Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/251 |
|
e-BinaAnak edisi 251 (20-10-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 251/Oktober/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Pendidikan Kristen dalam Gereja o/ ARTIKEL (2) : Masalah Pendidikan Kristen dalam Gereja Kecil o/ ARTIKEL (3) : Program Pendidikan Kristen dalam Gereja o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Keanggotaan di e-BinaAnak o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Sudah menjadi tanggung jawab gereja untuk memberikan pendidikan Kristen kepada jemaatnya. Tetapi pendidikan Kristen tidak berhenti pada anak-anak saja, karena kebutuhan untuk mempelajari iman Kristen dan Alkitab serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari memerlukan waktu dan proses yang panjang, bahkan seumur hidup. Oleh karena itu visi dan komitmen pendidikan Kristen dalam gereja seharusnya ditujukan bagi seluruh anggota jemaat gereja -- mulai dari anak-anak sampai jemaat dewasa. Nah, untuk topik minggu ini, kami sajikan artikel-artikel seputar pendidikan Kristen dalam gereja, kiranya sajian tersebut dapat menolong kemajuan pelayanan pendidikan Kristen di gereja Saudara. Selamat menyimak, Tuhan memberkati! (Puj) Tim Redaksi "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan." (Amsal 1:7) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+1:7 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------o/ -o- PENDIDIKAN KRISTEN DALAM GEREJA -o- =============================== Seorang tamu di gereja pernah bertanya, "Ceritakan tentang program pendidikan Kristen di gereja Anda." Kapan dan bagaimanakah Anda bisa menjelaskan program pendidikan Kristen di gereja di mana Anda menjadi pelayan sekaligus anggotanya? Selama kami berkeliling dan mengunjungi banyak gembala dan pemimpin gereja, kami telah bertanya kepada banyak orang tentang pendidikan Kristen di gereja mereka. Tanggapan mereka kebanyakkan dapat ditebak. Hal pertama yang mereka ungkapkan biasanya berkaitan dengan pendidikan yang diberikan di Sekolah Minggu. Fokus dari Sekolah Minggu sendiri biasanya berkisar pada hal-hal yang terjadi dengan anak-anak. Sering pula gembala- gembala tersebut akan menganjurkan kami untuk berbicara dengan orang lain yang memiliki pengetahuan tentang pendidikan Kristen lebih daripada mereka. Pada banyak kesempatan lain, orang-orang akan menjelaskan acara-acara seperti sekolah liburan gereja, camping, festival Advent atau beberapa program istimewa lain. Walau semua tanggapan itu telah memberikan sedikit informasi, mereka hanya menunjukkan pandangan yang sangat terbatas tentang pendidikan Kristen. Jika pendidikan Kristen hanya dilihat sebatas kegiatan Sekolah Minggu dan beberapa acara-acara istimewa lain, yang sepanjang tahun direncanakan dan dipimpin oleh anggota gereja tanpa keterlibatan lebih dari sang gembala, maka pendidikan Kristen tidak akan pernah dapat memaksimalkan potensinya sebagai bidang pelayanan yang mampu mempersiapkan, merawat, dan membesarkan semua pelayanan gereja di masa depan. Pendidikan Kristen sendiri penting untuk dapat dipahami melalui pandangan yang lebih luas dan menyeluruh, terutama di gereja yang lebih kecil, dimana anggota dan gembalanya harus menjalankan banyak peran sebagai tanggung jawab mereka terhadap pelayanan gereja. Dalam hal ini, gereja kecil malah lebih diuntungkan daripada gereja yang lebih besar, karena hal itu akan mempermudah mereka mendapatkan pandangan yang menyeluruh. Namun, banyak gereja kecil yang terjebak pada kesalahan sama yang dialami gereja besar yaitu membatasi pengertian pendidikan Kristen dalam lingkup yang terlalu sempit dalam kehidupan gereja. Untuk menjalankan pelayanan gereja secara total dan efektif, adalah penting bagi kita untuk terlebih dulu memperbaharui beberapa cara pikir dalam memandang dan mempraktekkan pendidikan Kristen. Sangat penting untuk melihat bahwa pendidikan Kristen lebih dari sekedar program untuk anak-anak. Memang alami untuk memfokuskannya pada anak-anak. Sebagai orangtua dan orang dewasa, kita ingin anak- anak kita mempelajari dasar-dasar iman mereka sehingga mereka akan tumbuh sebagai orang Kristen yang memiliki iman kuat. Sebagai orangtua yang bertanggung jawab, kita juga mengadakan pelajaran musik, kegiatan rekreasi, dan kegiatan-kegiatan istimewa lainnya untuk menunjukkan kasih sayang dan pengasuhan kepada anak-anak kita. Kita juga merencanakan program lain berkaitan dengan pendidikan mereka dengan menyelenggarakan Sekolah Minggu dan aktivitas lainnya yang memberikan sumbangan bagi pemeliharaan kekristenan mereka. Menitikberatkan pada anak-anak sama sekali tidak salah. Malah pada dasarnya, adalah tidak bertanggung jawab jika kita tidak melakukannya. Namun, adalah kurang tepat jika kita membatasi visi dan komitmen tentang pendidikan Kristen hanya dengan memperhatikan apa yang dibutuhkan anak-anak dan apa yang bisa kita lakukan bagi mereka. Sekolah Minggu pun akhirnya akan selalu identik dengan program untuk anak-anak. Secara alami, perkembangan remaja sangat dipengaruhi kompleksitas pertumbuhan dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa mereka sehingga ketika mereka mulai memasuki bangku SLTP, banyak dari mereka yang merasa kehilangan Sekolah Minggu mereka. Jika Sekolah Minggu hanya untuk anak-anak, maka satu cara untuk menunjukkan bahwa mereka kini sudah besar adalah dengan berhenti ber-Sekolah Minggu. Mereka punya berbagai alasan untuk berhenti. Dan akan sangat sulit bagi orangtua untuk membujuk anak remaja mereka pergi Sekolah Minggu karena para orangtua sendiri tidak melihat kegiatan tersebut sebagai salah satu aspek penting dalam perkembangan Kristen anak mereka. Sebagai hal yang sama pentingnya dengan pendidikan Kristen untuk anak-anak dan pemuda, saya percaya bahwa ukuran pelayanan pendidikan yang efektif dan bertanggung jawab terletak pada apa yang terjadi pada dan di antara orang dewasa. Tanpa melihat jumlah jemaat, biasanya orang dewasalah yang lebih sering diasosiasikan dengan gereja ketimbang anak-anak dan pemuda. Hal tersebut mengisyaratkan akan perlunya lebih banyak program-program bagi orang dewasa daripada anak-anak dan pemuda. Meski begitu, hambatan justru datang dari fakta bahwa lebih banyak kelas, program, pengajar, dana dan komitmen akan pendidikan Kristen yang berfokus pada anak-anak dan pemuda daripada orang dewasa. Hal ini sekali lagi memperkuat pernyataan semula bahwa pendidikan Kristen seringkali diartikan sebagai program untuk anak-anak. Mempelajari apa artinya menjadi Kristen, mempelajari Alkitab dan penerapannya dalam iman dan kehidupan kita sehari-hari, mempelajari kebutuhan orang-orang dan bagaimana meresponi kebutuhan itu, serta mempelajari kasih pada Tuhan, sesama, dan diri kita sendiri adalah sebuah proses yang sangat panjang. Untuk ini dan banyak alasan lainnya, orang dewasa membutuhkan adanya pendidikan yang berkualitas sebagaimana anak-anak dan pemuda membutuhkannya. (t/Ary) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul Buku : Christian Education in the Small Church Judul Artikel Asli: Christian Education is More Than Sunday Church School Penulis : Donald L. Griggs dan Judy McKay Walther