Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/294

e-BinaAnak edisi 294 (23-8-2006)

Hukum Proses Mengajar dan Belajar

  
 
______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                           294/Agustus/2006
----------
 - SALAM DARI REDAKSI
 - ARTIKEL             : Hukum Proses Mengajar dan Belajar
 - TIPS                : Belajar yang Aktif
 - BAHAN MENGAJAR      : Dapatkah Saya Menyembunyikan Diri dari Allah?
 - WARNET PENA         : Sekolah Minggu--GKJ Tanjung Priok
 - DARI ANDA UNTUK ANDA: Seminar/Workshop Pelayanan Anak INDOFEST 2006
 - MUTIARA GURU

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
======================================================================

                      -=- SALAM DARI REDAKSI -=-

  Salam damai dalam Kristus,

  Mengajar tidak hanya berarti membagikan pengetahuan atau
  keterampilan saja. Mengajar tidak hanya sekadar membuat murid dari
  tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak bisa menjadi bisa. Menurut
  John Milton Gregory, penjelasan dan pengajaran guru tidak bisa
  dikatakan berhasil jika tidak dapat merangsang dan membimbing murid
  itu untuk mampu berpikir sendiri. Hasil belajar harus dapat menolong
  murid membentuk suatu konsepsi yang benar mengenai prinsip-prinsip
  dalam pelajaran yang diberikan. Itulah yang disebut proses mengajar
  dan belajar. Anda masih belum paham apa yang dikatakan John Milton
  Gregory? Nah, silakan langsung menyimak sajian kami minggu ini. Kami
  percaya wawasan Anda tentang mengajar akan semakin luas.

  Selamat mengajar dan belajar!

  Redaksi e-BinaAnak,
  Davida

         "Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani;
   jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar." (Roma 12:7)
              < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Roma+12:7 >


                           -=- ARTIKEL -=-

                  HUKUM PROSES MENGAJAR DAN BELAJAR
                  =================================

  PROSES MENGAJAR

  Sejauh ini, kita telah mempertimbangkan hal mengajar sebagai
  penyampaian pengetahuan atau pengalaman. Mungkin lebih tepat jika
  dikatakan bahwa penyampaian pengetahuan atau pengalaman itu
  merupakan hasil mengajar. Saat guru sedang menceritakan,
  menunjukkan, atau membimbing para muridnya, itu berarti guru sedang
  membagikan pengalaman kepada murid-muridnya. Itulah sasaran dan
  maksud tujuannya dan ia mengajar berdasarkan maksud tujuan tersebut.

  Definisi tugas seorang guru ditinjau dari segi fungsinya harus kita
  bedakan dari definisi pekerjaan seorang ditinjau dari maksud
  tujuannya. Pekerjaan seorang guru yang sesungguhnya terdiri dari
  membangunkan dan menggiatkan pikiran muridnya, yaitu membangkitkan
  kemauan murid itu untuk bertindak sendiri. Seperti disampaikan
  sebelumnya, pengetahuan tidak dapat dipindah-pindahkan dari pikiran
  satu orang ke pikiran orang lainnya seperti memindahkan sebuah benda
  dari satu tempat ke tempat lain. Yang seharusnya terjadi adalah
  pengetahuan itu tiap kali harus dikenali dan dipikirkan ulang,
  kemudian diresapi kembali dalam pikiran orang yang menerimanya.
  Semua penjelasan dan penerangan tidaklah berguna, kecuali benar-
  benar dapat merangsang dan membimbing murid itu untuk berpikir
  sendiri. Jika murid itu tidak berpikir sendiri, pengajaran itu tak
  akan berhasil, kata-kata guru tidak diperhatikan.

  Jadi bisa dikatakan, hukum proses mengajar meminta setiap guru untuk
  merangsang dan memberikan pengarahan kepada aktivitas-aktivitas
  pribadi murid dan sedapat mungkin tidak memberitahukan hal apa pun
  yang dapat mereka pelajari sendiri.

  Anak kalimat kedua dari hukum ini cukup penting kedudukannya dalam
  rumusan ini, meskipun berbentuk suatu larangan. Kadang-kadang ada
  kasus di mana peringatan ini harus diabaikan demi menghemat waktu,
  apabila murid itu agak lemah atau kurang bersemangat, atau apabila
  minat yang cukup besar telah berhasil dibangkitkan. Pada waktu itu
  dapat timbul kebutuhan mendesak akan informasi yang dapat diberikan
  dengan cepat serta efektif oleh gurunya. Tetapi pelanggaran terhadap
  hukum ini hampir selalu mendatangkan kerugian. Karena itu, langkah
  demikian hanya dapat dibenarkan apabila membawa hasil pasti.
  Dijabarkan dalam bentuk positif, peringatan itu akan berbunyi
  begini, "Jadikan murid saudara seorang penemu kebenaran-- biarkan
  dia menemukannya sendiri." Manfaat besar hukum ini sudah cukup
  sering ditandaskan sehingga tidak memerlukan lebih banyak bukti
  lagi. Tiada penulis terkenal di bidang pendidikan yang lupa untuk
  mengemukakan prinsip ini dengan berbagai cara. Jika seandainya kita
  mencari suatu pepatah pendidikan yang akan paling diterima oleh
  guru-guru yang cakap, kiranya hukum inilah yang akan dipakai, juga
  karena ini merupakan suatu prinsip yang sangat luas jangkauan dan
  kegunaannya. Ini merupakan kebenaran dasar yang sama, seperti
  terdapat dalam berbagai anjuran nasihat berikut, "bangunkan pikiran
  murid saudara", "rangsang murid-murid untuk berpikir", "bangkitkan
  semangat untuk menyelidiki", "usahakan agar murid-murid saudara
  aktif sendiri". Semua anjuran ini menyinggung hukum proses mengajar
  dalam bentuk yang berbeda-beda.

  Seperti hukum lainnya, hukum proses mengajar juga menyarankan
  beberapa peraturan praktis untuk mengajar.

   1. Sesuaikan pelajaran dan tugas-tugas dengan usia dan tingkat
      kemajuan para murid. Anak-anak yang masih kecil lebih berminat
      akan hal-hal yang merangsang pancaindera mereka, terutama akan
      kegiatan yang menarik. Yang lebih dewasa akan lebih tertarik
      kepada logika pemikiran dan masalah-masalah yang memerlukan
      renungan pikiran.

   2. Pilihlah pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan lingkungan
      hidup dan kebutuhan para pelajar.

   3. Pertimbangkanlah dengan saksama pokok pelajaran yang akan
      diajarkan dan carilah bagian-bagian penting yang berkaitan
      dengan kehidupan para murid.

   4. Bangkitkan minat para murid akan pelajaran pada waktu memberi
      tugas kepadanya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau
      dengan menyatakan sesuatu yang dapat menimbulkan rasa ingin
      tahu. Timbulkan kesan bahwa jika pelajaran itu dipelajari dengan
      saksama akan ada suatu pengetahuan berharga yang akan diperoleh.
      Kemudian jangan lupa menanyakan kepada mereka kebenaran apa yang
      ditemukan dalam pelajaran itu.

   5. Sering-sering tempatkan diri dalam posisi murid di tengah
      murid-murid saudara, dan ikutlah ambil bagian ketika mereka
      menggali suatu fakta atau prinsip tertentu.

   6. Kendalikan sifat kurang sabar pada diri saudara apabila murid
      terlalu lambat menyampaikan pendapatnya agar jangan saudara
      sendiri yang menjawab pertanyaannya. Anak itu akan jengkel
      karena ia merasa dapat menjawab pertanyaan itu sendiri
      seandainya saja diberi waktu.

   7. Dalam semua kegiatan kelas, usahakan untuk senantiasa
      membangkitkan minat dan kegiatan yang baru. Ajukan pertanyaan-
      pertanyaan untuk diselidiki murid-murid di luar kelas. Pelajaran
      yang tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru berarti tidak
      diselesaikan dengan baik.

   8. Amati tiap murid untuk menjaga agar pikirannya jangan melantur
      sehingga mengalihkan perhatiannya dari pelajaran yang sedang
      diberikan.

   9. Anggaplah bahwa tugas utama Anda adalah untuk menggugah pikiran
      murid-murid saudara dan jangan berhenti sebelum tiap murid
      menunjukkan aktivitas mentalnya dengan mengajukan pertanyaan-
      pertanyaan.

  10. Tekanlah keinginan untuk menjelaskan segala sesuatu yang saudara
      ketahui mengenai pelajaran atau pokok pembahasan itu. Seandainya
      saudara menyampaikan sesuatu dalam bentuk ilustrasi atau
      penjelasan, biarlah hal itu membangkitkan suatu pertanyaan baru
      dalam murid dengan sendirinya.

  11. Berikan kepada murid waktu untuk berpikir setelah guru tahu
      pasti bahwa pikirannya sedang bekerja. Doronglah dia untuk
      bertanya apabila ada sesuatu yang kurang ia mengerti.

  12. Jangan terlalu cepat menjawab pertanyaan yang diajukan selain
      mengulangi pertanyaan itu dalam bentuk lain yang lebih luas dan
      lengkap, dan sering-seringlah menjawab dengan pertanyaan baru
      yang memperdalam pemikiran.

  13. Ajarkan murid-murid itu untuk bertanya, apa, mengapa, dan
      bagaimana--yaitu sifat, penyebab dan cara dari tiap fakta atau
      prinsip yang diajarkan kepada mereka. Juga di mana, bila, oleh
      siapa, dan, jadi--tempat, waktu, siapa pelakunya, dan
      konsekuensi sebuah peristiwa.

  14. Penceritaan kembali pelajaran oleh murid hendaknya jangan
      menghabiskan bahan yang ada. Selalu sediakan sedikit bahan
      pelajaran tambahan untuk merangsang pikiran dan minat belajar
      mereka.

  PROSES BELAJAR

  Sekarang kita harus beralih dari guru kepada murid. Kita telah
  melihat bahwa tugas seorang guru pada hakikatnya adalah
  membangkitkan dan membimbing muridnya untuk beraktivitas sendiri.
  Kini kita hendak mempelajari tugas murid-murid, yaitu memakai
  aktivitas sendiri ini untuk belajar. Hukum mengajar dan hukum
  belajar pada mulanya kelihatan hanya sebagai segi-segi berlainan
  dari hukum yang sama. Tetapi sesungguhnya kedua hukum itu benar-
  benar berbeda--yang satu berlaku untuk pekerjaan guru, yang kedua
  berlaku untuk pekerjaan murid. Hukum yang bersangkutan dengan proses
  mengajar menyangkut sarana dengan mana aktivitas sendiri itu
  dibangkitkan; hukum yang bersangkutan dengan proses belajar akan
  menentukan tentang bagaimana aktivitas ini akan dipakai.

  Jika kita mengamati seorang anak pada waktu ia belajar dan
  memerhatikan dengan saksama apa yang dilakukannya, akan jelas bahwa
  dari pihak murid itu diperlukan lebih banyak dari sekadar memusatkan
  perhatian atau mengarahkan tenaga seadanya. Ada suatu tindakan atau
  proses yang nyata dan jelas yang harus ia lakukan. Dengan daya
  mentalnya sendiri, dalam pikirannya ia harus membentuk suatu konsep
  yang benar mengenai fakta-fakta atau prinsip-prinsip yang diberikan
  dalam pelajaran itu. Kepada dari tujuan inilah semua usaha guru dan
  murid hendaknya diarahkan. Karena itu, hukum proses belajar dapat
  dirumuskan sebagai berikut. "Murid harus menimbulkan kembali
  kebenaran yang dipelajari itu dalam pikirannya sendiri."

  Berikut peraturan praktis bagi guru dan murid dalam hukum proses
  belajar.

  1. Bantulah murid memperoleh pikiran yang jelas mengenai tugas yang
     harus dikerjakan.

  2. Beritahukan dia bahwa kata-kata dalam pelajaran telah dipilih
     secara teliti, bahwa kata-kata itu mengandung makna khusus yang
     penting untuk dicari tahu artinya.

  3. Perlihatkan kepadanya bahwa biasanya ada lebih banyak hal yang
     tersirat daripada yang dikatakan.

  4. Mintalah ia untuk menerangkan dengan kata-kata sendiri arti
     pelajaran itu sebagaimana ia memahaminya. Anak itu harus bertekun
     sehingga ia menangkap seluruh maksud pelajaran.

  5. Biarlah murid itu senantiasa ditanya mengapa, sampai ia
     menyadari bahwa ia sendiri diharapkan untuk memberikan alasan
     yang tepat bagi pendapatnya. Tetapi hendaknya anak itu juga
     mengerti dengan jelas bahwa alasan-alasan itu harus sesuai dengan
     bahan yang sedang dipelajari.

  6. Berusahalah menjadikan murid itu seorang "penyelidik yang
     bebas"--seorang yang mempelajari masalah kehidupan dan mencari
     kebenaran. Kembangkan dalam dirinya kebiasaan untuk menyelidik
     dengan lebih mendalam.

  7. Bantulah ia untuk menguji pengertian-pengertiannya guna
     mengetahui apakah sudah persis seperti apa yang diajarkan menurut
     kemampuannya.

  8. Berusahalah senantiasa mengembangkan sikap murid itu untuk
     menghormati kebenaran sebagai sesuatu yang mulia dan abadi.

  9. Ajarlah murid-murid untuk membenci kepalsuan, perselisihan kata,
     serta menjauhinya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul buku   : Tujuh Hukum Mengajar
  Judul artikel: Hukum yang Bersangkutan dengan Proses Mengajar
  Penulis      : John Milton Gregory
  Penerbit     : Gandum Mas, Malang
  Halaman      : 102 - 104, 126 - 129, 133 - 134, 142 - 144


                             -=- TIPS -=-

                          BELAJAR YANG AKTIF
                          ==================

  Anak-anak tidak akan bisa dengan aktif menerapkan pelajaran yang
  diajarkan kepada mereka secara pasif. Pembelajaran yang berdampak
  pada perubahan persepsi dan tingkah laku harus melibatkan murid
  secara aktif. Dengan berpartisipasi dalam proses belajar, seorang
  anak akan memiliki, memberi diri, atau menginternalisasikan
  kebenaran Alkitab untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  Bagaimana guru bisa menyediakan kesempatan belajar yang seperti ini?

  Kegiatan-kegiatan yang berguna dapat dirancang untuk mengenalkan
  tujuan pelajaran pada saat ia terkait dengan sifat-sifat dan
  kebutuhan tertentu dari murid di satu kelompok usia. Semakin kelima
  indera digunakan, semakin besar pula keterlibatan murid dan tingkat
  ingatan mereka. Penelitian membuktikan bahwa murid-murid hanya
  mengingat 10% dari apa yang mereka dengar dan 20% dari apa yang
  mereka baca (Teacher Training Pocket, dipresentasikan selama seminar
  di International Center for Learning, Ventura, California, 1976).
  Karena ceramah dan membaca adalah dua metode mengajar yang paling
  umum dalam pelayanan pendidikan, persentase kedua metode ini agak
  menyedihkan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan indera
  penglihatan mendorong peningkatan pembelajaran sampai 10%. Kombinasi
  melihat dan mendengar mendorong semua persentase sampai dengan 50%!

  Guru tidak harus mengakhiri pelajaran dan menyuruh murid-muridnya
  pulang dengan hanya mengingat separuh dari apa yang telah mereka
  lihat dan dengar. Jika seorang murid telah cukup memahami suatu
  pelajaran dan dapat mengungkapkannya kembali sesuai dengan
  perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak-anak seusia mereka,
  artinya dia akan dapat mengingat 70% dari informasi tersebut. Murid
  yang tidak hanya dapat mengatakan sebuah konsep dengan kata-katanya
  sendiri, tetapi juga aktif terlibat dalam pembelajarannya memiliki
  tingkat penguasaan yang lebih besar lagi, yaitu 90%.

  Apa yang akan terjadi jika seorang pelatih renang menyuruh murid-
  muridnya ke pantai setelah murid-muridnya hanya diberi satu kali
  pelajaran tentang berenang? Murid-murid yang bahkan belum pernah
  membasahi kaki mereka sekalipun itu akan segera tenggelam! Mengapa
  kita harus mengharapkan murid-murid kita menerapkan firman Allah
  dalam kehidupan mereka semata-mata sebagai dasar dari pelajaran?
  Untuk memperlengkapi mereka, kita harus menyediakan pengajaran yang
  tidak hanya meningkatkan pemahaman murid tentang kebenaran Alkitab
  tetapi agar mereka juga tahu bagaimana melakukannya serta memiliki
  keinginan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  Kegiatan-kegiatan yang mengajarkan kebenaran Alkitab dapat
  melibatkan kesenian, menulis kreatif, drama, diskusi, permainan,
  penelitian, buku-buku, musik, alam -- tidak ada batasan.
  Keberhasilan penggunaan suatu kegiatan tergantung apakah guru
  memilih kegiatan yang sesuai dan mengikuti petunjuk-petunjuk berikut
  ini untuk melaksanakannya.

  1. Kegiatan harus sesuai dengan tingkat usia.
     Meneliti adalah kegiatan yang cocok untuk anak-anak sekolah dasar
     tingkat atas, tetapi kegiatan ini tidak cocok untuk anak-anak
     yang masih kecil. Di lain pihak, kegiatan seni memungkinkan
     kegiatan yang cocok untuk semua tingkat usia. Para guru harus
     tahu persis kemampuan dan minat murid-muridnya sehingga mereka
     dapat memilih kegiatan dengan bijaksana.

  2. Kegiatan harus berkaitan dengan pelajaran.
     Semua segi pelajaran harus berfokus pada temanya. Setiap lagu,
     proyek, atau permainan yang tidak menghubungkan murid dengan
     tujuan pelajaran justru menganggu! Anak-anak yang masih kecil
     menyukai lagu-lagu yang sering mereka dengar, jadi jika lirik
     tidak sesuai dengan tujuan pelajaran, guru yang banyak akal
     seharusnya berani untuk menulis ulang dan menggunakan nada
     tersebut.

  3. Kegiatan harus bervariasi.
     Anak-anak memiliki gaya belajar dan kecenderungan yang berbeda-
     beda. Murid yang berorientasi pada pendengaran dapat mengatur
     dengan baik pelajaran, cerita, dan sumber-sumber yang direkam.
     Mereka menikmati diskusi, debat, dan panel. Murid yang
     orientasinya pada apa yang dilihat akan menikmati gambar/lukisan,
     batas waktu, peta-peta, dan grafik. Beberapa anak dapat belajar
     dengan sangat baik ketika mereka dapat aktif secara fisik.
     Menggunakan berbagai kegiatan menjamin setiap jenis murid
     mendapatkan kesempatan untuk berhasil. Karena murid yang paling
     aktif sekalipun dapat menjadi bosan jika melakukan kegiatan yang
     sama selama berminggu-minggu, guru perlu memiliki banyak pilihan
     lagu-lagu, sandiwara/opera.

  MENGGUNAKAN KEGIATAN-KEGIATAN BELAJAR

  Anda dapat menggunakan kegiatan-kegiatan belajar untuk hal-hal
  di bawah ini.

  1. Menunjukkan konsep yang abstrak.
     "Pelajaran hari ini adalah tentang berbagi/sharing. Di piring ini
     ada cukup kue untuk semua orang yang ada di meja kita. Cara apa
     yang paling adil untuk membagikan kue ini kepada semua yang ada
     di sini?", 2. Membangun kemampuan sosial, percakapan, dan membuat keputusan.
     "Kalian bertiga telah dipilih untuk melakukan proyek penelitian.
     Marilah kita bahas bagaimana kalian akan membagi tugas supaya
     proyek ini dapat diselesaikan tepat waktu.", 3. Fokuskan perhatian murid pada tema pelajaran.
     "Pada saat pertama kali kalian datang ke kelas ini, saya menyuruh
     kalian untuk mencari boneka domba ini. Cerita hari ini adalah
     tentang seorang gembala yang harus mencari dombanya yang hilang.
     Menurut kalian, bagaimana perasaan gembala ini ketika akhirnya
     dia menemukan dombanya?", 4. Sediakan penyaluran yang berguna untuk kreatifitas anak.
     "Sekarang kalian telah mendengarkan cerita tentang orang Samaria
     yang baik hati, kalian boleh melakukan salah satu dari pilihan
     ini, bergabung dalam kelompok drama dan membuat versi modern dari
     cerita ini atau kalian boleh pergi ke ruang seni dan membuat
     ilustrasi cerita tersebut."

  Untuk pelaksanaan kegiatan belajar yang efektif, seorang guru harus
  melakukan hal-hal seperti berikut.

  1. Memberikan perintah yang jelas dan urut.
     Anak yang lebih dewasa dapat mengikuti daftar perintah yang
     ditulis jika perintah tersebut diutarakan dengan jelas. Anak-anak
     yang lebih muda perlu diarahkan melalui suatu kegiatan secara
     bertahap.

  2. Arahkan kegiatan kepada tujuan pelajaran melalui percakapan yang
     terarah.
     Guru harus merencanakan pertanyaan-pertanyaan yang akan
     memfokuskan perhatian murid pada tujuan pelajaran. Percakapan
     yang terarah dapat mengarahkan murid pada penemuannya sendiri
     akan sebuah konsep--ini langkah positif terhadap daya ingat!

  3. Berikan dukungan pada kreativitas murid.
     Murid-murid benar-benar termotivasi ketika mereka dapat
     menyumbangkan ide-ide mereka sendiri pada suatu kegiatan. Guru
     harus selalu ingat, proses mempelajari suatu konsep adalah lebih
     penting daripada menjaga supaya ruang kelas tetap bersih. Ketika
     seorang guru memberikan perintah untuk suatu kegiatan, dia harus
     menyediakan berbagai pilihan sebanyak mungkin supaya murid dapat
     terlibat.

  4. Sesuaikan kegiatan dengan kebutuhan khusus kelas tersebut.
     Sumber-sumber dan bimbingan yang disiapkan secara profesional
     selalu mempertimbangkan kemampuan dan minat kekhasan suatu
     kelompok usia. Guru yang individual perlu menyesuaikan kegiatan-
     kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan unik murid mereka sendiri.

  Jika panduan kurikulum untuk suatu kelas atau kelompok tidak
  menyediakan kegiatan untuk memperkuat tujuan setiap pelajaran, guru
  mungkin perlu ke toko buku Kristen atau toko peralatan pendidikan
  untuk mendapatkan buku panduan kegiatan. Beberapa kegiatan
  membutuhkan perlengkapan dan peralatan. Dalam hal ini, sistem ruang
  bahan di gereja--biasanya untuk organisasi atau gudang--dapat
  mengurangi sampah dan kerugian sambil menghemat uang dengan
  pembelanjaan yang penting. Beberapa kegiatan membutuhkan kemampuan
  mengajar. Guru harus dapat menerima pelatihan mengajar melalui
  pelatihan rutin--rapat perencanaan.

  Pembelajaran yang aktif membutuhkan lebih banyak usaha dari guru
  daripada program belajar lainnya. Melakukan satu kegiatan
  membutuhkan waktu dalam hal perencanaan, mengatur, dan
  melaksanakannya. Mungkin akan lebih cepat dan lebih ringan jika
  murid disuruh berbaris saja dan guru membacakan peraturan dari buku
  panduan, tetapi investasi waktu dan usaha seorang guru akan terbayar
  dengan setimpal karena tugas murid dibuat lebih mudah ketika dia
  dapat berpartisipasi aktif dalam menemukan kebenaran Allah.
  (t/Ratri)

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku   : The Complete Handbook for Children`s Ministry
  Judul artikel: Active Learning
  Penulis      : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson
  Penerbit     : Thomas Nelson Publishers, Nashville, USA 1993
  Halaman      : 61 - 65


                        -=- BAHAN MENGAJAR -=-

            DAPATKAH SAYA MENYEMBUNYIKAN DIRI DARI ALLAH?
            =============================================

  "Mari kita bermain petak umpet," kata Emi kepada ibu. "Saya akan
  bersembunyi dan Ibu mencari saya."

  Ibu tersenyum ketika Emi berlari mengelilingi rumah. Ia tahu bahwa
  Emi akan bersembunyi di tempat kesukaannya di balik sebuah pohon.
  Ibu berpura-pura melihat ke sana ke mari. Tetapi tak lama kemudian
  ibu berseru, "Ketemu!"

  "Bagaimana Ibu bisa menemukan saya begitu cepat?" tanya Emi.

  Renungan Singkat tentang Menyembunyikan Diri
  --------------------------------------------

  1. Bagaimanakah ibu bisa menemukan Emi begitu cepat? Menurut kamu,
     apakah yang dikatakan ibu kepada Emi?

  2. Apakah ibu akan menemukan Emi secepat itu seandainya Emi adalah
     anak tetangga atau anak orang lain? Apakah ibu akan tahu ke mana
     ia harus mencari? Mengapa tidak?

  "Ibu dapat menemukan kamu karena saya mengenalmu," kata ibu. "Ibu
  tahu di mana kamu biasanya bersembunyi."

  "Menurut Ibu, apakah Allah juga dapat menemukan saya secepat yang
  dilakukan Ibu?" tanya Emi.

  "Tentu lebih cepat lagi dari itu," kata ibu. "Ia mengenal masing-
  masing kita. Ia tahu apa yang kita pikirkan dan ke mana kita mencoba
  menyembunyikan diri dari Dia. Itulah sebabnya, kita tidak dapat
  menyembunyikan diri dari Allah."

  Dan itu pula alasan mengapa kita tidak boleh mencoba menyembunyikan
  diri dari Allah, bukan?

  Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu
  ---------------------------------------

  1. Pernahkah kamu mencoba menyembunyikan diri dari Allah? Pernahkah
     kamu melakukan sesuatu yang tidak ingin dilihat oleh Allah?
     Pernahkah kamu berharap agar Allah tidak melihat hal itu?

  2. Pernahkah kamu berhasil menyembunyikan diri dari Allah?
     Mengapa tidak?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Mazmur 139:1-12

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu? Ke mana aku dapat lari dari
  hadapan-Mu? (Mazmur 139:7)

  Doa:
  ----
  Ya, Allah, saya tahu bahwa saya tidak dapat menyembunyikan diri
  dari-Mu. Oleh karena itu, ajarlah saya melakukan hal-hal yang Engkau
  kehendaki agar saya tidak akan lari atau bersembunyi dari-Mu. Dalam
  nama Yesus, Amin!

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-Anak
  Penulis   : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Kalam Hidup, Bandung 1986
  Halaman   : 138 - 139


                         -=- WARNET PENA -=-

                  SEKOLAH MINGGU--GKJ TANJUNG PRIOK
                  =================================
                       http://www.gkjtp.org/

  Selain menjadi tempat interaksi bagi jemaat Gereja Kristen Jawa
  (GKJ) Tanjung Priok, situs GKJ Tanjung Priok juga menyediakan
  berbagai bahan bacaan Kristen yang bermanfaat dan membangun iman
  Anda kepada Tuhan. Salah satu kategori bahan yang ada ialah Sekolah
  Minggu. Pada kategori ini Anda akan menemukan dua artikel mengenai
  Robert Raikes dan mengenai keengganan anak untuk datang ke sekolah
  minggu. Kategori ini dapat Anda temukan di menu "Artikel" yang
  terletak di sebelah kanan atas Situs GKJ Tanjung Priok.

  [Sumber: Publikasi ICW edisi 1051, 2005
   Arsip : http://www.sabda.org/publikasi/icw/1051/ ]


                     -=- DARI ANDA UNTUK ANDA -=-

  Dari: "James Sunarjadjaja Widirga" <James.Widirga(at)xxxxx>
  >Syalom Bp/Ibu,
  >Saya ingin mempublikasikan acara Seminar/Konferensi dan Workshop
  >Pelayanan Anak INDOFEST 2006 yg bertempat di Gedung Pusat Niaga
  >Lantai 6, Arena Pekan Raya Jakarta dan berlangsung tgl. 15-16 Sept
  >,2006. Mohon bantuan Bp/Ibu agar publikasi ini dapat disampaikan
  >melalui e-BinaAnak.
  >Untuk informasi dan pendaftaran, silahkan menghubungi Yenny atau
  >Erna di No. Telepon 021-58903106. Formulir pendaftaran dan
  >Informasi detail ada di ==> http://www.gbiprj.org
  >Terima kasih. Tuhan Memberkati
  >James S. Widirga

  Redaksi:
  Terima kasih atas infonya. Bagi rekan-rekan yang berminat untuk
  mengikuti acara tersebut, silakan segera mendaftar. Kami menanti
  "sharing" dari rekan-rekan sekalian dan juga dari Sdr. James yang
  berpartisipasi dalam acara tersebut :)


                         -=- MUTIARA GURU -=-

                 Berkumpul bersama adalah suatu awal;
                    tetap bersama adalah kemajuan;
                 bekerja bersama adalah keberhasilan.
                            - Henry Ford -


----------------------------------------------------------------------
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
         http://ylsa.sabda.org/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Alamat Berhenti     : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org