Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/237

e-BinaAnak edisi 237 (13-7-2005)

Saling Menasihati

   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                        Edisi 237/Juli/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)  : Saling Menasihati
    o/ ARTIKEL (2)  : Nasihat dalam Hidup Orang Kristen
    o/ KARYA ANDA   : Profil SM GBI Cinere -- Jakarta Selatan
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Saling memberi nasihat adalah salah satu kewajiban orang Kristen
  terhadap sesamanya. Salah satu tokoh yang patut kita teladani dalam
  memberikan nasihat adalah Rasul Paulus. Dalam Perjanjian Baru banyak
  sekali dituliskan nasihat-nasihat Rasul Paulus yang diberikan, baik
  kepada jemaat-jemaat yang didirikannya maupun kepada rekan
  pelayanannya.

  Demikian pula dengan kita, sebagai pelayan Tuhan kita memiliki tugas
  dan tanggung jawab untuk saling menasihati, baik kepada murid-murid
  kita maupun kepada rekan-rekan sepelayanan kita. Untuk itulah, di
  edisi kedua bulan Juli ini e-BinaAnak akan mengupas tuntas tentang
  saling menasihati. Selain itu, simak pula profil SM GBI Cinere,
  siapa tahu Anda bisa mendapat atau menjadi berkat.

  Jangan lupa untuk memberikan nasihat kepada rekan Anda! (Ra)

   "Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa
  kamu juga penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan
            sanggup untuk saling menasihati." (Roma 15:14)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+15:14 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------o/

                      -o- SALING MENASIHATI -o-
                          =================

  Beberapa dari hubungan yang paling penting yang saya jalin selama
  bertahun-tahun adalah yang berasal dari pengalaman-pengalaman ketika
  saya harus memperhadapkan seorang Kristen dengan dosanya. Tugas ini
  tidaklah ringan (setiap kali saya merasa takut). Tetapi, pada
  akhirnya biasanya (tidak selalu) merupakan suatu tugas yang sangat
  memuaskan, baik secara emosional maupun secara rohani. Lagipula,
  tugas ini memberi saya kesempatan untuk memperoleh pertumbuhan
  pribadi, psikologis, dan rohani. Pada setiap kesempatan saya mau
  tidak mau menilai bentuk kehidupan Kristen saya dan sering mendapati
  bahwa saya sendiri juga perlu mengadakan beberapa perubahan.

  Tidak ada bukti kasih yang lebih besar daripada kerelaan mengambil
  risiko untuk ditolak dan putus hubungan dengan orang lain. Dan, jika
  peringatan dilakukan dengan sikap dan motif yang benar, dan dengan
  memakai metode yang tepat, maka orang yang hidupnya tidak sesuai
  dengan Injil Kristus biasanya merasakan risiko yang Anda ambil.
  Meskipun orang itu mungkin mengalami kesulitan untuk mengakuinya
  pada saat itu, jauh di dalam hatinya ia mengerti benar-benar hal
  itu. Pada suatu hari mungkin ia akan berterima kasih kepada Anda
  atas kasih Anda.

  PROSES YANG SEMESTINYA

  Teladan-teladan dan ajaran-ajaran lain dari Kitab Suci mengenai
  konsep nasihat memberi kita beberapa petunjuk yang bisa menolong
  untuk menjalankan proses ini dengan sungguh-sungguh.

  1. Nasihat harus dilakukan dengan penuh perhatian dan kasih yang
     mendalam. Paulus sendiri tampil dalam Kitab Suci sebagai teladan
     yang luar biasa. Pada waktu ia bertemu dengan para penatua gereja
     di Efesus dalam perjalanannya ke Yerusalem, ia menasihati mereka
     agar mereka berhati-hati terhadap guru-guru palsu. Lalu ia
     mengingatkan mereka akan hubungan mereka sebelumnya. "Ingatlah,"
     katanya, "bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada
     henti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan
     air mata" (Kisah Para Rasul 20:31). Tidak ada keragu-raguan di
     dalam pikiran orang-orang ini bahwa Paulus mencintai mereka. Air
     mata Paulus merupakan pencerminan dari perhatiannya yang dalam
     untuk saudara-saudara di dalam Kristus ini. Tidak ada alasan bagi
     mereka untuk menafsirkan proses ini sebagai menghakimi.

  2. Supaya efektif, nasihat sering harus bersifat pribadi. Ini tidak
     berarti bahwa kita tidak boleh memberikan nasihat secara umum.
     Hal ini dilakukan sendiri oleh Paulus pada waktu ia menulis
     surat-suratnya kepada pelbagai jemaat. Tetapi, perhatikanlah
     bahwa ia mengingatkan penatua-penatua di Efesus bahwa ia telah
     menasihati mereka masing-masing (lihat juga 1Tesalonika 2:11).

     Apabila seorang Kristen mempunyai suatu masalah tertentu,
     beberapa pendeta menasihati seluruh jemaat dengan harapan bahwa
     orang yang memerlukan nasihat itu mendengar. Ini bisa berarti
     melepaskan tanggung jawab, yaitu suatu cara untuk menghindari
     tatap muka secara pribadi. Selanjutnya, orang yang dimaksud untuk
     mendengar itu mengetahui apa yang terjadi dan merasa gusar. Lebih
     baik nasihat seperti itu dijadikan masalah pribadi. Hasilnya akan
     lebih menguntungkan.

     Catatan:
     --------
     Alkitab berbicara tentang "teguran di depan umum", tetapi setelah
     diadakan pertemuan empat mata dan ditemukan bukti-bukti cukup
     oleh dua atau tiga orang saksi tentang dosa yang dilakukan terus-
     menerus (Matius 18:15-17; 1Timotius 5:19).

  3. Nasihat harus diberikan dengan tekun supaya efektif. Perhatikan
     lagi bahwa nasihat Paulus kepada orang-orang Efesus adalah "siang
     malam" dan dalam jangka waktu "tiga tahun". Saling menasihati
     harus terus-menerus. Nasihat tidak boleh dihentikan setelah
     pertemuan yang singkat. Firman Allah penuh nasihat, peringatan,
     dan petunjuk. Diperlukan waktu yang lama untuk menyampaikan itu
     semua -- dan diperlukan waktu seumur hidup untuk menerapkannya.

  4. Nasihat harus dilakukan dengan motif-motif yang murni. Sekali
     lagi Paulus muncul sebagai teladan yang istimewa. Kepada orang-
     orang Korintus ia menulis: "Hal ini kutuliskan bukan untuk
     memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku
     yang kukasihi" (1Korintus 4:14). Kita harus berusaha sedapat-
     dapatnya agar tidak memalukan orang -- bahkan orang-orang yang
     bersalah sekalipun. Inilah sebabnya harus dilakukan teguran
     secara pribadi dahulu sebelum dilakukan teguran secara umum. Jika
     saudara atau saudari yang bersalah diperingatkan secara pribadi
     dan di dalam kasih Kristus, maka sering ia tidak perlu lagi
     ditegur secara umum.

  5. Nasihat harus dilakukan dengan sasaran yang semestinya.
     Seharusnya hanya ada satu tujuan dasar kalau kita menasihati
     orang lain: untuk menolong mereka menjadi lebih dewasa di dalam
     Yesus Kristus. Oleh karena itu, Paulus menulis kepada orang-orang
     Kolose: "Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami
     nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat,
     untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan Kristus.
     Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga
     sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku."
     (Kolose 1:28-29)

  6. Nasihat seharusnya menjadi pertumbuhan yang wajar dari fungsi
     tubuh sebagaimana seharusnya. Ada dua macam nasihat -- pencegahan
     dan perbaikan. Kitab Suci mengajar kita agar saling
     memperingatkan "untuk menjauhkan diri dari dosa" (nasihat yang
     bersifat mencegah). Sampai sejauh ini kita, terutama, menekankan
     tipe yang sifatnya memperbaiki. Tetapi nasihat yang sifatnya
     mencegah harus terus-menerus diberikan di dalam gereja sementara
     tubuh Kristus berfungsi sebagai satu kelompok. Inilah yang
     dimaksud oleh Paulus pada waktu ia menulis kepada orang-orang
     Kolose: "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala
     kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat
     mengajar dan menegur (menasihati) seorang akan yang lain dan
     sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani,
     kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." (Kolose 3:16)

  Berikut ini langkah-langkah praktis yang dapat dipakai untuk
  menolong orang-orang Kristen agar dapat saling menasihati dengan
  semestinya:

  LANGKAH 1

  Setiap orang Kristen harus menilai hidupnya sendiri sebelum mencoba
  untuk memberi nasihat kepada orang lain. Pertanyaan-pertanyaan
  berikut dapat dipakai sebagai kriteria pribadi:

  1. Dapatkah saya berkata bahwa hidup saya "penuh dengan kebaikan"?
     Artinya, apakah saya hidup kudus dan benar di hadapan Allah? Jika
     saya secara sengaja melanggar Kitab Suci, maka saya tidak layak
     menasihati orang lain. Saya harus membereskan dosa-dosa dalam
     hidup saya sebelum saya mencoba untuk membereskan dosa dalam
     hidup orang lain.

  2. Apakah saya sungguh-sungguh tahu apa yang diajarkan Alkitab
     tentang kehidupan yang saleh dan benar? Jika saya tidak tahu,
     saya belum mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang Alkitab.
     Sekali lagi, saya belum pantas untuk menasihati orang lain.

     Catatan:
     --------
     Ini tidak berarti bahwa saya harus tahu semua yang harus
     diketahui mengenai Kitab Suci sebelum saya bisa memberi nasihat
     kepada orang lain. Tetapi saya harus yakin bahwa saya sungguh-
     sungguh tahu apa yang diajarkan di dalam Alkitab dalam salah satu
     bidang, sebelum saya menasihati orang lain.

  3. Apabila saya menasihati atau memperingatkan orang (atau orang-
     orang) Kristen lain, apakah saya berbuat demikian sambil
     menyatakan kasih dan perhatian saya? Atau, pernahkah saya
     melakukannya dengan sikap yang kasar dan dilihat oleh orang lain
     seolah-olah saya marah? Ingatlah, orang Kristen yang "dapat
     mengajar" orang lain adalah orang yang "ramah", "tidak boleh
     bertengkar", dan yang "dengan lemah lembut dapat menuntun orang
     yang suka melawan" (2Timotius 2:24,25).

  4. Apabila seorang Kristen memerlukan suatu nasihat mengenai suatu
     dosa khusus, apakah saya menemui dia secara pribadi, atau apakah
     saya "berbicara melalui mimbar" sehingga kelihatan seolah-olah
     saya berbicara kepada semua orang? Apakah saya memakai orang
     banyak untuk menghindari pembicaraan kepada hanya satu orang?

  5. Apakah saya bertekun dalam menasihati tanpa menjengkelkan orang
     lain dan tanpa ingin menguasai?

  6. Apakah saya menasihati orang lain -- bukan untuk menjatuhkan atau
     memalukan mereka, melainkan untuk membangun mereka?

  7. Apakah saya menasihati orang lain dengan tujuan dasar satu-
     satunya -- menolong mereka agar menjadi lengkap dan dewasa di
     dalam Kristus?

  8. Apakah struktur gereja kita memungkinkan dan memudahkan semua
     anggota tubuh Kristus terlibat dalam sikap "saling menasihati"?
     Atau, apakah struktur gereja itu begitu rupa sehingga hanya
     "pendeta" saja yang terlibat?

     Catatan:
     --------
     Banyak pertemuan di gereja diadakan bukan untuk fungsi tubuh yang
     seharusnya. Tidak ada kesempatan untuk sama-sama membagikan dan
     sama-sama "hidup sebagai satu tubuh". Segala sesuatu direncanakan
     secara ketat dan terorganisasi sehingga anggota-anggota gereja
     tidak dapat memberikan ajaran dan nasihat diberikan secara
     spontan. Apabila hal ini juga terjadi di dalam gereja Anda, Anda
     perlu dengan saksama menilai struktur gereja Anda dan mengadakan
     perubahan seperlunya.

  LANGKAH 2

  Pertanyaan-pertanyaan ini secara khusus ditujukan kepada para
  orangtua Kristen yang bertanggung jawab untuk menasihati anak-anak
  mereka mengenai cara hidup Kristen yang pantas. Jika Anda orangtua
  (atau merencanakan untuk berumah tangga), bacalah pertanyaan-
  pertanyaan di atas sekali lagi dari sudut pandangan orangtua.
  Bagaimana keadaan Anda sendiri? Apakah Anda betul-betul memenuhi
  syarat untuk menasihati anak-anak Anda? Jika tidak, ingatlah bahwa
  Anda tidak bisa tiba-tiba "berhenti menjadi orangtua". Satu-satunya
  pilihan Anda ialah bagaimana supaya Anda memenuhi syarat.

  Hal yang sama juga berlaku bagi setiap anggota tubuh Kristus. Karena
  kita tidak memenuhi syarat untuk menasihati orang lain tidak berarti
  bahwa kita terlepas dari tanggung jawab. Sebaliknya, kita
  bertanggung jawab di hadapan Allah untuk menjadi dewasa di dalam
  Kristus sehingga dengan demikian kita dapat menolong orang lain
  menjadi dewasa di dalam Kristus.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Saling Membangun
  Penulis      : Gene A. Getz
  Penerbit     : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1976.
  Halaman      : 60 dan 64 - 68

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------o/

              -o- NASIHAT DALAM HIDUP ORANG KRISTEN -o-
                  =================================

  Jika kita mencari kata "nasihat" atau "saling menasihati" di dalam
  Alkitab yang biasa kita gunakan, mungkin kita tidak akan banyak
  menemukan kata tersebut. Meskipun tidak secara langsung menggunakan
  kata nasihat, Alkitab menggunakan kata-kata seperti hikmat, didikan
  dan pengajaran yang memiliki arti yang kurang lebih sama dengan arti
  kata nasihat. Jika demikian, kita tentu setuju bahwa di banyak
  tempat dalam Alkitab, pengajaran mengenai nasihat dan saling
  menasihati menjadi salah satu hal yang penting dan ditekankan.

  Apa yang sebenarnya dimaksud dengan nasihat? Nasihat kurang lebih
  dapat diartikan sebagai segala kata-kata bijak yang diucapkan atau
  ditulis dengan tujuan untuk membangun dan menunjukan suatu kebenaran
  yang akan dapat mendatangkan kebaikan bagi siapa saja yang
  menerimanya.

  Dari definisi di atas kita bisa melihat beberapa unsur penting yang
  terkandung dalam nasihat, yaitu:
      - Kebijakan
      - Mengandung kebenaran
      - Tujuannya untuk membangun dan mendatangkan kebaikan

  SEBERAPA PENTINGKAH PERANAN NASIHAT DALAM KEHIDUPAN KITA?

  Dalam Amsalnya Salomo berkali-kali mengingatkan kita untuk mau
  mendengarkan didikan dan mencari hikmat. Setidaknya, ada beberapa
  hal yang bisa menjelaskan mengapa kita perlu untuk saling
  menasihati.

  1. Keterbatasan manusia baik dalam hal pengetahuan, pengalaman
     hidup, dan hikmat. Setiap manusia pasti memiliki pengalaman hidup
     dan kapasitas pengetahuan serta karunia yang berbeda satu dengan
     yang lainnya. Tuhan menghendaki agar kita bisa saling menolong,
     saling membantu, dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
        "Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk
        berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama
        memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan."
        (1Korintus 12:8)

  2. Berilah karena kita sudah diberi. Setiap pengalaman hidup, setiap
     pengetahuan dan hikmat yang kita miliki dan alami, diizinkan
     Tuhan terjadi agar kita juga mampu menolong dan menuntun orang
     lain yang mengalami masalah serupa.

  3. Nasihat adalah bukti kepedulian kita terhadap sesama berdasarkan
     kasih. Ketika kecil, tentu kita banyak mendapatkan nasihat dari
     orangtua kita. Terkadang kita jengkel, marah, dan merasa
     tertekan. Tidak boleh melakukan ini dan itu. Namun, setelah kita
     semakin dewasa dan bahkan setelah kita sendiri menjadi orangtua,
     kita mulai menyadari bahwa itu semua dilakukan bukan untuk
     membuat kita tertekan. Tapi karena mereka sangat mengasihi kita
     dan tidak ingin kita celaka.

     Orangtua yang baik, sahabat yang baik, dan teman yang benar akan
     selalu memberikan kita nasihat dan memberi teguran, baik diminta
     maupun tidak. Itu semua mereka lakukan karena mereka peduli. Hal
     yang sama pasti juga akan kita lakukan terhadap mereka yang kita
     kasihi, bukan?

     "Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan
     mencium secara berlimpah-limpah."
     (Amsal 27:6)

  BAGAIMANA AGAR KITA BISA SALING MENASIHATI?

  1. Jujur Terhadap Diri Sendiri
     ---------------------------
     Jujur terhadap diri sendiri berarti kita harus mau dan tidak malu
     untuk bertanya, meminta nasihat dari orang lain.
        "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat,
        hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan
        kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak
        membangkit-bangkit -- maka hal itu akan diberikan kepadanya".
        (Yakobus 1:5)

     Jujur pada diri sendiri berarti kita harus tahu kemampuan kita.
     Kita harus betul-betul yakin dan sadar dengan apa yang akan kita
     katakan/nasihatkan. Dalam hal ini pengalaman biasanya bisa
     menjadi guru yang baik.

  2. Nasihat Memerlukan Hikmat
     -------------------------
     Tanpa hikmat yang benar nasihat justru akan menjerumuskan. Karena
     itu kita dituntut untuk terus-menerus mencari hikmat Tuhan.
        "Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang
        pengetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:6)

        "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di
        antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan
        menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur,
        dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur
        kepada Allah di dalam hatimu." (Kolose 3:16)

  3. Memiliki Kepekaan
     -----------------
     Saling menasihati bukanlah sesuatu yang pasif dan bersifat
     menunggu. Saling menasihati membutuhkan inisiatif, empati, dan
     kepekaan dalam menilai setiap keadaan dan kondisi. Kita harus
     terus melatih kepekaan dan hati kita supaya kita bisa memiliki
     hati yang lembut dan tergerak untuk menyatakan kebenaran,
     meluruskan jalan dan menuntun siapa saja yang membutuhkan
     pertolongan.

  4. Memiliki Ketulusan
     ------------------
     Kita harus terus-menerus menguji setiap nasihat, baik nasihat
     yang kita berikan maupun setiap nasihat yang kita terima.
     Sudahkah di dalamnya terkandung ketulusan? Apakah ada maksud dan
     motivasi tersembunyi? Apakah nasihat itu betul-betul objektif dan
     tidak merugikan? Pertanyaan-pertanyaan itu harus terus-menerus
     kita tanyakan dalam diri kita sebelum kita yakin akan sebuah
     nasihat. Firman Tuhan adalah satu-satunya sumber yang memiliki
     otoritas kebenaran sejati yang harus dijadikan pedoman ketika
     kita menguji setiap nasihat dan setiap hikmat.
        "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni,
        selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan
        dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik".
        (Yakobus 3:17)

  5. Rasional
     --------
     Kita harus bisa memberikan nasihat-nasihat yang rasional, tidak
     mengada-ada tapi sesuai dengan kondisi yang ada, serta
     mempertimbangkan setiap risiko yang mungkin akan muncul.

     Jika kita menerima nasihat atau teguran, maka kita harus bisa
     menerimanya secara rasional. Melihat esensinya dan bukan cara
     penyampainnya. Terkadang, kita tidak bisa menerima nasihat atau
     teguran yang disampaikan dengan keras ketika kita menanggapinya
     dengan perasaan kita.

  6. Ketepatan
     ---------
     Nasihat harus diberikan pada orang yang tepat di saat yang tepat
     pada situasi yang tepat dan dengan cara yang tepat agar hasilnya
     bisa efektif. Ada saatnya nasihat perlu diberikan secara empat
     mata, ada yang harus disampaikan didepan orang banyak. Kita harus
     bisa menimbangnya dengan bijaksana.

  7. Untuk Kemuliaan Allah
     ---------------------
     Kita harus sadar bahwa segala yang dilakukan bersumber dari Allah
     dan dilakukan semata-mata untuk kemuliaan Allah.

                                                    /Kristian Novianto

______________________________________________________________________
o/ KARYA ANDA ----------------------------------------------------o/

           -o- PROFIL SM GBI CINERE -- JAKARTA SELATAN -o-
               ======================================

  Tempat     : Gedung Puslitbang TNI - UPN, Pondok Labu, Jak-Sel
  Gembala    : Bp. Handy David
  Koordinator: Kak Khristianto

  IBADAH MINGGU

  08.00 - 09.30 : Ibadah Sekolah Minggu Pertama
  10.00 - 11.30 : Ibadah Sekolah Minggu Kedua
  10.00 - 11.30 : Ibadah Gereja Anak (Junior Church = JC):
                     Anak kls. 4 SD - SMP, tempatnya di Sekretariat
                     Gereja kami, Jl.Cinere Raya Blok A46, Cinere,
                     Jakarta Selatan
  17.30 - 19.00 : Ibadah Sore Sekolah Minggu, tempatnya di Sekretariat
                     Gereja kami juga

  KONDISI DAN PROGRAM

   1. Jumlah Guru Sekolah Minggu (GSM): 11 GSM
   2. Pemusik:
      a. 4 Pemusik untuk SM (dijadwal)
      b. 4 Pemusik JC
   3. Jumlah anak Sekolah Minggu: 80 - 85 anak (untuk ibadah pagi dan
      siang)
   4. Jumlah anak JC: 40-50 anak (sekali ibadah)
   5. Pembagian kelas: Balita, Batita, Pratama I - II, Madya, dan
      Tunas
   6. Sistem Jadwal Pelayanan:
      a. Tiap akhir bulan diberikan jadwal baru untuk bulan berikutnya
      b. Dalam jadwal ada jadwal: pemusik, pemimpin pujian, doa
         mimbar, doa bersama pengerja ibadah raya, mengajar, dan
         peraturan selama pelayanan.
   7. Program :
      a. FA (Family Altar) Anak di bagi wilayah rumahnya, diadakan
         tergantung Ketua FA-nya (GSM), bisa hari biasa atau hari
         Minggu sore.
      b. FA berjumlah 9 masing-masing dipegang oleh GSM, dengan jumlah
         anak yang berbeda-beda, ada yang 4 anak atau lebih.
      c. Dalam FA diajarkan agar anak dapat belajar melayani.
         Misalnya, anak diajarkan untuk jadi pemimpin pujian atau
         belajar untuk pimpin doa, dan sebagainya.
      d. Kreativitasnya pun beda dengan SM, ada juga waktu untuk
         sharing anak. Anak bisa sharing masalah mereka dan
         sebagiannya.
   8. Untuk JC ada Pembinaan JC yang diadakan waktu JC, kadang setelah
      khotbah.
   9. Minggu ke-4 kami adakan GAMES, jadi tidak mengajar di kelas.
      Tapi GAMES dan ada snacknya. Sekaligus juga untuk merayakan
      ulang tahun untuk anak SM di bulan tersebut.
  10. Minggu ke-5, kami adakan pemutaran film atau panggung boneka.

  Kurang lebih, demikian kondisi dan program pelayanan bidang anak GBI
  Cinere. Kami bersukacita jika rekan-rekan meluangkan waktu untuk
  membacanya dan memberi respon atau balas email ini dengan sharing
  juga kondisi dan program pelayanan anak di tempat saudara/i yang
  dapat jadi berkat buat kami.

  Kami masih harus banyak belajar. Untuk itu, kami sangat membutuhkan
  dukungan, respon, dan input dari rekan-rekan sepelayanan bidang anak
  ini. Biarlah kita dapat saling membangun untuk kemajuan tempat
  dimana kita melayani dan hanya nama Tuhanlah dipermuliakan.

  Sekali lagi, kamu berharap e-mail kami ini dapat respon balik dari
  rekan-rekan semua.

  Terima kasih,
  GBU

  [Red.: Profil SM ini kami ambil dari Milis Diskusi e-BinaGuru.
   Para pengurus bidang anak GBI Cinere Jakarta Selatan sangat ingin
   mendapatkan masukan dan respon dari rekan-rekan sepelayanan. Oleh
   karena itu, tujuan kami memuat posting mereka adalah agar para
   anggota e-BinaAnak juga ikut memberi masukan dan saling berbagi
   berkat dalam pelayanan. Untuk itu, silakan meresponi sharing di
   atas, dengan mengirimkan e-mail ke:
                     <staf-binaanak(at)sabda.org>
   Dan kami akan mem-forward surat Anda kepada pengurus bidang anak
   GBI Cinere.]

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

        Diperlukan pengetahuan yang baik tentang Firman Allah
               agar dapat menasihati dengan tepat.
                        - Gene A. Getz -

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
      http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://www.sabda.org/katalog/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org