Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/281

e-BinaAnak edisi 281 (24-5-2006)

Guru sebagai Motivator


   ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><
        ==================================================

Daftar Isi:                                               281/Mei/2006
----------
    ^o^ SALAM DARI REDAKSI
    ^o^ ARTIKEL (1)         : Guru sebagai Motivator
    ^o^ ARTIKEL (2)         : Motivasi Kebutuhan
    ^o^ ARTIKEL (3)         : Masalah Motivasi Belajar
    ^o^ BAHAN MENGAJAR      : Apakah Gunanya Bersikap Sopan Itu?
    ^o^ WARNET PENA         : National Children`s Ministries Agency
    ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Ucapan Syukur
    ^o^ MUTIARA GURU

^o^---------------------------------------------------------------^o^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
^o^ SALAM DARI REDAKSI

  Salam kasih,

  Sebagai seorang guru sekolah Minggu, hati kita pasti ikut sedih jika
  melihat anak-anak sekolah Minggu tidak antusias dalam memuji atau
  mendengarkan Firman Tuhan. Walaupun anak-anak ini tidak nakal, duduk
  manis, dan sangat sopan, tetapi akan sangat mengganggu jika ibadah
  yang sedang dilaksanakan tidak dapat menarik perhatian mereka. Dari
  pengalaman jelas terlihat bahwa guru memang memegang peranan besar
  dalam memotivasi anak-anak yang dilayaninya untuk memuji Tuhan
  dengan lebih antusias atau memberikan respon dalam mendengarkan
  cerita. Nah, bagaimana guru dapat memberikan perannya sebagai
  motivator, khususnya untuk anak-anak yang pemalu dan masih kurang
  berani berpartisipasi dalam ibadah? Bagaimana membangkitkan semangat
  anak-anak supaya dapat memberikan respon yang lebih antusias?

  Jika gereja atau persekutuan Anda mengalami hal yang sama, maka
  inilah saat yang tepat bagi Anda untuk belajar bagaimana menjadi
  seorang motivator yang sangat diperlukan oleh gereja Anda. Selain
  diperlukan kerja keras dan semangat dari guru sekolah Minggu, hal-
  hal apa lagi yang bisa dilakukan guru untuk membangkitkan semangat
  murid-muridnya? Silakan simak tiga Artikel seputar peran guru
  sebagai seorang motivator pada edisi kali ini. Kami yakin Anda akan
  mendapat berkat yang berlimpah.

  Selamat memberikan motivasi bagi murid-murid Anda.

  Redaksi e-BinaAnak,
  Davida

                      "Oleh sebab itu, pergilah,
           Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau,
             apa yang harus kaukatakan." (Keluaran 4:12)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Keluaran+4:12 >


^o^ ARTIKEL -------------------------------------------------------^o^

                     ^ GURU SEBAGAI MOTIVATOR ^
                       ======================

  Seorang guru Kristen seringkali tidak bersemangat mengajar karena
  melihat anak didiknya tidak mau belajar. Ternyata masalahnya adalah
  anak didik tidak memiliki daya penggerak atau motivasi dalam
  belajar. Ini merupakan masalah yang cukup mendasar bagi guru Kristen
  dalam proses belajar bagi anak didik.

  Masalah motivasi ini kurang disadari oleh guru. Seringkali guru
  menganggap gairah dan semangat belajar ditentukan oleh anak didik
  itu sendiri. Kalau anak didik kurang bergairah dan tidak memiliki
  semangat belajar, hal itu disebabkan oleh mereka sendiri.

  Menghadapi situasi demikian, guru Kristen yang profesional harus
  menyadari bahwa dirinya juga harus dapat berperan sebagai motivator.
  Ia adalah seorang yang harus menolong anak didiknya supaya mempunyai
  hasrat untuk belajar. Sudah menjadi keharusan juga baginya untuk
  menyiapkan rangsangan yang kuat bagi anak didik untuk mau belajar.
  Seorang motivator bertugas memberikan inspirasi atau dorongan supaya
  proses belajar mengajar menyenangkan.

  Ada dua cara yang dapat dipakai untuk membangkitkan motivasi belajar
  anak didik. Pertama, guru ikut terlibat dalam kehidupan anak didik.
  Salah satu bukti guru mengasihi anak didik adalah dengan melibatkan
  dirinya dalam kehidupan mereka. Kerelaan dan ketulusan guru untuk
  melayani mereka secara pribadi juga akan mendorong untuk memberikan
  waktu bagi anak didiknya dan mendengarkan keluh kesah mereka. Ia
  akan berusaha memahami permasalahan yang dihadapi termasuk juga
  melakukan kunjungan pribadi. Perbuatan kasih yang demikian akan
  dirasakan oleh anak didik. Mereka akan mampu membedakan mana
  perbuatan gurunya yang dilandasi kasih dan mana yang dilakukan
  dengan kepura-puraan. Dengan tindakan ini, guru sudah berhasil
  merebut hati anak didiknya sehingga memudahkannya untuk menanamkan
  motivasi kepada mereka.

  Cara kedua menyangkut sikap guru di dalam kelas. Upaya seorang guru
  untuk membangun motivasi yang baik bagi anak didiknya di luar kelas
  akan rusak jikalau sikapnya di hadapan mereka salah. Mungkin ia
  memang mengasihi mereka dengan sungguh-sungguh. Namun, sebagian
  besar pemberian motivasi bergantung pada hubungan guru dengan murid
  dalam suasana belajar di dalam kelas.

  Menurut Richards, penunjang lain untuk membangkitkan motivasi anak
  didik adalah sebagai berikut.

  1. Guru harus mengetahui bahwa orang dapat belajar dengan baik
     sekali apabila pelajarannya disusun menurut pola tertentu
     sehingga anak didik mengetahui apa yang menjadi sasaran
     pelajarannya. Mereka pun dapat melihat kemajuan-kemajuan yang
     harus diperoleh untuk mencapai sasaran itu.

  2. Orang dapat belajar dengan baik sekali apabila mereka dapat
     melihat hubungan antara pelajaran itu dan dirinya sendiri.

  3. Orang dapat belajar dengan baik sekali jikalau merasa dapat
     menguasai isi pelajarannya.

  4. Orang dapat belajar lebih baik jikalau melihat manfaatnya dalam
     kehidupan mereka.

  Untuk menjadi seorang motivator, seorang guru juga tidak terlepas
  dari perannya sebagai pengelola kelas. Dia harus memikirkan dan
  merancang kegiatan di dalam kelas supaya menarik perhatian dan
  merangsang anak didiknya untuk belajar. Untuk itu pula guru harus
  melihat diri dan anak didiknya sebagai tim dalam belajar juga
  sebagai teman sekerja dalam belajar.

  Sumber diambil dan diedit dari:
  Judul majalah: Sahabat Gembala, Desember, 1993
  Judul artikel: Quovadis Guru Kristen?
  Penulis      : Yoke Tode, S.Th.
  Penerbit     : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman      : 17 - 18


^o^ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------^o^

                       ^ MOTIVASI KEBUTUHAN ^
                         ==================

  Peran guru sekolah Minggu sebagai motivator sangat diperlukan karena
  anak-anak memiliki kebutuhan untuk mendapatkan motivasi. Kebutuhan
  anak akan motivasi bisa juga disebut dengan motivasi kebutuhan.
  Motivasi ini mudah ditindaklanjuti karena para murid yang datang
  kepada gurunya telah dalam keadaan siap untuk belajar. Para murid
  tahu bahwa dia memiliki kebutuhan tertentu dan sedang mencari
  pertolongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mereka ini lapar
  rohani dan mencari seseorang yang dapat menunjukkan bagaimana
  memuaskan rasa lapar mereka itu.

  Mari kita melihat contoh motivasi kebutuhan dalam bidang yang lain.
  Anggaplah Anda sedang mengajar sebuah kelas teknik pertolongan
  pertama. Pelajaran hari ini berhubungan dengan CPR (pertolongan
  pertama dengan memberikan nafas buatan). Ketika murid-murid Anda
  masuk ke kelas, salah satu dari mereka mendadak terkena serangan
  jantung. Dalam kepanikan, seorang anak disuruh untuk memanggil
  bantuan sedangkan anak-anak lain menunggu kedatangan para medis
  dengan ketakutan. Ketika petugas medis datang, mereka melakukan apa
  saja semampu mereka untuk menyelamatkan korban. Namun, sudah
  terlambat. Dalam kesedihan dan frustasi, petugas medis itu kembali
  kepada anak-anak yang sedang berkerumun. "Mengapa tak seorang pun
  di sini yang memberikan CPR?" tanya mereka. "Seandainya salah satu
  dari kalian tahu CPR dan menolong orang ini, mungkin dia masih hidup
  hingga sekarang."

  Sekarang bayangkan murid-murid di kelas Anda masuk ke kelas dan
  menceritakan kepada Anda apa yang telah terjadi. Dengan pengalaman
  yang baru saja terjadi, Anda tahu bahwa lebih mudah untuk memotivasi
  mereka supaya belajar teknik CPR. Lewat pengalaman, mereka benar-
  benar termotivasi oleh perasaan membutuhkan. Anda hanya perlu
  meresponi kebutuhan itu.

  Perhatikan bahwa kebutuhan anggota kelas ini tidak berubah; mereka
  butuh terus belajar CPR. Hanya saja, sekarang mereka membangun
  kepedulian yang lebih tinggi atas kebutuhan mereka. Dalam istilah
  kependidikan, suatu kebutuhan nyata telah menjadi kebutuhan yang
  dirasakan. Oleh sebab itu, para murid itu sendiri tahu kebutuhan
  mereka dan mereka mencari pertolongan untuk mengatasinya.

  Jika para guru sekolah Minggu selalu memiliki murid yang merasa
  membutuhkan, pengajaran akan menjadi sangat mudah. Tetapi kasus
  seperti ini jarang terjadi. Hasilnya, para guru sekolah Minggu harus
  mencari cara lain untuk membangkitkan motivasi dalam diri para
  murid. Hal ini akan membantu para murid untuk mengenali kebutuhan
  mereka dan membuat keinginan itu menjadi kebutuhan yang dirasakan.
  Lalu bagaimana itu bisa dilakukan?

  Beberapa guru tidak memerhatikan pentingnya peranan pengantar
  pelajaran sekolah Minggu. Padahal tujuan utama pengantar pelajaran
  sebenarnya adalah untuk membantu para murid supaya menjadi peka
  terhadap kebutuhan mereka. Dalam memberikan pengantar pelajaran,
  Anda dapat menceritakan sebuah anekdot, ilustrasi yang Anda buat
  sendiri, atau suasana yang memerlukan kesimpulan yang dapat
  memotivasi sebuah kebutuhan. Dengan demikian, para murid akan lebih
  tertarik untuk berpartisipasi dalam proses belajar. Akhirnya mereka
  mulai merasakan kebutuhan yang telah Anda, sebagai guru, duga
  sebagai kebutuhan nyata dalam kehidupan mereka.

  Tentu saja, ini tidak berarti bahwa kita tahu semua kebutuhan dari
  setiap murid. Hanya Tuhan yang tahu kebutuhan mereka. Tetapi para
  guru dapat memahami dan mengarahkan pengajarannya supaya bisa
  memenuhi kebutuhan murid yang telah Tuhan nyatakan. Sebagai contoh,
  semua orang perlu mengenal Kristus sebagai Juruselamat. Kita semua
  harus bertumbuh menjadi orang yang memiliki kedewasaan rohani. Dan
  kita perlu membangun hubungan dalam tubuh Kristus dan mencari cara
  untuk melayani orang lain.

  Kebutuhan lain berhubungan dengan pertumbuhan pribadi atau situasi
  khusus yang dihadapi murid. Saat anak bertumbuh, mereka memiliki
  kebutuhan dasar yang berhubungan dengan rekan sebaya dan kedewasaan
  mereka. Tetapi kebutuhan dasar antara anak yang satu dengan yang
  lain berbeda-beda. Guru yang baik mengenal letak kedewasaan tiap
  anak dan konsekuensi atas kebutuhan mereka. Jadi, semakin seorang
  guru mengenali muridnya, ia akan semakin peka terhadap masalah
  khusus dan kebutuhan pribadi anak tersebut.

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku   : Make Your Teaching Count
  Judul artikel: Need Motivation
  Penulis      : Wisley R. Willis
  Penerbit     : Victor Books, Wheaton, Illinois 1986
  Halaman      : 48 - 49
  e-BA Edisi   : 281


^o^ ARTIKEL (3) ---------------------------------------------------^o^

                     ^ MASALAH MOTIVASI BELAJAR ^
                       ========================

  Peranan guru berikutnya ialah membangkitkan motivasi dalam diri
  peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi,
  yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi pertama,
  ialah motivasi atau dorongan serta gairah yang timbul dari dalam
  peserta didik itu sendiri, misalnya ingin mendapat manfaat praktis
  dari pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama dari
  guru, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti "mampu berbuat".
  Motivasi kedua mengacu kepada faktor-faktor luar yang turut
  mendorong munculnya gairah belajar, seperti lingkungan sosial yang
  membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana
  nyaman, tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang memadai
  dan membangkitkan minat.

  Bisa saja timbul reaksi dalam diri guru yang bertanya, "Mengapa saya
  harus pusing dengan soal motivasi?" Jawabannya sederhana. Ada tiga
  alasan mendasar tentang pentingnya motivasi.

  a. Watak dan sifat manusia yang membutuhkan dorongan, desakan, dan
     rangsangan dari sesamanya. "Besi menajamkan besi, orang
     menajamkan sesamanya" (Ams. 27:17). "Bertolong-tolonganlah kamu
     menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus,"
     begitu tegas Rasul Paulus (Gal. 6:2).

  b. Sebagai proses dan upaya apa adanya, sifat perbuatan belajar itu
     sendiri sangat membutuhkan "suntikan-suntikan" atau dorongan.
     Kita tahu bahwa dorongan dapat terjadi melalui tantangan ataupun
     hukuman, serta melalui pujian dan penghargaan. "Kita yang kuat,
     wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita
     mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita
     harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk
     membangunnya" (Rm. 15:1-2).

  c. Tidak ada ukuran satu metode mengajar yang paling baik yang dapat
     dipakai dalam setiap kesempatan dan jenis kegiatan belajar. Jadi,
     kalau ada peserta didik yang kurang bergairah dalam mengikuti
     pelajaran, guru harus sadar bahwa barangkali metode atau
     pendekatan yang dipilihnya kurang relevan dan ia harus berusaha
     mencari metode alternatif.

  Strategi utama dalam membangkitkan motivasi belajar pada dasarnya
  terletak pada guru atau pengajar itu sendiri. Menurut McKeachie
  (1986), kemampuan guru menjadikan dirinya model yang mampu
  membangkitkan rasa ingin tahu dan kesanggupan dalam diri peserta
  didik merupakan aset utama dalam membangkitkan motivasi.

  Oleh karena itu, seorang guru sudah seharusnya mengembangkan
  beberapa jenis kualitas berikut agar dapat berperan aktif sebagai
  motivator.

  1. Meningkatkan kemampuan yang dapat menampilkan penguasaan bahan
     atau pengetahuan. Untuk itu, ia harus banyak belajar dan terus
     belajar melalui berbagai media dan sumber yang terkait dengan
     bidangnya. Seorang guru yang ahli di bidangnya tidaklah berarti
     terbebas dari kesalahan, kekurangan, atau kekeliruan. Sama sekali
     tidak. Namun, janganlah sampai frekuensi kekhilafannya sangat
     menonjol dalam interaksi dengan peserta didiknya. Janganlah
     sering terdengar jawaban, "Maaf saya tidak tahu!" ketika
     berhadapan dengan pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik.
     Hal demikian akan melemahkan kepercayaan mereka terhadap sang
     guru.

  2. Menunjukkan sikap memahami secara mendalam terhadap perasaan
     dan pengalaman peserta didik, khususnya yang menyangkut kelemahan
     maupun kekurangan dalam sikap dan kemampuan akademis. Sikap
     demikian bukan berarti bahwa guru menyetujui kekurangan atau
     penyimpangan sikap dan tingkah laku yang ditunjukkan peserta
     didik. Akan tetapi dengan sikap empati, guru mengharapkan
     perubahan dalam "kesempatan kedua" yang masih ia berikan kepada
     peserta didik.

  3. Menunjukkan semangat mencintai bidang studi yang digelutinya.
     Guru-guru "cadangan" yang mengajar dengan kualitas "kurang
     menguasai" materi pengajaran cenderung melemahkan semangat
     belajar peserta didiknya.

  4. Memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang masih "kabur" atau
     kurang jelas, dengan bahasa dan sikap yang dapat dimengerti.
     Tugas ini menyangkut penjelasan yang baik tentang materi
     pelajaran dan mengenai strategi belajar untuk memperoleh angka
     yang baik.

  Ditinjau dari segi iman Kristen, konsep mengenai manusia sebagai
  pribadi ciptaan Allah, peserta didik berhak mendapatkan informasi
  dari gurunya tentang bagaimana mereka dapat memperoleh nilai yang
  memuaskan.

  Sumber diambil dan diedit dari:
  Judul buku   : Menjadi Guru Profesional
  Judul artikel: Masalah Motivasi Belajar
  Penulis      : B.S. Sijabad
  Penerbit     : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
  Halaman      : 109 - 112


^o^ BAHAN MENGAJAR -----------------------------------------------^o^

               ^ APAKAH GUNANYA BERSIKAP SOPAN ITU? ^
                 ==================================

  Ibu tahu bahwa ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi pada saat
  Slamet masuk ke dalam rumah. "Ada apa?" tanya ibu. "Apakah ada
  sesuatu yang tidak beres?"

  "Ketika saya dan teman-teman tadi naik bis kota menuju rumah, kami
  semuanya duduk," kata Slamet. "Waktu itu masih banyak tempat duduk
  yang kosong. Tetapi ketika semuanya sudah terisi, seorang wanita
  masuk dengan membawa banyak bungkusan. Lalu saya memberikan tempat
  duduk saya kepadanya. Tetapi dua orang dari teman-teman saya
  menertawakan saya. Kata mereka, tidak ada gunanya saya berbuat
  begitu. Kamu tidak akan pernah mendapat imbalan apa-apa atas
  perbuatanmu itu. Benarkah itu, Bu?"

  Renungan singkat tentang berbuat sopan:
  ---------------------------------------

  1. Apakah yang kamu katakan kepada Slamet ketika ia memberikan
     tempat duduknya kepada wanita itu? Apakah kamu senang dengan
     tindakannya itu? Mengapa?

  2. Apakah yang akan kamu katakan kepada Slamet seandainya kamu
     adalah ibunya? Apakah ada gunanya bersikap ramah atau sopan itu?

  "Itu tergantung dari macam imbalan apa yang kamu harapkan," kata
  ibu. "Saya berharap wanita itu tidak memberimu uang atas sikapmu
  yang sopan itu. Sungguh tidak lucu jika kita bersikap sopan demi
  uang, bukan?"

  Slamet menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju. Ia memang tidak
  ingin dibayar karena sikapnya yang sopan.

  "Kalau begitu, upah lain apakah yang kita inginkan jika kita
  bersikap sopan kepada seseorang?" tanya ibu.

  "Wanita itu mengucapkan terima kasih," kata Slamet. "Ia berterima
  kasih atas sikap saya yang sopan. Ia bahkan tersenyum kepada saya
  beberapa kali selama dalam perjalanan pulang itu."

  "Itulah upah lain yang kamu dapatkan," kata ibu. "Kejadian itu
  membuat kamu senang. Menurut kamu, apakah hal ini juga membuat orang
  lain merasa senang?"

  "Saya kira Tuhan Yesus juga merasa senang," kata Slamet.

  "Jika wanita itu merasa senang, kamu merasa senang, dan Tuhan Yesus
  juga merasa senang, maka jangan khawatir jika satu atau dua orang
  dari teman-temanmu menertawakan kamu," kata ibu.

  Renungan singkat tentang Tuhan Yesus dan kamu:
  ----------------------------------------------

  1. Mengapakah Tuhan Yesus merasa senang melihat Slamet memberikan
     tempat duduknya kepada wanita itu? Apakah Tuhan Yesus peduli?

  2. Apakah yang telah kamu lakukan hari ini yang menyenangkan hati
     Tuhan Yesus?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  1Petrus 3:8,9

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Hendaklah kamu hidup dengan damai, ramah, rendah hati satu dengan
  yang lain (1Petrus 3:8).

  Doa:
  ----
  Ya Tuhan Yesus, biarlah saya memperlakukan orang lain seperti yang
  saya inginkan agar dilakukan mereka terhadap saya. Amin.

  Sumber diedit dari:
  Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Penulis   : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986
  Halaman   : 194 - 195


^o^ WARNET PENA --------------------------------------------------^o^

           ^ NATIONAL CHILDREN`S MINISTRIES AGENCY ^
             =====================================
   http://bgmc.ag.org/files/true-missionary-stories/index.cfm

  National Children`s Ministries Agency yang merupakan bagian
  pelayanan dari The Assemblies of God ini menyediakan sejumlah kisah
  nyata para misionaris yang dilengkapi pula dengan lembaran-lembaran
  berwarna yang dapat Anda unduh (download). Bahan-bahan dalam situs
  ini baik untuk dipakai sebagai ide yang dapat dikembangkan untuk
  mengajarkan mengenai penginjilan dan orang-orang yang terlibat di
  dalamnya kepada anak-anak sekolah Minggu. Kisah-kisah tersebut
  dipaparkan dengan bahasa Inggris yang sederhana dan mudah dipahami.

  Sumber: Situs LINKS - Direktori Kristen
  URL   : http://www.sabda.org/links/detail/bgmcagorg.htm


^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA -----------------------------------------^o^

  Dari: Daniel Simanjuntak <DSimanjuntak(at)>
  >Yang kami kasihi, Pengelola milis Bina Anak,
  >Terpujilah Tuhan Allah yang maha pengasih dan penyayang yang
  >selalu memberkati kita. Kami berterima Kasih kepada pengelola milis
  >ini yang secara rutin mengirimkan artikel bacaan kepada kami.
  >Artikel tersebut sangat bermanfaat bagi kami dalam mencerahkan
  >pikiran dan selanjutnya ditularkan dalam kesaksian dan pelayanan.
  >Semoga Tuhan Allah yang maha pengasih senantiasa memberkati
  >pengelola dan tangan-tangan yang dipakai Tuhan dalam kegiatan
  >pelayanan ini.
  >Salam dan Doa,
  >Daniel Simanjuntak

  Redaksi:
  Kami juga memuji Tuhan untuk setiap berkat yang Dia berikan bagi
  kami dan pelayanan kami di YLSA. Kami juga terus berdoa kiranya
  pelayanan e-BinaAnak dapat menjadi saluran berkat bagi kemajuan
  pelayanan rekan-rekan semua. Harapan kami, di lapangan, semua berkat
  tersebut dapat membangun fondasi pertumbuhan iman jiwa-jiwa kecil
  yang Tuhan percayakan kepada kita. Selamat melayani.


^o^ MUTIARA GURU -------------------------------------------------^o^

           Para guru tidak boleh membiarkan semangatnya
               tidak menular kepada setiap muridnya.
          Untuk itu diperlukan motivasi dari setiap guru.
                             - Welni -

^o^---------------------------------------------------------------^o^
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
^o^---------------------------------------------------------------^o^
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Alamat Berhenti     : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org