Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/253 |
|
e-BinaAnak edisi 253 (1-11-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 253/Nopember/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Literatur untuk Anak-anak o/ ARTIKEL (2) : Buku Juga Bisa Berbahaya o/ TIPS : Memulai Perpustakaan di SM o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Tim Pelayanan Anak o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Syalom, Memakai media sebagai sarana mengajar karakter seorang anak bukanlah hal yang baru. Baik atau buruknya pengaruh media tidak ditentukan dari jenis medianya tapi dari isi yang ditampilkan. Namun keberhasilan penggunaan media sebagai alat mengajar tergantung dari peran serta para pengajar atau orangtua yang mendampingi mereka belajar. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana media mampu menjadi alat mengajar yang bermanfaat terhadap perkembangan karakter seorang anak, maka e-BinaAnak edisi Nopember 2005 ini mengambil tema bulanan "Anak dan Media". Selama lima minggu berturut-turut akan dibahas lima jenis media yang urutan topiknya ialah sebagai berikut: 1. Bacaan (Literatur) 2. Televisi 3. Internet 4. Video Games 5. Musik Sebagai topik pembuka, kami akan mengulas "Bacaan (Literatur)" yang menyajikan tentang bagaimana memilih dan menyediakan bacaan-bacaan yang bermanfaat bagi anak. Selain Artikel, kami sajikan pula sebuah Tips menarik bagaimana memulai perpustakaan Sekolah Minggu. Kami berharap sajian ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi para guru SM agar lebih mampu dalam memanfaatkan media literatur untuk mengajar dan mendidik anak-anak SM. (Har) "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2Timotius 3:16) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=2Timotius+3:16 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------o/ -o- LITERATUR UNTUK ANAK-ANAK -o- ========================= Setiap tahun ribuan buku diterbitkan untuk pasaran anak-anak di Amerika, tetapi hanya sedikit yang ditulis oleh penulis Kristen. Bahkan dari prosentase yang kecil tersebut lebih sedikit lagi buku yang dapat dikategorikan sebagai buku bagus. Bagaimana para orangtua dan guru bisa memilih buku-buku yang baik yang ditulis sesuai dengan perspektif Kristen? Majalah-majalah untuk keluarga Kristen seringkali menyertakan ulasan buku. Orangtua yang tidak memiliki waktu untuk memilih terlebih dahulu bacaan anak dapat mengandalkan penerbit buku-buku Kristen yang telah membuktikan diri sebagai penghasil buku-buku yang baik bagi pembacanya, atau kepada penerbit yang terkenal yang dapat dipercaya. Banyak orangtua yang bertanya-tanya apakah mereka harus mengajarkan anak-anak untuk memilih buku berdasar isinya atau cukup hanya dengan menganjurkan mereka memilih buku-buku yang disebut sebagai buku karangan penulis Kristen. Di satu sisi, ada banyak penulis Kristen yang hebat yang karyanya dengan sangat halus mencerminkan pandangan Kristen sehingga tulisan mereka tidak terlihat terlalu rohani. Di sisi yang lain, ada penulis Kristen yang karyanya tidak mencerminkan sama sekali penerapan kebenaran Alkitab dalam kehidupan nyata. Masih di sisi yang lain, ada penulis-penulis sekuler yang buku-bukunya berhasil menyampaikan nilai-nilai kebaikan atau hanya menceritakan sebuah cerita yang menghibur dan tidak berbahaya. Buku-buku seperti itu juga tidak ada salahnya. Apapun buku yang diberikan kepada anak untuk dibaca, para orangtua harus mendiskusikan isinya dengan anak-anak mereka. Apa saja motivasi dari para tokohnya? Apakah mereka menunjukkan perbuatan- perbuatan Kristiani? Di saat orangtua dan anak membicarakan tentang isi buku dan mendiskusikan nilai-nilai di dalamnya, dampak bagi perkembangan moral mereka akan berlipat ganda. Namun orangtua juga harus berhati-hati, jangan memaksakan adanya suatu pesan moral dalam setiap halaman buku tersebut. Beberapa karya memang bertujuan untuk kesenangan saja, dan memang haruslah tetap demikian. Buku-buku yang baik, jenis ceritanya harus disesuaikan dengan usia pembacanya yang masih anak-anak. Misteri, petualangan, biografi, drama, puisi, dan fantasi harus ada di rak buku anak. Namun seringkali beberapa orangtua dan guru agak kuatir dengan cerita yang berbau fantasi. Sekalipun sebenarnya "fantasi" dan "supranatural" hampir memiliki arti yang mirip, orang-orang Kristen biasanya menghubungkan fantasi dengan dongeng-dongeng, khayalan, dan binatang yang dapat berbicara, sedangkan supranatural dihubungkan dengan sihir, mantera, dan hantu. Banyak orang salah pendapat dengan menghindari buku seram tentang penyihir yang jahat, tetapi cerita sejenis yang menceritakan seekor ulat yang menyembah berhala lalu kemudian berubah menjadi seekor kupu-kupu Kristen dianggap tidak apa-apa. Tolaklah buku-buku yang hanya menampilkan kejahatan dan cerita-cerita yang hanya menakut-nakuti pembacanya. Bacakan anak- anak Anda sebuah buku yang membuat mereka mengerti tentang kekuatan jahat daripada buku yang menceritakan seekor binatang yang diberkati dengan suatu sifat rohani. Seorang anak dapat diyakinkan bahwa Yesus suatu hari nanti akan menghancurkan si jahat, tetapi anak tersebut hendaknya juga "tidak diajari" fiksi tentang adanya seekor binatang surga. Seorang anak membentuk imajinasinya di awal masa kanak-kanaknya. Di saat anak mencapai usia lima atau enam tahun, ia sudah dapat memisahkan kenyataan dari khayalan dan mengetahui ketika sesuatu itu "bohong-bohongan". Dalam tahap perkembangan anak, fantasi atau dongeng-dongeng seharusnya jangan dilarang untuk dibaca. Buku-buku adalah bahan bakar untuk membakar imajinasi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah fiksi yang dikombinasikan dengan sebuah cerita dari Alkitab. Kebanyakan tujuan dari penulis adalah untuk membawa pembaca serta menghubungkan mereka dengan tokoh-tokoh tersebut dengan peristiwa-peristiwa yang tertulis dalam Alkitab. Namun, di beberapa kasus, kebebasan penulis tersebut harus tetap dibatasi karena kecerobohan mereka sendiri! (Cerita Alkitab bagi anak-anak seringkali diceritakan dengan sudut pandang seekor keledai, merpati atau domba. Anda dapat bercerita tentang binatang yang dapat berbicara, menyanyi, atau menari tetapi Anda harus segera menarik garis tegas ketika binatang tersebut mulai berdoa atau menyembah!) Di rak buku anak juga harus terdapat buku-buku yang memberikan pengetahuan tentang kehidupan anak-anak dari berbagai macam latar belakang kebudayaan. Tokoh-tokohnya memiliki beragam perilaku dan mempunyai kelemahan dan kelebihannya sendiri-sendiri. Anak yang masih mudah terpengaruh jangan diberi buku yang berisi pandangan- pandangan stereotype terhadap suatu suku atau budaya kecuali hal itu dapat membantu mereka mengenalinya. Cerita-cerita misi harus dapat secara simpatik menunjukkan pemahaman budaya yang belum dikenal pembacanya. Biografi orang-orang yang masih hidup misalnya tokoh olahraga, pemimpin pemerintahan, dan ilmuwan merupakan alat mengajar yang bermanfaat. Ketika tokoh terkenal atau penting tersebut adalah orang Kristen yang benar-benar berani menunjukkan kekristenannya, cerita mereka dapat menjadi pendorong bagi para pembaca muda tersebut. Kata-kata dan tindakan dari orang yang diidolakan seorang anak bagaimanapun juga dapat membuat anak meniru pengakuan iman sang idolanya tersebut. Di saat seperti itu, pembaca yang masih anak-anak membutuhkan bimbingan orang dewasa. Orang dewasa juga harus memperhatikan apakah konsep buku tersebut sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Banyak cerita yang ditulis dengan bagus sehingga cerita tersebut dapat dinikmati oleh beberapa tingkatan usia, misalnya seri fantasi The Cronicle of Narnia karya C.S Lewis. Di satu tingkat, cerita ini adalah cerita fantasi yang ditulis sederhana dan menarik. Di tingkat yang lain, cerita ini merupakan suatu referensi tentang kematian dan kebangkitan Kristus. Seorang anak jangan diharapkan mampu memahami penyimbolan tersebut, dan orang dewasa jangan menghancurkan cerita yang baik dengan memaksakan penjelasan makna tingkat tinggi yang ada di setiap bagian cerita. Menemukan makna-makna baru saat membaca ulang buku-buku anak di kemudian hari merupakan satu kenikmatan tersendiri . Orangtua juga harus bertanya apakah kosakata di dalamnya sesuai dengan tingkat usia pembaca. Setiap buku anak harus menyertakan sedikit kata-kata yang menantang yang mengarahkan pembaca untuk membuka kamus untuk menambah kosakata mereka, namun terlalu banyak kata-kata yang demikian justru akan menimbulkan frustasi. Adakah referensi akan tempat lain atau waktu lain? Anak-anak mulai dapat memahami konsep waktu dan tempat kira-kira pada waktu kelas tiga. Sampai pada usia tersebut, frasa "pada zaman dahulu kala" dan "nun jauh di sana" sudah cukup. Apakah bukunya terlalu panjang? Banyak anak yang susah untuk terus tertarik pada sebuah buku yang harus dibaca lebih dari sekali duduk. Cerita yang dapat dibaca satu bab pada satu kesempatan merupakan cara yang terbaik untuk anak-anak yang lebih besar karena mereka sudah dapat mengingat para tokoh dan peristiwa. Apakah buku tersebut (dan juga ceritanya) menarik dan atraktif? Ilustrasi yang berwarna menambah daya tarik, khususnya bagi pembaca yang masih anak-anak yang tergantung pada gambar-gambar untuk menjelaskan kata-katanya. Setelah memperhatikan kriteria-kriteria ini, masih tersisa satu rintangan, yaitu bagaimana supaya anak-anak dapat membaca buku-buku tersebut! Umumnya, namun merupakan rintangan yang dapat dihindari, adalah kurangnya kenyamanan, kurang adanya tempat yang nyaman untuk anak membaca. Orangtua yang ingin supaya anak-anak dapat membaca harus mengatur tempat untuk menciptakan suasana yang mendorong semangat anak untuk membaca. Anak-anak harus memiliki rak buku mereka sendiri (lengkap dengan sebuah kamus kecil). Segera ketika seorang anak berada pada level buku bergambar, dia dapat diajak ke perpustakaan umum atau perpustakaan gereja. Menerima kartu anggota perpustakaan untuk yang pertama kalinya dapat menjadi saat yang istimewa baginya. Beberapa perpustakaan umum memiliki program yang dapat pula digunakan oleh gereja, misalnya jam bercerita, nonton film, pertunjukkan boneka, pentas seni, dan bahkan mengunjungi binatang tamu. Bantal-bantal lantai yang nyaman, sudut dan tempat membaca yang menarik membuat anak-anak tertarik untuk duduk dan membaca. Pajangan buku dan poster-poster yang berwarna- warni, alat-alat permainan, dan perabot rumah mainan semuanya mengatakan kepada anak-anak tersebut bahwa mereka diterima di perpustakaan itu. Kita diajarkan di sekolah bahwa nenek moyang kita belajar membaca dengan membaca Alkitab, berkumpul mengelilingi lilin dalam ruangan yang berangin. Kenyataannya adalah kebanyakan para pendahulu kita buta huruf saat mereka beranjak dewasa. Pembaca yang masih anak-anak tetap dapat melakukan firman Tuhan, tetapi mereka dapat memulainya dengan membaca "buku cerita" Alkitab yang berilustrasi khususnya yang diperuntukkan bagi anak-anak. "Alkitab Anak-anak" yang diperuntukkan bagi pembaca yang masih anak-anak harus ditulis dengan kata-kata yang bisa dipahami oleh anak-anak, bukan yang dengan menggunakan versi sederhana bagi orang dewasa yang kemudian diberi sampul merah muda atau biru. Anak-anak harus bisa melihat bahwa firman Tuhan memiliki arti bagi hidup mereka dan mereka harus didorong untuk memahami tiap halamannya setiap hari. (T/Rat) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul Buku : The Complete Handbook for Children Ministry Judul Artikel: Literature for Children: Apples of Gold Penulis : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publishers, Nashville, USA, 1993 Halaman : 195 - 199 ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------o/ -o- BUKU JUGA BISA "BERBAHAYA" -o- ========================== Suatu cara yang praktis untuk mengukur nilai bacaan dari suatu buku adalah dengan menentukan apakah isi buku itu mengandung sifat-sifat seorang anak, yaitu murni, jujur, terus terang, ramah, ataukah hanya kekanak-kanakan saja. Banyak buku bacaan anak yang memenuhi kriteria pertama, tetapi satu-satunya jalan untuk menemukannya adalah dengan membacanya, artinya orangtua harus membaca semua buku sebelum memberikannya pada anak. Bila kriteria untuk bacaan anak-anak itu dipegang teguh, niscaya bacaan yang bermutu akan memberikan sumbangan yang cukup berharga bagi masyarakat dan dunia anak-anak. Cerita yang informatif dan aktual akan memperluas pandangan dan memperkaya pengetahuan mereka. Dalam memberikan buku cerita kepada anak-anak, sebuah cerita haruslah mempunyai pesan moral, dan pesan itu harus tersisipkan dalam karangan karena cerita itu tidak akan lengkap tanpa pesan moral. Hanya dalam pengungkapannya haruslah secara integral sehingga kelihatannya tidak begitu kentara. Biasanya cerita yang riang adalah cerita yang paling disukai anak-anak, namun cerita itu haruslah mampu membangkitkan rasa simpati. Filsafat anak-anak adalah bebas tanpa prasangka. Bacaan yang baik bagi anak-anak usia sekolah adalah bacaan yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan, perkembangan watak, agama, budi pekerti dan sebagainya. Menggairahkan lebih dulu minat baca tanpa diimbangi bacaan segar yang sehat, yang mengandung mutu tinggi, akan menjadi timpang. Sekarang kenyataannya dunia baca sudah merupakan satu dunia keasyikan tersendiri. Setiap anak memerlukan kecakapan membaca. Lebih besar kesukaan membaca seorang anak lebih baik. Ia membaca dan mempelajari pelajaran sekolahnya bukan karena dipaksa, melainkan karena ia gemar membaca. Untuk tujuan ini orangtua atau guru harus menyediakan bahan bacaan yang perlu. Terutama buku-buku pelajaran sekolah patut disediakan dengan lengkap. Jika anak-anak belum mempunyai minat membaca, orangtua harus bisa mengajak mereka. Dengan menggunakan buku-buku bergambar, orangtua dapat merangsang minat anak-anak membaca. Setelah mereka senang melihat buku-buku gambar, perkenalkanlah buku-buku cerita yang sehat kepada mereka. Membaca merupakan salah satu cara paling baik untuk mengisi otak atau jiwa. Seorang anak yang senang dan banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari anak yang sedikit membaca. Intelektualitas seseorang tidak akan tumbuh sempurna tanpa membaca bahan bacaan sehat yang cukup. Bacaan memang sama pentingnya dengan makanan yang dimakan. Sebagaimana makanan mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan tabiat dan pertumbuhan intelek, begitu pulalah bacaan. Bagaimana pun juga orangtua harus tetap konsekuen dalam setiap tindakan, termasuk memilih bahan-bahan bacaan. Memilih bahan bacaan yang baik di rumah, dengan sendirinya membantu anak untuk bisa menghayati arti keindahan, dan memperluas serta memperdalam pengetahuan mereka. Memilih buku-buku yang baik itu adalah tugas dan tanggung jawab orangtua. Membawa anak ke toko buku dan bersama-sama memilih judul-judul buku yang baik dan menarik merupakan cara membimbing yang baik dan akrab. Dan justru cara seperti inilah yang sangat disenangi oleh anak-anak, bukannya hanya larangan-larangan melulu, tanpa mencari jalan pemecahan masalah yang berhubungan dengan buku-buku yang baik dan menyenangkan. Sebaiknya berikanlah buku-buku lama dan baru, tebal dan tipis, besar dan kecil, sehingga si anak akan mengetahui bermacam-macam bentuk buku tersebut. Berikanlah kepadanya buku-buku yang berisi puisi, prosa, buku-buku yang mempunyai ilustrasi berwarna hitam putih dan bermacam-macam warna. Ini adalah lebih baik daripada membeli suatu seri buku, walaupun isinya mungkin berbeda. E.G. White, seorang ahli didik, menuturkan, cerita-cerita dongeng tentang mahluk-mahluk halus, cerita purbakala dan cerita-cerita khayalan, sekarang mendapat tempat yang luas. Buku-buku yang seperti ini dipakai di sekolah-sekolah, dan di dalam rumah-rumah. Bagaimana bisa para orangtua berani mengizinkan anak-anak mereka membaca buku- buku yang berisi kepalsuan? Bila anak-anak itu menanyakan arti cerita-cerita yang sangat berlawanan dengan ajaran orangtua mereka, jawabnya tentu ialah bahwa cerita-cerita itu tidak benar. Tetapi ini tidak menghapuskan pesan-pesan yang tak baik itu. Buah pikiran yang ditujukan dalam buku-buku ini menyesatkan anak-anak. Hal ini memberikan pandangan hidup yang keliru, serta memperanakkan dan memelihara keinginan untuk hal yang tidak benar. Begitu buruknya pengaruh buku-buku yang tidak sehat ini, maka orangtua seyogyanya dapat membimbing dan mengarahkan anaknya dalam memilih buku-buku yang baik. Dan menurut penyelidikan para ahli, bacaan-bacaan yang menyimpang dari segi-segi moral sangatlah besar bahayanya. Kenyataannya hal ini dapat kita saksikan sendiri, begitu banyak buku picisan yang tersebar di mana-mana. Sudah barang tentu buku-buku seperti itu dapat menjerumuskan anak-anak kalau orangtua membiarkan anak membaca buku sesukanya. Manakala anak sudah cukup besar untuk dapat memilih bahan bacaannya sendiri, orangtua masih dapat memberi petunjuk dan pengaruhnya. Orangtua harus memperlihatkan minat pada buku-buku yang dibaca oleh anaknya, membaca sendiri buku-buku tersebut, dan membicarakan isinya dengan anak-anak mereka. Bahan diedit dari sumber : Judul Buku : Butir-butir Rumah Tangga Penulis : Alex Sobur Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 1987 dan BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 1993 Halaman : 178 - 181 ______________________________________________________________________ o/ TIPS ----------------------------------------------------------o/ -o- MEMULAI PERPUSTAKAAN DI SM -o- ========================== Mengapa anak-anak lebih menyukai buku-buku umum? Berdasar pengamatan, kemungkinan hal itu terjadi karena mereka tidak mengetahui adanya bacaan-bacaan Kristen untuk anak. Anak-anak relatif mudah untuk menemukan buku-buku umum, karena selain dari toko buku umum, anak-anak juga bisa meminjamnya dari perpustakaan sekolah, persewaan buku, perpustakaan umum, atau taman bacaan di kampung. Sedangkan buku-buku Kristen untuk anak kebanyakan hanya bisa didapatkan dari membelinya di toko buku Kristen, yang harganya seringkali tidak murah. Apakah kita bisa berdiam diri jika bacaan murid-murid SM Anda bukanlah bacaan yang dapat mengembangkan karakter dan iman Kristen mereka? Apakah kita sebagai para pelayan anak tidak tergugah melihat anak-anak "mengkonsumsi" pelajaran-pelajaran rohani hanya sekali seminggu saja? Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk dapat membantu anak-anak itu mendapatkan bacaan-bacaan rohani sesuai dengan kebutuhan mereka dengan mudah? PERPUSTAKAAN! Ya, perpustakaan adalah salah satu solusi terbaik terhadap masalah di atas. Sekolah-sekolah umum menyediakan perpustakaan guna memudahkan murid- muridnya untuk mendapatkan buku-buku bacaan yang mereka butuhkan. Itu berarti SM juga dapat menyediakan perpustakaan untuk memudahkan anak-anak SM mendapatkan bacaan Kristen. Jika SM Anda belum memiliki perpustakaan, bagaimana memulainya? Berikut ini langkah-langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk memulai perpustakaan SM setelah pengurus SM memutuskan untuk mengadakannya. Pastikan keputusan ini sudah mendapatkan persetujuan dari pengurus SM dan majelis gereja. Karena dukungan dari atas bisa memperlancar usaha Anda. Langkah-langkah ini kami khususkan untuk SM dengan jumlah murid di bawah 50 orang. 1. Membentuk pengurus perpustakaan ------------------------------- Hal ini penting, karena sekecil apapun perpustakaan, tetap harus ada yang bertanggung jawab, terutama dalam hal administrasi. Pengurus bisa terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan beberapa anggota sukarelawan. Ketua bertanggung jawab penuh terhadap pengadaan dan promosi perpustakaan tersebut, sedangkan sekretaris mencatat inventaris buku, mencatat keluar masuknya buku, dan menyimpan data peminjam. Anggota tugasnya membantu perawatan buku atau membantu sekretaris jika berhalangan. Anggota juga dapat menjadi petugas yang digilir untuk melayani perpustakaan. Jika akan ada keuangan khusus untuk perpustakaan bisa juga dipilih satu bendahara. 2. Mengumpulkan buku-buku ---------------------- Pengurus perpustakaan dan SM bekerja sama mengumpulkan buku-buku perpustakaan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan buku-buku: a. Meminta sumbangan buku-buku bacaan rohani milik murid-murid Anda yang sudah lama selesai dibaca. Jangan lupa untuk menulis surat pemberitahuan kepada orangtua murid atau mengumumkan hal ini di kebaktian umum. b. Mengajukan proposal kepada majelis untuk membeli kebutuhan buku-buku perpustakaan SM, baik buku bekas maupun baru. c. Mengadakan kegiatan menabung untuk perpustakaan. Guru maupun murid boleh mengisi tabungan khusus untuk perpustakaan yang hasilnya dapat Anda belikan buku-buku baru. Usahakan untuk mendapat buku-buku yang diminati Anak seperti cerita Alkitab bergambar, dongeng-dongeng (tetapi cari yang kental dengan prinsip-prinsip Kristen), komik-komik cerita Alkitab, majalah untuk anak, buku renungan harian untuk anak, dll.. 3. Hal-hal teknis. --------------- Yang dimaksud hal-hal teknis disini meliputi: a. Membuat prosedur pencatatan dan peminjaman buku. b. Membagi tugas-tugas para pengurus dan anggota. c. Sarana (lemari, ruangan, kursi, dll.) d. Peraturan-peraturan perpustakaan. 4. Promosi. -------- Setelah semua buku tersedia dan tertata rapi, langsung umumkan pembukaan perpustakaan ini kepada murid-murid SM Anda. Sebelumnya berilah pengantar pentingnya membaca buku-buku rohani bagi kehidupan iman mereka. Bisa juga umumkan pembukaan perpustakaan ini dalam ibadah umum, sekalian mengundang jemaat yang ingin menyumbangkan buku-buku. Langkah selanjutnya setelah perpustakaan SM sudah berjalan dengan baik adalah tahap pengembangan. Menurut DR. Murti Bunanta, S.S.,M.A. dalam seminar yang beliau bawakan tanggal 26 November 1997 langkah- langkah tersebut antara lain: 1. Menciptakan suasana membaca. ---------------------------- a. Fisik: Ruang yang bersih, terasa lega di mana buku-buku disusun secara rapi dan teratur serta terawat bersih akan dengan sendirinya mengajar anak untuk mencintai dan menyukai suatu ruangan yang disebut sebagai perpustakaan. b. Mental: Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga memotivasi anak menyukai membaca dan menjadi pembaca yang baik. c. Sarana: Anak harus dikelilingi dengan buku. Oleh karena itu, sebuah perpustakaan harus mempunyai cukup koleksi yang dipajang dengan menarik. Selain buku, dalam tahap pegembangan bisa juga disediakan vcd/film yang isinya berhubungan dengan bacaan. 2. Menyelenggarakan berbagai program. ---------------------------------- a. Melalui acara yang ada kaitannya dengan menulis/menggambar. (Red.: Misalnya kegiatan menulis kesaksian, menggambar, dll.) b. Melalui program buku, yaitu berkaitan dengan bacaan. (Red.: Misalnya kegiatan mendongeng atau meminta anak membaca salah satu buku bacaan di perpustakaan SM lalu menceritakan kembali isi buku itu.) 3. Mengadakan kerjasama. --------------------- Kerjasama bisa diadakan antara orangtua, guru SM, majelis atau komisi-komisi dalam gereja, juga jemaat, dll.. Tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan kualitas perpustakaan dan kuantitas, baik itu buku maupun minat baca anak. 4. Mencari dana. ------------- Dana diperlukan untuk kas perpustakaan. Gunanya untuk menjalankan program-program yang dibuat perpustakaan dan untuk menambah koleksi buku. Dana bisa dicari dengan berbagai cara, misalnya bisa dengan iuran anggota, celengan untuk perpustakaan SM, janji iman guru-guru SM, anggaran dari gereja, dll.. Perpustakaan SM dapat menjadi salah satu wadah bagi anak untuk mendapatkan bacaan-bacaan rohani yang bermutu dan bermanfaat terutama bagi pertumbuhan rohani mereka. Bacaan-bacaan yang tidak layak dibaca oleh anak-anak SM banyak beredar dan mudah diperoleh di lingkungan mereka. Oleh karena itu melalui SM dan perpustakaannya, para guru SM dan pelayan anak bisa bergandeng tangan untuk memberikan proteksi yang baik dan benar terhadap minat baca mereka. Ditulis oleh: Redaksi (Davida) ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/ Dari: Anna Yulia <annayulia(at)> >Saya perlu info beberapa tim/ lembaga pelayanan anak yang bisa >diundang untuk acara natal anak. (Pembicara + timnya) seperti tim >panggung boneka / firman + bentuk pertunjukan yang lainnya. Yang >saya tahu selama ini adalah Rot - Rot & Kan - Kan dari Comunique 33 >dan panggung boneka dari Domba Kecil. Apakah teman - teman ada yang >tahu alternatif yang lain. Makasih banyak Redaksi: Mungkin ada rekan-rekan e-BinaAnak yang memiliki info yang dibutuhkan? Silakan menghubungi Redaksi e-BinaAnak dan kami akan menyampaikan infonya kepada Ibu Anna Yulia. Anda dapat menghubungi kami di: ==> < staf-BinaAnak(at)sabda.org > ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Literatur adalah fondasi untuk masuk ke dalam dunia yang lebih luas lagi. o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |