Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/301

e-BinaAnak edisi 301 (11-10-2006)

Mengatur Pelajaran

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                           301/Oktober/2006
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL       : Mengatur Pelajaran
  - TIPS          : Jadwal Mengajar yang Efektif
  - BAHAN MENGAJAR: Yesus Menolong Orang Buta
  - WARNET PENA   : SABDA Space
  - MUTIARA GURU

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
======================================================================

                      -=- SALAM DARI REDAKSI -=-

  Salam kasih,

  Jika saat ini Anda masih mengalami kesulitan untuk menggunakan
  seluruh waktu mengajar dengan baik, mungkin Anda perlu melakukan
  evaluasi; sudahkah Anda mengatur pelajaran yang akan Anda sampaikan.
  Tanpa pengaturan pelajaran, sebuah pengajaran sangat mungkin akan
  menjadi tidak jelas arahnya. Akibatnya, pelajaran tidak tersaji
  dengan baik, tujuan mengajar pun bisa tidak tercapai.

  Untuk mengetahui bagaimana cara mengatur pelajaran, e-BinaAnak
  minggu ini menyajikan Artikel dan Tips untuk membantu Anda memiliki
  kemampuan mengajar yang lebih baik dan berkualitas. Dengan demikian,
  anak-anak layan Anda juga mendapatkan pengajaran yang baik yang
  dapat membawa mereka semakin mengenal Allah dan kebenaran-Nya.

  Selamat mengatur pelajaran!

  Redaksi e-BinaAnak,
  Davida

  "Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada
     kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita." (2 Tim. 1:14)
           < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Timotius+1:14 >


                           -=- ARTIKEL -=-

                          MENGATUR PELAJARAN
                          ==================

  Sebelum disampaikan, sebuah bahan pelajaran perlu diatur terlebih
  dahulu. Untuk melakukan hal ini, kita harus menyisihkan dan
  mengumpulkan bahan-bahan pelajaran yang dibutuhkan. Mungkin seorang
  guru tidak akan mengajarkan setiap hal dari pelajaran yang telah
  ditetapkan, akan tetapi ia harus menyelesaikan segala sesuatu yang
  telah direncanakannya. Bahan yang teratur dengan baik dan mempunyai
  garis besar yang saksama akan cocok dengan waktu belajar sehingga
  seluruh waktu dapat dipergunakan sebaik mungkin.

  CARA-CARA UNTUK MENGATUR SUATU PELAJARAN

  Ada banyak cara untuk mengatur bahan agar bisa disajikan dengan
  efektif. Bahan-bahan itu dapat dikumpulkan dan diatur dengan cara
  yang logis, kronologis, maupun psikologis.

  Logis
  -----
  Pengaturan secara logis terdiri dari pemisahan dan pemilihan bahan
  yang cocok. Berbagai bagian dicocokkan secara logis, dimulai dengan
  bahan-bahan yang diketahui sampai yang belum diketahui. Hal ini akan
  memberikan jalur pemikiran yang logis bagi guru dan muridnya serta
  menolong menjelaskan kebenaran-kebenaran yang akan dipelajari.

  Kronologis
  ----------
  Pernyataan Allah kepada manusia diberikan secara berturut-turut.
  Dalam setiap zaman, Dia mengungkapkan lebih banyak tentang maksud
  ilahi-Nya kepada para nabi yang berbicara sebagaimana mereka di
  dorong oleh Roh Kudus (2Petrus 1:21). Karenanya, bagian-bagian besar
  dari Alkitab dapat dimengerti dan diingat dengan baik jika disajikan
  dalam hubungan sejarahnya. Pengaturan yang sesuai dengan urutan
  waktu berhubungan dengan persiapan tiap pelajaran dan dengan seluruh
  kurikulum pelajaran Alkitab.

  Psikologis
  ----------
  Metode ini terdiri dari perencanaan pokok pelajaran agar cocok
  dengan pengertian dan pengalaman pelajar. Tak ada gunanya
  mengajarkan kebenaran yang tak dapat dimengerti oleh pelajar,
  meskipun kebenaran itu sangat penting dan dalam. Bahan itu harus
  disesuaikan dengan pengertian pelajar, kalau tidak pelajaran itu
  akan cepat dilupakan. Bahkan kalaupun diingat, bahan itu akan dirasa
  membosankan dan tidak menarik.

  Baik pendidik Kristen maupun pendidik non-Kristen perlu
  menitikberatkan pengaturan bahan secara psikologis. Namun demikian,
  metode ini tidak boleh mengurangi pengajaran isi Alkitab. Harus ada
  keseimbangan dalam penerapan dan perolehan pengetahuan akan firman
  Allah. Memang benar, ketika mengajar kita tidak boleh melupakan
  kepentingan pelajar. Tetapi kita juga tidak boleh melupakan Alkitab,
  yaitu satu-satunya pernyataan yang sah tentang kebenaran-kebenaran
  Kristen. Bahan yang berpusat pada Alkitab dapat disajikan dengan
  memperhatikan usia dan pengertian pelajar.

  Anak-anak usia 5 dan 6 tahun memerlukan bahan dan metode yang
  berbeda dengan yang dibutuhkan murid-murid sekolah menengah atas.
  Demikian pula anak-anak usia 10-12 tahun mempunyai keperluan yang
  berbeda dengan keperluan orang dewasa. Dalam setiap hal, Alkitab
  adalah sumber bahan pelajaran, tetapi penyesuaian bahan perlu
  disesuaikan dengan tingkat usia dan keperluan-keperluan dalam
  perkembangannya.

  LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGATUR SEBUAH PELAJARAN

  Pelajaran yang teratur dengan baik membutuhkan beberapa langkah
  penting. Guru harus mempertimbangkan secara objektif hal-hal apa
  yang harus ditekankan, dan mengarahkan suatu penerapan atas hal yang
  ditekankan itu dalam kehidupan para murid.

  Menentukan Tekanan
  ------------------
  Penekanan suatu pelajaran didasarkan atas pengertian yang jelas
  dari inti kebenaran dalam nas atau nas-nas Alkitab yang dikemukakan
  dalam pelajaran itu, serta arti bagian Alkitab itu dalam kehidupan
  para anggota kelas.

  1. Inti Kebenaran
     Dalam setiap pelajaran terdapat lebih banyak bahan daripada yang
     dapat diajarkan selama jam yang ditentukan. Karenanya, guru harus
     mengenali dan memusatkan perhatian pada inti kebenaran dalam nas
     Alkitab itu. Penyelidikan saksama akan nas Alkitab itu, judul
     pelajaran, ayat hafalan, dan garis besar pelajaran akan membantu
     menentukan pokok penekanan.

  2. Tujuan Pelajaran
     Semua persiapan akan berpusat di sekitar tujuan atau maksud
     pelajaran. Buku-buku pelajaran harus diperiksa dengan mengingat
     tujuan itu. Guru harus bertanya kepada dirinya sendiri, "Apa yang
     dapat saya temukan di sini untuk memenuhi kebutuhan anak didik
     saya?"

     Buku pedoman guru mungkin mengemukakan satu tujuan umum untuk
     seri pelajaran itu dan tujuan-tujuan khusus untuk tiap-tiap
     pelajaran. Namun demikian, guru tidak dibatasi oleh tujuan-tujuan
     tersebut. Dia harus menyesuaikan tujuan pelajaran dengan
     kebutuhan kelas yang diajarnya.

  Apakah pelajaran itu mengajarkan iman, ketaatan, kasih, dan
  kewajiban kepada Allah dan kepada sesama manusia? Apakah pelajaran
  itu menekankan sifat-sifat Kristen, yaitu kerendahan hati,
  keramahan, dan kemurahan hati? Apakah pelajaran itu juga mendorong
  penelaahan Alkitab, doa, maupun persekutuan Kristen? Apakah
  pelajaran itu mengemukakan panggilan Allah untuk pelayanan Kristen
  di tanah air atau di luar negeri? Apakah pelajaran itu berkaitan
  dengan Injil--rencana keselamatan Allah? Guru harus terus-menerus
  mengarahkan kebenaran ini untuk menjangkau dan memengaruhi setiap
  anggota kelas. Dia harus senantiasa sadar akan keperluan masing-
  masing pelajar. Mengkhususkan keperluan perorangan akan membantu
  menyediakan motivasi yang dinamis untuk memilih metode dan bahan
  yang dipakainya.

  Memilih Metode dan Bahan
  ------------------------
  Supaya ada waktu untuk persiapan, maka metode dan bahan harus
  dipilih jauh sebelum pelajaran itu akan disajikan di kelas.

  1. Metode-metode
     Banyak faktor yang terlibat dalam menentukan metode-metode yang
     akan dipakai. Faktor-faktor ini meliputi usia murid dan isi
     pelajaran. Seorang guru yang baik akan mengubah-ubah metodenya
     agar bisa memberikan pelajaran dengan lebih efektif. Untuk
     pengajaran dengan metode ceramah diperlukan lebih banyak isi
     pelajaran daripada metode diskusi. Bentuk laporan dan pemberian
     tugas kepada murid akan membutuhkan lebih banyak waktu. Jika
     lebih banyak pertanyaan yang akan dipergunakan, isi pelajaran
     dapat dikurangi.

     Sifat pelajaran itu juga akan menentukan pengajarannya. Misalnya,
     usaha Yosua untuk merebut Kanaan atau perjalanan penginjilan
     Paulus harus diajarkan dengan memakai lebih banyak alat peraga.

  2. Bahan-bahan
     Setelah menentukan tujuan dan metode mengajar, guru harus
     mempelajari semua alat bantuan mengajar yang tersedia. Namun,
     tidak semua bantuan pelajaran dapat dipergunakan. Guru harus
     memilih alat bantu yang akan membantu mencapai tujuannya. Setelah
     memperoleh pengalaman mengajar bertahun-tahun, seorang guru
     menulis, "Jika saya harus mengulanginya kembali, saya akan kurang
     memikirkan apa yang saya ajarkan, dan saya akan memikirkan lebih
     banyak tentang apa yang diperoleh pelajar-pelajar."

     Laporan, pemberian tugas, pertanyaan, penghafalan nas Alkitab,
     penyajian gambar-gambar, dan bahan tambahan lain akan memakai
     sebagian jam pelajaran. Namun demikian, semua bahan pelajaran itu
     akan menolong melengkapi uraian pelajaran.

  Merencanakan Pelajaran
  ----------------------
  Rencana pelajaran harus singkat, sederhana, dan praktis. Rencana itu
  akan membantu guru dalam mengarahkan dan mengatur pelajarannya.
  Penyediaan sebuah rencana pelajaran yang baik bahkan akan menghemat
  waktu dan tenaga.

  Berikut ada sebuah saran dalam merencanakan suatu pelajaran.
  Langkah-langkah yang diperlukan untuk persiapan telah diringkaskan
  dan dicantumkan dalam garis besar ini. Namun demikian, guru boleh
  menyesuaikan rencana ini dengan keperluan khususnya.

   1. Judul pelajaran
   2. Nas Alkitab
   3. Ayat hafalan
   4. Inti kebenaran
   5. Tujuan pelajaran
   6. Ikhtisar pelajaran
   7. Pendekatan (ciptakan kesediaan untuk belajar)
   8. Isi (termasuk metode-metode mengajar, alat peraga, pertanyaan,
      dan lukisan-lukisan)
   9. Penutup (menerapkan pelajaran pada kehidupan)
  10. Pemberian tugas yang mungkin untuk pelajaran berikut
  11. Mengevaluasi masa pelajaran (diisi setelah pelajaran diajarkan)

  Guru yang telah terlatih dan berpengalaman sering kali menyediakan
  garis besar bahan dan prosedur mereka sendiri. Sebaliknya, guru-guru
  yang belum berpengalaman mungkin lebih suka memakai garis besar yang
  disarankan dalam buku pedoman guru. Namun demikian, dengan
  pengalaman dan penyelidikan, semua guru segera bisa belajar menyusun
  garis besar dan rencana pelajaran mereka sendiri.

  Apakah pelajaran itu diajarkan dengan mudah, efektif, dan meyakinkan
  sangat bergantung kepada kejelasan garis besarnya. Fakta-fakta harus
  dicantumkan menurut kepentingannya di bawah pokok atau bagian yang
  berkaitan dengannya. Sebelumnya, guru dapat mengatur klimaksnya
  agar terungkap pada saat-saat penutup. Jika tidak ada waktu untuk
  membicarakan setiap hal, guru dapat mengajarkan hal-hal yang utama
  pada garis besar itu dengan meniadakan beberapa pokok yang tidak
  begitu penting. Dengan mengikuti rencana ini, guru pasti mempunyai
  cukup waktu untuk menyelesaikan pelajaran.

  Hubungkan dengan Kehidupan
  --------------------------
  Manfaat yang diperoleh dari suatu pengajaran tidak akan banyak jika
  tidak dihubungkan dengan kehidupan. Sebuah pelajaran yang disusun
  dengan baik sering kali melibatkan pertanyaan-pertanyaan, lukisan-
  lukisan, dan penerapan yang direncanakan, yang akan mengarahkan
  pelajar untuk memikirkan arti pelajaran itu bagi kehidupan
  pribadinya.

  1. Pertanyaan
     Jika pelajaran itu akan diuraikan dengan memakai pertanyaan,
     fakta dan kebenaran-kebenarannya harus ditonjolkan sehingga para
     pelajar akan memahami jalan pikirannya dan merasa bahwa mereka
     memperoleh kemajuan sementara pelajaran diteruskan.

     Guru dapat mendorong keikutsertaan yang baik dengan mengemukakan
     pertanyaan-pertanyaan yang menyebabkan mereka berpikir. Bila
     sebelumnya telah dilakukan persiapan, akan mudah untuk merumuskan
     pertanyaan-pertanyaan khusus yang merangsang pikiran yang
     berhubungan dengan pelajaran. Namun demikian, pertanyaan yang
     terbaik sering kali dihasilkan oleh tanggapan murid dan karenanya
     tidak bisa diketahui sebelumnya.

  2. Ilustrasi
     Ilustrasi-ilustrasi yang dibutuhkan harus dipilih sebelumnya dan
     dimasukkan dalam garis besar. Hal ini akan berguna bagi guru
     yang memperkenalkan pelajaran dengan memberi suatu ilustrasi.
     Pendekatan seperti ini akan menarik perhatian dan menentukan
     suasana untuk penyajian pelajaran. Ilustrasi pembuka itu dapat
     disampaikan di sepanjang waktu mengajar atau dapat diberikan pada
     akhir pelajaran. Sungguh suatu pengalaman yang memuaskan untuk
     mengetahui lebih dahulu hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih
     lanjut dan kemudian melukiskannya dari pengalaman sehari-hari,
     misalnya dari alam, sejarah, cerita, atau nyanyian.

  3. Penerapan
     Tahap penting dari persiapan ini tidaklah sukar bagi guru yang
     telah mengumpulkan dan menyusun bahan pelajaran yang memenuhi
     keperluan murid-muridnya. Setiap guru harus menanyakan kepada
     dirinya sendiri pertanyaan yang tepat ini, "Bagaimana saya dapat
     mendorong murid-murid saya untuk menyatakan kebenaran yang akan
     saya ajarkan ini dalam kehidupannya sehari-hari?" Roh Kudus akan
     memungkinkan guru mengikuti prosedur yang betul ketika ia berdoa
     dan merencanakan penerapan perorangan.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul buku: Teknik Mengajar
  Penulis   : Clarence H. Benson
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang 1986
  Halaman   : 63--67


                             -=- TIPS -=-

  Salah satu bagian dalam pengaturan pelajaran adalah pengaturan
  jadwal kegiatan mengajar. Silakan menyimak uraian lengkapnya di
  bawah ini.

                     JADWAL MENGAJAR YANG EFEKTIF
                     ============================

  Seorang guru yang berhasil selalu terus memerhatikan cara-cara
  menggunakan waktu mengajar dengan efektif. Ikutilah ide-ide berikut
  untuk dapat menggunakan waktu mengajar dengan sebaik-baiknya.

  SESI MENGAJAR TOTAL: APAKAH ITU?

  Setiap bagian dari jadwal kelas Anda harus memberikan pengalaman
  belajar bagi anak. Seperti halnya kepingan puzzle yang saling
  menyambung sehingga menjadi satu gambar yang utuh, maka setiap
  bagian dari apa yang Anda ajarkan harus menyatu dengan tujuan
  pelajaran itu. Keseluruhan jam pelajaran Anda berfokus pada
  keseluruhan pengajaran kebenaran Alkitab yang spesifik dan dapat
  diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang tidak
  berhubungan dengan pengajaran sebaiknya dihilangkan saja sehingga
  waktu dapat dipakai semaksimal mungkin untuk berorientasi pada
  pelajaran. Hasil dari pendekatan ini adalah meningkatnya kesempatan
  belajar bagi murid-murid karena semua informasi dan pengalaman
  memiliki keterkaitan dengan satu kebenaran Alkitab yang spesifik.

  JADWAL YANG TELAH TERBUKTI

  Langkah 1: Mempelajari Alkitab (25-35 menit)
  --------------------------------------------
  Pelajaran Alkitab yang diberikan tanpa gangguan dan tidak secara
  tergesa-gesa pada awal pelajaran, yaitu ketika anak-anak sedang
  dalam waktu puncak untuk belajar secara efisien, akan meningkatkan
  kualitas dan kedalaman pelajaran Alkitab.

  Ungkapan lama yang mengatakan bahwa "sekolah minggu dimulai ketika
  anak pertama tiba" tetap berlaku sampai sekarang, terlepas dari usia
  anak atau ukuran sekolah minggu itu. Segera setelah seorang anak
  datang, anak tersebut terlibat dalam satu atau lebih pilihan-
  pilihan untuk PERSIAPAN DARI ALKITAB. Kegiatan sederhana ini
  mendorong anak untuk mulai memikirkan konsep Alkitab yang akan
  diberikan pada pelajaran Alkitab. Menawarkan kepada anak suatu
  pilihan akan membuat anak terlibat dalam menerima tanggung jawab
  pribadi untuk berpartisipasi dan belajar. Kegiatan-kegiatan
  persiapan belajar Alkitab biasanya dapat dilakukan dalam lima menit.

  CERITA ALKITAB adalah bagian kedua dari segmen pelajaran Alkitab.
  Dalam segmen ini, guru memperkenalkan cerita Alkitab serta
  menyediakan kesempatan bagi anak-anak untuk secara singkat
  membagikan apa yang mereka peroleh dari pilihan-pilihan persiapan
  dari Alkitab tadi. Waktu untuk mendengarkan Alkitab menjadi lebih
  dari sekadar mendengarkan cerita; murid-murid menjadi peserta aktif
  dengan menggunakan Alkitab mereka sendiri untuk menjawab pertanyaan-
  pertanyaan yang diberikan oleh guru.

  Bagian ketiga dari segmen pelajaran Alkitab adalah PENERAPAN
  ALKITAB. Pada segmen ini guru memimpin anak-anak untuk menemukan
  hubungan antara kebenaran Alkitab yang telah mereka pelajari dengan
  pengalaman mereka sehari-hari. Pengalaman ini penting untuk
  dipelajari anak-anak! Suatu pengalaman yang mengesankan terjadi
  ketika anak menerapkan firman Tuhan dalam kenyataan hidup sehari-
  hari.

  Langkah 2: Kegiatan Belajar Alkitab (20-25 menit)
  -------------------------------------------------
  Jika firman Tuhan telah selesai disampaikan, anak-anak segera
  melakukan KEGIATAN BELAJAR ALKITAB. Sesi pelajaran yang benar-benar
  seimbang akan memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menerapkan
  kebenaran Alkitab dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan berbagai
  cara. Kegiatan ini juga melibatkan anak dalam menggunakan Alkitab
  untuk meninjau kembali dan menguatkan informasi dan konsep yang
  didapat.

  Suatu kegiatan belajar Alkitab bisa melibatkan kegiatan seni, musik,
  menulis, drama, dan kemampuan-kemampuan lainnya. Namun, selalu ada
  kesempatan untuk kegiatan meneliti Alkitab yang sesuai dengan
  tingkat kemampuan anak. Kegiatan-kegiatan ini bisa diselesaikan
  dalam satu sesi atau diperpanjang dalam satu unit pelajaran.
  Keberagaman pola anak-anak yang hadir mungkin bisa menciptakan satu
  sesi kegiatan yang lebih praktis.

  Langkah 3: Sharing Alkitab dan Penyembahan (lebih dari 15 menit)
  ----------------------------------------------------------------
  SHARING ALKITAB adalah segmen terakhir dalam keseluruhan pengajaran.
  Pemimpin atau seorang guru memimpin lagu, doa, ayat hafalan, dan
  berbagai kegiatan penyembahan yang berhubungan dengan tujuan
  pelajaran. Sharing Alkitab dilakukan sesuai dengan apa yang telah
  dipelajari oleh anak-anak. Kegiatan ini melibatkan anak-anak untuk
  membagikan apa yang telah mereka pelajari mengenai cerita Alkitab,
  ayat Alkitab, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan
  ini menjadi cara tambahan yang efektif untuk menguatkan pelajaran
  Alkitab. Anak-anak juga menunjukkan dan menggambarkan kegiatan
  belajar Alkitab mereka.

  JADWAL ALTERNATIF. Jika dua kelas atau lebih sedang mempelajari
  pelajaran yang sama dan keduanya berada di dalam ruangan yang sama
  pula, Anda dapat memilih jadwal alternatif. Perbedaan dalam jadwal
  ini adalah bahwa SHARING ALKITAB dilakukan di tengah-tengah jam
  pelajaran, bukan pada akhir pelajaran. Setiap guru memberikan
  kegiatan belajar Alkitab yang berbeda. Pada akhir kegiatan sharing
  Alkitab, anak-anak memilih kegiatan di mana mereka mau
  berpartisipasi. Tidak semua anak selalu mendapatkan pilihan pertama
  mereka, oleh sebab itu ukuran kelas harus dibatasi. Namun, proses
  pemilihan benar-benar dapat meningkatkan minat mereka; hasilnya
  pembelajaran menjadi meningkat.

  Apa keuntungan jadwal alternatif ini? Berpindah dari kelas kelompok
  kecil ke kelas lain pada tengah-tengah jam pelajaran dapat menolong
  anak untuk tetap siap sedia. Ini juga sangat membantu anak-anak
  untuk bisa menjadi dekat dengan lebih dari satu guru. Selain itu,
  rencana ini memberikan pilihan kepada anak dalam kegiatan belajar
  Alkitab. (t/Ratri)

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku   : Sunday School Smart Pages
  Judul artikel: An Effective Teaching Schedule
  Penyunting   : Wes dan Sheryl Haystead
  Penerbit     : Gospel Light, Ventura, California, USA 1992
  Halaman      : 143--144


                        -=- BAHAN MENGAJAR -=-

                      YESUS MENOLONG ORANG BUTA
                      =========================

  Tujuan:
  -------
  1. Mengajar anak bahwa Yesus baik dan suka menolong.
  2. Mendorong anak untuk menaruh kepercayaannya dalam Yesus.

  Ayat Hafalan:
  -------------
  Markus 1:34

  Persiapan Guru:
  ---------------
  Sediakan waktu untuk membaca kembali ayat-ayat berikut ini Yohanes
  9:1-13, 8:12

  Pendahuluan:
  ------------

  Marilah kita semua menutup mata kita sebentar. Marilah kita berpura-
  pura tak dapat membukanya. Sekarang kelihatan gelap. Kamu tak dapat
  melihat matahari atau langit. Kamu tidak dapat melihat siapa yang
  duduk di sampingmu. Kamu tak dapat melihat saya. Kamu tak dapat
  melihat apa yang ada di tangan saya.

  Sekarang saya akan menghitung sampai sepuluh, apabila saya berkata
  sepuluh, bukalah matamu. (Lakukanlah). Sekarang kamu dapat melihat.
  Apakah yang ada di tangan saya?

  Betapa bersyukurnya kita karena kita dapat melihat!

  Tahukah kalian bahwa Yesus pernah menyembuhkan seorang yang buta?

  Pada zaman dahulu kala, ada seorang buta yang miskin yang duduk
  sendirian di pinggir jalan. Kadang-kadang jika ada orang yang
  melewatinya, mereka menjatuhkan uang logam ke dalam kaleng kecilnya
  sehingga ia dapat membeli makanan. Hari itu langit sangat cerah dan
  matahari bersinar terang. Tetapi orang buta itu tidak dapat melihat
  semua itu. Ia dapat mendengar burung-burung sedang berkicau di
  puncak pohon, tetapi ia tak dapat melihat warnanya yang indah. Ia
  dapat mencium wangi bunga-bunga yang tumbuh di sepanjang jalan dan
  ia dapat meraba daun bunganya yang lembut, namun ia tak dapat
  melihatnya. Ia buta sejak dilahirkan. Ia belum pernah melihat
  ibunya. Ia hanya dapat meraba wajahnya yang lembut dan rambutnya.
  Pejamkanlah matamu dan rasakanlah bagaimana bila engkau buta.
  Dapatkah engakau melihat apa yang saya sedang pegang? Apakah yang
  saya pakai? (Lakukan hal ini untuk menunjukkan bagaimana rasanya
  kalau kita tidak dapat melihat.)

  Pada suatu hari, ketika orang buta ini sedang duduk di pinggir
  jalan, sambil mengharapkan seseorang akan menjatuhkan beberapa
  keping uang ke dalam kalengnya, ia mendengar langkah kaki orang yang
  sedang berjalan ke arahnya.

  Langkah kaki itu semakin lama terdengar semakin keras.

  Ketika orang-orang itu berada tepat di hadapannya, mereka berhenti.
  Mereka sedang membicarakan dia. Kemudian ia merasakan seseorang
  menyentuh matanya. Apakah yang sedang terjadi? Yesus sedang berdiri
  di depan orang buta itu dengan beberapa sahabat-sahabat-Nya. Ia
  hendak menunjukkan kepada sahabat-sahabat-Nya apa yang dapat
  dilakukan Allah bagi orang malang ini. Jadi, Yesus membasahi sedikit
  tanah serta menaruhnya pada mata orang buta itu. Kemudian Ia
  berkata, "Pergilah, cucilah matamu di kolam yang disebut Siloam."

  Perlahan-lahan orang buta itu meraba-raba jalan dengan tongkatnya
  sampai ia tiba di kolam yang disebut Yesus tadi. Dengan segera ia
  mencuci lumpur itu dari matanya. Kemudian sesuatu yang ajaib
  terjadi. Ia dapat melihat! Ia melihat orang-orang! Betapa aneh
  kelihatannya mereka itu. Dan ada burung-burung yang pernah
  didengarnya berkicau di pohon. Ia juga melihat bunga-bunga yang
  indah. Oh, betapa indah segala sesuatu! Ia belum pernah tahu bahwa
  dunia amat indah.

  Ia melemparkan tongkatnya  serta cepat-cepat berlari pulang. "Ibu,"
  serunya, "Saya dapat melihat! Saya dapat melihat!" Semua tetangganya
  datang untuk melihat orang buta itu. Beberapa orang berkata, "Ini
  bukan tetangga kita yang buta. Hanya wajahnya saja yang mirip dia."

  "Ya, sayalah orang buta itu," kata orang itu, "tetapi sekarang saya
  dapat melihat. Yesus menaruh lumpur pada mata saya dan Ia menyuruh
  saya mencucinya di kolam. Saya mencucinya dan sekarang saya dapat
  melihat."

  Para tetangganya terheran-heran akan peristiwa ajaib yang telah
  dilakukan Yesus. Dan banyak orang juga yang berbicara dengan orang
  buta itu. Orang buta itu selalu senang menceritakan bagaimana Yesus
  telah menolong dia kepada mereka.

  Orang buta ini disembuhkan karena ia percaya kepada Yesus serta
  melakukan perintah-Nya. Yesus mengasihi kita dan Ia ingin kita
  mengasihi dan percaya juga kepada Dia. Bila kita percaya kepada
  Yesus, Ia akan menjadi Sahabat kita yang terbaik, penolong kita yang
  penuh kasih dan Juru Selamat kita yang ajaib.

  Doa:
  ----
  "Allah Bapa yang di surga, kami bersyukur kepada-Mu karena Yesus
  yang mengasihi dan memelihara kami. Tolonglah kami mengasihi dan
  semakin percaya kepada Yesus setiap hari. Amin."

  Saran-Saran untuk Kegiatan:
  ---------------------------
  Tutuplah mata seorang anak dengan sapu tangan dan putarkan dia.
  Suruhlah dia berjalan ke suatu tempat. Pasti ia tidak dapat
  melakukannya. Anak-anak lain juga akan tahu bahwa ia tidak akan
  dapat melakukannya. Kemudian bukalah sapu tangan itu dan dengan
  mudah ia akan dapat mencari tempat itu. Jelaskan bahwa demikianlah
  perasaan orang buta itu ketika Yesus menyembuhkan matanya. Ajaklah
  dua atau tiga orang anak mencoba hal ini.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul buku    : Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan
  Diredaksi oleh: Grace Suwanti Tjahya dan Drs. Ridwan Sutedja
  Penerbit      : Kalam Hidup, Bandung, tt
  Halaman       : 146--147


                         -=- WARNET PENA -=-

                             SABDA Space
                             ===========
                      http://www.sabdaspace.org/
              http://www.sabdaspace.org/pengajaran_guru

  Apakah Anda termasuk guru sekolah minggu yang gemar membagikan
  pengalaman mengajar Anda? Punya pengalaman unik ketika mengajar?
  Situs SABDA Space, situs komunitas para blogger Kristen, menyediakan
  ruang bagi Anda untuk menuangkan suka duka maupun pelajaran yang
  Anda dapatkan selama pelayanan Anda sebagai guru sekolah minggu
  dalam kategori Pengajaran/Guru. Selain Pengajaran/Guru, masih ada
  beragam kategori lain yang bisa menampung tulisan-tulisan Anda,
  seperti Ayah Bunda, Bahasa/Sastra, Kaum Muda, Kesaksian,
  Penginjilan, dan Puisi. Selain itu, Anda juga dapat menanggapi
  beragam artikel yang telah ditulis oleh para pengguna lainnya. Untuk
  menggunakan semua fasilitas yang tersedia, Anda perlu terlebih
  dahulu mendaftar menjadi anggota. Karena itu, segeralah mendaftar
  dan berbagi berkat dengan blogger lain!

  [Kiriman dari: Raka S. Kurnia <raka(at)xxxx>]


                         -=- MUTIARA GURU -=-

               Pelajaran yang teratur akan menghasilkan
                        penyajian yang teratur.
                        - Clarence H. Benson -


----------------------------------------------------------------------
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org