Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/240 |
|
e-BinaAnak edisi 240 (3-8-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 240/Agustus/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL : Pertumbuhan Rohani Anak dalam Beribadah o/ TIPS : Praktik Ibadah "Sahabat Kristus" o/ BAHAN MENGAJAR : Anak Laki-laki yang Tinggal di Bait Allah -- Gereja o/ STOP PRESS! : Pembukaan Kursus Kelas Virtual PESTA o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Pertumbuhan rohani anak merupakan salah satu perhatian utama yang harus dicermati oleh setiap orangtua, guru SM, dan para pelayan anak. Oleh karena itu, pada kesempatan bulan Agustus ini, e-BinaAnak akan mengulas tema tentang PETUMBUHAN ROHANI ANAK. Dalam hal apa sajakah pertumbuhan rohani anak itu perlu diperhatikan? Nah, silakan simak dan ikuti topik-topik yang telah kami siapkan selama 5 minggu berturut-turut berikut ini: 1. Dalam Ibadah 2. Dalam Berdoa 3. Dalam Pembacaan Firman Tuhan 4. Dalam Memuji 5. Dalam Bersaksi Sebagai topik pertama minggu ini, kami akan sajikan beberapa bahan berkaitan dengan "Pertumbuhan Rohani Anak dalam Ibadah". Kolom Artikel akan membahas tentang ibadah untuk menolong Anda memahami arti ibadah dan bagaimana membimbing anak untuk melakukan ibadah dengan benar. Kolom Tips adalah kesaksian yang sangat menarik untuk disimak oleh para orangtua. Simak juga Kolom Bahan Mengajar, untuk para guru yang ingin menerapkan pelajaran ibadah dalam kelas SM. Selamat mengajar! (Tes) Tim Redaksi "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1Timotius 4:8) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Timotius+4:8 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/ -o- PERTUMBUHAN ROHANI ANAK DALAM BERIBADAH -o- ======================================= Keterangan kamus tentang kata "penyembahan" dan "bakti" meliputi ungkapan-ungkapan sebagai: (1) Penghormatan kepada Allah; (2) pemujaan; (3) rasa kagum; (4) perbuatan yang menyatakan setia; (5) pernyataan hormat dan khidmat; (6) melaksanakan upacara agama. Ungkapan-ungkapan ini mungkin menerangkan penyembahan, akan tetapi tidak memberitahukan apa sebenarnya penyembahan atau berbakti itu; bagaimana, bilamana, dan di mana itu terjadi; dan bagaimana membimbing anak-anak dalam pengalaman-pengalaman berbakti. Bagaimanakah kita dapat membantu anak-anak merasakan kasih, penghargaan, dan penghormatan bagi Allah? Bagaimanakah mereka dapat dibimbing untuk menyatakan perasaan-perasaan ini? Apakah yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka merasa senang dengan pengalaman- pengalaman ibadah mereka? Perasaan, sikap, dan teladan orangtua, para guru, dan orang dewasa lainnya akan mempengaruhi cara beribadah anak-anak. Orangtua yang tidak berbakti bersama anak-anak mereka, pada hakikatnya berkata kepada mereka bahwa hal berbakti itu bukanlah sesuatu yang sangat penting. Para guru yang sibuk, tergesa-gesa, tidak siap, dan yang tidak memberikan kesempatan untuk berbakti selama jam Sekolah Minggu, menyatakan kepada anak-anak bahwa hal berbakti bukanlah suatu bagian yang benar-benar penting dalam hubungan mereka dengan Allah. Anak-anak akan belajar lebih banyak dari sikap, perasaan, dan perbuatan orang-orang dewasa daripada yang akan mereka pelajari dari ratusan dan ribuan kata mengenai hal berbakti! BAGAIMANA HAL BERIBADAH ITU TERJADI? Anak-anak berbakti menurut teladan orang dewasa. Anak-anak yang sering bersama-sama dengan orang-orang dewasa yang dengan leluasa dan mudah menyatakan perasaan mereka kepada dan tentang Allah, akan mulai menyatakan perasaan kasih dan penghormatan mereka sendiri. Contoh orang dewasa, kesempatan untuk ikut serta, ataupun suasana kasih, penerimaan, dan pengertian akan menolong melibatkan anak-anak dalam pengalaman berbakti yang penuh arti. Seringkali anak-anak berbakti kepada Allah tanpa menamakan kegiatan mereka itu sebagai hal berbakti. Mereka mungkin berbakti sementara melakukan aktivitas yang tidak dianggap sebagai berbakti oleh orang- orang dewasa. Sementara itu, seorang anak berumur 6 tahun membuat gambar dari gerejanya. Sementara menggambar ia berkata, "Saya cinta gereja saya. Saya selalu datang. Terima kasih, Allah, untuk gereja saya. Saya sungguh cinta Engkau." Pernyataan ini merupakan contoh yang baik dari seorang anak yang menyatakan perasaan kasih, penghormatan, dan penghargaan. Ini terjadi selama waktu pekerjaan tangan. Seringkali kita tidak memikirkan kegiatan itu sebagai waktu untuk berbakti. Tetapi karena para guru menciptakan suasana penyembahan dan lingkungan dimana para pelajar itu bebas untuk menyatakan perasaan mereka, pelukis muda ini dapat berbakti sementara dia bekerja. BILAMANAKAH HAL BERIBADAH TERJADI? Hal beribadah itu terjadi pada waktu anak-anak diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mereka kepada Allah dan tentang Allah. Mungkin itu pernyataan lisan; mungkin ekspresi muka tanpa komentar; mungkin pernyataan kagum pada waktu seorang anak mengelus-elus binatang berbulu, mengamati sarang burung, mencium setangkai bunga mawar, mendengar deru ombak dalam sebuah kerang, atau memakan jeruk yang manis. Acara pembukaan Sekolah Minggu yang diatur dengan baik masih tidak menjamin pengalaman berbakti yang berarti. Anak-anak yang duduk bersama-sama, menyanyi, mendengarkan, atau berdoa bersama-sama tidak selalu berbakti. Mungkin mereka sedang memikirkan banyak hal yang tidak berhubungan dengan hal berbakti atau mungkin mereka mengikuti suatu pola yang tidak berarti yang telah ditetapkan. Apabila direncanakan dengan cermat, maka waktu berbakti secara berkelompok dapat diadakan dalam kelas-kelas anak-anak, jika para guru dan pemimpin menyadari kebutuhan dan minat para pelajar mereka dan apabila mereka menghubungkan waktu berbakti itu kepada kebenaran-kebenaran yang dipelajari selama pelajaran Alkitab. Hal berbakti akan terjadi apabila para guru dan para pelajar bekerjasama dalam suasana kasih, pengertian, dan penghormatan bagi Allah dan bagi satu sama lain. DI MANAKAH HAL BERIBADAH TERJADI? Bila seorang diri? Dalam suatu kelompok? Di gereja? Dalam kelompok besar? Dalam kelompok kecil? Di dalam? Di luar? Di manakah hal berbakti itu terjadi? Jika kita memakai istilah "menunjukkan kasih, penghargaan, dan penghormatan kepada Allah" sebagai definisi dari hal berbakti, dengan mudah kita dapat menyadari bahwa seorang anak boleh saja berbakti di setiap dan di segala macam tempat. Perasaan kasih, penghargaan, dan penghormatan boleh dinyatakan di rumah, di gereja, di dalam, di luar, dan bila berada dengan kelompok besar atau kecil. Seorang anak mengamati halusnya sarang laba-laba di dalam taman dan mengatakan, "Wah, hebat sekali! Lihatlah bagaimana Allah mengajar laba-laba itu untuk membuat sarang itu sebagai rumahnya!" Dia sedang menyatakan perasaan berbakti. Allah ada bersama kita di mana saja dan Dia merindukan kasih dan penyembahan kita, di mana pun dan di dalam keadaan apa pun. Tanggung jawab kita sebagai guru dan orangtua adalah membantu anak itu untuk mengembangkan perasaan kasih, penghargaan, dan penghormatan ini dan kemudian merasa bebas menyatakan perasaan- perasaan itu. BAGAIMANAKAH KITA DAPAT MEMBIMBING MEREKA DALAM BERIBADAH? Marilah memperhatikan 8 hal yang praktis yang akan menolong kita dalam menghadapi tanggung jawab yang memungkinkan anak-anak untuk berbakti. Pada waktu Saudara lebih biasa dengan ide-ide yang pokok ini, Saudara akan dapat menerapkan secara efektif di dalam kelas Saudara. 1. Jadilah teladan. ---------------- Apabila Saudara sebagai seorang guru, orangtua, atau teman dewasa merasa senang mengungkapkan perasaan Saudara terhadap Allah, anak-anak akan merasa senang mengungkapkan perasaan mereka. Berdoalah dengan spontan, pendek, dan kerapkali berdoa pada saat- saat dan di tempat-tempat yang berlainan. Anak itu akan belajar bahwa doa adalah percakapan kepada Allah sebagaimana dia berbicara kepada orangtuanya atau kepada seorang teman. Mungkin doa itu merupakan ucapan "terima kasih", atau pernyataan sukacita atau kebahagiaan, atau permintaan mengenai suatu kepentingan ataupun kebutuhan yang mendesak. Tolonglah murid-murid untuk mengetahui bahwa Saudara berdoa bagi mereka masing-masing. Mintalah mereka berdoa untuk Saudara. Berdoa pada waktu-waktu yang berbeda, tidak hanya untuk memulai atau mengakhiri jam pelajaran. Berbicaralah tentang perasaan Saudara mengenai Allah. Pernyataan seperti, "Allah memberi kita pagi yang indah", "Saya cinta Allah", "Allah menolong saya setiap hari pada waktu saya harus melakukan perkara-perkara yang sulit". "Marilah berterima kasih kepada Allah karena Ia mengasihi kita" -- hal ini menolong seorang anak mengetahui bahwa Saudara, seorang dewasa dalam dunia ciptaan Allah, merasa dekat kepada Allah. 2. Berikanlah anak itu kesempatan untuk berbicara. ----------------------------------------------- Kadang-kadang jam pengajaran kita begitu terisi dengan cerita guru sampai anak-anak tidak sempat bertanya, berdoa, memuji, dan menyatakan perasaan kasih mereka. Luangkanlah waktu untuk murid- murid berbicara. 3. Dengarkanlah! Dengarkan sungguh-sungguh! ---------------------------------------- Tunjukkanlah minat dan perhatikan pembicaraan mereka. Banyak anak hidup dalam dunia dimana tidak seorang pun benar-benar mendengarkan mereka. Seringkali tanpa berpikir, kita memotong pembicaraan anak untuk mengatakan apa yang kita anggap penting. Kita sibuk mempersiapkan bahan-bahan atau membuat persiapan untuk jam pelajaran, pada waktu anak-anak yang pertama datang dan mulai berbicara kepada kita. Kita tak pernah mempunyai waktu untuk berkunjung dan bercakap-cakap dengan seorang anak selama minggu itu. Seorang dewasa yang mendengar akan menyebabkan seorang anak merasa dikasihi dan diterima. 4. Biarkanlah murid itu menjadi pelaku. ------------------------------------ Anak-anak memberi tanggapan dan menyatakan perasaan mereka pada waktu mereka ikut serta di dalam melaksanakan sesuatu. Mereka perlu mengambil bagian dalam kegiatan, bukan menjadi seorang pendengar yang pasif saja. Ikut sertakan anak itu dari saat dia masuk pada Minggu pagi sampai dia meninggalkan tempat itu. Apabila keterlibatan yang penuh arti itu terjadi, maka anak-anak akan berbakti berulang-ulang selama jam itu. Perhatikan dan pergunakanlah kesempatan-kesempatan untuk mendorong mereka berbakti selama waktu ini. 5. Beri kesempatan pada kelompok kecil untuk berdoa, memuji, dan berbakti. ------------------------------------------------------------- Doronglah anak-anak untuk berdoa dan menyatakan kasih dan pujian mereka selama acara pembukaan, waktu pelajaran Alkitab, dan waktu kegiatan (pekerjaan tangan). Seringkali waktu sebelum dan sesudah cerita Alkitab adalah waktu beribadah yang paling penting bagi anak itu karena dia sedang terlibat dalam sesuatu kegiatan. Dia adalah seorang pelaku dan karena itu dia menyatakan perasaannya dengan mudah; dia ikut serta dalam penyelidikan dan mengajukan pertanyaan; dan kelompok itu kecil. 6. Menghubungkan hal berbakti kepada kebenaran Alkitab. ---------------------------------------------------- Kita telah menyebut pentingnya menghubungkan saat perhimpunan seluruh sekolah Minggu dengan kebenaran Alkitab, tetapi marilah memikirkan tentang pentingnya menghubungkan kebenaran Alkitab dengan segala sesuatu yang terjadi selama pagi itu. Semua kegiatan, nyanyian, percakapan, permainan, bahan, dan ayat Alkitab hendaknya direncanakan sedemikian rupa hingga memperkuat kebenaran Alkitab dan menolong murid menerapkan kebenaran itu di dalam kehidupannya sendiri. 7. Pergunakanlah pengalaman musik dengan sebaik-baiknya. ----------------------------------------------------- Jadikan musik suatu bagian penting dari acara Sekolah Minggu. Mungkin Saudara ingin memperdengarkan musik sementara murid-murid datang. Dalam hal ini pula, musik yang berhubungan dengan kebenaran Alkitab akan menjadi paling efektif. Menanggapi musik itu dengan menyanyi, bersenandung, atau dengan menulis atau menyanyikan kata-kata atau lagu baru akan menjadi sebagian dari pengalaman berbakti bagi anak-anak. 8. Luangkan waktu untuk bergaul dengan murid-murid Saudara selain di Sekolah Minggu. ----------------------------------------------------------------- Jika kita hendak memenuhi kebutuhan murid-murid kita, maka sangat penting bagi kita untuk menjalin hubungan dengan mereka. Kita akan perlu menyadari kebutuhan dan perkembangan rohani mereka. Kita akan ingin mengetahui tentang minat dan kecakapan mereka. Kita perlu berkenalan dengan keluarga mereka. Kita perlu juga membantu mereka untuk merasa senang bergaul dengan kita dan dengan anak-anak lain di dalam kelas itu. Luangkanlah waktu beberapa menit setiap minggu untuk lebih mengenal salah seorang murid. Singgah sebentar di rumahnya untuk menyaksikan mereka bermain bola atau bermain lompat tali. Ajaklah satu atau dua orang murid untuk duduk bersama dengan Saudara pada kebaktian umum. Mulailah memikirkan banyak cara yang dapat Saudara pakai untuk mengatakan, "Saya mencintai kalian", "Saya ingin berteman dengan kalian", "Kalian dapat merasa senang menjadi murid kelas ini", "Allah mengasihi kalian". Sebagai guru, orangtua, dan teman dewasa, mulailah untuk ikut serta dalam kehidupan anak-anak dan menjadi suatu bagian yang penting dari perasaan dan hubungan mereka. Pengalaman-pengalaman ini akan menolong membangunkan perasaan dan kesempatan untuk berbakti kepada Allah. Bahan diambil dari sumber: Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 1 Judul Artikel Asli: Bila Anak-anak Berbakti Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 202 - 204 ______________________________________________________________________ o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/ Berikut ini kami sajikan pengalaman dari sebuah organisasi, Sekolah Bina Iman "Sahabat Kristus", yang dapat dijadikan ide bagi para guru SM untuk bekerjasama dengan orangtua dalam hal kehidupan ibadah anak. -o- PRAKTIK IBADAH "SAHABAT KRISTUS" -o- ================================ Salah satu upaya dari Sekolah Bina Iman "Sahabat Kristus" dalam mendorong orangtua untuk lebih terlibat dalam pendidikan iman anak mereka adalah dengan mengadakan aktivitas ibadah secara bergilir di rumah murid. Tujan dari aktivitas ini selain untuk mendekatkan keluarga anak dengan keluarga dari `peer group`-nya, juga agar tercipta ibadah keluarga di rumah masing-masing. Ibadah dilakukan dengan waktu yang singkat dan dikemas dalam bentuk yang cukup menarik. Anak-anak datang dengan membawa baju tidur dan perlengkapan tidur. Setelah menerima pengarahan dari guru, anak-anak menyiapkan diri `seolah-olah` mereka akan tidur. Maka mulailah mereka sikat gigi dan cuci kaki. Setelah selesai, anak-anak berkumpul kembali untuk mengkuti ibadah keluarga dengan litirugi yang sudah disiapkan. Ibadah bukan hanya sekadar menyanyi, berdoa, dan mendengarkan cerita, melainkan juga menghafal ayat yang dilakukan melalui permainan. Orangtua yang menjadi tuan rumh juga dilibatkan untuk berdoa, kadang-kadang ada juga yang bercerita, setelah itu mereka pura-pura tidur beberapa menit. Waktu mereka bangun, makanan kecil yang disiapkan oleh guru dan tuan rumah sudah tersedia dan mereka pun seolah-olah sedang sarapan pagi. Respon terhadap aktivitas semacam ini cukup beragam. Kelas besar yang seharusnya melakukan dengan lebih serius ternyata "kalah" dengan adik-adik Balita. Namun, apa pun hasilnya, anak-anak mendapatkan banyak manfaat melalui kegiatan tersebut. Anak-anak kelas besar menjadi lebih termotivasi dan mulai terlibat dalam memimpin ibadah, bahkan ada yang belajar menyusun dan menyampaikan renungan singkat. Salah satu kelas menerima respon yang sangat positif dari orangtua. Mereka, walaupun bukan sebagai tuan rumah, ikut hadir dan ikut menyaksikan dari jauh apa yang dilakukan oleh anak-anak mereka dalam ibadah agar mereka pun bisa melakukannya dan melanjutkan di rumah masing-masing. Ternyata lembar liturgi yang disedikan sangatlah berguna. Malam itu, sebelum tidur, ada anak yang mencari-cari lembar liturgi itu untuk dilakukan bersama dengan orangtua dan adiknya. Dan orangtua pun merasa terharu melihat semangat anaknya tersebut walaupun dia belum bisa memimpin ibadah dengan sempurna. Namanya juga anak-anak, pastilah yang paling menarik adalah permainannya. TIPS SAHABAT KRISTUS UNTUK IBADAH ANAK-ANAK DALAM KELUARGA 1. Ibadah dapat dilakukan di malam hari sebelum tidur -- oleh sebab itu orangtua jangan pulang terlalu malam, atau dapat juga dilakukan oleh ibu sebelum anak-anak tidur siang. 2. Usahakan sesingkat mungkin. 3. Awali dengan permainan yang menarik. 4. Gunakan benda-benda di dalam kamar sebagai alat peraga, misalnya: selimut sebagai jubah raja, guling dan bantal ditumpuk sebagai tembok Yerikho, dan sebagainya. 5. Bila ayah ada di rumah, sebaiknya ayahlah yang berinisiatif memimpin (sebagai imam dalam keluarga). 6. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk memimpin doa (sekalipun masih berusia dua tahun misalnya) dan janganlah menertawakan doa mereka. 7. Senantiasa meletakkan Alkitab anak-anak di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau tiap malam. 8. Gunakan jari-jari untuk doa syafaat: Ibu jari : untuk teman dekat Jari telunjuk : untuk guru Jari tengah : untuk presiden Jari manis : untuk anggota keluarga Jari kelingking: untuk orang miskin/anak yatim piatu Anak yang besar bisa menggunakan jari-jari doa sebagai berikut: Ibu jari : doa penyembahan Jari telunjuk : doa syukur Jari tengah : doa syafaat/permohonan Jari manis : doa pertanyaan (menanyakan rencana Tuhan, atau hal-hal yang belum dimengerti) Jari kelingking: doa pengakuan dosa dan penyerahan 9. Gunakan gerakan tangan (sign language) untuk menghafal ayat bersama. Selamat mencoba dan Tuhan memberkati! Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Majalah Eunike/07/Triwulan IV/2002 Penerbit : Yayasan Eunike, Jakarta, 2002 Halaman : 32 - 33 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/ -o- ANAK LAKI-LAKI YANG TINGGAL DI BAIT ALLAH -- GEREJA -o- =================================================== Samuel adalah seorang anak laki-laki yang hidup pada zaman dahulu. Ia tidak tinggal bersama ayah dan ibunya di sebuah rumah seperti kalian. Ia tinggal di sebuah gereja yang indah. Ketika Samuel masih bayi, ibunya telah berjanji kepada Allah bahwa ia akan mengajar anaknya untuk mengasihi Allah. Ia berjanji bahwa kelak, bila Samuel sudah cukup besar, ia boleh tinggal bersama Eli, seorang pendeta/imam. Di sana ia akan menolong imam itu memelihara rumah Allah. Eli merasa sangat senang menerima Samuel tinggal di gereja bersamanya karena Samuel dapat membantunya. Samuel senang tinggal di gereja karena ia mengasihi Allah. Ia melakukan banyak hal untuk membantu Eli karena imam yang baik itu sudah semakin tua dan matanya hampir buta. Setiap hari Samuel bangun pagi-pagi sekali untuk menyapu lantai Bait Allah -- gereja. Ia membuka dan menutup pintu dengan perlahan-lahan. Ia mengisi semua pelita dan kaki dian emas dengan minyak supaya dapat menyala. Kemudian Samuel membuka pintu Bait Allah -- gereja agar orang-orang dapat masuk untuk menyembah Allah. Pada malam hari ia menutup pintu Bait Allah -- gereja. Kadang-kadang Samuel membersihkan perkakas-perkakasnya dari debu dan menggosok pelita- pelita serta piala-piala emas sampai menjadi mengkilat. Setiap kali Eli memanggil, Samuel segera datang, berlari-lari secepat-cepatnya. Kemudian Samuel akan berkata, "Ya, Pak. Apakah yang Bapak inginkan?" Pada suatu malam ketika Samuel sedang tidur, tiba-tiba ia terbangun. Dalam kesunyian ia mendengar seseorang memanggil dia, "Samuel! Samuel!" Dengan segera Samuel melompat dari tempat tidurnya dan berlari kepada Pak Eli karena ia pikir Pak Eli memanggil dia. "Aku tidak memanggilmu, Nak!" kata Eli. Lalu Samuel kembali ke tempat tidur. Tak lama kemudian terdengarlah suara itu lagi, "Samuel! Samuel!" Sekali lagi Samuel pergi kepada Eli dan berkata, "Ya, Pak Eli, bukankah tadi Bapak memanggil saya?" "Aku tidak memanggil kamu," kata Pak Eli. "Kembalilah ke tempat tidurmu." Akan tetapi, baru saja Samuel naik ke tempat tidur dan memejamkan matanya, ia mendengar suara itu memanggil