Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/342

e-BinaAnak edisi 342 (1-8-2007)

Mengenalkan Allah kepada Anak

 
______________________________e-BinaAnak______________________________
        Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak
        ==================================================

Daftar Isi:                                           342/Agustus/2007
----------
  - SALAM DARI REDAKSI
  - ARTIKEL          : Mengenalkan Allah kepada Anak-Anak
  - TIPS             : Pertanyaan dan Jawaban tentang Allah
  - BAHAN MENGAJAR   : Siapakah Allah Itu?
  - WARNET PENA      : Bible-Stories.Net: Bahasa Indonesia
  - DARI MEJA REDAKSI: Kirim Kesaksian Anda
  - MUTIARA GURU


                      o/ SALAM DARI REDAKSI o/

  Mengenalkan doktrin Kristen kepada anak memang bukan hal yang bisa
  dikatakan mudah. Butuh kesiapan khusus dan pengenalan yang baik akan
  pengajaran Kristen dari para guru. Memang tidak harus menjadi
  seorang pakar teologia atau pendeta untuk bisa mengajarkan hal
  tersebut, tetapi paling tidak kita tetap harus memperlengkapi diri
  kita. Bulan ini, bersama-sama kita semua akan belajar mengenai cara
  mengenalkan ajaran Kristen kepada anak. Lima topik berikut akan
  dibahas sepanjang Agustus ini:

  1. Allah,
  2. Alkitab,
  3. Dosa,
  4. Roh Kudus, dan
  5. Keselamatan.

  Sebagai pembuka, kita akan melihat bagaimana kita bisa mengenalkan
  dan menjelaskan pribadi Allah kepada anak. Melalui artikel, tips,
  dan bahan mengajar, kami harap kita semua dapat melengkapi dan
  menambah pengetahuan kita mengenai cara yang tepat untuk mengajarkan
  hal tersebut. Tetapi jangan lupa, kita sendiri harus terus belajar
  mengenai Allah dan mengenal Dia lebih dalam lagi agar apa yang kita
  ajarkan benar-benar menjadi berkat rohani bagi anak-anak layan kita.

  Selamat melayani!

  Pimpinan redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana

                "Kita telah mengenal dan telah percaya
  akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa
     tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah
               dan Allah di dalam dia." (1Yohanes 4:16)
           < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Yohanes+4:16 >


                           o/ ARTIKEL o/

                  MENGENALKAN ALLAH KEPADA ANAK-ANAK
                  ==================================

  Banyak orang tua yang mengerahkan seluruh energi anak-anaknya untuk
  mengikuti kelas/kursus musik dan komputer, tetapi mereka mengabaikan
  ajaran keagamaan/iman.

  "Allah mengasihi kita semua, apa pun warna kulit kita," kata seorang
  ibu di kota New York.

  Anak-anak mungkin menanyakan banyak pertanyaan tentang Allah.
  "Apa warna rambut Allah?"
  "Bila Allah ada di sini bersama kita, mana Dia?"

  Orang tua dan anak-anak mereka mengenal Allah, menikmati doa, dan
  ketentuan/standar benar dan salah. Tetapi bagaimana kita bisa
  menolong anak-anak ini memahami konsep tentang Tuhan bila konsep itu
  didasarkan pada kepercayaan -- dan bukan pada bukti ilmiah?

  Bahkan bila orang tua bisa dengan mudahnya berdiskusi dengan
  anak-anak mereka tentang sekolah atau topik-topik lain, orang tua
  bisa saja tidak bisa berbuat apa-apa bila mendiskusikan sesuatu yang
  seabstrak Tuhan. Meskipun demikian, berdiskusi tentang Tuhan bisa
  menjadi cara yang terbaik untuk memenuhi beberapa kebutuhan terbesar
  dari anak.

  "Adalah penting untuk mengenalkan Tuhan sebagai cara untuk
  menjelaskan hal-hal yang ada di dunia ini" -- keindahan alam,
  kelahiran seorang bayi, kematian seorang teman. Dengan penjelasan
  yang demikian, timbullah suatu kerinduan yang sangat dalam pada jiwa
  anak. Kekaguman dan misteri.

  Mengenalkan Allah juga bisa membantu membuat anak merasa aman.
  "Karena Allah selalu ada dan tidak pernah berubah, Ia bisa memberi
  anak-anak suatu "jangkar", suatu arah moral, di dunia di mana segala
  sesuatunya selalu berubah."

  Bagi beberapa anak, yang menjadi masalah adalah bahwa orang tua
  mereka mengerahkan seluruh energi mereka untuk segala hal, mulai
  dari kelas musik hingga kursus komputer, tetapi mengabaikan
  pelajaran iman. Orang tua yang seperti ini lupa bahwa apa yang
  mereka katakan dan yang mereka lakukan -- atau yang tidak mereka
  katakan dan lakukan -- memberi dampak yang terus-menerus pada
  anak-anak mereka.

  Cara terbaik untuk membangun kehidupan rohani adalah dengan
  mengenalkan Allah secara terbuka dan senyaman mungkin. Beberapa ahli
  setuju bahwa aturan umumnya adalah membiarkan anak-anak memimpin
  percakapan, kemudian ikuti dengan pertanyaan, pandangan, dan ide-ide
  Anda sendiri.

  Ada seorang anak yang bertanya mengapa ia tidak bisa melihat Allah.
  Lalu ibunya mengatakan, "Karena Allah itu seperti angin. Kita tidak
  bisa melihat-Nya, tetapi kita bisa merasakannya. Allah ada dalam
  hati kita bila kita saling mengasihi."

  Dengan mengetahui terlebih dahulu apa yang Anda harapkan dari
  anak-anak saat mereka membangun suatu pemahaman tentang Tuhan,
  mungkin akan membantu Anda membangun rasa percaya diri untuk
  mengenalkan Tuhan kepada mereka. Berikut tahap-tahap pertumbuhan
  rohani seorang anak dan beberapa tips bagaimana mengenalkan Allah
  kepada mereka.

  1. Anak usia 1 -- 3 tahun.
     Meskipun anak-anak batita jelas masih terlalu muda untuk
     menangkap konsep spiritual yang abstrak, mereka tidak terlalu
     muda untuk meminta persiapan untuk mengenal Tuhan di masa yang
     akan datang. "Yang penting adalah mulai menambah kosa kata," kata
     Pendeta David Wolpe, penulis buku "Teaching Your Children About
     God". Mengajarkan kata-kata seperti "Alkitab", "Taurat", "Allah",
     "Yesus", "Kudus", dan "Suci" tergantung pada iman Anda. "Jika
     Anda tidak bisa membuat anak-anak merasa nyaman dengan kata-kata
     ini, Anda tidak memiliki dasar untuk membangun konsep yang lebih
     besar di masa yang akan datang."

     Anda juga harus meletakkan dasar untuk kasih dan pemeliharaan
     Allah, yang menurut Anne Weatherholt merupakan hal yang
     terpenting untuk menyampaikan konsep tentang Allah kepada
     anak-anak seusia ini. Saat kedua anak laki-lakinya berusia
     batita, Weatherholt menunjukkan kepada mereka jendela kaca
     berwarna di gerejanya dan menunjuk gambar Yesus yang memegang
     seekor domba. "Allah mengasihimu sama seperti Ia mengasihi domba
     itu," katanya kepada anak-anaknya. Pada tingkat sederhana ini,
     ia berharap jendela itu menjadi gambar yang bagi anak-anaknya
     mampu menunjukkan kedekatan dan perhatian Allah kepada mereka.

  2. Anak usia 3 -- 5 tahun.
     Dimulai dari anak-anak usia prasekolah (dan dilanjutkan sampai
     anak-anak Anda bertumbuh), Kushner mengatakan bahwa pertanyaan
     salah yang ditanyakan adalah: "Bagaimana saya meyakinkan
     anak-anak saya supaya mereka mau percaya kepada Allah?"
     Pertanyaan yang tepat adalah: "Bagaimana saya bisa menunjukkan
     kepada mereka bahwa Allah ada dalam hidup mereka?" Anda bisa
     melakukan ini dengan mengenalkan Allah saat anak-anak berada
     dalam kondisi yang terdekat dengan konsep ini, saat mereka
     tiba-tiba merasakan sukacita, saat mereka kagum, atau saat mereka
     mengkhawatirkan sesuatu.

     Segera setelah kakeknya meninggal, seorang anak yang berusia lima
     tahun mendatangi Weatherholt saat mengikuti sekolah minggu dan
     bertanya pada kakeknya, "Apakah ia sekarang sedang mengendarai
     mobil menuju ke surga? Apakah ia juga merawat Fluffy (anjing
     dari kakeknya itu juga meninggal setahun sebelumnya)?" Menyadari
     bahwa anak-anak pada umumnya perlu diyakinkan, Weatherholt
     bertanya, "Menurutmu bagaimana?" Anak-anak memunyai gambaran
     bahwa Allah telah memberi sebuah mobil untuk kakeknya, yang
     sedang membawa kakeknya berjalan-jalan di awan-awan dengan
     Fluffy. Weatherholt menyetujui hal itu.

     Anak-anak usia 3 -- 5 tahun menggambarkan Allah sebagai seseorang
     yang memberi mobil, yang memunyai binatang peliharaan, yang bisa
     bermain piano, dan melihat semuanya -- seseorang antara orang tua
     yang ada di surga dan Sinterklas. Persepsi seperti ini membawa
     pada pertanyaan: Apakah Allah tidur? Ke mana Dia pergi berlibur?
     Kendaraan apa yang ditumpangi oleh Allah? Menjawab pertanyaan
     seperti itu akan mendorong rasa keingintahuan dan imajinasi anak
     usia prasekolah -- berikan jawaban yang jujur, misalnya
     "entahlah", lalu berikan pertanyaan balik untuk mendorong
     percakapan berikutnya.

     Pada saat yang sama, saat anak-anak ini membayangkan Allah sedang
     mengendarai sepeda, mereka menerima apa yang Anda katakan tentang
     Allah secara apa adanya. Jika Anda katakan Allah akan marah
     kepada mereka bila mereka nakal, mereka pun membayangkan orang
     tua yang sedang marah dan siap menghukum mereka karena melakukan
     pelanggaran. "Anak-anak yang masih kecil tidak bisa berpikir
     kritis atau mengevaluasi pesan yang Anda sampaikan!" Pada saat
     berbicara tentang Allah dengan anak-anak usia prasekolah, Anda
     menjadi seorang ahli. Jadi berhati-hatilah, jangan mengatakan
     hal-hal yang nantinya membuat Anda menyesal.

  3. Untuk anak usia 6 -- 10 tahun.
     Anak-anak usia awal sekolah ini mulai berpikir secara logis
     tentang Tuhan, ide-ide untuk mengujinya adalah dengan menanyakan
     hal-hal berikut. Apakah Allah yang membuat kematian? Apakah Allah
     tahu apa saja yang aku kerjakan? Orang tua harus berusaha untuk
     menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, "membantu anak untuk percaya
     dan berpaling kepada Tuhan adalah hal yang penting".

     Itulah tujuan Jane Anne Ferguson, pendiri sekolah gereja dan
     direktur Church of Christ di Yale University, saat ia mencoba
     membantu Colin, anaknya yang berusia enam tahun, yang saat itu
     cemas karena ia akan mulai masuk sekolah untuk pertama kalinya.
     Setelah hari ketiga, Ferguson mendapatinya di halaman sekolah dan
     kemudian berjalan pulang dengannya. Anak itu berkata, "Aku
     kesepian dan takut."

     "Allah ada di sana, bersamamu di sekolah," katanya. "Apakah ibu
     sudah bilang pada Tuhan?" tanya Colin. Malam itu Colin mengatakan
     hal ini kepada ayahnya dan ayahnya menyarankan supaya Colin
     menyerahkan ketakutannya kepada Allah, "membuangnya di tempat
     sampah Allah".

     Bagi Colin, dua percakapan itu adalah suatu titik balik:
     tampaknya ia memahami bahwa untuk menghadapi rasa takutnya, ia
     hanya perlu mengenal Tuhan. Keesokan harinya, ia bilang kepada
     ibunya bahwa ia akan menuruti nasihat ayahnya saat di sekolah.
     "Saya menyerahkan rasa takut kepada Tuhan untuk dibuang-Nya."

     Cara lain untuk mengajar anak-anak kecil tentang hubungan pribadi
     mereka dengan Tuhan adalah dengan membacakan kisah-kisah Alkitab
     pada mereka. Anak-anak dapat menerapkan prinsip-prinsip dari
     kisah-kisah itu dalam kehidupan mereka, terutama jika Anda
     mengajak mereka berdialog dan bertanya kepada mereka.

     "Pilih kisah-kisah Alkitab yang menyiratkan bahwa Tuhan ada
     bersama kita di sepanjang kehidupan kita," saran Ferguson. "Anda
     ingin mengatakan kepada anak-anak bahwa Tuhan selalu hadir saat
     kita mencari atau dalam kesusahan." Kisah Yunus dan ikan besar,
     misalnya, mengandung pesan seperti itu.

     Anda dapat berbicara dengan anak umur 6 -- 10 tahun tentang
     hubungan mereka dengan Tuhan dengan membawa mereka ke gereja
     ketika tidak ada orang lain dalam gereja itu. Jendela, mimbar,
     dan altar dapat menciptakan kesan keagungan dan kesucian yang
     dapat membangkitkan sebuah percakapan.

  5. Masa praremaja.
     Saat mereka meninggalkan masa kanak-kanak, remaja mengalami
     perubahan yang dramatis -- baik pada tubuh dan pikiran mereka --
     dan menjadi lebih mandiri. Jadi dalam berbicara, Anda harus
     membantu mereka untuk memperoleh pemahaman mereka sendiri tentang
     Tuhan seraya mereka belajar berpikir sendiri. Ketika mereka mulai
     menangkap simbol-simbol, seperti penyaliban, diskusikan makna
     yang sebenarnya dan kesungguhan dari simbol-simbol ini. Ketika
     mereka mulai memahami Tuhan, kata Kushner, mereka juga akan
     mengerti bahwa Tuhan adalah yang paling berkuasa di dunia.
     Terlebih lagi, mereka ingin memahami andil Tuhan, tidak hanya
     dalam kebaikan, tapi juga dalam penderitaan dan ketidakadilan
     yang mereka lihat di sekitar mereka.

     Ketika Anda mendiskusikan Tuhan dengan anak-anak praremaja, Anda
     dapat berkata bahwa "Tuhan tidak memberikan bencana. Tuhan
     memberi kita kekuatan untuk mengatasinya dan mengirim orang lain
     untuk membantu kita". Apa pun penjelasan Anda, mereka akan
     mengerti apakah Anda benar-benar percaya terhadap apa yang Anda
     katakan. Jadi, yakinlah bahwa Anda mengatakan tentang diri Anda
     sendiri dan perjuangan iman Anda," saran Weatherholt. Intinya
     adalah membiarkan anak menyaksikan perasaan Anda yang
     sesungguhya, tanpa pura-pura, tentang Tuhan.

  Mengenalkan Allah ibarat mengajari anak mengendarai sepeda, kata
  Lawrence Cunningham, seorang profesor bidang teologia dari
  University of Notre Dame. "Anda melatih mengayuh roda. Lalu Anda
  memegangi anak yang duduk di atas sepeda untuk mulai mengayuh pedal.
  Akhirnya, Anda harus membiarkan mereka berjalan sendiri, tanpa
  dibantu." Yang harus Anda lakukan adalah memulai lebih awal,
  tekankan kepercayaan Anda sendiri, buatlah contoh dan letakkan iman
  Anda pada setiap kebutuhan anak untuk tahu dan memahami Allah.
  Akhirnya, Anda akan menyediakan suatu kompas/penunjuk moral dan
  spiritual yang akan terus ada selamanya. [Artikel ini sebagian besar
  diambil dari sebuah majalah yang sudah lama.] (t/Ratri dan Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Cross.org
  Penulis   : Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.ourcross.org/Learning_Apologetics/children/Teaching_children.htm


                            o/ TIPS o/

               PERTANYAAN DAN JAWABAN TENTANG ALLAH
               ====================================

  Apa yang Anda katakan kepada seorang anak yang bertanya tentang
  Allah? Agar jawaban itu bermakna, jawabannya harus cocok dengan
  tingkat pemahaman anak pada saat itu. Misalnya, orang dewasa yang
  dingin dan cenderung mengambil jarak dengan anaknya akan kurang
  berhasil dalam menjelaskan bahwa Allah mengasihi seorang anak. Orang
  dewasa yang penuh kasih dan pengertian mungkin mengucapkan kata-kata
  yang sama, tetapi pengaruh jawabannya pada anak akan amat berbeda.
  Sikap orang dewasalah yang membuat perbedaan itu.

  1. Akui jika Anda tidak tahu jawabannya.
     Jawaban apa pun bagi pertanyaan anak tentang Allah harus masuk
     akal bagi orang dewasa, bukan sekadar usaha untuk membeo apa yang
     dianggap jawaban yang "benar". Memberi jawaban yang tidak
     benar-benar dipercayai orang dewasa hanya akan menjadikan diskusi
     tentang Allah bersifat munafik. Anak pasti akan mengetahui
     ketidaksesuaian itu cepat atau lambat. Lebih baik berkata, "Saya
     tidak tahu. Ada banyak hal tentang Allah yang tak seorang pun
     benar-benar mengetahuinya." Seorang ayah menanggapi pertanyaan
     yang rumit dengan cara seperti ini: "Papa tidak tahu bagaimana
     menjawabnya. Itu pertanyaan yang bagus, tetapi Papa perlu
     berpikir tentang hal ini selama beberapa hari. Papa mungkin akan
     bertanya kepada orang lain. Papa berjanji akan melakukan yang
     terbaik untuk menemukan jawaban itu bagimu.", 2. Hindari jawaban yang terlalu sederhana atau muluk-muluk.
     Beri jawaban yang paling singkat dan akurat terhadap sebuah
     pertanyaan, kemudian tanyakan, "Apakah penjelasan ini menjawab
     pertanyaanmu?" Anak tersebut akan memberitahu Anda apakah ia
     ingin tahu lebih lanjut atau tidak.

  Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan anak-anak.

  1. Seperti apakah Allah itu?
     Seorang guru menjawab demikian, "Tak seorang pun yang pernah
     melihat Allah, jadi kita tidak tahu seperti apa Dia. Alkitab
     memang kadang-kadang menggambarkan Dia seperti manusia untuk
     menolong kita memahami-Nya.", 2. Di mana Allah tinggal?
     Sebuah jawaban yang bisa diberikan adalah: "Allah ada di
     mana-mana pada saat yang bersamaan. Tak seorang pun mengerti
     bagaimana Dia melakukan hal itu, tetapi kita tahu bahwa hal itu
     memang benar." Jawaban ini mungkin tidak sepenuhnya memuaskan
     anak, tetapi lebih baik daripada mengatakan bahwa Allah ada di
     "surga" yang jauh. Juga, membiarkan anak tinggal dalam realitas
     misteri memberikan sarana untuk menghindari jawaban yang
     disederhanakan yang terkunci di benak anak saat ia bertumbuh
     makin dewasa.

  3. Di mana surga?
     Mirip dengan pertanyaan sebelumnya. Anak mendengar istilah itu
     digunakan dalam kalimat sebagai suatu nama tempat dan beranggapan
     bahwa tempat itu merupakan lokasi fisik. Karena anak kecil tidak
     dapat memahami hal yang bersifat nonfisik, pertanyaan ini
     mendorong orang tua untuk mencari bantuan dari "pakar", atau
     berlindung di balik jawaban sederhana, "Surga ada di langit, di
     atas sana." Namun, jawaban ini justru menimbulkan masalah ketika
     anak naik pesawat terbang atau melihat peluncuran roket di layar
     televisi. Ada orang tua yang lebih suka menjawab begini, "Surga
     itu nyata, tetapi tak seorang pun di dunia yang pernah
     melihatnya. Alkitab mengatakan bahwa surga itu luar biasa
     indahnya. Tetapi surga begitu berbeda dengan segala tempat yang
     kita ketahui sehingga amat sukar untuk kita pahami." Jawaban ini
     tidak membebaskan anak dari pemahaman tentang surga dari sudut
     pandang yang bersifat fisik, tetapi paling tidak jawaban ini
     memalingkan pengertian bahwa surga adalah jalan untuk dilalui
     pesawat, jet.

  4. Kapan saya akan ke surga?
     Seorang guru hanya menjawab, "Saya tidak tahu. Saya kira saatnya
     belum tiba.", 5. Bagaimana Allah memelihara saya?
     Pertanyaan ini merupakan pokok dari beraneka ragam pertanyaan
     yang tidak terbatas tentang peranan Allah dalam kehidupan anak.
     Jawaban terbaik adalah memusatkan perhatian anak pada
     pemeliharaan khusus Allah bagi kelangsungan hidup manusia. "Allah
     menciptakan seluruh dunia dengan tanaman dan binatang yang
     berguna untuk kita. Dan Allah merencanakan agar manusia memiliki
     tubuh yang kuat sehingga dapat menggunakan ciptaan-ciptaan Allah
     yang diperuntukkan bagi kita. Dan Dia merencanakan agar kita
     memiliki keluarga dan teman sehingga kita dapat saling menolong."
     Jawaban ini menolong anak menghargai kemampuannya sebagai
     pemberian Allah dan bersyukur atas orang-orang yang merupakan
     bagian dari hidupnya. Hal ini juga menghindari pandangan yang
     muluk-muluk bahwa Allah melindungi dengan cara ajaib dan
     mengabaikan tanggung jawab tiap individu.

  6. Apakah Allah suka marah?
     Merupakan jenis pertanyaan untuk mengetahui tanggapan Allah atas
     tindakan anak. Interpretasi anak tentang kemarahan amat
     tergantung pada ekspresi kemarahan yang dialaminya ketika
     berinteraksi dengan orang lain. Salah satu jawaban yang paling
     baik diberikan oleh nenek Andrea: "Allah begitu mengasihimu,
     Andrea sehingga Dia selalu ingin kamu melakukan yang terbaik
     sehingga kamu dan orang lain akan bahagia. Jika kamu melakukan
     yang tidak baik, Allah sedih karena Dia tahu bahwa kamu tidak
     sungguh-sunggah merasa bahagia."

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku: Mengenalkan Allah kepada Anak
  Penulis   : Wes Haystead
  Penerbit  : Yayasan Gloria, Yogyakarta 1996
  Halaman   : 145 -- 147


                       o/ BAHAN MENGAJAR o/

                         SIAPAKAH ALLAH ITU?
                         ===================

  Bacaan Alkitab
  --------------
  Yesaya 6:1-8

  Penyampaian cerita
  ------------------
  Banyak sekali hal yang harus kita ketahui. Kita perlu mengetahui
  bagaimana caranya membaca dan menulis; kita perlu tahu mengenai
  matematika dan pelajaran sosial. Tetapi ada satu hal yang lebih
  penting daripada membaca, menulis, matematika, dan pelajaran sosial.
  Dapatkah kamu memikirkan hal apa itu? Saya akan menceritakannya
  kepada kalian. Hal tersebut adalah mengenai mengenal Allah. Hal ini
  sangat penting karena Allah yang menciptakanmu, dan jika kamu tidak
  mengetahui apa pun tentang Allah, kamu tidak akan tahu apa yang Dia
  kehendaki dalam hidupmu.

  Siapakah Allah itu? Allah adalah Pribadi yang berada di sebuah
  tempat yang indah, surga. Kita tidak tahu ada di mana surga itu,
  kita berpikir bahwa itu adalah tempat yang jauh di atas
  bintang-bintang. Surga adalah sebuah tempat di mana kita semua akan
  senang berada di sana, dan jika kita mengenal dan mengasihi Allah,
  kita akan pergi ke sana bersama Allah dan juga malaikat-malaikat
  saat kita meninggal nanti. Hal ini adalah satu alasan lain betapa
  pentingnya kita mengetahui tentang Allah.

  Apakah kamu ingin saya mengatakan lebih banyak hal lagi mengenai
  Allah? Apakah kamu tahu bahwa Allah itu adalah Roh? Artinya sebuah
  Pribadi tanpa tubuh jasmani. Kamu dan saya memiliki tubuh dengan roh
  atau nyawa di dalamnya, tetapi Allah tidak memerlukan tubuh.

  Allah adalah benar-benar seorang Pribadi yang luar biasa. Dia adalah
  raja dan amat baik. Dia tidak pernah berbuat dosa. Dan Dia Mahabesar
  sehingga dapat melakukan apa pun yang Dia inginkan. Dia menciptakan
  dunia, tumbuh-tumbuhan, langit, matahari, bulan, dan
  bintang-bintang. Dia menciptakan malaikat-malaikat dan Dia membuat
  kamu dan saya juga. Dia menciptakan segalanya. Dia mengirimkan
  guntur, kilat, dan hujan. Ketika sedang musim semi, dunia ini indah
  dengan bunga-bunga dan langit yang amat biru. Dialah yang membuat
  semuanya itu.

  Di manakah Allah itu? Kita telah belajar bahwa Allah berada di
  sebuah tempat yang indah -- surga, tetapi Allah juga berada di sini,
  di dalam ruangan ini mendengarkan kita. Dia ada di balik pintu juga.
  Bukankah aneh bahwa Allah dapat berada di dalam rumah kita dan pada
  saat yang bersamaan Dia juga berada di balik pintu? Ya, Dia memang
  ada di mana-mana! Dia ada bersama para penginjil di berbagai negara
  dan juga ada bersama-sama dengan di dalam sebuah kapal di tengah
  lautan. Kita hanya dapat berada di satu tempat dalam satu waktu,
  tetapi Allah dapat berada di semua tempat pada saat bersamaan.

  Satu hal penting yang harus kita ingat adalah Allah yang Mahabesar
  itu selalu mengasihi kita dan selalu memerhatikan apa pun yang kita
  lakukan. Hal itu tentu saja membuat kita senang dan membuat kita
  harus selalu berhati-hati akan setiap tindakan kita. Kita tidak akan
  memiliki keinginan untuk melakukan apa yang tidak Allah sukai. Kita
  tahu bahwa Allah kita yang Mahabesar itu selalu memerhatikan dan
  menolong kita untuk melakukan hal yang benar.

  Suatu hari seseorang ingin mencuri beberapa buah melon dari sebuah
  kebun. Ia membawa seorang anak laki-laki yang berusia delapan tahun
  bersamanya. Ayahnya berkata kepadanya untuk berdiri tidak jauh dari
  pagar dan mengawasi apakah ada orang yang melihat mereka atau tidak.
  Ketika ayahnya sedang berada di dalam kebun dan mengambil beberapa
  buah melon, anak laki-laki itu tiba-tiba bereriak, "Ayah, seseorang
  melihatmu!"

  Ayahnya langsung lari ke arah anaknya. "Mana?" tanya ayahnya. "Siapa
  yang melihat? Di mana Dia?"

  "Ayah," kata anak laki-laki itu, "ketika Ayah melihat tidak ada
  seorang pun yang melihat Ayah, Ayah lupa untuk melihat ke atas
  langit. Tuhan sedang memandang kita dan melihat Ayah."

  Ayah anak laki-laki itu tidak pernah berpikir mengenai hal tersebut
  dan memutuskan untuk tidak mencuri melon-melon orang lagi. Anak
  laki-laki itu telah menjadi penolong yang baik bagi ayahnya karena
  ia mengingatkan ayahnya mengenai Allah.

  Pertanyaan
  ----------
  1. Apakah Allah memiliki tubuh seperti kita?
  2. Dapatkah kamu memikirkan tempat, paling tidak dua, di mana Allah
     sedang berada saat ini?
  3. Dapatkah Allah melihat kita saat sedang gelap?

  Doa
  ---
  Allah yang di surga, Allah yang Kudus, ampunilah segala dosa yang
  yang sering kami lakukan. Kami mengucap syukur kepada-Mu yang telah
  mengampuni kami melalui Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin. (t/Davida)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku        : Devotions for the Children`s Hour
  Judul asli artikel: Who is God?
  Penulis           : Kenneth N. Taylor
  Penerbit          : Moody Press, Chicago 1977
  Halaman           : 14 -- 16


                          o/ WARNET PENA o/

                  BIBLE-STORIES.NET: BAHASA INDONESIA
                  ===================================
     http://www.bible-stories.net/Bible stories indo ver/index.php

  Mengenalkan Allah kepada anak dapat kita lakukan dengan mengisahkan
  cerita Alkitab kepada mereka. Situs bible-stories.net ini menawarkan
  26 cerita dari Perjanjian Lama dan 23 cerita dari Perjanjian Baru
  yang dapat diceritakan kepada anak-anak sekolah minggu. Semua itu
  dapat Anda temui dalam kategori Cerita Alkitab Perjanjian Lama dan
  Cerita Alkitab Perjanjian Baru. Dalam kategori Sekolah Minggu, kita
  juga bisa mendapatkan bahan pelajaran (sesuai tanggal) yang dapat
  kita gunakan untuk ibadah sekolah minggu di gereja kita. Situs ini
  juga menyediakan fasilitas web hosting gratis bagi siapa pun yang
  memerlukannya. Selain dalam bahasa Indonesia, Anda juga dapat
  menikmati situs bible-stories.net dalam bahasa Inggris melalui
  alamat http://www.bible-stories.net/index.php.

  Oleh: Redaksi


                       o/ DARI MEJA REDAKSI o/

                         KIRIM KESAKSIAN ANDA
                         ====================

  Apakah Anda memiliki pengalaman seputar mengenalkan doktrin kepada
  anak? Rindukah Anda membagikannya agar kita semua dapat saling
  diperlengkapi dalam hal tersebut? Redaksi membuka selebar-lebarnya
  kesempatan untuk mengirimkan kesaksian, pengalaman, atau bahan
  lain seputar topik-topik yang akan dibahas bulan ini, yaitu:
    1. Allah,
    2. Alkitab,
    3. Dosa,
    4. Roh Kudus, dan
    5. Keselamatan
  Silakan kirim kepada redaksi di alamat: binaanak(at)sabda.org.

  Kami tunggu! Tuhan memberkati.


                         o/ MUTIARA GURU o/

           Pengajaran yang hidup adalah ketika anak-anak
              dapat melihat dan merasakan kasih Allah
                 melalui orang-orang yang Dia pakai
                 untuk melayani anak-anak tersebut.


----------------------------------------------------------------------
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
----------------------------------------------------------------------
                  Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                 Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA
        http://www.sabda.org/ylsa/  ~~ http://katalog.sabda.org/
                     Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                  No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
======================================================================
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat Berhenti     : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak    : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://pepak.sabda.org/
------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org