Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/262 |
|
e-BinaAnak edisi 262 (13-1-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 262/Januari/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL : Anak-anak Anda dan Uang Saku ^o^ TIPS : Mengajar Anak Menggunakan Uang ^o^ BAHAN MENGAJAR : Mengampuni Hutang-hutang ^o^ WARNET PENA : Virtual Church Kids ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Usulan untuk Bahan Mengajar ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam kasih dalam Yesus Kristus, Anak-anak, khususnya usia sekolah, biasa mulai mengerti kegunaan uang. Karenanya mereka mudah tergoda untuk membeli sesuatu yang menarik hatinya dengan uang yang mereka dapatkan dari orang tua atau orang dewasa lain di keluarganya. Namun apakah bijaksana bagi orang tua untuk selalu memberikan uang kepada anak tanpa terlebih dahulu memberi pengajaran bagaimana bertanggung jawab dalam menggunakan uang? Bagaimana Guru Sekolah Minggu dapat menolong orang tua untuk mengajar anak bertanggung jawab tentang masalah uang ini? Silakan simak sajian Publikasi e-BinaAnak edisi kali ini yang menampilkan berbagai referensi menarik seputar masalah keuangan dan anak. Tidak lupa pada edisi ini kami juga memuat review singkat mengenai sebuah situs gereja online yang ditujukan untuk anak. Akhir kata, Redaksi mengucapkan selamat membaca. Tim Redaksi (Tri Hardhono) Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Ibrani+13:5 > ^o^ ARTIKEL ------------------------------------------------------ ^o^ ^ ANAK-ANAK ANDA DAN UANG SAKU ^ ============================ Apa yang Mereka Pelajari tentang Tanggung Jawab Keuangan? Mengajar anak-anak tentang bagaimana menjadi bendahara yang bijak dalam menangani sumber penghasilan mereka merupakan pokok yang penting yang harus diajarkan oleh orang tua Kristen. Dan cara yang baik untuk mulai mendidik mereka di dalam hal ini ialah dengan melatih mereka tentang bagaimana menggunakan uang. Salah satu cara yang terbaik bagi anak-anak untuk belajar tentang keuangan ialah dengan memberikannya uang saku. Banyak orang tua yang tidak terbiasa memberikan uang saku secara teratur, mereka hanya memberikan uang kepada anak-anak mereka secara tidak teratur dan tidak terencana, dan memberikannya hanya kalau diminta. Cara pemberian uang yang demikian itu tidaklah mengajarkan kepada mereka bagaimana mengelola uang. Anak-anak harus meminta- minta uang dan orang tua selalu harus memutuskan pada saat itu juga apakah setiap permintaan mereka itu patut dan dapat diberikan atau tidak. Jika kita memberikan uang saku secara teratur maka masalah-masalah seperti ini dapat dicegah, namun ada banyak pandangan yang sangat berbeda tentang bagaimana cara yang terbaik untuk memberikan uang saku itu. Ada orang tua yang hanya memberikan uang saku sebagai upah untuk anak-anak yang menyelesaikan tugas-tugasnya di rumah. Ada orang tua lain yang memberikan uang saku secara teratur tetapi kalau tugas-tugas di rumah tidak diselesaikan atau kalau ia nakal, maka sebagai hukuman uang saku itu tidak diberikan. Banyak orang tua berpendapat bahwa cara-cara ini mendorong anak-anak untuk menjadi baik hanya karena uang, dan memandang tugas-tugas harian di rumah hanya sebagai pekerjaan untuk mendapat upah dan bukan sebagai tanggung jawab yang wajar sebagai anggota keluarga. Selain itu karena uang itu diberikan secara tidak teratur, maka sulit bagi anak-anak itu untuk belajar bagaimana merencanakan anggaran atau menabung penghasilan mereka. Ada juga orang tua yang memberikan uang saku secara teratur dan jumlahnya pun tetap, mereka tidak menuntut syarat apa-apa. Nampaknya sistem semacam inilah yang paling baik untuk melatih anak-anak belajar membuat anggaran belanja, tetapi memang sistem ini tidak cukup untuk mengajarkan kepada anak-anak kaitan antara kerja dan upah. Rupanya pendekatan yang terbaik ialah kombinasi dari kedua cara itu. Berikanlah kepada setiap anak sejumlah uang saku secara teratur dan jumlah itu pun harus diperhitungkan sesuai dengan berapa kebutuhan dasar mereka, ditambah lagi dengan sejumlah uang yang dapat mereka pakai sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Uang saku jenis ini merupakan uang yang menjadi bagian anak itu dari penghasilan keluarga karena ia merupakan salah seorang anggota keluarga. Selain itu, ia juga bertanggung jawab untuk melaksanakan beberapa tugas di dalam urusan rumah tangga, jika ia tidak memenuhi kewajibannya ia harus didisiplin dengan cara lain dan bukan dengan jalan tidak memberikan uang sakunya. Sebagai penghasilan tambahan ia dapat diberi upah untuk melakukan pekerjaan ekstra, yaitu pekerjaan yang biasa dilakukan orang lain dengan jalan Anda mengupahnya, misalnya memotong rumput atau mencuci mobil. Penghasilan tambahan ini akan mengajarkan kepada si anak tentang hubungan antara pekerjaan dan upah. Dan penghasilan yang diperolehnya dengan cara ini dapat dipergunakannya untuk hal-hal yang disenanginya dan bukan untuk kebutuhannya yang dasar. Efektivitas uang saku untuk membina rasa tanggung jawab dalam soal keuangan dan dalam soal mengenal nilai uang sebagian besar sangat bergantung pada berapa banyak uang yang diberikan dan pada pedoman- pedoman yang Anda berikan dalam hal penggunaan uang itu. Berikut ini terdapat beberapa prinsip yang penting: 1. Bagaimana cara Anda sendiri mengelola uang Anda merupakan pernyataan yang paling menentukan, tak peduli apa pun yang Anda katakan. 2. Uang saku harus diberikan secara teratur, tepat pada waktunya, dan tanpa harus diingatkan. Pemberian uang saku secara teratur merupakan kunci untuk mengajarkan disiplin dalam penggunaan uang. 3. Anda harus menjaga agar sedapat mungkin uang saku itu tidak diberikan sebelum waktunya. Janganlah memberi lebih atau kurang dari jumlah yang sudah disepakati agar anak Anda dapat belajar mengatur pengeluaran dan pendapatannya itu secara seimbang. 4. Besarnya uang saku harus didasarkan pada apa yang Anda mau ia lakukan dengan uang itu, dengan mempertimbangkan umur anak, kemampuan, dan kebutuhannya, serta keadaan dalam keluarga. 5. Tambahkan juga pada jumlah uang sakunya itu sejumlah uang yang dapat dipakai sesuka hatinya agar ia dapat belajar bagaimana memilih dengan bijaksana dalam membelanjakan uangnya. 6. Anda juga bertanggung jawab untuk melakukan semacam pengawasan agar dapat menjaga supaya pengeluarannya berada dalam batas-batas peraturan dan nilai-nilai yang dijunjung oleh keluarga. 7. Janganlah memakai uang saku sebagai alat untuk "membeli" kasih sayang. Berikut ini terdapat beberapa cara untuk menolong agar anak Anda dapat bertanggungjawab dalam soal keuangan: a. Mulailah dengan menolong anak-anak Anda yang belum sekolah untuk dapat mengerti tentang berbagai pecahan mata uang lima puluh rupiah, seratus, lima ratus, dan seribu rupiah sambil bermain pasar-pasaran. Selain itu kadang-kadang ajaklah ia untuk ikut pergi berbelanja dengan Anda, dan pada waktu itu berikanlah uang kecil agar ia sendiri dapat membeli apa yang ia mau. Dengan demikian Anda sudah mengajarkan kepada anak Anda bahwa uang adalah sarana untuk jual-beli. b. Seorang anak kecil yang sudah mulai bersekolah dapat dipercayakan untuk membeli makanan kecil, hadiah-hadiah keluarga, dan barang- barang kecil lainnya. Ajarkanlah anak itu pentingnya memisahkan terlebih dahulu perpuluhannya bagi Tuhan. Kemudian tolonglah anak itu untuk menyusun anggaran belanjanya pada sehelai kertas, untuk mencatat segala pengeluaran tetap yang menjadi tanggung jawabnya, dan hal-hal lain yang ingin dibelinya. Doronglah untuk menyisihkan suatu jumlah tertentu untuk ditabung, dan lebih baik lagi jika Anda memberikan satu sasaran jangka panjang. c. Di antara umur tujuh dan sembilan tahun, kebanyakan anak sudah siap untuk mulai mengelola uang saku mingguan dengan mencatat anggaran belanjanya pada sehelai kertas. Hal-hal yang dipilihnya untuk dibeli dari uang tabungannya akan dapat memberikan kepadanya pelajaran yang penting sekali dalam soal keuangan. Dengan bertambah besarnya anak Anda, ia akan dapat menabung untuk pembelian-pembelian yang lebih besar. Jika ia beberapa kali keliru dalam memilih barang yang akan dibeli oleh uang simpanannya maka hal itu akan dengan cepat sekali mengajarkan kepadanya kaitan harga dengan mutu barang yang dibelinya. Biarkanlah anak Anda belajar dengan jalan mengalaminya sendiri walau memang hal itu merupakan pengalaman yang pahit: Janganlah Anda mencoba "menolong" dengan mengganti kerugian yang dideritanya, dan usahakanlah untuk tidak memberi komentar, "Apa saya bilang!" d. Kadang-kadang mengikutsertakan anak yang masih di bawah umur sepuluh tahun dalam membicarakan masalah keuangan keluarga akan merupakan cara yang baik bagi anak itu untuk menyadari bahwa pendapatan rumah tangga itu terbatas, dan bahwa kadang-kadang memang sulit untuk mengambil keputusan tentang yang mana yang harus didahulukan. Dan percakapan keluarga ini juga dapat menjadi waktu yang baik untuk memberikan pengertian kepada anak-anak tentang pajak, asuransi, jaminan sosial, dan masalah kredit. Biarkan anak Anda ikut serta dalam menentukan tentang apakah keluarga Anda akan membeli mobil atau akan mengubah bentuk ruangan. Namun demikian, Anda juga harus memastikan agar anak Anda tidak ikut serta memikul beban keuangan keluarga yang sedang krisis, atau mempunyai perasaan bersalah karena menjadi beban keluarga. e. Ingat juga bahwa dengan bertambahnya usia anak Anda, bertambah besar pula kebutuhannya akan uang. Baik sekali jika Anda meninjau kembali besarnya uang saku anak Anda dua kali setahun. Seorang anak remaja perlu dianjurkan untuk mulai bekerja di luar bila ada kesempatan, dan upah yang diperoleh sebagai hasil kerjanya harus dipisahkan dari uang sakunya supaya anggaran belanjanya tetap seimbang. Anda juga dapat mencanangkan agar ia membeli barang yang cukup mahal seperti misalnya membeli sepeda atau sepeda motor, atau apa saja yang masih dalam jangkauannya. Dan ajarkanlah agar ia mendisiplin dirinya untuk menabung secara teratur misalnya dengan menjanjikan untuk menyediakan setengah dari harga barang yang akan dibeli jika anak itu mau menabung yang setengahnya lagi. Bagaimanapun cara Anda mengatur uang saku anak Anda, ingatlah: pelajaran yang terbaik yang dapat dipelajari oleh anak-anak Anda tentang keuangan itu ialah teladan Anda. Sudahkah Anda sendiri menjadi teladan dalam soal mengatur prioritas, dalam soal menentukan mana yang lebih berharga, dan dalam soal menjadi bendahara Kristen yang baik sebagaimana yang ingin Anda ajarkan kepada anak-anak Anda? Sumber diedit dari: Judul Buku : 40 Cara Mengarahkan Anak Judul Artikel: Anak-anak Anda dan Uang Saku Penulis : Paul Lewis Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 17 - 21 ^o^ TIPS ---------------------------------------------------------^o^ ^ MENGAJAR ANAK MENGGUNAKAN UANG ^ ============================== Tanya jawab berikut ini diringkas dari transkrip kaset TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga - T072B). Bersama Pdt. Paul Gunadi, Ph.D. sebagai narasumbernya, kita akan belajar tentang cara mengajar anak agar bertanggung jawab dalam hal penggunaan uang. ------ T : Bagaimana orang tua mengajarkan kepada anaknya di dalam menggunakan uang yang dipercayakan kepadanya? J : Sebelum kita masuk ke saran-saran praktisnya, kalau kita teliti dalam firman Tuhan ada satu tema yang mengalir dengan sangat kuat terutama di Perjanjian Baru tentang uang. Kita tahu Tuhan pernah berkata, "Engkau tak bisa melayani Tuhan dan Mamon." Mamon adalah representasi atau perlambangan dari uang, dengan kata lain ada satu hal yang Tuhan setarakan dengan diri-Nya yang begitu mengancam manusia dan berpengaruh terhadap manusia selain Tuhan, yakni uang. Jadi kalau kita menyadari bahwa Alkitab sendiri memberi begitu banyak peringatan tentang harta dan tentang uang, sudah pada tempatnyalah kita sebagai orang tua juga memperhatikan aspek ini. Ini adalah aspek kehidupan atau aspek dalam mendidik anak yang cukup sering terabaikan dan sekarang kita baru disadarkan bahwa ini adalah hal yang sangat penting sekali. Tuhan tahu bahwa hal ini bisa mengikis iman seseorang. Uang bisa menghambat pertumbuhan rohani kita, jadi sudah pada tempatnyalah kita sekarang sebagai anak-anak Tuhan memberi perhatian yang lebih besar terhadap uang dalam rumah kita. Bagaimana kita bisa mengajar anak-anak kita bersikap terhadap uang dan memakai uang dengan lebih bijaksana. ------ T : Bagaimana sebaiknya cara mengatur untuk memberikan uang jajan kepada anak-anak itu? J : Anak-anak memang tidak lepas dari uang jajan. Biasanya kita mulai memperkenalkan uang pada anak dalam bentuk uang jajan. Sebelumnya uang itu dipegang oleh kita, dan barang-barang yang dia butuhkan kita yang membelikannya. Pada waktu anak-anak sudah berusia misalnya 6 tahun mulailah memberikan uang jajan. Konsep uang jajan menolong anak belajar mengatur uang, inilah aspek pertama yang kita harus ajarkan kepada anak. Anak bisa mengatur uang karena dia memegang uang, tanpa uang di tangannya tidak ada yang harus diatur. Pada anak-anak di bawah umur 8 tahun, kita beri uang jajan itu sehari demi sehari, mungkin kita bisa terapkan ini sampai kelas 6 SD. Anak-anak akan secara alamiah memberitahukan kita tadi beli ini itu, dari situ kita mulai tahu kira-kira apa yang ingin dia beli setiap hari dan kita bisa perhitungkan secara pas berapa uang yang dia butuhkan. Itu tahap pertama dalam pengaturan uang. Sewaktu anak-anak sudah SMP, sudah waktunya anak-anak diberikan uang yang lebih banyak. Misalnya kita berikan uang jajan untuk 3 hari tapi kita lebihkan sedikit untuk yang dia ingin beli. Dari situ dia mulai bisa belajar mengatur uangnya. Pada waktu anak duduk di bangku SMU, kita bisa berikan dia uang jajan untuk 1 minggu, termasuk uang yang dia pakai ketika pergi bersama temannya pada hari Sabtu atau Minggu. Dia harus belajar mengatur uang untuk keperluannya dan tidak bisa lagi meminta dari kita, karena itu adalah alokasi dana yang kita berikan kepadanya. ------ T : Prinsip apa yang bisa kita ajarkan kepada anak-anak tentang pemakaian uang? J : Kita bisa mengajarkan prinsip pemakaian uang yakni membedakan antara yang perlu dan yang tidak perlu. Membedakan antara membeli sesuatu yang hanya untuk menyenangkan hati, yang sedang model atau yang benar-benar dia butuhkan. Adakalanya anak membeli sesuatu bukan karena dia perlu, tapi karena menyenangkan hatinya. Atau adakalanya dia beli karena barang itu sedang model dan teman-temannya membelinya juga. Tapi yang penting adalah kita mulai mengajarkan kepadanya untuk melihat berapa uang yang dia punya, kalau uangnya hanya bisa untuk membeli barang yang dibutuhkan, itu yang harus dia utamakan. Setelah itu baru barang yang ia sukai dan yang terakhir kalau masih ada uang sisa bisa untuk membeli barang yang memang sedang model. Urutan ini jangan terbalik-balik, ada kecenderungan anak-anak kalau tidak kita ajarkan hal seperti ini begitu ada uang dia akan buru-buru membeli barang yang menjadi model. Jadi sejak kecil ajarkan bahwa kita adalah juru kunci yang Tuhan percayakan, jangan sampai kita sembarangan dengan kepercayaan yang Tuhan telah berikan kepada kita. ------ T : Mengajar anak menabung itu sampai seberapa jauh? J : Anak-anak sering kali tidak bisa menabung dengan begitu saja, perlu ada objeknya, tujuannya. Misalkan dia ingin sesuatu tapi kita tahu harganya sangat tinggi, kita bisa katakan supaya dia menabung setiap minggu, nanti setelah misalnya 2 bulan uangnya itu akan mencapai ½ harga barang itu ½ nya akan Anda tambahkan, tapi ½ nya tetap dari uang tabungannya. Ini menolong anak memiliki motivasi menabung. Anak-anak belum mengerti arti menabung seperti kita ini, kalau kita menabung karena kita memikirkan jauh ke depan. ------ T : Bagaimana kalau sebaliknya, orang tua mengetahui anaknya meminjam uang temannya untuk membeli sesuatu barang? J : Kita bisa tanyakan kepada anak apa yang membuatnya tidak meminta kepada orang tua tetapi meminjam kepada teman. Biasanya anak meminjam kepada teman karena dia tahu dia tidak bisa mendapatkannya dari orang tua. Ini bukanlah kebiasaan yang baik, Alkitab berkata: "Jangan berhutang kepada siapa pun kecuali berhutang kasih." Jadi memang Alkitab sangat menekankan bahwa kita sebagai anak Tuhan perlu mandiri, jangan mudah bergantung pada orang dalam hal finansial. Katakan kepada si anak bahwa berhutang itu bukan kebiasaan baik, meskipun bisa membayarnya nanti. ------ T : Apakah orang tua perlu langsung melunasi hutang anak kita atau membiarkannya menanggung sendiri sampai lunas? J : Kita harus memberi tanggung jawab itu kepada si anak. Jadi uang sakunya berapa dari situlah kita potong, dia juga harus merasakan sakitnya membayar hutang. Anak-anak yang tidak pernah belajar membayar hutang tidak bisa menghargai artinya pemberian. Anak-anak yang terus menerima pemberian cenderung tidak menghargai betapa bernilainya pemberian itu. Tetapi ketika anak harus membayar sesuatu, hutangnya atau apa, dia lebih menghargai artinya pemberian. Jadi tanggung jawab membayar balik harus kita embankan pada si anak. Sumber diedit dan diringkas dari: Transkrip Kaset TELAGA No. #072B Situs: TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga) URL : http://www.telaga.org/transkrip.php?anak_menggunakan_uang.htm ---------------- Catatan Redaksi: ---------------- TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga) adalah sebuah program pelayanan konseling melalui radio yang diselenggarakan oleh LEMBAGA BINA KELUARGA KRISTEN (LBKK). Fokus pelayanan mereka adalah memberi pembinaan kepada keluarga Kristen. LBKK telah mengembangkan kiprah pelayanannya ke dunia internet dengan mengemas pelayanan TELAGA dalam sebuah situs bernama Situs TELAGA. Selain berisi informasi tentang pelayanan LBKK dan program TELAGA, situs ini juga menampilkan rekaman kaset-kaset TELAGA yang tersedia dengan fasilitas audionya termasuk transkrip lengkap (versi tulisan) dari semua kaset TELAGA yang telah disiarkan lewat radio. ==> http://www.telaga.org/ ^o^ BAHAN MENGAJAR -----------------------------------------------^o^ ^ MENGAMPUNI HUTANG-HUTANG ^ ======================== Ketika Gito pergi berpiknik dengan teman-teman sekelasnya, ia meminjam lima ratus rupiah dari salah seorang temannya untuk membeli es krim. Kemudian dia meminjam dua ribu lima ratus dari temannya yang lain untuk membeli oleh-oleh. Setelah itu ia masih meminjam dua ribu rupiah lagi dari temannya yang lain lagi untuk membeli sebuah poster. Seorang temannya yang lain meminjamkannya lima ratus rupiah untuk membeli jagung. Dalam perjalanan pulang Gito mulai menghitung jumlah hutang yang harus dibayarnya. Ia hampir tidak percaya! Ia telah berhutang lima ribu lima ratus rupiah kepada empat temannya! Bagaimana mungkin ia dapat mengembalikan uang sebanyak itu? Sesampainya di rumah, Gito tampak gelisah sehingga ayah menanyakan hal itu kepadanya. Gito pun menceritakan apa yang telah terjadi kepada ayahnya. Ia mengatakan bahwa ia menyesal atas apa yang telah diperbuatnya. Renungan Singkat tentang Hutang: ------------------------------- 1. Perbuatan bodoh apakah yang telah dilakukan Gito? Bagaimanakah kamu tahu bahwa Gito menyesali perbuatannya? 2. Seandainya kamu adalah ayah Gito, apakah yang akan kamu katakan kepadanya sekarang juga? Apakah yang akan kamu lakukan? "Saya akan membayar hutang-hutangmu kali ini," kata ayahnya. "Sebagaimana Tuhan Yesus telah membayar hutang-hutang saya." "Pernahkah Ayah meminjam uang banyak dari seseorang?" tanya Gito. Ayah tersenyum. "Bukan, bukan uang," katanya. "Bila kita berbuat dosa, kita berhutang. Kita tidak akan pernah membayar seluruh hutang dosa kita. Tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa Ia akan membayar seluruh hutang dosa kita. Tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa Ia akan membayar hutang-hutang dosa Ayah. Ayah menyesal atas hutang-hutang dosa ini dan meminta Dia membayarnya, dan Ia sungguh-sungguh melakukannya." Sudahkah kamu meminta Tuhan Yesus membayar hutang-hutang dosamu?" Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu: ---------------------------------------------- 1. Hutang apakah yang dibayar ayah untuk Gito? Hutang apakah yang dibayar Tuhan Yesus untuk ayah? 2. Sudahkah kamu meminta Tuhan Yesus mengampunimu dan menjadi Juruselamatmu? Pada waktu kamu melakukannya, Ia mengampuni hutang-hutangmu yang kamu buat karena kamu berbuat dosa, sebagaimana yang dilakukan-Nya untuk ayah Gito. Bacaan Alkitab: --------------- Matius 6:9-15 Kebenaran Alkitab: ------------------ Tuhan Yesus akan mengampuni kita, sebagaimana kita juga mengampuni orang lain. (Matius 6:12) Doa: ---- Tuhan Yesus, ampunilah saya atas kesalahan-kesalahan yang telah saya perbuat. Ingatkanlah saya agar hidup menurut jalan yang Engkau kehendaki. Amin. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Penulis : V. Gilbert Beers Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 78 - 79 ^o^ WARNET PENA --------------------------------------------------^o^ ^ Virtual Church Kids ^ =================== http://www.virtualchurch.org/kids.htm Virtual Church Kids adalah situs gereja online yang menyediakan beragam bahan kekristenan yang dapat diakses oleh anak-anak sehingga mereka dapat belajar untuk semakin mengenal Tuhan lebih dekat lagi. Bahan- bahan tersebut berupa cerita-cerita Alkitab, gambar-gambar tokoh Alkitab, dan juga beberapa permainan menarik untuk anak. Tersedia juga beberapa link ke situs lain yang sejenis. Jika Anda ingin tahu lebih banyak, silakan menjelajahi Situs Virtual Church Kids ini. [Kiriman dari Hardhono] ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA -----------------------------------------^o^ Dari: Jean <jhm@> >Halo redaksi e-BA. Mau usul nih, bahan mengajarnya kalau bisa >selalu ada donk tiap minggunya. Kadang ada edisi yang tidak ada >bahan mengajarnya. Soalnya saya sering banget ngambil bahan ngajar >dari binaanak. Trims buat perhatiannya ....... >regards, >Jean Redaksi: Memang tidak selalu Redaksi menyajikan Bahan Mengajar, tapi setiap ada bahan yang sesuai dengan tema/topik yang kami pilih maka kami pasti akan sajikan untuk Anda. Terima kasih banyak buat usulannya :) Nah, untuk menambah koleksi kami, kami mengundang rekan-rekan e-BinaAnak yang mempunyai bahan-bahan mengajar, khususnya dari hasil tulisan sendiri, untuk mengirimkannya kepada kami. Siapa tahu tulisan Anda dapat menjadi berkat. Silakan hubungi kami di alamat: ==> < staf-binaanak(at)sabda.org > Kami tunggu ya :) ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |