Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/303

e-BinaAnak edisi 303 (1-11-2006)

Pertanyaan-Pertanyaan

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                          303/November/2006
-----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL (1)         : Metode Tanya Jawab
  - ARTIKEL (2)         : Pertanyaan-Pertanyaan
  - TIPS                : Menanyakan Pertanyaan yang Akan Dijawab
                          oleh Anak-Anak
  - BAHAN MENGAJAR      : Ranting Pohon
  - WARNET PENA         : Christmas Websites
  - DARI ANDA UNTUK ANDA: Info Blog
  - MUTIARA GURU

----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
======================================================================

                      -=- SALAM DARI REDAKSI -=-

  Salam kasih,

  Menurut Clarence H. Benson dalam bukunya, "Teknik Mengajar" (1986,
  Gandum Mas, Malang), pertanyaan merupakan pintu dan jendela untuk
  menambah pengetahuan. Pertanyaan menghidupkan pengajaran Kristen dan
  membawa guru kepada pengertian yang lebih baik tentang keadaan dan
  pertumbuhan rohani murid-muridnya. Pertanyaan dapat memberikan
  pengaruh yang baik bagi murid-murid, terutama untuk mengerti apakah
  mereka telah memproses pengetahuan yang didapat dengan pengertian
  mereka sendiri.

  Agar para pendidik semakin mengerti betapa pentingnya penyajian
  pertanyaan dalam proses belajar mengajar, silakan menyimak artikel
  dan tips minggu ini. Diharapkan kita semua dapat belajar bersama-
  sama melalui tulisan-tulisan tersebut. Tidak ketinggalan kami
  sajikan pula bahan mengajar lengkap dengan pertanyaan-pertanyaannya.

  Selamat menyimak!

  Redaksi e-BinaAnak,
  Davida

    "Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku
    sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah dalam iman dan
             kasih dalam Kristus Yesus" (2Timotius 1:13)
           < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Timotius+1:13 >


                         -=- ARTIKEL (1) -=-

                          METODE TANYA JAWAB
                          ==================

  Melibatkan suatu kelas dalam tanya jawab adalah langkah pertama
  dalam pengajaran satu arah. Ini adalah awal pengenalan bahwa
  pelajaran berlangsung ketika murid-murid secara verbal maupun
  intelektual terlibat dalam situasi pengajaran. Di sini kita mencoba
  mendapatkan interaksi secara verbal. Sebenarnya, ada beberapa jenis
  interaksi yang sangat penting di semua pembelajaran. Banyak pendidik
  yang setuju bahwa interaksi mental saja tidaklah cukup sehingga
  harus didukung dengan beberapa bentuk ekspresi atau reaksi dari
  murid. Murid-murid harus memahami kebenaran dalam pikirannya sendiri
  untuk kemudian diekspresikan lewat kata-katanya sendiri.

  Pengajaran dalam bentuk tanya jawab akan memberi kesempatan kepada
  murid-murid untuk merefleksikan keingintahuan dan kebutuhannya akan
  informasi yang lebih lengkap. Pada saat yang sama, dengan meminta
  jawaban atas kunci pertanyaan, guru bisa mengetahui kemajuan kelas
  tersebut.

  Dapatkah kita benar-benar menyediakan waktu untuk memberi kesempatan
  kepada murid-murid supaya mengajukan pertanyaan? Waktu mengajar
  amatlah singkat, sedangkan kita mempunyai banyak kebenaran objektif
  yang harus disampaikan. Dasar dari tanya jawab dalam pengajaran
  Kristen dapat dihubungkan dengan pelayanan Tuhan kita, yang sering
  menggunakan teknik ini baik untuk melengkapi metodologi yang ada di
  dalamnya maupun sebagai pelengkap jenis metodologi lainnya. Metode-
  metode tersebut, pertama-tama harus akurat secara teologis dan
  kedua, cukup memadai untuk mendidik. Metode tanya jawab dapat
  memenuhi kedua syarat ini.

  NILAI DARI PENDEKATAN TANYA JAWAB

  Meskipun penggunaan pertanyaan tidak secara otomatis menghasilkan
  pengajaran yang efektif, penggunaan metode tanya jawab yang cukup
  akan memberikan dampak yang besar dalam hal komunikasi. Bersamaan
  dengan terpuaskannya kebutuhan akan keterlibatan, pendekatan
  pengajaran ini juga dapat memberikan dampak. Dengan memberikan
  pertanyaan, kita dapat menentukan apakah orang lain memahami apa
  yang kita ajarkan dan apakah pesan Alkitab sedang diterapkan dengan
  baik dalam kehidupannya saat ini.

  Pikiran manusia secara alami cenderung mencari apa yang tidak
  diketahui dan mengekspresikan keingintahuan tentang hal-hal yang
  tampaknya berbeda atau aneh. Perhatikan betapa seringnya seorang
  anak bertanya, "Mengapa ayah?" Pikirkan beraneka ragam pertanyaan
  penting yang ditanyakan Tuhan kita kepada murid-murid-Nya.
  Pertanyaan dan jawaban mengarahkan perhatian seorang anak kepada isi
  dari pelajaran yang diberikan. Ketika suatu respons diperlukan, kita
  tidak hanya membangkitkan perhatian murid secara individual saja,
  namun juga perhatian seluruh anak yang ada di kelas tersebut.
  Pertanyaan dapat digunakan untuk melatih dan mengulas kembali;
  pertanyaan akan memperdalam pengaruh dan mengatur fakta-fakta dalam
  pikiran dan ingatan murid.

  Mengundang murid-murid untuk berpartisipasi dengan bertanya juga
  akan mendorong mereka untuk berpikir bahwa ini adalah kelas mereka,
  bukan kelas sang guru. Pengenalan dengan memberikan pengalaman
  belajar mengajar seperti ini bisa memberikan motivasi tambahan yang
  baik dan meningkatkan level belajar murid.

  MASALAH-MASALAH DALAM MENGGUNAKAN TANYA JAWAB

  Penggunaan pendekatan tanya jawab untuk mengajar di kelas sangat sah
  dilakukan di kelas, namun pendekatan ini sering disalah mengerti
  sebagai berdiskusi. Mungkin cara paling tepat untuk membedakannya
  adalah dengan memberikan penekanan pada "jenis pertanyaan yang ada".
  Pengajaran dengan tanya jawab hampir selalu berhubungan dengan data-
  data faktual dan tanggapan bersifat objektif. Sangat sering tanya
  jawab seperti ini berupa tinjauan ulang atas bahan yang telah
  dipelajari oleh murid sebelumnya, atau hanya sebagai awal dari suatu
  pelajaran atau cerita. Meskipun pertanyaan perenungan tentu selalu
  dapat dipakai dalam metode ini, pertanyaan perenungan cenderung
  ditujukan untuk membahas suatu masalah yang sudah ditentukan,
  sehingga justru akan berubah menjadi teknik berdiskusi. Kedua teknik
  ini memang benar-benar valid, namun guru harus dapat mengenali kapan
  ia dapat menggunakan diskusi dan kapan ia dapat menggunakan metode
  tanya jawab.

  Kelemahan yang sering muncul dalam pengajaran yang menggunakan tanya
  jawab adalah pertanyaan yang berlebihan atau pertanyaan dangkal yang
  tidak menantang murid-murid. Penggunaan pertanyaan retoris misalnya,
  meski sebenarnya itu adalah sarana berkomunikasi yang baik, namun
  ini bukanlah pendekatan yang tepat digunakan pada pengajaran yang
  menggunakan metode tanya jawab. "Misteri" dari sebuah jawaban yang
  tepat akan membantu memotivasi munculnya tanggapan cerdas yang murni
  dari sebagian murid.

  Selanjutnya, penggunaan pertanyaan seharusnya tidak dipandang
  sebagai pengganti pengetahuan dari bahan atau pengganti penyampaian
  isi pelajaran yang penting. Pertanyaan tidak dapat menyajikan data
  objektif dan pertanyaan juga kurang tepat untuk digunakan mencapai
  tujuan pengajaran.

  Kadang-kadang guru menghabiskan terlalu banyak waktu di kelas untuk
  memberi pertanyaan dan terlalu sedikit mendengar pertanyaan. Kalau
  begitu, bagaimana cara membuat kelas Anda bicara? Masalah kelas yang
  membisu biasanya bersumber dari salah satu dari tiga hal yakni: pola
  pendidikan lama mereka yang mengondisikan mereka untuk hanya duduk
  dan mendengarkan, namun tidak berpartisipasi secara verbal pada jam
  pelajaran; ketidaktertarikan mereka terhadap topik menimbulkan
  suasana sunyi senyap sehingga tidak ada pertanyaan yang muncul;
  ketidakpedulian mereka terhadap jawaban pertanyaan Anda memaksa
  mereka untuk berlindung di balik sikap diam, karena mereka was-was
  kalau ketidaktahuan atau ketidakmampuan mereka untuk menjawab akan
  terbongkar.

  PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENINGKATKAN TANYA JAWAB

  Seperti semua metode mengajar yang baik, teknik tanya jawab perlu
  direncanakan terlebih dahulu karena teknik ini tidak begitu saja
  dilakukan di tengah jam pelajaran. Guru memutuskan topik apa yang
  dapat dijadikan pertanyaan dan menggunakan pendekatan tersebut dalam
  peninjauan kembali, pendahuluan pelajaran yang baru, atau untuk
  menguji apakah kelas tersebut sudah memahami materi yang baru saja
  disampaikan.

  Carilah saat-saat yang tepat digunakan untuk mengajar. Kadang-kadang
  pertanyaan yang muncul yang tidak sesuai dengan topik yang
  disampaikan dapat menimbulkan ketertarikan dan memotivasi murid-
  murid. Guru selalu menjadi pembuat keputusan sehingga dalam situasi
  yang seperti ini dia harus memutuskan apakah jawaban dari pertanyaan
  itu memberi manfaat cukup bagi murid-murid untuk membahasnya, meski
  mungkin tidak berhubungan langsung dengan pelajaran saat itu.

  Kadang-kadang perlu juga terlebih dahulu memberi pertanyaan kepada
  anak-anak daripada langsung menanyai mereka di kelas. Pendekatan
  seperti ini sering diperlukan untuk mengubah perilaku murid-murid
  dari "duduk dan merajuk" menjadi ingin berpartisipasi. Contohnya,
  GSM kelas remaja bisa membagikan 3 — 5 kartu dengan pertanyaan kunci
  untuk pelajaran minggu berikutnya. Dalam kartu itu terdapat beberapa
  petunjuk alkitabiah bagi murid-murid untuk melakukan penelitian
  sendiri atas pertanyaan tersebut, dan siap untuk memberikan
  informasinya itu pada pertemuan mendatang. Variasi seperti ini akan
  memperkaya penggunaan teknik tanya jawab.

  Guru seharusnya hanya menanyakan pertanyaan yang dapat dimengerti
  murid-murid. Tujuan dari teknik ini bukanlah untuk menunjukkan
  kesarjanaan guru ataupun untuk memperlihatkan betapa kepandaian guru
  mampu "menunjukkan" di mana ketidakpedulian murid-muridnya. Jika
  suatu pertanyaan tidak dapat dimengerti oleh murid secara jelas,
  pertanyaan itu harus diulang secara verbal dalam bentuk yang berbeda
  sehingga murid dapat mengetahui inti dari pertanyaan itu.

  Respons guru terhadap pertanyaan murid juga penting. Kecuali jika
  murid nampak dengan sengaja ingin mencoba mengacaukan kelas (situasi
  seperti ini jarang terjadi), maka guru seharusnya melihat setiap
  pertanyaan sebagai salah satu bentuk bukti keseriusan murid yang
  menanyakan dan menanggapinya dengan hormat. Jangan menekan anak
  sehingga dia merasa rendah diri atau bodoh karena suatu pertanyaan
  atau jawaban yang diutarakannya di kelas.

  Pertanyaan juga dapat digunakan untuk penerapan. Contohnya, guru
  yang ingin mengajarkan 1Kor. 8 bisa bertanya kepada muridnya,
  "Menurut kalian, tindakan apa yang saat ini mirip dengan penyembahan
  berhala seperti yang mereka lakukan?" atau "Bagaimana pelajaran hari
  ini bisa diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari?"

  Meskipun masalah yang sepele, sangat penting bagi guru untuk mula-
  mula "menujukkan pertanyaan" kepada seluruh kelas, sebelum menunjuk
  nama seorang murid untuk menjawabnya. Tantangan akan segera hilang
  jika murid-murid tahu bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan itu
  merupakan pertanyaan dalam pola tertentu yang mudah ditebak, atau
  jika nama salah seorang murid selalu muncul terlebih dahulu.

  Jangan pernah menanggapi respons murid secara negatif. Meskipun
  murid memberikan jawaban yang salah, seorang guru yang baik akan
  menemukan beberapa elemen kebenaran atau penghargaan untuk
  "menguatkan respons tersebut".

  Penggunaan metode tanya jawab yang efektif tidak dapat dipisahkan
  dengan keseluruhan pengetahuan dari topik yang disampaikan dan
  perencanaan pelajaran yang baik. Guru yang benar-benar ingin
  melibatkan murid-muridnya dengan cara ini akan menuliskan
  pertanyaan-pertanyaannya terlebih dahulu dan kemudian menguji
  kepentingan dan hubungannya, serta tidak dengan sembrono memberikan
  pertanyaan apa saja yang muncul di pikirannya selama mengajar.
  (t/Ratri)

  Bahan diedit dan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku   : 24 Ways to Improve Your Teaching
  Judul artikel: Questions and Answers
  Penulis      : Kenneth O. Gangel
  Penerbit     : Victor Books, USA 1974
  Halaman      : 38 - 42


                         -=- ARTIKEL (2) -=-

                       PERTANYAAN-PERTANYAAN
                       =====================

  MENGAPA MENGAJUKAN PERTANYAAN

  Untuk menghargai nilai pertanyaan yang baik, guru harus mengerti
  tujuannya. Pertanyaan dapat merangsang pikiran murid dan memberi
  manfaat untuk banyak tujuan.

  Untuk Membangkitkan Minat
  -------------------------
  Guru harus mengadakan hubungan dengan murid agar minat belajar murid
  bisa dibangkitkan. Sebuah pertanyaan yang kata-katanya disusun
  secara hati-hati agar bisa menyentuh pikiran, bagaikan umpan seorang
  nelayan. Pertanyaan itu akan memancing perhatian dan mendapatkan
  tanggapan yang cepat serta merangsang pemikiran murid dan memusatkan
  perhatiannya kepada pelajaran.

  Untuk Mengarahkan Pikiran
  -------------------------
  Setiap pertanyaan hendaknya menuju kepada sasaran guru. Setelah
  digairahkan oleh pertanyaan yang mempunyai kesatuan dan tujuan, para
  pelajar dapat diarahkan dari satu bidang pemikiran kepada bidang
  lainnya.

  Untuk Mempercepat Partisipasi
  -----------------------------
  Apabila pikiran murid sedang menyimpang, pikiran tersebut bisa
  dikembalikan oleh suatu pertanyaan. Dalam suasana yang membosankan,
  pemikiran mereka akan menjadi lesu. Serangkaian pertanyaan yang
  mengena akan memberikan semangat baru kepada murid-murid. Pertanyaan
  yang hidup dan bersemangat bisa menjamin kemajuan yang memuaskan.

  Untuk Menanamkan Kebenaran
  --------------------------
  Murid-murid bisa membicarakan kebenaran Alkitab tanpa
  menghubungkannya dengan diri mereka. Sebuah pertanyaan yang baik
  akan memimpin mereka untuk menerapkan kebenaran itu pada hidup
  mereka sendiri. Kristus melukiskan hal ini ketika Dia bertanya
  kepada para murid-Nya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
  Ketika mereka menjawab, dengan cepat Dia menerapkan pikiran mereka
  dengan pertanyaan yang bersifat pribadi, "Tetapi, apakah katamu,
  siapakah Aku ini?" (Matius 16:13-15).

  MENYIAPKAN PERTANYAAN

  Guru-guru yang baik tentunya akan menyiapkan pertanyaan mereka
  terlebih dahulu. Beberapa macam pertanyaan harus dipelajari dan
  dipergunakan.

  Pertanyaan yang Mengadakan Hubungan
  -----------------------------------
  Perhatian dan minat bisa dibangkitkan jika guru memulai pelajaran
  dengan sebuah pertanyaan tepat, yang berhubungan dengan pelajaran
  yang disampaikan. Ungkapan Yesus yang sering kali dikemukakan dan
  paling terkenal ialah, "Apakah pendapatmu?" Percakapan dimulai
  dengan pertanyaan seperti, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?",
  "Dengan apa hendaknya kita membandingkan kerajaan Allah itu?", dan
  "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"

  Pertanyaan Retorik
  ------------------
  Pendeta dan guru sering kali mengajukan pertanyaan tanpa
  mengharapkan jawaban. Pertanyaan demikian itu ditanyakan untuk
  efeknya saja dan bukan untuk memperoleh jawaban. Pertanyaan demikian
  menyebabkan orang heran dan memberi tantangan yang penting; juga
  mendorong aktivitas mental.

  Pelajarilah pertanyaan-pertanyaan dalam Khotbah di Bukit di Matius
  pasal 6 dan 7. "Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya
  dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?", "Mengapa kamu
  khawatir akan pakaian?", "Mengapa engkau melihat selumbar di mata
  saudaramu?", atau "Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak
  duri atau buah ara dari rumput duri?" Pertanyaan seperti itu tidak
  meminta jawaban, tetapi meminta tindakan.

  Pertanyaan Berdasarkan Fakta
  ----------------------------
  Pertanyaan termudah adalah pertanyaan yang dapat dijawab berdasar
  keterangan yang telah diberikan sebelumnya. Jawabannya ditentukan
  oleh pikiran akan pelajaran yang telah ditanamkan sebelumnya.
  Pekerjaan guru itu belum lengkap kalau belum diuji. Pertanyaan
  berdasarkan fakta akan menunjukkan berapa banyak dari pengajaran
  yang mampu mencapai sasarannya. Seorang guru yang baik tentunya
  ingin agar murid-muridnya mempunyai banyak kesempatan untuk
  mengungkapkan kembali pelajaran yang telah dipelajarinya.

  Pertanyaan yang Merangsang Pikiran
  ----------------------------------
  Pertanyaan bukan sekadar menguji pengetahuan murid saja. Pertanyaan
  itu juga harus menolong murid untuk menyusun dan menerapkan
  pengetahuannya. Pertanyaan harus bisa mendorong murid untuk belajar
  lebih banyak dan berpikir sendiri.

  Untuk mendorong anak didiknya, seorang guru yang bijaksana akan
  mempergunakan pertanyaan bukan saja untuk mengarahkan pikiran,
  melainkan juga untuk merangsang pikiran. Dia akan menyiapkan
  pertanyaan-pertanyaan perangsang pikiran yang meliputi tujuan,
  pendapat, dan penerapan.

  CARA MENANYAKAN PERTANYAAN

  Pemakaian pertanyaan yang berhasil sangat bergantung kepada cara
  mengajukannya. Pengamatan prinsip-prinsip berikut ini akan
  memperkaya guru sekaligus menjadikan pelajarannya lebih efektif,
  serta mendorong anggota kelasnya.

   1. Jangan membaca pertanyaan.
   2. Hindari pertanyaan yang menyingkapkan jawabannya.
   3. Hindari pertanyaan yang bisa diterka dengan jawaban ya atau
      tidak.
   4. Hindari pertanyaan yang panjang atau pertanyaan ganda.
   5. Mintalah jawaban yang spesifik.
   6. Jangan mengulangi pertanyaan dan jawaban.
   7. Sebutkan pertanyaannya dulu sebelum menunjuk siapa yang harus
      menjawab.
   8. Bagikan pertanyaan dengan adil.
   9. Doronglah murid-murid untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
  10. Jawablah pertanyaan dengan pertanyaan lain.

  Biasanya, guru mengajukan pertanyaan untuk mengukur luasnya
  pengetahuan murid. Sebaliknya, murid mengajukan pertanyaan karena
  mereka menghadapi kesulitan dan menginginkan penjelasan. Prosedur
  mengajar yang efektif ialah menyajikan sebuah masalah dan memberi
  tantangan kepada kelas dalam bentuk pertanyaan yang meminta jawaban.
  Tindakan ini lebih baik daripada sekadar menyajikan pemecahannya dan
  kemudian memeriksa apakah murid-murid memahaminya. Seorang guru yang
  bijaksana senantiasa mendorong semangat bertanya. Dia tidak
  memberitahukan sesuatu yang dapat ditemukan sendiri oleh murid-
  muridnya. Untuk menolong mereka melakukan hal ini, ia akan mendorong
  mereka agar mengajukan pertanyaan dan sering menjawab pertanyaan
  dengan pertanyaan lain.

  Bahan diambil dan diedit dari sumber:
  Judul buku: Teknik Mengajar
  Penulis   : Clarence H. Benson
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang 1986
  Halaman   : 70 — 74


                             -=- TIPS -=-

        MENANYAKAN PERTANYAAN YANG AKAN DIJAWAB OLEH ANAK-ANAK
        ======================================================

  Pertanyaan yang mendorong anak-anak untuk berpikir adalah bagian
  penting dari kegiatan belajar. Pertanyaan yang paling sederhana
  adalah meminta anak-anak untuk mengingat kembali informasi yang
  telah mereka terima sebelumnya. Pertanyaan seperti apakah yang bisa
  kita gunakan saat mengajar?

  1. Pertanyaan pengetahuan
     ----------------------
     "Siapakah saudara laki-laki Musa?"

     Pertanyaan di atas tidak mendorong terjadinya diskusi karena
     sekali pertanyaan itu dijawab, hanya ada sedikit yang bisa
     dikatakan. Di sisi lain, menanyakan terlalu banyak pertanyaan
     pengetahuan dapat mematikan minat dan menurunkan partisipasi
     anak-anak yang memiliki sedikit pengetahuan tentang Alkitab atau
     yang tidak percaya diri dengan kemampuannya.

  2. Pertanyaan pemahaman
     --------------------
     Pertanyaan ini dirancang untuk menolong anak menginterpretasikan
     arti dari informasi yang diberikan. Pertanyaan seperti, "Menurut
     kalian, bagaimana perasaan Musa ketika Tuhan menyuruhnya memimpin
     orang-orang Israel?" atau "Menurut kalian, bagian mana yang
     paling sulit dalam memimpin orang Israel?" akan meminta anak
     untuk berpikir sebelum mereka memberikan tanggapan. Karena
     pertanyaan pemahaman tidak membutuhkan "jawaban yang benar",
     pertanyaan ini akan mendorong munculnya diskusi daripada
     membatasinya. Pada kenyataannya, setiap anak bisa memberikan
     jawaban yang berbeda terhadap pertanyaan yang diberikan, hal ini
     meningkatkan kesempatan untuk berdiskusi. Kesalahpahaman juga
     sering terjadi, guru memiliki kesempatan untuk meluruskan ide-ide
     yang keliru. Jangan pernah "membetulkan" ide-ide yang salah;
     berikan saja informasi yang benar.

  3. Pertanyaan penerapan
     --------------------
     Pertanyaan ini mendorong murid-murid untuk menggunakan informasi
     dalam suasana pribadi. Contohnya, "Kapan kalian memiliki perasaan
     yang sama dengan Musa ketika Tuhan memintanya untuk memimpin
     orang Israel?" Respons seorang murid menjadikan guru tahu bahwa
     pembelajaran sedang terjadi. Guru dapat menentukan apakah
     kebenaran Alkitab menyentuh kehidupan sehari-hari muridnya.

  Penggunaan ketiga jenis pertanyaan di atas akan menolong guru untuk
  menemukan informasi apa yang diketahui oleh anak (dan apa yang tidak
  diketahui) tentang suatu topik dan maksud tertentunya. Adakan
  percakapan dengan anak-anak di dalam kelas, jangan hanya monolog
  saja. Perhatikan diri Anda sendiri, apakah Anda sudah lebih banyak
  mendengarkan daripada berbicara. (t/Ratri)

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku   : Sunday School Smart Pages
  Judul artikel: Asking Questions Kids Will Want ti Answer
  Penyunting   : Wes dan Sheryl Haystead
  Penerbit     : Gospel Light, Ventura, California, USA 1992
  Halaman      : 137


                        -=- BAHAN MENGAJAR -=-

                            RANTING POHON
                            =============

  Bahan Bacaan:
  -------------
  Yohanes 15:1-8

  Penyampaian Cerita:
  -------------------
  Boy dan ayahnya sedang jalan-jalan. Boy melihat sebuah ranting pohon
  yang sudah kering jatuh dari sebuah batang pohon.

  "Ayah," kata Boy, "lihatlah ranting pohon itu, kita bawa pulang ya?
  Terus kita tanam supaya tumbuh lagi daunnya dan berbuah!"

  "Oh, tidak bisa, Boy," kata ayah, "ranting itu sudah mati. Dia tidak
  bisa berdaun, apalagi berbuah. Itu ranting yang mati."

  "Apakah ada cara lain untuk membuat ranting itu bisa berdaun dan
  berbuah lagi?" tanya Boy.

  "Tidak," jawab ayahnya. "Ranting itu sudah mati. Satu-satunya cara
  agar dia hidup lagi adalah jika Tuhan memberikan hidup baru kepada
  ranting itu, lalu menjadikan ranting itu bagian dari batang pohonnya
  lagi."

  Ayah berbicara lagi kepada Boy, "Manusia tidak ubahnya seperti
  ranting yang mati itu, sedangkan Yesus seperti pohon kehidupan. Kita
  tidak dapat menolong diri sendiri. Lalu Yesus mengambil kita,
  ranting yang sudah mati, dan menghidupkan kita lagi. Dan ditaruh di
  batang pohon kehidupan. Seperti sebuah pohon dapat berbuah, kita
  juga dapat berbuah. Buahnya adalah kebaikan, kasih, sukacita, dan
  kelemahlembutan."

  Kita seperti ranting yang sudah mati. Lalu Yesus membuat kita hidup
  lagi. Karenanya, kita harus menghasilkan buah sebagai bukti hidup
  baru kita.

  Pertanyaan-pertanyaan:
  ----------------------
  1. Dapatkah ranting pohon yang sudah mati hidup kembali tanpa
     mujizat Tuhan?
  2. Alkitab berkata bahwa manusia berdosa mati dalam dosanya. Mengapa
     mereka seperti ranting pohon yang sudah mati?
  3. Apa yang Tuhan lakukan untuk menyelamatkan manusia yang mati
     karena dosa?

  Doa:
  ----
  Tuhan di surga, saya tahu saya berdosa. Saya butuh Penyelamat.
  Terima kasih Tuhan Engkau sudah menyelamatkan saya. Engkau memberi
  hidup baru melalui Kristus. Aku mau menghasilkan buah-buah yang
  baik. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa, Amin. (t/Davida)

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Judul buku   : Devotions for the Children`s Hour
  Judul artikel: Bearing Fruit
  Penulis      : Kenneth N. Taylor
  Penerbit     : Moody Press, Chicago, USA, 1977
  Halaman      : 113 — 114


                         -=- WARNET PENA -=-

                          CHRISTMAS WEBSITES
                          ==================
            http://incuvl.petra.ac.id/forums/xmas_web.htm

  Menjelang Natal pasti banyak yang perlu Anda persiapkan dalam
  pelayanan sekolah minggu. Tentunya ide, referensi, atau
  sumber-sumber bahan juga dibutuhkan untuk persiapan agar Natal
  menjadi lebih bermakna. Christmas Website menyediakan berbagai
  tautan (links) dan reviu sumber-sumber seputar Natal di internet.
  Adapun informasi tersebut meliputi tradisi Natal di beberapa negara,
  ucapan selamat Natal dalam berbagai bahasa, lagu, cerita Natal,
  kisah Natal, dan informasi lainnya. Selamat berkunjung, kiranya
  semua yang Anda siapkan untuk merayakan kelahiran Sang Juru Selamat
  dapat dipakai untuk semakin memuliakan nama-Nya.

  [Kiriman dari: Davida Dana <evie(at)xxxx>]


                     -=- DARI ANDA UNTUK ANDA -=-

  Dari: <jluke(at)xxxx>
  >Dear All,
  >Saya ingin memperkenalkan satu blog yang bisa membantu kita dalam
  >memberikan cerita kepada anak-anak tentang Firman Tuhan dan juga
  >ada informasi serta artikel yang di posting untuk membantu
  >membentuk keluarga kristen yang berbahagia.
  >ini alamat blognya : the-best-family.blogspot.com

  Redaksi:
  Terima kasih untuk infonya, kiranya menambah wawasan kita semua.
  Adapun blog yang diinformasikan di atas adalah dalam bahasa Inggris.
  Namun, jika Anda ingin membaca blog sehubungan pendidikan dan
  pelayanan anak dalam bahasa Indonesia, situs blog SABDA Space juga
  dapat menjadi alternatif.
  1. Kategori: Ayah Bunda
     ==> http://www.sabdaspace.org/kategori/ayah_bunda/
  2. Kategori: Pengajaran/Guru
     ==> http://www.sabdaspace.org/kategori/pengajaran_guru/


                         -=- MUTIARA GURU -=-

              Pertanyaan akan menolong guru mengarahkan
            penerapan secara khusus pada kehidupan murid
            dan melibatkan murid tersebut secara langsung
                        dalam proses mengajar.


----------------------------------------------------------------------
               Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org