Penerbit : Judson Press, Valley Forge - USA, 1988 Halaman : 15 - 17 ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------o/ -o- MASALAH PENDIDIKAN KRISTEN DALAM GEREJA KECIL -o- ============================================= Pelayanan pendidikan di gereja kecil menghadapi dua masalah utama: anak-anak yang terlalu sedikit dan ruangan yang terlalu sempit. Karena rata-rata jemaatnya berjumlah kurang dari seratus orang, maka dapat diasumsikan bahwa kebanyakan gereja kecil menghadapi dua masalah ini. ANAK-ANAK YANG TERLALU SEDIKIT Pertumbuhan dalam hal jumlah tidak akan bisa disamakan dengan pertumbuhan rohani. Meskipun demikian, pertumbuhan yang seperti ini merupakan suatu tujuan yang pantas dicapai. Dalam pelayanan anak di sebuah gereja kecil, satu kelas mungkin berisi anak-anak usia pra sekolah sampai sekolah lanjutan pertama. Selisih usia ini tampaknya diabaikan oleh orang dewasa, namun ini dapat menciptakan sebuah perbedaan besar dalam proses belajar anak. Jumlah anak- anak yang sangat banyak akan memberi para guru kesempatan untuk membagi kelas dan menyesuaikan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan ciri-ciri setiap kelompok usia. Dengan jumlah murid yang sedikit, pengaturan yang terbaik bagi sebuah SM adalah dengan membagi pengelompokkannya sedekat mungkin. Pada anak usia pra sekolah, misalnya, guru dapat memisahkan anak- anak balita yang aktif dari bayi yang masih mudah menangis. Murid- murid usia sekolah yang mampu membaca dan menulis harus dipisahkan dari anak-anak yang lebih muda sehingga mereka dapat menggunakan kemampuan mereka dalam kegiatan mempelajari Alkitab. Pembagian kelas bagi murid yang lebih besar dapat ditentukan berdasar perbedaan tingkat kedewasaan atau jenis kelamin. Gereja kecil seringkali dirintis oleh keluarga-keluarga muda, dan kebanyakan anak-anak di gereja itu dapat dengan mudah menjadi akrab dengan anak sebayanya. Dalam kasus seperti ini, anak-anak harus dipisahkan berdasarkan kapasitas kelas dan rasio jumlah guru-murid. Jika jumlah pekerja mencukupi, satu guru dapat menangani satu murid dari usia tertentu yang jarak usianya dengan anak lain terlalu jauh untuk digabungkan dalam satu kelas. Namun kelemahan dari sistem ini adalah kurangnya persekutuan bagi murid-murid. Mereka kehilangan kontak penting dengan teman sebayanya dan kesempatan untuk belajar kebenaran Alkitab dalam sebuah konteks hubungan sosial. Dengan jumlah anak yang sedikit dengan selisih usia rata-rata sama, program gereja untuk anak bisa disampaikan dalam satu ruangan guna mengatasi masalah penghematan waktu pengajaran SM. Jika semakin banyak anak yang datang, para pekerja biasanya akan mengarahkan mereka pada kebaktian di gereja. Anak-anak yang menghadiri kebaktian dewasa hanya memahami sedikit dari ibadah yang diikutinya; akan lebih baik jika mereka menyembah Allah sesuai dengan tingkat pemahaman mereka lewat program gereja anak. Namun, koordinator haruslah bijaksana untuk membatasi gereja anak sesuai dengan kelompok usia tertentu dan jumlah anak yang dapat ditangani oleh pekerja. Ketika pelayanan ke luar menghasilkan lebih banyak anak dan perekrut menyediakan lebih banyak pekerja, maka program ini dapat diperluas dengan menambah kelompok-kelompok usia. RUANGAN YANG TERLALU SEMPIT Jemaat yang sedikit mungkin memiliki sebuah gedung yang besar namun dalam kebanyakan kasus, gereja-gereja kecil bertemu di gedung yang termasuk di dalamnya tempat ibadah, kantor pendeta, beberapa ruangan kecil, sebuah ruangan untuk makan malam di gereja, dan sebuah dapur kecil. Di beberapa gereja kecil, semua area ini dimanfaatkan sebagai ruang kelas SM. Jika tidak tersedia ruangan yang cukup, jemaat harus memanfaatkan ruangan yang ada. Dalam membuat perubahan, gereja-gereja harus dapat menawarkan pilihan, yaitu dengan tidak mengikutsertakan ruangan untuk menyesuaikan diri demi tujuan ke depannya. Peningkatan dapat berarti menghilangkan tembok yang ada dan bukannya membangun tembok tambahan lagi. Perkirakan ruangan mana yang dapat dipakai untuk barang-barang yang tidak digunakan seperti meja-meja guru, lemari penyimpanan, dan piano. Jika ada satu area yang hanya berfungsi sebagai tempat pertemuan pembukaan untuk anak untuk kemudian tidak dipakai lagi, hentikan program pertemuan tersebut dan gunakan ruangan itu sebagai kegiatan belajar Alkitab selama jam SM. Beberapa kegiatan anak-anak SM tidak membutuhkan meja. Jika hal ini menjadi masalah, cobalah ganti ruangan berkarpet itu dengan kursi. Pertimbangkanlah tempat tidur susun untuk anak-anak usia pra sekolah. Karena anak-anak kecil membutuhkan ruangan yang lebih luas untuk bertumbuh dan belajar daripada anak-anak remaja dan dewasa, kebutuhan mereka harus menjadi prioritas. Jika ruangan bagi orang dewasa ternyata lebih luas dan menarik, mereka harus rela pindah ke belakang gereja dan memberikan ruangan mereka untuk anak-anak balita yang berjejal-jejal di ruangan yang sempit. Meskipun bergabung menjadi satu dalam suatu gereja adalah yang terbaik, kelas bagi orang dewasa mungkin perlu diadakan di rumah terdekat, kantor atau restoran. RENCANA YANG TERLALU SEDIKIT Beberapa gereja kecil akan tetap selalu kecil. Batasan-batasan dan pengaruh-pengaruh mungkin meliputi masalah demografi setempat, lokasi yang tidak jelas, fasilitas yang terlalu banyak, atau suatu pelayanan yang tidak memenuhi kebutuhan komunitasnya. Beberapa dari batasan dan pengaruh ini berada dibawah kendali gereja, sedangkan yang lainnya tidak. Seringkali, kemampuan gereja untuk melampaui segala keterbatasannya terletak pada doa dan perencanaan. Untuk merencanakan pertumbuhan dalam pelayanan anak, para guru harus menyimpan baik-baik daftar kehadiran siswa. Dengan daftar yang akurat tersebut, perencana dapat memperkirakan pertumbuhan di tahun- tahun yang akan datang. Misalnya, sebelum ruangan penuh terisi maka ruangan ekstra harus disediakan dan kelas-kelas harus dibagi. Ruangan yang terlalu ramai membuat guru frustasi dan memecah perhatian orangtua serta menyebabkan anak berperilaku nakal. Sebelum kebutuhan muncul, sebuah gereja harus merekrut dan melatih pekerja yang telah siap ketika anak-anak datang. Beberapa denominasi dapat memberikan sumber-sumber tenaga kerja untuk membantu gereja dalam proses perluasan dan pertumbuhannya. Jemaat lainnya mungkin membutuhkan suatu komite untuk mencari ahli- ahli yang dapat membantu membuat perencanaan jangka panjang. Banyak penerbit kurikulum menyediakan konsultan-konsultan yang dapat memberikan nasihat, sedangkan sebuah sekolah Alkitab lokal atau seminari mungkin memiliki seorang staf pengajar yang dapat memberi evaluasi program di suatu gereja kecil. Ketika jemaat gereja kecil telah memahami perlunya pelayanan anak, maka mereka akan mencurahkan waktu, usaha, dan dana untuk mengembangkannya. Dengan komitmen seperti itu, gereja tersebut akan tumbuh baik dalam jumlah maupun dalam pelayanan. (t/Rat) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul Buku : The Complete Handbook for Children Ministry Judul Artikel Asli : Small-Church Education Programs: Is the Small Church a Big Problem? Penulis : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publishers, Nashville, USA, 1993 Halaman : 298 - 301 ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL (3) ---------------------------------------------------o/ -o- PROGRAM PENDIDIKAN KRISTEN DALAM GEREJA -o- ======================================= Ada empat unsur pendidikan Kristen yang penting sebagaimana tercermin dalam kehidupan jemaat mula-mula yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:42-47, dan semuanya harus ada dalam program pendidikan Kristen di gereja saat ini. 1. Pengarahan ---------- Pengarahan, lewat khotbah dan pengajaran, terutama berhubungan dengan kecerdasan dan melibatkan penyampaian informasi, doktrin, serta kebenaran Alkitab. Proses ini juga meliputi pelatihan, seperti pengembangan ketrampilan mengajar atau kepemimpinan. Karena mengajar dan berkhotbah praktis berhubungan dengan proses melatih dan mengembangkan kecerdasan, maka pengarahan akan memberikan dasar (yang juga meliputi pengajaran kabar baik tentang keselamatan) dalam pertumbuhan menuju kedewasaan dalam Kristus sebagai manusia yang bertumbuh dalam pengetahuan akan Dia dan Firman-Nya. 2. Penyembahan ----------- Penyembahan artinya mengekspresikan pikiran kita tentang Tuhan kepada Tuhan. Penyembahan dalam bahasa Inggris kuno berasal dari kata "worthship" yang menunjuk pada kelayakan seseorang dalam menerima pujian dan hormat. Sikap yang benar dimana kita mengakui siapa Tuhan itu serta hak-Nya untuk menerima pujian dan kekaguman kita adalah unsur penting dalam penyembahan. Walau penyembahan atau ekspresi hati terutama melibatkan perasaan emosi seseorang, hal itu harus dilakukan berdasar pengenalannya akan Tuhan. Lois E. LeBar mengatakan, "Penyembahan adalah pemujaan kepada Tuhan saja, bersyukur pada Dia untuk segala kebaikan- Nya bagi kita, dan menyerahkan segala keinginan kita menjadi kehendak-Nya dalam hadirat-Nya. Ketika pengarahan berhubungan dengan akal, maka penyembahan menantang perasaan dan keinginan kita. Dan dengan dasar yang Alkitabiah, tingkah laku kita akan dibentuk menurut kesukaan-Nya.", 3. Persekutuan ----------- Unsur ketiga yang harus menjadi bagian penting dalam program pendidikan Kristen di gereja adalah persekutuan. Seorang percaya tidak hanya merindukan persekutuan dengan Juruselamat dan Tuhannya, namun ia juga mencari pendidikan moral lewat gereja selaku tubuh Kristus (Efesus 4:15-16; 1Yohanes 1:3). Persekutuan yang benar tentu lebih dari sekedar aktivitas sosialisasi atau rekreasi atau sebatas sebagai kegiatan kumpul-kumpul yang membuat anggotanya merasa nyaman berada dalam kelompok, namun juga sebagai sarana saling membangun satu sama lain lewat perhatian, doa, sharing, pemanfaatan talenta dan kemampuan serta pengembangan pertemanan Kristen yang hangat. Persekutuan semacam ini dapat dilakukan oleh berbagai kelompok umur. Bahkan anak-anak juga dapat membangun atmosfer komunitas lewat kegiatan yang menawarkan kerjasama daripada persaingan. Dalam konteks pelayanan dewasa, LeBar mengatakan, "Kedalaman persekutuan mereka dengan Tuhan dan sesamanya akan memunculkan kualitas penyembahan dan penginjilan dalam gereja.", 4. Pelayanan Nyata --------------- Unsur keempat yakni pelayanan nyata, berfokus pada kewajiban tiap pribadi orang percaya untuk bertindak berdasarkan pengetahuan dan imannya. Hal ini dapat dilakukan dalam berbagai cara. Ia dapat berbicara mengenai imannya, mengajar, melakukan kunjungan, melayani sebagai diaken, membantu dalam bidang administrasi gereja lokal, melatih orang lain, menunjukkan keramahan dan kasih bagi mereka yang sedang sakit dalam perkumpulan, doa atau memimpin pelajaran Alkitab. Pelayanan macam ini