lagi, "Samuel! Samuel!" Sekali lagi ia lari kepada Pak Eli. "Ya, Pak! Bukankah Bapak tadi memanggil saya?" kata Samuel. Kemudian sadarlah Pak Eli bahwa itu pasti Allah yang memanggil Samuel. "Tidurlah kembali," kata Eli, "dan bila Allah memanggil kamu lagi, katakanlah , "Bicaralah, ya Allah, sebab hamba-Mu mendengar." Jadi Samuel kembali tidur. Tak lama kemudian suara Allah memanggil lagi, "Samuel! Samuel!" Kali ini Samuel menjawab, "Bicaralah, ya Allah, sebab hamba-Mu mendengar." Samuel mendengarkan dengan penuh perhatian ketika Allah berbicara kepada dia. Allah memberitahukan banyak hal kepada Samuel tentang apa yang akan dilakukan-Nya. Pada pagi hari Samuel bercerita kepada Eli apa yang telah dikatakan Allah kepada dia. Setelah Samuel bertumbuh menjadi dewasa, Allah banyak berbicara kepadanya. Setiap orang mengetahui bahwa Allah mengasihi Samuel dan Samuel mengasihi Allah. Jika kita taat kepada Allah dan pergi ke rumah-Nya, Ia juga akan berbicara kepada kita. Dengan duduk tenang di dalam gereja, kita dapat menolong orang lain mendengarkan suara Allah. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan Penerbit : Kalam Hidup, Bandung Halaman : 50 - 52 ______________________________________________________________________ o/ STOP PRESS! ---------------------------------------------------o/ -o- PEMBUKAAN KURSUS KELAS VIRTUAL PESTA -o- ==================================== Kabar Gembira! Bagi Anda yang ingin mengikuti KURSUS KELAS VIRTUAL -- PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam), mulai bulan Agustus ini YLSA membuka pendaftaran baru periode Agustus - September 2005. Dengan dibukanya Kursus Kelas Virtual PESTA, maka sekarang peserta PESTA tidak hanya dapat mengambil bahan Kursus, tapi juga bisa belajar bersama-sama dengan rekan-rekan lain dalam satu kelas diskusi dengan didampingi oleh seorang Moderator (hanya sebagai fasilitator) melalui sistem Milis (Mailing List - email). Kursus perdana yang akan dibuka adalah: KEHIDUPAN RASUL PAULUS -- (KRP). Kursus KRP ini terdiri dari 6 pelajaran, dan berlangsung selama 2 bulan, untuk mempelajari tentang latar belakang dan kehidupan Rasul Paulus. Pendaftaran peserta dimulai pada 1 Agustus dan akan ditutup 15 Agustus 2005 (atau kalau jumlah peserta 30 orang sudah terpenuhi). Biaya: Gratis. Syarat-syarat menjadi peserta Kelas Virtual PESTA: 1. Mengisi Formulir Pendaftaran Kelas Virtual PESTA yang tersedia di: ==> http://www.pesta.org/formulir.php?jenis=kelas 2. Memiliki akses ke internet (minimal seminggu 3 kali). 3. Belum pernah mengikuti pendidikan teologia formal (STT). 4. Mengerjakan tugas menjawab semua pertanyaan dalam pelajaran yang diberikan. 5. Berpartisipasi dalam diskusi secara aktif dan positif (taat pada peraturan diskusi). 6. Memiliki sikap sportif dan keterbukaan untuk belajar. 7. Mempunyai ketekunan untuk mengikutinya sampai akhir pelajaran. Jika Anda tertarik untuk mengikutinya, silakan mengisi Formulir Pendaftaran di: ==> http://www.pesta.org/formulir.php?jenis=kelas atau menulis ke: ==> < staf-PESTA(at)sabda.org > Nah, tunggu apalagi? Segera daftarkan diri Anda! ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Tujuan utama ibadah adalah untuk memuliakan Tuhan. - R.C. Sproul - o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://www.sabda.org/katalog/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |