (untuk ibadah pagi dan siang) 4. Jumlah anak JC: 40-50 anak (sekali ibadah) 5. Pembagian kelas: Balita, Batita, Pratama I - II, Madya, dan Tunas 6. Sistem Jadwal Pelayanan: a. Tiap akhir bulan diberikan jadwal baru untuk bulan berikutnya b. Dalam jadwal ada jadwal: pemusik, pemimpin pujian, doa mimbar, doa bersama pengerja ibadah raya, mengajar, dan peraturan selama pelayanan. 7. Program : a. FA (Family Altar) Anak di bagi wilayah rumahnya, diadakan tergantung Ketua FA-nya (GSM), bisa hari biasa atau hari Minggu sore. b. FA berjumlah 9 masing-masing dipegang oleh GSM, dengan jumlah anak yang berbeda-beda, ada yang 4 anak atau lebih. c. Dalam FA diajarkan agar anak dapat belajar melayani. Misalnya, anak diajarkan untuk jadi pemimpin pujian atau belajar untuk pimpin doa, dan sebagainya. d. Kreativitasnya pun beda dengan SM, ada juga waktu untuk sharing anak. Anak bisa sharing masalah mereka dan sebagiannya. 8. Untuk JC ada Pembinaan JC yang diadakan waktu JC, kadang setelah khotbah. 9. Minggu ke-4 kami adakan GAMES, jadi tidak mengajar di kelas. Tapi GAMES dan ada snacknya. Sekaligus juga untuk merayakan ulang tahun untuk anak SM di bulan tersebut. 10. Minggu ke-5, kami adakan pemutaran film atau panggung boneka. Kurang lebih, demikian kondisi dan program pelayanan bidang anak GBI Cinere. Kami bersukacita jika rekan-rekan meluangkan waktu untuk membacanya dan memberi respon atau balas email ini dengan sharing juga kondisi dan program pelayanan anak di tempat saudara/i yang dapat jadi berkat buat kami. Kami masih harus banyak belajar. Untuk itu, kami sangat membutuhkan dukungan, respon, dan input dari rekan-rekan sepelayanan bidang anak ini. Biarlah kita dapat saling membangun untuk kemajuan tempat dimana kita melayani dan hanya nama Tuhanlah dipermuliakan. Sekali lagi, kamu berharap e-mail kami ini dapat respon balik dari rekan-rekan semua. Terima kasih, GBU [Red.: Profil SM ini kami ambil dari Milis Diskusi e-BinaGuru. Para pengurus bidang anak GBI Cinere Jakarta Selatan sangat ingin mendapatkan masukan dan respon dari rekan-rekan sepelayanan. Oleh karena itu, tujuan kami memuat posting mereka adalah agar para anggota e-BinaAnak juga ikut memberi masukan dan saling berbagi berkat dalam pelayanan. Untuk itu, silakan meresponi sharing di atas, dengan mengirimkan e-mail ke: <staf-binaanak(at)sabda.org> Dan kami akan mem-forward surat Anda kepada pengurus bidang anak GBI Cinere.] ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Diperlukan pengetahuan yang baik tentang Firman Allah agar dapat menasihati dengan tepat. - Gene A. Getz - o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://www.sabda.org/katalog/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |