Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/289

e-BinaAnak edisi 289 (20-7-2006)

Keluarga ASM yang Belum Percaya

      

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                              289/Juli/2006
----------
      - SALAM DARI REDAKSI
      - ARTIKEL             : Anak Sekolah Minggu dan Keluarganya yang
                              Belum Percaya
      - TIPS                : Melayani Anak dalam Keluarga yang Belum
                              Percaya
      - BAHAN MENGAJAR      : Keselamatan: Tak Lagi Tersesat
      - WARNET PENA         : Mewarnai Gambar Injil -- GKI Samanhudi
      - STOP PRESS!         : Peluncuran Publikasi Baru YLSA
      - MUTIARA GURU

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
======================================================================

                      -=- SALAM DARI REDAKSI -=-

  Pendidikan rohani bukan hanya tanggung jawab sekolah minggu saja.
  Sebagai tempat di mana anak menghabiskan sebagian besar waktunya,
  keluarga seharusnya menjadi tempat yang paling banyak memperkenalkan
  kebenaran firman Tuhan. Tetapi bagaimana jika ternyata murid sekolah
  minggu Anda berasal dari keluarga yang belum percaya atau belum
  mengenal Yesus? Apakah itu berarti pendidikan rohani mereka
  menjadi tanggung jawab sekolah minggu dan gereja?

  Melalui sajian tulisan edisi minggu ini kita akan melihat bagaimana
  hal ini seharusnya ditangani, khususnya oleh sekolah minggu. Dan
  melalui sajian ini biarlah, sekolah minggu dapat mulai memberikan
  waktu untuk memikirkan langkah lebih lanjut dalam menangani hal ini.

  Selamat melayani!

  Redaksi e-BinaAnak,
  Davida

   "Jawab mereka:
       "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,
        engkau dan seisi rumahmu." (Kisah Para Rasul 16:31)
        < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kisah+16:31 >


                           -=- ARTIKEL -=-

        ANAK SEKOLAH MINGGU DAN KELUARGANYA YANG BELUM PERCAYA
        ======================================================

  Kenyataan bahwa tidak semua anak sekolah minggu memiliki orang tua
  atau keluarga yang sudah mengenal Yesus tampaknya sering tidak
  disadari. Kebanyakan justru beranggapan bahwa setiap anak yang
  mengikuti sekolah minggu pasti berasal dari keluarga yang telah
  mengenal Yesus. Padahal anggapan demikian tidak sepenuhnya benar.
  Malahan anggapan seperti itu dapat mengakibatkan sekolah minggu
  cenderung tidak memerhatikan latar belakang keluarga anak karena
  menganggap setiap anak mendapatkan pendidikan rohani yang sama di
  rumah.

  Biasanya anak-anak yang keluarganya belum mengenal Yesus bisa masuk
  dan menjadi murid sekolah minggu karena beberapa alasan. Yang
  pertama karena ajakan temannya. Anak-anak sangat suka berkumpul dan
  bermain bersama. Dengan motif agar bisa terus bersama teman-
  temannya, akhirnya dia mengikuti kelas sekolah minggu. Bisa juga
  karena anak tersebut bersekolah di sekolah Kristen. Pada umumnya,
  sekolah Kristen mengharuskan seluruh murid mengikuti pelajaran agama
  Kristen dan salah satu tugasnya adalah mengikuti ibadah sekolah
  minggu. Orang tua yang memasukkan anak mereka ke sekolah Kristen
  biasanya sudah mengetahui peraturan ini sehingga tidak keberatan
  anak mereka pergi ke sekolah minggu. Selain itu, keberadaan anak
  tersebut di sekolah minggu bisa saja sebagai hasil penginjilan para
  guru sekolah minggu, pendeta, anggota jemaat, keluarga mereka yang
  sudah percaya, atau bahkan anak sekolah minggu yang lain. Karena
  melalui penginjilan, anak tersebut sepenuhnya sadar mengapa mereka
  ada dalam kelas sekolah minggu.

  Anak-anak yang tanpa sengaja berada dalam kelas sekolah minggu,
  entah karena diajak atau karena peraturan, kemungkinan tinggal dalam
  keluarga yang tidak terlalu mengekang pergaulan. Anak-anak tersebut
  boleh mengikuti ibadah sekolah minggu tanpa keluarganya meributkan
  hal tersebut, khususnya bagi mereka yang memang bersekolah di
  sekolah Kristen. Bagi anak yang datang sebagai akibat dari
  penginjilan, bisa saja keluarganya tidak setuju. Mungkin saja ia
  terpaksa datang ke sekolah minggu dengan sembunyi-sembunyi atau
  bahkan membohongi keluarga mereka.

  Mengapa sekolah minggu harus mengetahui latar belakang kehidupan
  rohani keluarga tiap anak?

  Setiap anak yang ada dalam kelas sekolah minggu merupakan jiwa-jiwa
  berharga di mata Tuhan. Keberadaan mereka di dalam kelas bukan
  karena kebetulan dengan beberapa alasan yang sudah disebutkan di
  atas. Ada maksud dan rencana Tuhan yang indah untuk mereka sehingga
  mereka harus dibawa untuk semakin dewasa dalam pengenalan akan kasih
  dan keselamatan dalam Yesus.

  Namun, sekolah minggu tidak dapat dijadikan satu-satunya tempat
  pembinaan rohani bagi anak-anak. Selain keterbatasan waktu ibadah,
  sekolah minggu bukanlah tempat di mana anak paling banyak
  menghabiskan waktunya. Justru di tengah keluargalah anak paling
  banyak menghabiskan waktu. Oleh karena itu, keberadaan keluarga
  sebagai tempat pembinaan rohani yang ideal bagi anak mutlak
  dibutuhkan.

  Anak yang berasal dari keluarga yang sudah mengenal Yesus tentu akan
  menerima pendidikan rohani mengenai kebenaran firman Tuhan dari
  orang tuanya. Namun, yang menjadi masalah ialah anak-anak yang
  justru berasal dari keluarga yang belum mengenal kebenaran dan
  keselamatan di dalam Yesus. Mereka tidak dapat menikmati pembinaan
  rohani dari keluarganya. Oleh karena itu, tanggung jawab besar
  justru diemban sekolah minggu. Mau tidak mau pihak sekolah minggu
  harus sepenuhnya mengemban pembinaan rohani anak tersebut. Hal
  inilah yang menuntut para pelayan sekolah minggu untuk mengetahui
  latar belakang rohani keluarga murid-muridnya dengan jelas.

  DAMPAK KELUARGA YANG BELUM PERCAYA

  Bagi Anak
  ---------
  Beberapa dampak yang bisa timbul bagi anak sekolah minggu jika
  keluarga mereka belum percaya antara lain sebagai berikut.

  1. Anak lambat dalam mengalami pendewasaan rohani.
     Karena orang tua tidak mengenal Yesus, pendidikan mengenai
     kehidupan Kristen hanya mereka dapatkan di sekolah minggu atau
     pendidikan agama di sekolah. Padahal sekolah minggu hanya
     diadakan satu kali dalam satu minggu. Dan meskipun mereka belajar
     agama di sekolah, sebagian besar pelajaran itu hanya bertujuan
     untuk pengetahuan saja. Akibatnya, anak mengalami pertumbuhan
     rohani yang lambat.

  2. Anak kurang memiliki sikap hidup yang sesuai dengan firman Tuhan.
     Karena dibesarkan di lingkungan yang tidak mengenal Tuhan, anak
     yang cenderung punya sifat meniru, bisa memiliki sikap hidup yang
     sama dengan orang-orang di sekitarnya. Keluarga pasti mendidik
     anak mereka untuk memiliki sikap hidup yang baik, tetapi sangat
     mungkin sikap hidup baik yang mereka tanamkan dalam diri anak
     mereka berbeda dengan prinsip kebenaran firman Tuhan.

  3. Anak mengalami kebingungan untuk mengerti kebenaran firman Tuhan.
     Pendidikan rohani yang diberikan di sekolah minggu dan dalam
     keluarga tentunya bisa sangat berbeda, bahkan bertolak belakang.
     Misalnya saja, di sekolah minggu diajarkan bahwa Yesus adalah
     Tuhan dan Juruselamat, sedangkan dalam keluarga Yesus hanya
     dianggap sebagai seorang Nabi bukan Tuhan. Hal tersebut pasti
     akan sangat membingungkan mereka.

  Bagi Sekolah Minggu
  -------------------
  Bukan hanya berdampak pada anak, keluarga anak sekolah minggu yang
  belum percaya akan berdampak pula bagi pelayanan sekolah minggu.

  1. Pembuatan kurikulum mengajar.
     Jika dalam sekolah minggu ada anak yang memiliki keluarga yang
     belum percaya, program mengajar atau rencana kurikulum tentunya
     harus disesuaikan. Pengurus harus mencari strategi yang tepat
     untuk bisa mengajar semua anak, baik yang mendapat pendidikan
     rohani dengan baik maupun yang tidak. Tentu saja kebutuhan
     pendidikan rohani anak dari latar belakang keluarga yang
     berlainan akan berbeda pula.

  2. Harus ada penanganan secara khusus bagi anak-anak tertentu.
     Anak-anak yang besar dalam lingkungan keluarga yang belum percaya
     mungkin akan memiliki beberapa karakter yang tidak sesuai dengan
     firman Tuhan -- tergantung karakter keluarga atau lingkungan
     sekitarnya. Anak-anak seperti ini sangat memerlukan penanganan
     khusus apabila mereka melakukan hal-hal yang dapat mengganggu
     kelas sekolah minggu. Penanganan secara pribadi mungkin juga
     perlu bagi mereka. Tentu saja ini merupakan tugas yang juga
     penting untuk dilakukan para guru selain hanya sekedar mengajar.
     Penanganannya tidak bisa secara spontan, tetapi perlu pemikiran
     dan pergumulan pula.

  3. Sekolah minggu harus mengambil peran keluarga untuk mengenalkan
     anak pada kebenaran firman Tuhan.
     Hal ini juga memerlukan penanganan khusus. Hambatannya, banyak
     guru sekolah minggu yang tidak punya waktu untuk pelayanan ini
     selain mengajar di kelas. Di lain pihak, anak dengan kasus
     tersebut membutuhkan pendekatan, bimbingan, dan perhatian secara
     pribadi.

  4. Menghadapi penolakan dari keluarga.
     Jika anak sekolah minggu datang ke sekolah minggu dengan
     sembunyi-sembunyi atau tanpa izin dari keluarga, kemungkinan akan
     terjadi masalah antara keluarga dengan sekolah minggu atau
     gereja. Dari pihak keluarga bisa timbul reaksi negatif jika
     mengetahui anak mereka mengikuti kegiatan sekolah minggu. Sekolah
     minggu bekerja sama dengan gereja, harus bersiap menghadapi hal
     ini.

  Sekolah minggu harus menanggulangi dampak-dampak tersebut.
  Penanggulangan itu di antaranya lewat pengadaaan program pendidikan
  rohani tambahan. Program tersebut dapat dilakukan di luar kelas,
  tidak hanya ketika sekolah minggu berlangsung. Selain itu, komitmen
  untuk mengasihi anak-anak seperti Yesus mengasihi mereka, kerelaan
  untuk mengorbankan waktu, tenaga, dan sebagainya akan menjadi kunci
  utama untuk menghadapi dampak-dampak tersebut.

  [Oleh: Davida]


                             -=- TIPS -=-

           MELAYANI ANAK DALAM KELUARGA YANG BELUM PERCAYA
           ===============================================

  Kegelisahan seharusnya ada dalam benak setiap pelayan anak saat
  mengetahui bahwa anak didiknya hidup dalam lingkungan yang belum
  mengenal Kristus, khususnya jika mereka mendapat perlawanan dalam
  pertumbuhan iman mereka. Kekhawatiran tersebut kiranya dapat menjadi
  motivasi untuk bergumul dan menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan
  kekuatan rohani mereka di tengah-tengah keluarga yang belum mengenal
  arti keselamatan.

  Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melayani anak-anak dan keluarga
  dengan kasus tersebut antara lain sebagai berikut.

  1. Mengadakan pertemuan pribadi dan rutin.
     ---------------------------------------
     Seperti yang sudah kita ketahui, kelas sekolah minggu mungkin
     tidak cukup memberikan pengetahuan rohani dan kedewasaan iman
     kepada mereka. Sekolah minggu harus dapat memenuhi kebutuhan ini
     di luar jam sekolah minggu. Bisa dengan mengadakan kunjungan ke
     rumah mereka. Sebelumnya, "selidiki" dulu keluarganya, apakah
     keluarganya bisa terbuka dengan kedatangan kita. Selidiki juga
     tanggapan lingkungan sekitar terhadap kedatangan orang yang belum
     dikenal. Jika keluarga menanggapi dengan baik, program sekolah
     minggu bisa dilanjutkan.

     Jika keluarga ternyata kurang memberikan respon yang baik atau
     ternyata anak sembunyi-sembunyi datang ke sekolah minggu, bisa
     diatur pertemuan di luar rumah. Tempatnya bisa di gereja, di
     rumah guru, atau seusai ibadah sekolah minggu. Kasus seperti ini
     memerlukan pembicaraan khusus dengan gereja agar bisa dicari cara
     menghadapi respon negatif dari pihak keluarga.

  2. Memberikan tugas-tugas di rumah.
     --------------------------------
     Siapkan tugas-tugas khusus yang membuat anak menggali Alkitab.
     Tugas-tugas itu bisa berupa pertanyaan-pertanyaan refleksi,
     laporan bacaan Alkitab, membuat tulisan kesaksian, dll.

  3. Meminjamkan buku-buku rohani untuk anak.
     ----------------------------------------
     Jika di gereja ada perpustakaan, doronglah anak-anak tersebut
     meminjam buku dan pilihkan buku yang baik sesuai dengan kebutuhan
     rohani mereka. Jika ada dana, belikan anak-anak tersebut buku
     renungan harian anak sebagai alat bantu untuk bersaat teduh.

  4. Mengadakan acara-acara khusus yang melibatkan keluarga.
     -------------------------------------------------------
     Sekolah minggu bisa mengadakan acara khusus yang melibatkan orang
     tua. Untuk keluarga yang terbuka kemungkinan mereka bersedia
     untuk menghadiri acara seperti ini. Di ajang ini mereka bisa
     melihat bagaimana anak mereka dalam kegiatan sekolah minggu.
     Jadi, mereka yakin bahwa keputusan untuk memperbolehkan anak
     mereka untuk terus datang beribadah tidaklah salah. Sementara
     itu, keluarga yang tertutup membutuhkan pendekatan yang lebih
     serius dan bertahap.

  5. Bekerja sama dengan gereja.
     ---------------------------
     Fokus sekolah minggu sebaiknya untuk melayani anak-anak,
     khususnya anak-anak dengan keluarga yang belum percaya. Tugas
     penginjilan untuk keluarga sebaiknya diserahkan kepada gereja.
     Tentu saja tidak berarti pihak sekolah minggu lepas tangan. Anak
     dan keluarganya tidak bisa dipisahkan. Artinya, harus ada program
     berkesinambungan antara pelayanan untuk anak dan penginjilan
     untuk keluarganya.

  6. Pergumulkan dan doakan masalah ini bersama-sama.
     ------------------------------------------------
     Jangan bekerja sendiri-sendiri. Bergumul bersama dengan seluruh
     pelayan anak di gereja dan berdoa syafaat untuk setiap anak
     merupakan kekuatan utama untuk melayani mereka.

  Kurangnya waktu dan perhatian guru terhadap masalah ini biasanya
  menjadi hambatan utama untuk masalah ini. Saran-saran bisa
  disampaikan, tetapi pelaksanaannya tergantung bagaimana guru melihat
  betapa pentingnya jiwa setiap anak-anak yang dilayani. Kita patut
  bersyukur untuk setiap anak yang mendapatkan pendidikan firman Tuhan
  yang baik dalam keluarganya. Demikian pula untuk setiap anak yang
  tidak mendapatkan hal tersebut, karena untuk itulah Anda dipanggil
  dan dipakai-Nya untuk merangkul dan membawa mereka mengenal
  Juruselamat yang sangat mengasihi mereka.

  [Oleh: Davida]


                         -=- BAHAN MENGAJAR -=-

                     KESELAMATAN: TAK LAGI TERSESAT
                     ==============================

  REFLEKSI UNTUK GURU/ORANG TUA

  Amazing grace, how sweet the sound,
    (Sangat besar anugerah-Mu,)
  That saved a wretch like me.
    (Memberi aku selamat)
  I once was lost but now am found,
    (Dulu aku sesat, kini ditemukan)
  was blind but now I see.
    (buta dicelikkan.)

  Seperti syair lagu ini, jika bukan karena anugerah Allah kita tidak
  hanya tersesat, tetapi juga tidak memiliki visi untuk berbalik
  kepada Allah.

  Ada banyak kemungkinan mengapa seseorang tersesat, sesuai pengalaman
  mereka masing-masing. Mereka yang tersesat secara harfiah mungkin
  menghabiskan waktu berjam-jam untuk berputar-putar tanpa pernah
  mencapai tujuan mereka. Selain itu juga, orang-orang terlupakan
  karena arah hidup atau masa lalu telah membuat mereka terperangkap
  dalam gangguan mental, kemiskinan, butahuruf, rasisme, kesewenangan,
  kekerasan, dan ketidakadilan. Banyak dari mereka tetap tersesat
  karena kita membutakan diri terhadap mereka, kita tidak dapat atau
  tidak mau peduli terhadap penderitaan mereka atau terhadap sikap
  diam kita yang mengakibatkan siklus penderitaan ini terus
  berlangsung.

  Dalam hal tertentu kita semua telah tersesat. Kita mendirikan tembok
  penghalang antara diri kita dengan Allah dan dengan orang lain.
  Tetapi Allah tidak memandang rendah pergumulan hidup kita. Banyak
  dari perumpamaan yang diungkapkan Yesus berbicara tentang mencari
  satu mata uang atau seekor domba yang hilang. Allah tidak berhenti
  mencari sampai mendapatkan kita kembali.

  Keselamatan harus senantiasa menjadi bagian dinamis dari hidup kita.
  Setelah diselamatkan, tak sepantasnya kita hanya duduk diam di tepi
  pantai dan melihat orang lain tenggelam. Kita dipanggil untuk
  berenang kembali dengan segenap kekuatan kita untuk menolong mereka
  yang masih terhilang.

  REFLEKSI UNTUK SELURUH ANGGOTA KELUARGA/KELAS SM

  Pernahkah kamu merasa tersesat? Mungkin kamu pernah tersesat di
  tengah karnaval atau turun dari bis dan menjumpai wajah-wajah yang
  tidak kamu kenal. Untuk sesaat mungkin jantungmu serasa berhenti
  berdetak dan perut terasa mulas. Namun akhirnya, ketika kamu
  memandang ke sekeliling, orang tua atau sahabatmu ada di sana, yakni
  orang-orang yang membuatmu merasa nyaman, aman dan diterima, kamu
  pun merasa terselamatkan.

  Tanpa Allah kita semua terhilang. Tanpa Allah kita merasa takut dan
  terlantar sehingga kita bersikap tidak baik terhadap orang lain.
  Allah mengerti betapa perlunya kita diselamatkan. Allah mengerti
  betapa perlunya kita memandang wajah-Nya yang akan membuat kita
  merasa nyaman, aman, dan diterima. Allah juga mengerti betapa
  sukarnya kadang-kadang untuk memahami semua ini. Maka Allah mengirim
  Seseorang yang akan menuntun kita dan membuat kita mengerti. Allah
  mengirim Seseorang untuk menyelamatkan kita. Allah mengirim Yesus.

  Hari 1: Yesus Datang untuk Kita (Matius 1:18-23)

  1. Apa tujuan dari kelahiran Yesus?
  2. Bagaimana Yesus menyelamatkan kamu?

  Hari 2: Allah Begitu Mengasihi Dunia (Yohanes 3:16-21)

  1. Mengapa mereka yang melakukan kejahatan membenci terang?
  2. Menurutmu, apa saja yang coba disembunyikan manusia dari Allah?

  Hari 3: Tiada Nama Lain (Kisah Para Rasul 14:1-12)

  Petrus dan Yohanes berbicara tentang Injil Yesus Kristus dengan
  sangat berani. Mereka bersaksi dan menyembuhkan orang sakit. Para
  pemimpin agama yang menentang Yesus kini mengalahkan perhatian
  mereka kepada murid-murid-Nya.

  1. Menurut Petrus, bagaimana orang timpang itu disembuhkan?
  2. Dalam hal apa saja engkau perlu dipulihkan?

  Sebutkan seorang kenalanmu yang sedang mengalami kesukaran. Sediakan
  waktu untuk berdoa agar kebutuhannya dapat terpenuhi.

  Hari 4: Setiap Orang yang Menyebut Nama-Nya (Roma 10:1-13)

  1. Bagaimana kita dapat diselamatkan?
  2. Ada banyak tradisi perayaan ketika seseorang menerima Yesus
     Kristus sebagai Tuhan. Bagaimana kamu merayakannya di gerejamu?
     (Misalnya, apakah gerejamu mengadakan pengakuan di depan jemaat
     dan baptisan? Apakah gerejamu mengadakan upacara peneguhan?)

  Hari 5: Hidup Baru di Dalam Kristus (Efesus 2:4-10)

  1. Apakah kasih karunia itu?
  2. Jika seseorang membelikanmu sebuah hadiah, siapa yang
     membayarnya? Engkau berhutang apa atas pemberian itu?

  Hari 6: Tugas Kita (2Petrus 1:3-11)

  1. Apa yang perlu kita tambahkan kepada iman kita?
  2. Manakah dari hal-hal "yang baik" di atas, yang paling sukar
     bagimu? Mengapa?

  AKTIVITAS KHUSUS: MENEMUKAN TERANG

  Dalam aktivitas ini Anda akan menemukan suatu kebenaran yang
  menakjubkan, yaitu bahwa terang mengalahkan kegelapan. Anda
  membutuhkan sebuah kotak (seukuran kotak sepatu atau lebih besar)
  yang bisa ditutup dan sebatang korek api. Tunjukkan kepada
  keluarga/murid Anda kotak dan korek api itu. Katakan, "Saya
  mempunyai sekotak besar kegelapan di sini. Saya juga mempunyai
  sebatang korek api kecil. Kita akan melakukan eksperimen untuk
  melihat mana yang lebih kuat, kegelapan atau terang." Perlahan-lahan
  bukalah penutup kotak kegelapan tadi. Sementara Anda membuka
  penutupnya, katakanlah, "Awas! Saya membiarkan kegelapan keluar dari
  kotak saya. Apakah ada yang melihatnya?" Angkatlah kotak itu dan
  tunjukkan ke setiap orang. Sekarang matikan semua lampu di rumah
  Anda. Katakan, "Saya menyalakan sebatang korek api yang kecil.
  Apakah semua dapat melihat terangnya?"

  Diskusikanlah bahwa Yesus adalah terang dunia. Oleh karena Yesus dan
  karunia keselamatan-Nya, kita tak lagi tersesat dalam kegelapan.
  Kita telah ditemukan oleh-Nya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul buku: Belajar Bersama
  Penulis   : Janice Y. Cook
  Penerbit  : Yayasan Gloria, Yogyakarta 1999
  Halaman   : 137 - 139


                          -=- WARNET PENA -=-

               MEWARNAI GAMBAR INJIL -- GKI SAMANHUDI
               ======================================
        http://www.gki-samanhudi.or.id/drawing/acoloring_1.asp

  Situs resmi GKI Samanhudi Jakarta hadir dengan menyajikan informasi
  seputar kegiatan gereja serta informasi penting lainnya bagi jemaat.
  Khusus untuk topik pendidikan dan hiburan bagi anak Anda, coba
  kunjungi halaman Pojok Kreatif Anak yang terletak pada menu
  "Keluarga GKI Samanhudi", tepatnya di submenu paling bawah. Halaman
  ini disediakan untuk anak-anak yang gemar mewarnai gambar. Pada
  halaman mewarnai gambar-gambar Injil ini ada gambar-gambat yang bisa
  diwarnai secara langsung dengan alat (tools) yang tersedia. Hasil
  mewarnai bisa juga disimpan di komputer Anda. Selain itu, di halaman
  depan bagian bawah, ada beberapa permainan kecil seperti Teka-Teki
  Silang, Menangkap Injil, dan Pacman.

  [ Sumber: Publikasi ICW Edisi 1072/2006
    Arsip : http://www.sabda.org/publikasi/icw/1072/ ]


                         -=- STOP PRESS! -=-

                    PELUNCURAN PUBLIKASI BARU YLSA
                    ==============================

  Sebagian besar orang mungkin sudah mengenal Martin Luther sebagai
  seorang tokoh reformasi gereja. Namun, seberapa banyak orang yang
  mengetahui pergumulan masa mudanya? Lalu, berapa banyak orang yang
  mengenal Gregor Mendell, bapak genetika itu, sebagai seorang pastor?
  Kini melalui Buletin Elektronik "Bio-Kristi" (Biografi Kristiani),
  yang akan terbit sebulan sekali, Anda dapat mengenal sejumlah tokoh-
  tokoh Kristen yang berkarya dan memberi dampak yang besar bagi
  kehidupan manusia. Buletin elektronik baru yang akan diluncurkan
  oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) pada Agustus 2006 ini selain akan
  menyajikan artikel yang mengisahkan kehidupan tokoh-tokoh Kristen
  dari berbagai bidang seperti teologi, ilmu pengetahuan, maupun
  bidang-bidang sosial lainnya, juga tentang pergumulan mereka dalam
  menghasilkan karya-karyanya.

  Nah, jika Anda tertarik segeralah mendaftarkan diri dengan
  mengirimkan surat ke:
  ==>  < daftar-biokristi(at)sabda.org >


                         -=- MUTIARA GURU -=-

        Dengan cara apapun seorang anak datang ke kelas Anda,
        hanya dengan satu cara seorang guru harus menyambutnya,
                         dengan KASIH KRISTUS.


----------------------------------------------------------------------
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Alamat Berhenti     : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org