Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/286

e-BinaAnak edisi 286 (29-6-2006)

Kunjungan

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                              286/Juni/2006
----------
- SALAM DARI REDAKSI
- ARTIKEL (1)         : Kunjungan: Kerja Sama antara Orang Tua dan
                        Guru
- ARTIKEL (2)         : Program Kunjungan Murid-Murid yang Tak Hadir
- WARNET PENA         : Christian Counseling Center Indonesia (C3I) -
                        Anak/Parenting
- DARI ANDA UNTUK ANDA: Tanya Buku
- MUTIARA GURU

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
======================================================================

                      -=- SALAM DARI REDAKSI -=-

  Salam sejahtera,

  Tanggung jawab seorang guru sekolah Minggu tidak sebatas mengajar
  dan mendidik anak. Perhatian penuh terhadap anak-anak yang
  dipercayakan kepadanya sudah menjadi hal yang semestinya. Apabila
  ada anak didiknya yang tidak hadir (apalagi kalau sudah lebih dari
  satu kali), guru perlu mencari tahu apa sebabnya. Untuk itu guru
  perlu melakukan pelayanan kunjungan sehingga mengetahui apakah anak
  tersebut sakit, malas, dimarahi orang tua, atau ada alasan lain.

  Pada dasarnya, kegiatan mengunjungi anak didik merupakan kegiatan
  yang tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab guru. Bahkan
  kegiatan tersebut perlu dimasukkan dalam program pelayanan dan
  dilakukan secara periodik, meskipun pelaksanaannya dapat dilakukan
  sesuai kebutuhan. Selain bertujuan untuk mengetahui perihal alasan
  ketidakhadiran anak, kegiatan ini juga sangat penting untuk
  membangun hubungan yang lebih baik lagi dengan anak didik dan orang
  tuanya.

  Dua artikel yang disajikan dalam edisi kali ini kiranya dapat
  membuka wawasan mengenai perlunya mengadakan kunjungan. Tentu saja
  setelah menikmati edisi kali ini, kami berharap Anda dapat segera
  mulai mengunjungi anak-anak didik Anda.

  Penyunting,
  RS Kurnia

         Dan aku tahu, bahwa jika aku datang mengunjungi kamu,
          aku akan melakukannya dengan penuh berkat Kristus.
                           (Roma 15:29)
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+15:29 >


                         -=- ARTIKEL (1) -=-

           KUNJUNGAN: KERJA SAMA ANTARA ORANG TUA DAN GURU
           ===============================================

  Allah mementingkan keluarga. Allah sendiri yang menyusun keluarga
  dan telah membela penyusunannya sebagai dasar pertumbuhan manusia
  dan pembaharuan di sepanjang sejarah. Tidak saja memulai peristiwa-
  peristiwa dunia dengan satu keluarga, Dia juga berusaha
  menyelamatkan dunia dari dosa dengan mengirim Anak-Nya untuk lahir,
  hidup, dan bertumbuh dalam satu keluarga.

  Fakta bahwa Allah menganggap penting keluarga juga diikuti kenyataan
  bahwa perangai dan keadaan seseorang pada waktu dewasa terbentuk
  dari pengaruh kehidupan keluarganya. Para ahli ilmu jiwa menyetujui
  bahwa sebagian besar pola kehidupan dibentuk pada lima tahun pertama
  kehidupan anak itu. Selama masa itu pengaruh orang tua sangat besar.

  Secara sadar maupun tidak, orang tua mengajarkan kelakuan dan sikap-
  sikap yang mereka harapkan kepada anak. Pada waktu anak itu
  menanggapi, ia diberi hadiah atau dihukum menurut kesesuaian antara
  perbuatannya dengan pengharapan orang tuanya. Akhirnya, patokan-
  patokan itu diteguhkan dalam perangainya dan anak itu membawa pola
  kelakuan itu sampai masa remaja dan masa dewasa.

  Persoalan guru sekolah Minggu sudah jelas. Jika orang tua tidak
  pernah berdoa sebelum makan atau tidak membaca Alkitab di rumah,
  atau mengikutsertakan anak mereka dalam ibadah keluarga, bagaimana
  guru itu dapat meyakinkan pelajar itu bahwa Alkitab dapat dipercaya
  atau bahwa doa itu perlu dan bermanfaat?

  Kita dapat mengatasi persoalan ini pada waktu kita bekerja sesuai
  dengan hukum-hukum Allah. Yang pertama adalah keluarga sebagai unit
  dasar organisasi-Nya. Jika Allah menetapkan keluarga sebagai
  pengaruh yang terutama atas perkembangan anak, sebagai guru kita
  harus berusaha mengadakan hubungan yang erat dengan keluarga anak
  itu. Mempersiapkan pelajaran dan mengajarkannya dengan efektif pada
  hari Minggu pagi ternyata masih belum cukup.

  Untuk mendapatkan kerja sama dari orang tua murid, para guru harus
  terlebih dahulu bersedia mengunjungi rumah murid-muridnya. Sikap
  guru terhadap kunjungan dapat membangun atau menghancurkan sebuah
  kelas sekolah Minggu. Suatu kunjungan rumah tidak saja memberi
  kesempatan kepada guru untuk menjumpai orang tua, tetapi juga
  memberi kesempatan untuk melihat hubungan pelajar itu dengan orang
  tua dan saudara-saudaranya.

  Hasil dari kunjungan itu banyak, tetapi hampir selalu berupa
  terbentuknya satu ikatan segitiga antara orang tua, guru, dan anak.
  Beberapa tahun lalu, ketika pindah ke rumah kami yang sekarang, anak
  kami yang terkecil berusia lima tahun. Salah satu di antara
  pengunjung-pengunjung pertama ke rumah kami adalah guru sekolah
  Minggunya. Rasa persaudaraan terhadap guru itu timbul dalam hati
  saya selama kami membicarakan kebenaran-kebenaran rohani pada waktu
  itu. Setiap membawa anak saya ke kelas sekolah Minggu, saya dapat
  lebih menaruh perhatian dan juga lebih bersyukur atas pekerjaan yang
  sedang dilakukan olehnya.

  Saya juga melihat bahwa kunjungan sangat berguna bagi guru. Pada
  suatu waktu saya mempunyai seorang murid yang kurang terbuka. Dia
  sering membuat ribut di kelas dan menolak untuk menanggapi
  pelajaran atau keramahan gurunya sampai saya mengunjungi rumahnya.
  Pada suatu hari Sabtu sore saya hanya mampir di rumahnya. Dia sedang
  bermain-main di pekarangan tetangganya pada waktu saya tiba di situ,
  tetapi ketika didengarnya saya ada cepat-cepat dia pulang. Dia
  tinggal dalam ruang itu dengan ibunya dan saya; walaupun dia tidak
  duduk bersama-sama, dia mendengarkan percakapan kami.

  Setelah itu, sebuah pintu seolah-olah terbuka dalam hidupnya. Dia
  sendiri mulai berbicara kepada saya dengan menceritakan pengalaman-
  pengalamannya, dan pada suatu Minggu dibawanya bunga untuk saya.
  Kunjungan ke rumahnya merupakan satu langkah yang besar sekali untuk
  mengadakan hubungan di antara dia dengan guru sekolah Minggunya.

  Satu peraturan sederhana yang perlu ditetapkan oleh setiap guru bagi
  dirinya sendiri adalah mengunjungi setiap pelajar di rumahnya
  sekurang-kurangnya sekali setahun, dan lebih sering jika pelajar
  maupun guru memperoleh manfaat daripadanya. Hubungan guru dengan
  murid di tempat lain tidak dapat menggantikan hal ini karena kesan
  yang diterima pelajar itu dari suatu kunjungan ke rumahnya adalah
  bahwa dia, secara pribadi, cukup penting bagi guru sehingga guru
  menyediakan waktu dan tenaga untuk dia.

  Selain kunjungan, beberapa kegiatan-kegiatan lain dapat dilakukan
  oleh seorang guru untuk mengikutsertakan pelajar dan orang tua.
  Salah satu di antaranya adalah seperti yang dilakukan oleh guru anak
  saya yang duduk di kelas tiga SD, yakni mengadakan suatu pertemuan
  para orang tua. Ketika saya mulai mengajar sebuah kelas Tunas Remaja
  untuk anak-anak perempuan di sekolah Minggu, saya mengundang baik
  pemudi-pemudi itu maupun ibunya ke rumah saya pada suatu hari Minggu
  sore. Kebanyakan pemudi-pemudi dan ibunya datang. Sementara pemudi-
  pemudi itu bercakap-cakap dengan sesama mereka, saya berbicara
  dengan ibu-ibu mereka. Kami membahas sifat-sifat umur Tunas Remaja
  itu, keperluan-keperluan rohaninya, beberapa rencana pelajaran, dan
  gagasan-gagasan untuk kegiatan-kegiatan istimewa. Saya diganjar
  dengan perasaan bahwa saya memperoleh kerja sama yang penuh dari
  setiap ibu yang hadir, dan berulang kali selama tahun itu, dalam
  satu atau lain cara, keyakinan itu meringankan kesukaran-kesukaran
  yang saya alami.

  Gagasan lain yang patut diperhatikan adalah mengadakan kegiatan
  sosial bagi para pelajar yang memberi kesempatan kepada mereka
  untuk membawa orang tuanya.

  Apapun metode yang digunakan atau kegiatan yang direncanakan, para
  guru akan mengajar dengan lebih berhasil pada waktu orang tua ikut
  serta secara aktif dalam perkembangan rohani anak-anak mereka.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku   : Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 1
  Judul Artikel: Di Luar Ruang Kelas
  Penerbit     : Gandum Mas, Malang 1997
  Halaman      : 185 - 187


                         -=- ARTIKEL (2) -=-

             PROGRAM KUNJUNGAN MURID-MURID YANG TAK HADIR
             ============================================

  PERLUNYA PROGRAM YANG TERORGANISIR

  Dewasa ini gereja-gereja kita penuh dengan orang-orang yang sibuk
  dan yang paling sibuk ialah mereka yang bekerja di sekolah Minggu.
  Hal ini menunjukkan seolah-olah Allah memanggil orang yang sibuk
  untuk melakukan pekerjaan-Nya. Hal ini pula yang terjadi dalam
  pekerjaan di sekolah Minggu. Seolah-olah guru-guru akan terlalu
  terbebani bila mereka diberi tanggung jawab untuk mengunjungi murid-
  murid yang tidak hadir. Mereka akan memerlukan bantuan. Para pekerja
  di sekolah Minggu harus membuat beban itu seringan-ringannya agar
  mereka dapat meneruskan dan melaksanakan pelayanan mereka untuk
  Kristus. Bantuan tertentu dapat diberikan sehingga pekerjaan yang
  ada menjadi lebih ringan dan menyenangkan jika suatu program
  kunjungan yang terorganisir disiapkan dan dijalankan. Bergotong-
  royong meringankan pekerjaan, dan jika sekolah Minggu bekerja sama
  dalam tugas mengunjungi murid-murid yang tak hadir, pekerjaan itu
  akan dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dan efektif.

  LANGKAH DALAM PROGRAM ITU

  Kita dapat lebih memahami persoalan yang sedang kita hadapi ini
  jikalau kita memperinci program kunjungan ini sampai ke langkah-
  langkahnya yang utama. Kita akan mendapati bahwa langkah-langkah itu
  terdiri dari lima tugas berurutan yang harus dilaksanakan agar
  program itu tercapai.

  1. Ketahuilah nama murid yang tak hadir itu.
     Ini berarti kita harus mengetahui siapa-siapa yang tak hadir dan
     membuat persiapan untuk mengunjunginya.

  2. Penyerahan tugas kunjungan.
     Jika guru sendiri yang mengetahui ketidakhadiran itu, ia dapat
     langsung mengadakan kunjungan itu sendiri. Tetapi seringkali
     tidak mungkin bagi guru untuk mengetahui murid-murid yang tak
     hadir ini, terutama dalam kelas yang lebih besar. Oleh sebab itu,
     seseorang harus memberitahukan nama murid-murid yang tak hadir
     supaya guru dapat mengetahui siapa saja yang harus dikunjungi.

  3. Adakanlah kunjungan itu.
     Kunjungan itu dapat dilakukan sekehendak guru atau mungkin bisa
     direncanakan suatu program kunjungan di mana para pekerja Sekolah
     Minggu dapat bersama-sama melaksanakan pekerjaan yang penting
     ini.

  4. Laporkan kunjungan itu.
     Hanya mengunjungi saja tidaklah cukup. Harus ada laporan yang
     menerangkan mengapa murid itu tak hadir dan apakah ia akan
     kembali lagi.

  5. Periksalah laporan kunjungan itu.
     Tidaklah cukup bila hanya meminta guru mengadakan kunjungan. Kita
     juga harus mengetahui apakah ia telah melaksanakannya dan
     menunjukkan hasilnya. Manusia cenderung menjadi lalai dalam
     melaksanakan kewajibannya jika tak diadakan pemeriksaan atas
     pekerjaannya. Asas penting yang terkenal berlaku di sini. "Di
     mana ada tanggung jawab, di situ ada pertanggungjawaban." Bila
     seseorang dimintai pertanggungjawaban atas pekerjaannya, sudah
     seharusnya ia bekerja lebih baik daripada jika pekerjaan itu tak
     dimintai pertanggungjawaban.

  Kini marilah kita meninjau bagaimana suatu program kunjungan yang
  terorganisir dapat menolong kita dalam melaksanakan kelima langkah
  ini, yang diperlukan demi suksesnya program itu.

  MENGORGANISIR PERKUNJUNGAN

  Di kebanyakan sekolah Minggu, pemimpin dan staf pekerjanya terlalu
  sibuk mengurusi sekolah Minggu sehingga tak mempunyai banyak waktu
  untuk menangani masalah murid-murid yang tak hadir. Bahkan sekolah
  yang amat kecil pun membuat pemimpin dan stafnya tetap sibuk. Ada
  seorang anggota pengurus dalam sekolah Minggu yang biasanya
  mempunyai lebih banyak waktu daripada yang lain, yaitu wakil
  pemimpin. Seringkali ia tidak mempunyai pekerjaan apa-apa dan
  jabatannya hanya sekadar nama saja. Ia menunggu saat bila pemimpin
  tak hadir supaya ia dapat menggantikan selama ketidakhadirannya.
  Mengapa tidak memberi pekerjaan kepadanya? Pada umumnya dialah
  pekerja yang terkemuka dan cakap. Jika diminta ia dapat mengambil
  tanggung jawab mengorganisasi dan mengatur program kunjungan murid-
  murid yang tak hadir. Banyak sekolah Minggu mengubah jabatan wakil
  pemimpin menjadi pemimpin pendaftaran atau pemimpin keanggotaan
  dengan memberikan tanggung jawab kepadanya dalam program kunjungan.
  Dalam sebuah sekolah yang kecil, wakil pemimpin dapat mengurus
  pekerjaan ini sendiri atau mungkin dengan bantuan sekretaris sekolah
  Minggu. Sekolah-sekolah yang lebih besar mungkin perlu memberikan
  seorang pembantu kepadanya, yaitu yang disebut sebagai panitera
  pendaftaran.

  Sekarang, marilah kita lihat bagaimana program kunjungan ini dapat
  diorganisasi dengan mengikuti kelima langkah berikut ini:

  1. Mengetahui Nama-Nama Murid yang Tak Hadir
     -----------------------------------------
     Dalam sekolah-sekolah yang kecil, tugas ini dapat diserahkan
     kepada guru itu sendiri, sekretaris kelas, atau guru pembantu
     untuk membuat daftar murid yang tak hadir untuk diberikan kepada
     guru pada akhir jam pelajaran. Cara yang paling cepat untuk
     mengetahui murid yang tak hadir ialah dengan memeriksa daftar
     murid yang hadir waktu mereka masuk kelas. Sementara memberi
     tanda cawang pada nama murid yang hadir (dalam buku catatan
     kelas), nama-nama mereka yang tak hadir dapat langsung dicatat
     pada sebuah daftar yang dapat disediakan untuk program kunjungan.
     Hal ini dapat dilakukan oleh sekretaris kelas ketika memeriksa
     daftar hadir tersebut (atau oleh siapa pun yang bertanggung jawab
     menyerahkan laporan itu kepada sekretaris departemen atau
     sekretaris sekolah). Jika tak mungkin bagi guru atau sekretaris
     kelas untuk melakukan ini, sekretaris departemen (dalam sekolah
     yang terbagi atas departemen) atau sekretaris seluruh sekolah
     dapat melakukannya. Dengan salah satu cara, maka suatu sistem
     dapat disusun untuk mengetahui siapa yang tak hadir dan membuat
     persiapan untuk mengunjungi mereka.

     Sebenarnya, setiap sekolah harus menyadari bahwa membuat catatan
     ketidakhadiran adalah sama pentingnya dengan membuat catatan
     kehadiran. Kebanyakan buku catatan sekolah Minggu kita hanya
     menyediakan catatan untuk mereka yang hadir. Mengapa kita tidak
     menyediakan juga suatu tempat untuk mencatat mereka yang tak
     hadir supaya kita dapat membuat perbandingan antara keduanya dan
     dapat mengurus ketidakhadiran itu dengan baik?

  2. Menyerahkan Tugas Kunjungan
     ---------------------------
     Cara menyerahkan tugas kunjungan terutama bergantung pada macam
     dan besarnya sekolah. Dalam kelas yang kecil di mana guru sendiri
     dapat mengawasi murid-murid yang tak hadir, ia dapat mencatatnya
     sendiri dan mengambil tanggung jawab untuk mengunjungi mereka
     dalam minggu berikutnya. Jika sekretaris kelas mengurus catatan
     itu, ia dapat menyediakan sebuah daftar untuk diberikan kepada
     guru pada akhir jam pelajaran. Demikian halnya dengan sekretaris
     departemen atau orang lain yang mengurus catatan-catatan ini.

     Barangkali cara yang paling efektif untuk menugaskan perkunjungan
     murid-murid yang tak hadir ialah dengan memakai nota perkunjungan
     yang dapat dipesan dari Penerbit Gandum Mas.

     Bila sekretaris kelas atau sekretaris departemen mendapati bahwa
     ada murid-murid dari satu kelas yang tak hadir, nama serta alamat
     mereka itu ditulis pada nota perkunjungan murid yang tak hadir.
     Nota ini dapat diserahkan kepada guru dan menjadi suatu
     penyerahan tugas untuk mengunjungi murid-murid yang tak hadir
     itu.

  3. Mengadakan Kunjungan
     --------------------
     Soal bagaimana dan bilamana kunjungan harus diadakan terutama
     bergantung kepada keinginan dan rencana sekolah Minggu setempat.
     Dalam beberapa hal guru diperkenankan melakukan kunjungan bila ia
     sempat. Namun ternyata, umumnya diperlukan sebuah program
     kunjungan yang terorganisir untuk memperoleh hasil-hasil terbaik.
     Jika dapat ditetapkan suatu hari tertentu untuk pekerjaan ini dan
     para pengunjung berkumpul di gereja untuk berdoa, kemudian pergi
     mengadakan kunjungan, pekerjaan itu dapat dilaksanakan dengan
     sangat efektif. Sudah tentu pemilihan hari tergantung pada
     kondisi setempat. Hari Senin ternyata paling baik. Sudah tentu
     program kunjungan semacam itu memerlukan dorongan terus-menerus.
     Tetapi seorang gembala dan pemimpin yang waspada, serta staf yang
     terdiri dari orang-orang yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan
     bersemangat dalam program ini, akan menyebabkan minat itu tetap
     hidup sehingga kunjungan tetap berjalan dengan lancar.

  4. Melaporkan Kunjungan
     --------------------
     Sesudah kunjungan-kunjungan selesai dan catatan pada nota
     kunjungan telah dibuat, sebuah laporan yang menyeluruh dapat
     ditulis pada kertas lain. Nota ini diserahkan kembali kepada
     sekretaris atau administrasi untuk dinilai dan ditindaklanjuti.
     Dengan demikian, administrasi sekolah Minggu bisa mendapat
     laporan untuk memberi gambaran lengkap mengenai program kunjungan
     itu.

  5. Memeriksa Laporan Kunjungan
     ---------------------------
     Program Kunjungan tidak akan lengkap kecuali diadakan pemeriksaan
     mengenai kunjungan itu. Jika tidak diadakan pemeriksaan atas
     pekerjaan itu, dapat diduga bahwa dampak kunjungan itu akan
     berkurang dengan cepat. Bila seorang pengunjung menyadari bahwa
     pekerjaannya akan diperiksa, ia akan lebih teliti dalam
     mengadakan kunjungan dan mengisi laporan yang dibutuhkan.

     Banyak sekolah yang menggabungkan kunjungan kepada murid-murid
     yang tak hadir dengan kunjungan kepada calon-calon anggota, yaitu
     mereka yang telah satu atau dua kali menghadiri sekolah Minggu
     dan mungkin dapat menjadi anggota jika diminta secara pribadi.
     Bila seseorang datang ke sekolah Minggu satu atau dua kali lalu
     tak muncul lagi pada Minggu berikutnya, ia harus dikunjungi
     karena walaupun ia bukan anggota, ia adalah calon anggota. Cara
     terbaik untuk menarik pengunjung-pengunjung sekolah menjadi
     anggota ialah dengan membalas kunjungan mereka pada minggu itu
     juga. Kunjungan dari guru kelasnya satu atau dua hari sesudah
     kunjungannya ke sekolah Minggu, pasti akan meninggalkan kesan
     pada anak yang baru dikunjungi itu. Akan timbul keinginan dalam
     dirinya untuk datang lagi dan menjadi anggota tetap di sekolah
     Minggu itu.

  Harus disadari bahwa tak ada suatu peraturan yang tetap yang dapat
  ditentukan untuk mengorganisir suatu program kunjungan. Corak
  program itu harus ditentukan oleh keadaan atau kesukaan setempat,
  tetapi tentu saja harus disusun suatu bentuk organisasi dengan orang
  tertentu yang bertanggung jawab atas administrasi pekerjaan
  tersebut. Gembala dan pemimpin sekolah Minggu hendaknya mengawasi,
  memeriksa, mendorong, dan memberi semangat dalam program tersebut.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Sekolah Minggu yang Berhasil
  Penerbit  : Yayasan Gandum Mas, Malang 1978
  Penulis   : Ralph M. Riggs
  Halaman   : 104 - 109


                          -=- WARNET PENA -=-

    CHRISTIAN COUNSELING CENTER INDONESIA (C3I) - ANAK/PARENTING
    ============================================================
         http://www.sabda.org/c3i/kategori/anak-parenting/

  Ingin mendapatkan bahan-bahan seputar pendidikan anak lebih banyak
  lagi? Situs C3I menawarkan kepada Anda bagian "Anak/Parenting" yang
  pasti dapat menambah wawasan baru seputar pembinaan anak. Informasi-
  informasi di dalamnya diharapkan dapat melengkapi para pelayan anak
  maupun pendidik agar lebih mengenal segala seluk beluk mengenai
  anak. Informasi yang tersedia sampai saat ini antara lain: Moralitas
  Anak Berkembang dari Waktu ke Waktu; Perkembangan Anak: Bayi Usia
  1-2 Tahun; Kebutuhan dan Perkembangan Anak: DISIPLIN; dan masih
  banyak lagi. Sudah tidak sabar ingin berkunjung? Langsung saja klik
  alamat di atas.

  [Kiriman dari: Ratri]


                     -=- DARI ANDA UNTUK ANDA -=-

  Dari: Berliana Samosir <berliana_samosir(at)>
  >Syaloom,
  >Saya ingin sekali memiliki buku 100 Renungan singkat untuk Anak-
  >Anak, Penulis: V.Gilbert
  >Dimana saya boleh mendapatkan buku tersebut. Jika memungkinkan
  >apakah saya boleh memesan melalui e-Bina Anak? Atau siapa yang
  >harus saya hubungi untuk mendapatkan buku tsb. Kalau ada Tolong
  >beritahukan saya kemana, berapa, yang harus saya bayar akan sya
  >transfer. Sebagai informasi saya tinggal di Pkl. Kerinci
  >Pelalawan-Riau Indonesia.
  >Atas bantuannya saya sangat berterimakasih sekali.
  >Syaloom,
  >Berliana

  Redaksi:
  Maaf, kami tidak menjual buku-buku. Tapi setahu kami buku ",100
  Renungan Harian untuk Anak" masih beredar dan diproduksi, jadi
  mungkin bisa Anda dapatkan di toko-toko buku Kristen. Kalau di kota
  Anda belum ada toko buku Kristen, mungkin Anda bisa menghubungi
  langsung penerbitnya, yaitu Yayasan Kalam Hidup, Jln. Naripan 67,
  Bandung 40112 atau Kotak Pos 1061, Bandung 40010


                         -=- MUTIARA GURU -=-

          Pelayanan di luar tembok kelas sungguh memberikan
          inspirasi baru dalam memaknai arti mendidik anak.

----------------------------------------------------------------------
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org