Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/333

e-BinaAnak edisi 333 (6-6-2007)

Anak dan Teologia

______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                              333/Juni/2007
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL        : Mengajarkan Konsep Teologia kepada Anak
  - TIPS           : Teologi untuk Anak-Anak
  - BAHAN MENGAJAR : Napas Tuhan
  - WARNET PENA    : SOTeRI
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Salam kasih,

  Pertumbuhan rohani anak sangat tergantung kepada keluarga dan juga
  pembimbing rohaninya dalam membawa mereka memiliki hidup yang dekat
  dengan Tuhan. Edisi Juni kali ini, akan membantu para pelayan anak
  dan orang tua untuk membawa anak kepada pertumbuhan rohani yang
  sehat di dalam Tuhan. Mulai pekan ini, topik-topik di bawah ini akan
  menyapa Anda secara berturut-turut.

  1. Anak dan Teologia
  2. Anak dan Alkitab
  3. Anak dan Penginjilan
  4. Anak dan Doa

  Seperti yang sudah disebutkan di atas, minggu ini kita akan membahas
  mengenai anak dan teologia. Topik ini sengaja diangkat karena
  penting sekali bagi anak untuk belajar tentang teologi sejak dini.

  Dalam mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan doktrin, terkadang
  para pelayan anak masih menemukan kesulitan untuk dapat menyampaikan
  konsep teologia atau pelajaran tentang doktrin dengan bahasa yang
  lebih sederhana, yang dapat dimengerti, dan tidak disalahpahami oleh
  anak.

  Karena itu, marilah kita bersama-sama belajar untuk mengajarkan
  konsep teologia kepada anak melalui artikel dan tips yang kami
  hadirkan. Kiranya, menjadi berkat bagi kita semua.

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

             "Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu."
                            (1Timotius 4:11)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Timotius+4:11 >


                           o/ ARTIKEL o/

                MENGAJARKAN KONSEP TEOLOGIA KEPADA ANAK
                =======================================

  Sering kali, orang tua dan guru mengaitkan proses belajar dengan
  pengetahuan dasar sebelumnya. Seorang anak dikatakan sudah
  "mempelajari" sesuatu apabila dia bisa mengulang sesuatu yang sudah
  dipelajarinya. Tetapi, hal itu tidak dapat memenuhi kebutuhan anak
  dalam kehidupan sehari-hari. Mengulang sesuatu yang dipelajari
  adalah awal dari proses belajar, tetapi tentu saja tidak cukup
  sampai di situ.

  Ada empat langkah yang perlu dilakukan untuk dapat mengajarkan
  teologia dengan efektif kepada anak. Pengetahuan dasar adalah hal
  pertama yang perlu ditanamkan. Mengetahui adalah langkah yang
  diperlukan karena seseorang harus melihat dengan jelas apa itu
  kebenaran dan apa yang dikatakan Alkitab, sebelum seseorang bisa
  memahaminya.

  Langkah kedua adalah memahami atau melihat dengan jelas apa arti
  kebenaran Alkitab itu. Seorang pelajar tidak mungkin melangkah ke
  tahap belajar berikutnya, sebelum dia memahami apa yang akan dia
  tanamkan dalam hidupnya.

  Langkah ketiga adalah menerapkan. Dalam menerapkan kebenaran
  Alkitab, pelajar tahu benar apa arti kebenaran baginya. Pelajar
  tidak hanya memahami apa arti kebenaran saja, tetapi memahami apa
  arti kebenaran itu dalam hubungannya dengan hidupnya.

  Langkah keempat adalah melakukannya. Ketika seorang anak telah
  mempelajari apakah kebenaran itu, apa artinya, dan apa arti semua
  itu baginya, maka tibalah saatnya untuk mempraktikkannya.

  Ketika seseorang ingin menjadikan kebenaran Alkitab sebagai sesuatu
  yang penting bagi seorang anak, amatlah penting untuk membantu anak
  tersebut agar menyatukan kebenaran itu dalam hidupnya. Dengan
  demikian, keempat langkah dalam pembelajaran yang baik ini dapat
  tercapai.

  MENGENALI ANAK YANG AKAN ANDA BIMBING

  1. Anak adalah seorang individu.

  Pemindai sidik jari, suara, dan alat pendeteksi lainnya menunjukkan
  apa yang telah kita ketahui sejak lama: tidak ada orang yang sama
  persis dengan anak Anda. Anak Anda adalah ciptaan yang unik. Tuhan
  menciptakan anak Anda berbeda dengan anak-anak yang lain, meskipun
  usianya sama.

  Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui karakteristik umum anak yang
  sebaya atau yang berada pada tingkat belajar yang sama dengan anak
  Anda. Sebab Anda tidak bisa memungkiri tanggung jawab Anda untuk
  mengenal anak Anda sebagai seorang individu. Berdiskusilah secara
  intim dengan mereka. Cobalah untuk memahami apa yang anak Anda
  pikirkan dan mengapa dia memikirkan hal tersebut. Anda akan mampu
  mengajarkan doktrin dengan lebih efektif kepada anak Anda, jika Anda
  memahami siapa dia dan bagaimana dia belajar.

  2. Anak bukan orang dewasa yang masih kecil.

  Mengajar seorang anak tidak hanya sekadar menyampaikan konsep
  pemikiran orang dewasa. Mengajar seorang anak berarti
  "menyesuaikan" (customizing) konsep pemikiran itu dengan tingkat
  belajar anak. Guru yang berbicara seolah dia lebih pintar daripada
  si anak, justru tidak akan menarik perhatian anak.

  Seharusnya, guru tidak mengharapkan kedewasaan di luar proses
  perkembangan anak. Sering kali, kita mendengar orang tua atau guru
  berkata, "Saya tidak tahu mengapa dia sepertinya tidak tertarik
  untuk berdoa atau membaca Alkitabnya." Kadang-kadang, kita berharap
  anak-anak mempunyai suatu sikap dewasa yang alaminya akan diperoleh
  bertahun-tahun kemudian.

  Ingatlah bahwa mungkin anak Anda mengalami gangguan dalam belajar,
  gangguan yang tidak Anda rasakan sebagai orang dewasa. Suasana dan
  keamanan di rumah, hubungan dengan orang tua dan anggota keluarga
  lainnya, suasana di sekolah dalam minggu itu, kesehatan, dan
  kebiasaan tidurnya -- semua itu memengaruhi minatnya dalam
  mempelajari kebenaran Alkitab. Hal ini tidak berarti bahwa anak
  tersebut tidak tertarik pada hal-hal rohani. Anak tersebut mungkin
  saja memiliki ketertarikan terhadap banyak hal. Anda tidak bisa
  mengetahui hal ini, sampai Anda tahu bahwa anak tersebut menjadi
  seorang yang dewasa.

  3. Anak adalah seseorang yang utuh (total person).

  Anak Anda adalah campuran yang kompleks dari tubuh, jiwa, pikiran,
  keturunan, pengalaman, reaksi, sikap, ingatan, dan bentukan-bentukan
  dari hal-hal lainnya. Anda mengajar kepada seseorang yang utuh,
  bukan hanya ingatan atau jiwa saja.

  Beberapa campuran yang kompleks itu ada di luar kendali anak. Dia
  tidak memilih keluarga atau keturunan. Dia tidak memilih sendiri
  tubuh, jiwa, ataupun ingatannya. Beberapa pengalaman yang mereka
  dapatkan, direncanakan oleh orang-orang yang tinggal bersama mereka.

  Seorang anak yang begadang menonton teve pada Sabtu malam, bisa jadi
  tidak terlalu tertarik pada pengajaran Alkitab yang Anda berikan
  pada keesokan harinya (Minggu pagi). Seorang anak sekolah minggu
  yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis, mungkin tidak bisa
  dengan cepat memahami indahnya menjadi keluarga Allah.

  Sebuah doktrin akan lebih tepat untuk diajarkan bila menggunakan
  konteks kehidupan sehari-hari. Anda tidak bisa memisahkan diri Anda
  sendiri dari pengalaman, keturunan, kehidupan keluarga, dan
  faktor-faktor penentu lainnya yang dialami oleh anak. Anda juga
  tidak bisa mengharapkan keberhasilan dalam mengajarkan doktrin
  tersebut kepada anak. Kenali anak Anda, kenali anak tersebut sebagai
  pribadi yang utuh. Barulah Anda bisa mengajarkan doktrin yang bisa
  mengubah hidupnya.

  BEBERAPA METODE

  Mengajar seorang anak berarti menjelaskan kebenaran kepadanya, bukan
  mengendalikan ingatannya. Jika kita ingin membentuk anak sesuai
  dengan gambar diri kita, itu artinya kita sedang mempermainkan
  Allah. Tugas kita adalah menjelaskan kebenaran dan mengajak anak itu
  agar menjadi murid yang bahagia di dalam Allah dan mau memberikan
  hidupnya bagi Kristus -- mau membentuk hidupnya sesuai dengan gambar
  Allah.

  Hal ini memberi kita, orang tua dan guru, tanggung jawab yang
  kadang-kadang membuat kita takut. Namun, ketika kita menerima
  tanggung jawab ini sebagai rekan kerja Allah, tanggung jawab ini
  akan menjadi pengalaman yang berharga dan memperkaya kita.

  Sering kali di dalam pikiran kita, kata "mengajar" membentuk
  gambaran pengalihan pengetahuan secara langsung kepada seorang
  murid. "Berikut ini beberapa kebenaran yang harus kalian pelajari.
  Sekarang pelajari kebenaran-kebenaran ini dan lakukanlah." Ini
  adalah contoh pendekatan langsung atau pernyataan langsung.

  Sebagai orang tua dan guru, kita harus waspada terhadap apa yang
  diajarkan secara alkitabiah dan teologis kepada anak-anak kita,
  ketika mereka berpindah dari satu tingkat/level departemen ke
  program gereja lainnya. Bahkan, ketika kita memikirkan untuk
  memenuhi kebutuhan seseorang yang seutuhnya, kita perlu memikirkan
  pelayanan untuk anak-anak secara keseluruhan -- apa yang diajarkan
  kepada mereka pada saat sekolah minggu, di gereja, kelompok
  pelayanan, sekolah alkitab liburan, dan pelayanan-pelayanan lain
  yang menyentuh hidup mereka.

  Beberapa bagian dari teologi sangat tepat diajarkan atau ditekankan
  pada tingkat-tingkat usia tertentu pada masa kanak-kanak. Dasar
  kebenaran yang diajarkan pada masa awal kanak-kanak, diperluas dan
  diperkaya karena pada tahun-tahun ini anak-anak tumbuh dan
  berkembang. Pelayanan yang berbeda bisa menekankan berbagai aspek
  teologia sehingga anak-anak akan mendapatkan pengajaran yang utuh
  dan seimbang. Penelitian tentang apa yang diajarkan di semua level
  untuk anak-anak akan sangat menolong. Beberapa pengajaran teologia
  mungkin memerlukan penekanan yang lebih dalam, sedangkan ajaran yang
  lain bisa jadi tidak sesuai dengan level yang diajar.

  Sangat penting untuk mengajar secara literal dan konkret.
  Simbol-simbol, penyamarataan, dan gagasan yang abstrak sebaiknya
  tidak digunakan, khususnya untuk anak-anak level awal. Penjelasan
  yang cermat tentang kebenaran teologis, yang berhubungan dengan
  kehidupan sehari-hari, harus menjadi bagian dari keseluruhan
  pengajaran.

  Suatu program pembelajaran Alkitab dan teologia yang konsisten dan
  jelas harus dibangun sejak awal masa kanak-kanak melalui level
  junior. Rencana harus dibuat untuk menjembatani mereka yang kurang
  memiliki latar belakang dalam pengajaran Alkitab melalui pembukaan
  kelas baru, membaca Alkitab di rumah, dan program-program untuk
  pribadi.

  Pertemuan antara guru dan orang tua yang memungkinkan terjadinya
  pertukaran informasi dan tetap terjalinnya komunikasi untuk bekerja
  sama akan sangat membantu. Gereja harus melengkapi pelatihan yang
  dilakukan di rumah tanpa mengambil alih tanggung jawab orang tua
  terhadap perkembangan rohani anak.

  Beberapa orang tua dan guru dapat merasakan efektivitas pendekatan
  secara langsung, baik dalam pendidikan umum, maupun dalam pendidikan
  Kristen. Namun, ada cara lain yang efektif dalam melakukan tugas
  ini.

  Pendekatan tidak langsung sangat membantu beberapa orang tua dan
  guru. Dalam pendekatan ini, pendidikan dicapai tidak melalui
  pernyataan, tetapi melalui motivasi. Seorang anak akan lebih banyak
  belajar pada saat dia ingin belajar. Apabila kebenaran diajarkan
  pada saat seperti ini, mereka akan tertarik dan senang untuk
  mempelajarinya.

  Dr. Seuss, "Sesame Street", dan Walt Disney telah menunjukkan
  efektivitas pendekatan ini dalam pembelajaran umum. Pendekatan ini
  belum begitu banyak digunakan dalam literatur Kristen untuk
  anak-anak. Berikut beberapa metode yang dapat berguna dalam
  pendekatan tidak langsung.

  1. Contoh
     Keberadaan Anda sebagai orang tua atau guru mungkin lebih
     menonjol daripada apa yang Anda katakan. Jika Anda mengizinkan
     doktrin bekerja dalam hidup Anda sendiri, hal ini akan dilihat
     anak karena dia mencontoh Anda. Anda benar-benar seperti buku
     hidup.

  2. Membaca
     Gladys Hunt telah menulis sebuah buku yang sangat bagus tentang
     hasil yang kita terima apabila kita membaca dengan baik bersama
     anak-anak dan belajar tentang nilai-nilai yang ada dalam bacaan
     itu. Beliau menunjukkan, kita tidak boleh membatasi diri dalam
     membaca buku-buku yang "alkitabiah" atau "rohani". Beberapa nilai
     yang membangun hidup kita, berasal dari buku-buku besar yang ada
     sekarang ini, yang dahulu sering kali mendukung beberapa doktrin
     penting yang kita ajarkan.

  3. Membagikan pengalaman-pengalaman
     Menjelajah hutan, mengadakan perjalanan dengan mengendarai
     mobil, berjalan-jalan di sekitar tempat tinggal, atau
     pengalaman-pengalaman lain yang melibatkan murid dan guru, bisa
     menjadi sangat berharga. Dalam konteks pengalaman-pengalaman ini,
     ada banyak hal yang bisa diajarkan tentang Tuhan dan
     rencana-rencana-Nya bagi kita. Claudia Royal menunjukkan
     nilai-nilai dari menyatukan alam dengan Allah yang menciptakan
     semua yang ada di dalamnya.

     Pengalaman ada di mana-mana. Pengalaman-pengalaman itu menunggu
     setiap guru dan murid untuk berpartisipasi dan belajar di
     dalamnya.

  4. Percakapan
     Sebuah percakapan akan menghubungkan pikiran dan hati Anda dengan
     pikiran dan hati anak Anda. Jelas percakapan dibutuhkan sehingga
     Anda lebih mengenal anak Anda. Tidak ada cara efektif lain untuk
     menemukan pikiran dan sikap yang terdalam. Berikan pertanyaan
     yang jawabannya lebih dari sekadar ya atau tidak. Bantulah anak
     untuk menunjukkan ide-ide dan pikiran mereka sendiri, untuk
     mengatakan mengapa dia berpikiran demikian.

     Percakapan bisa muncul dengan alami melalui pengalaman yang
     dibagikan oleh guru dan murid. Adakah yang lebih alami daripada
     percakapan tentang Allah, sang pencipta, ketika Anda
     berjalan-jalan bersama di hutan atau ketika Anda duduk didekat
     api unggun dan menatap bintang?

  5. Musik dan menyanyi
     Lagu-lagu Kristen dipenuhi dengan konsep teologia yang penting
     bagi anak-anak. Pelajaran tentang doktrin bisa ada dalam lagu
     untuk anak-anak, himne-himne yang indah, lagu-lagu pujian. Ada
     sesuatu yang membuat konsep doktrin yang dilagukan itu terus
     melekat dalam ingatan dan merasuk ke dalam hati. Siapa yang tidak
     ingat lagu-lagu yang dipelajari ketika menjadi murid sekolah
     minggu? Lagu-lagu itu adalah teologi. Lagu-lagu itu menyentuh
     ingatan dan hati anak-anak. Hanya saja, karena lagu-lagu itu
     dinyanyikan, tentunya lebih mudah diingat. Ada suatu keindahan
     saat menyanyi sebagai satu keluarga. Menyanyi bersama-sama tidak
     hanya mengajar, tetapi juga membantu menyatukan seluruh keluarga.

  6. Membaca gambar
     Sebelum anak mulai bisa membaca, dia belajar untuk "membaca"
     gambar. Guru atau orang tua bisa menunjukkan beberapa benda yang
     ada dalam gambar untuk memfokuskan perhatian anak pada kegiatan
     yang diadakan. Tetapi, anak akan menemukan lebih banyak gambar,
     daripada yang ditemukan oleh orang dewasa. Secara spontan,
     anak-anak akan menemukan benda-benda yang mungkin dilewatkan oleh
     orang dewasa.

     Kenneth A. Taylor menggunakan metode ini dalam "The Bible in
     Picture for Little Eyes". Dengan memberi pertanyaan yang
     memfokuskan perhatian pada hal-hal tertentu, orang tua dan guru
     membantu anak belajar berbagai kebenaran Alkitab yang penting.
     Buku-buku cerita Alkitab yang disertai dengan
     pertanyaan-pertanyaan di akhir cerita, misalnya "The Victor
     Family Story Bible", yang ditulis oleh V. Gilbert Beers dan
     Ronald A. Beers.

  Banyak cara lain yang bisa digunakan, tetapi metode-metode yang
  lebih jelas ini akan mendorong Anda untuk memikirkan metode lain.
  Guru dan orang tua yang kreatif akan membuat berbagai metode tidak
  langsung yang dapat membantu anak untuk mempelajari doktrin.

  Sangat penting bagi Anda untuk mencari kesempatan dalam kehidupan
  sehari-hari yang bisa menolong anak Anda untuk mempelajari kebenaran
  sejati dalam Alkitab. Ini merupakan bentuk pendidikan yang Allah
  perintahkan kepada umat-Nya untuk dilakukan pada zaman Musa, "Apa
  yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
  perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada
  anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu,
  apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan
  apabila engkau bangun" (Ulangan 6:6-7). (t/Dian dan Ratri)

  Bahan diterjemahkan dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku        : Childhood Education in the Church
  Judul asli artikel: Teaching Theological Concept to Children
  Penulis           : Robert E. Clark, Joanne Brubaker, dan Roy B.
                      Zuck
  Penerbit          : Moody Press, Chicago 1986
  Halaman           : 367, 374 -- 378


                            o/ TIPS o/

                       TEOLOGI UNTUK ANAK-ANAK
                       =======================

  Bahasa doktrin yang berbelit-belit merupakan bahasa yang sulit
  dipahami anak-anak karena mereka masih memiliki kemampuan memahami
  melalui apa yang didengarnya. Contohnya, anak akan mengatakan bahwa
  Allah itu tidak dapat dilihat karena Allah berada di surga, bukan
  karena Allah adalah roh. Seorang anak yang mendengar bahwa Roh Kudus
  menampakkan diri sebagai merpati secara alamiah, akan berpikir bahwa
  Roh Kudus adalah burung. Seorang anak yang ingin tahu mengenai
  kedatangan Tuhan Yesus akan sulit memahaminya karena anak-anak ini
  hanya hidup pada masa saat ini saja.

  Bagaimana guru bisa membantu anak membangun dasar teologia yang
  benar, yang mendukung pembelajarannya di masa yang akan datang?
  Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan.

   1. Bantulah anak mengenali kuasa Allah melalui pengenalan alam.
      Rancanglah kegiatan yang memberi pengalaman langsung kepada
      anak. Buatlah percakapan yang menimbulkan pujian secara spontan.
      Gunakan semua panca indera. "Rasakan kehalusan bulu anak-anak
      kucing. Allah memberi bulu pada anak-anak kucing ini supaya
      mereka tetap hangat." "Lihatlah bagaimana Allah menciptakan
      jari-jari tanganmu, sehingga kamu bisa memegang krayon. Mari
      kita mengucap syukur untuk jari-jari tangan ini." (Luruskan
      konsep yang salah bahwa Allah atau beberapa kuasa Allah ada
      pada beberapa ciptaan-Nya).

   2. Yakinkan kembali anak-anak akan kasih Allah.
      Anak-anak membutuhkan keamanan. Ingatkan mereka tentang siklus
      musim yang terus berjalan yang Allah ciptakan dan Allah jaga
      terus setiap tahun. "Sekarang, Allah menurunkan hujan supaya
      tanaman bisa tumbuh di tanah. Kita akan melihat indahnya bunga,
      saat Allah menumbuhkan bunga-bunga itu di musim panas.", 3. Bantulah anak untuk memahami kehendak Allah.
      Ketika terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan bukan berarti itu
      adalah kehendak Allah, melainkan sering kali adalah karena
      kehendak manusia itu sendiri. "Kejahatan" manusia adalah satu
      alasan mengapa kita memerlukan kasih dan pengampunan Allah. Jika
      orang yang jahat tidak dihukum, itu karena Allah berkuasa
      memberikan hukuman dan ganjaran dan semua itu akan diberikan
      ketika Ia siap.

   4. Bagi anak-anak, orang tua dan guru merupakan bentuk dari
      kemahakuasaan.
      Bila orang tua memberi contoh dengan menaati perintah Allah,
      anak-anak bisa melihat bahwa Allah adalah pemegang kuasa yang
      tertinggi. Doa anak-anak bisa saja berisi permintaan, tetapi
      tidak pernah berupa perintah ataupun tawaran. Bahkan anak-anak
      bisa memahami bahwa tidak seorang pun perlu mengatakan apa yang
      harus Allah lakukan.

   5. Dalam pemahaman anak, gereja adalah suatu bangunan.
      Dengan menggunakan waktu dan tempat alternatif untuk bersekutu,
      guru bisa membantu anak untuk melihat betapa baiknya berada di
      suatu tempat khusus untuk bersekutu dan berdoa. Murid-murid yang
      lebih dewasa bisa dengan lebih mudah diperkenalkan bahwa
      "gereja" bisa juga berarti sebuah gedung atau komunitas orang-
      orang percaya dari seluruh dunia.

   6. Bantulah anak dalam merespons kasih Allah.
      Ingatlah bahwa seorang anak harus memiliki suatu pemahaman moral
      sebelum dia bisa menyatakan perlunya pengampunan. Guru bisa
      menanamkan pemahaman akan keadilan dengan berlaku adil dan
      konsisten dalam mendisiplin. Bagi anak yang berasal dari
      keluarga yang kurang disiplin, konsekuensi dari perilaku yang
      salah bisa menjadi pengalaman baru bagi mereka. Bagi anak-anak
      yang belum pernah menerima teguran karena ketidaktaatan, mungkin
      akan sulit memahami pengorbanan Yesus. Guru harus menunjukkan
      kasih kepada murid-muridnya ketika harus menegur mereka. Jangan
      pernah memberi kesan bahwa mereka bisa dikasihi hanya pada saat
      mereka taat.

   7. Sadari bahwa konsep anak mengenai Allah secara umum terbentuk
      melalui ayah mereka sendiri dan pria lain yang berkuasa di
      rumah.
      Seorang anak membentuk dan mengikat konsep yang abstrak sehingga
      konsep tersebut menjadi hal yang biasa baginya, menjadi contoh
      yang konkret. Berhati-hatilah dengan istilah "Bapa di surga"
      karena konsep ini mungkin memiliki arti yang negatif bagi
      anak-anak dari lingkungan keluarga tanpa ayah, atau yang ayahnya
      melakukan pelecehan.

   8. Anak-anak selalu mempunyai pertanyaan tentang Allah.
      "Berapa tinggi-Nya?" "Jika kita berdoa pada saat yang bersamaan,
      siapakah yang akan Allah dengarkan?" "Apakah Dia berjenggot?"
      Kemahakuasaan Allah mungkin menakutkan atau menyeramkan.
      Kematian atau ketidakberadaan orang dewasa yang mereka percayai
      bisa menyebabkan anak meragukan sifat keabadian Allah.

   9. Gunakan Alkitab untuk menjawab pertanyaan anak mengenai Allah:
      "Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia
      diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya
      Engkaulah Allah." (Amsal 90:2). "Setiap pemberian yang baik dan
      setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan
      dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau
      bayangan karena pertukaran." (Yakobus 1:17). "Allah yang telah
      menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas
      langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan
      manusia." (Kisah Para Rasul 17:24).

  10. Doronglah usaha-usaha murid dalam berdoa.
      Ikutilah apa jawaban doa mereka, sehingga murid-murid tahu bahwa
      Tuhan merespons doa mereka, meskipun respons itu negatif. Pada
      saat anak sudah siap merespons keselamatan yang Tuhan tawarkan,
      mereka seharusnya sudah terbiasa bercakap-cakap (berdoa) dengan
      Tuhan.

  11. Bantulah murid-murid dalam memahami janji-janji Allah tentang
      masa depan.
      Anak-anak yang masih kecil ini tidak memikirkan masa depan
      mereka, itulah sebabnya sulit bagi mereka untuk memikirkan apa
      saja yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kepekaan mereka
      dalam hal kronologi (urutan peristiwa) belum terbentuk, para
      orang tua bisa membuktikannya saat mengendarai mobil, orang tua
      akan terus mendengar anak-anak yang duduk di kursi belakang
      bertanya, "Apakah kita sudah sampai?", 12. Yakinkan murid-murid Anda bahwa Alkitab itu istimewa, pribadi,
      dan benar.
      Gunakan cara-cara yang mudah dipahami untuk menyampaikannya di
      kelas, ataupun untuk ayat hafalan. Ajarkan kepada anak perbedaan
      antara cerita Alkitab yang sesungguhnya dan cerita-cerita
      aplikasi yang mengajarkan konsep Alkitab.

  12. Baptisan adalah suatu konsep yang sulit dimengerti oleh
      anak-anak.
      Mereka hanya akan memahaminya bila disampaikan melalui kata-kata
      yang paling mudah mereka pahami. Anak-anak ini harus sudah cukup
      dewasa untuk mengerti bahwa baptisan adalah suatu simbol
      perubahan dari dalam dan bukti dari perubahan perilaku. Beberapa
      anak mungkin takut dengan istilah "ciptaan baru" karena mereka
      mengartikannya dengan menjadi orang asing/aneh.

  13. Anak-anak bisa memahami penerapan karunia rohani.
      Kunjungan dari para pekerja gereja, misalnya para guru,
      karyawan, dan pemimpin gereja bisa menggambarkan kemampuan yang
      Tuhan berikan kepada umat-Nya dan bagaimana mereka
      menggunakannya.

  Kedewasaan rohani anak-anak terbentuk pada tingkat yang tak dapat
  diperkirakan. Beberapa anak akan siap menerima Yesus sebagai
  Juru Selamat mereka sejak mereka masih kecil, sedangkan anak-anak
  yang lainnya akan terus bergumul dengan konsep dasar yang lebih
  banyak lagi. Guru memiliki tanggung jawab dalam pembentukan sikap
  dan meletakkan dasar utamanya. Guru yang lainnya bisa memimpin
  seorang anak yang sudah percaya Yesus menjadi keluarga Allah --
  dengan membangun dasar utamanya itu sejak dini. (t/Ratri)

  Bahan diterjemahkan dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku        : The Complete Handbook for Children`s Ministry
  Judul asli artikel: Theology for Children
  Penulis           : Robert J. Choun dan Michael S. Lawson
  Penerbit          : Thomas Nelson Publishers, Nashville 1993
  Halaman           : 334 -- 337


                      o/ BAHAN MENGAJAR o/

                           NAPAS TUHAN
                           ===========

  Alat peraga : Sebotol gelembung
  Ayat Alkitab: Kejadian 2:7
  Tema        : Nafas Tuhan ada di dalam kita

  Apakah kamu suka meniup gelembung? (Tiuplah beberapa gelembung
  sabun, kemudian beri kesempatan kepada anak-anak untuk menikmati
  gelembung-gelembung yang beterbangan itu.)

  Bermain gelembung sabun merupakan sesuatu yang amat menyenangkan.
  Saya pikir, setiap orang pasti suka gelembung. Kita suka tersenyum
  saat melihat orang meniup gelembung-gelembung sabun dan melihat
  gelembung-gelembung itu melayang-layang di udara.

  Ada beberapa cara meniup gelembung. Yang pertama, tiuplah gelembung
  dengan perlahan-lahan, perhatikan gelembung itu lepas dari
  kawatnya, lalu melayang. Cara kedua adalah meniup gelembung dari
  permen karet. Pernahkah kamu minum dengan sedotan? Kamu dapat
  meniupkan udara melalui sedotan itu dan melihat ada
  gelembung-gelembung muncul dalam air minumanmu.

  Semua cara meniup gelembung itu ada kesamaannya. Semua ditiup dengan
  napas kita. Semua gelembung dibuat orang dengan napas yang
  ditiupkan ke dalamnya.

  Cerita Alkitab yang kita dengar hari ini adalah tentang Tuhan yang
  membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup
  ke dalamnya, sehingga manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Tuhan
  memberi manusia itu napas hidup.

  Kita semua punya napas Tuhan di dalam kita. Cara Tuhan meniupkan
  napas hidup ke dalam kita, tidak sama dengan ketika Dia meniupkan
  napas hidup itu ke dalam manusia pertama, tetapi Tuhan memberi kita
  hidup dan hidup itu adalah bagian dari napas Tuhan.

  Tuhan tidak bernapas seperti kita. Tetapi, Tuhan memberi napas hidup
  yang artinya adalah Tuhan memberi kita hidup dan Dia ingin sekali
  agar kita semakin besar. Pada saat kita belajar cerita-cerita
  Alkitab, mendengarkan firman Tuhan di sekolah minggu dan kebaktian
  gereja kita, artinya kita memelihara napas Tuhan agar tetap hidup di
  dalam kita. Bukan saja badan Anda yang bertambah besar, tetapi
  rohani Anda juga dapat bertumbuh jika Anda selalu merenungkan dan
  belajar firman Tuhan.

  Doa: Ya Tuhan, terima kasih atas napas hidup-Mu. Tolong kami untuk
       terus bertumbuh. Amin.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Ceritakan untuk Anak-Anak Sekolah Minggu Buku Satu:
              Sebuah Sumber Ibadah
  Penulis   : Donna McKee Rhodes
  Penerbit  : Gospel Press, Batam Centre 2002
  Halaman   : 23 -- 24


                          o/ WARNET PENA o/

                                SOTERI
                                ------
                      http://reformed.sabda.org/

  Situs SOTeRI adalah situs yang memuat artikel-artikel bercorak
  teologi Reformed. Sebagian bahan dalam situs ini adalah arsip dari
  Publikasi e-Reformed (yang diterbitkan oleh YLSA). Artikel-artikel
  teologia dalam situs ini sudah dibagi ke dalam beberapa kategori
  untuk memudahkan pengunjungnya mencari artikel sesuai kebutuhan.
  Anda akan menemukan Teologia Biblika, Teologia Sistematika, Teologia
  Historika, dan Teologia Praktika sebagai kategori utama. Artikel
  juga dapat Anda cari melalui kategori lain, yaitu Artikel, Renungan,
  dan Buku. Harapannya, bahan-bahan yang terdapat dalam situs ini
  dapat memberikan wawasan tentang corak pemahaman teologia Reformed
  yang alkitabiah dan agar kita memiliki pengajaran Alkitab yang
  benar, hidup kerohanian kita juga semakin berbuah, dan memberikan
  kemuliaan hanya bagi Tuhan saja.

  Dari: Redaksi


                         o/ MUTIARA GURU o/

    Guru bisa memimpin seorang anak untuk menjadi keluarga Allah,
            dengan membangun dasar utamanya sejak dini.


----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
<staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                  Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org