Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/259 |
|
e-BinaAnak edisi 259 (14-12-2005)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: Edisi 259/Desember/2005 ---------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL NATAL (1) : Untuk Menyembah Sujud o/ ARTIKEL NATAL (2) : Emas, Keadaan, dan Lumpur Hadiah dari Anak-anak yang Bijaksana o/ BAHAN MENGAJAR (1) : Raja yang Besar dan Raja yang Kecil o/ BAHAN MENGAJAR (2) : Aneka Puisi Natal o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Ucapan Terima Kasih o/ MUTIARA GURU o/----------------------------------------------------------------o/ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ______________________________________________________________________ o/ SALAM DARI REDAKSI --------------------------------------------o/ Salam kasih dalam penyertaan Yesus Kristus, Minggu ini kita telah memasuki minggu kedua menjelang Natal. Bagaimana dengan persiapan perayaan Natal di SM Anda? Mungkin sekarang ini Anda sedang sibuk mempersiapkan segala pernak-pernik Natal SM. Namun, meskipun sedang sibuk, tak ada salahnya jika Anda menyempatkan diri barang sejenak untuk menyimak edisi kali ini. Kalau Anda bertanya kepada anak-anak SM Anda tentang siapakah tokoh yang identik dengan Natal selain Yesus, Maria, Yusuf dan para gembala, tentunya dengan serempak mereka akan menjawab orang-orang majus atau lebih tepatnya lagi tiga orang majus. Ya, mereka ini memang merupakan tokoh yang selalu ada dan ditampilkan dalam drama ataupun cerita-cerita Natal. Biasanya orang-orang majus ini identik dengan persembahan yang mereka bawa yaitu berupa emas, mur dan kemenyan. Siapakah sebenarnya mereka ini? Mengapa dan bagaimana mereka bisa terlibat dalam pristiwa kelahiran Yesus? Mungkin itu pertanyaan yang selama ini menjadi teka-teki bagi Anda. Nah, edisi kali ini kami harapkan bisa memberikan jawaban atas teka-teki tersebut dan mungkin bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi Anda dan murid-murid SM Anda. Ok, silakan menyimak! In Christ, Staf Redaksi e-BinaAnak (Ratri) "Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur." (Matius 2:11) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+2:11 > ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL NATAL (1) ---------------------------------------------o/ -o- UNTUK MENYEMBAH SUJUD -o- ===================== Orang majus jarang ketinggalan dalam cerita atau kartu Natal. Anda tentunya pernah melihat gambar yang menunjukkan tiga orang majus sedang berlutut di depan palungan bersama Maria, Yusuf, dan para gembala. Gambar yang bagus namun sebenarnya juga kurang tepat. Sedikitnya ada empat hal di gambar itu yang sebenarnya kurang berdasar yaitu bahwa (1) orang majus datang bersamaan waktunya dengan gembala, (2) mereka datang ke palungan, (3) mereka berjumlah tiga orang, dan (4) mereka bertemu dengan Yusuf. [Red: perhatikan juga hal ini dalam pengajaran Anda di SM.] Kita sudah terbiasa mengira bahwa orang majus datang pada malam kelahiran Yesus. Alkitab tidak mengatakan demikian. Menurut Matius 2:1, kedatangan orang majus adalah "sesudah Yesus dilahirkan". Berapa hari atau berapa bulan sesudahnya tidaklah kita ketahui dengan pasti. Tentang para gembala dikatakan bahwa mereka menjumpai "bayi" itu (Lukas 2:16), sedangkan tentang orang-orang majus dikatakan bahwa mereka menjumpai "Anak" itu. Tiga kali digunakan kata "Anak" di Matius 2:3-11. Mengenai lokasinya pun terdapat perbedaan. Para gembala menjumpai Yesus "terbaring di dalam palungan" (Lukas 2:16), jadi rupanya di semacam tempat hewan, sedangkan orang-orang majus menjumpai Yesus di sebuah rumah (Matius 2:11). Menurut dugaan yang lazim, kedatangan orang-orang majus terjadi ketika Yesus sudah berusia beberapa bulan. Tentang jumlah orang majus itu, jika di sandiwara atau di gambar biasanya diperlihatkan adanya tiga orang majus, nyatanya Alkitab tidak mengatakan bahwa mereka bertiga. Bisa jadi kebiasaan menyebut jumlah tiga orang itu disebabkan oleh adanya tiga macam persembahan yang mereka bawa. Mungkin mereka hanya berdua, namun mungkin juga jumlah mereka lebih dari tiga orang karena demi keamanan dalam menempuh perjalanan yang jauh, biasanya pada zaman itu orang berjalan dalam rombongan yang besar. Siapa sebenarnya orang-orang majus itu? Orang majus berarti orang pandai yang berilmu, dalam hal ini ilmu falak. Alkitab mengatakan bahwa mereka datang dari Timur. Mungkin dari Babil. Banyak bangsa pada zaman itu beranggapan bahwa segala kejadian di dunia adalah pantulan dari apa yang terjadi di langit dengan bintang-bintang. Pada zaman itu, astronomi (ilmu falak) adalah juga astrologi (ilmu nujum). Dari mana orang-orang majus mengetahui tentang "raja orang Yahudi"? Agaknya, para ahli ilmu falak Babil sudah mengetahui tentang pengharapan datangnya Mesias itu dari orang-orang Yahudi yang dulu ditawan di Babil. Baiklah, yang penting bagi kita adalah bahwa orang-orang majus itu akhirnya tiba di tempat Yesus. Di Matius 2:11 tertulis: "Mereka melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya." Mengapa Yusuf tidak disebut? Rupanya hanya Maria yang ada di rumah. Apa yang terjadi pada perjumpaan ini? Berbeda halnya dengan gembala yang berkata-kata kepada Maria dan Yusuf, maka tentang orang-orang majus ini tidak disebutkan bahwa mereka mengucapkan sesuatu. Mungkin perbedaan bahasa menjadi rintangan. Memang, dalam hal ini bukan perkataan yang diperlukan, melainkan perbuatan. Dan itulah yang dilakukan orang-orang majus. "Mereka sujud menyembah Dia, ... membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya ..." (Matius 2:11). Bukan mustahil bahwa orang-orang majus itu merasakan suatu misteri ketika berhadapan dengan bayi Yesus, sehingga mereka tidak bisa dan tidak mau berkata apa-apa. Mereka hanya menyembah sujud dengan teduh dan takjub. Tetapi dalam keadaan teduh yang bersih dari bunyi dan kata, justru terjadi perjumpaan antara manusia dengan Allah. Bibir orang-orang majus itu tertutup rapat, tetapi di depan Allah hati mereka terbuka dekat. Di saat seperti itu, kita yang insani menyatu dengan Dia yang Ilahi. Di saat itu kita tidak perlu berkata apa-apa kecuali menyembah sujud. Sumber diedit dari: Judul Buku : Selamat Natal Judul Artikel: Untuk Menyembah Sujud Penulis : Andar Ismail Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2002 Halaman : 90 - 92 ______________________________________________________________________ o/ ARTIKEL NATAL -------------------------------------------------o/ -o- EMAS, KEADAAN, DAN LUMPUR -o- HADIAH DARI ANAK-ANAK YANG BIJAKSANA ==================================== Waktu itu satu minggu menjelang hari Natal. Saya sedang menjaga empat orang anak kami sementara istri saya memeriksakan kesehatan bayi kami. (Menjaga anak bagi saya berarti membaca koran sementara anak-anak membuat rumah berantakan.) Hanya hari itu saya tidak membaca. Saya menggerutu. Pada setiap halaman koran yang saya buka terpampang hadiah-hadiah yang gemerlapan, gambar rusa kutub sedang melompat-lompat, dan saya diberitahu bahwa waktunya tinggal enam hari lagi untuk memburu dan membeli barang-barang yang tidak bisa saya beli dan tidak dibutuhkan siapa pun. Apa sih sebenarnya hubungan semua itu dengan kelahiran Kristus? Tanya saya dengan jengkel dalam hati. Terdengar suara ketukan di pintu ruang baca, tempat saya menyendiri. Lalu Nancy berkata, "Yah, kami akan mementaskan suatu sandiwara. Maukah Ayah melihatnya?" Sebenarnya saya tidak mau. Tetapi saya mempunyai tanggung jawab sebagai seorang ayah, karena itu saya mengikutinya ke ruang tamu. Segera saya tahu, pertunjukan itu sandiwara Natal, karena di dekat kaki kursi piano terlihat lampu senter yang menyala, yang dibungkus dengan kain lampin dan diletakkan di dalam kotak sepatu. Rex, enam tahun, datang memakai jubah mandi saya dan membawa batang pengepel. Ia duduk di kursi piano, menatap lampu senter itu. Nancy, sepuluh tahun, memakai kerudung dari seprai di kepalanya, berdiri di belakang Rex dan memulai sandiwara itu, katanya, "Saya Maria dan dia Yusuf. Biasanya Yusuf berdiri dan Maria duduk. Tetapi kalau Maria duduk akan kelihatan lebih tinggi daripada Yusuf yang berdiri, karena itu kami pikir lebih baik begini saja." Lalu Trudy, empat tahun, berlari masuk. Ia tidak pernah bisa berjalan pelan. Ia memegang sarung bantal. Ia mengembangkan kedua tangannya lebar-lebar dan hanya berkata, "Saya seorang malaikat. " Kemudian muncul Anne, delapan tahun. Saya langsung tahu ia berperan sebagai orang majus. Ia berjalan pelan-pelan seolah-olah sedang menunggang seekor unta (ia memakai sepatu hak tinggi kepunyaan ibunya). Dan ia dihiasi dengan segala perhiasan yang ada. Di atas sebuah bantal ia membawa tiga macam barang, pastilah emas, kemenyan, dan mur. Berkali-kali ia berlutut ke arah lampu senter itu, kepada Maria, Yusuf, malaikat, dan saya, lalu berkata, "Saya adalah ketiga orang majus. Saya membawa hadiah-hadiah yang berharga: emas, keadaan, dan lumpur." Dan pertunjukan itu sudah usai. Saya tidak tertawa. Saya berdoa. Benar juga apa yang dikatakan Anne! Kita menyambut hari Natal dengan beban kemewahan emas -- dengan hadiah-hadiah yang berlebihan dan pohon yang gemerlapan. Dalam keadaan seperti itu, yang dibentuk oleh waktu, tempat, dan kebiasaan, kita tidak dapat melakukan apa-apa. Dan keadaan itu, apabila kita merenungkannya, seperti lumpur. Saya menatap wajah cerah anak-anak saya, sebagai seorang penonton yang menghargai mereka dan ingat bahwa Yesus Kristus sudah memperlihatkan kepada kita bagaimana hal-hal ini dapat diubah. Yesus Kristus datang ke dunia ini supaya dengan kedatangan-Nya Ia dapat memberi berkat yang kekal. Ia menerima keadaan yang tidak sempurna dan mengecewakan, dan lahir dalam keadaan itu supaya dapat menanamkan hal-hal yang ilahi. Bagi Anda dan saya, mungkin lumpur itu merupakan sesuatu yang tersembunyi yang harus disapu dan dibersihkan, tetapi bagi anak-anak, mereka dapat belajar dari situ untuk membentuk kehidupan mereka. Di tengah-tengah acara yang gemerlapan, kebiasaan, dan hal-hal yang duniawi, anak-anak melihat dengan jelas kasih yang ada di dalam diri mereka yang berusaha keras untuk mereka ungkapkan. Sumber diedit dari: Judul Buku : Kisah Nyata Seputar Natal Judul Artikel : Emas, Keadaan, dan Lumpur -- Hadiah dari Anak-anak yang Bijaksana Penulis Artikel: Rex Knowles Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989 Halaman : 82 - 84 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------o/ -o- RAJA YANG BESAR DAN RAJA YANG KECIL -o- =================================== CERITA Pada suatu hari, di negeri Palestina yang kecil, dua orang raja hidup pada waktu yang bersamaan dan di tempat yang bersamaan. Salah seorang dari kedua raja itu umurnya kurang lebih tujuh puluh tahun; sementara raja yang lain masih bayi. Raja yang besar adalah raja yang jahat; raja yang kecil masih murni. Raja yang besar kaya dan berkuasa; raja yang kecil hidup dalam kemiskinan. Raja yang besar tinggal di dalam sebuah istana yang mewah, raja yang kecil tinggal di dalam kandang binatang. Ibu raja yang kecil adalah seorang perempuan desa, ayah angkatnya adalah seorang tukang kayu. Nama raja yang besar adalah Herodes. Ia disebut "agung". Ia adalah "raja boneka". Artinya, pada masa itu dalam sejarah bangsa Yahudi, Palestina berada di bawah kekuasaan kaisar Romawi. Roma telah mengalahkan Palestina di dalam peperangan dan Roma telah menempatkan seorang raja setempat di Galilea untuk dijadikan wakilnya di tempat itu. Herodes menjadi gubernur Galilea pada tahun 40 s.M. dan pada tahun yang sama Senat Romawi menyatakan dia sebagai "Raja Yudea". Ia adalah seorang ahli bangunan. Ia menjadi terkenal karena ia membangun Bait Allah yang besar di Yerusalem. Salah satu dindingnya, yaitu yang disebut Dinding Ratapan, masih tetap ada, dan terkenal karena batu-batunya yang besar, yang sekaligus menjadi monumen atau ciri Raja Herodes. Tetapi Herodes mempunyai masalah. Meskipun ia disebut "Raja Yudea", ia tidak dapat menjadi raja bangsa Yahudi yang sesungguhnya. Ia bukan berasal dari suku Yehuda. Ia bukan dari keturunan Daud. Bahkan ia bukan orang Yahudi. Pada suatu hari Herodes menerima kunjungan tamu-tamu luar biasa. Mereka adalah orang-orang dari negeri timur. Tradisi menyebut mereka sebagai tiga orang raja, tetapi mereka sebenarnya adalah orang-orang majus atau para astrolog, mungkin mereka dari Persia. Para orang majus ini datang kepada Herodes, karena mereka sedang mengikuti sebuah bintang, yang menuntun mereka ke Palestina. Mereka bertanya kepada Herodes, "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Herodes sangat risau oleh karena pertanyaan itu. Ia tidak ingin melihat ada seorang raja lain di daerah atau wilayahnya, apalagi seorang raja sejati yang diurapi oleh Allah. Ia mencoba untuk memperdayakan orang-orang majus itu. Ia kemudian mengadakan pertemuan dengan mereka secara diam-diam dan meminta agar mereka mencari raja yang baru lahir itu. Ia berdusta kepada orang-orang majus itu. Ia pura-pura ingin mengetahui di mana bayi yang baru lahir itu agar ia dapat sujud menyembah-Nya. Apa yang sebenarnya diinginkannya ialah membunuh raja yang masih kecil itu. Orang-orang majus itu meninggalkan Raja Herodes dan mengikuti bintang itu ke Betlehem, sampai akhirnya merekapun menemukan bayi raja itu. Mereka sujud dan menyembah Dia. Mereka memberikan persembahan kepada-Nya. Persembahan ini tidak sebagaimana lazimnya. Persembahan-persembahan ini adalah jenis-jenis yang dalam Perjanjian Lama diperuntukkan bagi bayi raja-raja. Persembahan itu terdiri dari emas, kemenyan, dan mur. Ketika Herodes menyadari bahwa orang-orang majus itu telah menipunya, ia menjadi marah. Ia menyuruh agar semua bayi laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah di daerah Betlehem dan sekitarnya dibunuh. Tetapi Allah memperingatkan ayah angkat bayi raja itu, dan bersama dengan istri dan bayinya mereka melarikan diri ke Mesir. Tidak lama kemudian Raja Herodes meninggal, maka bayi raja itu bersama kedua orang tua-Nya kembali ke Palestina. Raja yang besar itu telah meninggal dan sekarang ia hanya dikenang sebagai seorang raja kecil. Raja kecil itu tumbuh menjadi besar dan disebut Yesus yang Maha Besar. Ia sekarang menjadi Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan. Cerita yang sederhana ini merupakan catatan yang menyedihkan dari hari Natal yang pertama. Peristiwa ini merupakan catatan mengenai seorang raja yang tidak mengenali Rajanya. Di dunia ini dan di dalam sejarah, ada banyak raja, ratu, pangeran dan putri raja. Masing- masing mereka memerintah dengan kekuasaan yang sangat terbatas. Namun setiap orang yang pernah memakai mahkota itu berada di bawah kekuasaan dan otoritas Raja yang Maha Agung ini. Hari Natal menandai hari kelahiran dari seorang Maha Raja, yaitu kelahiran dari Raja yang Mahabesar, Raja di atas segala Raja, yang memerintah untuk selama-lamanya. PERTANYAAN DAN RENUNGAN 1. Mengapa Raja Herodes begitu takut terhadap bayi Yesus? 2. Apa yang menyebabkan cerita bagaimana Herodes "tidak mengenali Rajanya" itu menjadi begitu tragis? Bagaimana cerita itu pun masih tetap tragis pada zaman sekarang ini? 3. Bagaimana caranya kita dapat disebut sedang berusaha untuk menghilangkan kuasa Kristus dari dalam kehidupan kita sekarang ini? AKTIVITAS YANG DIPERLUKAN 1. Kantong-kantong kertas untuk dijadikan boneka (paling sedikit tiga buah: Raja Herodes, satu orang majus dan Imam Besar). Krayon, kayu atau pensil untuk menegakkan boneka-boneka. Surat kabar bekas untuk mengisi boneka-boneka. Pita berperekat untuk menempelkan boneka-boneka itu pada gagangnya. atau .... 2. Gunakan hanya krayon dan kantong kertasnya saja -- gerakkan bonekanya dengan jari-jari tangan Anda, dan pakailah lipatan- lipatan pada kantong kertas itu sebagai mulut boneka. Jelaskan kepada anak-anak bahwa mereka akan membuat boneka-boneka berdasarkan bacaan Kitab Suci hari ini (Matius 2:1-12). Jika perlu, baca kembali ayat-ayatnya dan tolonglah anak-anak untuk memilih tokoh mana yang akan mereka buat bonekanya. Pementasannya dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara: 1. Mintalah beberapa dari anak-anak untuk menulis naskah dan membacakannya sementara pembuat bonekanya menggerak-gerakkan boneka yang dibuatnya dengan gerakan yang sesuai. Atau .... 2. Mintalah agar setiap orang berperan seperti tokoh boneka yang dibuatnya, biarlah mereka bercakap-cakap sesuai dengan jalan ceritanya itu. Diskusikan perbedaan antara hati yang berpengharapan dan hati yang iri. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Kristus di Dalam Natal Judul Artikel: Raja yang Besar dan Raja yang Kecil Penulis : James C. Dobson, Charles R. Swindoll, James Montgomery Boice, R.C. Sproul Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989 Halaman : 54 - 57 ______________________________________________________________________ o/ BAHAN MENGAJAR (2) --------------------------------------------o/ -o- ANEKA PUISI NATAL -o- ================= KASIH YANG TETAP HIDUP ---------------------- Setiap anak di bumi itu kudus, Setiap tempat tidur bayi adalah palungan sederhana, Setiap rumah adalah kandang ternak yang kusam, Setiap kata yang ramah menjadi suatu pujian, Setiap bintang adalah permata milik Allah, Dan setiap kota adalah Betlehem, Karena Kristus lahir, dan lahir kembali, Ketika kasih-Nya hidup dalam hati manusia. (W.D. Dorrity) MEMBUAT PALUNGAN KECIL ---------------------- Tidak ada kamar di penginapan Bagi saya, Relakah Anda menyediakan palungan kecil di dalam hati Anda? Ke dalam tempat berlindung yang hangat dan terang itu Maukah Anda membawa masuk Seseorang yang kedinginan, Sendirian, tanpa teman? Supaya kasih kembali dilahirkan di bawah bintang! (Barbara Gooden) EVALUASI -------- Lahir di kandang ternak yang dipinjamkan, Dan dikuburkan di makam orang lain; Tak ada harganya dibandingkan kepuasan diri kita sendiri Tidak ada tempat bagi orang seperti Dia Tetapi istana sama miskinnya dengan kandang sampai Sang Pangeran lahir ke dalam dunia, Dan kubur merupakan ejekan untuk harapan Sebelum Ia mengubah kematian menjadi kelahiran! (Elinor Lennen) Sumber: Judul Buku: Kisah Nyata Seputar Natal Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989 Halaman : 27, 32, dan 131 ______________________________________________________________________ o/ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------o/ Dari: IDN-Banggai <IDN-Banggai(at)> >Salam sejahtera, >Kami selalu menerima kiriman dari redaksi BinaAnak. tulisan- >tulisannya sangat memberi inspirasi baru dalam menghadapi anak- >anak. Terima kasih ya, sudah menjadi berkat yang HEBAT buat kami. >Semoga Tuhan memberkati Ibu-ibu dan Bapak-bapak dalam pelayanan >ini. Redaksi: Puji Tuhan! Segala kemuliaan hanya bagi Dia jika e-BinaAnak dapat dipakai-Nya menjadi berkat bagi rekan-rekan semua. Ini merupakan sukacita yang amat besar bagi kami. Jangan lupa juga untuk membagikan semua berkat yang sudah Anda dapatkan kepada rekan-rekan lain yang belum mengenal e-BinaAnak. Kiranya pelayanan anak Indonesia semakin maju dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya. ______________________________________________________________________ o/ MUTIARA GURU --------------------------------------------------o/ Tuhan Yesus, kami berterima kasih kepada-Mu, karena Engkau menjadi Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, dan Raja Damai kami o/----------------------------------------------------------------o/ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2005 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati o/----------------------------------------------------------------o/ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |