Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/271

e-BinaAnak edisi 271 (15-3-2006)

Arti Penting Mengasihi

 
   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                             271/Maret/2006
----------
    ^o^ SALAM DARI REDAKSI
    ^o^ ARTIKEL (1)         : Apakah Kasih itu Sesungguhnya?
    ^o^ ARTIKEL (2)         : Mendidik Cinta Kasih
    ^o^ BAHAN MENGAJAR      : Tak Seorang Pun Mengasihi Saya
    ^o^ WARNET PENA         : Fishers of Kids
    ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Izin Pemuatan Artikel
    ^o^ MUTIARA GURU

^o^---------------------------------------------------------------^o^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
^o^ SALAM DARI REDAKSI

  Salam kasih,

  Kita semua tentunya tahu bahwa mengasihi merupakan hukum utama yang
  Yesus ajarkan selama pelayanan-Nya di dunia ini. Jika itu yang
  selalu Ia ajarkan, maka sebagai hamba kita juga harus mengikuti
  teladan-Nya, yaitu mengasihi dan mengajarkan kasih itu kepada
  sesama. Mengingat tugas kita sebagai pelayan anak, maka sajian
  e-BinaAnak kali ini mengajak kita semua untuk mengajarkan kasih itu
  kepada anak-anak yang kita layani.

  Untuk membekali kita dalam hal mengajarkan arti penting kasih kepada
  anak-anak yang kita layani, simaklah terlebih dahulu Artikel pertama
  yang mengungkapkan apakah sebenarnya kasih kristiani itu. Sedangkan
  melalui Artikel kedua kita dapat melihat tiga hal penting mengenai
  kasih yang dapat kita ajarkan kepada anak-anak, yaitu kasih kepada
  Allah, sesama, dan diri sendiri. Selamat membaca sajian selengkapnya
  dalam edisi ini dan kiranya kasih Kristus nyata dalam hidup kita
  semua.

  Redaksi e-BinaAnak,
  (Davida)

              "Aku memberikan perintah baru kepada kamu,
                  yaitu supaya kamu saling mengasihi;
                 sama seperti Aku telah mengasihi kamu
      demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yohanes+13:34 >


^o^ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------^o^

                   ^ APAKAH KASIH ITU SESUNGGUHNYA? ^
                     ==============================

  Seorang pemburu yang belum berpengalaman cenderung menembak apa saja
  yang bergerak. Cara semacam ini jelas membahayakan. Petunjuk pertama
  bagi pemburu-pemburu seperti itu ialah, "Kenalilah mangsa Anda dan
  jangan sekali-kali menembak ataupun membidik jikalau Anda tak yakin
  apakah sesuatu yang Anda lihat itu benar-benar yang hendak Anda
  tembak". Mengabaikan aturan yang penting ini bisa-bisa hanya akan
  memboroskan amunisi saja, tetapi dapat pula mengakibatkan kematian
  anjing pemburu yang pandai, atau lebih parah lagi, kematian seorang
  pemburu lain. Hasrat besar tanpa pengertian takkan membawa kebaikan.

  Orang Kristen yang berhasrat mengamalkan kasih kristiani, harus
  mengetahui apa tujuan yang hendak dicapainya dengan pengalaman
  kasih. Hal ini sangat penting dewasa ini, karena begitu banyak orang
  yang tidak mengerti sifat kasih kristiani. Pertanyaannya bukanlah
  "Anda mendukung atau menolak kasih?" melainkan, "Bagaimanakah
  seharusnya kita memahami dan menyatakan rasa kasih?" Kita harus
  dapat membedakan antara konsep kristiani tentang kasih dengan konsep
  kebanyakan orang tentang kasih. Acapkali pendapat-pendapat ini
  berlainan sama sekali dan orang-orang Kristen harus mengetahui
  perbedaannya. Bila tidak, mungkin kita akan menaruh cinta itu di
  urutan paling atas pada skala prioritas kita, lalu mendapati diri
  kita sedang mengejar sesuatu yang sebetulnya bukan kasih kristiani
  sama sekali.

  Misalnya, banyak di antara kita beranggapan bahwa kasih terutama
  adalah suatu perasaan. Kita pikir, kita mengasihi seseorang bila
  kita punya perasaan positif terhadapnya. Jika tanggapan emosional
  tak ada, mungkin kita menyimpulkan bahwa kasih juga tidak ada.
  Apakah pendapat serupa itu sama dengan kasih dalam ajaran Kristen?
  Tidak. Pendapat semacam itu bukanlah pendapat yang diajarkan dalam
  Alkitab. Sebagian besar ajaran Alkitab berbicara mengenai cinta dari
  segi yang berbeda. Banyak orang yang menyamakan cinta dengan
  perasaan. Namun, tidak berarti orang-orang Kristen harus menerima
  pandangan itu. Seringkali pikiran yang umum mengenai cinta tidak
  serupa dengan segi pandangan Kristen. Dewasa ini, orang Kristen
  dihadapkan pada tantangan untuk mengetahui apa sebenarnya kasih
  kristiani itu dan cinta yang bagaimana yang bukan cinta kristiani.

  Di tengah-tengah kesimpang-siuran ini, Tuhan sudah memberikan
  firman-Nya yang dapat kita pakai sebagai pedoman. Dengan
  mempelajari ajaran Alkitab tentang kasih, kita dapat melihat
  perbedaannya dengan berbagai konsepsi yang populer di kalangan umat
  manusia.

  KASIH KRISTIANI ADALAH KASIH YANG MELAYANI

  Sementara itu, sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu
  bahwa saat-Nya telah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa.
  Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah
  sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka
  sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati
  Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu bahwa
  Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia
  datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan
  menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan
  mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke
  dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu
  menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu (Yohanes
  13:1-5).

  Yohanes membuka bagian Alkitab ini dengan mengatakan bahwa Yesus
  "mengasihi murid-murid-Nya sampai pada kesudahannya. Kemudian
  sebagai contoh dari kasih Yesus, Yohanes menggambarkan suatu
  kejadian yang paling luar biasa. Pada masa hidup Yesus, mencuci kaki
  adalah tugas pelayan atau hamba yang termuda. Di sini Yesus, Guru
  mereka, bertindak sebagai pelayan yang hina serta melakukan
  perbuatan pelayanan yang kasar. Pada hakikatnya, dengan membasuh
  kaki murid-murid-Nya, Yesus menjelaskan cinta kasih dari segi
  pelayanan.

  Kita harus mengingat bahwa perbuatan Yesus tadi bukanlah semata-mata
  suatu upacara. Kaki-kaki yang dibasuh Yesus adalah kaki yang
  beralaskan sandal dari orang-orang yang menghabiskan sebagian besar
  waktunya di jalan-jalan yang penuh sesak dan berdebu. Mungkin sekali
  kaki mereka amat kotor. Dan Yesus mengambil sehelai kain lenan serta
  sebasi air, kemudian membasuh kaki mereka.

  Setelah selesai memberikan pelayanan ini, Yesus mengatakan kepada
  mereka, "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan
  Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah
  memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama
  seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (Yohanes 13:14,15). Kemudian,
  pada malam itu pula ditambahkan-Nya, "Aku memberikan perintah baru
  kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku
  telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi"
  (Yohanes 13:34).

  Yesus melayani murid-murid-Nya dengan membasuh kaki mereka, dan
  dengan berbuat demikian, Ia mencintai mereka. Kasih kristiani adalah
  kasih yang melayani. Kasih ini meliputi bermacam-macam perbuatan,
  mulai dari perbuatan kita sehari-hari hingga perbuatan kepahlawanan.
  Tetapi maksudnya ialah bila kita melayani sesama kita, sebenarnya
  kita mengasihi mereka; kita mengamalkan kasih kristiani.

  Beberapa tahun yang lalu punggung isteri saya tergeliat. Dokter
  menyarankan satu-satunya pengobatan yang bisa dilakukan adalah:
  berbaring di lantai selama tiga minggu tanpa mengerjakan apa-apa.
  Pengobatan ini sederhana, tetapi anak-anak kami masih amat
  membutuhkan pengawasan ibu mereka. Sedangkan saya sendiri tak bisa
  meninggalkan pekerjaan untuk tiga minggu lamanya menggantikan tugas
  ibu mereka.

  Semula isteri saya hanya menganggap cara pengobatan seperti itu
  lebih buruk dari penyakitnya. Kami menelepon beberapa orang dari
  jemaat kami dan meminta bantuan mereka. Kami sendiri juga bagian
  dari anggota jemaat tersebut. Dengan sukarela mereka datang ke rumah
  kami untuk membantu membereskan segala kebutuhan kami, seperti
  memasak, membersihkan rumah, merawat anak-anak kami, dan lain
  sebagainya. Selama tiga minggu penuh kami dilayani oleh sekelompok
  kecil orang Kristen. Walaupun kami tak begitu akrab dengan beberapa
  dari mereka, ada satu hal yang saya ketahui, yakni dalam melayani
  keluarga kami, mereka mengamalkan kasih kristiani.

  Kasih yang melayani dapat diungkapkan dengan perbuatan-perbuatan
  yang luar biasa, ataupun perbuatan-perbuatan kepahlawanan, namun
  sering kali kasih itu hanya dinyatakan dengan perbuatan sehari-hari
  yang biasa-biasa saja. Seperti mendengarkan masalah rekan sekerja
  dengan penuh perhatian, membantu tetangga memperbaiki mobilnya,
  menyiapkan makanan suami (tujuh hari seminggu selama dua puluh
  tahun). Semua ini adalah pernyataan kasih yang diberikan Yesus
  dengan contoh ketika Ia membasuh kaki rasul-rasul-Nya. Kasih semacam
  ini dijalankan dari hari ke hari tanpa gembar-gembor.

  Aspek lain dari kasih yang melayani adalah fakta yang sederhana,
  yakni kasih itu adalah sesuatu yang kita kerjakan. Karena sering
  kali aspek itu amat jelas, sehingga sukar bagi kita untuk
  mengenalinya. Kasih yang melayani dinyatakan dengan perbuatan-
  perbuatan, baik yang kecil maupun perbuatan besar. Dalam arti ini,
  kasih yang melayani tidak hanya sekadar "bersikap manis" ataupun
  mempunyai watak yang positif, atau berniat baik.

  Bayangkan, Anda berniat pindah rumah dan telah meminta beberapa
  teman untuk membantu Anda. Dengan baik hati mereka sekalian setuju
  membantu Anda. Tetapi ketika tiba saatnya Anda pindah, hanya seorang
  saja yang muncul. Sewaktu Anda menelepon teman-teman lain, mereka
  semua memberikan berbagai alasan. Ada yang lupa; ada yang tak bisa
  meninggalkan kesibukannya. Namun, mereka semua bersikeras hendak
  membantu, seakan-akan mengatakan, "yang patut dihargai ialah
  niatnya." Tentu saja dalam situasi seperti ini, niat saja tidak
  berguna. Saudara sedang mengharapkan bantuan, bukannya niat-niat
  baik.

  Bila kita mengerti bahwa kasih berarti melayani sesama manusia, kita
  mengerti bahwa kasih kristiani haruslah diamalkan jikalau kasih itu
  hendak berhasil.

  Sumber diambil dan diedit dari:
  Judul Buku   : Apakah Kasih Kristiani Itu?
  Penulis      : Ken Wilson
  Penerbit     : Gandum Mas, Malang, 1980
  Halaman      : 8 - 14


^o^ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------^o^

                      ^ MENDIDIK CINTA KASIH ^
                        ====================

  Mengapa kita mengajarkan tema "cinta kasih dan kepedulian"? Pertama,
  dalam masyarakat kita tampak adanya kecenderungan untuk makin
  menjadi individualis dan egois. Orang mengejar kepentingannya
  sendiri, dengan cara halal maupun tidak halal, tanpa peduli bahwa
  akan ada orang, kelompok agama, kelompok suku, masyarakat ataupun
  negara yang menderita atau dirugikan karena perbuatannya.

  Di samping itu, penggunaan kekerasan makin terlihat, bukan hanya di
  layar TV, melainkan telah merasuk dalam kehidupan sehari-hari.
  Misalnya, perampokan nasabah bank atau perkelahian pelajar dengan
  menggunakan berbagai alat dan terjadi bukan hanya antara seorang
  dengan orang lain yang berperkara dengan dirinya, melainkan juga
  dengan orang yang sama sekali tidak mereka kenal. Perasaan orang
  seakan-akan telah menumpul; kurang ada rasa peka, rasa kasihan dan
  rasa kasih satu dengan yang lain.

  Menyadari hal ini, maka dibutuhkan sebuah pendidikan dengan program
  yang bukan hanya meningkatkan daya pengenalan dan psikomotorik anak
  atau murid, tetapi terutama yang mengembangkan rasa kasih sayang
  anak atau murid. Maka perlu ada program yang dapat menumbuhkan
  perhatian, motivasi dan sikap siswa untuk memerbaiki hubungan
  antarmanusia dan menajamkan kembali perasaan untuk saling mengasihi
  dan saling memedulikan.

  Kedua, tema ini perlu diajarkan karena cinta kasih dan kepedulian
  adalah kebutuhan emosional dan psikologis yang vital. Kalau
  kebutuhan ini tidak dipenuhi, manusia tak dapat hidup dengan
  berarti, sejahtera, dan bahagia. Bahkan seorang bayi akan mati
  merana jika tidak menerima kasih sayang dan kehangatan dari sesama
  manusia, meskipun kebutuhan fisiknya dipenuhi. Kekurangan cinta
  kasih dan kepedulian waktu anak masih kecil, akan membawa akibat
  yang menetap. Seorang anak yang pada masa kecilnya dididik dengan
  keras dan kejam serta menerima sedikit kasih dan kehangatan, akan
  tumbuh menjadi orang dewasa yang beringas, yang tidak mengenal rasa
  peduli dan kasihan kepada orang lain, seperti tampak pada sejarah
  Hitler.

  Ketiga, alasan mengapa tema ini perlu diajarkan adalah karena
  mengasihi adalah hukum yang terutama dari semua hukum. "Kasihilah
  Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan
  segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah
  sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:37-39 dan
  Markus 12:30-31). Di sini terlihat tiga dimensi dari mengasihi,
  yakni sebagai berikut.

  1. Mengasihi Tuhan Allah
     ---------------------
     Maksud disebutkannya segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan
     ialah agar kita mengasihi Allah dengan segenap diri kita sebagai
     kesatuan dari tubuh, jiwa, roh, akal budi, perasaan, dan kemauan
     kita. Hidup kita seanteronya harus diarahkan dan patuh kepada
     perintah Allah sehingga Allah yang menjadi Raja dalam hidup kita
     dan kehendak-Nya yang berlaku di dalam hidup kita.

     Melaksanakan hukum ini membawa konsekuensi yakni kita harus mau
     melaksanakan perintah Tuhan. Hal ini dinyatakan dengan jelas
     dalam Yohanes 14:21, "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan
     melakukannya, dialah yang mengasihi Aku".

     Meskipun kita tidak dapat melihat Tuhan, namun mengasihi Tuhan
     ada miripnya seperti mengasihi dalam hubungan antarmanusia. Jika
     kita mengasihi seseorang, kita akan berusaha menyenangkan hatinya
     dengan melakukan apa yang dikatakannya, dan apa yang dimintanya.
     Begitu juga dalam hubungan dengan Tuhan. Kita mengasihi Tuhan
     dengan menuruti firman-Nya.

  2. Mengasihi Sesama Manusia
     ------------------------
     Dasar bahwa kita harus mengasihi sesama manusia adalah karena
     Tuhan Yesus telah mengasihi kita terlebih dahulu. Karena kasih-
     Nya Ia telah memberikan seluruh diri-Nya untuk menebus kita.
     Sebab itu, kita diminta untuk mengasihi sesama manusia, "Aku
     memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling
     mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula
     kamu harus saling mengasihi" (Yoh. 13:39).

     Timbul pertanyaan, siapakah sesama manusia? Sesama manusia tidak
     terbatas pada keluarga, teman, tetangga, orang sesuku, seagama,
     sebangsa, tetapi juga musuh kita dan orang-orang yang tidak kita
     kenal, yang ditempatkan Tuhan dalam jalan hidup kita, bahkan
     termasuk orang-orang lain pun di seluruh dunia. Semua manusia
     adalah bersaudara karena semua orang adalah anak-anak Allah.

     Mungkin saja kita kurang menyukai tetangga kita. Namun, jika kita
     percaya bahwa Allah memelihara kita dan juga tetangga kita, dan
     bahwa Tuhan datang untuk tetangga maupun untuk kita, maka kita
     harus mengasihi dia; kalau tidak, kita akan menghina Tuhan yang
     mengasihi dia. Satu-satunya cara seseorang untuk membuktikan
     bahwa ia mengasihi Allah ialah dengan menunjukkan kasihnya kepada
     sesamanya.

  3. Seperti Diri Sendiri
     --------------------
     Berbeda dengan kedua perintah di atas, kasih kepada diri sendiri
     bukanlah perintah atau anjuran Tuhan Yesus. Kasih kepada diri
     sendiri sungguh kita kenal dan bahkan terlalu kita kenal,
     akibatnya kita cenderung bersifat egois. Ungkapan mengasihi
     sesama manusia seperti diri sendiri mau menunjukkan bahwa
     perintah Tuhan untuk mengasihi sesama harus mempunyai bobot yang
     sama seperti mengasihi diri sendiri.

     Di samping itu, mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri,
     mengandung pengakuan bahwa orang yang tidak mengasihi dirinya
     sendiri, tidak mungkin dapat mengasihi orang lain dengan
     sepatutnya.

     Perintah untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia
     bukanlah perintah yang mudah untuk dilaksanakan. Kita tidak bisa
     mengasihi Tuhan dan sesama manusia dengan kekuatan sendiri.
     Dengan jujur dan rendah hati kita perlu mengakui bahwa kita
     membutuhkan pertolongan dan anugerah Roh Kudus untuk dapat
     melakukan perintah yang paling utama ini.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Ajarlah Mereka Melakukan
  Penulis      : Stans Ismail
  Penerbit     : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998
  Halaman      : 67 - 70


^o^ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------^o^

                  ^ TAK SEORANG PUN MENGASIHI SAYA ^
                    ==============================

  Ibu tahu bahwa Yanti pasti telah mengalami sesuatu yang tidak
  menyenangkan di sekolah. Para ibu biasanya mempunyai cara tertentu
  untuk mengetahui hal-hal seperti ini. Mungkin ibu mengetahuinya dari
  cara Yanti menutup pintu ketika pulang dari sekolah. Atau mungkin
  juga dari wajah Yanti yang cemberut.

  Apa pun caranya, yang jelas ibu tahu bahwa hari itu merupakan hari
  yang tidak menyenangkan bagi Yanti di sekolah. "Adakah sesuatu yang
  ingin kamu katakan, Yanti?" tanya ibu.

  "Tak seorang pun mengasihi saya," kata Yanti.

  "Tak seorang pun mengasihimu?" tanya ibu.

  Renungan Singkat Tentang Kasih:
  --------------------------------
  1. Pernahkan kamu mengatakan bahwa tak seorang pun mengasihimu?
     Tahukah kamu bahwa bagaimanapun juga ada orang yang mengasihimu?

  2. Apakah yang akan kamu katakan kepada Yanti seandainya kamu adalah
     ibu? Dapatkah kamu menerka siapa yang mengasihi Yanti?

  "Marilah kita melihat sesuatu bersama-sama," kata ibu sambil
  menuntun Yanti menuju ke dapur.

  Kemudian ibu menuangkan air jeruk ke dalam dua gelas, satu untuk
  Yanti dan satu lagi untuk ibu sendiri. Setelah itu ia meletakkan
  sepiring kecil kue kering di atas meja.

  Yanti agak tersenyum ketika ibunya mengajak duduk bersama-sama dan
  mulai mengunyah kue. Yanti benar-benar tersenyum ketika ibunya
  mengambil album foto keluarga dan membukanya.

  "Ini foto piknik kita yang terakhir," kata ibu. Ibu kira, kamu
  senang sekali waktu itu, bukan?"

  "Ya, saya senang sekali!" kata Yanti. "Saya sungguh senang dengan
  piknik-piknik yang diadakan keluarga kita."

  "Nah, sekarang lihat, ini fotomu waktu digendong Ayah keliling
  meja," kata ibu. "Menurut kamu, apakah Ayah mengasihimu?"

  Yanti tersenyum. "Ya, saya tahu Ayah mengasihi saya," katanya.

  "Dan ini foto Ibu ketika sedang memberimu sepotong roti. Menurut
  kamu, apakah Ibu mengasihimu?" tanya ibu.

  Yanti menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Ya." Kemudian ibu
  menunjukkan foto kakak laki-laki Yanti. Yanti tahu bahwa kakaknya
  juga mengasihi dia. Setelah itu, Yanti melihat foto kedua saudara
  sepupunya, bibi dan paman yang sangat disayanginya, nenek dan
  kakek, juga guru Sekolah Minggunya. Semuanya mengasihi dia! Itulah
  yang dikatakan Yanti.

  "Saya ... saya kira saya salah," kata Yanti. "Banyak sekali orang
  yang mengasihi saya."

  "Termasuk Tuhan Yesus!" kata ibu.

  Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:
  ----------------------------------------------
  1. Yanti tahu bahwa banyak orang yang mengasihi dia. Buatlah sebuah
     daftar orang-orang yang mengasihimu!

  2. Apakah Tuhan Yesus termasuk di dalam daftarmu? Bagaimanakah kamu
     tahu bahwa Tuhan Yesus mengasihimu?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  1Yohanes 4:19-21

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Kita mengasihi orang lain karena Tuhan Yesus lebih dahulu mengasihi
  kita (1Yohanes 4:19).

  Doa:
  ----
  Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mengasihi saya. Tolonglah
  saya mengasihi orang lain juga. Amin.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Penulis   : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung, 1986
  Halaman   : 26 - 27


^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^

                          ^ FISHERS OF KIDS ^
                            ===============
                     http://www.fishersofkids.com/

  Situs Fishers of Kids ini dibuat oleh badan pelayanan yang bernama
  sama dengan situsnya. Situs ini menyajikan banyak pelajaran mengenai
  prinsip-prinsip Kristen seperti Keselamatan dari Tuhan, Hidup
  Kristen, Beriman dalam Tuhan, Kasih dan Pengampunan, Membaca
  Alkitab, Bersaksi, 10 Perintah Allah, dan lain-lain. Selain itu,
  kita juga dapat men-download secara gratis 60 naskah drama boneka,
  40 naskah drama, dan satu tahun kurikulum Sekolah Minggu. Kurikulum
  dirancang untuk anak-anak kelas 1 - 6 SD. Tunggu apa lagi?
  Manfaatkan semua bahan yang ada dalam situs ini untuk pelayanan di
  Sekolah Minggu Anda.
  [Kiriman dari: Davida)


^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------^o^

  Dari: Moels 1973 <mbltgk(at)>
  >Dengan hormat,
  >Bersama email ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
  >Bapak/Ibu pengurus atas email-email yang dikirimkan kepada saya itu
  >banyak membantu bagi saya secara pribadi dan banyak orang. Dan
  >bersama ini juga saya hendak meminta Izin Pemuatan atas artikel-
  >artikel yang Bapak/Ibu kirimkan kepada saya ke dalam Buletin SYALOM
  >yang saya kelola bersama teman-teman di Gereja Kristus Bogor.
  >Demikian email dari saya, dan saya tunggu kabar dari Bapak/Ibu.
  >Mulyadi Danusaputra

  Redaksi:
  Puji Tuhan untuk setiap berkat yang kita bersama bisa bagikan kepada
  banyak orang! Biarlah kerjasama ini bisa meninggikan nama Tuhan.

  Sehubungan dengan pemuatan artikel e-BinaAnak di majalah Syalom,
  kami tidak keberatan. Silakan memuatnya, selama itu tidak ditujukan
  untuk maksud komersil. Namun, jangan lupa menuliskan sumber asli
  (buku) dari mana tulisan tersebut diambil dan juga cantumkan alamat
  berlangganan e-BinaAnak, sebagai sumber onlinenya. Terima kasih.


^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^

                Mengasihi, itulah yang Yesus lakukan ...
                Supaya kita juga selalu saling mengasihi.

^o^----------------------------------------------------------------^o^
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
^o^----------------------------------------------------------------^o^
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org