tidak hanya memungkinkan untuk dilakukan oleh beberapa orang saja, namun juga oleh berbagai kelompok umur, anak-anak, pemuda, dan orang dewasa juga dapat dilibatkan. Selain empat unsur di atas, satu aspek penting lagi yang perlu ada dalam program pendidikan Kristen di gereja adalah PENGINJILAN. Penginjilan atau pemaparan tentang Injil adalah tujuan utama dalam pendidikan Kristen sebagaimana diperintahkan oleh Alkitab. Hal ini tidak dimasukkan sebagai salah satu bagian dari keempat unsur sebelumnya, namun meresap kedalamnya. Pengarahan, penyembahan, persekutuan dan pelayanan nyata, semuanya dapat dipakai oleh gereja sebagai alat penginjilan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus. Sebagai contoh, dalam sebuah kegiatan camp (yang meliputi empat unsur tersebut), seorang murid SMU dapat menerima Yesus sebagai Juruselamatnya lewat berbagai macam aktivitas. Dia mungkin dapat mendengar dan menanggapinya ketika mendengar khotbah (pengarahan), ketika malam perenungan api unggun (penyembahan), atau lewat bimbingan rekan sekamarnya (persekutuan, pelayanan nyata). Gereja lokal harus bertanya pada diri sendiri, apakah orang-orang yang terlibat dalam berbagai program dan pelayanan kita benar-benar menampakkan pernyataan bahwa Kristus adalah Juruselamat sehingga mereka yang belum bertobat dapat dan akan menanggapinya? Apakah ada penekanan akan keselamatan dalam pertumbuhan dan pelayanan? Penilaian yang dilakukan secara berhati-hati terhadap program- program pendidikan Kristen bagi kelompok umur tertentu mungkin akan menunjukkan adanya penekanan berlebihan atau yang kurang atas salah satu dari keempat unsur di atas. Tiap departemen harus bekerja secara baik untuk membuat daftar urutan semua rencana program yang akan dilakukan selama setahun (Sekolah Minggu, program Minggu malam, camp, sekolah Alkitab liburan, persekutuan kelompok mingguan) dan mengetahui unsur mana yang memerlukan penekanan khusus dalam setiap detail program. Ketika sebuah departemen mampu mengembangkan daftar urutan tersebut, pertanyaan selanjutnya yang perlu ditanyakan adalah: Unsur mana yang paling sering ditekankan? Unsur mana yang seringkali hilang atau kurang mendapat cukup penekanan? (t/Ary) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul Buku : Christian Education: Foundations for the Future Judul Artikel Asli: The Total Church Program Penulis : Robert E. Clark, Lin Johnson, dan Allyn K. Sloat Penerbit : Moody Press, Chicago, 1991 Halaman : 397 - 399 ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/ Dari: anna yulia <annayulia(at)> >Kepada yth. Bp/ Ibu pembina milis ini. >Saya sudah menjadi anggota tetapi hanya anggota pasif. Saat ini >saya ingin menjadi anggota aktif (turut berdiskusi) bagaimana >caranya? Sepertinya dulu saya ditawari untuk mengisi form tertentu >tetapi kebetulan sudah ke delete dari file saya. Bisakah saya >dikirimi lagi form tsb.? Terima kasih. >Anna Redaksi: Keanggotaan dalam Publikasi e-BinaAnak memang pasif karena milis publikasi e-BinaAnak bukan milis diskusi (dua arah). Keaktifan anggota tidak dalam bentuk diskusi tetapi dalam memberikan bahan, komentar, kritik, maupun saran. Namun jika Anda ingin bergabung dalam diskusi bersama sesama pelayan anak, silakan Anda mendaftar ke milis diskusi e-BinaGuru di alamat: ==> <subscribe-i-kan-binaguru(at)xc.org> Kiranya informasi ini dapat membantu Anda :) ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Rencana pelajaran mingguan saya: Hari ini saya akan menyadari bahwa apa yang saya perbuat adalah penting! o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |