Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/240

e-BinaAnak edisi 240 (3-8-2005)

Kehidupan Rohani Anak dalam Ibadah

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
          ==================================================

Daftar Isi:                                     Edisi 240/Agustus/2005
----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Pertumbuhan Rohani Anak dalam Beribadah
    o/ TIPS                 : Praktik Ibadah "Sahabat Kristus"
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Anak Laki-laki yang Tinggal di Bait
                                  Allah -- Gereja
    o/ STOP PRESS!          : Pembukaan Kursus Kelas Virtual PESTA
    o/ MUTIARA GURU

o/----------------------------------------------------------------o/
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
______________________________________________________________________
o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/

  Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus,

  Pertumbuhan rohani anak merupakan salah satu perhatian utama yang
  harus dicermati oleh setiap orangtua, guru SM, dan para pelayan
  anak. Oleh karena itu, pada kesempatan bulan Agustus ini, e-BinaAnak
  akan mengulas tema tentang PETUMBUHAN ROHANI ANAK. Dalam hal apa
  sajakah pertumbuhan rohani anak itu perlu diperhatikan? Nah, silakan
  simak dan ikuti topik-topik yang telah kami siapkan selama 5 minggu
  berturut-turut berikut ini: 1. Dalam Ibadah
                              2. Dalam Berdoa
                              3. Dalam Pembacaan Firman Tuhan
                              4. Dalam Memuji
                              5. Dalam Bersaksi

  Sebagai topik pertama minggu ini, kami akan sajikan beberapa bahan
  berkaitan dengan "Pertumbuhan Rohani Anak dalam Ibadah". Kolom
  Artikel akan membahas tentang ibadah untuk menolong Anda memahami
  arti ibadah dan bagaimana membimbing anak untuk melakukan ibadah
  dengan benar. Kolom Tips adalah kesaksian yang sangat menarik untuk
  disimak oleh para orangtua. Simak juga Kolom Bahan Mengajar, untuk
  para guru yang ingin menerapkan pelajaran ibadah dalam kelas SM.
  Selamat mengajar! (Tes)

  Tim Redaksi

     "Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna
              dalam segala hal, karena mengandung janji,
      baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."
                           (1Timotius 4:8)
      < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Timotius+4:8 >

______________________________________________________________________
o/ ARTIKEL -------------------------------------------------------o/

           -o- PERTUMBUHAN ROHANI ANAK DALAM BERIBADAH -o-
               =======================================

  Keterangan kamus tentang kata "penyembahan" dan "bakti" meliputi
  ungkapan-ungkapan sebagai: (1) Penghormatan kepada Allah;
  (2) pemujaan; (3) rasa kagum; (4) perbuatan yang menyatakan setia;
  (5) pernyataan hormat dan khidmat; (6) melaksanakan upacara agama.

  Ungkapan-ungkapan ini mungkin menerangkan penyembahan, akan tetapi
  tidak memberitahukan apa sebenarnya penyembahan atau berbakti itu;
  bagaimana, bilamana, dan di mana itu terjadi; dan bagaimana
  membimbing anak-anak dalam pengalaman-pengalaman berbakti.

  Bagaimanakah kita dapat membantu anak-anak merasakan kasih,
  penghargaan, dan penghormatan bagi Allah? Bagaimanakah mereka dapat
  dibimbing untuk menyatakan perasaan-perasaan ini? Apakah yang dapat
  kita lakukan untuk membantu mereka merasa senang dengan pengalaman-
  pengalaman ibadah mereka?

  Perasaan, sikap, dan teladan orangtua, para guru, dan orang dewasa
  lainnya akan mempengaruhi cara beribadah anak-anak. Orangtua yang
  tidak berbakti bersama anak-anak mereka, pada hakikatnya berkata
  kepada mereka bahwa hal berbakti itu bukanlah sesuatu yang sangat
  penting.

  Para guru yang sibuk, tergesa-gesa, tidak siap, dan yang tidak
  memberikan kesempatan untuk berbakti selama jam Sekolah Minggu,
  menyatakan kepada anak-anak bahwa hal berbakti bukanlah suatu bagian
  yang benar-benar penting dalam hubungan mereka dengan Allah.

  Anak-anak akan belajar lebih banyak dari sikap, perasaan, dan
  perbuatan orang-orang dewasa daripada yang akan mereka pelajari dari
  ratusan dan ribuan kata mengenai hal berbakti!

  BAGAIMANA HAL BERIBADAH ITU TERJADI?

  Anak-anak berbakti menurut teladan orang dewasa. Anak-anak yang
  sering bersama-sama dengan orang-orang dewasa yang dengan leluasa
  dan mudah menyatakan perasaan mereka kepada dan tentang Allah, akan
  mulai menyatakan perasaan kasih dan penghormatan mereka sendiri.
  Contoh orang dewasa, kesempatan untuk ikut serta, ataupun suasana
  kasih, penerimaan, dan pengertian akan menolong melibatkan anak-anak
  dalam pengalaman berbakti yang penuh arti.

  Seringkali anak-anak berbakti kepada Allah tanpa menamakan kegiatan
  mereka itu sebagai hal berbakti. Mereka mungkin berbakti sementara
  melakukan aktivitas yang tidak dianggap sebagai berbakti oleh orang-
  orang dewasa.

  Sementara itu, seorang anak berumur 6 tahun membuat gambar dari
  gerejanya. Sementara menggambar ia berkata, "Saya cinta gereja saya.
  Saya selalu datang. Terima kasih, Allah, untuk gereja saya. Saya
  sungguh cinta Engkau." Pernyataan ini merupakan contoh yang baik
  dari seorang anak yang menyatakan perasaan kasih, penghormatan, dan
  penghargaan. Ini terjadi selama waktu pekerjaan tangan. Seringkali
  kita tidak memikirkan kegiatan itu sebagai waktu untuk berbakti.
  Tetapi karena para guru menciptakan suasana penyembahan dan
  lingkungan dimana para pelajar itu bebas untuk menyatakan perasaan
  mereka, pelukis muda ini dapat berbakti sementara dia bekerja.

  BILAMANAKAH HAL BERIBADAH TERJADI?

  Hal beribadah itu terjadi pada waktu anak-anak diberi kesempatan
  untuk mengungkapkan perasaan mereka kepada Allah dan tentang Allah.
  Mungkin itu pernyataan lisan; mungkin ekspresi muka tanpa komentar;
  mungkin pernyataan kagum pada waktu seorang anak mengelus-elus
  binatang berbulu, mengamati sarang burung, mencium setangkai bunga
  mawar, mendengar deru ombak dalam sebuah kerang, atau memakan jeruk
  yang manis.

  Acara pembukaan Sekolah Minggu yang diatur dengan baik masih tidak
  menjamin pengalaman berbakti yang berarti. Anak-anak yang duduk
  bersama-sama, menyanyi, mendengarkan, atau berdoa bersama-sama tidak
  selalu berbakti. Mungkin mereka sedang memikirkan banyak hal yang
  tidak berhubungan dengan hal berbakti atau mungkin mereka mengikuti
  suatu pola yang tidak berarti yang telah ditetapkan.

  Apabila direncanakan dengan cermat, maka waktu berbakti secara
  berkelompok dapat diadakan dalam kelas-kelas anak-anak, jika para
  guru dan pemimpin menyadari kebutuhan dan minat para pelajar mereka
  dan apabila mereka menghubungkan waktu berbakti itu kepada
  kebenaran-kebenaran yang dipelajari selama pelajaran Alkitab.

  Hal berbakti akan terjadi apabila para guru dan para pelajar
  bekerjasama dalam suasana kasih, pengertian, dan penghormatan bagi
  Allah dan bagi satu sama lain.

  DI MANAKAH HAL BERIBADAH TERJADI?

  Bila seorang diri? Dalam suatu kelompok? Di gereja? Dalam kelompok
  besar? Dalam kelompok kecil? Di dalam? Di luar? Di manakah hal
  berbakti itu terjadi?

  Jika kita memakai istilah "menunjukkan kasih, penghargaan, dan
  penghormatan kepada Allah" sebagai definisi dari hal berbakti,
  dengan mudah kita dapat menyadari bahwa seorang anak boleh saja
  berbakti di setiap dan di segala macam tempat.

  Perasaan kasih, penghargaan, dan penghormatan boleh dinyatakan di
  rumah, di gereja, di dalam, di luar, dan bila berada dengan kelompok
  besar atau kecil.

  Seorang anak mengamati halusnya sarang laba-laba di dalam taman dan
  mengatakan, "Wah, hebat sekali! Lihatlah bagaimana Allah mengajar
  laba-laba itu untuk membuat sarang itu sebagai rumahnya!" Dia sedang
  menyatakan perasaan berbakti. Allah ada bersama kita di mana saja
  dan Dia merindukan kasih dan penyembahan kita, di mana pun dan di
  dalam keadaan apa pun.

  Tanggung jawab kita sebagai guru dan orangtua adalah membantu anak
  itu untuk mengembangkan perasaan kasih, penghargaan, dan
  penghormatan ini dan kemudian merasa bebas menyatakan perasaan-
  perasaan itu.

  BAGAIMANAKAH KITA DAPAT MEMBIMBING MEREKA DALAM BERIBADAH?

  Marilah memperhatikan 8 hal yang praktis yang akan menolong kita
  dalam menghadapi tanggung jawab yang memungkinkan anak-anak untuk
  berbakti. Pada waktu Saudara lebih biasa dengan ide-ide yang pokok
  ini, Saudara akan dapat menerapkan secara efektif di dalam kelas
  Saudara.

  1. Jadilah teladan.
     ----------------
     Apabila Saudara sebagai seorang guru, orangtua, atau teman dewasa
     merasa senang mengungkapkan perasaan Saudara terhadap Allah,
     anak-anak akan merasa senang mengungkapkan perasaan mereka.
     Berdoalah dengan spontan, pendek, dan kerapkali berdoa pada saat-
     saat dan di tempat-tempat yang berlainan. Anak itu akan belajar
     bahwa doa adalah percakapan kepada Allah sebagaimana dia
     berbicara kepada orangtuanya atau kepada seorang teman. Mungkin
     doa itu merupakan ucapan "terima kasih", atau pernyataan sukacita
     atau kebahagiaan, atau permintaan mengenai suatu kepentingan
     ataupun kebutuhan yang mendesak.

     Tolonglah murid-murid untuk mengetahui bahwa Saudara berdoa bagi
     mereka masing-masing. Mintalah mereka berdoa untuk Saudara.
     Berdoa pada waktu-waktu yang berbeda, tidak hanya untuk memulai
     atau mengakhiri jam pelajaran.

     Berbicaralah tentang perasaan Saudara mengenai Allah. Pernyataan
     seperti, "Allah memberi kita pagi yang indah", "Saya cinta
     Allah", "Allah menolong saya setiap hari pada waktu saya harus
     melakukan perkara-perkara yang sulit". "Marilah berterima kasih
     kepada Allah karena Ia mengasihi kita" -- hal ini menolong
     seorang anak mengetahui bahwa Saudara, seorang dewasa dalam dunia
     ciptaan Allah, merasa dekat kepada Allah.

  2. Berikanlah anak itu kesempatan untuk berbicara.
     -----------------------------------------------
     Kadang-kadang jam pengajaran kita begitu terisi dengan cerita
     guru sampai anak-anak tidak sempat bertanya, berdoa, memuji, dan
     menyatakan perasaan kasih mereka. Luangkanlah waktu untuk murid-
     murid berbicara.

  3. Dengarkanlah! Dengarkan sungguh-sungguh!
     ----------------------------------------
     Tunjukkanlah minat dan perhatikan pembicaraan mereka. Banyak anak
     hidup dalam dunia dimana tidak seorang pun benar-benar
     mendengarkan mereka. Seringkali tanpa berpikir, kita memotong
     pembicaraan anak untuk mengatakan apa yang kita anggap penting.
     Kita sibuk mempersiapkan bahan-bahan atau membuat persiapan untuk
     jam pelajaran, pada waktu anak-anak yang pertama datang dan mulai
     berbicara kepada kita. Kita tak pernah mempunyai waktu untuk
     berkunjung dan bercakap-cakap dengan seorang anak selama minggu
     itu. Seorang dewasa yang mendengar akan menyebabkan seorang anak
     merasa dikasihi dan diterima.

  4. Biarkanlah murid itu menjadi pelaku.
     ------------------------------------
     Anak-anak memberi tanggapan dan menyatakan perasaan mereka pada
     waktu mereka ikut serta di dalam melaksanakan sesuatu. Mereka
     perlu mengambil bagian dalam kegiatan, bukan menjadi seorang
     pendengar yang pasif saja. Ikut sertakan anak itu dari saat dia
     masuk pada Minggu pagi sampai dia meninggalkan tempat itu.
     Apabila keterlibatan yang penuh arti itu terjadi, maka anak-anak
     akan berbakti berulang-ulang selama jam itu. Perhatikan dan
     pergunakanlah kesempatan-kesempatan untuk mendorong mereka
     berbakti selama waktu ini.

  5. Beri kesempatan pada kelompok kecil untuk berdoa, memuji, dan
     berbakti.
     -------------------------------------------------------------
     Doronglah anak-anak untuk berdoa dan menyatakan kasih dan pujian
     mereka selama acara pembukaan, waktu pelajaran Alkitab, dan waktu
     kegiatan (pekerjaan tangan).

     Seringkali waktu sebelum dan sesudah cerita Alkitab adalah waktu
     beribadah yang paling penting bagi anak itu karena dia sedang
     terlibat dalam sesuatu kegiatan. Dia adalah seorang pelaku dan
     karena itu dia menyatakan perasaannya dengan mudah; dia ikut
     serta dalam penyelidikan dan mengajukan pertanyaan; dan kelompok
     itu kecil.

  6. Menghubungkan hal berbakti kepada kebenaran Alkitab.
     ----------------------------------------------------
     Kita telah menyebut pentingnya menghubungkan saat perhimpunan
     seluruh sekolah Minggu dengan kebenaran Alkitab, tetapi marilah
     memikirkan tentang pentingnya menghubungkan kebenaran Alkitab
     dengan segala sesuatu yang terjadi selama pagi itu. Semua
     kegiatan, nyanyian, percakapan, permainan, bahan, dan ayat
     Alkitab hendaknya direncanakan sedemikian rupa hingga memperkuat
     kebenaran Alkitab dan menolong murid menerapkan kebenaran itu di
     dalam kehidupannya sendiri.

  7. Pergunakanlah pengalaman musik dengan sebaik-baiknya.
     -----------------------------------------------------
     Jadikan musik suatu bagian penting dari acara Sekolah Minggu.
     Mungkin Saudara ingin memperdengarkan musik sementara murid-murid
     datang. Dalam hal ini pula, musik yang berhubungan dengan
     kebenaran Alkitab akan menjadi paling efektif. Menanggapi musik
     itu dengan menyanyi, bersenandung, atau dengan menulis atau
     menyanyikan kata-kata atau lagu baru akan menjadi sebagian dari
     pengalaman berbakti bagi anak-anak.

  8. Luangkan waktu untuk bergaul dengan murid-murid Saudara selain di
     Sekolah Minggu.
     -----------------------------------------------------------------
     Jika kita hendak memenuhi kebutuhan murid-murid kita, maka sangat
     penting bagi kita untuk menjalin hubungan dengan mereka. Kita
     akan perlu menyadari kebutuhan dan perkembangan rohani mereka.
     Kita akan ingin mengetahui tentang minat dan kecakapan mereka.
     Kita perlu berkenalan dengan keluarga mereka. Kita perlu juga
     membantu mereka untuk merasa senang bergaul dengan kita dan
     dengan anak-anak lain di dalam kelas itu.

     Luangkanlah waktu beberapa menit setiap minggu untuk lebih
     mengenal salah seorang murid. Singgah sebentar di rumahnya untuk
     menyaksikan mereka bermain bola atau bermain lompat tali. Ajaklah
     satu atau dua orang murid untuk duduk bersama dengan Saudara pada
     kebaktian umum.

     Mulailah memikirkan banyak cara yang dapat Saudara pakai untuk
     mengatakan, "Saya mencintai kalian", "Saya ingin berteman dengan
     kalian", "Kalian dapat merasa senang menjadi murid kelas ini",
     "Allah mengasihi kalian".

  Sebagai guru, orangtua, dan teman dewasa, mulailah untuk ikut serta
  dalam kehidupan anak-anak dan menjadi suatu bagian yang penting dari
  perasaan dan hubungan mereka. Pengalaman-pengalaman ini akan
  menolong membangunkan perasaan dan kesempatan untuk berbakti kepada
  Allah.

  Bahan diambil dari sumber:
  Judul Buku        : Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 1
  Judul Artikel Asli: Bila Anak-anak Berbakti
  Penerbit          : Gandum Mas, Malang, 1996
  Halaman           : 202 - 204

______________________________________________________________________
o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/

  Berikut ini kami sajikan pengalaman dari sebuah organisasi, Sekolah
  Bina Iman "Sahabat Kristus", yang dapat dijadikan ide bagi para guru
  SM untuk bekerjasama dengan orangtua dalam hal kehidupan ibadah
  anak.

               -o- PRAKTIK IBADAH "SAHABAT KRISTUS" -o-
                   ================================

  Salah satu upaya dari Sekolah Bina Iman "Sahabat Kristus" dalam
  mendorong orangtua untuk lebih terlibat dalam pendidikan iman anak
  mereka adalah dengan mengadakan aktivitas ibadah secara bergilir di
  rumah murid. Tujan dari aktivitas ini selain untuk mendekatkan
  keluarga anak dengan keluarga dari `peer group`-nya, juga agar
  tercipta ibadah keluarga di rumah masing-masing.

  Ibadah dilakukan dengan waktu yang singkat dan dikemas dalam bentuk
  yang cukup menarik. Anak-anak datang dengan membawa baju tidur dan
  perlengkapan tidur. Setelah menerima pengarahan dari guru, anak-anak
  menyiapkan diri `seolah-olah` mereka akan tidur. Maka mulailah
  mereka sikat gigi dan cuci kaki. Setelah selesai, anak-anak
  berkumpul kembali untuk mengkuti ibadah keluarga dengan litirugi
  yang sudah disiapkan.

  Ibadah bukan hanya sekadar menyanyi, berdoa, dan mendengarkan
  cerita, melainkan juga menghafal ayat yang dilakukan melalui
  permainan. Orangtua yang menjadi tuan rumh juga dilibatkan untuk
  berdoa, kadang-kadang ada juga yang bercerita, setelah itu mereka
  pura-pura tidur beberapa menit. Waktu mereka bangun, makanan kecil
  yang disiapkan oleh guru dan tuan rumah sudah tersedia dan mereka
  pun seolah-olah sedang sarapan pagi.

  Respon terhadap aktivitas semacam ini cukup beragam. Kelas besar
  yang seharusnya melakukan dengan lebih serius ternyata "kalah"
  dengan adik-adik Balita. Namun, apa pun hasilnya, anak-anak
  mendapatkan banyak manfaat melalui kegiatan tersebut. Anak-anak
  kelas besar menjadi lebih termotivasi dan mulai terlibat dalam
  memimpin ibadah, bahkan ada yang belajar menyusun dan menyampaikan
  renungan singkat.

  Salah satu kelas menerima respon yang sangat positif dari orangtua.
  Mereka, walaupun bukan sebagai tuan rumah, ikut hadir dan ikut
  menyaksikan dari jauh apa yang dilakukan oleh anak-anak mereka dalam
  ibadah agar mereka pun bisa melakukannya dan melanjutkan di rumah
  masing-masing.

  Ternyata lembar liturgi yang disedikan sangatlah berguna. Malam itu,
  sebelum tidur, ada anak yang mencari-cari lembar liturgi itu untuk
  dilakukan bersama dengan orangtua dan adiknya. Dan orangtua pun
  merasa terharu melihat semangat anaknya tersebut walaupun dia belum
  bisa memimpin ibadah dengan sempurna. Namanya juga anak-anak,
  pastilah yang paling menarik adalah permainannya.

  TIPS SAHABAT KRISTUS UNTUK IBADAH ANAK-ANAK DALAM KELUARGA

  1. Ibadah dapat dilakukan di malam hari sebelum tidur -- oleh sebab
     itu orangtua jangan pulang terlalu malam, atau dapat juga
     dilakukan oleh ibu sebelum anak-anak tidur siang.
  2. Usahakan sesingkat mungkin.
  3. Awali dengan permainan yang menarik.
  4. Gunakan benda-benda di dalam kamar sebagai alat peraga, misalnya:
     selimut sebagai jubah raja, guling dan bantal ditumpuk sebagai
     tembok Yerikho, dan sebagainya.
  5. Bila ayah ada di rumah, sebaiknya ayahlah yang berinisiatif
     memimpin (sebagai imam dalam keluarga).
  6. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk memimpin doa (sekalipun
     masih berusia dua tahun misalnya) dan janganlah menertawakan doa
     mereka.
  7. Senantiasa meletakkan Alkitab anak-anak di tempat yang mudah
     dilihat dan dijangkau tiap malam.
  8. Gunakan jari-jari untuk doa syafaat:
        Ibu jari       : untuk teman dekat
        Jari telunjuk  : untuk guru
        Jari tengah    : untuk presiden
        Jari manis     : untuk anggota keluarga
        Jari kelingking: untuk orang miskin/anak yatim piatu
     Anak yang besar bisa menggunakan jari-jari doa sebagai berikut:
        Ibu jari       : doa penyembahan
        Jari telunjuk  : doa syukur
        Jari tengah    : doa syafaat/permohonan
        Jari manis     : doa pertanyaan (menanyakan rencana Tuhan,
                         atau hal-hal yang belum dimengerti)
        Jari kelingking: doa pengakuan dosa dan penyerahan
  9. Gunakan gerakan tangan (sign language) untuk menghafal ayat
     bersama.

  Selamat mencoba dan Tuhan memberkati!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku : Majalah Eunike/07/Triwulan IV/2002
  Penerbit   : Yayasan Eunike, Jakarta, 2002
  Halaman    : 32 - 33

______________________________________________________________________
o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/

     -o- ANAK LAKI-LAKI YANG TINGGAL DI BAIT ALLAH -- GEREJA -o-
         ===================================================

  Samuel adalah seorang anak laki-laki yang hidup pada zaman dahulu.
  Ia tidak tinggal bersama ayah dan ibunya di sebuah rumah seperti
  kalian. Ia tinggal di sebuah gereja yang indah.

  Ketika Samuel masih bayi, ibunya telah berjanji kepada Allah bahwa
  ia akan mengajar anaknya untuk mengasihi Allah. Ia berjanji bahwa
  kelak, bila Samuel sudah cukup besar, ia boleh tinggal bersama Eli,
  seorang pendeta/imam. Di sana ia akan menolong imam itu memelihara
  rumah Allah.

  Eli merasa sangat senang menerima Samuel tinggal di gereja
  bersamanya karena Samuel dapat membantunya. Samuel senang tinggal di
  gereja karena ia mengasihi Allah. Ia melakukan banyak hal untuk
  membantu Eli karena imam yang baik itu sudah semakin tua dan matanya
  hampir buta.

  Setiap hari Samuel bangun pagi-pagi sekali untuk menyapu lantai Bait
  Allah -- gereja. Ia membuka dan menutup pintu dengan perlahan-lahan.
  Ia mengisi semua pelita dan kaki dian emas dengan minyak supaya
  dapat menyala. Kemudian Samuel membuka pintu Bait Allah -- gereja
  agar orang-orang dapat masuk untuk menyembah Allah. Pada malam hari
  ia menutup pintu Bait Allah -- gereja. Kadang-kadang Samuel
  membersihkan perkakas-perkakasnya dari debu dan menggosok pelita-
  pelita serta piala-piala emas sampai menjadi mengkilat.

  Setiap kali Eli memanggil, Samuel segera datang, berlari-lari
  secepat-cepatnya. Kemudian Samuel akan berkata, "Ya, Pak. Apakah
  yang Bapak inginkan?"

  Pada suatu malam ketika Samuel sedang tidur, tiba-tiba ia terbangun.
  Dalam kesunyian ia mendengar seseorang memanggil dia, "Samuel!
  Samuel!" Dengan segera Samuel melompat dari tempat tidurnya dan
  berlari kepada Pak Eli karena ia pikir Pak Eli memanggil dia.

  "Aku tidak memanggilmu, Nak!" kata Eli. Lalu Samuel kembali ke
  tempat tidur.

  Tak lama kemudian terdengarlah suara itu lagi, "Samuel! Samuel!"

  Sekali lagi Samuel pergi kepada Eli dan berkata, "Ya, Pak Eli,
  bukankah tadi Bapak memanggil saya?"

  "Aku tidak memanggil kamu," kata Pak Eli. "Kembalilah ke tempat
  tidurmu."

  Akan tetapi, baru saja Samuel naik ke tempat tidur dan memejamkan
  matanya, ia mendengar suara itu memanggil lagi, "Samuel! Samuel!"

  Sekali lagi ia lari kepada Pak Eli. "Ya, Pak! Bukankah Bapak tadi
  memanggil saya?" kata Samuel.

  Kemudian sadarlah Pak Eli bahwa itu pasti Allah yang memanggil
  Samuel. "Tidurlah kembali," kata Eli, "dan bila Allah memanggil kamu
  lagi, katakanlah , "Bicaralah, ya Allah, sebab hamba-Mu mendengar."

  Jadi Samuel kembali tidur. Tak lama kemudian suara Allah memanggil
  lagi, "Samuel! Samuel!" Kali ini Samuel menjawab, "Bicaralah, ya
  Allah, sebab hamba-Mu mendengar."

  Samuel mendengarkan dengan penuh perhatian ketika Allah berbicara
  kepada dia. Allah memberitahukan banyak hal kepada Samuel tentang
  apa yang akan dilakukan-Nya. Pada pagi hari Samuel bercerita kepada
  Eli apa yang telah dikatakan Allah kepada dia.

  Setelah Samuel bertumbuh menjadi dewasa, Allah banyak berbicara
  kepadanya. Setiap orang mengetahui bahwa Allah mengasihi Samuel dan
  Samuel mengasihi Allah. Jika kita taat kepada Allah dan pergi ke
  rumah-Nya, Ia juga akan berbicara kepada kita. Dengan duduk tenang
  di dalam gereja, kita dapat menolong orang lain mendengarkan suara
  Allah.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung
  Halaman   : 50 - 52

______________________________________________________________________
o/ STOP PRESS! ---------------------------------------------------o/

             -o- PEMBUKAAN KURSUS KELAS VIRTUAL PESTA -o-
                 ====================================

  Kabar Gembira!

  Bagi Anda yang ingin mengikuti KURSUS KELAS VIRTUAL -- PESTA
  (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam), mulai bulan Agustus ini
  YLSA membuka pendaftaran baru periode Agustus - September 2005.

  Dengan dibukanya Kursus Kelas Virtual PESTA, maka sekarang peserta
  PESTA tidak hanya dapat mengambil bahan Kursus, tapi juga bisa
  belajar bersama-sama dengan rekan-rekan lain dalam satu kelas
  diskusi dengan didampingi oleh seorang Moderator (hanya sebagai
  fasilitator) melalui sistem Milis (Mailing List - email).

  Kursus perdana yang akan dibuka adalah: KEHIDUPAN RASUL PAULUS --
  (KRP). Kursus KRP ini terdiri dari 6 pelajaran, dan berlangsung
  selama 2 bulan, untuk mempelajari tentang latar belakang dan
  kehidupan Rasul Paulus. Pendaftaran peserta dimulai pada 1 Agustus
  dan akan ditutup 15 Agustus 2005 (atau kalau jumlah peserta 30 orang
  sudah terpenuhi). Biaya: Gratis.

  Syarat-syarat menjadi peserta Kelas Virtual PESTA:
  1. Mengisi Formulir Pendaftaran Kelas Virtual PESTA yang tersedia
     di:
     ==>  http://www.pesta.org/formulir.php?jenis=kelas
  2. Memiliki akses ke internet (minimal seminggu 3 kali).
  3. Belum pernah mengikuti pendidikan teologia formal (STT).
  4. Mengerjakan tugas menjawab semua pertanyaan dalam pelajaran yang
     diberikan.
  5. Berpartisipasi dalam diskusi secara aktif dan positif (taat pada
     peraturan diskusi).
  6. Memiliki sikap sportif dan keterbukaan untuk belajar.
  7. Mempunyai ketekunan untuk mengikutinya sampai akhir pelajaran.

  Jika Anda tertarik untuk mengikutinya, silakan mengisi Formulir
  Pendaftaran di:
  ==>      http://www.pesta.org/formulir.php?jenis=kelas
  atau menulis ke:
  ==>      < staf-PESTA(at)sabda.org >

  Nah, tunggu apalagi? Segera daftarkan diri Anda!

______________________________________________________________________
o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/

          Tujuan utama ibadah adalah untuk memuliakan Tuhan.
                           - R.C. Sproul -

o/----------------------------------------------------------------o/
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA
      http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://www.sabda.org/katalog/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
o/----------------------------------------------------------------o/
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org